Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kisahku, kisahnya, dan kisah kita (NO SARA)

Status
Please reply by conversation.
Bagian 43

Aku terbangun dari tidurku di kereta, memang sedari tadi aku tidak bisa tidur nyenyak. Ku lihat ke jendela dan kulihat pemandangan sawah dan pegunungan pagi ini. Jam tanganku menunjukan pukul setengah 6 pagi, matahari sudah mulai terlihat sinarnya.

Nisa dan ibunya juga sudah terbangun, ibunya tersenyum kepadaku saat aku memperhatikan mereka. Nisa masih asik melihat pemandangan dari dalam kereta,

“itu pacarnya mas?” kata ibu nisa sambil menunjuk dini yang masih tidur di bahuku.

“hehe iya bu.” Kataku sambil memperhatikan wajah dini sedang tertidur.

“cantik mas pacarnya.” Kata ibu nisa sambil masih tetap melihat ke arah dini.

Aku hanya tersenyum sambil mengangguk, tidak salah memang ucapan ibu nisa yang mengatakan dini cantik. 20 menit kemudian nisa dan ibunya akan bersiap-siap untuk turun, aku sedikit kepala dini agar sandaran dikursi karena aku ingin menurunkan tas besar bawaan ibunya nisa.

Dini malah terbangun karena aku memindahkan kepalanya. Aku lalu menurunkan tas besar kepunyaan ibunya nisa.

“udah mau turun bu?” tanya dini.

“iya mbak udah mau sampe ini.” Kata ibunya nisa.

Kereta berjalan pelan karena akan berhenti di stasiun, “saya duluan mas, mbak.” Kata ibunya nisa.

“iya bu, sampai jumpa lagi ya nisa.” Kata dini sambil mencubit pipi nisa. Nisa hanya tersenyum malu saat pipinya dicubit.

“sini bu, aku bantu bawain tas nya sampe keluar gerbong.” Kataku.

“udah gak usah mas, gpp saya bawa sendiri.” Ujar ibunya nisa.

“gpp bu, biar saya bantu aja. berat loh ini, kasian ibu.” Kataku lalu mengambil tas bawaannya.

Nisa berjalan digandeng oleh ibunya menuju pintu dan aku berjalan dibelakang mereka sambil membawa tas besarnya. Kereta berhenti mereka keluar dari gerbong dan aku juga ikut keluar.

“udah mas, taroh disini aja tasnya.” Kata ibunya nisa yang berdiri di samping gerbong.

“iya bu, yaudah aku masuk ke kerta lagi ya bu. Dadahh nisa.” Kataku sambil melambaikan tangan ke arah nisa.

Aku lalu berjalan kembali untuk masuk ke dalam kereta dan saat sudah sampai di kursiku, kulihat dini sudah melepas sepatunya dan menyelonjorkan kakinya. Aku duduk di kursi yang tadi ditempati oleh nisa dan ibunya.

“pegel yang?” tanyaku sambil memijat lembut kakinya.

“iya pegel yang.” Kata dini.

Kereta kembali berjalan dan setengah jam kemudian akhirnya kereta tiba di stasiun tujuan kami, stasiun lempuyangan. Dini kembali memakai sepatunya, aku menurunkan tas yang kami bawa. Karena ini stasiun pemberhentian terakhir kereta yang kunaiki, jadi kami tak perlu terburu-buru untuk turun.

Dini langsung memakai tas ransel miliknya, akupun juga memakai tasku. Dini mengecek kembali, takutnya ada yang tertinggal di kereta. Setelah kereta berhenti dengan sempurna, kami berdua langsung turun.

“yeeeee sampe jogja yang.” Kata dini dengan senang.

“iya akhirnya sampe juga ya.” Kataku.

“yang, fotoin aku dong.” Kata dini sambil memberikan hp miliknya kepadaku.

Aku langsung memfoto dini dengan berlatarkan nama stasiun. Aku lalu mengembalikan hp itu ke dini.

“ih bagus yang, sekarang kita yang foto yuk.” kata dini. kami berdua berfoto menggunakan hp dini.

“kita mau nginap dimana yang?” tanyaku saat berjalan keluar stasiun.

“di hotel deket malioboro aja yang.” Kata dini.

“eh kalo disitu katanya malah mahal-mahal yang, aku takut uangku gak cukup.” Kataku.

“aku aja yang bayar hotelnya yang, kan kamu udah beliin aku tiket kereta. Jadi sekarang aku yang bayar hotel ya.” Ujar dini lalu tersenyum.

“tapi yang..” kataku.

“udah gak usah tapi-tapian, tuh ada becak. Naik becak yuk.” kata dini sambil menarik tanganku menuju ke becak.

“becak mbak.” Kata bapak-bapak pengayuh becak.

“iya pak, ke malioboro ya.” Tanya dini sambil mengajakku naik ke dalam becak.

Kami berdua lalu menuju malioboro pagi itu dengan menaiki becak. Ku lihat dini beberapa kali mengambil gambar menggunakan hp miliknya.

Akhirnya kami sampai di malioboro, dini langsung membayar ongkos kami yang menaiki becak. Lagi-lagi dini mengajak foto di depan tulisan malioboro.

Kurasakan udara pagi ini sangat sejuk, kendaraan mulai melewati jalan malioboro ini. Aku lalu melihat penjual soto yang mangkal di malioboro.

“yang, kamu laper gak?” tanyaku kepada dini yang melihat-lihat foto kami berdua barusan.

“laper banget yang, mau makan dimana?” tanya dini.

“makan disitu yuk.” kataku sambil menunjuk gerobak soto.

“ayuk.” Kata dini.

Aku lalu menggandeng tangan dini, kami menyebrangi jalan untuk menuju gerobak soto itu. kami langsung duduk dan memesan 2 soto campur dan 2 teh manis hangat untuk minumnya.

Setelah pesanan kami tiba, kami langsung memakan dan menghabiskannya. Aku sendiri memang sangat lapar saat itu dan kurasa dini juga begitu.

Ku keluarkan rokok dan korek milikku dan aku langsung membakar sebatang rokok setelah makan, “mau kemana lagi abis ini yang?” tanyaku.

“cari hotel yuk, aku pengen rebahan. Pegel banget badanku yang.” Kata dini.

“bu hotel disini yang kira-kira masih tersedia kamar dimana ya?” tanya dini kepada ibu penjual soto.

“kalo sekitaran sini pasti udah penuh mbak. Sekarang kan akhir pekan.” Kata ibu penjual soto.

“yaahhh.” Kata dini kecewa.

“coba mbaknya nnati jalan kea rah mall malioboro, nah di sebrang mall ada jalan. Mbaknya kesitu aja, disitu banyak hotel mbak. Tapi ya lumayan harganya.” Kata ibu penjual soto.

“oh gitu, yaudah makasih ya bu.” Kata dini.

“yuk kesana yang.” Ajak dini kepadaku.

Aku lalu berdiri dan membayar makanan dan minuman yang kami pesan tadi. Kami berdua berjalan menuju tempat yang tadi di kasih tau oleh ibu penjual soto. Hingga akhirnya kami tiba di sebuah hotel yang tidak terlalu tinggi bangunannya namun terlihat mewah.

Dini langsung mengajakku masuk kedalam, dini menyuruhku untuk duduk saja di lobby. Sekitar 15 menit kemudian dini menghampiriku.

“dapet kamar yang?” tanyaku.

“dapet kok, yuk.” kata dini lalu tersenyum.

Kami berdua menuju kamar yang sudah di pesan oleh dini. setelah pintu terbuka kami berdua langsung masuk. Aku melihat ruangan yang sangat luas, ditambah tempat tidur yang berukuran besar.

Aku yakin ini sangat mahal untuk semalamnya, namun aku tak berani bertanya karena takut dini tersinggung. Dini langsung melepaskan sepatu dan kaos kakinya, lalu ia menyalakan ac kamar ini.

“hah, akhirnya nyampe juga.” Kata dini sambil merebahkan btubuhnya setelah meletakan tasnya di dalam lemari.

Aku lalu membuka task u dan langsung mengeluarkan semua pakaian yang kubawa lalu kutaroh di dalam lemari. Kuambil kaos, celana pendek dan cd karena aku berniat mandi pagi ini.

Setelah selesai mandi, kulihat dini masih tiduran di tempat tidur. Kini ia telah melepaskan jaket yang ia gunakan sejak kemarin. Aku langsung memposisikan tubuhku untuk rebahan disampingnya.

Kupeluk tubuh kekasihku ini, “kamu gak mandi?” tanyaku.

“males ah, masih jam segini.” Kata dini.

“jorok banget ih” kataku.

“jorok-jorok tapi kamu mau meluk aku weeekkk.” Kata dini.

“haha namanya juga sayang.” Kataku.

Dini memiringkan tubuhnya dan kini menghadap kearahku. “kamu sayang sama aku?” tanya dini.

Aku menganggukan kepalaku lalu dini mencium keningku, “ccuppp”

“aku juga sayang sama kamu.” Kata dini lalu tersenyum.

“yaudah kamu mandi gih, biar aku makin sayang.” Godaku.

“iya iya aku mandi ih.” Kata dini sambil melepaskan tanganku yang memeluknya.

Kulihat ia langsung masuk ke dalam kamar mandi, sambil menunggu dini selesai mandi kuputuskan untuk tidur sejenak. Aku terbangun dari tidurku, kuambil hpku untuk mengecek bila ada pesan masuk. Kulihat juga jam di hpku yang menunjukan pukul 1 siang, “lama juga aku tidur” kataku dalam hati.

Saat aku terbangun, tak kulihat dini kekasihku di kamar ini. Aku langsung beranjak dari tempat tidur dan ingin menuju kamar mandi.

Betapa terkejutnya aku saat mmebuka pintu kamar mandi, kulihat dini sedang jongkok menghadapku sambil buang air kecil. “aaahhh sayang keluar dulu.” Kata dini sambil terlihat kaget karena melihatku.

Aku langsung menutup pintu sambil menahan tawa, aku tertawa melihat ekspresi wajah dini yang terkejut saat aku membuka pintu kamar mandi yang tak terkunci.

Pintu kamar mandi terbuka dan dini langsung keluar sambil cemberut. Aku hanya memperhatikannya sambil tetap menahan tawa.

“apa liat-liat!” kata dini sambil melotot.

“haha gpp yang.” Kataku lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah selesai mencuci muka, aku langsung keluar dari kamar mandi dan menuju tempat tidur. Dini merebahkan tubuhnya di tempat tidur sambil menatapku kesal.

“kenapa sih yang, cemberut terus.” Kataku sambil mencolek hidungnya.

“kamu nyebelinn, nih rasaaaiiinnnnnn.” Katanya sambil mencubit tanganku dengan keras.

“aww sakit yang.” Kataku sambil berusaha melepaskan cubitan tangannya di tanganku.

“ampun gak?” tanya suci sambil mengencangkan cubitannya.

“iya ampuunnnnn, ampunnn dini sayang.” Kataku berteriak karena menahan cubitanya yang sakit.

Dini melepaskan cubitannya, aku langsung memegang tanganku dan ternyata kulitku sampai memerah akibat dicubit dini.

“liat nih.” Kataku sambil berpura-pura marah.

“ih kok sampe biru, yaampun maaf yang.” Kata dini.

“gak usah minta maaf.” Kataku lalu menuju kamar mandi kembali.

Aku masuk dan mengunci pintu kamar mandi, aku ke kamar mandi karena sedang dilanda mules hehe. cukup lama aku di dalam, hingga terdengar suara ketukan pintu kamar mandi.

“yang, maafin aku. ” Kata dini.

“Gak usah minta maaf.” Kataku sambil berteriak agar dini mendengarnya.

Setelah itu tak terdengar lagi suara dini di depan kamar mandi, aku lalu menyudahi segala urusanku di kamar mandi hehe.

Setelah mencuci tangan dengan bersih, aku lalu keluar dan kulihat dini sedang duduk. Aku duduk di kursi dan tak menyusul dini di tempat tidur.

Aku melihat dini yang sedang menatapku sedih, lama-lama aku tak tega juga berpura-pura marah di hadapannya. Kudekati dia dan langsung kudekap kepalanya didadaku.

“hei, kamu kenapa?” tanyaku sambil membelai rambutnya.

“maafin aku udah nyubit kamu.” Kata dini.

“haha iya gpp yang, aku gak marah kok.” kataku.

“tapi kan katanya tangan mu sakit.” Ujar dini sedih.

“gpp kok, mending tanganku yang kamu bikin sakit daripada hatiku yang kamu bikin sakit.” Kataku.

Dini langsung melepaskan tubuhnya dari dekapanku, “hehe bisa aja kamu.” Kata dini lalu mulai tersenyum kembali.

“oiya maaf ya tadi aku lama banget tidurnya.” Kataku.

“iya gpp kok yang, nanti malem aja keluarnya. Masih ada 2 hari ini.” Ujar dini.

“2 hari? Maksudnya?” tanyaku.

“iya aku booking hotel sampe hari senin. Kita pulang senin sore aja ya.” Kata dini.

“lama banget, emang gpp sama orang tuamu?” tanyaku.

“gpp kok, kan mereka juga udah tau kalo perginya sama kamu. Kalo aku kenapa-kenapa paling kamu yang dihajar papa haha.” Kata dini.

“eeehh masa gitu.” Kataku.

“hahaha becanda ih.” Kata dini.

Lalu kami menghabiskan waktu sampai sore sambil tiduran di temat tidur. Siang tadi memang matahari terlihat sangat terik dan membuat kami memilih untuk tiduran di tempat tidur saja.

Jam sudah menunjukan pukul setengah 7 malam. Aku mengajak dini keluar untuk menikmati suasana malam di malioboro. Kami berdua juga menyempatkan untuk makan terlebih dahulu lalu melanjutkan jalan-jalan di maliobro.

Sesekali kami berhenti untuk melihat-lihat pakaian batik dan souvenir khas kota jogja. Hingga akhirnya dini mengajakku kesuatu tempat yang mmebuatku terkejut. Ya, dini mengajakku masuk ke sebuah toko yang menjual pakaian muslim.

“din, nagapain?” tanyaku.

Dini hanya diam saja lalu ia mengambil sebuah jilbab yang langsung ia pakai, “yang, pantes gak?” tanya dini.

Lagi-lagi aku terkejut saat melihat kepala dini terbalut jilbab. “cantik” kata itu yang ada dipikiranku, aku tak menyangka bila dini terlihat lebih cantik bila menggunakan jilbab.

“yang, kok bengong?” Tanya dini.

“ehh iya kenapa yang?” kataku.

“ih ditanya juga, ini aku pantes gak?” kata dini.

“hhmm iya pantes kok pantes.” Kataku.

“aku beli ini boleh yang?” tanya dini.

Aku diam dan bingung harus menjawab apa. Dini memang terlihat cantik memakai jilbab itu, tapi banyak pertanyaan dan pertimbangan juga yang aku pikirkan.

“gak usah beli itu din, eehhh itu ada becak. Naik becak yuk, pasti seru malem-malem gini naik becak.” Kataku yang berusaha mengalihkan pembicaraan dini.

“eh iya, yuk naik becak yuk.” kata dini sambil meletakan kembali jilbab yang tadi sempat ia pakai.

Aku akhirnya mengajak dini naik becak sampai akhirnya kami tiba di alun-alun utara jogja. Terlihat ramai orang-orang yang berkumpul sambil menikmati makanan dan minuman yang tersaji dihadapan mereka.

Setelah membayar ongkos becak, aku mengajak dini berjalan menuju sebuah angkringan yang cukup ramai. Angkringan yang berada di samping keraton jogja.

Aku langsung memesan wedang jahe untuk kami berdua, udara malam itu sangat dingin. Kami meminum sambil diiringi musik yang dimainkan oleh musisi jalanan dan itu mmebuat suasana saat itu menjadi lebih nyaman.

“besok mau kemana yang?” tanyaku.

“aku mau ke pantai, pokoknya aku mau dipantai sampe sore.” Kata dini dengan antusias.

Kami berdua lalu mengobrol hingga tak terasa wkatu sudah menunjukan pukul 10 malam. Kami berjalan kembali menuju hotel dan ternyata lumayan jauh juga bila berjalan kaki. 20 menit kemudian kami akhirnya tiba di kamar.

Aku langsung melepas sepatu dan celana panjangku. Kulihat dini juga melepas sepatunya lalu masuk ke kamar mandi. Dini keluar dari kamar mandi hanya menggunakan tanktop hitam dan handuk yang melilit tubuh bagian bawahnya.

Aku yang sudah berada di dalam selimut melihat dini berjalan sambil tersenyum kepadaku. Ia langsung menyusulku masuk ke dalam selimut. Lalu ia seperti melepaskan sesuatu dan ternyata itu ialah handuk yang ia gunakan tadi. Dini langsung melemparkan handuk tersebut ke kursi.

“sayang mau gak?” tanya dini dengan tatapan menggoda.

“maauuuuuuuu” kataku yang sudah mengerti apa maksud dari pertanyaannya barusan.

“haha dasar mesum.” Kata dini.

“tadi kan kamu yang nawarin yang.” Ujarku.

Kulihat dini hanya tersenyum, lalu entah siapa yang memulai kini bibir kami sudah saling melumat. Kumasukan lidahku ke dalam mulut dini yang mulai terbuka.

“sssshhh mmhhhhh” suara desahan dini saat tangan ku mulai meraba pahanya.

Kunaikan rabaan tanganku hingga ke pantat dini yang kencang dan mulus, ternyata hanya sehelai cd yang ia gunakan untuk menutupi bagian bawah tubuhnya setelah ia melepas handuknya tadi.

Kulepas ciumanku dibibirnya, lalu aku menjilati telinga dini. “mmhh aahhh sayangg.” Desah dini sambil meremas rambutku.

Kumasukan tangan kananku melalui celah di cd nya untuk memegang memek dini sambil masih memberikan rangsangan di telinga kirinya.

“aaahhh enaaakkk yang teruuusss.” Desah dini.

Kumasukan 2 jari langsung ke dalam memek dini yang mulai basah dan dini mulai mendesah dengan keras. Ku kocok memeknya menggunakan kedua jariku, “clleekkk clleeekkk” suara kocokan jariku di memek dini.

“sshhh aaaahhh yang gak kuaattttt mmhhhh.” Desah dini lalu kurasakan seperti ada yang menyiram kedua jariku saat berada di dalam memeknya.

Kulihat dini sambil tersenyum, ia masih mengatur nafasnya sambil memandangku sayu. Lalu kutarik ke bawah cd yang ia gunakan sampai terlepas dan langsung kulempar entah kemana. Dini hanya tersenyum melihatku, ia juga menyuruhku untuk membuka tanktop yang masih ada di tubuhnya.

Setelah kulepas tanktopnya ternyata dini tidak memakai bh, tubuhnya kini telah telanjang di hadapanku. Kini giliranku yang melepas seluruh pakaianku lalu menindih tubuh dini kembali.

“kamu tidruan aja yang, gantian aku yang enakin kamu hehe.” kata dini sambil tersenyum.

Aku hanya tersenyum lalu mengecup bibirnya sebentar, kurebahkan tubuhku di kasur. Dini lalu berpindah, wajahnya kini berada tepat diatas kontolku yang berdiri sambil menunggingkan badannya.

Kupejamkan mataku saat kepala kontolku merasakan hangat dan basah akibat masuk ke dalam mulut dini. kurasakan dini sangat lihai memainkan kontolku, sambil mengulum ia juga mengocok batang kontolku.

“mmmhh enak din.” Kataku.

“ssllrrruuupp mmmhhh.” Suara dini saat mengulum kontolku.

Sudah 5 menit kontolku di kulum oleh dini lalu ia melepaskan kontolku dari mulutnya. “hahhh gimana yang?” tanya dini.

“enak hehe.” kataku.

“mau lagi?” tanya dini sambil mengedipkan mata kirinya.

“hhmm masukin aja ya yang.” Kataku.

“yaudah kamu tiduran aja, aku aja yang diatas.” Kata dini. ia lalu bangkit dan kini mulai berjongkok diatas kontolku.

Digenggam kontolku menggunakan tangan kanannya dan ia menurunkan tubuhnya untuk memeknya dimasuki kontolku. “bleess” akhirnya kontolku mulai sepenuhnya masuk kedalam memek dini, “aahhh masuk yang.” Kata dini sambil kedua tangannya memegang perutku.

Dini lalu mulai naik turun diatas tubuhku, kurasakan goyangan dini sangat nikmat. dulu pernah suci diposisi seperti dini namun itu tak bertahan lama karena suci tidak sepandai dini saat diatas.

“ssshhh aaahhh yanggg.” Kata dini sambil menggoyangkan tubuhnya.

“enakk yang.. mmhhh kamu kok pinter sihhh.” Kataku.

“aaaahhh pinter donnggg mhhhh, kan pacarmuu mmhhh.” Kata dini sambil mendesah.

Ruangan kamar ini dipenuhi desahan dan gairah dari kami berdua hingga akhirnya dini kembali orgasme, “ssshhhhh aaaaaahhhhh yang aku keluar lagi.” Kata dini lalu tubuhnya abruk di atasku.

Aku langsung membalikan tubuhnya, ku Tarik kontolku dari memeknya dan ku putar tubuh dini. dini terkungrap diatas kasur, kupegang lalu kuangkat pinggang dini agar ia menungging dan langsung kumasukan kembali kontolku di memeknya.

“aahhh sayang bentar mmhhh.” “kata dini saat kontolku sudah masuk.

Kini aku berniat akan mendoggy dini, kuarahkan kedua tanganku menuju payudaranya. Langsung ku remas dan kumainkan putingnya saat berhasil memegang payudaranya.

Ku genjot lagi tubuhnya sambil meremas payudaranya, “plokkk plokk plokkk” suara badanku yang bertemu dengan pantatnya.

“aahhh enakakkhh mhhh” kata dini.

“memekmu juga enak yangggghh” kataku.

“aahhh aahhh jangan cepet-cepet yang mmhhh linnuuu ooouuccchh.” Kata dini.

Aku tak memeperdulikan ucapannya, kugenjot tubuhnya dengan tempo cepat karena aku juga merasakan sebentar lagi akan mengeluarkan spermaku.

“yang keluarin dimana aahhh.” Kataku lalu melepas payudaranya dan memegang kedua pinggulnya.

“aahhh diluar ya yangggg.” Kata dini.

Aku kembali melakukan penetrasi di memeknya hingga ku Tarik kontolku dan mengarahkan ke punggungnya, “ccrrooott ccrooott ccrrooott” beberapa semburan sperma ku mengenai punggung dini bahkan ada yang terkena rambutnya.

Tubuh dini langsung ambruk dan kususul merebahkan tubuhku disampingnya. Nafas kami sama-sama ngos-ngosan

“yang, aku lemes banget tauuu.” Kata dini lirih.

“hehe emang enak.” Kataku.

Kuambil hpku dan kulihat sudah pukul jam 12 malam, “yang bersih-bersih yuk trus istirahat.” Ajakku.

“kamu duluan aja yang, dengkulku masih gemeteran.” Kata dini.

Aku lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Sebelumnya kuambil juga pakaian yang tadi kugunakan, di dalam kamar mandi langsung kubersihkan tubuhku dan setelah itu menggunakan pakaian.

Aku keluar dari kamar mandi dan dini kulihat sedang mengambil pakaian dari tasnya. Aku langsung merebahkan tubuhku di kasur sambil meonton acara di tv. 15 menit kemudian dini keluar darikamar mandi dengan sudah berpakaian.

Ia merabahkan tubuhnya disamping sambil menarik selimut untuk melindungi tubuh kami dari dinginnya ac yang berada di kamar ini. Kumatikan tv dan langsung kupeluk dini, “selamat tidur sayang.” Kataku lalu mengecup keningnya.

Dini hanya tersenyum lalu kulihat ia langsung memejamkan kedua matanya dan akupun juga mulai tertidur.

***

Aku berjalan sendirian di malioboro sendirian hingga akhirnya aku mendnegar sebuah suara perempuan yang memanggilku dari arah belakang. Kubalikan tubuhku dan kulihat suci sedang berdiri diantara orang-orang yang berlalu lalang.

“su..suci?” kataku dengan rasa tak percaya melihat dia disini.

“iya ndi.” kata dia yang berjalan mendekatiku sambil masih tersenyum.

Kami berdiri sambil saling bertatap-tatapan ditengah kerumunan orang yang berjalan. “kamu kok disini?” tanyaku.

Suci tak menjawab pertanyaanku, ia hanya tersenyum lalu mulai memegang dan menarik tanganku untuk berjalan mengikutinya. Suci mengajaku entah kemana, aku sempat khawatir dengan keberadaan dini yang kutinggal sendiri di hotel.

“ci, mau kemana?” tanyaku sambil berjalan mengikutinya.

Lagi-lagi tak kudapatkan jawaban dari suci, ia masih saja berjalan sambil menarik tanganku. Hingga entah berapa lama kami berjalan sampai kini kami sudah berada di suatu tempat yang sangat terlihat agak ramai.

Entah dimana aku tak tau tempat ini karena aku belum pernah kesini sebelumnya. “gimana kabar mu ndi?” kini suci mulai berbicara.

“a..aku sehat ci, kamu gimana?” tanyaku.

“aku sehat ci, cuma…” suci tak meneruskan ucapannya.

“cuma apa ci?” tanyaku.

“hmm aku Cuma kangen banget sama kamu.” Kata suci.

Aku memandang kedua matanya, suci menatapku dengan tajam. “aku butuh kamu ndi.” kata suci lagi yang kedua matanya mulai berair.

“ma..maksudmu apa ci?” tanyaku.

“aku butuh kamu ndi, aku butuh kamu di dekatku.” Kata suci dengan lirih.

“tapi ci.” Kataku.

“aku mohon ndi, temani aku.” Kata suci dengan memohon.

“aku gak bisa ci, aku udah sama dini.” kataku.

Kulihat suci mulai meneteskan air matanya, kedua pipinya mulai basah. Kulihat beberapa orang melihat ke arah kami berdua.

“ci, jangan nangis.” Kataku berusaha menenangkannya.

“oh jadi kamu disini.” Sebuah suara pria membuat kami berdua terkejut.

Aku dan suci langsung menengok ke arah suara itu. betapa terkejutnya aku saat melihat tomi hadir di dekat kami yang sedang duduk.

Kami berdua langsung berdiri, “gue cari lu dari tadi dan ternyata lu disini.” Kata tomi sambil membentak suci.

“ayo ikut gue.” Kata tomi lagi sambil berusaha menarik suci.

Kulihat suci menahan tangannya dan berusaha melepaskan genggaman tangan tomi. “lu berani ngelawan gue?” tomi kembali membentak suci.

Suci berhasil melepas genggamannya dari tomi, “aku gak mau ikut kamu.” Kata suci.

“PLAAKKK” sebuah tamparan mendarat di pipi kiri suci.

“hah hah hah hah.” Kataku dengan nafas yang ngos-ngosan.

Kedua mataku terbuka, dadaku deg-degan ditambah aku kini baru menyadari bila semua itu ternyata hanya mimpi.

Kulihat sekelilingku dan aku ternyata berada di kamar hotel bersama dini yang kulihat masih tertidur. “untung Cuma mimpi.” Kataku dalam hati.

Aku turun dari tempat tidurku dan langsung menuju kamar mandi. Kubasuh wajahku dengan air agar aku kembali tersadar. Aku meyakinkan diriku bila peristiwa tadi benar-benar hanya mimpi.

Kuperhatikan wajahku yang basah di cermin, aku bingung kenapa bisa mimpi seperti itu. ingin aku menghubungi suci untuk sekedar memastikan ia baik-baik saja. Namun ku urungkan niatku untuk menghubunginya.

Aku keluar dari kamar mandi dan merebahkan kembali tubuhku di samping dini yang masih pulas tertidur. kurasakan kantukku hilang, aku masih memikirkan mimpiku barusan.

Kuambil hpku dan ternyata jam masih menunjukan pukul 3 pagi. Ku buka galeri foto di hpku, kulihat fotoku bersama suci. ya, aku masih menyimpan beberapa foto kami berdua di hpku. Dini sejauh ini tidak mengetahui bila masih ada foto suci di hpku dan kuyakin dini juga tak mempermasalahkan hal itu.

Kuperhatikan wajah suci di hp itu, kusentuh pipi kirinya menggunakan ibu jari tanganku. Pipi kirinya yang tadi kulihat ditampar oleh tomi. Meski hanya mimpi namun itu terlihat nyata.

“baik-baik ya ci, semoga kejadian tadi hanya benar sebuah mimpi.” Kataku dalam hati.

Ku letakan kembali hpku di sebelah kepalaku dan aku kembali mencoba untuk tidur. Namun aku aku tak bisa tidur lagi dan mataku terjaga hingga matahari mulai terbit.

Mimpi itu benar-benar menggangguku, aku berusaha melupakan mimpiku tadi namun tak bisa juga. Kumiringkan tubuhku untuk menghadap dini, kulihat wajahnya yang masih tertidur hingga saat ini berbanding tebalik denganku yang sudah terjaga sejak tadi.

Kubelai wajah dini, sambil kupandangi wajahnya. Cukup lama aku membelai wajahnya yang sesekali aku juga membelai rambutnya.

“aku sayang kamu din.” Kataku lirih sambil masih membelai wajahnya.

“aku juga sayang kamu kok.” kata dini sambil memejamkan kedua matanya.

“ehh” kataku terkejut.

Kulihat dini membuka kedua matanya, “kenapa? Kaget liat aku bangun?” kata dini.

“hehe iya.” Kataku.

“gimana aku gak bangun, orang mukaku kamu elus terus.” Kata dini lalu tersenyum.

“kenapa emang yang? Kok tumben banget begitu.” Tanya dini.

“emm gpp kok, lagi pengen aja ngeliat kamu.” Kataku. Aku tak mungkin bila bercerita tentang mimpiku semalam kepada dini.

“ahh kamu pagi-pagi udah bikin aku seneng aja.” kata dini yang kini meletakan jemarinya di pipi kiriku.

“yang, mandi bareng yuk.” ajak dini.

“yuk.” kataku.

Kami berdua lalu beranjak dari tempat tidur dan langsung menuju kamar mandi untuk mandi. Dini kulihat langsung melepaskan pakaian yang ia gunakan hingga tubuh polosnya mulai terlihat olehku.

“loh kok belom buka baju? Kan mau mandi?” tanya dini.

“eh iya yang.” Kataku. Aku lalu melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuhku.

dini mulai meyalakan sower dan air langsung membasahi tubuhnya, “yang, sini.” Kata dini.

aku lalu menyusul dini untuk berada di bawah shower dan kami mulai mandi sekaligus membersihkan badan kami masing-masing. Setelah mandi aku melilitkan sebuah handuk ditubuhku lalu keluar terlebih dahulu untuk mengambil handuk dini.

setelah mengambil handuknya, aku kembali menuju kamar mandi untuk memebrikannya kepada dini. aku langsung keluar dan bergegas memakai pakaianku. Karena tujuan kami hari ini adalah ke pantai, maka aku memakai pakaian yang sekiranya cocok untuk dipakai di pantai. Begitupun juga dini, ia memakai kaos dan kemeja hawai yang tidak dikancingkan ditambah celana pendek selutut.

“yaampun, aku baru inget yang. Kita kesana naik apa ya.” Kata dini.

“iya juga ya, masa naik becak lagi.” Kataku.

“haha kasian abang becaknya yang.” Ujar dini lalu tertawa.

“aku coba ke bawah ya, tanya ke receptionis siapa tau hotel ini punye kenalan penyewaan motor.” Kataku. Aku menawarkan diri untuk turun ke lobby terlebih dahulu karena berniat menelfon ema untuk memastikan bila suci baik-baik saja.

“iya kamu tanya ke bawah ya yang, aku disini dulu siapin yang mau dibawa nanti.” Kata dini.

Aku lalu keluar kamar untuk menuju receptionis dibawah. Langsung aku menanyakan tentang penyewaan motor dan untungnya hotel ini menyewakan motor juga. Namun, aku harus menunggu 1 jam motor di antar ke hotel.

Sambil menunggu motor sewaanku tiba, aku lalu keluar hotel untuk sekedar minum kopi. Aku melihat angkringan yang sudah buka pagi ini dan aku langsung menuju kesana.

“pak kopi item 1 ya.” Kataku kepada penjual angkringan.

“oh iya mas.” Kata penjual itu.

Aku lalu mengabari dini bila aku sudah mendapatkan sewaan motor untuk kami gunakan. Dini juga ku kabari bila aku sedang ngopi di dekat hotel dan nanti aku mengabarinya lagi bila motor sudah tiba.

Kulihat jam di tanganku sudah menunjukan pukul 7 pagi lewat 5 menit. Langsung kucari nama ema di kontakku lalu menelfonnya.

“tuttt..tutt.. tutt”

“halo ndi, kenapa pagi-pagi gini nelpon?” tanya ema.

“halo ma, iya mau ada yang aku tanyain ke kamu? Aku ganggu kamu gak pagi ini” kataku sambil membakar sebatang rokok.

“enggak ganggu kok. mau tanya apa lu? Oh pasti mau nanyain suci ya? Kebetulan orangnya lagi di rumah gue. Tapi dia masih tidur ndi, oh iya ndi sekalian gue kasih tau aja ya kalo suci semalem putus sama kak tomi.” Kata ema.

Aku diam sekaligus terkejut mendengar ucapan ema. Segelas kopi kini tersaji di hadapanku dan aku sempat tersenyum kepada penjual angkringan setelah ia meletakan kopi dihadapanku.

“suci putus ma?” tanyaku untuk meyakinkan diriku bila aku tak salah mendengar ucapan ema tadi.

“iya ndi, suci putus. Dia diselingkuhin sama kak tomi, kurang ajar banget itu orang udah ngrebut suci dari elu eh malah diselingkuhin. Udah tau besok rabu suci mau sidang, malah bikin dia sedih.” Kata ema.

Seketika aku merasa mulai emosi setelah mengetahui suci diselingkuhi oleh tomi. Dia seenaknya mengecewakan suci, perempuan yang sulit untuk kulupakan.

“ndi, lu bisa kesini?” kata ema lagi.

“aku gak bisa ma, aku lagi di Jogja.” Kataku lalu mengambil segelas kopi milikku untuk kuminum.

“kasian suci ndi, dia juga semalem nangis terus. Gue tau dia butuh lu sekarang ndi, tolong kalo bisa lu kesini ndi.” kata ema.

“aku gak bisa ma, aku lagi di Jogja sama pacarku.” Kataku.

“ma, sebenernya semalem aku juga mimpi tentang suci dan itu mimpi paling buruk seumur hidupku.” Kataku lagi.

“hah? Mimpi apa lu?” tanya ema.

“mimpi buruk pokoknya ma.” Kataku.

“ndi, jujur sama gue? Lu masih sayang sama suci gak?” tanya ema.

Aku hanya diam, aku kembali tak menyangka ternyata mimpiku semalam benar-benar menandakan sesuatu. Pikiranku kembali kalut ditambah emosi yang mulai menghinggapiku. Lalu tiba-tiba aku melihat dini berada di pingir jalan, ia menengok ke kanan dan ke kiri dan kuyakin ia sedang mencariku.

“ma, udah dulu ya. Tolong jagain suci ya, nanti aku kabarin lagi.” Kataku lalu langsung mematikan telponku.

Kumasukan hpku ke kantong celanaku dan aku langsung membayar kopi pesananku. Setelah membayar, aku langsung menghampiri dini.

“ih kamu aku cariin juga, ditelfon juga sibuk mulu. Abis telfon siapa kamu?” kata dini.

“ehh aku abis telfon ibuku yang.” Jawabku bohong.

“yuk ke dalem sambil nunggu motornya dateng.” Ajakku ke dini.

Dini hanya menganggukan kepalanya, lalu kuajak dia untuk masuk menuju lobyy hotel. Kami duduk di lobby sekitar 15 menit hingga akhirnya aku dipanggil oleh karyawan hotel yang memberitahu bila motor yang kusewa sudah ada di parkiran.

Karyawan hotel langsung mengajakku menuju parkiran motor, sambil berjalan aku memberikan kode kepada dini agar mengikuti kami.

“nah ini motornya mas stnk nya ada di dalem jok beserta 2 jas hujan, ini helmnya juga 2.” Kata karyawan hotel.

“oh iya mas, untuk 1 hari biayanya berapa?” tanyaku.

“60rb mas, 24 jam” kata karyawan itu.

Aku lalu mengambil uang dari dompetku untuk membayar sewa motor. Setelah menerima bayaran, karyawan hotel itu langsung kembali masuk kedalam yang sebelumnya sudah menyerahkan kunci motor kepadaku.

“berangkat sekarang yang?” tanyaku ke dini.

“yuk berangkat sekarang hehe.” kata dini sambil tersenyum.

Akupun tersenyum kepada dini, senyumnya dapat meredakan emosi dan perasaanku yang kalut saat ini. Kami berdua langsung memakai helm dan langsung menaiki motor.

“yang, nanti mampir buat sarapan dulu ya.” Kata dini sambil duduk di belakangku.

“iya yang.” Kataku lalu mulai menjalankan motor untuk menuju hotel.



Sekian dulu ya huuu…..
Maaf baru bisa update, lagi banyak kerjaan. untuk update selanjutnya tunggu aja yaaa
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd