Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kisahku Dengan Ibu Anisya

Dan sambil menghela nafas panjang aku hanya bisa berkata “Maaf bu…” namun aku bersorak dalam hati, karena dia tidak menamparku, aku tau dia juga menginginkannya, pasti bisa ku bikin dia goyah.
----------------
Part 4

Kemudian Ibu Anisya bergegas masuk ke dalam mobil, dan sepanjang perjalanan pulang kami hanya diam membisu. Sampai di apartemen aku memaksa untuk turun dan mengantarkannya sampai kamar dengan alasan membawakan barang-barangnya yang cukup banyak dan dia akan kerepotan membawanya sendiri, dengan berat hati dia menyetujui.
Di kamar apartemen dia menyuruhku meletakan barang-barangnya di kamar tidur sementara dia mengambil minum di dapur. Lalu aku duduk di sofa dan dia menghampiri untuk memberikan minuman, lalu dia bilang “Sebaiknya kamu segera pulang Andi karena ibu sudah capek sekali mau istirahat”
Aku mengerti dia mengusirku karena takut kejadian di tempat parkir tadi terulang, sementara aku justru bertekad untuk mengulang bahkan meneruskannya hingga tuntas, aku harus mendapatkan dia malam ini, itu tekadku. Sudah kepalang tanggung karena aku sudah sangat horny membayangkan mengentot ibu Ustadzah cantik, istri dan ibu yang alim ini.
Aku berdiri seolah-olah akan pulang dan dia mengantar sampai ke pintu, tepat didepan pintu saat dia mau membukanya aku pegang tangannya yang sedang membuka pintu, aku pepet tubuhnya ke pintu dengan paksa lalu ku pegang wajahnya dengan kedua tanganku dan langsung aku lumat bibirnya dengan bernafsu, aku sudah tidak bisa mengendalikan nafsuku kepadanya, dia kaget, memberontak tapi dalam pepetan tubuhku dia tidak bisa melepaskan diri, dia berusaha menarik wajahnya tidak aku biarkan, aku terus mencumbunya dengan bernafsu dan tubuhku semakin keras memepet tubuhnya yang masih terus berusaha melepaskan diri dariku.
Setelah sekitar dua menit gerakannya melemah, akhirnya dia pasrah, ibu ustadzah cantik itu membiarkan aku menciumnya, aku melumat bibir atas dan bawahnya bergantian. Ketika aku memasukan lidahku ke dalam mulutnya mulai terdengar lenguhannya, dia mulai terbawa permainanku, aku semakin semangat mencumbunya. Aku yakin sekali dia juga tertarik padaku dan menginginkan cumbuanku. Benar saja tidak lama dia mulai membalas ciumanku, bahkan lidahnya mulai digunakannya, tangannya mulai merengkuh tubuhku. Akhirnya kami saling mencumbu semakin lama semakin panas. Aku memeluknya erat-erat seakan takut dia akan kabur, aku merasakan tubuhnya sangat lembut, namun sangat menggairahkanku. Akhirnya aku kendurkan ciumanku, namun tetap mendekap erat tubuhnya, bibirku berpindah ke lehernya yang masih berkerudung.
Dengan terengah dan bergetar dia membuka suara : “Andiii.. kenapa kamu lakukan ini ke ibu?”
“Maaf bu, aku ngga bisa menahan diri lagi, selama ini sudah aku tahan sedemikian rupa tapi malam ini aku ngga bisa lagi.. sejak pertama bertemu ibu aku sudah tertarik, semakin lama perasaanku ke Ibu semakin meningkat, aku juga yang meminta untuk menjadi pengantar ibu kemana-mana.”
“Tapi Andi.. kamu sudah beristri, aku juga bersuami”
“Aku tau bu, tapi aku ngga peduli, aku menginginkan ibu, aku ngga peduli usia ibu, status ibu sebagai istri orang, pokoknya aku menginginkan ibu”
“Andi aku seorang ustadzah yang tidak mungkin melakukan ini”
“Ustadzah juga manusia bu punya perasaan, keinginan dan kebutuhan”
Dia diam namun pelukannya tidak mengendur, “Ibu ijinkan malam ini ku mencurahkan semua perasaan yang terpendam selama ini” lalu aku pandang matanya, aku mulai menciumi seluruh permukaan wajahnya, dia mendesah, aku cium bibirnya perlahan, tanpa melepas ciuman aku mengangkat tubuhnya, aku bopong menuju kamarnya, perlahan aku letakan diatas kasur. Langsung aku tindih tubuhnya. Kemudian aku pandang dia dengan penuh perasaan dan nafsu.
“Ibu Ustadzah Anisya yang cantik telah mencuri hatiku, sebagai hukumannya dia harus mau menjadi kekasihku…”
“Ahh Andi.. kamu ngga malu punya kekasih udah tua begini? Aku lebih pantas menjadi ibumu”
“Sama sekali ngga ibuku cantik, aku justru suka dengan ibu yang berumur seperti sekarang ini.”
“Kenapa kamu pilih aku sih Andi padahal yang lain….”
Belum selesai kata-katanya aku potong dengan menempatkan jari telunjuk dibibirnya. “Ssstttt.. jangan tanya lagi soal itu pokoknya aku suka sama ibu sejak pertama kita ketemu di ruang rapat kantor”
Kemudian aku kembali menciuminya, dia membalas, desahan demi desahan bersahutan dari mulut kami. Tanganku mulai bergerilya meraba ke arah payudaranya walaupun masih dari luar gamisnya. Dia mengerang saat payudaranya kuremas, tak salah dugaanku payudaranya memang besar dan kencang.. seperti yang aku bayangkan dan aku sangat menyukai salah satu aset wanita ini yang besar dan kencang. Sementara kontolku yang sudah tegang penuh dalam celanaku aku gesekan ke wilayah selangkangannya, dia menjadi semakin bernafsu. Erangannya semakin keras….
Perlahan aku buka kancing depan gamisnya, tangan kiriku langsung masuk ke dalam bajunya aku elus dan ku remas gundukan dadanya yang menggairahkan itu, dia melenguh panjang, ku remas bergantian kiri dan kanan. Aku keluarkan bulatan penuhnya dari balik bra hitamnya langsung terpampang putingnya yang merah muda dengan biji puting yang lumayan besar, sungguh aku tidak tahan langsung aku selomot… dan dia berteriak karena nikmat : “ Ahh Andiiiiii…. aaahhhhh…”
Aku mainkan putingnya dengan lidahku bergantian, ahhh nikmat sekali puting Ustadzah cantik ini. Tangan kananku bergerilya ke arah selangkangannya, baju gamisnya aku singkapkan, aku raba pahanya lembut sekali, tanganku segera nemukan pusat selangkangannya, aku usap-usap dari luar cdnya yang ternyata sudah basah, dia mengerang kenikmatan.. aku tau dia sudah pasrah, Ustadzah Anisya sang penceramah agama sudah pasrah dalam dekapanku, mengerang penuh nafsu, dia tidak akan menolak apapun yang aku kerjakan dengan tubuhnya.
Perlahan tanganku menyibakkan pinggiran cd-nya, aku elus bibir vaginanya, kembali dia mengerang dalam ciuman kami, tanpa aku melihatnya aku merasakan bahwa tidak ada bulu disana, rupanya dia rajin mencukurnya, aku suka sekali memek tanpa bulu wanita dewasa yang biasa aku lihat di majalah dewasa dan film porno, sekarang aku mendapatkannya.
Lalu jariku mencapai lubang memeknya yang sudah basah, sedikit demi sedikit aku masuknya jari ku, ibu ustadzah cantik melepas bibirnya dari ciumanku sekarang dia mengerang hebat :
“Oohh Andi.. aahh… ahhh ohhh.. kamu apakan aku Andi… ahhh”
“Enak bu..? Eeemmm.. aku akan buat ibu mencapai kenikmatan yang belum pernah ibu rasakan, aku akan membuat ibu puas, dan aku pun akan menuntaskan hasratku kepada mu malam ini.”
Sedikit demi sedikit aku singkap baju gamisnya makin keatas dan aku loloskan dari kepalanya sekaligus kerudungnya aku lepaskan aku lempar ke lantai, sekarang tinggal tubuh indah yang berbalut bra dan cd hitam yang sangat merangsang nafsu kelelakianku. Tubuhnya indah putih mulus tanpa cacat, kulitnya lembut, tidak kurus tapi juga tidak gemuk, sekal dan kencang, perutnya tidak bergelambir hampir rata tapi bekas tanda pernah mengandung 2 orang anak tetap ada.
“Ohhh ibu tidak hanya cantik, tubuhmu pun sangat indah aku suka sekali tubuh ibu” dia hanya memandangku dengan senyum manis dan bahagia karena aku sangat menyukai tubuhnya.
Sambil aku ciumi bulatan dadanya tanganku membuka kancing bra dipunggungnya, aku singkirkan bra hitamnya lalu terpampanglah payudara besar milik ibu ustadzah Anisya yang sangat indah, dengan gemas aku remas, aku kulum aku gigit putingnya yang menyebabkan dia kewalahan mendapat seranganku.
Aku segera membuka kaosku, lalu dengan bernafsu aku gesek-gesekan dadaku dengan dadanya yang menyebabkan kami berdua sama-sama melenguh karena nafsu yang semakin meninggi.
Kuciumi dadanya terus turun ke perutnya terus ke pusarnya, aku jilati seluruh tubuhnya, akhirnya sampai diselangkangannya, perlahan aku turunkan cd hitamnya, terpampang memek indah yang selama ini hanya bisa aku bayangkan, betul-betul indah, tidak berbulu sama sekali, dengan pipi yang tembem mulus menyebabkan bibir dan gelambir memeknya tidak terlihat dari luar bila tidak disibakkan belahannya.
Oohh sungguh indah.. “Uuhh ibu.. memekmu indah sekali, tidak berambut..”
“Iya Andi, ohhh… aku ngga betah kalau ada bulunya. Kamu suka ngga?”
“Suka banget bu.. indah banget, memek ibu secantik orangnya.. aku langsung jatuh cinta sama memek ibu, mulus tembem menggairahkan sekali”
Aku gosok-gosok memek indah itu membuat sang ustadzah mengerang hebat, aku masukkan jariku tengahku kelubangnya sementara ibu jariku dan telunjukku bermain di clitorisnya. Itu menyebabkan Ustadzah Anisya kelojotan merasakan kenikmatan memeknya aku garap.
“Ohhh Andi.. enak sekali kamu apain ibu? Ahhh ohhhhhh… Andiiiiii… ibu ngga tahan.. ahh terusss.. terusss… enakkk.. “ Ustadzah yang biasanya alim dan dihormati itu sekarang sedang menerima kenikmatan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Istri pejabat di daerah yang dihormati ini sedang menerima kenikmatan dunia dari laki-laki muda yang bukan suaminya dan dia sangat menikmatinya.
“Andiiiiii… ibu ngga tahan.. ahhh ahhh..terus Andi terussss.. ibu mau sampaiiii… ahhh ahhhh…”
“Keluarkan bu.. nikmati semuanya.. ayo sayang keluarkaannn.. aahhh..“
Sambil aku terus merogoh memek ibu Ustadzah aku juga bersusah payah membuka celanaku. Ketika dia tiba-tiba melentingkan tubuhnya dan menahan tanganku untuk tetap memasukinya aku tau dia akan mencapai orgasme pertamanya..
“Oohh Andii..ampunnn..ahhh enakkkk enakkk bangetttt.. enakkk… Andi ohhhhh..” erangannya dan ucapan-ucapan erotisnya semakin tidak beraturan. Akhirnya erangan panjang menuntaskan orgasmenya, Ibu Ustadzah mencapai orgasme dengan napas terengah menahan nikmat yang tiada tara dari tangan seorang pemuda yang pantas menjadi anaknya.
Saat dia orgasme itu aku berhasil membuka celana panjang sekaligus cd-ku, melihatnya mencapai orgasme aku sungguh tidak tahan aku ingin segera mengentotnya, ingin memasukan batang kontolku yang sudah menegang penuh dengan panjang 18 cm dan lingkar 5 cm itu ke memek dewasanya. Pada saat dia masih terengah dan mencoba mengatur napasnya dengan mata terpejam, aku segera membuka lebar pahanya, aku tempatkan diriku di tengah selangkangannya, aku arahkan kepala kontolku yang besar ke bibir memek tembemnya. Aku gesek-gesekan kepala kontolku ke belahan memeknya yang sudah sangat basah karena lendir birahi.
Tiba-tiba Ustadzah cantik ini sadar apa yang sedang menggesek memeknya, dia bangun dan terbelalak kaget melihat batang kontolku yang siap memasukinya.
“Ohh Andi, besar sekali punyamu.. jangan Ndi jangan dimasukkan nanti ngga muat” ucapnya ketakutan.
“Tenang ibu cantik, Andi akan pelan-pelan masukinnya, pertama memang agak sakit tapi memek ibu kan elastis nanti akan terbiasa sendiri kok.. memangnya ibu belum pernah liat kontol segede ini”
Sambil geleng kepala heran dia menjawab “Belum Ndi, kamu yakin ibu ngga akan robek dan berdarah?”
“Ngga bu, percaya deh sama Andi, emang kontol bapak segede apa sih bu kok ibu sampe heran dan takut banget begitu” tanyaku sambil terus menggesek bibir memeknya dengan kepala kontolku
“Punya bapak gak sebesar dan sekeras itu, sedangkan kamu besar dan keras begitu gimana aku ngga takut” sambil menggelinjang keenakan karena memeknya terus aku gesek-gesek.
“Sekarang ibu takut tapi nanti ibu akan minta lagi karena ketagihan, liat aja”
“Ahh bisa aja kamu Ndi.. udah cepetan kita mau ngobrol atau mau apa nih?”
“Iya bu.. aku mau ngentot sama ibu ustadzah cantik, ibu mau ngga?”
“Eemmm mau…” katanya malu-malu. “Mau apa bu? Yang jelas donk ngomongnya”
“Mau nngg.. ngentot sama kamu..”
“Mau dientot pake kontol gedeku bu?” sambil berkata begitu perlahan aku tekan kepala kontolku ke dalam memeknya.
Segera dia mengerang “ahhh… iya mau.. ahhh Andi..besar banget..”
“Iya bu nikmati aja ya bu..” aku tekan lagi sedikit, masuk 2 cm,
“Aduh sakit Ndi..pelan-pelan dong”
“Iya sayang ini juga pelan-pelan.. muuaacchhh.. tapi kepalanya udah masuk kok”
Sambil ku ciumi bibir ranumnya aku tekan kontolku sedikit terus tarik lagi terus tekan lagi lebih dalam, begitu terus sampai akhirnya sudah masuk setengahnya, aku tarik keluar dan aku tekan lagi, ibu Anisya udah mulai keenakan, dia mengerang dan mendesis : “Aaahhhh ssstttttttt… Andi pelan-pelan ya.. udah mulai enak ini”
“Iya ibu sayang.. uuuhh udah enak kan?”
“Ssssttttt…sssttttt.. enak banget punyamu ibu rasanya penuh dan melebar”
“Aaaahhhh…sssttttt…Andi juga enak buu.. ” sumpah enak banget memek Ibu Anisya ini, sempit legit tapi panjang lorongnya, buktinya dia bisa menelan seluruh batang kontolku yang panjang, terus terang Tiara istriku saja tidak bisa kumasuki kontolku dengan penuh sampai habis, tapi memek Ibu Anisya malah bisa. Ooh rasanya nikmat dan bahagia betul dapat lubang yang cocok kontolku kali ini. Akhirnya perlahan tapi pasti seluruh batang kontolku terbenam dalam memeknya yang menyebabkan memeknya menjadi tambah tembem.. erotis sekali dilihatnya.
“Aaahhh Andi kepala penismu terasa sampai ke ujung rahim ibu, udah semua masuk apa belum?”
“Udah bu.. tinggal ibu biasakan dulu dengan besarnya, Andi akan goyangkan pelan-pelan ya bu”
“Iya Andi, ahhhh enaknya.. enak banget ini.. ibu belum pernah merasa begini enak selama ini”
“Memek ibu juga enak banget, bisa masuk semua kontolku ke dalam.. aahh aku juga merasa nikmat sekali bu.. aahhh aku mulai goyang ya bu..?”
“Aahhh iya Andi terusss… ahhh terusss.. enak sekali… oohhh ssstttt hehhhghhh..”
Aku mulai lancar memompa kontolku keluar masuk memeknya.. ahhh memang nikmat sekali memek Ustadzah yang merupakan istri orang ini.
“oohh.. Buuuu enak banget memek ibu, sempit dan peret..”
“Ahhh gimana ngga peret dan sempit orang dimasukin sama punyamu yang sebesar itu.”
“Enak bu?”
“Enak banget Andi.. terusss.. aahhhh… enaaakkk”
“Eehhhh ehhhh.. enak mana sama punya bapak?”
“Enakan punyamu Ndi.. besar banget, ibu merasa enak banget dimasukin penis besarmu ini”
“Waduh nanti bapak kaget ngga nih kalo memek ibu jadi longgar gara-gara dimasukin kontolku”
“Aduuuhh Andi, jangan dipikirin sekarang yang penting aku enak bangetttt ini.. ssstttt ahhhh.. aduhh aku ngga tahan Ndi… aku mau keluarrr.. ahhhhh ahhhhh”
“Sabar buuuu.. eeehhh.. tahaaaan kita keluar bareeeeeng.. uugghhh.. uugghhhh.. uugghh..” aku pompakan kontolku ke memek Ustadzah Anisya semakin cepat dan cepat, enak dan nikmat sekali ngentot memek wanita alim berumur 42 tahun ini.
Bunyi pertemuan antar kontol dan memek yang basah terdengar erotis sekali ; plook plokk plookk sesuai irama pompaanku ke memeknya.
“Hehhhggghh hehhhgggh hehhhgghh… oohhhh Andi .. ohh aku ngga kuat lagi…ohhh”
“Ayo bu.. Andi juga mau keluar” aku merasakan kontolku makin membesar dan siap memuntahkan cairan hangatnya yang sudah tertahan seminggu karena istriku sengaja tidak memberi jatah seks agar aku semangat mengejar Ustadzah Anisya untuk bisa ku entot.
“Buuuuu.. akuuuu keluarin di dalam atau diluaaarrrrr?”
“ahhhh ooohhh Andi.. didalam ajaaaaaa.. aku pengen merasakan semprotan spermamu di dalam rahimku… aaahhhh aahhhhh…oohhhhhhhhhhhhhh Andiiiiiiiii…aku sampeeeeeeee….” Mendengar jawaban Ibu Anisya yang kesannya nakal ini membuatku langsung melepaskan klimaks yang sempat ku tahan.
“Aaahhhhh ahhhhh ahaaaahhhhhh… aku juga bu.. terima spermaku buuu.. ahhh terima semprotan kontolku buuuuu…” aku hujamkan kontolku sekeras-kerasnya ke memek Ibu Anisya berkali-kali aku tekan sekuatnya, aku muntahkan seluruh persediaan spermaku yang tertahan selama seminggu ke dalam memek Ustadzah Anisya, ada sekitar 7 x semprotan aku hujani ke memek itu.
Nikmat sekali memacu gairah bersama Ibu Anisya yang cantik, mencapai klimaks bersama dan menuntaskan rasa penasaranku yang menggumpal selama ini.
Akhirnya setelah gelombang orgasme berkurang aku rubuhkan tubuhku keatas tubuhnya, kami sama-sama terengah dengan permainan kami dan orgasme yang sangat dahsyat. Aku cium bibirnya lembut aku gosok-gosokan hidungku ke wajahnya, sementara kontolku masih berada didalam memeknya dan pelan-pelan mengecil.
“Ibu cantik.. terima kasih…” kucium lagi
“Sama-sama Andi..” katanya disela napasnya.
Sambil menciuminya aku berbisik : “Ibu, aku sayang ibu, aku suka sama ibu, sama tubuh ibu, sama permainan cinta ibu”
“Iya ganteng, ibu juga suka sama kamu, ibu sayang sama kamu, ibu belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, sebetulnya ibu malu suka dan bermain cinta dengan lelaki muda yang pantas menjadi anakku, apalagi aku seorang ustadzah kok malah berzinah dengan nikmatnya sama kamu”
“Ngga usah malu Ibu cantik, ini akan menjadi rahasia kita berdua” sambil aku cabut perlahan kontolku dan aku turunkan tubuhku kesampingnya. Aku peluk dia dari belakang.
“Aku seneng banget malam ini bisa mencurahkan segenap perasaan dan keinginan yang terpendam selama ini. Ibu Ustadzahku.. aku melamarmu menjadi kekasihku, mau kan?” kucium lembut telinganya.
“Andi, ibu mau banget menjadi kekasihmu, tapi bagaimana dengan istrimu, dia kan ada disini, nanti dia curiga kalau ngeliat kita selalu bersama”
“Ibu tenang aja, aku udah mengenal istriku dengan baik dia bukan tipe seorang istri yang pencemburu dan curigaan, dia sangat percaya penuh denganku”
“Dan kepercayaannya kamu manfaatkan untuk berkasih-kasihan dan bercinta dengan wanita lain yang usianya 2x lipat dari istrimu, wanita yang bersuami pula. Dasar kamu suami nakal…!” katanya sambil berbalik badan dan mencubit hidungku dengan gemas.
“Biarin.. mana bisa tahan aku kalo selalu deket dengan ibu begini, aku ngga peduli yang penting ibu sekarang milikku.. memek ibu yang enak ini juga milikku” kataku sambil meraba memeknya.
Dia mengerang “Aahhh..nakal kamu. Kalau gitu bapak ngga boleh makai lagi dong? Nanti kalau bapak dateng gimana?”
“Maksudnya milikku selama bapak ngga ada, kalau ada bapak aku ngalah deh, kalau bapak dateng aku akan jauh-jauh dari ibu.. tapi ngga janji lho..” kataku menggodanya
“Dasar nakal kamu, masih muda kok bukannya nyari cewek cantik yang masih ranum malah nekad menyetubuhi wanita tua bersuami, ustadzah pula”
“Biarin aku sukanya dan nafsunya sama ibu kok, ibu udah bersuami itu malah menambah kenikmatan dalam bercinta karena ngentotin istri orang itu menghadirkan kenikmatan tersendiri rasanya liar banget, dan puas banget bisa membuat ibu terpuaskan selain oleh suami ibu”
“Ckckck… betul-betul kamu ini.. tapi memang iya sih aku juga merasakan sensasi yang berbeda saat disetubuhi lelaki muda ganteng yang sudah beristri cantik tapi malah memilih aku untuk memuaskan gairah seks-nya”
“Dan membuat ketagihan… iya kan?”
“Heheheee kok tau? Betul Ndi enak banget tadi ibu belum pernah mendapat klimaks sedahsyat itu selama hidup, kamu memang hebat, penismu mantep banget dipunya ibu, ibu beruntung banget ketemu kamu Andi..” katanya sambil menatapku penuh senang dan mencium hidungku.
“Ahhh jadi pengen lagi nih bu, kontolku udah bangun lagi nih..”
“Iiihh cepet banget sih.. “ katanya sambil tangannya meraba kontolku yang masih lengket karena permainan pertama tadi.
“Kita lanjutkan bercinta sampai besok ya bu, besok ibu ada acara kajiannya malam kan?”
“Iya Andi, ibu mau banget tapi bagaimana dengan istrimu apa dia ngga nyariin kamu?”
“Itu gampang diatur bu.. aku akan menelpon dia sekarang” aku beranjak dari kasur setelah mencium bibirnya dengan bernafsu.
Aku cari hp ku, “Sementara aku telfon Tiara ibu bersih-bersih dulu ya..”
“Ok…” katanya sambil bangun dan pergi kekamar mandi, aku memandangi tubuhnya yang betul-betul seksi menggairahkan, tinggi, semok, tetek yang besar dengan ukuran 34C, pinggang yang menyempit, pinggul yang membentuk indah dengan pantat yang bulat penuh.. aku tidak salah memilih, sangat tidak salah
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd