Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kisah Mesum Anak Pesantren

Hai Suhu-suhu semua dan om Momod, setelah lama mendekam menjadi sebagai seorang SR. Ane membulatkan tekad untuk bikin cerita yang kalo ditanya apakah ini real ataukah fake. terserah suhu gimana menilainya. maaf kalo ada kesalahan penulisan atau ketentuan yang tidak sesuai. mohon bimbingannya yaa warga semprot.

cekicrott ya subes sekalian, karena ini trit pertama ane jadi kritik dan saran sangat dibutuhkan:tegang:

**************



Aku Yang Masih Polos #1


bisa dibilang aku saat kecil adalah sosok yang periang tapi penurut. sehingga banyak orang mengenalku sebagai sosok anak yang baik. walau aku sendiri adalah anak yatim piatu dan dihidupi oleh nenekku satu-satunya. tahu kan? stigma negatif yang sering melekat kepada anak seperti kami? ya! anak nakal, bocah tengik, dll. tapi tetap saja aku dirawat dan di didik oleh nenek yang paham agama. ketika aku SD ia berumur sekitar 50 tahun. sering saat memandikan aku, kami berdua saling telanjang di sumur. aku dapat membayangkan buah jeruk kembar di dadanya itu setelah dewasa. aneh ya? tapi tenang kok enggak ngaceng sama nenek yang aku anggap ibu. cuma yaa, itu adalah potongan ingatan yang masih melekat sampe sekarang.

"Nan, kamu pernah liat toket secara langsung gak?" tanya temanku. ya, ingatan tentang jeruk kembar nenek yang sudah tidak kencang lagi hinggap dikepala. Akhirnya aku jawab "belum pernah"

"hahaha, kalo dalam pelajaran emang kamu juaranya, tapi masalah ginian aku yang menang" ucapnya menyombongkan diri. haha, aku tertawa renyah.

"emang, kamu pernah?" tanyaku.

"pernah lah, punya kak Dila" ucapnya santai.

ahhh berengsek. enak banget ya kalau punya saudara perempuan, apalagi kak Dila (lain kali aku ceritakan ya soal kak Dila). di dalam hati aku kesal, tapi aku pura-pura terlihat wajar dan malah mengejek, si taufik. 'halah, boong kan?" aku menyunggingkan sebilah senyum mengejek. rasain lu fik, kena jebakanku

'enggak lah bodo" ucapnya. lalu seperti dugaanku, ia mulai mengumbar cerita tentang dia yang sering mengintip kakaknya itu mandi, memeriksa hape kakaknya dan lain-lain. terlepas si taufik jujur atau tidak. bukan urusanku. aku selalu bilang kepadanya. cerita boleh saja sepanjang sabang merauke. tapi kalo gak ada barbuk percuma. apakah taufik berbohong? enggak, ternyata nih anak bener-bener mesum. anak kedua dari tiga saudara, kakaknya cantik dan adiknya juga cantik. ia tak cuma sering mengintip kakaknya, tapi juga ibunya hahaha. ya, setelah candaan demi candaan, suatu hari nanti dia bakal liatin ke aku hasil petualangan dia dirumahnya haha. ya baru sekedar intip-intip doang sih.

yang jelas taufik yang ngenalin hal-hal berbau seks ke aku juga membuatku memiliki fetish incest sepertinya wkwk. jadi mari kita mulai cerita pertama dari si bocah mesum ini.

###

waktu itu aku bengong melihat mobil om Ari yang perlahan menjauh, gilak! perasaan kekalutan menghantuiku. ditanganku tergenggam uang 100k. lumayan gede buat aku, kata om Ari ini buat seminggu, harus berhemat katanya. padahal sebenarnya uang itu sudah cukup gede dijaman itu. aku melihat asrama yang terbuat dari papan kayu itu. hmm jadi . ini yang namanya pesantren. aku menoleh keatas dan ternyata ada seorang yang memperhatikanku. aku pun memperhatikan balik, menatapnya lebih lama. ia pun membuang muka.

orang itu adalah taufik, yang saat ini sedang nongkrong di kamarku. "hahaha dicipok ama nenek" ejeknya saat pertama kali kita kenalan. sepertinya dia memperhatikanku saat nenek pamitan saat itu. hmm.

"gimana, jadi gak nih kita liat jin masuk islam?' tanya taufik ke teman yang lainnya.

'amaan" ucap bima dan agung serempak.

kini mata mereka tertuju padaku. "hmm, ntar kalo kita cabut pas solat ashar ketahuan loh" kataku. aku enggak terlalu tertarik sih, lebih takut dihukum saat itu masih polos haha.

setelah banyak bujuk rayu dari mereka aku akhirnya nyerah, saat adzan solat ashar kami berempat bukan ke masjid tapi meloncati pagar belakang asrama, menyisiri kebun-kebun milik petani dan akhirnya tak lama berselang tibalah di sebuah warnet yang dikenal dengan nama "VN" bukan voice note tapi Virtual Net. sejujurnya aku bukan anak yang doyan main warnet. apalagi sejak kecil aku selalu nurut dengan nasehat nenek. liat sandal berjejer berantakan di warnet saja aku sudah jijik haha. tapi ya sudah lah.

sesampainya di warnet, aku bengong. jujur aku cuma suka main game di komputer om Ari kalau berkunjung ke rumahnya. tapi belum pernah sekalipun mengenal internet, jadi, aku cuma bengong sambil memutar playlist lagu menggunakan earphone.

"adnan"

terdengar suara, Taufik memanggil. dengan malas aku ke sebelah. jadi warnet ini dibuat per kamar-kamar kecil yang dindingnya dibuat dengan triplek, jadi sangat privasi dan aku tidak tahu si bocah mesum ini lagi buka apa. eh tau-taunya...

"mau nonton jin masuk islam kan?' tanyanya.

dengan sigap aku mengangguk dan ia bangkit lalu pindah ke tempatku.

Anjir bokep!

tahu-tahunya yang diputar taufik adalah bokep. kampret. ini kedua kalinya aku nonton, pertama kali dengan Bang Beni saat umurku 12 tahun.

'ahhh, ahhh, fuck meee"

"ohh, yess, ahhh, ahhh"

aku memasang earphone dan ya begitulah, aku melihat dua orang yang telanjang di sebuah ruang tamu. sang lelaki berkulit hitam duduk diatas sofa. sedang diatasnya perempuan berambut pirang menndongak, mendesah-desah. sesekali lelaki itu menjilati toket si cewe. mengisapnya dengan beringas. aku saat itu lebih memperhatikan penis yang keluar masuk dari memek sang cewe. haduhh kok ada geli-geli gitu ya di selangkang, agak lama. aku mencoba menyentuh penis dan kerasa mmmhhh nikmat coyy.

aku ngeliat ke samping, dan bodohnya ternyata sejak tadi si taufik sedang memperhatikan aku dari samping. hahaha,

"astaghfirullah, Adnan. ente ngocok ya?" katanya saat itu bernada keras. disitu memang hanya ada kami berempat, tapi operatornya adalah Kak Nana, seorang perempuan yang nantinya bakal aku emmm... rahasia hahaha.

."ngocok? maksudnya??" tanyaku ngegas, maklum penasaran.

agung kemudian ikut tertarik dan sepertinya menuju ke pc ku. cepat-cepat ku matikan jendela chrome yang lagi muter bokep. kebetulan tadi taufik sedang memutar video lucu di youtube. jadilah jendela itu yang diliat ama agung. amaaan!

"hah? serius?"

"Gak, mungkin lah bego. nih anak masih polos, mana mungkin liat begituan"


bersambung....
Sepertinya seru nih

Anak pesantren

Semoga bisa sampe tamat, master :beer:
 
waduhh, makasih atas respon-responnya huu. makasih bangettt udah mau mampir disini, entah itu nenda, nitip sendal, nyari sempak apapun itu makasih mau berkunjung ke lapak ane yang sederhana ini.

oh, iya maaf karena nubi gak bisa bales satu-satu pesaannya, lumayan sibuk di dunia esek esek ehh nyata.

silahkan dinikmati, suhu sekalian. mohon kritik sarannya yang membangun ajahhh, jangan dihina atau direndahin ya nubi karena mental nubi mental kerupuk :konak:

udahh ahhh lancrotkan atuhhh ceritanya



AHAHAHA MAKAN TUH SPERMA #2

Sejak kejadian di warnet, rasa penasaran akan seks mulai datang seperti datang bulan. hingga aku jadi gak konsentrasi di kelas. aku ingat kata-kata taufik waktu itu. ketika seharian kutanya-tanya iya soal "ngocok atau coli itu apa sih? gimana caranya?"

hingga sore hari, ia kutanyai terus begitu. dengan nada-nada becanda pastinya. masa aku keliatan penasaran soal hal yang tabu di masyarakat? gak mungkinlah, jadi satu-satunya cara adalah searching di warnet atau tanya ke dia langsung dengan maksud becanda. aku emang sudah dikit-dikit ngerti sih, soal perwarnetan ini, sudah ada tiga kali atau lebih aku diajak komplotan taufik dan kawan lainnya. tapi bocah itu tetap saja saja memantau aku saat di warnet. mungkin dia pikir aku akan membuka situs bokep kali ya (dia udah ngajarin aku soal beginian haha)

"bayangin aja ustadzah fina, terus kontol antum kocok-kocok hingga keluar" jawabnya sore itu.

saat itulah aku sadar, kalau ustadzah fina ini sangat menggairahkan, aku jadi memandang teman-temanku yang lain dan melihat sesuatu yang selama ini tak kuperhatikan di kelas selain pelajaran.

apalagi kalau bukan pantat ustadzah fina yang aduhai. ia suka memakai pakaian yang ketat, sehingga lekuk tubuhnya amat jelas. bisa dibilang proporsional. diantara ustadzah-ustdazah lainnya, memang dia satu-satunya ustadzah yang binal juga paling bening dan cantik. aku ingat sekali waktu itu air bak mandi sekolah kami macet, sehingga tidak ada tempat untuk buang air. nah kebetulan, kami berpapasan dengan ustadzah fina yang lagi mules dan sepertinya sangat tersiksa. kulihat wajahnya merengut minta di entot haha.

"kemana zah, gak ngajar?" tanya kami.

"duhh, ustadzah sakit perut, bisa enggak numpang di kamar mandi kalian?" kami pun dibuat berpandangan.

sesaat aku ingin bilang iya tapi keburu di jawab taufik, dengan nyeleneh lagi.

"ana mau-mau aja zah, tapi ustadzah ngerti lah remaja kek kami kalau di wc ngapain"

"emang ngapain?" tanya ustazah fina sambil meremas tete eh perutnya.

" lima kosong satu zah" ucap taufik.

loh? aku lihat ustadzah fina tersenyum nakal, sambil melotot. kenapa ya? aku gak terlalu mikirin itu, karena otakku saat itu sedang berpikir dimana ustadzah fina bisa segera menuntaskan hajatnya. "Ahh, iya! rumah Pak Surya aja gimana zah?". Rumah pak surya berada disamping asrama kami, tepat dibelakangnya ada sungai yang mengalir deras.

"lah, di rumah pak Surya mana ada. keluarganya kan suka mandi di sungai" ucap taufik.

"kalau gitu sungai" ucapku. aku melirik ustadzah yang masih memegang perutnya dan sepertinya sudah tidak meringis seperti tadi. "oke" ucap ustadzah fina.

kami kemudian berjalan bersama ustadzah fina ke daerah sungai yang tak jauh dari rumah pak Surya, area sungai tersebut memang biasa dijadikan tempat mck oleh ibu-ibu disini. agak terlalu jauh sih, cuma tadi zah fina males kalau harus buang hajat tepat dibelakang rumah Pak Surya yang mesum itu.

***
disini zah, ucap taufik. ada sebuah jalan menurun menuju bibir sungai dan disana terdapat batu sungai yang datar, biasa digunakan oleh ibu-ibu mencuci pakaian, kebetulan saat itu siang hari dan tidak ada orang disana, hanya kami bertiga. "ya udah, kami pergi zah" ucapku merasa tidak enak karena masih ada disana. ntar malah gak ee' ustadzahnya.

"ehh jangan, dong. ustadzah takut" ujarnya.

ya, udah kalo gitu kami agak jauh sedikit zah, biar gak bisa melihat ustadzah" kata taufik mantap.

"i-iya deh, jangan mintip yah kalian" katanya, tapi dengan intonasi menggoda. serrr... tiba-tiba jantungku menjadi deg deg an.

kami pun berlalu, tapi saat aku sedang bengong dan membayangkan ustadzah yang lagi.... ehhh?

tiba-tiba taufik menarik kerah bajuku. dan matanya mengisyaratkan kata "ayo"

"kemana?" tanyaku.

ia tak menjawab lalu berjalan melewati semak-semak hingga sampai di bibir sungai, di sana tumbuh semacam pohon dan taufik berada dibaliknya. aku kemudian ikut kesana dengan hati yang penasaran. "nih anak ngapain sih?"

tiba-tiba taufik membuka celana dan mengeluarkan kontolnya yang lumayan gede, sudah cukup tegang dan bewarna kecoklatan. aku terhenyak kaget dan sontak berteriak "ngapain woi?"

tiba-tiba tangan yang megang kontol tadi berada di bibirnya sambil membuat isyarat diam, dia amat panik dan membuatku setengah tertawa. mataku kini tertuju kepada hulu sungai diatas sana. deggg! omegattt astaghfirullah! ternyata ustadzah fina melihat kami. waduh gawat. aku langsung mengerti, ternyata maksud taufik kesini mengintip zah fina dan sambil ngocok?

"fik?" aku memanggil taufik tapi kini dia sudah terfokus kembali ke zah fina yang lagi jongkok, sunggguh mulus dan putih, badannya juga langsing. anehnya, ia tidak kaget atau marah melihat kami, justru ia malah mengangkat bajunya sedikit ke atas. memperlihatkan pinggangnya, aku yang awalnya panik. tiba-tiba menelan ludah. kok bisa-bisanya ya? pikirku.

"ahh, zah finaa zahh terus zahhh hisap kontolkuu" racau taufik. gila nih anak kontolnya besar sekali. aku masih kaget melihatnya. mungkin tak jauh berbeda dengan baterai abc yang buat mic itu. hmm.

taufik terus mengocok kontolnya dengan cepat, sehingga memuncul bunyi "puk puk puk". aku dibuatnya berkeringat, baru kali ini aku melihat secar langsung bagaimana caranya ngocok. sedang di depan kami, zah fina masih tetap jongkok, pantatnya nampak berkilau diantara bias air yang terkena cahaya matahari. sesekali ia melihat ke arah kami. tapi kenapa ya? dia seolah tidak tahu? taufik pun sekarang lebih berani. aku yakin kalau zah fina dapat melihat dengan kontol taufik. dasar cabul pikirku. siapa sangka aku akan berada dalam kondisi yang begini. murid sange yang lagi mengintip ustadzahnya yang binal hahaha.

perlahan-lahan aku juga mengocok burungku yang berada dibalik celana, sambil melihat pantat zah fina yang indah itu. mengelus-ngelusnya pelan

"ahhh zah finaa"

***

"taufikkk, adnaaan" teriak zah fina.

buru-buru taufik memasang celananya lalu pergi dari tempat itu, menemui zah fina.

aku masih heran melihat cairan yang keluar dari kontol taufik. putih dan kental seperti kuning telur dan menembak kemana-mana. sisa cairan yang berada di kontolnya ia lap dengan tangan kiri tapi tidak ia bersihkan hmm. "jangan bilang ke siapa siapa ya nan" katanya. lalu berlalu meninggalkan aku dibelakangnya.

"kalian ngintip ustadzah ya tadi?" tanya zah fina.

kami hanya diam. pandangan mataku melihat ke tanah. "JAWAAAB!' bentak zah fina.

"iya zah, kami tadi ngintip doang kok zah" ucap taufik.

"ngocok doang apa coli? hah?"

"coli iya juga zah"

"berengsek"

PLAK!

zah fina menampar kami satu-persatu, tidak sakit sih. tapi membuatku merasa malu dan bersalah, aku kemudian dibuat makin menunduk. lama-lama diam, hingga terdengar suara.

"lumayan gede kontol kamu fik" ucap zah fina.

aku kaget tak percaya, sebab kini zah fina tengah mengelus-ngelus kontol taufik.

"emmmhhh zah enak zahh" ucap taufik.

"mau aku kocokin gak?" tanya zah fina.

"mau banget zahh"

"dasar mesum!" ledek zah fina. bukannya dikocok ternyata zah fina meremas kuat kontol taufik. hingga akhirnya taufik kesakitan dan mencoba melepas tangan zah fina.

"eh ini apa nih?" tanya zah fina sambil menggengam pipinya. kemudian ia mencium tangannya itu.
"gak ada zah" ucap taufik.

"kalian nakal ya, awas aja diulang lagi, nanti ustazdah bilangin ke ustadz antum"

"kamu juga nan, ibu kira kamu anak baik-baik ternyata kamu nakal, ustadzah potong titit kamu nanti" ancamnya.

eh titit?

aku menelan ludah. kemudian zah fina pun pergi.

tak lama terdengar suara taufik yang tertawa girang.

"hahaha makan tuh sperma" katanya sambil ketawa.

"eh maksudnya?" tanyaku ke taufik.

"itu sperma kutadi ku lap ke pipinya, siapa suruh ngeremes kontol orang"

deggg!

TO BE CONTINUED
STAY TUNE!
Wah.. adnan belum sunat ya? Ayo sunat, Nan.. terus taklukin pemimpin pesantren dan tokoh masyarakat disana, pasti korbanmu banyak dan mereka malah menyerahkan diri :Peace: :top: :Peace: :top: :Peace: :top:

Untuk korban pertama mungkin ustadzah fina buat sampe kelojotan, tapi setelah sunat:kretek::lol::lol::lol:=))=))=))=))=))
 
update suhu, semangat yuhuyyyyyy...........................................
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd