goyanyanku dan kali ini tidak teratur karena aku juga sudah tak tahan lagi merasakan kenikmatan memek mbak nanik, kali ini nafas mbak nanik begitu cepat dia memejamkan mata, mencakar pundakku dan "sssshhhhhhAAAAAAHHHHH" jeritannya diikuti tubuh yang bergetar hebat karena orgasm, tak kuasa menahan jepitan memeknya yang begitu kuat aku pun mencapai klimaks, dengan sekali hentakan keras aku hujam memeknya dengan kontolku dalam dalam. "AAAHK" suaraku puas merasakan setiap sperma yang keluar dari kontolku memenuhi memek mbak nanik, "ugh, ugh, ugh, ugh, " mbak nanik seperti tersedak karenanya. Masih kutahan kontolku di memeknya aku menunggu mbak nanik tenang.
Kami kembali bertatapan dan berusaha menenangkan nafas kami. "**... huh, huh, maafin aku ya" ucapnya lirih, "ngomong apa to mbak" jawabku lalu menciumnya. Kulepas kontolku dari memeknya dan berbaring disisi kirinya. badan kami berdua penuh keringat, padahal kami baru saja mandi. Mbak nanik memiringkan tubuhnya menghadapku, dia usap keringat didadaku dengan tangannya , dia menatapku seperti sedang memikirkan sesuatu, melihatnya aku pun bertanya "kenapa mbak", dia hanya tersenyum kecil mendengar pertanyaanku "gag ada apa apa ***", aku sempat bingung melihat sikapnya, lalu mbak nanik menyandarkan kepalanya di pundakku dan memelukku, tidak pernah kurasaan perasaan damai seperti ini, seakan akan aku berada di surga dengannya
Lalu kurasakan tangannya meraba dan turun memeriksa kontolku, dengan tangan kanannya dia meremas kontolku dengan keras" masih berdiri aja punyakmu ***" kata mbak nanik, "he hehe he mungkin kurang dia mbak" jawabku padanya. Lalu dia berpindah diatasku dan menduduki perutku kerasakan kontolku terdorong belahan pantatnya, "aw, ketekuk mbak" keluhku yang berusaha bangkit membetulkan posisi kontolku, tapi dengan kedua tangannya mbak nanik mendorong pundakku mencegahku, dia angkat pinggulnya dan sambil membungkuk dia melihat posisi kontolku, bisa kulihat spermaku yang menetes keluar dari memeknya. Setelahnya dia masukkan kontolku kedalam memeknya, "awwhhhhh" desahku menahan rasa geli dari kontolku yang sensitif, "biasah aja ***" kata mbak nanik, "ngilu mbak" jawabku singkat, dia hanya tersenyum mendengar jawabanku. Lalu dia mulai ronde kedua dengan goyangannya, dia putar putar pinggulnya diatas tubuhku, aku hanya bisa pasrah menahan ngilu pada kontolku, "aaahhh, aahhh" desahannya lirih, aku gapai kedua teteknya dengan kedua tanganku, seperti berpegangan aku meremas kedua teteknya , lalu dia rubah gerakan pinggulnya naik turun, "huhhh, huhhh, huhhh, huhhh" suara deru nafas kami bersautan, aku cubit kedua putingnya dan menariknya ke arahku , tangan mbak nanik yang tadi dipundakku langsung menggenggam menahan tanganku, aku sekarang bisa berganti posisi duduk ketika mbak nanik menggenjotku, dia rangkulkan tangannya di leherku, dan aku dengan tangan kananku menahan posisiku dan tangan kiriku meremas teteknya, "sssshhhaahh, ahhh, ahhh" mulut kecilnya mulai meracau padaku, aku lahap leher indahnya dengan mulutku sambil kubantu menggoyangkan pinggulku. Gerakan kami berdua bersambutan memberikan sensasi nikmat yang luar biasa, kontolku kembali merasakan setiap kehangatan memek mbak nanik, keringat mengalir deras dari tubuhnya semakin membuatku bersemangat menggoyangnya "aaahh, ssahha, aahhsss, aahh" racaunya semakin tak jelas dia memelukku dengan erat dan menghentikan goyangannya pasrah merasakan hentakan hentakan dari kontolku,"AAAAHHHHhh***!" tubuhnya kembali berguncang hebat dan "SLRUUP; SLRUUP" cairan hangat dua kali keluar dari memeknya membasahiku mengalir di atas kasurnya. "masak udah besar ngompol" godaku padanya, "huuh, huuh, huuh, huuuh" dia hanya mengatur nafasnya tak menjawab, ku usab keringat diwajahnya, "masih sanggup mbak" tanyaku padanya, "huuhh, huuhh, kamu yang diatas ***" jawabnya terengah engah kami pun pindah posisi, aku sebetulnya kasihan melihat mbak nanik yang begitu lelah tapi karena tangannya masih meraih kontolku dan menuntunnya kememeknya semua rasa kasihanku berubah menjadi nafsu, BLLLESSS sekali lagi kontolku memenuhi memek mbak nanik, sebelum kumulai aku bertanya padanya "mbak udah siap", dia meraih kepalaku mengajakku berciuman, dan kumulai gerakan pinggulku dengan kecepatan tinggi "mmmmbb aaahh, aahh, aahh, ah" suara mbak nanik setelah melepas ciumanku, aku terus menggenjot lubang memeknya dengan cepat " aahh, ahh, ahh" semakin menggila karena desahan mbak nanik, "ssshh cee,,,ppeet ***" racau mbak nanik sambil memeluk tubuhku dengan erat, semakin cepat gerakan kontolku menghajar memeknya dan "ssshhhhaaa ber....hhhhenti ***!" terikan kecil mbak nanik dibarengi tubuhnya yang bergetar saat memelukku, tapi tak kuhiraukan ucapan dia dengan terus menggenjot memeknya, remasan memek mbak nanik ketika orgasm menambah kenikmatan ketika ku genjot dia "PYAK, PYAK, PYAK, PYAK" cairan memek mbak nanik menimbulkan bunyi ketika kontolku bergerak naik turun di memeknya "tahan ya mbak, bentar lagi punyakku juga hampir" ucapku padanya, dia hanya diam tak melepas pelukannya, tak lama kemudian "ssss aah, aah, aah" desah dia sambil melepas pelukannya padaku, kulihat dia memejamkan mata pasrah kepadaku, aku terus menggenjot dia sekuat tenaga "ssshhh cepet *** aku udah hampir" aku gigit dan hisap lehernya sambil terus memompa kontolku,, " ******* aku kelluu,,,wwaarrhh" gerakanku menjadi tak teratur merasakan kenikmatan yang tidak bisa kutahan lagi "mbakk aku jugaaa" CRRROOT CRROT" kembali kontolku memuntahkan seperma di memeknya, kurasakan denyutan kontolku didalam kehangatan memek mbak nanik
"hhaaahhh" nafas panjangku merasakan kepuasan lahir dan batin, kulihat sesekali tubuh mbak nanik bergetar sedikit merasakan kenikmatan yang ku berikan, dia masih kesulitan mengatur nafasnya, matanya terpejam merasakan sisa sisa orgasmnya. "mbak, aku sayang sama mbak" ucapku sambil mencabut kontolku yang mulai lemas dari dalam memek mbak nanik. Lemas sekali rasanya lututku, langsung rebah aku disamping mbak nanik, aku memeluk dan menciumnya, tapi segera dia mendorongku karena masih susah mengatur nafasnya, aku hanya melihat dia disampingku, tak lama kemudian mbak nanik yang memelukku dan menjadikanku seperti gulingnya "emang enak dipeluk gini, berat tau" ucap dia, aku membelai belai rambutnya sampai kami berdua tertidur
Keesokan harinya sekitar jam 10 aku dibangunkan mbak nanik yang sudah berdandan rapi "***, bangun, anterin aku keterminal" , "terminal? Ngapain mbak?" tanyaku sambil mengusap mataku, "aku tadi ditelfon sama ibuku dikampung, suruh pulang ada urusan penting katanya" jawab mbak nanik, aku melihat ransel dan kardus berisi pakaian pakaiannya, "la mbak balik kesini kan mbak?" tanyaku kuatir, " halah paling 2-3hari ***, lagian barang barangku gag semua kubawa kan" jawabnya, masih belum mengerti kenapa dia buru buru sekali, dia menarik lenganku "ayo cepet mandi...". Aku pun beranjak dari tempat tidur dan kupakai handukku, sambil membuka pintu kamar aku kembali menggoda mbak nanik "mbak bagaimana yang tadi malam?" dia tersenyum dan "sudah, jangan inget inget yang ga penting, cepat mandi sana" sambil mendorong punggungku dan tangan kanannya mencubit pingggangku
Di depan kamar kulihat ada mbak kiki sedang menyapu ruang tamu, aku hentikan candaanku bersama mbak nanik dan langsung pergi ke kamar mandi, sempat kulihat mereka mengobrol serius di sana.
Singkatnya aku mandi dan mengantarkan mbak nanik ke terminal bung*r@s1h, kami sengaja tidak masuk terminal dan menunggu di warung dekat pintu keluar terminal untuk menghindari calo dan antrian bus, entah mengapa selama perjalanan dari kontrakan dia menggenggam tanganku terus, aku sempat menjadi GR dan mengira dia sudah jatuh cinta padaku, "mbak aku tu sebenarnya suka sama...." belum sempat kuteruskan ucapanku mbak nani memotong "***, kamu itu bisa mencari cewek yang lebih baek dari aku, lagian kamu tu masih kecil buatku","tapi mbak!","udah itu busku sudah dateng" ucap mbak nanik sembari menunjuk bus yang menuju kesini. Aku bantu mbak nanik membawa barang bawaannya dan mencarikan tempat duduk untuknya, aku pun lekas turun karena busnya memang mau berangkat, dia tersenyum padaku melalui kaca bus, aku hanya bisa melambai tangan ketika busnya perlahan berangkat "hati hati dijalan mbak" teriakku yang entah bisa didengar atau tidak olehnya, dia melambaikan tangannya dan....
Menangis...
"HHOOEE PIIRRR, SOPIIIRRR BERHENTI HOOOE, JANCOK BERHEENTIIII!, " teriakku sambil berlari berusaha menghentikan bus yang terus melaju meninggalkanku
Langsung ku ambil hp dan menelfon mbak nanik. Panggilanku tak dijawab olehnya, kucoba lagi, dan entah berapa kali aku mencoba akhirnya dia angkat telfonku. Aku menanyakan bagaimana keadaannya, dia menjawab baik baik saja, sepanjang pembicaraan di hp dia lebih banyak menceritakan tentang hubungannya dengan mbak kiki, dia menyuruhku ramah padanya (selama aku tinggal bersama mbak nanik, hampir tidak pernah bertegur sapa dengan mbal kiki, karena dia kuanggap judes dan galak), nurut padanya,