Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisahku dan Mamaku

-PART 11-
Intermezzo..

Halo suhu-suhu dan teman-teman semua, setelah saya kembali menulis di sini dan melihat lihat, sepertinya sudah mulai sepi ya sub ini. Saya lihat yang masih ramai ada di sub bersambung sebelah, di sini sudah jarang ada tulisan baru. Semoga sub ini bisa ramai kembali ya.

Lanjut..


Pada hari ke-4 ku di kampung, entah kenapa aku terbangun di pagi hari dan bukan di menjelang siang seperti biasanya. Saat aku keluar dari kamar dan ingin ke kamar mandi untuk bersih-bersih, aku melihat mama sedang membuat teh untuknya. Mama masih dengan daster putih gadingnya terlihat sangat cantik, tetapi berbeda dengan semalam yang keadaan cahayanya cukup redup dan hanya menerawang sedikit saja ke tubuh mama. Di pagi ini dengan matahari pagi yang benderang mengenai mama, terlihat jelas tubuh mama yang seakan akan hanya dibungkus oleh kain transparan. Terlihat jelas pentil mama yang menyembul di teteknya, pada pose-pose tertentu juga terlihat pangkal paha mama yang menjepit area memeknya. Mama beraktivitas seperti biasanya, normal, seolah baju yang baru sekali dipakainya bertahun tahun lalu adalah bajunya sehari hari. Kami bertegur sapa sebentar sebelum aku masuk ke kamar mandi karena sudah tidak lagi menahan rasa kencingku, saat di dalam, sayup-sayup terdengar suara papaku yang baru saja bangun dan minta dibuatkan kopi oleh mama. Tidak lama terdengar mereka sedikit beradu argumen, papa yang kaget karena baru menyadari kalau daster yang mama pakai ternyata cukup menerawang. Papa menyuruh mama untuk berganti pakaian dan mengatakan apa yang mama pakai tidak pantas, ditambah dengan adanya aku di rumah, tidak seharusnya seorang ibu memakai itu kata papa.

"Apanya yang gak pantes sih? Lagian aku cuman pake di rumah, yang liat cuman si Haykal. Biarin aja dia liat, orang aku mamanya. Aku yang ngandung dia, aku yang ngelahirin dia, aku juga yang netein dia, ga ada salahnya dia ngeliat aku" Bentak mama kepada papa.

Mendengar itu papa hanya diam, setelah cukup lama aku di kamar mandi akhirnya aku keluar. Kulihat hanya ada mama di meja dapur menikmati tehnya, saat kutanya papa di mana, mama bilang sedang mandi di kamar mandi mereka dan bersiap untuk ke kebun. Aku memeluk mama dari belakang dan kuciumi lehernya, mama tertawa kecil sambil menepis kepalaku.

Mama: nanti aja ih kalo papamu udah pergi
Aku: aku tadi denger loh, mama marahin papa
Mama: lagian, ngelarang larang mama
Mama: padahal kan mama pake ini buat kamu
Aku: pinter deh mama
Mama: udah kamu ke kamar dulu sana, atau ke teras
Aku: iya sayang *aku berbisik mendekat telinga mama*

Sebelum beranjak, aku mencium kening mama dan menyodorkan tanganku yang kemudian disalimnya dan dikecup. Kami berdua tertawa kecil dan gemas sendiri melihat kelakuan kami. Aku melanjutkan sisa pagiku di teras, duduk-duduk dan melihat pemandangan hijau yang jarang kudapatkan di kota perantauanku. Akhirnya papaku keluar dari rumah karena ingin pergi ke kebun, ia berpesan agar aku di rumah saja dan menjadi yang selalu menjawab pintu apabila ada tamu. Saat kutanya kenapa papa tidak menjawab dan menyuruhku untuk menurutinya saja, mungkin papa berpikir kalau aku tidak tau mama mengenakan baju menerawang itu, padahal mama memakainya untukku. Mungkin memang ada yang aneh denganku, membayangkan papa yang tidak tahu tentang hubungan gelapku dengan mama membuatku semakin konak, terlebih dengan mama yang sekarang semakin menjadi jadi, membuatku semakin hanyut dalam imajinasi.

Aku yang sudah tidak bisa menahan nafsu langsung mencari mama, kutemukan mama masih di dapur dan sedang memasak sarapan untukku. Tanpa basa basi, aku mendorong mama ke posisi setengah menunduk sehingga sebagian atas tubuhnya membungkuk maju dan dengan cepatnya aku mengangkat daster mama. Mama yang kaget beteriak dengan suara rendah, mama belum siap dan takut kalau papa mendadak pulang atau ada tamu yang datang. Aku mencoba menenangkan mama dengan menjelaskan kalau pintu sudah kukunci dan tidak mungkin ada yang bertamu sepagi ini, kulebarkan kaki mama dan mulai mengusap usap memeknya dengan kontolku yang sedari tadi sudah tegak. Mama mulai mendesah kecil dan menggenggam erat meja area mama memasak, saat kurasa kalau memek mama sudah cukup basah aku mulai untuk menggenjot mama.

Aku memompa memek mama secara pelan tetapi kuhentak dengan kencang, setiap kali kontolku menusuk memek mama area sekitar pantat mama bergetar dan bersuara "PLOK" sangat kencang mengisi suara rumah. Mama yang pada awalnya hanya mendesah kecil, kini setiap kali kugenjot mendesah cukup kencang, menyaingi suara pantatnya yang terhantam. Mama yang sudah kehilangan konsentrasi memasak mematikan kompornya dan meminta untuk pindah ke kamar, tetapi aku tolak dan aku katakan kalau aku ingin menjamah mama di seluruh suduh rumah ini. Saat aku merasa kami berdua sudah hampir sampai di puncak orgasme aku berhenti, aku kemudian menuntun mama untuk membuka dasternya kemudian naik dan berbaring di atas meja makan kami.

Mama yang berbaring di atas meja aku lanjut gauli dalam posisi missionary dengan tempo yang kupercepat, mama menjepitku di area pinggang dengan kedua kakinya, sedangkan tangannya memelukku di area leher. Pada posisi ini, dapat kulihat dengan jelas kedua tetek mama yang naik turun dengan setiap hentakan, terlihat juga wajah mama yang memerah dengan sebuah ekspresi yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Mama menganga kecil dan matanya yang merem melek hanya memperlihatkan bagian putih dari matanya, ini adalah momen di mana menurutku mama terlihat sangat cantik dan menunjukkan kewanitaannya.

Kami berhubungan di atas meja makan cukup lama, sampai akhirnya mama mencapai orgasme duluan. Untuk kali pertama mama mengeluarkan desahan terpanjang dan terkerasnya, matanya terbuka tetapi hanya bagian putihnya yang terlihat. Tangannya yang sedari tadi menggantung di leherku berubah menggenggam pundakku dan kakinya semakin kuat menjepitku, melihat semua itu aku juga mencapai orgasme dan mengeluarkan semua spermaku ke dalam rahim mama. Setelah sekian detik, kaki mama melepaskan jepitannya dan terkulai lemas menggantung dari meja makan. Area sekitar pinggang mama bergetar dan nafasnya menjadi tersenggal senggal, aku yang juga lemas membaringkan badanku di atas mama. Kami berdua diam di posisi itu selama beberapa saat, sampai akhirnya mama memecah keheningan.

Mama: sayang..
Aku: kenapa sayang?
Mama: mama, gak kuat sayang, kamu liar banget
Aku: mama juga binal banget
Aku: jadi lebih enakan mana ma? sama aku atau sama papa?
Mama: sama kamu sayang, sama kamu

Sumringah mendegar itu, reflek aku mencium mama dan mama membalas ciumanku dengan lebih ganas. Kami berciuman dan berguling di atas meja selama beberapa saat, membuat meja itu menjadi berantakan dengan taplaknya yang berjatuhan. Melihat itu aku dan mama tertawa lalu turun dari meja, mama menyuruhku untuk merapihkannya kembali agar ia bisa kembali melanjutkan memasak. Kami berdua mengerjakan kegiatan masing-masing dalam keadaan telanjang, mama menumpukan satu tangannya di meja kompor karena kakinya yang masih lemas selepas permainan kami terlihat lucu. Setelah selesai merapihkan meja makan aku mendekati mama yang hampir selesai masak dan berbisik kepadanya.

Aku: hati-hati ma, ntar netes tuh anakku dari memek mama

Sontak mama kaget dan menggunakan satu tangannya untuk mengelap pangkal pahanya yang sudah mulai basah oleh spermaku yang baru saja mulai menetes keluar dan mengelapnya di sekitaran perutnya. "Kamu sih keluarnya banyak banget", canda mamaku sambil memonyongkan bibirnya ke arahku.

Selesai mama menyiapkan sarapanku, ia menyuruhku untuk makan duluan karena ia ingin mandi dulu. Aku yang sudah tidak bertenaga mengiyakan dan membiarkan mama berlalu menuju kamarnya, sedangkan aku makan sendirian di ruang makan tempat kami baru saja bersetubuh beberapa saat lalu. Setelah aku selesai makan aku pergi untuk melihat mama yang baru saja selesai mandi, aku pun menumpang mandi di kamar mandi mama sementara mama beristirahat berbaring di kasurnya dalam keadaan telanjang, hanya berbalut handuk di kepalanya untuk mengeringi rambutnya. Sehabis aku mandi aku membaringkan badanku di sisi mama dan mama menyandarkan kepalanya di dadaku sambil memelukku, aku balas merangkul mama dan kulepas handuk di kepalanya agar aku bisa menempelkan kepalaku di kepalanya. Kami berdua sempat tertidur sejenak dalam posisi itu, sampai akhirnya aku terbangun karena mama terbangun duluan dengan kaget.

Mama: haykal bangun, bangun sayang
Aku: kenapa ma?
Mama: kita ketiduran sayang, untung aja cuman sebentar

Aku melihat jam baru menunjukkan pukul 12 siang

Aku: yaudah sih ma, baru jam segini
Mama: untung aja papamu belum pulang
Mama: bisa panjang urusannya kalau diliat kita tidur berdua telanjang gini
Aku: mama heboh banget, lagian hari ini mama ga boleh pake apapun
Mama: hahh? kok gitu sih sayang
Aku: mama lupa ya? kan aku bilang, hari ini aku mau ngentot mama di seluruh bagian rumah
Aku: kalo mama telanjang terus kan gampang, kita bisa main kapan aja di mana aja
Mama: tapi cuman sampe sebelum papamu pulang kan?
Aku: iyaa mama sayang

Mama mulai meninggalkan kasur dan mulai merapihkan handuk yang tadi dipakainya mengeringi rambut, kemudian mama bilang kalau dia akan menyapu ruang tamu kami sebelum mulai memasak untuk makan siang. Aku masih berbaring di kasur mama sekitar setengah jam, hingga aku akhirnya keluar dan menyusul mama ke ruang tamu. Kulihat mama baru saja selesai menyapu dan hendak beristirahat di sofa, mata kami saling bertemu dan mama paham maksud kedatanganku. Tanpa aba-aba mama mengangkangkan kakinya dan memanggilku untuk pulang ke rahimnya, kami memadu kasih di ruang tamu itu cukup lama. Mama sudah mencapai orgasme keduanya hari ini, sedangkan aku belum karena masih terlalu dini dari permainan pagi tadi. Setelah mamaku mencapai orgasme kembali, aku menghentikan permainanku dan meminta mama untuk persiapkan makan siang, aku juga bilang kalau aku akan tidur dulu di kamar mama sambil menunggu. Pada akhirnya mama tidak membangunkanku, aku baru terbangun sekitar jam tiga dan tepat saat aku bangun ternyata mama sedang menyapu kamarnya. Energiku yang sudah terkumpul lagi langsung konak melihat mama yang masih menurutiku menyuruhnya telanjang seharian, lagi-lagi mama paham apa yang aku mau dan langsung menunggingkan badannya sambil menyuruhku agar cepat sebelum jam papa pulang.

Aku menggenjot mama yang tidak berhenti menjalankan tugas menyapunya, mama kemudian bilang kalau kamarku adalah tempat terakhir yang belum disapunya dan juga kebetulan adalah tempat terakhir yang belum kami gunakan untuk berhubungan. Tanpa mencabut kontolku dari memek mama dan menghentikan genjotan, kami berdua berjalan menuju kamarku di mana akhirnya kami berhubungan di kasurku. Kami memadu kasih cukup lama di kamarku, sampai akhirnya pada orgasme mama yang kedua di kamarku akhirnya aku mencapai orgasme juga dan menyemburkan benihku di dalam rahim mama. Aku dan mama terkulai lemas di kasurku, membuat kasurku sangat basah oleh keringat dan cairan genital kami berdua. Saat kami masih berbaring, terdengar suara mobil papa memasuki garasi. Dengan cepat mama berlari ke ruang makan mengambil daster putih gadingnya yang ditinggal sedari pagi, aku langsung berpakaian dan menyapa papa di garasi, memberikan waktu untuk mama sedikit merapihkan dirinya.

Saat aku dan papa akhirnya masuk rumah, mama sedang berlagak menyapu ruang tamu. Mama menyalam papa dan papa langsung berlalu ke kamar mereka karena ingin mandi, setelah papa masuk kamar mama mendekatiku dan berbisik.

"Mama deg-degan banget mama keluar", Katanya sambil mengangkat dasternya dan memperlihatkan memeknya yang mengeluarkan cairan kental yang sudah bercampur dengan spermaku.

-Bersambung-
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd