Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG KOPI SUSU

BAB XXVI



CICI PULANG, ALE NGACENG




Siang hari jam 12.15 WIB jadwalnya pesawat Batik Air dari Singapore mendarat di Bandara Sukarno Hatta Cengkareng, dan keluarga besar Alvin, Fany dan Thomas, serta Antonius dan istrinya Tanti tiba setelah kembali dari Singapore setelah berlibur kurang lebih seminggu.

Ale sempat melihat status di WA Fany, yang memvidiokan pesawat yang landing di Bandara Cengkareng, dan senyuman Ale penuh arti saat melihat Ci Boss nya sudah tiba di Jakarta. Dia yang sedang duduk selesai makan siang di toko, sambil melirik ke pentungannya di dalam celana pendeknya, dan berbisik dalam hati

Sabar luji.... nanti malam puki kesayangan kau datang....

Semangat sekali Ale melaksanakan tugasnya hari ini. Dia sebetulnya sangat berbahagia dengan pelayanan dan servis dari Ci Fany atau sebaliknya saat dia menservis bossnya. Baginya bercinta dengan Fany itu seperti sudah dengan istrinya sendiri. Saling mengerti dan memahami. Istilah bola, mau main tiki-taka atau total football, pakemnya sudah ketahuan.

Memek Ci Boss juga terlihat masih lebih rapat dibanding tante Bertha yang sudah becek dan agak dol. Memek ci boss nya alami, putih mulus licin kulitnya. Dan meski sudah berusia kepala tiga, body Ci Fany masih gol banget, apalagi jika sudah pake celana jins dan kaos casual, memang kulitnya mantap macam ubi kupas.

Oh mamayo.... kalot langsung bangun kalau ingat Ci Boss telanjang

Jam 2 siang

Ale, kita dalam perjalan pulang ke rumah. Nanti ngga ke toko yah. Lu jangan telat balik

Whatsaap dari Ci Fany membuat Ale senyum senyum sendiri seperti orang gila.

Tenang Ci Boss, beta pun so rindu kau punya puki yang wangi itu

Siap Ci Boss.

Balas Ale di WA ke majikannya.

Ale dengan cepat memastikan semua barang yang dipesan costumernya terkirim segera, karena jam 4.30 sore dia harus rekap, dan jam 5 sore dia harus segera pulang.

“Ci Boss balik hari ini, Nyong?” Tanya Pak Wandi

“iya Beh....”

“berakhir dong kekuasaan lu....” ledek Pak Wandi

“kursi ini cuma titipan Beh....” balas Ale macam politikus bodong, yang disambut tertawa ngakak oleh Pak Wandi. Meski dia agak kesal dengan Ale, karena beberapa kali dia sempat bersuara secara tersirat kalau bisa dimainkan sedikitlah, agar ada uang lebih buat mereka. Tapi Ale menolak dengan tegas, baginya amanah itu yang terutama.

Dan akhirnya jam 5 sore pun tiba. Hari ini semua pembantu sudah pada masuk, jadi Ale memang kunci rumah tidak dia bawa. Dan setelah membereskan semua di toko, dia lalu mengunci semua pagar dan pintu di gudang belakang, naik mobil pick up dan pulang ke rumah boss nya.

Dia melihat sepertinya semua sudah tiba, koper masih ada di ruang keluarga, tapi belum dibereskan semuanya. Ale lalu memutuskan untuk mandi dan membersihkan diri, karena nanti dia mau menghadap ke Ci Boss untuk melaporkan semua uang dan barang yang masuk keluar.

Selesai mandi dan sholat maghrib, dia lalu keluar untuk makan malam. Hari ini sore hari dia tidak beres-beras karena tadi pagi dia sudah bere-beres, dan mobil serta motor dari bossnya juga sudah dia bersihkan tadi pagi.

“Koh boss.....” sapanya melihat Alvin yang keluar menuju garasi

“ale.... aman kan?”

“aman ko boss...”

“oke... gue ke bengkel dulu, sekalian mancing...”

Ada tas dan bingkisan ditentengan dia

“buat Ko Ronny....” jawab Ko Alvin tanpa ditanya

“ kaos lu nanti minta sama Ci....”

“siap Boss...makaseh...”

Dalam hati Ale, memang parlente ini boss laki-laki. Bilang mau ke bengkel dan bingkisan buat koh Ronny. Aih, tai puki le, beta tau ko Boss mau mancing di kolam kecil. Dia tertawa dalam hati karena kepergian Koh Boss nya pasti membuat dia aman menggoyang Ci Boss nya.

“om Ale......” sapa Thomas....

“eih...Koko Boss....”

Dia lalu mentoss dengan Ale. Ale lalu membantu mengangkat koper Thomas ke lantai 2, dan juga dus mainan game yang dia beli dari singapore.

“apa ini Koko Boss?”

“PS...dari Koko Justin....” kata dia memamerkan hadiah dari Kokonya

“mantap....”

“nanti lawan Tommy yah Om....”

“wah...Om Ale otak bodoh, mana ngerti....”

“nanti Tommy ajarin....”

“siap Koko Boss....”

Ale lalu turun kebawah, dan dia liaht Ci Boss nya sedang duduk di meja makan. Rambutnya yang digulung ke atas dan dijepit, dan dengan daster setali tanpa memakai bra membuat bahunya yang tidak tertutup itu semakin indah dilihat.

“malam Ci Boss...”

“malam Ale....” senyuman Ci Fany sungguh indah sekali. Keindahan pantai Sulamdaha di Ternate pun langsung lewat dikibas oleh senyumannya Ci Boss

Ale lalu mengambil buku dan kotak plastik dari dalam kamarnya yang dia simpan di lemari

“ini Ci Boss....”

Dia menyerahkan semua catatan dan uang

“ini catatan penjualan semua selama 6 hari, dan ini uangnya 44 juta 355 ribu....”

Fany sangat bersyukur memiliki anak buah sebaik Ale

“makasih banyak yah Le.....” sambil menatap Ale.

Ale langsung terkonek melihat Ci Fany yang sedang duduk dengan daster sexynya, puting nya nyeplak dari balik daster itu, membuat pentungan Ale langsung bereaksi tajam.

Sambil menerangkan ke Ci Boss catatan penjualan, Ale jadi kurang fokus karena posisi dia yang berdiri dan Ci Fany yang duduk, dan dengan leluasa dia melihat belahan buah dada Fany dari atas. Dan Fany seperti sengaja membiarkan Ale melihatnya. Dia malah sengaja menempelkan sikunya ke bonggol selangkangan Ale, yang isi celananya kini semakin tegang

“ini kaos buat lu.....” Fany menyerahkan kaos dan juga ada celana panjang buat Ale

“makaseh banya-banya Ci Boss....” Ale terharu karena boss nya masih ingat dengan dirinya

“ia...sama –sama, nanti akhir bulan yah gue kasih bonus...”

“iya makasih Ci Boss....”

Dia tersenyum manis ke Ale

“Alvin sudah jalan?”

“sudah Ci Boss....”

“kemana katanya dia?”

“katanya mau kebengkel, trus mancing....”

Fany geleng kepala tersenyum

“lu kunci pintu pagar, nanti malam baru lu buka lagi....”

Ale segera konek dengan perintah Ci Boss nya kalau sudah begini

Selesai mengunci pintu, dia lalu kembali melapor ke Ci Boss nya

“sudah Ci Boss....”

“oke.... lu tunggu di kamar lu....”

“oh iya siap Ci Boss....”

Sebelum Ale berlalu, Fany sempat meremas dengan lembut batang kemaluan Ale dari balik celana pendeknya yang sudah mengeras.

“wah....sudah siap tempur nih....”

Ale dalam hati, sudah tahu gue kentang berhari hari, masih nanya juga

“kangen ngga?”

Ale menunduk malu

’”kangen sekali Ci Boss......”

“ya sudah...sana tunggu gue....”

“iya siap Ci Boss....”

Ale balik ke kamarnya menunggu. Dia tidak melihat Ci tanti dan Koh Antonius tadi. Tapi koper mereka yang dia angkat dulu ke mobil waktu berangkat, tadi terlihat ada disitu. Artinya mereka masih ada. Ale lalu masuk dikamar, setia menunggu putri cantik belitung turun.

Sekitar 20 menit dia menunggu, tiba-tiba pintu kamarnya diketok pelan. Ale langsung bangun dengan cepat dan berdiri didepannya Ci Fany. Dia lalu masuk ke kamar Ale, dan tanpa menunggu aba-aba, Ale langsung memeluk dan melumat Ci Bossnya ini dengan penuh nafsu.

Fany yang kaget menerima serangan Ale, hanya bisa pasrah dan mulai membalas ciuman dan lumatan Ale di bibirnya, tautan bibir indah milik Fany yang setiap malam dikasih madu untuk meremajahkan bibir, bertemu dengan bibir hitam legam milik Ale, dan lumatan itu bertatutan dengan penuh kenikmatan, sambil tangan Ale dengan lembut membelai rambut Ci Fany yang kini tergerai, lalu meraba punggungnya, dan kemudian perlahan turun ke pantatnya yang montok dan besar.

Nafas Fany terengah engah gara-gara ciuman ganas Ale, dan kembali bibir mereka bertautan dengan mesra, kini lebih panas lagi. Bibir Fany terpejam menikmati gigitan lembut Ale, dan lidah mereka saling bertemu dan memilin, dan kini tangan Ale mulai membelai buah dada Fani yang tidak mengenakan beha, membuat daster tipisnya itu tidak mampu menahan kencangnya putingnya yang kini menegang.

“le....”

“iya Ci Boss...” suara Ale penuh nafsu

“kita jangan disini...”

“trus dimana Ci Boss?”

Disangka Ale mau diajak tempur dikamarnya Ci Boss

“di kamar mandi sebelah aja....”

Aduh, Ale ingat memory kentang di kamar mandi yang hampir kepergok sama Mbak Ratmi

“di kamar tamu ada Anton sama Tanti.... dikamar gua takut Alvin pulang barantakan.... “

“disini?”

“bahaya..... berisik nanti ketahuan...takutnya Tanti bangun....”

Ale sudah diujung kontol nafsunya. Tangannya membelai vaginanya Fany dari luar celana dalamnya, dia tidak punya pilihan lain selain oke dengan ajakan Ci Boss nya

“yah sudah Ci Boss... beta ikut apa maunya cI Boss....”

Fany tersenyum dan setengah mencubit lengannya Ale.

“lu duluan, nanti gue nyusl...”

Ale lalu mengendap endap keluur dari kamarnya dan pindah ke kamar mandi disampingnya, membukanya dan masuk, dan tidak lama kemudian Fany menyusulnya ikutan masuk.

Pintu kamar mandi dikunci

“lampu mau dimatiin?” tanya Ale

“ngga usah.... gelap ngga kelihatan....”

Sialan kata Ale dalam hati, mentang-mentang beta gelap

Tanpa banyak bicara lagi Ale lalu menrik ci Boss nya dengan penuh birahi. Bibir indah merekah yang selalu ranum itu dipagutnya dengan ganas. Bibir hitam miliknya dengan lincahnya melumat bibir Ci bossnya, lidah mereka kembali bertautan dengan ganasnya.

Tangan Ale lalu dengan lembut mengangkat tepian daster Ci Bossnya, dan diangkat keatas hingga daster itu lepas. Lalu digantung di kapstop di pintu kamar mandi. Dia juga membuka kaosnya, celana pendek sekalian dengan celana dalamnya, dan menggantung di kapstop juga. Kini Ale sudah tenjang bulat, sedangkan Fany masih menyisahkan celana dalam.

Perpaduan yang kontras seperti kopi dan susu tersaji di kamar mandi sempit ini. Kulit hitam gelap milik Ale, kini menenggelamkan kulit putih mulus milik Cio Fany ke dalam pelukannya, kerinduan kedua insan ini memang perlu dituntaskan secara adat.

Lidah dan bibir Ale menyusuri leher mulus Ci Fany. Dia menyandarkan tubuh wanita itu ke dinding kamar mandi, dan sambil mencumbu lehernya, tangannya meremas kedua buah dada indah yang putingnya kian mengeras karena rangsangan dari ciuman dan dan jilatan lidah Ale

Dari leher, bibir Ale kembali menyapa bibir indah Fany, berciuman dan saling melumat bibir mereka, bunyi ciprokan bibir diselingi rintihan kecil oleh Fany saat putingnya bergesar tersentuh dada bidangnya Ale, menjadikan irama yang penuh gairah bertalu talu di kamar mandi sempit ini.

Ale mengangkat tangan Fany, kini giliran ketiak indahnya yang ditumbuhi sedikit bulu halus yang belum sempat dicukur sekembalinya dari liburan, menjadi sarana jilatan lidah Ale. Menyerang ketiak indah putih mulus dan ada sejumput rambut penghiasnya, memang menimbulkan sensasi yang berbeda, dan itu dinikmati sekali oleh Ale.

Kini buah dadanya dihinggapi oleh mulut Ale. Bibirnya menjepit pentilnya yang keras, diselingi oleh jilatan ujung lidahnya, membuat rintihan Fany kini semakin liar. Dia memeluk erat kepala Ale, menenggelamkannya di dadanya, sementara matanya terpejam menikmati jilatan dan sapuan lidah Ale di kedua putingnya.

Puas bermain di area dada kiri dan kanan, kini perut mulus dan licin Fany yang jadi sasaran. Dan sambli menjilat pusar dan area perut yang rata itu, celana dalam coklat tua yang tersisa dari badannya Fany, yang bagian tengahnya sudah tercetak bekas cairan dari vaginanya yang basah dan banjir, kini diluncurkan turun oleh Ale, dan lembah dan bukit yang ditengah selangkangan Fany, kini muncul padang rumput hitam, dan dibelah oleh bibir merah vaginanya yang kian megar akibat rangsangan dari Ale.

Kini tangan dan jeri tengah Ale mulai menusuk ke pinggir bibir yang mmebelah vaginanya, dan dengan sedikit bantuan kedua jari ibu dan telunjuk tangan kirinya, jari tengah dan jari telunjuk tangan kanan Ale kini masuk menerobos basahnya gue Fany, dan lidah Ale juga mulai mencicipi indahnya bibrinya itu.

Fany semakin meracau, saat lidah Ale bermain di dalam vaginanya, mengimbangi tusukan dua jari Ale yang masuk, sedangkan lidahnya dan bibirnya bergantian mencumbu bibir vaginanya. Dan saat lidah Ale mulai menyentuh itinya yang tegang, Fany benar-benar dibuat tidak berdaya.

Vaginanya semakin basah, badannya gemetar, buah dadanya membesar dan tegang, dan kemdian lubang kenikmatannya yang basah dan banjir akibat tusukan jari Ale dan jilatan lidahnya, kini pahanya membuka lebar, seakan pasrah dengan sapuan lidah Ale.

Fany merasa semakin terangsang dan menuntut untuk segera dituntaskan.

“cukup Le...... masukin yuk......”

Ale agak bingung dengan posisi, namun Fany segera berinisiatif

Menungging......

Ale lalu mengarahkan pentungannya yang sudah menegang dan kencang. Tadinya dia berharap mendapat sapuan lidah Ci Fany, namun kali ini Ci Fany sudah pasang kuda-kuda. Tangannya bertumpuh di bak mandi, pahanya melebar, dan pantatnya mengungging bagai burung merak yang ingin memamerkan bulunya.

Fany mengerang saat kepala topi baja Ale menyentuh bibir bawahnya. Dan secara perlahan kepala kontol Ale yang seperti jamur itu masuk, menyusul semua batangnya ditenggelamkan kedalam lobang vagina yang sudah basah dan merekah, dan siap melahap batang kemaluan Ale.

Sambil memegang pinggul Fany, Ale lalu memaju mundurkan pantatnya yang membuat batang kontolnya yang besar itu juga ikut maju mundur mengikuti gerakannya, dan masuk keluarnya batang itu seakan menggesek dinding vagina yang basah dan semakin basah akibat pergesekan benda tegang hitam, dengan vagina basah yang merah dan merekah.

Fany terdongak saat semua batangnya tenggelam kedalam lobang kenikmatan, dengan sedikit hentakan yang berirama, dan remasan tangan Ale di pinggangnya, membuat irama bercinta mereka di malam ini dari slow hingga mulai menambah kecepatan goyangan dan sodokan.

Tangan Ale yang kadang meremas buah dada indah yang menggantung, diremas dengan penuh rasa gemas, dan kadang dia meremas pantat Fany. Ini membuat dia semakin lancar menggoyang pantatnya. Gagalnya dia dalam mencoba lubang lain, membuat dia harus menahan rindu yang dalam akan nikmatnya lubang indah yang dia rasakan sekarang.

Erangan yang sedikit tertahan, diiringi dengusan jantan ala kuda hitam dengan perkakas besarnya, membuat Fany meringis penuh kenikmatan. Kerinduannya akan pentungan hansip yang selalu buat dia terkapar nikmat, membuatnya nekat malam ini untuk bisa merasakannya kembali dalam desah asmara indah seperti sekarang ini.

Dan kali ini Ale tidak ammpu menahan

“Ci Boss..... beta ngga kuat......”

“oh.... tahan bentar Ale.... gue juga udah dekat....”

Mendengar keluhan Ale, konsentrasi Fany jadi terganggu...

Tapi semangat Ale juastru sulit dikontrol..... dia mengejang... mencoba menahan, tapi gagal...

“Ci Boss...... ampun.....”

Dia tiba-tiba mengantamnya kencang sekali dan akhirnya Ale tidak mampu tahan. Fany juga akhirnya pasrah..... dan semburan dari ujung pentungan hitam diiringi dengusan dan teriak aneh dari mulut Ale.... dia pun ejakulasi meninggalkan Ci Fany dalam perburuan mendekati garis finis, tepat di lereng bukit kenikmatan.

Kontol hitam bak ular kobra berkilap sesaat dia keluar dari sarangnya.... Ale mencoba memegang pantat Ci Fan.. dia lemas dan Fany pun demikian.

Lalu dengan cekatan Ale mengambil kaosnya, dia menutup tutupan toilet. Meletakan kaosnya sebagai alas. Dia lalu membuka paha Fany, menyiramnya dengan air yang dia ambil dari cedukan di bak, agar cairan pejunya yang terbuang bisa terbilas

Ale lalu mendorong agar Fany duduk di toilet, lalu badannya disandarkan ke tampungan air toilet, kakinya diangkat sebelah kanan, dan kini pepe nya Fany terpampang terbuka. Dan Ale tidak membuang waktu, dengan cepat lidahnya turun kebelahan itu dan mengerjakan tugasnya dengan lincah, mengobrak abrik pertahanan Fany dengan permainain lincah bibir dan slaber ala nyong ambon.

Mendapats erangan dengan lidah dan bibir, disertai tusukan dua jari di vaginanya, membuat Fany agak susah untuk mengatakan tidak bagi orgasmenya kali ini.

Jilatan itu terus bermain di kelentitnya

Jarai itupun keluar masuk secara teratur

Dan akhirnya dengan setengah berteriak dia mengunci kepala Ale dengan kedua pahanya...

“oughhh.... Ale....gue sampe.......ahhhhh...ahhhhh... ouch....”

Giginya geretak, pahanya menjepit kepala Ale, dan tangannya menekan kepala Ale agar diam dan tetap di lubangnya, membuat Ale susah bernafas, karena hidungnya tepat beradu dengan lebatnya hutan belantara hitam yang penuh godaan....

“ouch..... gila... enak banget lidah Lu.....”

Pegnagan dan kepitannya lepas, dan Ale mengakat wajahnya dan tersenyum melihat akhirnya lawan tandingnya juga orgasme.

Fany meraih bibir Ale, dia dengan penuh nafsu mencium bibir hitam itu....

“makasih Ale.....” sambil membelai dada Ale yang berkeringat

“sama-sama Ci Boss.....”

Fany lalu membasuh vaginanya dengan air dan sabun cair yang ada, dia masih mengumpulkan kesadarannya, dan dengan dibantu Ale dia berdiri. Meraih dasternya, dan menggenggam celana dalamnya.

“besok Anton ama Tanti pulang, kita di kamar depan yah....”

“iya siap Ci Boss....”

“gue pengen diatas kayak biasanya....” bisiknya genit

“iya siap Ci Boss....”

Ale lalu membuka pintu kamar mandi, celingukan sebentar lalu memberi kode kepada Ci Fany bahwa situasi aman. Dan dengan setengah berlari Ci Fany keluar dari kamar mandi, dan langsung masuk ke rumah, dan menuju kamarnya di bagian kanan depan rumah.

Ale sendiri setelah memakai celana, dia lalu kedepan membuka pintu pagar rumah yang dia gembok, agar nanti Alvin pulang dia bisa masuk dengan aman tanpa harus gedor pagar atau lompat pagar nantinya.

Sementara itu, Tanti yang memang belum tidur, berniat untuk tidur tadinya. Dia lalu mematikan lampu kamarnya, karena suaminya Antonius sudah ngorok disampingnya. Dia lalu sempat membuka pintu kamar untuk iseng mengecek jika masih ada yang bangun.

Alangkah kagetnya dia melihat kakak iparnya dia masuk dari pintu belakang, dan karena kamarnya gelap, Fany tidak melihat ke arahnya, tapi langsung masuk ke kamarnya sendiri. Dia masuk bukan dari pintu samping, tapi dari arah dapur, artinya kamar belakang dong? Kamarnya Ale? Demikian pikir Tanti.

Dan yang makin membuat dia kaget ialah saat dia keluar ke dapur, dia melihat Ale tanpa memakai baju melintas dari garasi menuju ke kamarnya. Ale tidak melihat Tanti, tapi Tanti melihat Ale yang melintas diluar dari arah ruang makan.

Ini membuat dia bertanya tanya besar..... apa yang terjadi? Benarkah kecurigaan dia selama ini??



Keterangan :

LUJI : Bangsat

KALOT = Penis

KAPISTA = Centil; atau sering juga sebutan untuk perempuan muda yang agresif

PARLENTE = Penipu

SLABER = mengepel
 
Terimakasih atas update ceritanya suhu @Elkintong ..
Wah untung Ale pengertian,
Walaupun sudah puas dan croot,
Tetep menjalankan tugas utamanya yaitu membuat Ci Fany puas,
Klo ga bisa dibuang si Ale, hehe..
Lalu bgaimanakah dengan Ci Tanti?
Mangsa Ale berikutnya kah?
Apa Ci Fany rela?
Atau justru lsngsung 3S?
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd