Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisahku 2: Edisi Adik Ipar-nya Sepupu Istriku (yg berbaj)

om_om_muda

Suka Semprot
Daftar
21 Feb 2015
Post
24
Like diterima
20
Bimabet

Banyak terima kasih saia haturkan kepada para suhu yg sudi meluangkan waktu untuk membaca thread dari seorang newbie semprot yg hina ini. Sesuai dgn mayorita reply thread untuk melanjutkan cerita, maka saia coba untuk memaparkan kelanjutan kisahnya.

Selamat menikmati!​

Semoga para suhu masih ingat kisahku dgn si Fitri, sepupu istriku yg tinggal di daerah "Ubud Dunia", Jawa Barat. Di akhir kisah, sebelum mengunci pintu, sekilas aku melihat perempuan cantik berkebaya hijau di jalan yg gelap menuju ke arah pincuran. Kukedipkan mataku untuk memastikan bahwa apa yg kulihat adalah nyata. Namun setelah mengedipkan mata, yg kulihat hanyalah jalan gelap yg kosong melompong. SHIT! What kind of women that i saw several seconds ago???

Aku memilih untuk tidak menghubungkan apa yg kulihat tadi dgn hal2 berbau mistik... karena kebetulan aku bukan tipe yg seperti itu. Kukunci pintu dan langsung masuk ke kamar depan, di mana aku dan istriku biasa tidur jika kami sedang berada di sini. Kulihat istriku sudah menungguku di ranjang, sambil menyiapkan piyama yg akan kugunakan untuk tidur. Segera kuraih piyama itu, membawanya ke kamar mandi, dan langsung membersihkan diri untuk membersihkan iblis yg masih menempel di tubuhku sisa persetubuhan hebat yg terjadi antara aku dan Fitri tadi.

Seusai mandi, aku merebahkan diriku di ranjang, dan seperti biasa... istriku sudah memejamkan matanya. Mungkin ia lelah karena sejak datang tadi langsung menghadapi keluarga besarnya di sini. Kubetulkan letak selimut istriku dan mencium keningnya dengan lembut seperti biasa dan memutuskan untuk tiddur.

-SKIP-

Aku terbangun!

Entah mengapa, tubuhku terasa sangat panas... hingga kuputuskan keluar kamar untuk mencari minuman dingin di kulkas. Kubuka kulkas dan kuambil Bearbrand dingin favoritku yg selalu distok oleh keluarga istriku setiap kali kami mudik, karena mereka tahu bahwa aku sangat gemar mengkonsumsi brand yg satu ini.

Saat aku menikmati susu kalengan ditemani sebatang rokok di ruang tengah, mendadak aku merasakan jemari lembut membelai rambut dan memijat leherku. Wangi semerbak memenuhi ruang tengah. Aku tahu persis harum ini... ini adalah harum White Musk-nya Body Shop yg pasti membuatku turn-on setiap kali wangi ini tercium dari tubuh seorang wanita.

Sejenak kunikmati setiap pijatan dan belaian yg kuterima, dan kurasakan desahan nafas persis di samping telingaku.

A: Aku
F: Fitri

F: " (berbisik mesra).. qamuh kok belum bobo sih, sayaaang? Masih kebayang yg tadi yaaa?"

A: "Aku pikir siapa... ternyata kamu, Fit? Udah ah.. jangan dibicarain, ga enak banget kl kedengeran sama yg lain.."

F: "Ngga, sayang.. Aku janji peristiwa tadi cukup kita aja yg tau yah.."

A: ".. Iya, kita bedua aja.."

Tetiba Fitri langsung duduk di pangkuanku dengan manja sambil merangkulku. Kontan penisku yg berdenyut karena mencium harum tubuhnya kembali mengeras!

F: "Sayang, besok malam suamiku dateng, dan dia bilang mau sekalian bawa si Rani, adiknya untuk nginep satu malam di sini sebelum antar barang ke Jekardah.. Kamu jangan cemburu ya, sayang.."

A: "Ya ngga gitu dong, Fit.. dia kan suami kamu, jadi aku ga boleh cemburu. Santai aja, aku ngerti kok mesti gimana.."

F: "Yakiiin? Kalo besok dia ngentotin aku, nanti sayang gimana doong?"

A: "Ya nggak gimana2lah, Fit.. aduh, udah aku bilang jangan bahas beginian lagi.. bahaya kalo ada yg denger, Fitriii.."

F: "hihihi.. iyyaah.. iyyaah.. aku tau qoq. Semua udah pada tidur, tinggal kita bedua aja yg beluum.. makanya Pitri berani gelendotan begini.. hihihi"

A: "Udah ah, aku mau lanjut tidur lagi.. bangun dulu atuh, Fit.."

F: "Aku mau sekali lagi dong, sayaaanggg.. boleh nnggaaaa? (Tangan kanannya menekan penisku yg tegang di balik piyama yg kukenakan).."

A: "Ga mungkin atuh, Fitriii... di pincuran aja kamu tadi udah berisik begitu, apalagi kalo di sini.."

F: ".. ih, kamu tega banget sih, sayang..ngebiarin Pitri sange beginiii? Ini kontol kamu juga udah keras qoq! Boleh yah, sayaang..sebentaaar ajjah!"

Aku berusaha keras untuk tidak menghiraukan racauan manja Fitri yg sebenarnya membuat penisku semakin tegang! Namun membayangkan resikonya jika dia "berisik" saat kita "main", aku lebih memilih untuk mengontrol nafsuku yg sudah di ubun2 ini.

A: " Fit, simpan aja buat suami kamu besok, yah?! Kasian kan dia susah2 bekerja buat kamu..jadi sudah selayaknya dia mendapat prioritas dari kamu. Aku juga laki2, Fit..dan aku menghormati suami kamu karena dia pria yg bertanggung jawab. Jadi sekarang nggak dulu yah..lagipula kan tadi juga udah abis2an, ya kaaan?"

Aku berusaha menenangkan dan memberi pengertian padanya dengan lembut, untuk menunjukkan bahwa aku lebih pro dan berkelas darinya. Walaupun aku tahu bahwa aku seorang bajingan, tapi aku harus tetap berhati2 dan aku harus menyembunyikannya sebaik mungkin di balik kedok "alim" yg selama ini sukses kugunakan.

F: "...sayang jahat banget sih sama Pitri?! Udah ah..."

Fitri meninggalkanku sendiri di ruang tengah dengan wajah murungnya, sementara aku kembali membakar rokok untuk kesekian kalinya. Kulihat jam di dinding yg masih menunjukkan pukul 01.45 WIB..waktu di mana udara akan menjadi sangat dingin di daerah ini.

Tidak berapa lama, aku mendengar suara mobil parkir di depan rumah. Saat kubuka pintu, kulihat Ega -suami Fitri- sedang berjalan dengan seorang wanita. Ega berasal dari sebuah daerah di Jawa Tengah yg terkenal dgn hasil kerajinan tangan dan infrastruktur usaha kecilnya. Ega menggunakan batik lengan panjang, sementara wanita di sampingnya menggunakan kebaya... dan keduanya berwarna hijau!

Apa benar yg sekilas kulihat beberapa jam yg lalu adalah perempuan yg sedang berjalan bersama suami Fitri inii? Tapi sepertinya bukan! Walau dari kejauhan, betapa terlihat jelas paras cantik dari perempuan berkebaya hijau yg kulihat di pincuran itu.. seperti ada sesuatu yg membuatku dapat menatapnya dengan jelas, bahkan dlm kondisi segelap itu!

Lalu pertanyaanku juga.. jika mereka sudah sampai dari tadi, kenapa mereka tidak langsung masuk ke dalam? Aku juga baru mendengar suara mobil Ega barusan saja.. jadi sepertinya kecil kemungkinan kalau perempuan yg kulihat tadi adalah adiknya Ega! Tapi siapa dia? Kalau dia memang ada di snekitar pincuran, kuyakin dia tau mengenai persetubuhanku dan Fitri tadi!

Lamunanku pecah tatkala Ega menyalamiku dengan hangat.

E: Ega
R: Rani
A: Aku

E: "Apa kabar, om? Lama ndak ketemu!"

A: "Yup, kurang lebih setahun yah, ga..dari terakhir kita main catur bareng persis di depan sini.. hahha!"

E: "Haha..iya, om! Aing teu bakal lupa.. cuma lima langkah maneh kalahkeun aing! Cape deh! Dinyanyikeun pacarku lima langkah sagala sama maneh! Teu bakal lupa sampe akhirat juga!... (dengan logat jawa tengah namun berbahasa Sunda).."

A: "Hahaha..ya ngga gitulah! Kalau ada waktu nanti main lagi, yah.. Eh, ngomong2 iniii...???"

R: "Saya Rani... adiknya Ega, Om. Beberapa hari yg lalu dapet kabar dari kantor yg interview terakhir, bilang kalo saya diterima untuk bekerja di kantor pusat mereka di Jekardaahh. Eh, si Mas bilang dia ga begitu ngerti daerah Sudirman, jadi mau ga mau ngeraba dehhh.."

Mendengar kata "ngeraba" yg diucapkan oleh perempuan dengan bentuk tubuh seperti Rani membuat desiran darahku mengalir deras menuju pangkal penisku! Segera kubuang jauh2 pikiran itu dan langsung kutanggapi statement yg baru saja ia kemukakan.

A: "Daerah Sudirman aku lumayan tau kok..wong itu cuma jalan lurus aja..tapi memang harus extra hati2 kalo baru pertama ke sana, karena kl salah ambil lajur, urusannya bakal sama pelisi deh.. haha. Nanti sih teleponan aja kalu udah berangkat ke sanaa.."

R: 'Iya, saya juga udah bookmark di GPS hp, om..biar ndak nyasar..hihihi"

Senyum adiknya Ega ini seolah membiusku!

Ukuran payudaranya tidak kalah dengan kakak iparnya. Bentuk tubuhnya yg padat berisi pasti akan memudahkanku untuk "bermanuver" sementara rambut panjangnya..ouh, betapa hasratku pasti akan terpuaskan jika bisa menjambaknya!

Hmm..dan aku penasaran dengan sesuatu di balik setelan kain panjang yg dikenakannya.. OMG! Lagi2 libidoku mulai mengambil alih kesadaranku! Dengan cepat langsung kujawab guyonan GPSnya itu!

A: "Ahaha...betul itu! Haha..yasud, hayuk pada masuk dulu..dingin ngobrol di luar..'

E: "Makasih om.."

A: "Ega langsung ke kamar Fitri aja di kamar tamu sini yah, soalnya semuanya udah pada tidur. Lagian juga Fitri tadi bilang ke aku kalo kalian akan datang besok.. Kok ya tau2 datengnya dini hari ginii.."

E: " Ya kan ga enak kalo baru dateng langsung pamitan, om..makanya saya percepat aja satu hari biar enak pamitannya.. hehhe"

A: "Haha, bener juga ya?"

E: "Saya ke kamar dulu ya, om.. Ran, kamu mandi aja dulu di kamar mandi depan.. biar Mas mandi di kamar mandi belakang. Nanti kalo udah selesai, langsung ke kamar tamu satunya aja..sini mas tunjukin.."

Rumah ini memang memiliki dua kamar tamu yg saling berhadapan di lantai bawah. Jika mudik begini, aku biasa menempati kamar istriku di atas, berseberangan dengan kamar orangtuanya. Mudik kali ini, kamar tamu yg satu diisi oleh Fitri dan ega, sementara kamar tamu yg satu lagi pasti diisi oleh Rani..sendirian!

-Ohoho...tentu tidak, broo! Not tonight! Inget...tadi lu baru main gila sama sepupu istri lu sendiri! Kasih jarak.. main cantiklaah!- ujarku menenangkan diriku sendiri.

Dan akupun kembali melanjutkan merokok di ruang tengah saat kakak beradik itu masuk kamar masing2 untuk beristirahat. Aku kembali melamun membayangkan betapa dahsyatnya permainanku dan Fitri tadi.. kembali membayangkan kalimat2 kotor yg keluar dari mulutnya.. membayangkan kuluman bibir mungilnya yg disertai jilatan2 kecil di sekitar lubang kepala penisku.. ouh, betapa nikmat anugerah dosa yg Engkau berikan padaku malam ini, duhai Tuhanku..

Lamunanku sontak berhenti saat terdengar suara desahan yg sangat kukenal.. desahan yg keluar dari bibir mungil perempuan dengan nafsu iblis yg baru saja kusetubuhi dengan liar di alam terbuka beberapa jam yg lalu! Ya... itu desahan Fitri, dan dia pasti sedang bersetubuh dengan suaminya! Dia tahu kalau aku belum tidur dan sengaja mengencangkan desahannya untuk melampiaskan kekesalannya karena aku tidak mengabulkan apa yg dia inginkan di ruang tengah tadi sebelum suaminya datang!

F: "...aah..uuhh..awww..pelan2 dong Mas Ega sayaaang.. aahh..aahh..."

Jujur aku jadi tertawa sendiri di dalam hati, karena erangan tersebut seolah dibuat2 dan tidak seekspresif saat kusetubuhi Fitri beberapa jam yg lalu. Erangan palsu yg disengaja...dan yg sudah pasti: TANPA RASA! Haha..aku yakin bahwa servis yg kuberikan ke Fitri jauh lebih baik dibanding apa yg ia rasakan sekarang dengan suaminya!

Beberapa menit kulalui dengan menikmati kepulan asap dari rokokku. Namun begitu, muncul rasa penasaran dalam benakku, karena aku sudah tidak mendengar desahan tersebut dari kamar Fitri. Saat aku mendekat ke pintu kamarnya, terdengar suara -yg aku yakini- bahwa mereka berdua sedang berselisih faham.

F: "Kamu tuh pahamin aku dong! Minum obat kuat kek..pake tissue seks kek..atau apalah..coba nafkahi aku dgn benar! Udah nafkah lahir payah..nafkah batin juga ga bisa! Terus fungsi kamu tuh apa sebagai suami?"

E: "Ya ini aku apa adanya! Sekarang mamah maunya apa? Masak gara2 ginian aja jadi panjang, sih?"

F: "..panjang..panjang..! Eta kontol maneh panjangin biar bisa tahan lama! Liat tuh si Teteh aja sering cerita kalo suaminya itu bagus banget ngewein si teteh! Kontolnya gede, ngewenya canggih, ga pelit...dan yg paling penting, bisa memenuhi kebutuhan istri lahir batin! Kamu mana??? Bisanya cuma ngerepotin akuuu aja.. aku baru mulai, kamu udah selesai... Capede!"

Di satu sisi aku ingin tertawa mendengar penjelasan si Fitri! Kok ya jadi seolah istriku yg bercerita ke dia mengenai figur aku... padahal itu semua dia alami sendiri saat kami bersetubuh tadi! Namun di sisi lain, aku miris juga dgn kondisi suaminya Fitri. Mungkin satu saat aku harus tatar si Ega, agar dia dapat berfungsi penuh untuk memberi nafkah batin bagi istrinya yg sebenarnya adalah "syurga" bagi penis dan fantasi liar para lelaki.

R: "Mereka berantem lagi ya, om? Ya ampun ga malu apa..."

Hampir lepas jantungku mendengar bisikan Rani, yg entah sejak kapan, telah berada di sampingku. Ia menggunakan atasan kuning dipadu dengan training ketat warna hitam sebagai pakaian tidurnya. Lagi2 perhatianku tertuju pada dua bukit ranum berwarna cerah yg sekarang persis berada di sampingku.

A: "Namanya juga rumah tangga..biasalah.."

R: "Emang gitu yah, om? Jujur saya juga maksa untuk tetap bekerja karena saya lihat rumah tangga Mas saya seperti itu, om..malu, ga enak banget diliatnya! Kalau saya bekerja, saya nanti bisa bantu suami saya untuk menghindari kondisi rumah tangga yg seperti itu.."

A: "... Hebat kamu..pikiranmu sudah lebih dewasa dari usiamu.."

Pujianku nampaknya tidak terlalu berlebihan. Untuk seorang remaja berusia 25 tahun, pemikiran Rani memang lebih dewasa dari yg lainnya. Jika remaja lain lebih memilih kongkow sambil kuliah, Rani memilih untuk bekerja untuk membantu perekonomian orang tuanya...walaupun kuyakin, orang tuanya yg juragan tanah itu juga tidak membutuhkan bantuannya.

Dan satu hal lagi, nampaknya kedewasaan pemikirannya itu juga berimbas pada bentuk tubuhnya yg padat berisi. Bongkahan payudara yg tertutup atasan berwarna kuning itu benar2 memanjakan mataku... sementara training hitamnya yg ketat membuatku semakin penasaran dengan bentuk asli bagian tubuh yg dibungkusnya!

DEPPP!

Tetiba lampu mati!

A: "...wah mati lampu kayaknya, Ran! Kamu di sini aja kalo ga keliatan.. itu di rak buffet di atas TV ada banyak lililn kok.. nyalain aja buat ke kamar yah, biar om cek mcb listrik dulu di luar.."

R: "Iya, om.."

Ketika aku keluar, kulihat lampu beberapa rumah di sekitar juga mati..dan saat kucek mcb listrik juga mati. Dear God..apa ini awal balasan dosaku karena menyetubuhi sepupu istriku sendiri??? Dengan gontai, aku melangkah ke ruang tengah dan mulai menyulut rokokku kembali dengan posisi pintu terbuka, agar cahaya bintang di langit dapat menerangi. Tidak berapa lama, tak kuduga Rani datang membawa lilin dan meletakkannya di meja ruang tengah.

A: "Thanks, Ran.."

R: "You're welcome, Dear..(sambil tersenyum)

Eh.. Apa aku salah dengar barusan? Dia memanggilku Dear??? Walaupun in English penggunaan kata Dear memiliki fungsi sebagai kata pengganti yg bersifat umum, namun karena pengaruh libidoku yg telah terkontaminasi oleh dada dan pinggul Rani yg kuyakin menjanjikan kenikmatan syurgawi, maka kata tersebut menjadi sangat istimewa di telingaku!

Rani meletakkan lilin di ruang tengah, dan dia mengambil korekku untuk menyalakan lilin dengan berlutut... Wow! Whatta good view in here! Sebuah pemandangan indah tersaji untukku di saat2 Rani menyalakan korek untuk menyulut sumbu lilin.

Setiap ia menyalakan korek, maka aku yg sedang duduk di kursi ruang tengah dapat melihat payudara Rani yg padat; yg menempel di tubuh Rani dengan sempurna. Selain itu, jarak kami yg sangat dekat membuatku bisa mencium aroma rambut Rani yg harum semerbak.

SHIT! Penisku mulai bereaksi dengan stimulan yg kudapat..dan yg lebih parahnya lagi -karena sudah menggunakan piyama- ... AKU TIDAK PAKAI CD!

Kepanikan mulai melanda di saat sesuatu mulai terlihat berdiri tegak dari selangkanganku. Walau hanya dengan penerangan cahaya lilin, aku yakin Rani yg sedang berlutut itu pasti menyadari jika ada " sesuatu" menyembul dari selangkanganku!

R: "Om, tolong bantuin nyalain lilin di kamar Rani dong.. tangan Rani soalnya penuh nih pegang lilin sama tatakan beginiii.."

A: " Oke, Ran..!"

Aku langsung menyambar korekku yg berada di tangannya beserta sebuah lilin yg belum dinyalakan, dan membawanya ke kamar Rani secepatnya.... jangan berikan kesempatan pada Rani untuk menyadari bahwa aku ereksi karena melihat tubuhnya yg kurasa nikmat untuk disetubuhi dengan kasar!

Saat masuk kamar, kunyalakan lilin... dan apa yg kulihat???

Di tempat tidur tergeletak celana training ketat yg digunakan oleh Rani, dan di sebelahnya terdapat g-string berwarna kuning cerah. Dan yg membuatku semakin shock, saat kuarahkan lilin ke ujung tempat tidur...

Suasana gelap
Cahaya lilin menerangi

dan Rani dalam posisi seperti ini
Ps.: maaf jika suasana terang dlm gambar kurang sesuai
dengan alur cerita​

Ya... Rani sudah duduk di sana tanpa busana tanpa aku harus bersusah payah... tanpa basa basi... tanpa diminta...!

Untuk menunjukkan kelasku, aku hanya tersenyum kecil...

Ya, sebuah senyum kecil untuk menutupi bahwa aku sudah horni setengah mati dari tadi... bahkan saat ia berpakaian lengkap! Sebuah senyum kecil untuk menutupi harga diri yg tergadaikan andaikan Rani tahu bahwa penisku sudah tegang saat ia menyalakan lilin di dekatku tadi...dan kuyakin semua akan tercover dengan rapih saat kusunggingkan senyum kecilku yg khas!

R: "... (Mendekatiku, posisi tetap duduk di kasur)...
Rani tau qoq kalo dari tadi Om mau sama Rani...dan Rani juga tau qoq kalo Om bisa bikin teh Fitri squirting dan abis itu Om kerjain abis abisan... Ya kan?!"

A: "hehe..ternyata kamu deket banget ya sama kakak ipar kamu, sampai kamu bisa update banget mengenai hal yg baru terjadi beberapa jam yg lalu? Ternyata memang benar, usia kamu yg lebih tua beberapa tahun memang lebih pantas untuk jadi tetehnya Fitri..tapi karena Masmu adalah suaminya Fitri, maka kamu tetap menjadi seorang adik..."

R: "(Suara Rani meninggi).. Siapa bilang? Walaupun tuturku adalah adik, tapi aku lebih dalam hal segalanya dibanding dia! Om mau bandingkan aku darimana? Dari sisi bahasa? Etika? Bahkan dari ujung rambut sampai ujung kaki pun aku lebih baik daripada dia! Dia lebih pantas menjadi adikku daripada menjadi istri Masku!"

Akalku berusaha untuk mencampur aduk dan mengkombinasikan berbagai hal...mencoba mengubah situasi ini agar lebih menguntungkan untukku...dan yg lebih utama: menguntungkan untuk penis tegangku yg sudah tidak lagi kututupi di hadapannya! Masih dalam posisi berdiri dengan kondisi penis terbungkus piyama yg mengacung tegang dan keras, aku mendekatinya dan tangan kananku menyentuh dagunya! Mataku sudahh gelap..sekelilingku seolah berubah menjadi hitam, dan sepertinya aku mulai terbawa oleh hawa nafsuku...

A: "Oh, jadi kamu pikir kamu pantas menjadi kakak? Kamu pikir kamu lebih baik dari diia, Ran?"

R: " Tentu! Aku lebih baik darinya dalam segala hal..dan sekarang aku akan buktikan bahwa aku juga bisa melakukan apa yg dia lakukan ke kamu beberapa jam yg lalu!"

A: "Uuww..apa kamu yakin? Kalau memang kamu yakin lebih baik, harusnya kamu tau dong apa yg harus kamu lakukan kalau ini... (menunjuk ke penisku yg tegang dan terbungkus piyama)... sudah berada persis di depan wajah kamu? Ya, seperti sekarang ini..."

Seketika Rani tersenyum dan raut wajahnya terlihat sangat menggairahkan. Rambutnya yg panjang, buah dadanya yg menggantung padat, ditambah paha dan pantat sekal yg mulus dan bibir sensualnya sungguh membuatku lupa daratan!

R: "Hihihi...Rani tadi cuma becanda qoq! Abis om kan tipenya serius..ternyata ekspresi qamu lucu juga ya Om kalo lagi ketauan kartunya...xixixi"

GOD...sepertinya anak ini memiliki split personality! Ia dapat dengan mudah mengontrol kadar emosi dan senangnya dalam hitungan detik..kemampuan yg hanya dimiliki oleh mereka yg berkepribadian ganda! Damn it is so cool! I will fuck a weirdo! Pasti akan sangat menggairahkan menyetubuhi wanita ini..batinku di dalam hati.

R: "qamu yakin udah siap??"

Celetukan Rani diiringi dengan jemari lentiknya yg mulai membelai lembut kepala penisku yg masih terbungkus celana piyama dengan gerakan memutar. Di antara temaram cahaya lilin, kusaksikan senyuman nakal yg membuatku sangat bergairah untuk menyentuh wajahnya dengan lembut, dan mengarahkan kepalanya mendekat ke arah kemaluanku.

Rani mulai mengulum kepala penisku yg masih tertutup piyama tipis, kurasa ia berniat untuk membasahi celana piyamaku dengan ludahnya tanpa menyentuh kulit penisku terlebih dahulu. Ia mengeluarkan gigitan2 kecil di sekujur batang kemaluanku, diiringi dengan tangannya yg mulai masuk ke dalam celana piyamaku dari belakang, dan mulai meremas remas pantatku dengan lembut.

Aku menengadahkan kepalaku, memberikan sebuah sign bahwa aku sedang mengikuti alur permainan yg sedang dimulainya. Mulai kugoyangkan pinggulku untuk membuatnya turn-on..sengaja kutempelkan penis tegangku ke pipi, hidung dan telinganya untuk membuatnya semakin tenggelam dalam permainan.

A: "ssshh..mmm..mmm.."

R: "(berbisik).. qamu tu udah keras begini masih belagu aja! Akui aja, qamu udah terangsang sejak awal kedatanganku, kan?"

A: "hmm..nggak juga, sih! Aku kan masih dalam proses recover selepas menyetubuhi kakak ipar kamu yg binal itu! Jujur aku benar2 menikmati tubuhnya! Dia itu benar2 pandai memuaskan pria dengan kelugu..OW! AAUUWWW.."

Belum sempat kuselesaikan kalimatku, Rani telah menurunkan celana piyamaku dan menggigit kepala penisku dengan keras, disertai ekspresi manja yg khas. Matanya menatap tajam ke mataku dengan tatapan sensual yg seolah menghipnotisku untuk terus memperhatikannya saat melakukan proses blow job.

R: "(berbisik dgn posisi masih menggigit penisku)..
Sekali lagi kamu puji perempuan murahan itu, aku gigit lebih keras lagi nih.."

A: "(berbisik menenangkan)
Ow..ok..ok! I won't, darling! As long as you suck my cock with different way..

R: " Keep your words..and i will!"

Kudengar nafas Rani mulai memburu, tanda bahwa libidonya sudah mulai terbakar saat memblowjob penisku. Perlahan tapi pasti, aku membiarkan Rani seolah memegang kendali dalam permainan kali ini. Padahal sebenarnya, aku sudah memegang kendali secara utuh pada saat ia menurunkan celana piyamaku. Namun memang, untuk wanita dengan type seperti Rani, kita harus seolah mengikuti apa yg dia inginkan..walaupun pada akhirnya kita juga yg akan memegang kendali atas permainan ini.

Haha..aku pasti akan membuatnya menggelinjang nanti! Wanita freak seperti Rani memang harus terpuaskan dengan cara yg berbeda..ujarku dalam hati!

Aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur dengan perlahan. Tangan kananku membelai rambutnya dengan lembut, lalu turun ke telinga kirinya...sementara tangan kiriku mengarahkan kepalanya agar menatapku, sambil perlahan menekan penisku lebih dalam. Aku ingin kerongkongannya mampu melahap seluruh batangku yg masih ingin dibuai dengan gigi kelinci dan bibir manis adik dari seorang suami yg istrinya baru kusetubuhi dengan liar beberapa jam yg lalu!

R: (wajahnya menatapku dgn kondisi mulut masih mengulum penisku).. "Mmhhh..emmhhh...emmhh..emmh.."

Kupindahkan posisi tangannya yg masih meremas2 pantatku. Sekarang kedua tangan Rani sudah berada di belakang, dan kutahan dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku kuarahkan untuk membelai belai rambutnya untuk kemudian menjambaknya dengan lembut sembari memajumundurkan kepalanya agar dapat melahap penisku lebih dalam. Posisi Rani yg masih duduk di ranjang memudahkannya untuk memblowjobku, karena posisi kepalanya persis berada di depan batangku.

Dari sela2 temaramnya cahaya lilin, kulihat ia begitu menikmati jambakan dan belaian tanganku. Ia juga tidak berusaha untuk melepaskan kedua tangannya yg kutahan di belakang tubuhnya..malah dia perlahan memasukkan penisku lebih dalam, dan dengan sengaja menyentuhkan kulit kepala penisku dengan gigi kelincinya yg menimbulkan sensasi ngilu nikmat yg khas!

Setelah kurasa bahwa ia sudah cukup menikmati posisi itu, kuhentikan belaian tangan kananku di rambutnya dan kudorong kepalanya ke arah batangku bersamaan dengan pinggulku yg maju ke depan. Kini posisi seluruh batang kemaluanku sudah berada di dalam kerongkongannya, dan aku menguncinya dalam posisi itu untuk sekian detik!

Akhirnya: PERFECT FELLATIO!

R: "mmmpphhh..mmmpphhh..glekglekglek..grroookkk.."

Rani sudah mulai mengeluarkan suara yg khas dari seorang wanita yg mulai kehabisan nafas dan siap untuk tersedak karena kerongkongannya telah penuh dengan batang kemaluanku. Dengan sedikit membungkuk, kudekatkan mataku dengan matanya yg tajam hingga mata kami hampir bersentuhan, dan aku berbisik padanya..

A: "Kakak Rani masih mau nakal lagi? Kalau masih nakal, Mas setrap gini lagi yaa.."

R: "mmmpphhh..mmmpphhh..glekglekglek..grroookkk.."

A: "Apa? Mas ndak denger nih? Kamu mau bilang apa, kakak Rani sayaang? Mas ndak bisa denger niih..."

Entah dari mana bisikan itu datang, namun bisikan itu mengatakan bahwa Rani sebenarnya terobsesi dengan sosok Mas Ega, kakaknya. Sementara di sisi lain aku menangkap tendensi bahwa dia juga ingin diakui sebagai seorang kakak dengan berbagai keunggulan yg dimilikinya. Dengan begitu, aku memposisikan diri sebagai kakak laki2nya dan membahasakan diriku "Mas" dalam permainan kali ini, namun aku juga memperlakukan dia bagai anak kecil dengan panggilan kakak Rani.

Di luar dugaan, Rani tidak berusaha melepaskan kondisi fellatio yg seharusnya akan membuatnya tersedak, dan mengeluarkan liur kental dari mulutnya yg masih tersambung ke penisku..pemandangan yg sangat kusukai saat Fitri mem-blowjob-ku beberapa jam yg lalu! Alih2 melepaskan, ia malah kembali memberikan gigitan2 kecil dengan gigi kelincinya, dan memiringkan kepalanya agar penisku menghunjam bagian dalam pipinya. Cetakan penisku terlihat dengan jelas pada pipi kanan Rani, dan seolah ia ingin terus memasukkan penisku ke dalam mulutnya!

SHIT... SENSASI APALAGI INI!

Dengan kasar kuraih kepala Rani dengan kedua tanganku, dan kutahan kepalanya dengan lembut, sambil kuhunjamkan penisku dengan kasar ke dalam mulutnya berkali2. Baru sekali ini aku bisa memasukkan seluruh penisku ke dalam mulut wanita, seperti aku melakukan penetrasi ke dalam vaginanya! Kujambak rambutnya sambil terus memasukkan penisku ke dalam mulut Rani dengan kasar..sepuasku! Sensasi hangat ngilu nikmat yg kudapat dari gigi kelinci Rani sudah terganti dengan nikmatnya menyentuh ujung kerongkongan perempuan ini berulang kali, dan mendengarkan desah nafasnya yg tersengal akibat dari kenikmatan yg kurasakan saat ini!

SLEPPP..SLEPP..SLEPP..SLEPP..!

R: "mmmpphhh..mmmpphhh..glekglekglek..grroookkk.."

R: "..eemmhh..ini hukuman untuk kamu, kakak Rani yg nakal! JANGAN BERHENTII! Ini hukumannya kalo kakak Rani nakal sama Mas!"

Aku terus menahan kepalanya sambil memaju mundurkan pinggulku dengan extreme! Seperti sesuatu yg luar biasa bahwa aku lagi2 bisa melakukan fantasi liarku dengan seorang perempuan, tanpa keluhan dari sisi si perempuan! Oh Tuhan, apakah setiap dosa harus berlangsung seperti ini? Jika dosa di dunia saja sudah senikmat ini, maka neraka akan cocok sebagai surgaku di alamMu yg kekal..batinku meracau tidak menentu menikmati sensasi binal yg kudapatkan dari mulut Rani!

Sampai kurasakan ada kedutan2 dari penisku, yg menandakan bahwa sebentar lagi waktu untuk ejakulasi. SHIT..aku benar2 terlena dengan kenikmatan yg Rani berikan melalui mulutnya, tanpa mengatur nafasku dengan baik untuk mengantisipasi terjadinya ejakulasi!

Akhirnya dengan cepat kucabut penisku dari mulutnya sebelum terlambat! Ludah kental tersembur dari mulut Rani dan berjatuhan dari penisku menuju lantai. Tidak memberi waktu istirahat, langsung kuarahkan wajahnya menuju dua bola di bawah penisku. Seolah mengerti, Rani langsung mengulum testisku satu persatu dengan rakus..dengan banyaknya air liur kental yg masih berada di mulut dan bibirnya!

Dengan celana piyama yg sudah turun setengah, aku mengangkat sebelah kakiku untuk memudahkannya melakukan manuver terhadap "biji" ku yg tebal, sementara penisku yg masih berlumuran ludah kugesekkan ke keningnya. Rani mengulum dan menjilati testisku dengan sempurna tanpa bantuan tangannya yg masih kutahan di belakang tubuhnya! FUCK! Diiringi temaramnya cahaya lilin, ini benar2 pemandangan sensual yg sangat seksi dan belum pernah kudapatkan dari sosok istriku!

R: "..emmhhh..sluurrppp..clep..plok..ahh..ummm.."

A: "Suck it, naughty bitch! And i will give you somethin that you never felt before!"

R: "..mmhmm? Can you please shut-up..mmhh..slluurpp.. and prepare your fucking cock and sperm to fuck me hard? ...mmhhh..sluurppp.. Rani tau qoq kalo Mas udah mau duluan..sluurp..pluk..mmhhh..i think you are not as good as my sistah testimony!
(Translate: "..mmhmm? qamuh bisa diem ndak, sih? Mendingan qamuh siapin kontol dan sperma kamu buat entotin Rani..mmhhh..sluurp..Rani tau qoq kalo tadi Mas udah mau duluan..sluurp.pluk..mmhhh..Rani pikir kamu ga sehebat apa yg teh Fitri bilang ke Rani!")

Bagai terbakar api membara, baru sekali seumur hidupku ada wanita yg berani mengucapkan kalimat itu padaku!

GELAP!

Seluruh inderaku seolah tidak berfungsi..dan yg kurasa hanya sesuatu yg seolah ingin keluar dari tubuhku..sesuatu yg sedari tadi masih kutahan dengan akal pikiranku sekuatnya..sesuatu yg liar bahkan di luar apa yg pernah kuimajinasikan sebelumnya!

A: ".. (berbisik lembut).. Kakak Rani, sekarang waktunya belajar! Pake baju dulu yah kakak Rani sayang.."

R: "... ... ..."

Degan segenap kekuatanku kuangkat tubuh padat Rani untuk berdiri, dan kupakaikan kaus warna kuning yg tadi ia kenakan.. karena menurutku, bersetubuh dengan half-naked costum memilik sensasi tersendiri!

Selesai kupakaikan kaus kuning itu, kudorong tubuhnya mendekati kaca besar yg menempel di lemari pakaian yg ada di kamar tamu. Dengan kasar kubalikkan tubuhnya membelakangiku..kupeluk ia dari belakang dan menghadap ke kaca lemari. Sosok setengah telanjang Rani yg sedang kupeluk jelas terpampang di sana..dan tentu saja, penisku yg sudah licIn karena air liur Rani sudah mengacung dengan keras ke arah samping! Kugunakan tangan kiriku untuk mengarahkan kepala Rani untuk melihat pantulan bayangannya sendiri di kaca, sementara jemari telunjuk dan jari tengahku kumasukkan dalam2 ke mulutnya!

A: "(aku berbisik di telinga kanannya).. Kamu lihat, kakak Rani yg pinter? Kakak Rani sekarang lagi Mas peluk niih, tandanya Mas sayang sama Kakak Rani..sebentar lagi kakak Rani belajar sama Mas yah.. Mas akan ajari kakak Rani mengenai ilmu tubuh yg pasti jarang kamu dapetin.."

R: "..mmhhh..fffhhh..mmhhh...iya, Mas..sshh..ajari Rani, Masss..sshh"

A: "Tapi sebelum mulai, Mas mau kakak Rani ulangi.. bilang sama Mas kalo kamu mau Mas ajarin.."

Selagi berbisik, kuarahkan tangan kiriku yg sebelumnya berada di wajah Rani, untuk meremas payudara sebelah kanannya dengan kasar..sementara kuturunkan tangan kananku ke klitorisnya. Dengan telunjuk dan jari tengah, kumainkan jemariku untuk memberikan belaian dan sentuhan kecil di daerah paling sensitif dari tubuh Rani yg setengah telanjang.

Tak kuduga reaksinya begitu dahsyat saat jari tengahku bergerilya di sekitar kemaluannya, sampai akhirnya mulai membelah vagina Rani untuk mencapai klitorisnya.

Sentuhan pertama pada klitoris membuat kakinya bergetar!

Sentuhan kedua membuatnya melenguh dan melentingkan tubuhnya, sekaligus menekan penisku dengan bongkahan pantatnya yg padat! Kedua tangannya diangkat ke atas, merangkul leherku dari belakang.

Segera kupilin puting sebelah kanannya sekaligus meremasnya dengan kuat menggunakan tangan kiriku, sementara tangan kanan kugesekkan ke klitorisnya terus menerus sambil kutekan penisku agar tenggelam di belahan pantat Rani. Kini lidahku sudah menjelajahi leher dan telinganya dengan liar. Kepala Rani mendongak ke atas..matanya terpejam dan bibir sensualnya terbuka..ia mencoba mengikuti irama permainanku dengan ikut menggoyangkan pinggulnya untuk menggesek batang kemaluanku agar tenggelam lebih dalam ke belahan bongkahan pantatnya yg kenyal! Sesekali ia membuka matanya untuk melihat pantulan bayangan kami di kaca, dan tatapan matanya yg tajam seolah memohon padaku agar aku terus memperlakukan dia seperti itu karena dia benar2 menikmatinya!

R: "..mmhh..sshhhiitt! Sshh..oohh..Rani janji ga nakal lagi, Mas..sshh..Rani janji..sshh..ouih..bener, Mas! ..ahh..sshhh.."

A: (berbisik sambil menjilati telinga Rani)... mmhh..Bener? Janji? Sluurp..mmh.. Tapi kakak Rani tetap harus Mas hukum agar kakak Rani inget dan ndak nakal lagi nanti..paham?"

R: "Iya, Mas..sshhh..kasih Rani hukuman, Mas..ahh..sshh.. Hukum Rani pake kontol kamu, Mas!..sshh..Rani udah ga kuattt..sshhh..terusin siksaan kamu, Mass..sshh..ahh.."

Tanpa membuang waktu, langsung kudorong tubuh Rani ke permadani yg terbentang di lantai tengah kamar tamu. Segera kuludahi penisku yg telah mengering dari air liur Rani, untuk lebih memudahkan batangku masuk ke vagina Rani yg telah basah saat kubelai klitorisnya tadi. Kutindih ia dari belakang, dan denga kasar kumasukkan penisku ke dalam vaginanya.

R: "..ouuhhh..mmmm...mmhhhh..sshhh..gede banget sih, Maaasss??..sshhh..bener yg teteh Fitri bilang..sshh..mmhh.. kamu emang jago ngewe, Maaass..kontol gede gitu kok bisa masuk semua sih ke aquuhh..sshhh..ohhh..."

A: "..uuhh..omongan kotor kamu ga kalah sama ipar kamu ya, kakak Ranii..uuhhh.. Dan biar kamu tau, ini belum masuk semua loh.."

R: "..oohh..sshh..please jangan bandingin aku sama pelacur ituh, Maass..sshh..ohh..ahh..sshh..pelacur itu cuma bener dalam satu hal Mas..sshh..mmhhh.."

A: "Apa itu, kakak Rani sayaaanggg..?"

R: "..sshh..ahh..pelacur itu benar..ahh..sshhh..mengenai kontol kamu yg besarr Mmasss..sshh"

Kuletakkan tangan kiriku di payudara sebelah kirinya, sementara kurasakan lubang syurga Rani masih menyesuaikan seperempat penisku yg sudah berada di dalam. Setelah kurasakan vagina Rani sudah siap, segera kuhunjamkan penisku seluruhnya dan kupompa berkali-kali dengan kasar. Jemariku meremas payudara sebelah kirinya dengan keras, dan saat kulihat ke arah kaca, ekspresi kenikmatan memenuhi wajah Rani...ia kembali memejamkan mata dan membiarkan bibirnya yg merekah terbuka! Sesekali ia melayangkan tatapan sinis dengan memicingkan matanya padaku sambil mendesah parau, dan kembali memejamkan matanya..menandakan bahwa ia sangat menikmati caraku menyetubuhinya!


3a0ad0424369110.gif


Semakin kunaikkan intensitas tekanan pinggulku, sehingga batangku merangsek lebih dalam ke ujung vagina Rani. Saat kulihat bayangan kami di kaca, aku semakin merasa perkasa.. karena pada akhirnya aku mampu melampiaskan otak liarku kepada seorang perempuan, dan perempuan itu menikmatinya! DAMN.. Betapa kunikmati desahan yg keluar dari mulut Rani yg dengan sengaja memperlihatkan padaku bahwa ia menggigit bibirnya dan memperlihatkan tatapan mata minta dikasihani..betapa kunikmati remasan keras yg kuberikan pada dada kirinya yg memiliki puting yg pas untuk ditekan dengan keras..dan betapa kunikmati laknatnya persetubuhan terlarang yg sedang kujalani kali ini!
 
Terakhir diubah:
-Lanjutan-​

R: "..ahh..ahh.sshh..Mas sayaanggg..Rani duluan boleh yaaahh..sshh..Rani udah ndak kuat sayaanggg.. sshhh..mmhhh.. punya Mas kegedeann..sshh ... Aww.. Jadi bikin Rani cepeettt, sayaanngg..sshh..aahh..aahh..Rani nyesel, sayaaanggg.. Rani ga akan nakal lagiiii... ahh..ahh..mmhh..mmhhh..(desahan Rani semakin meninggi)..."

D a n . . .

R: "..AAUUHHH..OOHH..OOHHH..MMHHH..MMHH..(menahan suara agar tidak teriak)"

SORRR...RRRTTT...RRRTTT..RRRTTT...

Kurasakan kedutan hebat mengapit Penisku, sebelum akhirnya terdorong keluar dari vagina Rani saat cairan itu menyemprot dengan derasnya! Aku tetap memeluknya, dan menggesekkan batangku di area genitalnya saat Rani mencapai squirt pertamanya dalam permainan ini! DAMN! ini adalah kali pertama aku membuat squirt seorang wanita dengan menggunakan penisku sendiri! Betapa bangga rasanya bisa membuat seorang wanita squirt tanpa bantuan jemariku yg hingga kini masih memainkan sepasang bongkahan indah di tubuh bagian depannya!

R: "...oouuuggghhh... aaawwhhh...aamppuunnn Mmaaassss!...aammmppuunnn...ouuuhhh..aaahhh.. enak banget, Mmaasss...hhh..hhh..hhh..."

A: "..Ouww..uuhhh..iyyyaa..kakak Rani pinteerrr! ..hhhhh...hhhh...iya, ndak apa2, maniiisss... sshh.. emmmhh.."

Kuberikan ciuman2 lembut di sekitar telinga dan bibir Rani..seolah mengasihaninya setelah ia mencapai "puncak" persetubuhan dan mengakui kekalahannya! Saat kuberkaca, kulihat mata Rani haya terpejam dengan deru nafas tersengal sengal dan rambut yg menutupi sebagian wajah sebelah kirinya. Namun begitu, aku sadar bahwa "kemenangan" baru dinikmati oleh lawan, dan kali ini aku belum mencapainya!

Kulepaskan tindihanku pada tubuhnya, menggendongnya ke tempat tidur, dan meletakkannya dalam posisi telungkup. Hawa panas di badanku semakin menjadi saat kupandangi penisku yg masih berdiri tegak karena belum menikmati "kemenangan" nya! Namun di sisi lain, aku tetap seorang lelaki sopan dan penuh etika, yg tidak ingin memaksakan kehendakku pada wanita.

Kupeluk Rani dalam posisi telungkup, kubelai punggungnya dengan lembut sampai ke ujung pinggulnya yang mulus. Aku berbisik padanya dengan lembut...

A: "Kakak Rani..kamu tadi hebat sekali, sayang..Mas seneengg banget kamu bisa duluan. Ga perlu minta maaf ya, sayaaang.."

Kami saling terdiam untuk beberapa waktu, dan saat nafas Rani sudah teratur dan cooling down, bibir sensualnya mulai terbuka dan mengeluarkan suara setengah mendesah.. ia mengatakannya dengan pelan dan lirih..

R: "..Iya Mas, Rani juga sebenarnya mau cerita! Jujur Rani dulu sering disetubuhi sama Mas Ega saat ia sering mabuk, karena Mas Ega itu sebenarnya bukan kakak kandung Rani. Setelah itu, temen2nya Mas Ega juga nganggap Rani perempuan gampangan yg bisa dipake kapan aja sama mereka. Dulu kalau Mas Ega mabuk selalu bawa temen2 ke rumah...dan kalau sudah begitu, mereka pasti pake aku rame2 termasuk Mas Ega, karena memang dulu kan orangtua dua2nya di Jekardah dan kami hidup cuma sama Pakle yg sakit2an. Efeknya yaa gitu..Mas Ega dan teman2nya jadi semakin liar. Tapi setelah sadar, Mas Ega pasti minta maaf, sedangkan teman2nya tetap membicarakan aku yg mereka bilang " bisa dipake kapan aja"..makanya Rani selalu berusaha membuktikan ke mereka bahwa Rani ndak seperti itu..bahwa Rani memiliki intelektualitas yg baik, dan bisa berhasil suatu saat nanti! Rani juga berharap bisa dapat suami yg baik..suami yg mampu memperlakukan Rani dengan ideal, dan yg terpenting, suami yg bisa ngentotin Rani dan bikin Rani puas kaya tadi..suami yg kaya kamu, Mas!"

Aku seolah tidak mendengarkan pujian yg ia berikan untuk servis yg telah kuberikan padanya tadi... perhatianku lebih pada kejujurannya untuk berani membuka pengalaman pahitnya kepadaku. Mendengar itu semua aku menjadi takjub dengan sosok Rani. Dia berusaha setengah mati memendam kekecewaannya kepada kakak tirinya selama bertahun-tahun, dan mampu memaafkan kejadian laknat yg pernah menimpa dirinya di masa yg lalu. Itulah alasan kenapa ia tetap bekerja, padahal ia berada dari kalangan orang yg sangat berada..itulah alasan kenapa ia selalu ingin dianggap lebih dari yg lain, karena dulunya ia memang dianggap hina dan diposisikan sebagai pemuas syahwat kakak tiri dan teman2 mabuknya. Semua semakin jelas!

A: "Mulai sekarang aku ga akan panggil kamu kakak Rani seperti tadi..itu hanya memperburuk kondisi psikismu, sayang.."

R: "Tapi aku bener2 suka diperlakukan begitu, Mas.. Aku suka dipanggil kakak dan aku suka dengan cara kamu menyetubuhiku tadi! Kamu benar2 perkasa, Mas..beda jauh sama mereka yg pernah menyetubuhiku di masa lalu.."

A: "Ssst... Ndak usah dibicarakan lagi mengenai masa lalu kamu, yah. Sekarang kamu istirahat dulu aja, Ran...."

R: "(sambil tersenyum menggoda).. Kok begitu sih qamuh? Masku sayaanggg, aku tuh ngerti kalo kamu itu sebenernya laki2 yg baiik banget! Sepupunya Fitri itu beruntung banget loh dapetin qamuuh.."

A: "..mulai gombal aja kamu, Ran! Haha.."

R: "Aku serius loh, Mas..kamu ndak egois..bahkan kamu rela membiarkan aku istirahat, padahal i'm sure that your dick still fully ready to fuck me hardly..hihihi"

Dia seperti membaca pikiranku! Benar2 wanita pintar yg sangat kudamba untuk menjadi pasanganku pada saat bercinta! Tuhanku Terkasih, mengapa Engkau membalas dosa hambaMu dengan nikmat kenaklatan seperti ini??

R: "Jadi tolong jangan samakan Rani dengan istri qamu, Mas! Aku sangat mengerti perasaan qamu dan aku mau qamu sekali lagi, Mas.. Kali ini tolong lakukan dengan tulus, agar Rani ndak nakal lagi nanti..hihihi"

Rani mulai memasukkan canda setelah menceritakan masa lalunya yg super kelam kepadaku. Ia merubah posisi telungkupnya, dan sekarang ia berada dalam posisi tidur menyamping di sisiku. Ia memberi tanda agar aku mengubah posisi tidurku menjadi terlentang.

Saat kubetulkan posisiku menjadi terlentang, jemari lentik dengan kuku yg putih bersih itu mulai menggerayangi penisku, sambil bibir dan lidahnya menjilati puting kananku. Batang kemaluanku yg sempat terkulai karena mendengar cerita masa lalunya lambat laun mulai mengeras. Tangan kananku mulai bergerilya di puting kiri Rani. Kuremas dengan lembut bukit kenikmatannya sembari tangan kiriku menekan kepalanya perlahan, memberi signal untuk berpindah dari putingku untuk menjelajahi penisku dengan lidahnya.

Ia pun mengerti... Rani mulai turun menjilati perutku, area pubis, dan batangku. Sebelum mengulum penisku dengan mulutnya, ia terlebih dahulu mengulum testis dan menjilatinya dengan lembut. Melihatnya dalam kondisi seperti ini benar2 tidak sampai hati membayangkan bahwa pertempuran kami sebelumnya sangat keras dan kasar...bahkan Rani pun masih mengimbangiku sampai akhirnya ia mengaku "kalah" dengan squirtnya yg deras.

Rani mengulum penisku dengan lembut dan menggerakkannya dengan hati2..tidak lagi kurasakan sensasi gigi kelinci yg sangat kusukai itu. Namun entah mengapa, aku begitu menikmati permainan lembutnya kali ini. Untuk menyudahinya, aku kembali menelungkupkan tubuhnya dan menindihnya dengan perlahan.

R: "Mas..aku mau request boleh, ndak?"

A: "Kamu mau request apa? Cunnilingus?"

R: " Iya..aku mau 69an dan di-cunnilingus-in sama kamu..tapi sampai belakang banget ya, sayang..sampai itu tuuhh..hihihi"

A: "Anggap saja requestmu sudah terlaksana tuan putri..ada lagi yg bisa hamba laksanakan?"

R: "ih..kamu tuh lebay banget deh, sayang..hihihi..kalo cunnilingusnya udah selesai, tolong tangan kamu mainin clit-ku kaya tadi yah sayaannnggg.. mmm.. aaand kamu boleh qoq masukin senjata kamu di "yang satunya"..hihihi.."

OH DAMN..SHE WANTS ANAL!

Tanpa babibu lagi aku langsung mengarahkan pinggulnya agar bergerak sedikit ke atas, menyisakan ruang untuk kepalaku agar lidahku dapat dengan mudah menjangkau vagina dan lubang anusnya, sementara ia telah melahap batangku dengan rakus saat kami berada dalam posisi 69.

Kuluman dan jilatan rakus pada penisku terasa lain! Sensasinya terasa seperti memasukkan penisku ke dalam vagina yg sempit, namun ditambah jilatan2 lidah yg kasar dan nikmat. Aku tak mengira seorang Rani memiliki kemampuan seperti ini! Benar2 beruntung siapapun yg bisa memilikinya sebagai seorang istri nanti, gumamku di dalam hati.

Birahiku semakin tersulut tatkala Rani kembali mengeluarkan spesialisasi gigi kelincinya di sekitar lubang penisku! Kembali kuludahi lubang anal Rani beberapa kali, dan kujilati sampai batas klitorisnya. Untuk mempermudah penetrasiku nanti, mulai kumasukkan jari tengahku ke libang analnya yg lembab dan telah basah oleh liurku, sementara lidahku terfokus pada klitoris dan belahan vaginanya.

R: "..sshhh..emmhhhh.. Mass qoq ccuurraanngg siich?? ..sshh..uuhhh..qoq qammuuhhh mmasukinn pake jarrii sih sayyaanngg..sshhhh..Rani jadi ennaakkk , saayyaanngg.. Sshhh..mmmhhh..."

A: "yg curang itu kamu, Rani cantiikk..kamu udah yg kedua sementara aku belum sama sekaliii.."

R: "..hihihi..sshhh..emmhhh..qamu lucu banget sih..sshhh..ahhhh..kayanya dalem banget kamu masukinnya..sshh..mmhh..jangan pake jari doang donkk saayyaanngg..oohhh.. pake kontol kamu dong ssaayaanngg..uuhh..sshhh.."

Rani terus meracau tidak karuan dengan desahannya yg membuat birahiku semakin memuncak. Tangannya tidak berhenti mengocok penisku, dan dari kekuatan genggamannya pada batangku, aku merasa bahwa ia sudah benar2 siap untu kusetubuhi kembali. Namun karena ini adalah analku yg pertama, aku harus yakin bahwa jemariku juga dapat memberikan kenikmatan pada klitorisnya, karena aku sangat khawatir kalau2 ia akan merasa sakit saat penetrasi penisku ke dalam lubang analnya.

A: "Sssttt.. sabar ya, Rani sayang. Aku masuk ke vagina kamu dulu sebentar yaa.. biar kamu lebih nyaman nanti.."

R: "..Terserahh qamu aja Masskuu saayyaanngg..mmhh..entotin Rani kaya Mas entotin pelacur murahan itu tadii..sshh..mmhh.."

Kembali kutindih tubuh telungkup Rani dengan perlahan. Bibirku terus berada di telinganya, sementara tangan kiriku merangsang payudaranya dan tangan kananku mulai membelai2 klitorisnya Rani mengangkat pinggulnya setengah, agar aku lebih mudah melakukan penetrasi ke dalam vaginanya.

Sengaja kumainkan klitorisnya terlebih dahulu, agar ia merasa nyaman, baru kemudian kubenamkan penisku perlahan ke dalam vaginanya dari arah belakang. Kembali kumainkan peranku secara dominan, kugenjot vagina Rani beberapa kali dengan lembut, dan benerapa kali kupacu dengan kasar.

R: "..awww..ssshh..qamu bisa banget siihh..sshhh..bikin aku sange beginiii..sshh..mmhh.. Apa qamu ga kasian sama aku, Masss...sshh...Ayo dong sayyaanngg..sshh..masukin ke yg belakaannggg sekarrraanngg..sshhh..aku mau tau sayaanngg.. gimana rasanyaa..sshh..kalo kontol gede qamu masuk di pantat akuuu...mmhhh..aahhh.."

Kukeluarkan liurku persis di lubang analnya yg sudah membesar dengan bantuan jemariku beberapa saat yg lalu. Mulai kebenamkan kepala penisku perlahan di permukaan lubang analnya, sementara tangan kananku semakin ganas menggesek klitorisnya. Kembali kuludahi kemaluanku yg sudah masuk sebagian ke dalam pantat sekal Rani.

R; " ..Ooh, gede banget, Mas! ..sshhss..ennaakkk Maass..ssh..kontol kamu bikin Rani ngerasa jadi perempuan, Mass...sshhh..terusin, Mas..masukin semua ke pantat Rani, ssaayyaaanngg..sshh..mmhh.."

Setelah kuyakin bahwa ia merasa nyaman, segera kuteken penisku dengan kuat, hingga ambles seluruhnya ke dalam pantat Rani, sementara ia terus meracau mengeluarkan kalimat2 kotor... seperti tidak mau kalah dari Fitri!

SENSASINYA BENAR2 LUAR BIASA!

Lubang ini terasa begitu sempurna menjepit batang kelelakianku. Tak kuduga Rani juga pandai memanjakanku dengan pantatnya. Ia mengembang kempiskan pantatnya sehingga penisku yg maju mundur perlahan terasa seperti diurut2..sshh..benar2 sensasi yg berbeda sekalii..aku masih menikmati persetubuhan yg lembut ini.

Kugenjot pantat Rani dengan santai namun bertenaga.. tangan kiriku sengaja kuarahkan ke dada kirinya yg masih tertutup setengah oleh kaus kuning yg dikenakannya, bermain liar di sekiling putingnya... sementara tangan kananku kini telah masuk ke dalam vagina Rani untuk menggesek clitnya. Racauan2 kotor diiringi dengan desah kenikmatan semakin lancar keluar dari mulutnya! Kupikir sepertinya ia potensial untuk jadi simpanan bosnya nanti saat ia berada di Jekardah..hahah!


A: " (berbisik di telinga Rani) ..kakaaak, gimana? Enak ndak Mas giniin?

R: "(mendesah pelan)..Aah..aahh..sshh..luar biasa,Mas..sshh..mmhh..sekarang Rani ngerti kenapa pelacur bernama Fitri itu bilang ke aku kalo kamu perkassaahh..sshh..mmhh..kamu bisa kasarrr tadiii..sshh..mmhh...tapi kamu juga bisa lembut kaya ginniihh..oohh..aahh..aahh..mmhhh.."

A: "..(berbisik)..tapi kamu beda sama dia, sayang..kamu ga berisik..sshh..mmhh..kakak Rani pinter banget ..sshh, desahan kamu juga bikin aku horni, Ran..mmhh..!"

R: " ..sshh..mmhh..kalo bener begituuu..sshh..mmhh..keluarin dong, sayaang..sshh..mmhh..ouww..Rani mau ngerasain sperma kamu di pantat Rani sayyaanngg..sshh.. Uuhh..oohh..sshh.."

A: "..Kalo begitu tahan sedikit ya, sayang..aku agak kasar kalo mau keluar.."

R: "..sshhh..ucapan kamu barusan..sshh.bikkiinn aakkuu horrnnyy ssaayyaanngg..sshh..ahh..aahhh..sekarang aku mau tau bisa sekasar apa kamu sama akkuu..sshhh..ayo sayang..ahh..aahh..entot aku sekasar yg kamu mau, sayangqquuhhh..sshh..aahh..aahh.."

Mendapat persetujuan seperti itu membuat selilingku semakin pekat. Nalarku seolah melepaskan diri dari otakku, meninggalkan seluruh hawa nafsu untuk mengontrolku sepenuhnya! Masih dalam keadaan telungkup, kini kunaikkan intensitas penetrasiku dan dengan ganas kujilati area leher dan telinga Rani yg sudah memerah. Remasanku pada payudara kenyalnya semakin keras. seolah mengatakan bahwa aku berkuasa sepenuhnya atas permainan ini.

R: "..sshh..aadduuh ssaayyaanng...aahhh..aahh..lebih kenceng lagi sayang..mmhh..mmhh.. masukin lagih, sayang..terruuss ssaayyaangg..sshh..uuhh..uuhh..aaawww..jari kamu nnaakkaall baannggeet siihh mainin memek aqquuh. ssaayyaanng..sshh aah..oouwwhh..sshh.."

Desahan dan kalimat kotor Rani semakin membakar nafsuku dan mempengaruhi speed genjotan penisku di dalam pantatnya.. semakin cepat dan semakin keras! Aku mulai melepaskan ritme nafas yg sedari tadi selalu kujaga.. mulai kubayangkan kembali betapa kerasnya persetubuhan yg telah kuakukan dua kali... bukan dengan istriku sendiri.. dan dilakukan dengan kondisi lingkungan yg ekstrim seperti ini!

A: "..Rani sayyanngg..sshh..kayanya aku sebentar lagi inii..sshh..kamu sabar sedikit yah sayaanngg..sshh.."

R: "..aahh..aahh..oouwwhh..emang aqu bisa gimanah lagih sih ssaayyaanngh..ahh..ahh..aku udah dikunci begini sama qammuuhjhh..sshh..mmhh..aqquuhh gak berdaya ..saaayyang..sshh..akkuu ..sshh..akkuuhhh...sshh.. (desahan semakin meninggi)..."

SHIT! JANGAN2??? Apa dia mau squirt lagi?

R: ..aauuwwhhh...owwwhhh..oowwhh.. Rani duluan laaggiiii ssaayyaannggg.. .ssshh .mhhhhnnn... sshhh..oouuww..ssshh.mmmhh.."

Ternyata kali ini Rani hanya orgasme tanpa squirt.. karena jariku tidak terdesak oleh sesuatu dari dalam vaginanya. Tadinya kupikir akan berabe juga kalau dia squirt, karena tubuhnya pasti akan ambruk dan penisku pasti akan tercabut dari lubang analnya..haha..sementara aku sudah dalam kondisi kentang begini! Baguslah ia hanya orgasm..paling tidak ia hanya lemas sedikit namun kontolku masih bisa maju mundur dengan leluasa di dalam bongkahan pantatnya!

Aku mulai merasa senang berkata kata kotor dalam pikiranku! Aku senang dengan kondisi2 jahanam seperti sekarang ini! Aku senang jika fantasi seksku menjadi nyata! Apapun iblis yg berada di tubuh kami, pasti merupakan karunia Tuhan yg memang harus terjadi!

A: "..saayyaannggg..ini aku sebentar lagi..sshh..mmhh.. Mmhh .. cium aku, Ran..sshh..!"

Kupercepat hunjaman penisku dan kuhantam lubang pantat Rani sekeras mungkin berulang kali! Kulepas tangan kananku dari vagina Rani, dan kujambak rambut hitamnya dengan keras hingga aku bisa mencium bibir sensualnya saat spermaku menyembur di pantat sekalnya nanti. Rani seperti merasa kesakitan dengan hunjaman penisku yg kuhentakkan dengan keras. Ia hanya menggumam dan mendesah saat kuciumi bibirnya dan memainkan lidahku di dalamnya, sambil penisku terus bergerak maju mundur dengan keras!

R: "..oouuhh..mmmhh..mhhhmm..uuhhh..mmhh..mmhh.."

Di sela2 ujung kenikmatanku, Sekilas kulihat pantulan bayangan kami di kaca...

Dari temaram cahaya lilin, aku melihat wajah perempuan yg sedang kusetubuhi ini bukan wajah Rani... namun wajah perempuan cantik yg kulihat sekilas di pincuran tadi! Dan kulhat pantulan di kaca bahwa perempuan yg segera kusemprot dengan spermaku ini menggunakan atasan berwarna hijau, dan sedang menyeringai kepadaku di kaca!

Sudah kepalang tanggung..kupejamkan mataku sambil terus kucium bibir Rani dan kuremas payudaranya sekeras mungkin. Pada hentakan terakhir, kutekan pinggulku sedalam dalamnya hingga penisku tenggelam seutuhnya ke lubang analnya. Denyutan pertama.. denyutan kedua.. dan akhirnya..

A: "..Oh SHIT! Raniii.. Ooh...oohh..mmhh..mmhhmm.. tahan, ssayyaanngg.. ttaahhaannn..aarrggghhh...!"

SSSRRRTTT...SSRRRTTT..SSSRRRTTTT..RRRTTTT...RRRTTTT...

Lima semburan keras dan beberapa semburan lemah telah keluar dari kepala penisku. Pantat Rani kembali mengapit batangku dengan keras, seperti berusaha membersihkannya dari sisa2 sperma yg belum termuntahhkan.

R: "..uuuhh..keluarin semua, sayaang..uuwww..keluarin semua di pantat Rani, sayyaanngg.. sshh.. Uuhh..mmhh.."

A: "..mmhh..mmhh.. Enak banget, Ran..sshhh.*** nyangka akuu..sshh.. uuhh.."

Seusai kukeluarkan seluruh sperma, tubuhku terkulai lemas di punggung Rani. Kukecup leheer dan telinganya dengan lembut dan kupandangi wajah binalnya dengan seksama..meyakinkan bahwa penglihatanku cermin tadi hanyalah halusinasi belaka karena kenikmatan yg menguasai tubuh dan akal pikranku secara keseluruhan. Wajah Rani tertutup oleh rambutnya yg terurai karena nistanya persetubuhan yg baru saja kami lakukan.

R: "..Empotan pantat Rani ga kalah sama vagina si Fitri jalang itu kan, Masku sayang?"

A: "iya, kakak Raniku sayaang.. ga kalah kok! Sensasinya jauh beda.."

Kuulurkan jemariku untuk menata uraian rambutnya, dan alangkah terkejutnya aku saat kulihat bahwa wajah yg kutatap di temaram cahaya lilin kali ini adalah wajah yg kutatap di cermin tadi! Paras cantik berkulit putih berseri itu tersenyum padaku sambil menunjukkan ekspresi terpuaskan!

Pikiranku berputar dan hawa dingin seolah memelukku dengan erat! Tidak sepatah katapun meluncur dari mulutku saat ia mengucapkan terima kasih dan mengecup keningku yg basah karena keringat..

Seketika aku terlelap!

-SKIP-

Sayup2 kudengar suara istriku dan mataku mulai terbuka perlahan. Silaunya matahari membuatku memicingkan mata, berusaha mengenali suasana di sekelilingku. Dan betapa terkejutnya aku saat kutahu bahwa aku berada di pincuran di mana aku menyetubuhi Fitri tadi malam!

A: Aku
I: Istriku
F: Fitri

I: "..ckckck, sayaang..sayangg! Ini gimana ceritanya sih kamu bisa ada di sinii? Ayo bangun, udah jam setengah tujuh loh!"

Seketika aku loncat dan membetulkan piyamaku, mencoba mencari alasan yg logis dan mudah diterima oleh akal sehat atas bagaimana diriku bisa berada di samping pincuran dalam posisi telungkup???

A: " Oh... hahah.. iya, tadi pagi aku kebelet banget dan di kamar mandi ada orang! Jadi aku ke pincuran aja sekalian setelah itu nunggu sunrise.. kan keliatan jelas bagus banget kalo dari pinggir pincuran ini.."

F: "Yakin mau liat Sunriseee? Atau masih kebayang bayangggg.. Hihihi.."

A: "Maksud kamu apa, Fit..?"

F: "..ihihih.*** apa2! Udahh, kalian ngobrol aja, aku mau beli bubur dulu.."

Seketika Fitri melenggang dari hadapanku, dan istriku hanya menggelengkan kepalanya melihatku. Dan aku teringat dengan Ega dan Rani, maka segera kutanyakan pada istriku..

A: "Ega sama Rani mana?"

I: "Ya pada di dalemlaah.. kamu juga sih aneh! Nungguin sunrise kan bisa dari teras kamar kita di atas.. ngapain juga mesti di sini.. pake acara ketiduran lagi!

A: "Udah ah.. kita ke dalem aja ya, sayang.."

Sesampainya di ruang tengah, kudapati Ega, Rani dan kedua orang tua istriku sedang berbincang hangat di ruang tengah. Segera aku bergabung dengan mereka dan langsung menyampaikan alibi kenapa aku bisa berada di pincuran. Dari sudut mata aku bisa menangkap bahwa Rani merasa ada keganjilan dengan alibiku, namun ia tidak mengutarakannya di depan keluarga.

Kami berbincang hangat bercerita mengenai perjalanan Ega dan Rani yg menemui banyak peristiwa lucu dalam perjalanan ke sini, dan saat mendebarkan waktu mobil mereka hampir menabrak perempuan berbaju hijau yg menyeberang dengan tiba2 di perempatan jalan sebelum memasuki jalan menuju rumah ini.

SHIT! LAGI LAGI BERBAJU HIJAU..

Setelah beberapa waktu, Abah dan Ega beranjak untuk mandi.. meninggalkan aku, Rani dan istriku di ruang tengah. Segera kuberi kode istriku untuk buat membuatkan kopi untukku.. sehingga ada kesempatan untukku bertanya pada Rani mengenai kronologis peristiwa semalam. Sebelum aku bertanya, Rani sudah berbisik padaku..

R: "Rani bingung deh sama yg Om bilang tadi! Bukannya Om dari semalemm ada di luar? Lagian Om tu semalem ngapain, sih? Kok abis ambil lilin dari Rani langsung keluar? Padahal kan Rani minta tolong nyalain lilin di kamar Rani. Pas Rani liat keluar, Om udah ga ada! Rani kira Om mau cek mcb listrik lagi..tapi kok 15 menit ga balik2 juga, makanya pintu cuma Rani tutup ga dikunci karena takut Om mau masuk nanti..'

DEG! APALAGI INI????

Alasan rasional apalagI yg dapat kusematkan di otakku untuk bisa mendapat penjelasan mengenai kejadian semalam! Lalu dengan siapa aku melakukan persetubuhan itu? Lalu kenapa isteriku bisa membangunkanku di samping pincuran tadi pagi?

Kok bisa begini?

Bagaimana...?

Mengapa...?

Seketika sekelilingku mulai gelap, dan aku terkulai lemas di kursi panjang yg kududuki. Sekilas kulihat Rani dan istriku berlari ke arahku, sementara Abah menyusul di belakang mereka masih bertelanjang dada setelah mandi. Tubuhku terasa sangat lemah dan kupikir sebentar lagi aku pasti tak sadarkan diri.

Tapi ... siapa itu yg hanya berdiri di atas memandangi kami? Hmm.. Sekilas aku mengenali paras ayunya.. aku mengenali senyum manisnya.. dan aku mengenali bentuk payudara dan pinggul yg telah menjadi wadah spermaku semalam .

..yg saat kutatap kali ini tertutup oleh kebaya dan kain hijau menyala!

-END-​

Nb.:

1. Mohon maaf atas kesalahan penulisan akhir judul yg tidak lengkap. Seharusnya tertulis:

"Kisahku 2: Edisi Adik Ipar-nya Sepupu Istriku (yg berbaju hijau)"​

2. Mohon masukan dari para suhu sekalian mengenai lanjutan karya nubie yg satu ini. Jika dinilai masih layak, maka akan nubie lancrotkan untuk terus berkarya.

3. Yth. Mimin dan Momod sf cerita panas, jika berkenan mohon saia diingatkan jika ada kesalahan dalam membuat/tata cara penulisan dalam thread.

4. Salam CROT dari nubie semprot :)

5. Cerita sebelumnya bisa dibaca DI SINI, suhu... semoga berkenan.
 
Terakhir diubah:
siiipp.. Berharap ada kelanjutan lagi dari si om
Terima :cendol: nya ya.?? :semangat:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
weiiitttsss ... berbau mistis ...

cool om... lanjutkan ...

mgkn mmg dg wanita kebaya hijau yg terpuaskan ... sing penting rasanya cenat-cenut empot ayamnyah
 
mantap bro,layak bgt untuk d lanjut,plot+alur ny ud asik+dengan ilustrasi yg ga bgitu banyak jadi ngebantu+memperjelas imajinasi pembaca,kayanya sesekali kalo d bkin lbih 'penasaran' makin keren bro,untuk 'BOOM' dari salah satu lanjutannya,damn great story!
:beer: :beer: :beer:

punteun ah bari ngagelar+nyuruput :ngeteh:
 
what a great ending..

ending standar buat cerpen tapi outstanding untuk cerpan :beer:
 
Ceritanya keren dan tak terduga endingnya, sayang bgt kalo ga dilanjutin dan dituntaskan
 
mantab mas bro..jadi membangkitkan imajinasi yang sangat liar...lanjutkan mas bro
 
lanjut suhu ceritanya...mantep ini mah cerita sex berbumbu horor....updateeeeeee
 
keren suhu ada bumbu mistisnya tapi jangan pake kesurupan yaa ntar terbongkar pas ama Fitri
 
wow... makin pensaran nih siapa si baju hijau itu ;)
 
wow... makin pensaran nih siapa si baju hijau itu ;)
 
Bimabet
Mantap nih mistis nya dapet... lanjut brow
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd