Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisahku dan Mamaku

-PART 9-
Sebelumnya minta maaf untuk para suhu dan teman-teman di sini, sudah sangat lama sejak terakhir melanjutkan cerita ini. Sebenarnya sudah lama ingin melanjutkan tetapi terhalang kehidupan nyata dan kebuntuan ide, semoga kelanjutan ini dapat mempertahankan kualitas cerita.

Lanjut


Pada hari pertama kepulanganku dan mama ke kampung tidak banyak hal yang terjadi, sepulang dari bandara dan makan kami lansung ke rumah dan berberes. Mama menyempatkan diri untuk bertemu ibu-ibu tetangga dan membagikan oleh-oleh, aku pun bertemu dengan beberapa teman kampungku untuk sekedar ngopi dan ngobrol. Aku pulang nongkrong sekitar tengah malam, langsung aku mandi dan bersiap ingin tidur tetapi saat melewati kamar orang tuaku sedikit kudengar mama dan papa sedang berhubungan badan. Kudengar kecil rintihan desahan mamaku, "Ah, andai saja papa tahu kalau mama biasa mendesah lebih kencang lagi" pikirku dalam hati.

Selayaknya orang yang sedang libur pada umumnya, aku bangun agak siang di hari keduaku di kampung. Pada saat aku ke dapur kulihat mama sedang menyiapkan makan siang, mama mengenakan daster coklat sebetis dengan lengan buntung. Pakaiannya tidak semenerawang daster mama yang lain, tetapi mama tetap terlihat cantik dan menggoda dengan rambutnya yang diikat.

Aku: papa mana ma?
Mama: udah pergi ke kebun, sayang
Aku: mama semalem habis main ya sama papa?
Mama: iyaa, kan kamu yang nyuruh
Aku: pake kondom kan?
Mama: iyaa sayang, ntar kalau mama hamil tinggal mama bilang kondomnya bocor aja

Aku mendekati dan memeluk mama dari belakang, tangan kananku menggerayangi teteknya sedangkan tangan kiriku mengangkat daster mama dan mengusap-usap memeknya. Mama mengeluarkan desahan-desahan kecil.

Aku: pinter deh lonteku, emang cuman aku yang boleh ngisi ini memek
Mama: Hmmh, kamu pagi-pagi udah ngatain mama lonte ajaah
Aku: kalau bukan lonte apalagi
Aku: mana ada ibu normal yang pagi-pagi udah dikobel anak sendiri

Aku mempercepat permainan tanganku di memek mama, ia pun mendesah semakin kencang. Lebih berisik dibanding saat aku nguping semalam, omonganku pun tak lagi digubris mama. Saat aku merasa kedutan di memek mama semakin kencang, seketika itu juga aku melepaskan genggamanku dan kubiarkan mama mengatur kembali nafasnya dulu.

Mama: kamu itu seneng banget ngerjain mama
Aku: mama ada rencana apa hari ini?
Mama: cuman mau nganter makan siang ke papamu di kebun, sama beres-beres rumah
Aku: beres-beres rumahnya besok aja, aku ikut ya ke kebun
Mama: pasti kamu mau ngerjain mama ya, ga mau ah di sana kan banyak orang ada papamu juga
Aku: udah mama nurut aja, lonte ga boleh protes
Aku: aku juga ga mau bagi-bagi mama ke orang lain
Mama: yaudah, tapi jangan aneh-aneh ya
Aku: iyaa sayang

Aku dan mama melanjutkan makan siang seperti biasa dan setelahnya aku langsung mandi, setelah aku selesai bersiap aku menyamperi mama di kamarnya yang juga baru selesai mandi. Mama masih handukan dan baru saja selesai mengeringi rambutnya, mama sama sekali tidak kaget aku masuk berbeda dengan dulu dan mama juga tidak sungkan untuk membuka handuk yang melilit badannya saat ingin memilih baju. Langkah mama ke lemari kuhentikan dan kubilang kalau akulah yang akan memilihkan, mama menurut begitu saja dan hanya berpesan jangan yang terbuka. Selagi aku sibuk memilih baju untuk mama, ia hanya berdiri di sampingku telanjang bulat. Walau sudah sering melihatnya tetap saja badan mama yang mulus dan kencang itu membuatku pangling dan sulit menahan hasrat untuk mencuri pandang, kalau saja ada orang yang masuk ke kamar di saat ini entah apa penjelasan yang bisa menyelamatkan kami.

Akhirnya aku memilihkan blouse biru muda lengan pendek dan rok panjang berwarna putih dengan corak, memakai ini aku membayangkan mamaku terlihat cukup modern ketimbang ibu-ibu di kampung lainnya tetapi tidak terlalu menonjol. Pada awalnya mamaku heran dan sedikit protes;

Mama: loh dua ini aja?
Aku: ya emang mama mau apa lagi?
Mama: BH sama celana dalem dong
Aku: emang siapa yang bolehin mama pake itu?
Mama: tapi nanti kalau keliatan gimana?
Aku: makanya mama harus jaga diri, jangan kayak lonte
Aku: jangan dikit-dikit nafsu, ntar pentilnya tembus sama itu rok basah
Mama: kamu tuh yang bikin mama gitu
Aku: jangan nyalahin orang mulu, udah ayok cepet keburu sore

Kami bergegas menuju perkebunan papaku di pinggir kampung menggunakan mobil, selama perjalanan tidak henti mamaku bertanya apa yang aku lakukan dan memohon agar tidak aneh aneh. Setelah sampai di perkebunan, mobil kami parkir di area depan dan kami harus menyusuri area kebun jalan kaki untuk menemui papaku di rumah istirahat para pekerja di tengah kebun. Rumah ini utamanya digunakan oleh para pekerja yang mendapat giliran jaga malam kebun dan para pekerja perantau, sedangkan pada siang hari rumah ini digunakan papaku dan para pekerja untuk istirahat dan makan siang. Sesampainya kami di rumah istirahat itu, mama memberikan bekal makan siang pada papa dan aku juga sedikit banyak ngobrol dengan para pekerja lama yang aku kenal sejak kecil.

Papa: tumben kal kamu ikut ke kebun
Aku: iya pa, aku ada tugas bikin video gitu dari kampus. Jadi sekalian aja mau ngerekam suasana kebun, kalau pas makan siang gini kan enak sepi
Papa: wah iyadong, kamu harus bangga sama kebun kita
Aku: sekalian pulang ya pa, ntar mama bantu aku ngerekamin. Ayo ma
Papa: iya iya, rekam yang bagus ya

Setelah itu aku dan mama meninggalkan rumah istirahat dan berjalan menjauh menuju area depan perkebunan, sedari keluar rumah tersebut aku sudah merekam-rekam sedikit agar ada bahan kalau ditanya-tanya nanti. Sesampainya kami di area yang sudah keluar dari jarak pandang rumah istirahat, aku meminta mama untuk berhenti dan membuka semua kancing blousenya serta melepas roknya.

Mama: kamu gila yaa? Kalau ada yang liat gimana?
Aku: ga mungkin ada yang liat, lagi pada makan siang semua
Mama: mama ga mau ah, masa telanjang di luar gini
Aku: kan ga telanjang bulat, blousenya masih di badan
Aku: udah mama tenang aja, buka cepet

Mama dengan wajah ketakutan melepaskan roknya dan menyerahkannya padaku, kini terpampang jelas kaki mama yang kencang dan memeknya yang mulus. Blousenya yang dibuka semua juga mempertontonka tetek mama yang menggelantung, saat berjalan mama beberapa kali berusaha menutupi memek dan teteknya yang tentunya selalu aku peringatkan untuk buka. Kami berjalan cukup lambat karena mama terlalu was-was, belum lagi tiap kali aku tegur untuk jangan menutupi badannya mama membutuhkan waktu untuk berani berjalan lagi. Selama perjalanan tidak lupa aku merekam mama, sesekali aku menyuruh mama untuk bertingkah seperti tour guide. Aku menyuruh mama untuk menjelaskan perkebunan ini serta tanaman-tanamannya, wajahnya yang selalu memerah dan gerak tubuhnya yang malu-malu membuatku tidak lagi kuat untuk menahan nafsu. Parkiran mobil sudah terlihat dan kondisi sepi membuatku berpikir kalau situasi aman untuk meluapkan nafsuku.

Aku membimbing mama untuk melipir dari jalur bebatuan ke belakang sebuah pohon besar, di situ aku mulai menciumi mama dan mamapun balas menciumiku.

Aku: aku udah ga tahan banget ma
Aku: mama binal banget
Mama: mama juga udah ga tahan kal
Mama: ini semua gara-gara kamu

Mama memposisikan diri menungging di belakang pohon besar itu, dengan kedua tangannya bertumpu di batangnya.

Mama: ayo kal cepet, keburu balik pekerja kebunnya

Aku mulai menggenjot mama sekencang mungkin, memeknya yang basah mempermudah setiap genjotan yang kulakukan. Aku memposisikan tangan kananku di pinggang mama dan tangan kiriku mendekap mulutnya, mama yang sudah terbiasa bebas mendesah setiap kukentot tidak bisa mengontrol desahannya. Di perkebunan yang sepi ini menggema suara pantat mama yang beradu setiap kali kugenjot dan suara desahan mama yang sedikit teredam olehku. Aku dan mama yang sudah sama-sama konak tidak dapat bertahan, kami keluar di saat yang hampir bersamaan. Saat aku mengeluarkan pejuku di memeknya, mama mendesah cukup keras dan panjang seakan-akan tidak ada tanganku yang meredam suaranya. Kedua kaki kami lemas dan sedikit menggigil, mama masih berpose nungging tetapi kalo ini lebih rendah dan lebih mendakap ke pohon dan spermaku sedikit menetes dari memeknya.

Kami melanjutkan berjalan ke area parkiran yang sudah tidak jauh lagi, kini mama antara sudah tidak malu atau tidak peduli. Mama berjalan dengan rambut yang acak-acakan, blouse yang sudah nyaris terlepas dari badannya, dan memek merah yang berlumuran spermaku yang sesekali menetes, aku tidak tahu apakah mama sudah tidak malu lagi atau sudah tidak peduli.

Akhirnya kami sampai di depan mobil, tiba-tiba kami melihat ada sebuah pick up yang menuju parkiran. Seketika mama langsung panik dan wajahnya pucat pasi dan buru-buru mengancing blousenya serta berusaha merapihkan rambutnya, aku juga meyakinkan mama kalau di posisi depan mobil seperti ini tidak akan terlihat dari arah mobil itu. Untungnya pick up itu menuju untuk parkir di sisi kanan mobil, mama langsung sigap pindah ke area kiri menutupi sebagian tubuhnya yang masih telanjang. Ternyata mobil itu dibawa oleh Parjo, supir kebun kami yang tugasnya mengantar hasil panen ke manapun diminta.

Parjo: eh Mas Haykal, apa kabar mas?
Aku: baik pak, habis nganter hasil panen?
Parjo: iya mas, ini sama ibu habis nganter makan siang?
Aku: iya pak baru aja tadi
Aku: cepetan pak balik, ntar keburu abis jam makan siangnya
Parjo: ohiya, nanti saya harus nganter lagi
Parjo: saya masuk dulu ya mas, bu

Selama perbincangan ini mamaku hanya diam dan berusaha memasang muka senyum, kontras dengan wajahnya yang pucah dan tangannya yang sedikit gemeteran. Saat Parjo berjalan melewati mobil kami dan melangkah ke dalam area kebun, mamaku langsung membuka pintu mobil dan pelan-pelan memposisikan dirinya agar tidak dilihat. Parjo sendiri sibuk dengan dirinya sehingga tidak memperhatikan mamaku yang gelagapan, saat kami berdua sudah masuk di dalam mobil barulah mama sedikit tenang dan wajahnya mulai normal.

Mama: mama deg-degan banget tadi
Mama: untung aja si Parjo cepet pergi
Aku: kan aku udah bilang, mama tenang aja
Mama: udah ayok pulang, mama udah pengen mandi banget
Aku: iyaa sayang

Aku dan mama berciuman di mobil selama beberapa saat, kami pun pulang dengan keadaan mama di mobil masih telanjang sebagian dan sampai di rumah dengan aman.

-Bersambung-
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd