Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Kisah Nyata Istriku (bersambung)

nokiacivic02

Suka Semprot
Daftar
25 Feb 2018
Post
19
Like diterima
64
Bimabet
Saya mencoba menulis kisah saya bersama dengan istri saya menjadi cerita sex beberapa bagian. Waktu mengenal istri saya, saya belum mengetahui ada forum seperti ini yang bisa menjadi forum diskusi untuk fantasi-fantasi kita. Saya agak menyesal karena gaptek, jadi terlambat mengetahui forum seperti ini.

Beberapa kisah dengan istri saya ini, 100% asli, mungkin hanya ada sedikit perbedaan dalam nama dan lokasi, untuk menjaga privacy, juga cara bicara yang mungkin berbeda-beda. Namun selain hal-hal tersebut, saya berusaha menceritakan kisah saya dengan istri saya seasli mungkin.

Beberapa kisah yang akan saya ceritakan ini, akan mengandung unsur fetish kepada ketiak, pemaksaan, perselingkuhan, serta hal-hal mengenai fantasi sex lain yang mungkin tidak nyaman untuk dibaca. Jika ada yang tidak berkenan, mohon maaf dan mohon dilewati saja, karena hal-hal diatas memang menjadi fantasi saya, dan sempat terjadi terhadap saya dan istri saya. Bagaimana penilaian yang membaca terhadap saya maupun istri saya, saya kembalikan kepada para pembaca.
Rencananya cerita ini akan dibuat menjadi beberapa bagian...

Dan saya mohon maaf jika cerita ini kurang bagus atau kurang berkenan...masih belajar suhu....

Saat itu saya masih berusia 19 Tahun. Pergaulan saya di Surabaya, membuat saya terjerumus dalam narkoba. Karena itu keluarga memutuskan untuk memindahkan saya ke Manado, agar saya dapat menjauhi narkoba. Awalnya saya tidak mau, namun keluarga menjanjikan, agar terbiasa dengan perubahan, saya diijinkan tinggal di Hotel selama seminggu, dan diberi jatah uang yang lebih. Keluarga saya sangat ingin saya segera menjauh dari narkoba.

Di Manado, saya bertemu dengan saudara sepupu saya yang berumur sepantaran, namanya Mark. Kami cukup cocok, karena Mark juga mantan pengguna Narkoba. Walaupun ada keturunan dari Manado, tapi pada tahun 1999 itu, saya pertama kali berkunjung ke Menado ketika sudah dewasa. Saat itulah saya bertemu dengan wanita yang saat ini menjadi istri saya.
Saat itu saya merasa pergaulan di Manado sedikit berbeda dengan di Surabaya. Untuk membuat saya betah, hampir setiap malam kami pergi ke tempat hiburan malam bersama dengan dua orang sahabat Mark,kalau tidak salah namanya Rendy dan Ahong. Mereka bertiga bersama Mark rupanya sering ke tempat hiburan malam untuk mencari wanita-wanita yang dapat ditiduri. Kami berempat lumayan akur. Mereka menceritakan, kalau di tempat hiburan malam di Manado, cewek-ceweknya lebih gampang diajak. Rupanya mereka bertiga juga sering berganti meniduri wanita yang mereka jadikan teman tidur. Dan sepertinya sudah ada semacam kesepakatan antara mereka, bahwa wanita yang dijadikan korban teman tidur mereka, bebas untuk bergantian dinikmati, selama wanita tersebut juga mau.
Namun karena saya masih belum terbiasa, maka selama dua malam pertama saya berjalan dengan mereka, saya hanya mabuk berat, tanpa sempat berkenalan dengan wanita yang cocok. Selama dua malam itu. Kami berempat sering mabok berat hingga tidur di kamar hotel saya.
Akhirnya pada malam ketiga kami berjalan, saya bertekad hanya minum sebatasnya, karena saya ingin mengicipi wanita Manado. Saat itulah saya bertemu dengan wanita yang saat ini menjadi istri saya.

Istri saya, untuk menyamarkan saya sebut dengan Via, pertama kali bertemu dengan saya di sebuah tempat hiburan malam di Manado. Saat itu saya diajak oleh saudara saya dan kedua temannya, dan kebetulan bertemu dengan Via yang memang sering datang ke tempat hiburan malam tersebut. Via juga kebetulan datang bertiga dengan kedua temannya. Dan memang Via tampak paling cantik diantara mereka, bahkan teman-teman saya pun mengakuinnya.
Dari awal bertemu, saya langsung menaruh hati kepada Via. Dengan kulit putih khas wanita Manado yang mirip Amoy, ditambah dengan wajah Via yang menurut saya sangat cantik, kalau dipikir, mirip seperti artis-artis Korea saat ini.
Tubuh Via sendiri tergolong mungil, dengan payudara yang tidak dapat dibilang besar, namun terlihat begitu menggoda. Saat itu Via menggenakan celana jeans ketat dipadu dengan baju~“you can see” yang sama ketatnya. Karena memang dari dulu saya sangat terangsang dengan ketiak wanita, dandandan Via saat itu semakin membuat saya penasaran.
Saya mengaku, pertama kali berkenalan dengan istri saya saat itu, saya langsung menilai bahwa Via bukan wanita baik-baik. Mulai dengan perkenalan di tempat hiburan malam, dan disana tampak banyak pria yang mengenal istri saya tersebut sambil sering bercanda vulgar. Walaupun Via sendiri tampaknya bukan wanita yang norak dan suka mencari perhatian.~

Ketika berkenalan, saya langsung memilih memilih mendekati Via. Tampaknya Ahong dan Rendy juga sudah berencana mendekati Via. Akhirnya mereka masing-masing berkenalan dengan teman-teman Via. Saudara saya Mark tampaknya mengalah dan tidak mencari wanita malam itu.
Kami pun memutuskan untuk lanjut minum di kamar hotel saya yang bertempat diatas tempat hiburan tersebut. Sesampainya di kamar, saya semakin berani memeluk dan mencium pipi Via, saya melihat teman-teman saya juga semakin beringas ke pasangan mereka. Akhirnya kedua teman saya dan pasangan mereka memesan kamar lain, sedangkan saudara saya memutuskan kembali ke kost nya.
Ketika berdua dengan Via, saya mulai memeluknya, sambil bercerita tentang diri kita masing-masing. Via bercerita, bahwa dirinya terbiasa di dunia malam, bahkan pernah bekerja sebagai purel dan bandar narkoba di Makassar. Via juga mengungkapkan, walaupun bekerja sebagai purel, tapi dia tidak pernah mau untuk dibooking hingga berhubungan badan. Namun dia mengaku, selama ini sudah lumayan sering berhubungan badan baik dengan mantan-mantannya, maupun dengan beberapa temannya.
Namun kini Via sudah merasa cukup dengan dunia seperti itu, namun bukan berarti dia menolak untuk enjoy bersenang-senang, tapi Via ingin membina sebuah hubungan yang serius dengan seorang pria, yang tentu saja langsung saya katakan bahwa saya dari awal sudah ada rasa dengan dirinya, dan saya tidak peduli dengan masa lalunya, dan saya juga ingin serius membina hubungan dengannya, tentu saja ditambah dengan bumbu-bumbu rayuan lainnya.~

Memang saya pribadi tidak masalah dengan wanita dengan masa lalu seperti Via, bahkan saya cenderung mencari pasangan seperti itu, yang menurut saya akan lebih mudah mengerti kita, apalagi Via mengatakan akan melakukan apa pun yang saya mau apabila saya memang serius dengannya. Saya memang ada rasa kepadanya, tapi saat itu saya tidak ada pikiran menjadikan dia istri saya, karena saya saat itu masih muda dan belum punya pikiran memiliki istri. Saya hanya mengatakan ingin serius saat itu semata-mata untuk segera mencicipi tubuh Via.
Setelah saya mengatakan juga akan serius, sikap Via semakin rileks. Perlahan saya mulai menciumi dahi Via, hingga turun ke bibir Via yang ranum. Semakin lama ciuman Via berubah dari ciuman mesra menjadi ciuman penuh nafsu. Saya langsung membuka baju dan celana dalam Via. Tubuh putih Via saat ini hanya ditutupi oleh Bra dan celana dalam berwarna hitam. Via hanya diam sambil menutup matanya.
Saya kembali mencium bibir Via dan turun ke lehernya. Sambil terus mencium bibir dan lehernya, tangan saya berusaha melepas bra milik Via. Akhirnya saya dapat melihat kedua payudara Via terpampang dengan jelas. Walaupun tidak terlalu besar, namun kedua payudara Via terlihat sangat sensual. Kedua puting Via yang berwarna cokelat tampak sudah mulai mengeras.
Saya langsung menghisap payudara Via sebelah kanan, sementara tangan saya yang satunya sibuk menggerayanggi payudara Via sebelah kiri. Saya mendengar nafas Via semakin berat, namun Via tidak mengeluarkan suara erangan.~

Secara perlahan saya mengangkat kedua tangan Via keatas, hingga memperlihatkan kedua ketiak Via. Karena Via terus memejamkan matanya. maka saya bisa dengan bebas memperhatikan kedua ketiak Via. Disini saya cukup terkejut, melihat kecantikan Via dan dandanannya yang modis, saya berpikir Via akan memiliki ketiak yang wangi dan mulus. Namun nyatanya, kedua ketiak Via terlihat agak hitam. Ketika saya mendekat, terlihat ketiak Via ditumbuhi bulu-bulu halus, ditambah lagi keringat yang membasahi ketiaknya, membuat aroma ketiak Via cukup menyengat. Namun justru aroma dan ketiak wanita cantik yang seperti ini yang sangat saya sukai.
Saya pun tidak sabar dan langsung menjilat ketiak Via yang sebelah kanan. Rasa asin keringat di ketiak Via membuat saya semakin bernafsu. Via mengeluarkan desahan kecil saat saya melakukan itu. Via akhirnya membuka matanya dan melihat saya sedang menjilati ketiaknya. Saya melihat ekspresi wajah Via terlihat malu dan salah tingkah. Namun Via tidak mengatakan apa pun dan kembali memejamkan matanya dengan sikap pasrah. Saya pun melakukan hal yang sama ke ketiak Via sebelah kiri, yang sama baunya.

Saya pun perlahan menyerang bagian bawah tubuh Via. Saat itu Via hanya tinggal mengenakan celana dalam berwara kuning. Dari sisi kanan dan kiri celana dalam Via, terlihat bulu-bulu jembut Via, hal itu membuat saya sempat berpikir~“masa wanita secantik dan semulus Via membiarkan Jembutnya hingga sampe keluar dari celana dalam nya. Daripada lebih penasaran, maka saya langsung melepas satu-satunya penutup tubuh Via yang tersisa.
Vagina membuat saya lebih terkejut lagi. Terlepas dari kecantikannya, vagina Via justru tampak sangat tidak terawat. Kisah Via yang mengaku sering berhubungan badan dengan para mantan dan teman-temannya sepertinya memang benar. Hal itu terlihat dari bentuk vaginanya yang terlihat hitam dan bahkan terlihat lebih melar daripada dengan beberapa wanita panggilan yang pernah saya ketahui. Jembut-jembut lebat yang tumbuh di vaginanya lebih membuat vagina Via semakin tidak terawat.
Namun anehnya, bentuk vagina Via yang jorok seperti itu justru membuat saya semakin terangsang! Membuat saya ingin melecehkan sambil menikmati tubuh Via.

Saya melebarkan kedua paha Via agar lebih jelas melihat vaginanya. Tidak ada rontaan atau protes sama sekali dari Via. Dia hanya terus menutup mata dan bersikap pasrah. Namun ketika saya mencoba mendekatkan kepala saya ke daerah selangkangannya, Via langsung tampak panik dan berusaha menutup kedua paha nya sambil berusah menjauhkan kepala saya dari area kewanitaannya.

V=Via
S=Saya

V: “Ga usah cium itu ya… langsung main aja yuk..” Via berkata sambil tampak wajahnya merona.
S: “Emang kenapa sih?’ Aku membalasnya.
V: “Udah ga usah ya.. aku ga kuat dicium disitu”
S: “Kamu kan janji mau biarin aku lakuin apa aja.. dan janji mau nurutin semua yang aku mau?”

Aku mengingatkannya sambil tersenyum. Walaupun aku tidak yakin perkataan Via tadi betul-betul serius. Namun ternyata mendengar perkataanku Via tampak berusaha menahan malu sambil berkata

“Ya udah terserah kamu..” Via menjawab dengan memalingkan muka.

Saya kembali melebarkan kedua paha Via, dan mulai mendekati area pribadi Via.
Begitu saya mendenkat, aroma vagina Via langsung tercium dengan tajam. Saya menghirup aroma tersebut dengan keras. Mungkin Via menyadari hal tersebut, hingga dia berkata

V: “udah dunk aah… bau lho…”

Bukannya berhenti, saya malah mulai menjilati vagina Via dengan ganas. Belum apa-apa, muka saya sudah basah akibat terkena cairan kewanitaan Via. Beberapa kali saya juga harus berhenti untuk membuang jembut Via yang masuk ke mulut saya karena terlalu lebatnya. Via tampak berusaha menahan nafsunya. Tidak lama Via menarik tubuh saya mendekat sambil berbisik.

V: “udah… masukin aja ya”

Saya tidak menjawab, melainkan melumat bibirnya yang ranum, sementara kontol saya mulai berusaha masuk ke vagina Via. Seperti yang sudah saya kira sejak pertama melihat vaginanya, tidak butuh lama hingga kontol saya masuk ke dalam lobang vagina Via. Vagina Via terasa sudah sangat longgar dan sangat becek. Tapi karena saya memang suka menyetubuhi wanita bekas orang lain, maka sensasi yang diberikan terasa berbeda.
Sambil saya goyang, Via mengangkat kedua tangannya keatas, memamerkan kedua ketiaknya yang sudah basah dengan keringat. Saat itu saya tidak tahu apakah Via sadar saya sangat menyukai ketiak, yang jelas saya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk kembali menjilat ketiak Via. Goyangan kami semakin liar. Walaupun Via terkesan pasif, namun dia tampaknya benar-benar berusaha menuruti semua kemauan saya. Saya mencoba berbagai macam gaya menyetubuhi Via.
Akhirnya saya merasa nyaris klimaks, tanpa meminta ijin Via, saya langsung menyemprotkan sperma saya ke dalam vagina Via. Namun Via tidak protes sedikit pun. Kami berciuman sambil terengah-engah. Sambil memeluknya, saya berkata

S: “makasih ya… aku janji bakal serius sama kamu”
V: “ya..kamu buktikan ya… aku sadar kamu tidak memaksa kamu harus berubah, tapi yang pasti, aku berusaha menepati janjiku”
Mendengar jawaban Via, sedikit tergerak hati saya. Kembali saya menanyakan

S: “tapi apa kamu yakin kamu bisa menuruti semua kemauanku?”
V: “selama aku bisa…pasti aku turutin…”
S: “yakin? Walaupun seberat apa pun”
V: “iya.. karena kalau sudah berkomitmen, aku pasti usaha tepati”
S: “kalau seandainya… aku minta kamu jual diri gimana?..seandainya aku bangkrut gitu gimana?”

Aku bercanda sambil tertawa.
Via sempat terdiam, kemudian menjawab

V: “kalau memang harus…dan kamu mau aku melakukan itu, ya aku lakukan”
Via menjawab dengan sangat serius.
Jawaban Via membuat diriku tertegun. Walaupun saya saat itu belum tahu seberapa seriusnya Via, tapi sempat membuat saya merasa sayang pada wanita di hadapan saya ini. Namun, karena tipe saya memang suka berfantasi semacam itu, jawaban Via jelas membuat saya berandai-andai bila saya melihat Via disetubuhi pria lain di depan saya.
Karena saya belum berani terbuka mengenai semua fantasi saya, dan saya saat itu belum mengenal Via, maka saya hanya menyampingkan angan-angan saya tersebut, sambil berkata

S: “bisa aja kamu sayang… ya udah… yuk mandi, trus cari makan”

Kami kemudian beranjak ke kamar mandi bersama. Tentu saja kami kembali bersetubuh di kamar mandi.
Ketika selesai, kami kemudian keluar dari kamar mandi untuk berganti baju.
Ketika saya selesai lebih dahulu berganti pakaian, saya melihat Via masih hanya mengenakan bra dan celana dalam berwarna hitam sambil mengeringkan rambutnya, dengan kedua tangannya terangkat. Tiba-tiba saya menyeletuk

S: “eh, aku suka banget lho liat ketiak kamu… bau nya bikin nafsu”
V: “apaan sih…”
Via tampak acuh sambil terus mengeringkan rambutnya.
Saya kemudian mendekati Via dan mencium ketiaknya.
V: “iiih.. kamu itu…ga selesai-selasai ntar aku ganti baju”

Saya hanya tertawa, sambil sedikit membuka bra Via dan mengulum puting payudara Via. Walaupun berusaha acuh sambil mengeringkan rambut, tampak Via kegelian

V: “udah aaah….kamu itu”

R=Rendy
A=Ahong

R: “iya udah dunk…gentian sama kita-kita dunk”

Saya sangat terkejut, ternyata Rendy dan Ahong sudah masuk ke kamar saya. Saya baru teringat bahwa Rendy memegang salah satu kunci kamar hotel saya.
Saya sangat terkejut dan salah tingkah, apalagi Via masih hanya mengenakan bra dan celana dalam saja.

S: “woi masuk sembarang…. Ngagetin tau”

Saya berusaha bercanda untuk menghilangkan rasa malu dan salah tingkah saya. Saya melirik kearah Via, kuatir dia merasa malu dan kecewa mengapa teman-teman saya bisa masuk ke dalam kamar saat Via masih setengah telanjang. Namun tampaknya saya lebih panik daripada Via sendiri. Bahkan Via terkesan biasa-biasa saja. Via hanya langsung meringkasi peralatan make-upnya untuk pindah ke kamar mandi dengan raut muka yang tampak sedikit jengkel. Tapi tidak terlihat malu, dan bahkan tidak berusaha menutupi tubuhnya yang nyaris bugil.

A: “Udah, ngapain pindah? Ganti baju disini aja, ntar kita bantuin….pegang-pegang”
AHong bercanda dengan nada yang kurang ajar.

V: “ga mau lah…enak di kalian aja…”

Via kemudian berjalan kearah kamar mandi sambil membawa peralatan make-up nya. Saat berjalan kearah kamar mandi, Via melewati teman-teman saya. Tiba-tiba Rendy meremas pantat Via yang hanya dibungkus celana dalam. Namun Via hanya cuek dan terus berjalan ke kamar mandi. Saya merasa agak tersinggung, namun saya berpikir harus menyesuaikan diri dengan pergaulan mereka.
Tiba-tiba dari dalam kamar mandi terdengar suara Via

V: “eh temen-temenku dimana?”
R: “masih pada tidur tuh, pada kecapekan...abis dipuasin kita-kita...hahaha”

Ahong kemudian duduk di depan saya sambil menyalakan rokok

A: “enak banget kamu ya... dapet yang paling cantik..hehe”
R: “boleh juga tuh cewek...gimana bro?”
A: “yaaa... gitu deh..hahaha”

R: “semalem kita benernya mau manggil kamu...mau ngajak gantian kalau kamu udah kelar...cuman kita ga enak masa malam pertama kamu ngicipin cewek Manado musti buru-buru”

Deg...! mendengar perkataan Rendy, saya langsung tertegun. Perasaan saya bercampur aduk, antar merasa cemburu, ga rela, kok si Rendy tidak menghargai saya.. namun saya juga langsung membayangkan bila Via disetubuhi teman-teman saya di depan saya. Belum sempat saya menanggapi, si Ahong berkata.

A: “eh iya, semalem itu si Rini kamu apain aja? Pas aku entot, udah lemes banget dia”
Saya sempat menoleh agak terkejut, karena seingat saya, Rini adalah nama teman wanita Via yang sebenarnya menjadi pasangan si Rendy.

R: “emang udah mabok kok sebelumnya dia... waktu aku entot, dia juga udah diem aja... malah si Cindy (teman Via yang harusnya menjadi pasangan Ahong) yang liar banget tuh yaa?
A: “iya tuh...abis kamu entot, kan dientot juga ama Johan bareng Kiky.

S: “semalem kalian tuker-tukeran pasangan juga? Trus Johan ama Kiky itu siapa?”

Saya menanyakan hal tersebut dengan berusaha bersikap biasa saja, padahal fantasi saya mulai berkembang.

R: “iya... maksudnya abis gitu kita mau tukeran ama kamu juga..Cuma temen kita yang lain, si Johan ama Kiky masih belum kenal kamu.. jadi masih agak sungkan..”
S: “ooh gitu.. trus sekarang mereka dimana?”
A: “udah pada balik, tuh Johan si Ambon barusan satu jam yang lalu balik sekalian katanya mau nganter pulang Cindy”
R: “eh iya.. aku ada janji nih.. yang nganter pulang Rini sapa nih?
A: “aku aja deh, aku sekalian mau cari makan... laper nih”

Saat mereka beranjak si Rendy sempat berkata kepada saya

R: “jangan lupa minta contactnya si Via lho waktu kamu anter pulang nanti, siapa tau pas kita lagi pengen, kan lumayan”
S: “ok deh”
Aku hanya menjawab seadanya.

Ketika Via selesai, kami pun pergi mencari makan. Saat makan saya menanyakan apa Via sudah mau pulang atau belum. Via malah menjawab

V: “terserah kamu aja... aku ga dianter gpp kok”
S: “kalo terserah aku sih, aku pengennya belum pengen pisah sama kamu...malah pengen terus sama kamu... Minggu depan aku mau ke daerah Z (kampung tempat saudara saya tinggal) aku sih maunya kamu ikut... malah kalau nanti aku pulang ke Surabaya aku pengen ajak kamu”
V: “ya udah, kalau gitu abis ini aku ambil baju dulu ya? Jadi sekalian kalau emang mau ke Surabaya kamu mau ajak aku”
S: “kamu serius?”
V: “dari tadi malem kan aku sudah bilang kalau aku serius”
S: “kamu serius kalo aku ajak ke Surabaya kamu mau ikut? Kamu udah pernah kesana?”
V: “belum pernah sih...tapi kan aku sudah bilang, aku mau buktikan apa pun untuk serius... kalau nantinya kamu mainin aku padahal kamu sudah janji mau serius..ya itu urusan kamu”
S: “kamu tuh bikin aku susah lepas dari kamu tau ga? Biar baru sehari kenal”
V: “apaan coba”

Terus terang perkataan saya tidak sepenuhnya sekedar merayu. Sejak tadi malam, saya sudah mulai merasakan rasa sayang ke Via. Karena Via tipe yang saya suka sekali. Mulai dari wajah, tampilan hingga kejorokan di ketiak dan vaginanya. Bahkan masa lalu Via yang liar dan kini menurut dia ingin berubah dan menuruti semua kemauan saya, menjadikan saya benar-benar merasa berat untuk melepas Via.
Namun di lain pihak masih banyak yang belum ketahui tentang Via, dan saya juga ragu apakah saya dapat menahan cemburu mengingat masa lalu Via yang liar dan pastinya banyak yang mengenal dia. Saya juga merasa sedikit aneh, ketika Via tampak biasa-biasa saja saat ada teman-teman saya yang melihat tubuhnya yang setengah telanjang. Akhirnya saya menanyakan hal tersebut.

S: “kamu tadi cuek aja ya pas mereka masuk kamar...malah aku yang kaget..hehehe”

Saya berusaha menahan agar nada cemburu saya tidak terdengar

V: “ya terus gimana lagi? Udah terlanjur liat juga mereka.. mereka bukan ngintip, kata kamu memang kamu yang kasih kunci ke mereka”
S: “hmm.. iya sih.. tapi km kok cuek banget kayaknya? Ga marah gitu?”
V: “ya aku jengkel sih, tapi mau marah juga percuma...mereka udah terlanjur liat...trus mereka kan temen-temen kamu, aku ga enak juga kalau marah-marah langsung gitu”
S: “trus, tadi kayaknya ada yang pegang pantat kamu ya?”
V: “ga tau tuh... aku males ladenin, makanya aku lama keluar dari kamar mandi tadinya sebelum mereka pulang”

Jawaban Via ada benarnya, tapi sebenarnya belum melegakan saya. Namun saya tidak mau terus membahas, agar tidak kelihatan tidak terbiasa dengan pergaulan macam ini.

Setelah makan, kami mampir ke rumah Via untuk mengambil baju-baju Via. Saya sempat berkenalan dengan keluarga Via. Mereka menyambut saya dengan baik, namun tampaknya Via tidak ijin untuk ikut saya ke Surabaya nantinya, tapi hanya pergi ke kampung daerah saya.
Hari-hari berikutnya, kami berdua habiskan seperti layaknya suami istri. Via juga tampak sangat berdedikasi melayani saya. Bukan hanya dalam hal sex, namun juga seperti menyiapkan makan dan lain-lain. Kami semakin mengenal satu sama lain, dan membuat saya mulai merasa ingin serius melanjutkan hubungan dengan Via. Lama-kelamaan, rasa sayang saya ke Via semakin besar.

Setelah malam pertama kami bertemu, sudah hampir satu bulan kita Via bersama saya. Dan selama satu bulan itu, bisa saya katakan, saya tidak kecewa dengan Via. Bukan hanya dia menuruti semua kemauan saya, namun Via juga tidak pernah minta macam-macam.
Setelah malam pertama kita bertemu, keesokan harinya saya pergi ke kampung keluarga saya dan tinggal sebentar dengan keluarga saya. Ketika berada disana, Via tidak keberatan untuk tidak hura-hura atau pergi jalan-jalan. Bahkan Via sering membantu masak dan bahkan mencuci pakaian.
Hari-hari itu kami semakin mengenal, dan mulai membicarakan hal-hal seperti masa lalu kami.
Via mengaku, setelah pulang dari Makassar, dia ingin mencari pria yang serius. Makanya begitu saya mengatakan juga ingin serius, Via berusaha yang terbaik untuk melanjutkan hubungan ini. Tentu saja saya tidak mengaku bahwa awalnya saya hanya merayu dengan mengatakan ingin serius.
Saya mengatakan ingin benar-benar mengenal dia, jadi saya menyuruh dia untuk terbuka, termasuk dalam hal-hal berbau sex bersama mantan-mantannya. Saya berjanji tidak akan marah apabila dirinya jujur. Saya mengakui bahwa saya justru senang mendengarnya.
Dia mengakui semuanya. Termasuk pernah beberapa kali sebelum bertemu saya, dia sering berkenalan dengan beberapa pria untuk minum bersama. Paginya dia ternyata sudah di kamar hotel.

S: “kamu kl mabuk lepas kontrol ya?”
V: “namanya juga mabok…gimana sih”

Via mengatakan bahwa dia juga sering minum bersama dengan teman-teman pria nya, namun menurut Via, mereka tahu batas. Saya penasaran dengan batas yang dimaksud, sebelum dijelaskan oleh Via.

V: “yah paling cuma rangkul-rangkul, kadang ada yang cium bibir atau pegang-pegang dadaku.. tapi ya cuma sebatas itu.. semabuk-mabuknya temen-temenku walaupun aku sudah ga sadar, paling cuma bagian atas. Paling parah sih waktu aku minum di rumah temanku, begitu bangun baju sama bra ku disembunyikan”

S: “huh.. brarti paling ga payudara kamu udah jadi milik bersama temen-temen kamu dunk”
Saya berlagak ngambek.

V: “ya itu kan dulu waktu belum kenal kamu sayang.. sekarang kan semua buat kamu.”
S: “tapi begitu aku tau kamu sempat jadi penghangat milik bersama (Via mencubit aku mendengar ini), kesannya sexy banget yaa? Coba ada aku waktu kamu seperti itu.. wow”

V: “apaan sih.. itu kan dulu.. ga mungkin lha aq kaya gitu kalau sudah punya pasangan”
S: “yah sekali-kali gpp sih kaya gitu.. aku pengen kenal dan tau kamu gimana sebelumnya..
V: “iiih sayang apaan sih”


Si Rendy sempat mengirim SMS ke saya menanyakan kabar saya (jaman itu seingat saya memang masih menggunakan SMS). Isinya semacam ini

R: “lagi dimana? Ayo jalan”
S: “aku masih di daerah Z ini... mungkin Minggu depan baru balik tinggal hotel”
R: “ooh iya deh... eh minta contactnya Via donk, sapa tau dia lagi free...penasaran pengen ngicip”
S: “Via ini ikut aku disini hehehe”
R: “HAH!? Gilaaa..... awas keterusan sampe merit lho hahaha..***gi lhooo dapet bekas orang banyak”
S: “hahaha...santai”

Perkataan-perkataan semacam itu sebenarnya tidak menyurutkan perasaan saya yang mulai ingin serius dengan Via, karena saya tidak merasa rugi, bahkan beruntung memperoleh Via, namun tetap saja membuat saya berpikir bagaimana pandangan teman-teman saya yang sepertinya semua ingin mengicipi tubuh Via. Hal tersebut memang menjadi fantasi saya. Tapi saya ragu tentang hubungan saya dengan Via ke depannya.

Beberapa hari kemudian, saya dan Via kembali ke hotel. Suatu sore, saat kami sedang mencari makan di pinggir pantai, kami bertemu dengan Rendy yang saat itu sedang bersama kedua temannya. Ketika saya masih ragu-ragu untuk menyapanya, si Rendy sudah melihat saya dan langsung mendekati saya,


R: “oi bro! gimana kabar nih! Udah balik kesini ga bilang-bilang nih.. eh.. ini Via kan?”
S: “iya.. kita baru balik 4 harian ini kok”
Rendy tampak baru melihat Via. Via hanya tampak acuh dan hanya mengangkat alisnya untuk menyapa Rendy.

R: “eh kebetulan nih, aku ada temen dari Palu baru dateng, kamu di hotel mana?”
S: “di hotel yang kaya kemaren lah..”
R: “lho pas... temenku juga disana... ntar malem kita party yaaa? Yuks Vi? Kenalin nih temenku yang dari Palu namanya Doni.”
Si Doni kemudian bersalaman dengan Via sambil tersenyum.
R: “kalau ini Kiky, temenku, tinggal di Manado juga... ya udah sampe ketemu ntar malem ya? Kita di kamar 401, mampir yaaa?”

Begitu mereka pergi, si Via bertanya,
V: “emang kita mau kesana ntar?”
S: “ya bentar aja deh... ga enak udah dipanggil”
V: “aku sih males benernya...”
S: “udah gpp bentar aja...”

Akhirnya, malam itu kami mengunjungi kamar Doni. Di kamar itu sudah ada Rendy dan Kiki. Saya mengira kita akan ke pub di bawah hotel, tapi ternyata mereka sudah menyiapkan 2 botol minuman keras disana.

D: “kita minum-minum santai dulu ya? Baru lanjut jalan....”
S: “ya udah... ntar aja jalannya”

Kami kemudian duduk di lantai, sambil bersantai. Kami mulai minum sambil ngobrol. Ketika mulai mabuk Kiky yang mulai mengoceh mendadak berkata

“Kamu udah lupa ama Ali ya? Via?”

Saya melihat Doni dan Johan bertukar pandang, sementara Via tampak bingung.

V: “Ali siapa sih?”
K: “Ali yang di hotel W itu lhooo”
V: “oh.. eh kamu kok kenal??”
K: “ya kenal lah.. waktu itu kita sempat kesana kok, bareng Johan.. tapi kamu udah tidur duluan”

Mungkin karena sadar aku bertanya-tanya, Via langsung seakan memberikan penjelasan

V: “si Ali temenku dulu sayang”
S: “iya gpp.. aku kan ga tanya apa-apa”
D: “udaah...ayo minum lagi”
Tampaknya si Doni ingin mengalihkan pembicaraan.

Tidak lama, si Via ke kamar mandi. Saat Via di dalam kamar mandi, si Rendy langsung menyeletuk.

R: “eh, Via kita garap ya? Gpp kan?”
Si Rendy bertanya dengan senyum mesum nya.

S: “hmm...gimana ya?”
K: “lha...emang kamu mau serius ama dia? Ga mungkin kan? Ngapain juga? Haha
R: “iya bro.. udahlah... kamu belum tau semua masa lalu nya si Via... ga pantes dibuat serius dia...”

Hati saya berdebar keras, antara ingin mencoba dan rasa sayang dan ingin serius ke Via. Akhirnya saya memutuskan, toh ketika kita kembali ke Surabaya, ga akan bertemu dengan mereka lagi.

S: “ok, tapi aku bicara dulu ama Via ya? Dan aku ntar pura-pura mabuk”
R: “hah? Ngapain sih ribet-ribet gitu? Kita enjoy bareng aja..”
S: “Udah tenang aja...”
Saya beranjak berdiri ke kamar mandi. Via membukakan pintu saat tau saya yang mengetuk.

S: “sayang... kamu kan mau nurutin aku semua janjinya?”
V: “emang kenapa?”
S: “kayaknya si Kiky ama Rendy udah mabok banget, pengen godain kamu...kalau memang mereka godain.. kamu ikutin aja ya?”
V: “hah? Maksudnya??”
S: “aku cuman pengen liat, gimana sih kalau dulu kamu ama temen-temen kamu minum bareng trus digodain..”
V: “emang kamu ga cemburu?”
S: “kalau aku udah ga tahan cemburu nya, aku bakal suruh brenti”
V: “emang kamu mau aku ngapain aja?”
S: “ya ikutin aja seperti biasa, anggep aja aku ga ada...”
V: “tapi aku ga mau sampe keterusan ya”
S: “iya...tenang aja, seandainya aku mabuk, kamu terusin aja ya... kalau emang kamu mau brenti bangunin aku aja”
V: “ya udah terserah kamu”
(sebenarnya dialog yang terjadi lebih panjang saat saya merayu dan berusaha meyakinkan Via, namun garis besarnya seperti itu)

Saya pun keluar kamar mandi lebih dahulu dan mengacungkan jempol kepada mereka. Via menyusul keluar tidak lama. Kami masih melanjutkan acara minum-minum beberapa saat. Kami terus menerus memberikan minum kepada Via, hingga Via tampak sudah semakin mabuk.
Akhirnya saya berkata

S: “sayang.. aku tiduran bentar ya... ngantuk banget”
V: “yuk ke kamar? Aku anterin ya?”
S: “udah ga usah... aku cuma istirahat bentar aja kok”
Saya kemudian berbaring di dekat mereka.

Tampaknya tindakan saya itu menjadi kode mereka untuk memulai. Baru sekitar 10 menit saya berbaring, si Kiky dan Doni sudah duduk mendekati Via.

K: “Vi, mabuk gini...jadi sange nih aku..”
D: “Iya...sama nih...”
Sambil berbicara seperti itu, mereka menuntun kedua tangan Via untuk memegang kontol mereka. Dan Via dengan ekspresi biasa saja, tidak menolak hal itu. Tampaknya kontol mereka sudah berdiri keras.

V: “apa-apaan ini...kok udah pada ngaceng semua?”
K: “ya ngaceng lah... deket kamu Vi”
V: “eh aku udah ada cowok ya!”
D: “udah sante aja... cowok kamu lagi tidur juga... kita cuma minta temenin aja kok”
K: “ya temenin sambil bikin anget hehehe...”
D: “iya...dingin nih.. pengen pegang yang anget-anget..”
Sambil berkata itu, Doni langsung meremas payudara Via yang sebelah kanan. Via tampak tidak memberikan reaksi apa-apa, dia hanya melirik ke arah saya sebentar, saya tidak tahu apakah saat itu Via sadar atau tidak bahwa saya masih belum tidur tapi masih berusaha mengintip dengan membuka mata sedikit-sedikit.

Melihat Via masih cuek, si Kiki mencoba mencium bibir Via, dan dibalas dengan Via sangat mesra. Doni saya lihat menaikan kaos Via sedikit dan berusaha menjilat puting Via yang masih berbalut bra hitam. Lama kelamaan, posisi Via yang tadinya duduk kini sudah berbaring di lantai karena ditekan oleh Kiki yang masih melumat bibirnya.
Ketika Via sudah berbaring, si Kiki berhenti melumat bibir Via, dan mulai berusaha membuka baju Via, kemudian mengangkat kedua tangan Via. Bagian atas tubuh Via yang hanya mengenakan bra tentu saja memperlihatkan dengan jelas kedua ketiak Via yang saya tahu saat itu belum dicukur bersih.

K: “wow, belum cukuran ya Vi? Jorok kamu ah...hehe”
D: “biasanya yang ada bulu keteknya gini nafsunya gede lho”
Sambil berbincang seperti itu, Doni mencium dan menjilat ketiak Via yang sebelah kanan. Begitu selesai, tampak Doni memberikan tanda kepada Kiki bahwa bau ketiak Via tidak enak, Kiki tampak tertawa menghina.

D: “bau amat ketek kamu Vi”

Saya melihat Via tampak malu,
V: “udah ga usah cerewet..kalo mau cium, ya cium aja”
D: “males ah cium ketek bau, mending ini...”
Sambil berkata itu, Doni mengangkat bra Via sebelah kanan dan langsung melumat payudara Via yang kanan dengan buas. Si Kiky membuka bra Via seluruhnya, dan langsung melumat payudara Via yang sebelah kiri.

Ketika saya mengira si Rendy sudah tertidur, mendadak dia juga mendekati Via dan mulai membuka celana panjang Via. Tubuh Via hanya ditutupi celana dalam berwarna hitam. Ketika Rendy mulai membuka celana dalam Via, si Via tampak sedikit protes,

V: “udah ga usah buka celanaaaa...hhmmmm”
Belum sempat Via menyelesaikan ucapannya, bibir Via sudah dilumat dengan ganas oleh Doni, dan membuat Via tidak berdaya membiarkan Rendy melucuti celana dalamnya.
Melihat memek Via yang tertampang jelas, si Rendy hanya tertawa seakan-akan menghina, saya tidak tau apa yang dipikirkan Rendy ketika melihat memek Via yang sangat lebat itu. Si Rendy kemudian membuka paha Via dan mulai mendekatkan wajahnya ke memek Via, sadar akan hal itu, Via menghentikan ciumannya ke Doni dan berkata agak keras

V: “eh! Ga usah cium-cium situ Ren!.. aku ga mau!”
Tapi si Kiki sudah mendekatkan kontolnya ke Via, dan memaksa Via mengulum kontolnya. Si Via tampak mengulum kontol Kiki sambil memperhatikan Rendy. Begitu Rendy tampak menjilat memek Via, tampak Via agak lepas kontrol dan mendesah sambil semakin ganas menghisap kontol Kiki.

Doni yang tadinya sibuk dengan payudara Via kini juga mengarahkan kontolnya ke mulut Via, dan menyuruh Via bergantian menghisapnya.
Saya benar-benar tidak tahan dengan pemandangan seperti itu. Dimana teman minum saya saat ini sedang menikmati tubuh pasangan saya. Namun saya merasa belum siap hal ini berlanjut.
Saya kemudian mengeluarkan suara dengkuran sambil berbalik belakang. Namun karena saya tahu ada kaca di belakang saya, maka saya masih bisa melihat sekilas reaksi mereka.

Si Via agak setengah berdiri, sementara Doni dan Rendy menghentikan aksi mereka. Hanya Kiki yang masih sibuk memaksa Via mengulum kontolnya lagi. Saya melihat Via menolak Kiki, sambil terus melihat ke arah saya.

Akhirnya saya berdiri dan berpura-pura belum terlalu sadar. Saya hanya duduk sambil berlagak melamun, dan sengaja tidak melihat ke arah mereka.
Saya lalu berdiri, dan berlagak sempoyongan, berjalan ke arah pintu tanpa menoleh ke mereka. Dari kaca saya lihat Via mulai berdiri sambil mengambil baju-bajunya, tapi si Kiky masih menahan tangannya, dan sekarang Doni juga tampak menahan dan memasukan jarinya ke memek Via yang sudah setengah berdiri. Saya melihat Via menipis tangan mereka dan menyusul saya sambil mengenakan baju sekenanya.

Dalam perjalanan ke kamar, kami tidak berbicara apa-apa. Begitu tiba di kamar, Via berkata,

V: “sayang...pusing ya? Tidur dulu ya... aku buatin teh ya?”

Tapi begitu mengunci kamar, saya langsung mencium bibir Via, yang saat itu saya lupa bekas mengulum kontol Kiki dan Doni.
Via membalas ciuman saya, dan kami langsung berjalan berpelukan ke arah tempat tidur. Saya mencium memek Via yang ternyata sudah becek. Saya tidak tahu apakah memek Via becek baru saja atau dari tadi ketika dicium Rendy.

Malam itu kami bersetubuh beberapa kali, dan Via tampaknya berusaha memuaskan saya.

Bersambung....


sekedar penampakan istri..



Bagian ke II ada di halaman 2
 
Terakhir diubah:
Mantap hu ceritanya. Deg2an pasti tuh hu liat calon istri dgitun
 
Mantaaappppp.. Suka yg beginian, lanjutin gan.. Hehehe. Ijin nitip sendal disini
 
mantap suhu... nulisnya menjiwain bgt ya... ikutan nitip sendal juga deh...
 
Wahh ini baru mantul ada fetish keteknya
Lanjutkan hu sampe label tamat ya
 
Gk sabar nunggu kelanjutannya .. update lagi dong gan hehe
Fantasimu mirip ama ane,tp sayang blm terealisasi hehe
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd