Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kisahku, kisahnya, dan kisah kita (NO SARA)

Status
Please reply by conversation.
Dibaca baca, dibaca baca lah kok :tegang:, mantap hu ceritanya mengalir sebagaimana mestinya. Cerita dengan kakek itu sesuatu yang unik nan menggairahkan. Lanjut terus hu. Sehat selalu
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
sebelum memulai aku sangat berterima kasih kepada suhu2 semua yang masih setia menunggu update dan semoga masih tetap setia hingga thread ini tamat hehe selamat membaca

Bagian 7

(Pov andi)


(Suara alarm hp)

Aku terbangun dari tidurku dan mematikan alarmku. Setelah itu aku mebalas chat dari suci yang membangunkanku sekaligus mengucapkan selamat pagi dan aku langsung membalasnya, setelah itu aku langsung mandi dan bersiap2 ke sekolah (Perasaan ku masih saja belum tenang akibat chat dari suci semalam). Sesampainya di sekolah aku langsung menaruh tas di kursiku dan aku lihat belum ada tas Irfan di kursi sebelahku. Itu menandakan kalo Irfan belom dateng, setelah itu aku langsung menuju kelas suci. Aku lihat dari jendela dia sedang membaca buku pelajaran. Melihat hal itu Lalu aku langsung menuju pintu kelas suci dan nyelonong masuk saja ke kelas nya dan langsung menghampirinya (anak ips gotu loh haha). Teman2nya langsung pada memperhatikanku.

Aku: “ci, kamu mau ngomong apa sih? Perasaan ku jadi gak tenang gini.”

Suci: “nanti aja ya ndi pas istirahat. Aku lagi baca2 buat persiapan ulangan nanti nih.” (sambil masih memperhatikan bukunya)

Aku: “oh ini kamu mau ada ulangan?”

(suci hanya mengangguk)

Aku: “yaudah kamu semangat ya ulangannya, kerjain yang bener. Kalo kamu gak bisa jawab soal, kamu sebut namaku aja 3x hehe.”

(suci langsung mengangkat kepalanya dan menatapku sambil tersenyum)

Aku: “aku balik ke kelas ya.”

Suci: “iya ndi.” (sambil tersenyum kepadaku)

Aku pun langsung kembali ke kelas, saat aku sampai ke kelas kulihat Irfan sudah duduk di kursi sebelahku

Irfan: “dari mana cok?”

Aku: “biasa abis minta jatah”

Irfan: “jatah apa cok?”

Aku: “biasa jatah senyuman di pagi hari dari suci” (kataku sambil tersenyum ke andi)

Irfan: “oalah setan emang kamu ndi, nggilani”

Jam pelajaran pertama pun dimulai, ya ini pelajaran ekonomi. Pelajaran yang mengajarkan kita menghitung sejumlah nominal uang yang banyak. Tapi sayangnya bukan uang kita sendiri haha. Aku pun masih tidak fokus ke pelajaran, perasaanku masih tidak tenang jika belum mendengar penjelasan dari suci. “teng, teng, teng” bel pun berbunyi dan aku langsung memasukan buku ke laci meja. Setelah itu aku langsung menuju kantin tempat yang sudah dijanjikan sama suci. Sesampainya di kantin aku melihat suci sedang duduk di bangku. Aku pun langsung menghampirinya, “hai suci sayang” (sambil duduk di depannya)

Suci: “eh hai ndi” (suci nampak terkaget dengan kehadiranku)

Aku: “gimana tadi ulangannya? Bisa ngerjain kan?”

Suci: “Alhamdulillah bisa kok sayang.”

Aku: “emang pinter banget ini pacarku.” (sambil ingin mencubit pipi tembemnya)

(Suci menepis tanganku)

Suci: “ett mau ngapain itu tangannya?”

Aku: “mau nyubit pipi kamu ahaha”

Suci: “malu ih yang masih di sekolah.”

Aku: “berarti kalo gak di sekolah boleh dong? O iya kamu gak pesen makan?”

Suci: “hmmm..aku udah pesen kok, kamu juga udah aku pesenin.”

Aku: “emang kamu tau aku mau makan apa?”

Suci: “tau lah, kamu pasti mau makan mie goreng pedes trus minumnya es susu?” (sambil memeletkan lidahnya)

Aku: “ah suci kamu kok ngegemesin”. (batinku)

Suci: “ih kok malah diem.” (sambil menunjukan wajah cemberut)

Aku: “haha iya sayang bener, aku emang lagi pengen makan mie goreng pedes.”

(pesanan makanan dan minuman milik kami pun sudah datang, dan kami langsung memakananya. Setelah selesai aku langsung menanyakan tentang hal yang membuatku tidak tenang sampai saat ini)

Aku: “jadi kamu mau ngomong apa yang?”

Suci: “nanti malam kamu ada acara gak?”

Aku: “kayaknya gak ada, emang kenapa?” (aku semakin penasaran)

Suci: “Kamu disuruh ke rumah sama ayahku.” (kata suci dan diakhiri dengan senyuman)

(aku sedikit tak menyangka dengan hal itu)

Suci: “tuh kan diem lagi?”

Aku: “kamu serius ci?”

Suci: “iya serius lah.”

Aku: “ayahmu udah tau kalo kita pacaran?”

Suci: “iya udah tau kok” (katanya sambil menghabiskan minumannya)

Aku: “kok bisa tau? Gimana ceritanya?”

Suci: “Jadi gini….”

(Pov suci)

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam dan sudah menjadi kebiasaan di keluargaku untuk makan malam bersama. Kami semua sudah berkumpul di meja makan untuk makan bersama, setelah makan aku membantu ibu membereskan piring kotor yang ada di meja. Sehabis aku membantu ibu, ayahku memanggilku dari arah ruang tamu. Akupun langsung menghampiri ayah.

Aku: “ada apa yah?”

Ayah: “sini duduk, ada yang mau ayah tanyakan ke kamu.” (kata ayah sambil memasang muka serius)

(aku pun langsung duduk di sebelahnya)

Ayah: “kamu pagi hingga siang tadi pergi kemana?” (kata ayah sambil menghisap dalam2 rokoknya)

Aku: “eee.. aku ke rumah temen yah.” (kataku sambil menundukkan wajahku)

Ayah: “temenmu siapa?”

Aku: “susan yah.”

Ayah: “nak, kamu jangan bohongin bapak.” (kata bapak sambil menatapku tajam)

Aku: “aku gak bohong yah”

Ayah: “ini apa buktinya?” (kata ayah menunjukan sebuh foto ku sedang di bonceng andi)

(aku hanya terdiam dan mulai menangis)

Ayah: “kamu tuh mbok jujur, jangan suka boong sama orang tua.” (suara ayah mulai meninggi)

(aku hanya diam dan menangis karena takut saat ayah sedang marah)

Ayah: “itu pacarmu?”

(aku masih menangis)

Ayah: “kalo ditanya orang tua itu jawab.” (sambil memukul meja di depannya)

(aku malah tambah menangis dan tak lama ibu datang)

Ibu: “ada apa to pak? Kok marah2 sambil mukul meja” (kata ibu sambil duduk di sampingku)

(ibu yang melihat aku menangis mulai memelukkku)

Ayah: “ini si suci udah bohong sama kita.” (sambil menunjukan foto dihpnya kepada ibu)

Ibu: “ini kamu sama siapa ci?”

(Aku masih menangis di pelukan ibu, lalu ibu mulai mendorong bahuku untuk menyudahi pelukannya)

Ayah: “jawab aja ci dengan jujur”

Aku: “i..tu andi pacarku yah.” (jawabku lirih)

Ayah: “nah kalo jujur kan enak, ayah gak perlu marah2 kayak tadi.”

(aku yang mendengar ucapan ayah hanya terdiam)

Ayah: “nduk dengerin ayah, ayah sadar sekarang kamu udah gede. Udah menuju dewasa, ayah maklumin kalo kamu emang udah kenal cinta2an. Tapi ayah mohon kamu jujur sama ayah dan ibumu, kalo kamu jujur ayah pun gak akan memarahi kamu kayak tadi. Ayah pun gak ngelarang kamu buat kenal sama cinta”

Aku: “mmaa..ksudnya yah?” (kataku masih belom paham maksud perkataan ayah)

Ayah: “Mulai saat ini ayah gak ngelarang kamu buat pacaran” (kata ayah dengan tegas sambil mematikan rokoknya di asbak)

Aku: “bener yah?” (aku masih belom percaya, karena memang dari dulu ayah melarangku pacaran pas masih sekolah)

Ayah: “bener suci, tapi ada syaratnya.”

Aku: “apa yah?”

Ayah: “kamu harus bisa jaga diri baik2, kamu pacaran juga jangan kelewat batas, nilai2mu disekolah gak boleh turun, ranking kelas mu gak boleh keluar dari 5 besar, dan yang terakhir hhmmm.. jangan bohong sama orang tua. Sanggup?”

Aku: “sanggup yah.” (jawabku sambil tersenyum, ya memang aku dari sd hingga sekarang aku selalu masuk ranking 5 besar di kelas)

Ayah: “yaudah sekarang kamu sholat isha trus belajar, jangan tidur malam2. Besok sekolah!.”

(aku mengangguk dan mulai menuju kamar)

Ibu: “suci”

(suara ibu menghentikan langkahku dan aku langsung menghampiri ibu)

Ibu: “kapan2 ajak pacarmu kesini ya kenalin ke ayah sama ibu” (kata ibu sambil menggodaku)

Aku; “ahh ibu, iya bu kapan2 aku kenalin ke ayah sama ibu.”

Ayah: “yaudah sana sholat dulu ci, oiya besok malam suruh pacarmu kesini”

Akupun langsung melaksanakan apa yang sudah di perintahkan ayah. Setelah selesai aku berniat mengirim chat ke andi, “ah pasti dia masih main ps” (batinku). Aku pun mulai mengetik dan mengirimkan chat ke andi, “Sayang selamat istirahat ya. Oiya yang, besok jam istirahat pertama temuin aku di kantin bude rames. Aku mau ngomongin tentang hubungan kita!”. Setelah chat ku terkirim aku langsung istirahat.



(Pov andi)

Aku telah mendapatkan penjelasan dari suci, dan aku sudah merasa agak lega. Ya aku belum bisa lega sepenuhnya karena nanti malam aku disuruh ke rumahnya untuk bertemu ayahnya. Setelah itu aku kembali ke kelas, sebelum nya aku mengantarkan suci untuk kembali ke kelasnya.

Bel pulang sekolah sudah bunyi aku langsung pulang dan mempersiapkan untuk nanti malam. Sesampainya di rumah aku langsung merebahkan tubuhku ke Kasur. Lelah sekali hari ini rsanya, ditambah hari ini terasa sangat panas. Aku lalu chatingan dengan suci hingga aku ijin untuk tidur sebentar, tak lupa ia mengingatkanku untuk kerumahnya jam 7 malam.

Aku terbangun saat hari sudah mulai petang, aku pun langsung mandi dan bersiap ke rumah suci. Aku menggunakan kemeja flannel dipadu dengan jeans biru mudaku telah bersiap untuk kerumah suci. Aku merasakan sedikit deg2an mulai berangkat ke rumah suci. Ya, aku gak mau mengecewakan suci dan orang tuanya malam mini. Aku harus kesana dengan tepat waktu, sesampainya di rumah suci. Aku langsung mengetuk pintu rumahnya, tak lupa juga untuk mengucapkan salam. Aku sempat mendengar jawaban salam dari dalam rumah dan tak lama kemudian pintu pun terbuka. Ternyata yang membuka kan pintu adalah suci. Penampilan suci saat itu sangat cantik (mungkin suci juga gak mau bikin aku kecewa hehe).

Suci: “ayo masuk ndi.”

Aku: “iya ci”

Sucipun mempersilahkan ku untuk duduk dan meminta ijin untuk kebelakang sebentar. Akupun duduk sendiri di ruang tamu sambil memperhatikan keadaan rumah suci. “uhuk”, aku mendengar suara pria yang sedang yang sedang batuk. “apakah itu suara ayah suci?” (batinku) aku kembali deg2an setelah mendengar suara itu. tak lama kemudian ada seorang pria menemuiku di ruang tamu. “aku yakin ini pasti ayahnya suci.” Aku pun langsung berdiri untuk salim ke ayahnya suci.

Aku: “malam pak” (sapaku)

Ayah suci: “iya malam, oh jadi kamu.” (kata ayah suci memperhatikanku)

Aku: “iya pak, saya pacarnya suci.” (kataku dengan tegas)

Ayah suci: “nama kamu siapa cah bagus?”

Aku: “nama saya andi pak”

Setelah aku mempernalkan diri, suci datang dengan membawa 2 gelas teh manis hangat. Setelah meletakan gelas di meja. Suci disuruh kembali kebelakang sama ayahnya, suci lalu kembali ke belakang. Saat menuju ke belakang suci sempat senyum dan mengangguk kepadaku (mungkin menenangkan ku, agar gak grogi).

Ayah suci: “ayo di minum ndi.”

Aku: “iya pak, terima kasih.” (jawabku sambil meninum teh yang kuyakin ini adalah bikinan suci)

Ayah suci: “oiya saya ayahnya suci, suci sudah menceritakan semua nya semalam. Jadi intinya bapak gak melarang kalian pacaran, asal kalian tidak aneh2 dan membuat prestasi di sekolah menurun. Kamu mengerti kan?” (ayah suci berbicara dengan tegas)

Aku: “iya mengerti pak.” (kataku lirih)

Ayah suci: “kamu jangan tegang begitu, santai aja haha.” (kata ayah suci sambil mulai membakar rokoknya)

Aku: “hehe iya pak, Cuma grogi sedikit.”

Ayah suci: “kamu merokok gak?”

Aku: “ee..enggak pak.” (jawabku bohong hehe)

Kami berdua sempat saling diam, lalu ada ibu2 yang datang ke ruang tamu dan hendak berbicara pada ayah suci. Aku yakin pasti itu ibunya suci. Aku pun lngsung salim sambil memperkenalkan diri “andi bu” (kataku), “saya ibunya suci” (katanya sambil tersenyum). Hmm ibu nya suci sangat cantik, pantes saja anaknya bisa bikin aku tergila-gila hehe).

Ibu suci: “ayo makan yah, makanannya sudah siap.” (berbicara kepada ayah suci)

Ayah: “ayo ndi, ikut makan sekalian.”

Aku: “iya pak.”

Kamipun langsung menuju meja makan, dimeja makan aku melihat ada 3 anak laki2 “pasti itu adik2nya suci” (batinku).

Ayah suci: “ndi, ini adik2nya suci.”

Aku: “oh iya pak.” (kataku sambil bersalaman dengan adik2nya)

Ya malam itu pun aku hanya diberi wejangan oleh ayah suci dan juga makan bersama keluarganya. Setelah makan, aku dan ayah suci masih sempat mengobrol tentang keluargaku dan pekerjaan ayahku. Tak terasa waktu sudah menunjukkan hampir jam 9. Aku pun pamit pulang kepada ayah suci, suci mengantarkan ku sampai ke motor.

Suci: “hati2 ya ndi.”

Aku: “iya ci, makasih ya.”

Lalu aku pun pulang dengan perasaan senang dan tenang.

Beberapa hari setelah itu:

(pov andi)

Sejak malam itu, kini orang tua suci sudah mengerti bila suci berpacaran denganku. Aku juga sudah mulai berani menjemput dan mengantarkan suci ke rumah bila bersekolah. Tapi aku belom berani mengajak suci main diluar. Saat itu adalah hari sabtu, dan memang setiap hari sabtu sekolah pulang jam 11. Setelah itu aku lalu menunggu suci di parkiran dan tak lama aku melihat pujaan hatiku menghampiriku.

Aku: “ hai cewek”

Suci: “hai juga cowok.” (balas suci dengan senyum)

Aku: “ke rumahku yuk yang. Masih jam 11 ini kan sekarang.”

Suci: “ayuk yang.”

(aku lalu memakai helm, dan memakaikan helm ke kepala suci)

Di setengah perjalanan, hujan mulai turun. Aku yang menyadari itu mulai membelokan motorku ke sebuah mini market untuk berteduh. Hujan malah tambah deras.

Aku: “yahh malah tambah deres.”

Suci: “iya nih trus gimana dong?”

(Aku lalu membuka jok motorku dan aku mengambil sepasang jas hujan milikku)

Aku: “kamu pakek ini ya.” (sembari aku memberikan jas hujan ke suci)

Suci: “trus kamu pake apa” (kata suci sambil menerima jas hujan aku)

Aku: “aku gak pake gpp kok, tapi aku nitip buku dan hp ku ditasmu ya.”

(suci terdiam da menundukan wajahnya)

Aku: “kok kamu diem, ayo dipakek ci.”

Suci: “iya ndi”

Lalu suci memakai jas hujanku dan sebelumnya buku dan hp ku sudah dimasukan ke tasnya supaya tidak basah. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan, hujan masih sangat deras. Aku mulai agak menggigil saat mengendarai motor, Untung aku bisa menahannya sampai rumah. sesampainya kami dirumah aku langsung memasukan motor dan menutup gerbang rumahku. Aku pun langsung mengajak suci masuk ke dalam rumah. Aku yang basah kuyup langsung ijin mandi dan mengeringkan badanku dulu. Setelah mandi aku keluar hanya menggunakan handuk yang dililitkan ke pinggang. Aku melihat sudah ada 2 teh panas di meja ruang tamu. Tapi aku tak melihat keebradaan suci, aku yang merasakan kedinginan langsung menuju kamar untuk menggunakan pakaian. Saat sampai kamar aku dikagetkan dengan keberadaan suci di dalam kamarku. suci tidak menyadari kehadiranku, ia ternyata sedang merapikan kamarku. dengan cuaca dingin dan melihat lekuk tubuh suci yang sedang merapikan kamarku, aku mulai terangsang. Aku sudah tidak tahan lagi dan langsung memeluk suci dari belakang. “ahhh ndi” (ucapan suci saat aku peluk dari belakang)

Lalu aku merebahkan suci di kasurku dan aku langsung menindihnya, belom sempat suci bicara aku langsung mencium bibirnya. Aku yang sudah kesetanan mulai meremas payudara kanan suci dari luar seragam nya. Kami saling membalas ciuman, kami saling beradu lidah. Kesempatan itu aku gunakan untuk melepas kancing seragam suci. Satu persatu aku melepas semuanya, nampaknya suci belom sadar. Lalu aku berusaha melepaskan seragamnya. Tanpa kuduga sebelumnya, suci tidak melakukan pelawanan dan malah membantuku membuka seragamnya. Setelah seragam itu terlepas aku kembali meremasi payudaranya ya. Payudara suci yang tinggal terhalang tanktop putih dan bh berwarna ungu. Lalu aku melepas ciumanku dan kutatap mata suci, mata suci terlihat sudah berlinang air mata.

Suci yang menyadari bila aku mengetahui dirinya sedang menetes kan air mata. Mulai memeluku sambil berkata di telingaku, “berbuat lah sesukamu sayang, tapi aku mohon jangan lepas cdku dan jangan ambil perawanku sekarang, tunggu saat kita nanti menikah bila kamu ingin memerawaniku” (kata suci dengan lirih).

Mendengar hal itu aku langsung melepaskan rok yang digunakan suci, lalu aku merebahkan kembali suci kekasur. Aku terpana meihat penampilan suci sekarang, iya tergeletak pasrah. Iya tinggal menggunakan tanktop, bh, cd dan tentunya jilbab di kepalanya. Dan aku sudah telanjang, handuku entah kapan terlepas. Aku mendekati suci dan berusaha menciumnya, disaat bibirku sudah dekat. Suci menahan bibirku dan berkata “janji ya yang, jangan tinggalin aku”. Mendengar hal itu aku hanya mengangguk dan tiba2 suci mencium bibirku. “hhhmmmm ahhhhh” desahan menggema di kamar tidurku, diluar hujan masih turun dengan derasnya. Sambil berciuman aku menurunkan tali tanktop sekaligus bh nya, setelah tanktop dan bh nya turun hingg ke keperut aku menghentikan ciumanku dan langsung terpana dengan kedua payudara montoknya yang indah.

Suci: “jangan diliatin ndi, aku malu ahhh”

Aku: “indah banget ci” (kataku sambil memperhatikan putingnya yang berwarna pink)

Aku lalu mulai mendekati payudara kanannya dan bersiap untuk menghisap putting nya yang imut.

Suci: “ahhh ndi, geliihhh bangeettthhh aahhh”

Aku tak memperdulikan desahan suci, aku masih saja menghisap sambil mulai membelai memeknya dari luar cd nya. Aku merasakan cd suci sudah sangat basah. Sangat lama aku melakukan itu ke suci, hingga tiba2 suci mendesah panjang “ahhhhh saaaayannggggggg” aku merasakan taganku tambah basah, “suci sudah sampai ternyata” (pikirku). Lalu aku melepas payudaranya dan memberikan waktu kepada suci untuk menikmati sisa2 orgasme nya. Setelah kurasa suci sudah stabil aku mengarahkan tangan suci untuk menyentuh kontolku. Tanpa disuruh suci langsung mengocok kontolku, “ahhh enak sekali. Darimana suci belajar mengocok seperti ini.” (pikirku)

Aku: “ahh enakk sayanggg”

(suci hanya tersenyum melihatku keenakan)

Tak sampai disitu tiba2 suci bangun dan mengarah kan kepalanya ke kontolku. Saat itu aku duduk sambil bersandar di tempat tidurku dan “aahhhhh” (desahku saat merasakan hangatnya mulut suci)

Aku: “ahhh sayanggghhh nikmaaattt aahhh.” (desahku sambil mengelusi kepalanya yang masih menggunakan jilbab)

Suci: “mmhhh ssmooocchhh ssmooocccchh” (sambil memaju mundurkan kepalanya di kontolku)

Aku: “aahh suciii aahhhh ennaakkkhhhh bangett aaahhh”

(lama kelamaan aku merasakan akan segera klimaks)

Aku: “ahhh sayangg awassss yang aakkuuhhh mau keluaarrr.”

Suci tidak memperdulikan ucapan ku dan tetap menyepong kontolku, setelah aku amati ternyata suci menyepong kontolku sambil meneteskan air mata. Pantes aku dari tadi merasakan ada air yang membasahi pahaku dan “ahhhhhh” (desahku panjang karena klimaks) kulihat suci mendiamkan kepalanya dan masih membiarkan kontolku untuk menumpahkan peju di mulutnya. Setelah klimaksku selesai, suci langsung melepas kontolku dan berlari ke kamar mandi rumahku. Setelah suci pergi ke kamar mandi aku mulai berfikir “kenapa suci menangis setiap berciuman denganku? Lalu kenapa suci mau mengocok dan menyepong kontolku dan sepongan suci aku akui sangat nikmat? Apakah suci sudah pernah seperti ini sebelumnya?” (batinku) aku mulai tersadar saat suci kembali dari kamar mandi dan memakai pakaiannya kembali. Suci memakai pakaiannya masih sambil sesenggukan, lalu aku menghiraukan suci dan langsung ke kamar mandi. Setelah itu aku langsung kembali ke kamar dan suci sedang duduk sambil menatap kearah jendela kamarku. ku perhatikan, tatapan suci terlihat kosong dan matanya terlihat sembab akibat menangis tadi. Aku lalu membuka lemari sambil mengambil pakaian untuk kugunakan. Setelah memakai pakaian aku mulai mengajak suci berbicara.

Aku: “sayang”

(suci memandangku sambil tersenyum)

Aku: “kamu kenapa sayang?”

Suci: “aku gpp kok”

Aku: “aku minta maaf, aku udah kelewat batas sampe kita nglakuin kayak tadi.”

Suci: “kamu gak perlu minta maaf sayang, kamu gak salah” (kata suci sambil menggenggam tanganku dengan mata yang mulai berkaca-kaca)

Aku: “kita ke ruang tamu yuk, minum teh” (ajakku)

Suci: “yaampun, aku lupa kalo tadi bikin teh buat kita yang” (kata suci sambil sedikit menyesal)

Aku: “udah gpp, yuk minum sekarang” (kataku sambil menggandeng tangan suci menuju ruang tamuku)

Sesampainya diruang tamu, kami langsung meminum teh bikinan suci. Setelah habis, suci meletakan gelasnya dan mengatakan sesuatu kepadaku.

Suci: “sayang apa kamu mau berjanji buat aku?”

Aku: “dalam hal apa yang?”

Suci: “apakah kamu bisa berjanji buat tidak meninggalkanku, bagaimanapun keadaanku kamu masih mau nerima aku?”

Aku: “aku janji gak akan ninggalin kamu sayang” (kataku untuk meyakinkan suci)

Tak terasa hari udah mulai sore dan aku akan mengantarkan suci pulang. Hujan diluarpun sudah reda, dan aku berangkat mengantar suci pulang. Saat dalam perjalanan aku melihat pelangi yang mulai menampakan wujudnya. Sesampainya di rumah suci aku langsung pamit ke pada ibunya untuk langsung pulang. Sesampainya di rumah aku langsung menuju kamar dan memperhatikan keadaan kamarku sesudah pergumulan ku dengan suci tadi. Aku rebahkan tubuhku, dan aku masih sedikit mencium parfum miliknya. Suci sebenarnya ada apa dengan dirimu?



Sekian dulu ya, sampai jumpa di page 13 hehe:cendol:
 
Ngeng ngeng road to page 13, semangat suciii eh suhuu, :semangat: Selalu sehat hu thx for share
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd