Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Kisah perempuan di tepian lara - Lenka

Rubiksss

Suka Semprot
Daftar
1 Dec 2015
Post
13
Like diterima
12
Bimabet
2007 Moving to Depok….

Huft... Depok terasa panas dan menyengat, udah sebulan gw pindah ke Depok ini, bujangan umur 23, single, baru putus pula sama pacar gw. Entah kenapa gw mau pindah dan beli rumah di kota ini padahal gw gak berkuliah di Depok, alasannya kantor gw di bilangan Cilandak, naik motor matic bisa gw tempuh 20 menit dari Depok ke Cilandak. Rumah gw kamarnya 2, type 45, maklumlah, baru 1 tahun kerja proyek, gaji masih cukup untuk sedikit hedon dan ada sisa untuk menyicil rumah di Depok perbatasan Jakarta dekat dengan kampus UI.

Weekend ke dua gw di Depok, selesai beberes rumah, maklum gw tipe orang yang agak rapih, suka bertukang, berkebun, memanjakan diri gw sebagai introvert. Jaman itu belum ada smartphone, internet masih serba terbatas, pelarian adalah buku dan gw butuh asupan membaca. Gw cari-cari ada café buku di Depok, namanya Xoe Comic Corner, malam minggu gw jalan ke sana, bisa baca beberapa buku & komik sambil ngopi dengan alunan lagu peter pan diputar.

Beberapa buku gw habiskan sejam gw di Xoe ini, gw lanjut mencari buku-buku yang sesuai dengan genre yang gw suka. Saat gw kembali ke kursi, ada perempuan manis yang duduk disana, rambut lurus sedikit ikal, berkaca mata, dengan kaos abu sedikit belel, jeans hitam dan tas jansport warna merah sambil membaca. Dia mengambil posisi gw, padahal masih ada gelas kopi gw disana. Tingginya lumayan, khas mahasiswi, putih, tampangnya so smart. Gw beranikan menyapa, karena dia mengambil posisi gw, setidaknya gw akan duduk di sebelah dia. “Hi” gw sapa dia “gw boleh duduk di sebelah? kamu duduk di tempat aku.” Dia kaget, sambil memandang “Oh ya? Ini kopi kamu? Sorry aku pikir kursi ini kosong” dia tersenyum. Gw bilang “It’s Ok, gw duduk di sebelah kamu aja” “by the way, Gw Dave” sambil menjulurkan tangan. “Hi Dave, aku Lenka”. “Lenka? Nice name”

“Bukunya bagus?” Gw komen buku yang dibacanya tentang physics. “Bingung” katanya, “hahaha” gw tertawa, “trus kenapa kamu baca?”. “Aku suka filsafat dan physics” katanya, “tapi terjebak kuliah di economy”. Gw tersenyum “kamu kuliah di Depok?” “semester berapa?”. “Iya” katanya sambil menyeruput kopi dan mulai menyalakan rokoknya dunhill menthol, “aku semester 3, development studies UI, kamu?”. “Nice”, pantes you look so smart” gw senyumin dia. Gila mimpi apa gw semalam, bisa kenalan sama mahasiswi smart cantik dan seru kyk gini, sambil gw nyalain sebatang Marlboro putih gw. “Gw udah selesai kuliah, sekarang kerja jadi kuli engineer, hehehe. Dulu gw kuliah jurusan physics di Bandung” sedikit meperkenalkan diri gw ke dia. “Oh ya physics? ITB? Cool” katanya, “banyak nih yang mau aku tanya sama kamu, hahaha” senyumnya benar-benar manis, dengan bibir dan gigi yang rapih.

Kami benar-benar connected dan nyambung malam itu, obrolan luar biasa, dari physics, relativitas umum Einstein, filsafat sampai agama. “Gw agnostic” katanya, hahaha…. “Gw atheist” gw bilang sambil tertawa, hahaha. Kami membahas kitab suci, sampai surga dan neraka, tak terasa sudah jam 10 malam. “Mau lanjut?” Gw tanya dia, “Sesuatu yg lebih tinggi? Some beer or liquor?”, “Hayuk, ke Dee Hoi” katanya, lanjut, naik motor matik si skywave, kami lanjut ke De Hooi di Pondok Indah. “San Miguel 1” katanya, dan gw pesan Corona, gw lanjut pesan limoncello 1 botol, kami habiskan berdua sambil ngobrol ngalur ngidul sampai tipsy.

Saat tipsy akhirnya dia cerita tentang pacarnya yang selingkuh dengan sahabatnya “Aku nge-gapin mereka ml di kosan pacar aku Dave”, “Bajingan dia, padahal udah setahun jalan sama dia, tiap minggu padahal dia ml sama aku”. Gw bilang “Semua cowok itu bajingan Len, kalau dia bukan bajingan sekarang, tinggal nunggu waktu aja” gw sok bijak, hahaha. Lenka tersenyum, dia minum lagi limoncello dari gelas, makin tertawa kami. “kita bisa enjoy aja, menikmati setiap moment Len” gw makin tipsy, tertawa bersama, menikmati senyum Lenka. Gw pegang tangannya, lembut dia mendekat ke badan gw, kepalanya jatuh di bahu gw, sambil ngoceh dia bilang “I love this moment, talked about anything and finally got tipsy”.

Gw belai rambutnya, menikmati wangi parfume Benettonnya, dari leher dan dadanya. Tangan Lenka memegang pinggang gw, erat, gw kecup keningnya, live music terus bernyanyi, lagu slow rock tentang cinta “Aku bisa…. tapi ku tak bisa menjadi dirinya, tinggal kan sejenak lalu mu, aku kan menjadi malam mu”. Tiba2 Lenka menarik kepala gw, “I wanna kiss you Dave” bibir kami bersentuhan, gw pegang pinggangnya, tatapan kami bertemu, dia tersenyum, gw sentuh rambutnya, bibir gw menyentuh bibirnya lembut kecupannya, basah, lidah gw mulai masuk ke mulutnya, memainkan lidahnya yang juga menikmati setiap gerakannya. Gw pegang lehernya, makin dalam kecupannya, nafas kami memburu, kami berpagut di kursi, tidak perduli tamu lain melihat permainan kami. Bibir kami lepas, gw tertawa lagi “it’s a really nice kiss Len, amazing”. “You too Dave”, katanya sambil tersenyum manis.

Permainan dimulai…

Gw usahakan update tiap hari ya agan2...
 
Permainan dimulai…

Musik semakin menarik, malam semakin panjang, gelas terakkhir limoncello sudah hampir habis, gw dan Lenka berbicara ngalor ngidul, sesekali gw kecup bibir lembutnya, basah, wangi alkohol semakin terasa. Pelukan Lenka semakin erat, “Dave, peluk aku, I need hug, hug me baby” dia meracau, kedua tangannya di leher gw, Lenka duduk di pangkuan gw, De Hoi semakin panas, asap rokok membubung di ruangan, teriakan pengunjung lain membuat alunan suara penyanyi band live music semakin semangat. Kami berhadap-hadapan berdua, Lenka mengecup gw, bibir kami menyatu, kepala beradu, semua terasa menggairahkan, lidahnya masuk ke lidah gw, tangan gw di pinggangnya, memegang erat pinggang Lenka.

Tangan gw mulai turun ke pantatnya, reflek gw menarik pantatnya supaya semakin dekat ke pangkuan gw. Dada kami bersentuhan, terasa payudaranya lembut menyentuh dada gw, ciuman kami terus berlanjut, semakin panas, semakin liar. Lenka membuat alur ciuman kami luar biasa, dia menjaga ritmenya, pelan, kencang, lidahnya dimainkan di mulut gw, gw mengikuti alur ciuman Lenka, seakan-akan berciuman dengan professional. Gw belum pernah sepanas ini berciuman, sama mantan gw tidak pernah seperti ini, liar, tanpa ragu, tanpa malu, berciuman di bar, di keramaian. Gw sudah tidak peduli apapun yang terjadi, gw dibawa ke surga, inilah surga itu, di sini dengan Lenka. “Ougghh, I am horny baby…” Lenka melenguh, pantatnya mulai bergoyang di pangkuan gw sambil tangannya di leher gw. Gw kehilangan akal, melayang tipsy, melayang dibawa Lenka.

Tangan gw gak bisa terkontrol, memegang pantat Lenka dibalut oleh jeans hitamnya, gw remas lembut, pantatnya yang bergoyang. Tangan gw mulai masuk ke dalam kaos nya, merasakan kulit putih pinggangnya, mulai meraba, menyentuh lembut kulitnya. Lenka tersenyum, “geli tapi pengen Dave”, kami berciuman lagi. Terus naik ke punggungnya, merabanya, merasakan hangat tubuhnya di tangan gw, gw raba naik turun punggungnya. Terus kembali lagi ke pantatnya, gw selipkan ujung jari gw di celana jeansnya, masuk ke dalam jeansnya, tangan gw sudah masuk ke pantatnya, merasakan celana dalam Lenka, bahannya satin, di pinggirannya ada renda tipis, entah apa warnanya. Gw tarik celananya dalamnya ke atas, “oughh… I feel it katanya…” mungkin dia merasakan gesekannnya, birahi kami mulai naik, kami mulai tinggi, detak jantung semakin kencang. Sekilas gw lihat ada beberapa orang yang menonton aksi kami di atas sofa, di bar, live music terus berkumandang. “I don’t care baby, who care with other people think?” Kata Feyman, my favorite scientist.

Gw masih merasakan pantat Lenka, tangan gw meraba celana dalam satinnya, pantatnya empuk, montok, tidak besar, pas, sesekali gw selipkan lagi tangan gw di sisi kulit pantatnya, di dalam celana dalamnya. Lenka melepaskan ciumannya, berbisik di telinga gw “terus sayang, terus Dave”, di sela-sela music yang semakin menghentak. Gw belum pernah seperti ini di keramaian, sedikit tipsy, dan tinggi, dengan Lenka, perempuan yang baru gw kenal tadi siang! Dia lima tahun lebih muda dari gw, tubuh muda, jiwa muda, yang belum banyak dijamah oleh siapapun. Pantat kami terus bergoyang, kami masih berpakaian, terus berciuman, jeans gw terasa semakin sempit, daleman gw terasa sempit, penis gw mulai mengeras, mulai ngilu karena gesekan-gesekan Lenka di paha gw. Gw bisikkan ke telinga dia, “Len, penis aku mulai basah, keras”. Dia membalas bisikan gw “Aku mulai basah juga Dave, vagina aku mulai basah, kamu nakal”. “Nakalnya sama kamu” gw mulai out of the moon.

Bibir gw mulai mencium leher putihnya, tangannya memegang punggung gw. Bibir gw mulai nakal mencium lehernya, sesekali gw jilat, gw cupang, wanginya menaikkan endorphin otak gw. Bibir gw turun ke bahunya, tali bra nya gw gigit pelan. Bra warna champagne, maroon agak gelap, gw tarik belahan leher kaosnya ke samping kanan. Bibir gw mengigit tali bra nya, gw tarik ke samping dengan gigi gw, tali bra nya sudah di lengannya. “Bandel” kata Lenka di telinga gw, hahaha, gw tertawa. Terus gw cium bahunya, sampai di dadanya, gw tarik kaosnya, terlihat cup bra nya, begitu indah, simple, menutupi payudara Lenka yang menunggu jilatan gw. Bibir gw mulai menyentuh putihnya belahan dadanya diantara payudara yang masih tertutup bra. “Cup nya apa?” gw meracau, Lenka berbisik “34B”. Gw tarik ke bawah sedikit si bra maroon, nipple nya menyembul, pink!, tidak besar, tapi sudah mulai keras. Gak sabar gw menjilatnya, jilat, hisap, puting Lenka semakin keras.

Gw tersadar, its out of my imagination, gw cium bibirnya. Gw minta dia turun dari pangkuan gw “Sayang, turun dulu”. Gw ke kasir, minta bill, gw pesan take away 4 botol san Miguel dan fried pork belly, langsung gw bayar. Tipsy.

Gw tarik Lenka, berbisik “Len, aku gak tahan, kita lanjut ke Hill Side”.

Dia senyum mengangguk malu “I am yours tonite”
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
How long we wait when we already tipsy :malu:
 
Dia senyum mengangguk malu “I am yours tonite”

I am Yours Tonite

Gw tarik pedal gas skydrive gw secepat mungkin, tangan Lenka memeluk erat pinggang gw. Kepala Lenka bersandar di punggung, sesekali dia cium leher gw, gw tarik tangannya ke celana gw, penis gw masih terasa keras, tangannya meraba dan meremas dari luar celana jeans gw. Motor gw masuk di gerbang Hill Side, Hill Side adalah salah satu tempat favorite gw dengan mantan gw, best place for sex, hotel transit yang bisa disewa 6 jam dengan harga yang affordable, ada banyak tema di ruangannya, kondom disediakan, mirror dan ada sex chair, top! Sampai di lobby Hill Side, langung gw gesek kartu kredit, kami dikasi kunci room 25, kamar deluxe, lantainya di atas. Gw parkir motor, turunkan garasi, kami langsung naik ke atas, kamarnya ada diatas garasi.

Masuk kamar, langsung gw kiss Lenka, kami berdiri berpagut erat, dia membalas ciuman gw, permainan lidah kami keluar masuk, basah, bibir kami saling hisap, sesekali gw gigit bibir nya, dia membalas gigitan dengan lembut. Ciuman gw terus ke leher Lenka, rambut ikalnya tergerai, gw jilat lehernya, sedikit gw beri tanda cupang, “ough, jangan Dave, cupangnya jangan di leher, di dada aja”. Gw semakin bergairah, mendengar lenguhan Lenka, tapi gw kali ini harus mengontrol nafsu gw. Sebelumnya gw hanya pernah berhubungan sex dengan mantan gw Dian, Lenka adalah orang yang ke dua, jujur gw grogi, Lenka lebih sexy daripada mantan gw.

Gw tarik kaos Lenka ke atas, dia mengangkat tangannya, pasrah saaat gw melepaskan kaosnya, terlihat tubuh putihnya, perutnya yang datar, payudaranya terbungkus bra simple warna maroon. Kaosnya sudah tergeletak di lantai, Lenka gw dorong ke pinggir dinding, gw cium lagi bahunya, tangannya gw angkat gw cium ketiaknya yg tanpa bulu, “geli Beb” kakta lenka, kacamatanya masih terpakai, senyumnya membuat dia terlihat makin cantik. Bibir gw turun ke bawah dadanya, gw tarik pelan cup bra maroon Lenka, nipple pink nya menyembul, sudah keras, langsung gw jilat, memainkan lidah gw di areolanya, sesekali gw hisap dan gw gigit pelan. Lenguhan Lenka semakin keras, dia sudah tidak malu malu lagi, menarik cup bra nya yang satunya lagi, mendorong kepala gw ke putingnya. Tanpa berpikir langsung gw pindahkan kepala gw, lidah gw sudah bermain disana, sedangkan putting yang tasi gw pelintir dengan tangan gw. Gw mainkan kedua putting Lenka, satu dengan mulut gw, satu dengan tangan kanan gw.

Cukup lama gw bermain di dada Lenka, dia berdiri tersandar di dinding masih memegang kepala gw, terus gw cium badannya, turun ke perutnya, pinggangnya, sesekali gw jilat dan gw mainkan lidah gw di pusarnya. Gw putar balik badannya, gw cium punggungnya dari atas ke bawah. Lenka menikmati setiap ciuman dan jilatan gw, gw menikmati setiap inchi kulit putihya dengan wangi muda, wangi mahasiswi semester 3. Lenka berbalik menghadap gw dia menarik kaos hitam gw, melepasnya seakan tidak sabar untuk bercumbu semakin panas, gw jongkok ke pahanya, tangan gw melepaskan kancing jeans nya gw tarik kebawah, Lenka menggoyangkan pantatnya supaya gampang terlepas, jeans nya turun sampai di pahanya, terlihat celana dalamnya berwarna hitam dipinggirnya ada renda tipis, sexy, terlihat kontras dengan pahanya yang putih.

Gw memegang pantatnya, mencium pahanya kiri dan kanan, padat, masih seperti perawan, gw sentuh sisi vaginanya, terlihat ada bercak basah di celana dalamnya. “Basah sayang?” gw menggoda Lenka. “dari tadi sudah basah” katanya, gw sibak sisi cd nya, terlihat vaginanya pink, indah, mempesona, langsung gw tarik celana dalamnya kebawah, lepas sudah. Kepala gw ada di selangkangannya, mencium vaginanya yang mengkilat, karena becek dan lendir. Wangi khas vagina bersih tercium menggairahkan, tangan Lenka memegang kepala gw.

Tangannya menarik kepala gw ke vaginanya yang basah. Lidah gw mulai bermain di sana, gw sapu dari bawah ke atas, rambut vaginanya tipis, tapi terlihat ada garis dari vaginanya ke pusarnya, khas perempuan umur 20an. Cairan lendir vaginanya semakin banyak, semakin gw jilat, kami semakin bergairah, “ougghh” Lenka bersuara, dia semakin terangsang. Gw mainkan klitorisnya dengan lidah, dia menggigil, kakinya mulai bergetar, Lenka berteriak “I am tickled”. Gw remas pantatnya, sambal menjilat vaginanya yang semakin tercium cairan vaginanya.

Gw berdiri, penis gw sudah mengeras, tidak sabar untuk lepas dari sesaknya jeans gw. Gw berdiri dari jongkok gw, gw cium bibir Lenka, dia membalasnya semakin liar. Tangannya menarik kancing Levis 501 gw, sekali tarik, semua kancing terlepas, dia dorong kebawah jeans gw, terlihat celana boxer gw dengan motif garis-garis, gw lepaskan jeans gw dengan kaki, terlepas, kepala penis gw menyembul dari boxer, tangan lenka masuk ke dalam boxer gw, memegang kepala penis gw yang sudah ereksi dari tadi. Sentuhan tangannya membuat gw benar-benar terangsang, naik tinggi. “mainkan sayang, dia sudah tidak sabar kamu mainkan” gw meracau diantara sisa-sisa tipsy tadi.

Lenka melepaskan celana dalam gw, gw telanjang, naked. Kami berganti posisi, gw bersandar di dinding, dia menghadap gw, dengan penis gw yang menegang ereksi. Lenka mencium leher gw turun ke dada, ke nipple gw, dia menggigitnya, menciumi perut gw. Terus ke selangkangan, kami berganti posisi, Lenka jongkok dibawah, tangannya memegang batang penis gw. Kepalanya masih berkacamata mendekat, mulutnya mencium penis gw, lidahnya mulai menjilat, “ouuhh… jilat sayang” gw merintih terangsang. Jilatan Lenka dari bagian bawah penis gw naik ke kepalanya, dia mulai mengatur ritme jilatannya. Gw pegang rambut ikalnya gw atur supaya tidak mengganggu jilatannya.

Like professional, dia mulai memasukkan kepala penis gw ke dalam mulutnya. Menelannya sampai ke dalam kerongkongannya, sesekali dia keluar masukkan di mulutnya, cairan saliva ludahnya semakin banyak, ditambah cairan penis gw. Lenka mengatur ritmenya, gw tahan kepalanya supaya memberi sensasi lebih di penis gw. Tangan gw memainkan putingnya, gw pegang lehernya, gw tarik rambutnya, gw tarik kepalanya keluar masuk penis gw.

Your mind is your biggest sexual organ, mantan gw pernah bilang itu. Gw berusaha mengontrol otak gw untuk tetap bertahan didalam kenikmatan ini, jangan sampai orgasme diawal permainan. Kenikmatan disepong oral sex, oleh mahasiswi, gadis cantik, muda, putih, kacamata masih bertengger dimukanya, dari atas gw lihat mukanya yang manis, lara, penuh kepasrahan.

Gw tarik Lenka berdiri gw cium bibirnya, penis gw semakin mengeras. Gw gesekkan penis gw yang basah oleh ludahnya ke vaginanya yang basah oleh cairan lendir sexualnya, hanya saling gesek pelan tapi nikmat. Kami berpagut telanjang, kemaluan kami bertemu, basah licin, wangi percintaan, baru mulai.

Lenka berbisik “kamu siap? Ayo kita terbang”
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd