Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kisahku, kisahnya, dan kisah kita (NO SARA)

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bagian 2 antara pasrah atau melawan (lanjutan pov suci sebelumnya)

Untuk saat ini mungkin terlebih dahulu menceritakan kisah nyata suci dimasa lalu ya gan sampai dengan suci berpacaran dengan andi. Disini aku menambahkan sedikit bumbu drama dalam percakapan, tetapi kejadian yang terjadi tidak ada yang ditambah atau dikurangi. Sama seperti yang suci ceritakan pada waktu itu. Agar alurnya jelas dan gak muter2. hehe

“kakkkkk, aku pulang”.

Aku dan kakek sama-sama kaget mendengar suara itu. Ternyata itu suara adikku indra. Kakek yang sedikit mengendurkan tangannya menjadi sebuah kesempatan bagiku. Aku berdiri lalu membetulkan handukku dan aku sangat ketakutan pada saat itu. Kakek yang melihatku ketakutan hanya tersenyum, lalu ia memakai bajunya dan keluar dari kamarku. Setelah kakek keluar aku memakai baju sambal terisak tangis. Aku bingung, apa yang barusan terjadi. Aku mulai khawatir dengan kehadiran kakekku di rumah. Takut bila ia melakukan hal itu lagi kepadaku.

Waktu sudah menunjukkan jam setengah 8 malam, dan aku mendengar suara motor ayahku. Aku yang sedari tadi sore hanya diam tiduran di kamar karena masih takut dan teringat kejadian tadi sore. “kak, ayah sama ibu pulang.” Kata indra sambil membuka pintu kamarku. Akupun hanya membalas “iya dek, biarin aja.” Ya pada saat itu tidak keluar kamar karena aku takut bila bertemu kakekku.

Karena terlalu lama di kamar akhirnya aku ketiduran, dan pada saat itu aku merasa geli pada area pahaku. Aku merasakan ada tangan yang mengelus lutut hingga pahaku. “mmmhhhhh mmmhhhhhh” aku merasakan seperti mimpi, tapi setelah aku merasakan sentuhan berulang kali. Aku mulai tersadar, dan anehnya aku masih merasakannya. Keadaan kamarku memang gelap, karena aku selalu mematikan lampu disaat tidur. Aku membuka mataku pelahan dan aku sekilas melihat bayangan karena terpantul cahaya dari jendela kamarku. aku sangat ketakutan dan aku tidak bisa menahan rasa geli ini. “mmmhhhh mmmhhhh ahhh” aku mendesah pelan sambal menggerakkan kedua kakiku. Aku memejamkan mataku kembali sambil merasakan sentuhan itu. setelah 10 menit aku merasakan sentuhan itu sampai di ujung cd ku. Aku membuka mataku kembali dan mulai memperhatikan bayangan itu. mungkin ia mulai menyadari bila aku terbangun. Dan ia menuju saklar untuk menyalakan lampu. Setelah dipencet, dan byaarrr cahaya terang langsung menyinari kamarku. aku terkejut ternyata bayangan itu adalah kakekku. Aku langsung bangun dan membetulkan daster bagian bawahku (aku memang tidur selalu memakai daster). Aku terkejut karena dasterku tersingkap hingga paha atasku dan cd ku hamper terlihat.

Aku: “kakk..keek, kenapa ada di dalam kamarku?” (aku berbicara berbisik karena disebelah adalah kamar orang tuaku, aku takut mereka terbangun.

Kakek: “ini nduk kakek bawain makanan, kan kamu dari tadi di kamar terus. Jadi kakek bawain ke kamarmu. Eh ternyata kamu sudah tidur hehe.” (kata kakek sambal tersenyum sambil menunjukkan makanan di meja kamarku).

Saat kejadian tadi aku mulai benci dengan senyum kakek. Aku pun mulai melirik jam dinding di kamarku dan sudah menunjukkan jam setengah 12 malam. Aku hanya mengangguk dan bilang terima kasih kepada kakek karena sudah membawakan makanan, tetapi saat itu aku tidak nafsu makan. Melihatku masih duduk di pinggiran Kasur ia menyuruhku untuk segera makan makanan itu. “cepat makan nduk”

Aku: “aku sedang tidak nafsu makan kek.”

Kakek: “apa mau kakek suapin?”

Aku : “eee. Tidak usah kek.”

Kakek: “yaudah dimakan dong makannya.”

Aku dengan malas mulai mengambil piring itu dan mulai memakan makananku, kakek lalu duduk disampingku sambil memperhatikan tubuhku. Aku takut melihat mata itu, tatapan kakek seolah menelanjangiku. Setelah makananku habis lalu kakek membawa piring ke dapur dan membawakan ku segelas air. Aku ambil gelas yang dibawakan kakek, saat ingin meninumnya “duuuaaarrrr” suara petir sangat keras hingga menggetarkan kaca jendela kamarku. aku yang kaget lalu tidak sengaja menumpahkan air dan membasahi bagian bawah dasterku. “yahhh, malah tumpah” kata kakekku.

Tapi kakek berkata begitu sambil memperhatikan bagian bawah dasterku yang basah. Air itu membasahi bagian perutku sampe kebawah. Mengakibatkan puserku terlihat dan warna cdku yang berwarna ungu terlihat karena pada saat itu aku memakai daster putih tipis tanpa lengan. Kakek masih saja memperhatikanku dengan tatapan nafsu, ya aku tau itu nafsu karena aku memergoki kakek menelan ludah saat melihat cd ku yang nyeplak akibat dasterku basah. Aku dan kakek saling diam, dan dikejutkan dengan suara adikku yang paling kecil berteriak karena kamarnya bocor. Adikku selalu minta tidur bersama kakekku bila sedang ada di rumah dan mereka selalu tidur di kamar itu. Teriakan itu membangunkan ayah ku, dan kakek yang mengetahui itu langsung keluar dari kamarku sambil tersenyum kepadaku. Aku gak tau maksud dari senyuman itu, yang aku tau senyuman itu memiliki arti lain.

Surya: “ayah, kamarnya bocor kasurnya basah.” Sambil menangis

Ayah: “yaudah adek bobo sama ayah ya.”

Surya: “ah gak mau, maunya sama kakek.”

Kakek: ”dede surya bobo sama ayah ya, biar kakek bobo di ruang tamu.”

Surya: “yaudah aku juga di ruang tamu.”

Ayah: “ehh jangan de, nanti digigit nyamuk. Dede surya bobo sama mbak suci ya.”

Surya: “tapi sama kakek.” (ujar adikku)

Ya memang Kasur di kamarku memang besar dan hanya aku sendiri yang menempati.

Kakek: “coba dede bilang dulu ke mbak suci kalo dede sama kakek mau bobo di kamar mbak suci gitu.”

Aku yang mendengar hal itu langsung menghentikan aktifitas ku, saat itu aku sedang mengambil pakaian ganti dan berniat untuk ke kamar mandi. Dan tiba2 surya langsung masuk ke kamarku. “kak, dede sama kakek bobo sini ya, soalnya bocor.” (pinta adiikku sambil memelas khas anak kecil). Aku terdiam sejenak dan dengan berat hati aku menjawab “iya dek” ucapku. Mendengar hal itu adikku langsung memanggil kakek untuk masuk ke kamarku. adekku langsung menarik tangan kakekku untuk mengeloni nya di kasurku. Aku langsung keluar kamar dan menuju kamar mandi untuk mengganti daster ku yang basah. Di dalam kamar mandi aku mengganti pakaianku, saat itu aku teringat bila aku lupa membawah bh ku. “ahh bodohnya aku.” Aku memang tidak pernah memakai bh disaat tidur dan aku lupa bila aku akan sekamar dengan predator menyeramkan. Lalu aku memakai kaos dan celanaku. Aku saat itu memakai kaos basket dan celana pendek. Saat aku masuk ke kamar, aku melihat kakekku sedang memeluk surya yang sudah terlelap. Aku pun mulai menutup pintu kamarku, saat hendak mematikan saklar aku teringat bila adiku takut gelap. Lalu aku mulai merebahkan tubuhku di sebelah kakekku. Ya kakekku berada di tengah2 surya dan aku. Aku lalu memunggungi kakek, sulit bagiku untuk tidur bila lampu kamar menyala. Setelah hampir 30 menit aku tidak bisa tidur akhirnya aku memutuskan untuk mematikan lampu kamar dan melihat adikku sudah pulas dan gak mungkin kebangun. Aku kembali merebahkan tubuhku ke Kasur. Disaat aku berusaha memejamkan mataku, aku merasakan tubuhku seperti ada yang memeluk dari belakang. “nduk, dingin.” Karena saat itu hujan deras dan kakekku hanya menggunakan kaos singlet dan sarung.

Aku: “mau aku ambilin selimut kek?” (tanyaku dengan lirih)

Kakek: “nggausah nduk, kakek peluk kamu aja biar gak dingn.”

Aku hanya terdiam dan berusaha memejamkan mataku, tapi tetap tidak bisa. Aku malah merasakan ada yang menyodok-nyodok pantatku. Dan aku merasakan tangan kakek berusaha menyelinap masuk melalui ujung kaos basketku.

Aku: “jang..ann kekk” (kataku mulai terisak menahan tangis.)

Kakek: “diem aja nduk, biar kakek gak kedinginan”

Yahh saat itu tangan kakek sudah berhasil menyelinap kedalam kaosku dan meremas payudaraku. Ini adalah pertama kali payudaraku di pegang dan di remas langsung oleh laki2. Aku mulai meneteskan air mataku. Kakek mulai meremas payudaraku dengan cepat dan aku mulai kegelian. “ahhhkkk kek jangannnhh ahh”. Aku hanya bisa menangis dan diam, bingung harus berbuat apa. Kakek lalu membisikkan sesuatu di telingaku, “jangan berisik nduk, nanti adikmu bangun” kakek menjilati telingaku dan pipiku. Aku merasakan sangat geli saat telingaku di jilati dan memekku mulai basah. Aku hanya bisa mendesah sambil menangis. Kakek yang tau aku kegelian Karena dijilati telinganya, mulai menjilati telingaku dengan buas.

Aku: “ahhkkk ampunnn kek, uddaahhhhh.”

Kakek tidak memperdulikan desahanku, malah ia meremas dengan keras payudaraku dan menjilati kembali telingaku. Aku sangat kegelian dan seperti ingin pipis dan “crettt creettt” aku merasakan aku pipis dan memekku sangat basah. Aku merasa sangat lemas, dan nafasku terasa berat. Kakek yang merasakan bila aku sudah lemas langsung menurunkan celana pendekku dengan cepat. Aku pun tidak menyadarinya dan tidak bisa menahan celanaku. Aku tersadar celanaku sudah melorot hingga mata kakiku. Dan tiba2 lampu dikamarku menyala dan ternyata kakek yang menyalakan lampunya. Sejak kapan kakek berdiri, ahh aku terlalu menikmati pipis nikmatku tadi (saat itu aku belom mengerti orgasme). Saat lampu menyala aku langsung melihat berdiri sambil memperhatikan ku. ada yang aneh dari penampilan kakek, ya sarung digunakan sudah terlepas dan menunjukkan alat kelaminnya yang berdiri tegak. Aku takut dan langsung mengalihkan pandanganku kearah celanaku. Saat aku ingin memakai celanaku kembali, kakek langsung menahan celanaku dan aku berusaha menariknya. Aku pun langsung bangun dan duduk sambil menarik celanaku. Kekuatanku kalah dengan kekuatan kakek. Celanaku dilepas kakek dan melemparkan ke pintu kamarku.

Aku: “kek balikin celanaku.” (sambil aku menangis)

Bukannya mengambil kan celanaku, Kakek malah merebahkan tubuhnya disampingku sambil berkata “ambil aja sendiri haha.” Akupun ingin bangun dan mengambil celanaku, disaat aku mulai bangun kakek tiba2 menarik tubuhku hingga aku terlentang kembali di Kasur. Kakek langsung meremas payudaraku lagi sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Kakek mentapku sangat tajam. Aku takut, dan aku hanya bisa memohon kepada kakek untuk menyudahi ini semua. “kek, jangaann ahh. Udah kek huhuuhu” namun kakek semakin mendekatkan wajahnya. Aku semakin takut dan panik. “keekk, jangggaa… ah”

Sebelum menyelesaikan perkataanku kakek sudah melumat bibir tipisku. Aku ingin merapatkan bibirku, tapi sulit Karena lidah kakek sudah masuk ke mulutku dan menyerang lidahku. Aku hanya bisa mendesah Karen kakek sambil meremasi payudaraku. Kakek mengangkat kaosku dan ya terpampang lah payudaraku yang selama ini aku rawat dan aku jaga terlihat jelas dihadapan kakekku. Kakek yang melihat payudaraku langsung terpana dan menghentikan ciumannya. Aku terengah-engah mengambil nafas. Tetapi aku merasa kan hal lain. Kejadian itu sangat nikmat, ahh aku langsung membuang jauh pikiran itu.

Kakek: “apik tenan nduk susumu (bagus banget nduk susumu).”

Aku: “udah ya kek.”

Kakek: “kakek belum nduk.”

Lalu kakek mencium ku kembali, aku yang dicium tiba2 tidak sempat menutup bibirku. “mmmhhh ahh mmhhhh ahh kkeek.” Aku berusaha melepaskan bibirku dan setelah puas menciumku kakek langsung menjilati telingaku. Ya aku mulai sadar bila telingaku adalah titik sensitifku, aku merasakan hal yang nikmat saat telingaku dijilat. “ahhhh mmmhhh kek aahhhh.” Aku mulai terlena karena kakek menjilat telingaku sambil meremas payudaraku. Setelah itu kakek mengarahkan bibirnya kearah putting pink ku. aku menahan kepala kakek dan akhirnya kakek menjauhkan kepala nya dari payudaraku. Lalu kakek mengangkat tubuhku sehingga aku duduk diatas Kasur. Tanganku diarahkan ke alat kelaminnya, aku menahan tanganku. Aku gak mau menyentuh nya aku takut, akrena memang terlihat besar dan ada urat2nya.

Kakek: “ayo pegang nduk.”

Aku: “aku gak mau kek, aku takut.”

Kakek: “jangan takut nduk, gak gigit kok hehe.”

Aku: “gak mau kek.”

Kakek: “kalo kamu gak mau, kakek bakalan masukin kontol kakek ke memekmu ini.” (kata kakek sambil mengelus memekku.)

Aku: “ahhh jangan kek huhu.”

Kakek: “yasudah makannya cepat pegang kontol kakek, ini namanya kontol nduk.”

Aku masih terdiam.

Kakek: “lho kok malah diem, cepet pegang” (kakek mulai membentakku.”

Aku masih terdiam dan terisak tangis.

Kakek: “ kakek hitung sampe sepuluh ya , kalo kamu masih diem berarti kamu setuju untuk dimasukin kontolku, kalo kamu bilang megang kontol maka kamu harus memegang kontol kakek. Hayoo pilih mana.” (kata kakek sambil meremas payudaraku kembali)

Kakek: “ 1”

Kakek: “2”

Kakek: “3”

Kakek: “4”

Kakek: “5”

Kakek: “6”

Aku : “megang kontol kek.” (jawabku lirih dan airmataku kembali mengalir deras.)

Kakek: “yaudah ini pegang, ini apa namanya nduk?”

Aku: “kooo..nttol kek:” (aku sangat malu mengucapkannya.)

Lalu aku mengarahkan tanganku ke kontolnya. Aku merasakan kontol kakek agak hangat. Aku mendiamkan tanganku Karena aku bingung harus bagaimana.

Kakek: “lho kok tangannya diem.”

Aku: “aku gak tau caranya kek.”

Kakek lalu memegang tanganku lalu memberi contoh.

Kakek: “kontol kakek kering nduk, basahin dulu pake ludahmu.”

Aku: “aku gak mau kek huhu.”

Kakek lalu mengarahkan kepalaku ke kontolnya, kontolnya sangat dekat dengan wajahku. Aku hanya memejamkan mata dan diam. “ludahin nduk”, kata kakek. Aku pun menludahi kpala kontol kakek.

Kakek: “nah mulai dikocok nduk.” (kata kakek sambil melepaskan kepalaku.)

Aku pun mulai mengocok kontol kakek dan kudengar kakek mulai mendesah keenakan. Setelah 15 menit aku mengocok tangan ku terasa pegel.

Aku: “kek, tanganku pegel.”

Kakek: “kakek tidak akan keluar kalo kamu masih pake kaos nduk.”

Aku: “maaakkksuddnya keek?”

Kakek: “buka kaosmu nduk?”

Aku menggelengkan kepala ku.

Kakek: “ya kalo kamu emang pengen cepet nyelesaiin ini ya Cuma itu caranya.”

Aku diam dan berfikir, memang aku ingin cepat menyelesaikan ini. Aku sudah tidak kuat, disatu sisi aku sudah sangat ngantuk dan badanku juga sangat lemas akibat pipisku tadi. Aku memang tidak punya pilihan lain. Perlahan aku membuka kaosku dan meletakkan nya di pinggir Kasur. Lalu aku menutup kedua payudaraku dengan tanganku.

Kakek: “gausah ditutupin nduk, kakek juga udah liat kan tadi hehe ayo kocok lagi nduk.”

Aku lalu melepaskan tanganku dan mulai mengocok kontol kakek. Kakek mulai meremas payudara ku lagi. Sangat geli rasanya. Lalu aku mengocok kontol kakek dengan cepat karene aku ingin ini cepat selesai. Tangan kanan kakek mengarahkan wajahku untuk menatap wajahnya, dan tangan kiri kakkek masih meremas sambil mlintir putingku.

Aku: “ahh kek gelihhh ahhh.”

Kakek: “lebih cepaatt aahh nduk, sebentar lagi kakek keluar.”

Aku hanya diam saja dan mempercepat kocokanku. Kakek mulai memajukan wajahnya mendekati wajahku.

Kakek: “nikmat ahhh nduduu….”.

Kakek tidak menyelesaikan pembicarannya dan langsung menyambar bibirku dan “croott… crrooott..ccrooott” Aku merasakan ada cairan lengket di tanganku.

Kakek lalu melepas bibirku sambil tersengal-sengal nafasnya. “terima kasih ya nduk, nikmat sekali.”

Aku hanya terdiam, dan aku langsung beranjak dari Kasur menuju kamar mandi. Aku ke kamar mandi hanya menggunakan cd saja, aku tidak peduli karena aku sangat ingin membersihkan tangan ku yang terkena cairan lengket dan berbau aneh. Setelah membersihkan tanganku aku lalu mencuci mukaku dan langsung kembali ke kamar. Aku sempat meemperhatikan wajahku dikaca, mataku sangat sembab akibat menangis dan juga mengantuk. Aku memakai celana ku dan hendak mencari kaos basketku, saat aku mencari kaos itu ternyata kakek sedang membersihkan kontolnya menggunakan kaos basket kesayanganku. Setelah selesai mengelap ia langsung ke kamar mandi sambil membawa kaosku, aku membuang muka saat ia melewatiku. Aku hanya menarik nafas dan menahan marah. Akhirnya aku memakai kaos biasa dan mulai merebahkan tubuh ku ke Kasur. Aku mulai berfikir, mulai besok aku harus menjaga pakaianku saat ada kakek.

Sekian dulu ya gan, ditunggu update selanjutnya. Selamat membaca :p
 
Bagian 2 antara pasrah atau melawan (lanjutan pov suci sebelumnya)

Untuk saat ini mungkin terlebih dahulu menceritakan kisah nyata suci dimasa lalu ya gan sampai dengan suci berpacaran dengan andi. Disini aku menambahkan sedikit bumbu drama dalam percakapan, tetapi kejadian yang terjadi tidak ada yang ditambah atau dikurangi. Sama seperti yang suci ceritakan pada waktu itu. Agar alurnya jelas dan gak muter2. hehe

“kakkkkk, aku pulang”.

Aku dan kakek sama-sama kaget mendengar suara itu. Ternyata itu suara adikku indra. Kakek yang sedikit mengendurkan tangannya menjadi sebuah kesempatan bagiku. Aku berdiri lalu membetulkan handukku dan aku sangat ketakutan pada saat itu. Kakek yang melihatku ketakutan hanya tersenyum, lalu ia memakai bajunya dan keluar dari kamarku. Setelah kakek keluar aku memakai baju sambal terisak tangis. Aku bingung, apa yang barusan terjadi. Aku mulai khawatir dengan kehadiran kakekku di rumah. Takut bila ia melakukan hal itu lagi kepadaku.

Waktu sudah menunjukkan jam setengah 8 malam, dan aku mendengar suara motor ayahku. Aku yang sedari tadi sore hanya diam tiduran di kamar karena masih takut dan teringat kejadian tadi sore. “kak, ayah sama ibu pulang.” Kata indra sambil membuka pintu kamarku. Akupun hanya membalas “iya dek, biarin aja.” Ya pada saat itu tidak keluar kamar karena aku takut bila bertemu kakekku.

Karena terlalu lama di kamar akhirnya aku ketiduran, dan pada saat itu aku merasa geli pada area pahaku. Aku merasakan ada tangan yang mengelus lutut hingga pahaku. “mmmhhhhh mmmhhhhhh” aku merasakan seperti mimpi, tapi setelah aku merasakan sentuhan berulang kali. Aku mulai tersadar, dan anehnya aku masih merasakannya. Keadaan kamarku memang gelap, karena aku selalu mematikan lampu disaat tidur. Aku membuka mataku pelahan dan aku sekilas melihat bayangan karena terpantul cahaya dari jendela kamarku. aku sangat ketakutan dan aku tidak bisa menahan rasa geli ini. “mmmhhhh mmmhhhh ahhh” aku mendesah pelan sambal menggerakkan kedua kakiku. Aku memejamkan mataku kembali sambil merasakan sentuhan itu. setelah 10 menit aku merasakan sentuhan itu sampai di ujung cd ku. Aku membuka mataku kembali dan mulai memperhatikan bayangan itu. mungkin ia mulai menyadari bila aku terbangun. Dan ia menuju saklar untuk menyalakan lampu. Setelah dipencet, dan byaarrr cahaya terang langsung menyinari kamarku. aku terkejut ternyata bayangan itu adalah kakekku. Aku langsung bangun dan membetulkan daster bagian bawahku (aku memang tidur selalu memakai daster). Aku terkejut karena dasterku tersingkap hingga paha atasku dan cd ku hamper terlihat.

Aku: “kakk..keek, kenapa ada di dalam kamarku?” (aku berbicara berbisik karena disebelah adalah kamar orang tuaku, aku takut mereka terbangun.

Kakek: “ini nduk kakek bawain makanan, kan kamu dari tadi di kamar terus. Jadi kakek bawain ke kamarmu. Eh ternyata kamu sudah tidur hehe.” (kata kakek sambal tersenyum sambil menunjukkan makanan di meja kamarku).

Saat kejadian tadi aku mulai benci dengan senyum kakek. Aku pun mulai melirik jam dinding di kamarku dan sudah menunjukkan jam setengah 12 malam. Aku hanya mengangguk dan bilang terima kasih kepada kakek karena sudah membawakan makanan, tetapi saat itu aku tidak nafsu makan. Melihatku masih duduk di pinggiran Kasur ia menyuruhku untuk segera makan makanan itu. “cepat makan nduk”

Aku: “aku sedang tidak nafsu makan kek.”

Kakek: “apa mau kakek suapin?”

Aku : “eee. Tidak usah kek.”

Kakek: “yaudah dimakan dong makannya.”

Aku dengan malas mulai mengambil piring itu dan mulai memakan makananku, kakek lalu duduk disampingku sambil memperhatikan tubuhku. Aku takut melihat mata itu, tatapan kakek seolah menelanjangiku. Setelah makananku habis lalu kakek membawa piring ke dapur dan membawakan ku segelas air. Aku ambil gelas yang dibawakan kakek, saat ingin meninumnya “duuuaaarrrr” suara petir sangat keras hingga menggetarkan kaca jendela kamarku. aku yang kaget lalu tidak sengaja menumpahkan air dan membasahi bagian bawah dasterku. “yahhh, malah tumpah” kata kakekku.

Tapi kakek berkata begitu sambil memperhatikan bagian bawah dasterku yang basah. Air itu membasahi bagian perutku sampe kebawah. Mengakibatkan puserku terlihat dan warna cdku yang berwarna ungu terlihat karena pada saat itu aku memakai daster putih tipis tanpa lengan. Kakek masih saja memperhatikanku dengan tatapan nafsu, ya aku tau itu nafsu karena aku memergoki kakek menelan ludah saat melihat cd ku yang nyeplak akibat dasterku basah. Aku dan kakek saling diam, dan dikejutkan dengan suara adikku yang paling kecil berteriak karena kamarnya bocor. Adikku selalu minta tidur bersama kakekku bila sedang ada di rumah dan mereka selalu tidur di kamar itu. Teriakan itu membangunkan ayah ku, dan kakek yang mengetahui itu langsung keluar dari kamarku sambil tersenyum kepadaku. Aku gak tau maksud dari senyuman itu, yang aku tau senyuman itu memiliki arti lain.

Surya: “ayah, kamarnya bocor kasurnya basah.” Sambil menangis

Ayah: “yaudah adek bobo sama ayah ya.”

Surya: “ah gak mau, maunya sama kakek.”

Kakek: ”dede surya bobo sama ayah ya, biar kakek bobo di ruang tamu.”

Surya: “yaudah aku juga di ruang tamu.”

Ayah: “ehh jangan de, nanti digigit nyamuk. Dede surya bobo sama mbak suci ya.”

Surya: “tapi sama kakek.” (ujar adikku)

Ya memang Kasur di kamarku memang besar dan hanya aku sendiri yang menempati.

Kakek: “coba dede bilang dulu ke mbak suci kalo dede sama kakek mau bobo di kamar mbak suci gitu.”

Aku yang mendengar hal itu langsung menghentikan aktifitas ku, saat itu aku sedang mengambil pakaian ganti dan berniat untuk ke kamar mandi. Dan tiba2 surya langsung masuk ke kamarku. “kak, dede sama kakek bobo sini ya, soalnya bocor.” (pinta adiikku sambil memelas khas anak kecil). Aku terdiam sejenak dan dengan berat hati aku menjawab “iya dek” ucapku. Mendengar hal itu adikku langsung memanggil kakek untuk masuk ke kamarku. adekku langsung menarik tangan kakekku untuk mengeloni nya di kasurku. Aku langsung keluar kamar dan menuju kamar mandi untuk mengganti daster ku yang basah. Di dalam kamar mandi aku mengganti pakaianku, saat itu aku teringat bila aku lupa membawah bh ku. “ahh bodohnya aku.” Aku memang tidak pernah memakai bh disaat tidur dan aku lupa bila aku akan sekamar dengan predator menyeramkan. Lalu aku memakai kaos dan celanaku. Aku saat itu memakai kaos basket dan celana pendek. Saat aku masuk ke kamar, aku melihat kakekku sedang memeluk surya yang sudah terlelap. Aku pun mulai menutup pintu kamarku, saat hendak mematikan saklar aku teringat bila adiku takut gelap. Lalu aku mulai merebahkan tubuhku di sebelah kakekku. Ya kakekku berada di tengah2 surya dan aku. Aku lalu memunggungi kakek, sulit bagiku untuk tidur bila lampu kamar menyala. Setelah hampir 30 menit aku tidak bisa tidur akhirnya aku memutuskan untuk mematikan lampu kamar dan melihat adikku sudah pulas dan gak mungkin kebangun. Aku kembali merebahkan tubuhku ke Kasur. Disaat aku berusaha memejamkan mataku, aku merasakan tubuhku seperti ada yang memeluk dari belakang. “nduk, dingin.” Karena saat itu hujan deras dan kakekku hanya menggunakan kaos singlet dan sarung.

Aku: “mau aku ambilin selimut kek?” (tanyaku dengan lirih)

Kakek: “nggausah nduk, kakek peluk kamu aja biar gak dingn.”

Aku hanya terdiam dan berusaha memejamkan mataku, tapi tetap tidak bisa. Aku malah merasakan ada yang menyodok-nyodok pantatku. Dan aku merasakan tangan kakek berusaha menyelinap masuk melalui ujung kaos basketku.

Aku: “jang..ann kekk” (kataku mulai terisak menahan tangis.)

Kakek: “diem aja nduk, biar kakek gak kedinginan”

Yahh saat itu tangan kakek sudah berhasil menyelinap kedalam kaosku dan meremas payudaraku. Ini adalah pertama kali payudaraku di pegang dan di remas langsung oleh laki2. Aku mulai meneteskan air mataku. Kakek mulai meremas payudaraku dengan cepat dan aku mulai kegelian. “ahhhkkk kek jangannnhh ahh”. Aku hanya bisa menangis dan diam, bingung harus berbuat apa. Kakek lalu membisikkan sesuatu di telingaku, “jangan berisik nduk, nanti adikmu bangun” kakek menjilati telingaku dan pipiku. Aku merasakan sangat geli saat telingaku di jilati dan memekku mulai basah. Aku hanya bisa mendesah sambil menangis. Kakek yang tau aku kegelian Karena dijilati telinganya, mulai menjilati telingaku dengan buas.

Aku: “ahhkkk ampunnn kek, uddaahhhhh.”

Kakek tidak memperdulikan desahanku, malah ia meremas dengan keras payudaraku dan menjilati kembali telingaku. Aku sangat kegelian dan seperti ingin pipis dan “crettt creettt” aku merasakan aku pipis dan memekku sangat basah. Aku merasa sangat lemas, dan nafasku terasa berat. Kakek yang merasakan bila aku sudah lemas langsung menurunkan celana pendekku dengan cepat. Aku pun tidak menyadarinya dan tidak bisa menahan celanaku. Aku tersadar celanaku sudah melorot hingga mata kakiku. Dan tiba2 lampu dikamarku menyala dan ternyata kakek yang menyalakan lampunya. Sejak kapan kakek berdiri, ahh aku terlalu menikmati pipis nikmatku tadi (saat itu aku belom mengerti orgasme). Saat lampu menyala aku langsung melihat berdiri sambil memperhatikan ku. ada yang aneh dari penampilan kakek, ya sarung digunakan sudah terlepas dan menunjukkan alat kelaminnya yang berdiri tegak. Aku takut dan langsung mengalihkan pandanganku kearah celanaku. Saat aku ingin memakai celanaku kembali, kakek langsung menahan celanaku dan aku berusaha menariknya. Aku pun langsung bangun dan duduk sambil menarik celanaku. Kekuatanku kalah dengan kekuatan kakek. Celanaku dilepas kakek dan melemparkan ke pintu kamarku.

Aku: “kek balikin celanaku.” (sambil aku menangis)

Bukannya mengambil kan celanaku, Kakek malah merebahkan tubuhnya disampingku sambil berkata “ambil aja sendiri haha.” Akupun ingin bangun dan mengambil celanaku, disaat aku mulai bangun kakek tiba2 menarik tubuhku hingga aku terlentang kembali di Kasur. Kakek langsung meremas payudaraku lagi sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Kakek mentapku sangat tajam. Aku takut, dan aku hanya bisa memohon kepada kakek untuk menyudahi ini semua. “kek, jangaann ahh. Udah kek huhuuhu” namun kakek semakin mendekatkan wajahnya. Aku semakin takut dan panik. “keekk, jangggaa… ah”

Sebelum menyelesaikan perkataanku kakek sudah melumat bibir tipisku. Aku ingin merapatkan bibirku, tapi sulit Karena lidah kakek sudah masuk ke mulutku dan menyerang lidahku. Aku hanya bisa mendesah Karen kakek sambil meremasi payudaraku. Kakek mengangkat kaosku dan ya terpampang lah payudaraku yang selama ini aku rawat dan aku jaga terlihat jelas dihadapan kakekku. Kakek yang melihat payudaraku langsung terpana dan menghentikan ciumannya. Aku terengah-engah mengambil nafas. Tetapi aku merasa kan hal lain. Kejadian itu sangat nikmat, ahh aku langsung membuang jauh pikiran itu.

Kakek: “apik tenan nduk susumu (bagus banget nduk susumu).”

Aku: “udah ya kek.”

Kakek: “kakek belum nduk.”

Lalu kakek mencium ku kembali, aku yang dicium tiba2 tidak sempat menutup bibirku. “mmmhhh ahh mmhhhh ahh kkeek.” Aku berusaha melepaskan bibirku dan setelah puas menciumku kakek langsung menjilati telingaku. Ya aku mulai sadar bila telingaku adalah titik sensitifku, aku merasakan hal yang nikmat saat telingaku dijilat. “ahhhh mmmhhh kek aahhhh.” Aku mulai terlena karena kakek menjilat telingaku sambil meremas payudaraku. Setelah itu kakek mengarahkan bibirnya kearah putting pink ku. aku menahan kepala kakek dan akhirnya kakek menjauhkan kepala nya dari payudaraku. Lalu kakek mengangkat tubuhku sehingga aku duduk diatas Kasur. Tanganku diarahkan ke alat kelaminnya, aku menahan tanganku. Aku gak mau menyentuh nya aku takut, akrena memang terlihat besar dan ada urat2nya.

Kakek: “ayo pegang nduk.”

Aku: “aku gak mau kek, aku takut.”

Kakek: “jangan takut nduk, gak gigit kok hehe.”

Aku: “gak mau kek.”

Kakek: “kalo kamu gak mau, kakek bakalan masukin kontol kakek ke memekmu ini.” (kata kakek sambil mengelus memekku.)

Aku: “ahhh jangan kek huhu.”

Kakek: “yasudah makannya cepat pegang kontol kakek, ini namanya kontol nduk.”

Aku masih terdiam.

Kakek: “lho kok malah diem, cepet pegang” (kakek mulai membentakku.”

Aku masih terdiam dan terisak tangis.

Kakek: “ kakek hitung sampe sepuluh ya , kalo kamu masih diem berarti kamu setuju untuk dimasukin kontolku, kalo kamu bilang megang kontol maka kamu harus memegang kontol kakek. Hayoo pilih mana.” (kata kakek sambil meremas payudaraku kembali)

Kakek: “ 1”

Kakek: “2”

Kakek: “3”

Kakek: “4”

Kakek: “5”

Kakek: “6”

Aku : “megang kontol kek.” (jawabku lirih dan airmataku kembali mengalir deras.)

Kakek: “yaudah ini pegang, ini apa namanya nduk?”

Aku: “kooo..nttol kek:” (aku sangat malu mengucapkannya.)

Lalu aku mengarahkan tanganku ke kontolnya. Aku merasakan kontol kakek agak hangat. Aku mendiamkan tanganku Karena aku bingung harus bagaimana.

Kakek: “lho kok tangannya diem.”

Aku: “aku gak tau caranya kek.”

Kakek lalu memegang tanganku lalu memberi contoh.

Kakek: “kontol kakek kering nduk, basahin dulu pake ludahmu.”

Aku: “aku gak mau kek huhu.”

Kakek lalu mengarahkan kepalaku ke kontolnya, kontolnya sangat dekat dengan wajahku. Aku hanya memejamkan mata dan diam. “ludahin nduk”, kata kakek. Aku pun menludahi kpala kontol kakek.

Kakek: “nah mulai dikocok nduk.” (kata kakek sambil melepaskan kepalaku.)

Aku pun mulai mengocok kontol kakek dan kudengar kakek mulai mendesah keenakan. Setelah 15 menit aku mengocok tangan ku terasa pegel.

Aku: “kek, tanganku pegel.”

Kakek: “kakek tidak akan keluar kalo kamu masih pake kaos nduk.”

Aku: “maaakkksuddnya keek?”

Kakek: “buka kaosmu nduk?”

Aku menggelengkan kepala ku.

Kakek: “ya kalo kamu emang pengen cepet nyelesaiin ini ya Cuma itu caranya.”

Aku diam dan berfikir, memang aku ingin cepat menyelesaikan ini. Aku sudah tidak kuat, disatu sisi aku sudah sangat ngantuk dan badanku juga sangat lemas akibat pipisku tadi. Aku memang tidak punya pilihan lain. Perlahan aku membuka kaosku dan meletakkan nya di pinggir Kasur. Lalu aku menutup kedua payudaraku dengan tanganku.

Kakek: “gausah ditutupin nduk, kakek juga udah liat kan tadi hehe ayo kocok lagi nduk.”

Aku lalu melepaskan tanganku dan mulai mengocok kontol kakek. Kakek mulai meremas payudara ku lagi. Sangat geli rasanya. Lalu aku mengocok kontol kakek dengan cepat karene aku ingin ini cepat selesai. Tangan kanan kakek mengarahkan wajahku untuk menatap wajahnya, dan tangan kiri kakkek masih meremas sambil mlintir putingku.

Aku: “ahh kek gelihhh ahhh.”

Kakek: “lebih cepaatt aahh nduk, sebentar lagi kakek keluar.”

Aku hanya diam saja dan mempercepat kocokanku. Kakek mulai memajukan wajahnya mendekati wajahku.

Kakek: “nikmat ahhh nduduu….”.

Kakek tidak menyelesaikan pembicarannya dan langsung menyambar bibirku dan “croott… crrooott..ccrooott” Aku merasakan ada cairan lengket di tanganku.

Kakek lalu melepas bibirku sambil tersengal-sengal nafasnya. “terima kasih ya nduk, nikmat sekali.”

Aku hanya terdiam, dan aku langsung beranjak dari Kasur menuju kamar mandi. Aku ke kamar mandi hanya menggunakan cd saja, aku tidak peduli karena aku sangat ingin membersihkan tangan ku yang terkena cairan lengket dan berbau aneh. Setelah membersihkan tanganku aku lalu mencuci mukaku dan langsung kembali ke kamar. Aku sempat meemperhatikan wajahku dikaca, mataku sangat sembab akibat menangis dan juga mengantuk. Aku memakai celana ku dan hendak mencari kaos basketku, saat aku mencari kaos itu ternyata kakek sedang membersihkan kontolnya menggunakan kaos basket kesayanganku. Setelah selesai mengelap ia langsung ke kamar mandi sambil membawa kaosku, aku membuang muka saat ia melewatiku. Aku hanya menarik nafas dan menahan marah. Akhirnya aku memakai kaos biasa dan mulai merebahkan tubuh ku ke Kasur. Aku mulai berfikir, mulai besok aku harus menjaga pakaianku saat ada kakek.

Sekian dulu ya gan, ditunggu update selanjutnya. Selamat membaca :p
jjk
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd