Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG KOPI SUSU
- Thread starter Elkintong
- Start date
gunadialamgunadialam
Semprot Holic
- Daftar
- 28 Jul 2017
- Post
- 386
- Like diterima
- 552
Selesai deh selesai... hahaha
g0mb4lz
Tukang Semprot
Makasih apdetnya suhu @Elkintong
TorangBlack
Pertapa Semprot
- Daftar
- 18 Nov 2017
- Post
- 4.486
- Like diterima
- 12.261
Hmm kopi pait...
john2017
Semprot Sejati
standby.....................
RocketTransit
Semprot Holic
- Daftar
- 27 Jul 2017
- Post
- 363
- Like diterima
- 440
ale cocok nih anal arman
njirrr...kaum prot²
Elkintong
Senpai Semprot
BAB XXIX
PIPA MACET, PERLU PARALON BARU..... dan Lebih Gede
Neneknya Thomas di Belitung akan berulang tahun, mereka sekeluarga akan kesana. Selama dua hari kembali sepi rumah.
Koh Alvin tadinya tidak ingin ikut, dia berharap bisa tinggal di rumah sambil indehoy dengan Erika yayangnya, namun Ci Fany mengultimatum, kalau dia tidak ikut, maka mereka semua batal kesana. Dia malas saja nanti ditanya kemana Alvin, oleh orangtuanya. Akhirnya Alvin mengalah dan ikut.
“ale, toko tutup aja dua hari...” ujar Ci Fany
“oke siap Ci Boss...”
“kasihan lu... dari gue ke Singapore nanti ngga ada liburnya...”
“siap Ci Boss...”
Lalu dia berbisik,
“lagian gue lagi dapat, ngga bisa diapa apain juga...”
Kata Ale dalam hati pantas bawaan marah-marah terus
“siap Ci Boss....”
Berita keberangkatan Alvin dan Fany serta anaknya Thomas ke Belitung sampai ke telinga Antonius dan Tanti. Antonius lalu menelpon Ko Alvin untuk meminta bantuan Ale
“toko sama bengkel tutup?”
“toko aja yang tutup, bengkel buka...”
“wah... kalo gitu bisa kita pakai si Ale dong pas Koko ke Bangka?”
“lu tanya Cici lu lah... itu khan anak buah kesayangan dia....kalo gue sih oke-oke aja”
“Iya... engsel kitchen set, trus lampu pada mati... sama pintunya yang kemarin itu engselnya copot...”
“yah kalo lampu kan bisa lu ganti sendiri....”
“ngga apa-apa, biar sekalian aja”
Lalu Alvin bertanya ke Ci Fany
“Fan... itu sih Antonius mo pinjam Ale buat benerin apartemennya di Kemayoran bisa ngga?”
Fany agak malas mendengarnya
“bisa aja... asal diupahin.. kasihan anak orang...”
“ya sudah...”
Alvin lalu menelpon Antonius
“Bisa Ton... nanti gue kirim nomornya Ale... jangan lupa sangunya...’
“siap Koh..”
Melihat ketrampilan Ale membuat Antonius yakin Ale bisa memperbaikinya, karena kalau pakai tukang untuk pekerjaan segita pasti dicasnya mahal, kalo Ale khan cincai harganya. Dikasih 200 saja sudah senang dia, pikirnya Antonius demikian.
“ale, lu besok setelah kita berangkat, karena libur lu ke Sunter yah....”
“kemayoran....” Alvin membenarkan
“ia sama aja itu dekat-dekatan....”
“iya siap Ci Boss....”
“lu bantuin Antonius benerin apartemennya...” ujar Alvin
“oke siap Ko Boss....”
Ale sempat melirik ke Ci Boss yang cuek sambil main hp. Bukan itu yang membuat dia memperhatikan Fany, tapi celana pendek dan tanktop Fany tanpa beha itu yang buat dia langsung ngaceng melihatnya, putingnya yang dia deman isep-isep itu ngintip jelas.
“udah gue kasih nomor lu sama Anton...”
“iya siap Koh Boss....”
“besok lu bawa aja avanza...”
Ale terdiam
“ngga Koh Boss, beta naik kereta aja...”
“jauh itu dari stasiun..”
“atau naik motor aja...”
“ya sudah terserah lu....”
Dia lalu menerima whatsapp dari Antonius, lalu dia minta difotoin apa saja yang rusak, biar dia bawa alatnya tidak salah.
Apartemen itu milik Antonius dan dia pakai jika ke Jakarta, karena aslinya dia dan Tanti tinggal di Cirebon. Mungkin karena jarang ditempati makanya rusak dan seperti tidak terawat. Tidak lama alamatnya dikirim ke ponsel Ale. Dijawab oleh Ale bahwa dia siap merapat besok sekitar jam 9 atau 10, begitu Ci dan Koh Boss nya berangkat ke bandara.
Besoknya Ale lalu segera bersiap siap setelah selesai mengerjakan tugas hariannya. Dia membantu Ko Boss dengan menaikan semua koper ke mobil grab, lalu menyalami tangan Koh Alvin dan Ci Boss nya.
“hati-hati Le.... titip rumah...”
“ratmi... gue jalan dulu...”
“iya Koh...” ujar Mbak Ratmi
Ale lalu bersiap dengan ransel berisi kunci dan juga peralatan kerjanya. Dia segera naik motor bossnya, Honda Beat.
pasang helm dan jacket
Kacamata hitam.
Macam Matel sudah.
Puki kata Ale, susah jadi orang Ambon memang, begaya sadiki parampuang bilang parlente, naik motor pergi ke rumah teman disangka debt collector sama tetangga, giliran duduk di pinggir jalan, disangka Matel mau tangkap motor kreditan. Nasib memang.
Ale dengan cepat melaju, dia ingin segera selesai mengerjakan pekerjaannya, selesai dan pulang. Dia malas jalan-jalan, baginya dirumah sudah lebih enak. Makan enak, tidur ac, wi fi lancar. Mau puki, tinggal tunggu Ci Boss kasih kode dapat puki enak, bukan puki burik kayak Mince punya.
Karena jarum bensin motor sudah agak sandar miring, dia lalu mampir ke sebuah POM bensin. Antri sebentar sambil lihat-lihat pemandangan, ada cewe masih sekolah, ada nenek-nenek genit. Tapi Ale cuek saja, dia isi bensin lalu isi angin, karena bannya tadi agak kempes.
Selesai isi angin, Ale baru mau naik ke motornya, ada ibu-ibu teriak....
“Mas... mas....”
Tapi yang diteriakan malah cuek ngegas motornya, Ale kaget
“kenapa Bu? Jambret...??” tanya Ale
“Bukan Mas...”
Semua orang disitu heboh....
“trus?”
“itu suami saya.... tadi abis isi bensin dia lupa kalau saya ikut....”
Waduh
Ale dengan cepat bertindak,
“saya kejar Bu...”
“iya tolong Bang....”
Dengan cepat Ale menstarter motornya dan mengejar suami ibu tadi.
Untung masih belum jauh, dan jaket hitamnya dengan cepat teridentifikasi. Membaca tulisan di belakang jaketnya Ale hampir mau maki itu orang. Cukimai
Dengan cepat Ale memepet bapak itu
“bang berhenti bang....”
Melihat tampang Ale bukannya berhenti dia malah ngebut
“bajingan kau...” maki Ale dalam hati
Ale ngebut lagu ngejarnya, dengan ketrampilannya ala Valentino Pettu, dia bisa memepet dan memaksa motor itu berhenti. Ale dengan wajah marah turun marah mendekatinya, sambil membuka kacamata hitamnya
“ampun Bang.... bulan depan saya bayar....” ujar si bapak
Ale kaget. Cukitai dia pikir beta Matel
“siapa yang mau tagih utang kau....”
Sambil ngos-ngosan di bapak bertanya
“lah... trus abang ngapain kejar saya....”
“ Gue kejar bapak karena bapak main berangkat saja... bini bapak ketinggalan di POM bensin....”
Dia kaget mendengar
“oh iya bang,..... maaf bang.....” segera dia sadar
“lupa kalau saya ajak bini isi bensin tadi ...”
“Maaf Bang, saya balik jemput kalau begitu”
Dia langsung berputar dan berbalik ke arah pom bensin lagi menjemput istrinya. Ale memaki dalam hati, puki gara-gara kau beta jadi telat ke Kemayoran.
Ale kemudian segera parkir di parkiran motor apartemennya Antonius, dia menuju ke lobby tower yang ditunjukan oleh Antonius lewat WA nya. Dan tidak lama dia menunggu Antonius muncul.
“eh....ayo....”
“siap Koh...”
Mereka lalu naik ke atas, ke lantai 9 tepatnya.
Antonius lalu memberitahu mana-mana bagian yang rusak, tidak lupa juga dia memberitahu agar Ale membantu memindakan kasur yang baru yang masih di ruang tamu, agar dipindahkan ke dalam kamar yang bagian depan.
Apartement mereka ini type yang 2 BR, satu kamar mandi. Hanya saja menurut Ale memang dua orang suami istri ini joroknya minta ampun. Piring dan gelas kotor masih ada diatas meja makan, pakaian kotor juga main taruh dan ditumpuk begitu saja.
“ini pakaian kotor atau bersih, Koh?”
“kotor itu Le, belum sempat dicuci, nanti gue pindahin ke mesin cuci di belakang...”
Ale lalu memeriksa semuanya
“le... lu kerjain yah... lampu sama kamar sama kamar mandi nanti si Ci yang bawa...”
Pantas Tanti ngga kelihatan dari tadi
“gue mo balik Cirebon dulu yah, soalnya Dinas PU mau datang ke kantor gue nanti sore, makanya gue buru-buru, malam gue balik....”
Ale kaget
“ini makanan lu yah...” ujar dia sambil menaruh tas kresek berisi nasi padang
“gue cabut dulu.... bini gue bentar lagi balik, dia lagi belanja ke pasar baru kok...”
Ale hanya mengangguk saja
“oke Koh....”
Antonius lalu segera jalan kebawah meninggalkan Ale. Pria itu kurus dan agak kecil perawakannya, agak sakit-sakit kelihatannya.
Ale lalu mulai bekerja. Dia lalu mengangkat pakaian kotor, memasukan ke mesin cuci. Dia melihat ada deterjennya, dan mesin cuci ini miirp dengan mesin cuci di rumah, maka sekalian saja dia giling semua pakaian kotor yang ada, termasuk kolor Anton dan celana dalam dan beha milik Tanti yang tergulung gulung.
Jorok nih orang, bisik Ale.
Dia lalu mencuci semua piring kotor, merapikan apartemen itu dengan menyapu, lalu memakai vacuum cleaner untuk membersihkan debunya. Memasang gas yang tabungnya ada tapi tidak terpasang, lalu mulai membuka engsel yang rusak. Diperbaiki dan dipasang. Begitu juga engsel pintu kamar yang copot.
Lalu setelah mesin cuci selesai berputar, dia jemur semua pakaian kotor itu, dan dia lanjutkan mengepel semua, dari kamar hingga ruang tengah. Memindahkan tempat tidurnya, lalu merapihkan kasur, dan seperti pembantu rumah tangga saja nih Ale. Setelah semua berseih, Ale lalu membersihkan dirinya. Mengganti bajunya. Lalu dia makan. Kurang dari 2 jam sudah beres kerjaannya. Apartemennya sudah bersih dan wangi, tinggal lampu saja yang belum dia ganti.
Sambil menunggu Ci tanti, dia lalu main ponselnya.
Tidak lama pintunya terbuka, dan Tanti yang datang sambil membawa belanjaannya.
Tanti
“siang Ci....”
“halo Ale..” sapanya ramah
Tanti kaget melihat apartemennya yang berantakan sudah rapih.
“lu yang rapihin ini?”
“iya Ci....”
“wih.... hebat....”
Dia menengok ke kamar pintunya sudah beres, kamarnya juga sudah rapih, lantai sudah dipel, bahkan pakaian sudah dijemur di balkon
“memang rajin lu....” ujarnya sambil tersenyum manis
“pantas disayang sama Ci fany lu yah....’ ujarnya sambil tersenyum
“biasa aja Ci....”malu si Ale
“lu dah makan?”
“sudah Ci...”
“wah.... beres semuanya lu datang....”
Ale hanya tersenyum malu
“tapi lampu lupa beli gue.... “
Aduh
“selang yang buat toilet juga gue lupa... gara-gara tadi naik grab langsung kesini...”
Ale bingung
“jadi gimana Ci?”
“ lu bawa apa kesini?”
“naik motor Ci..”
“ya sudah.... lu bonceng gue ke toko material ama toko listrik biar kita beli...”
“oke siap Ci...”
Mereka lalu turun berdua kebawah. Melihat Tanti dengan dibandingkan dengan Antonius suaminya memang agak njomplang. Tanti ini agak semok dengan dada besar, pantatnya juga berisi, sedangkan Antonius agak kurus dan kecil, dia seperti membuat jadi kemana mana angan-angannya si Ale, dalam hatinya apa mampu ini Ko Anton lawan Ci Tanti ini?
Apalagi tadi dia sempat pegang-pegang beha dan celana dalam Ci Tanti, makin membuat Ale jadi sedikit sange, ditambah dengan melihat lebih dekat dan hanya berduaan dengan Tanti dan melihat kumulusan kulitnya secara langsung, membuat celananya mulai memberi signal
“berapa lama yah Ci kalo ke Cirebon?”
“3 jam palingan...”
Sambil naik di boncengan, mereka lalu jalan ke arah Sumur Batu mencari toko bangunan dan listrik. Setelah dapat semuanya yang mereka cari, lalu balik ke apartemennya. Yang bikin Ale jadi bengkak isi celananya ialah senggolan dari buah dada Tanti yang suka tersentuh di punggungnya, nenen yang keras banget itu membuat Ale langsung salah fokus.
Tanti seperti pura-pura tidak tahu, namun pasti dia merasa karena sering sekali senggolan itu terjadi, dan itu membuat jarak dari toko bangunan kembali ke apartemen jadi cepat sekali rasanya bagi Ale.
Sambil naik lagi keatas, Tanti lalu bertanya ke Ale
“eh...lu jawab jujur ama gue... lu ada hubungan apa ama ci Fany?”
Ale kaget mendengarnya
“hubungan apa gimana Ci?” ale stel polos
“hubungan apa lu tahu lah...”
“ngga ada Ci...”
“bohong lu...”
“beneran Ci....”
Tanti mencoba melihat kilat dimata Ale, dia tahu nih kadal satu ini bohong
“ Ci, Ci Boss dan Koh Boss itu sudah baik sekali sama saya... bagaimana mungkin saya melakukan hal-hal yang kurang ajar yang Ci tuduhkan?”
Tanti tahu Ale bokis, tapi di salut dengan cara Ale menutupinya. Dia tahu percuma didesak ngga akan ngaku nih anak.
Dia sempat melihat ke celana Ale, ada sedikit gelembung disana. Ini membuat badan Tanti jadi hangat. Selama dia menikah dengan Anton, meski klimaks kadang-kadang, tapi dia merasa Anton ngga bisa memuaskan dia. Dia menikah karena memang Anton baik dan sayang sama dia, makanya dia berpikir menikah sajalah daripada mereka sudah kemana mana berdua, dan jadi pertanyaan orang tua mereka. Tapi sayangnya memang Anton tipikal yang doyan ngewe, tapi doyan juga ninggalin dia ditengah jalan.
Melihat kontol Ale, dari luar saja sudah terbayang isinya. Dan meski hitam kulit dan keriting rambut, tapi anaknya baik dan sepertinya penurut serta bersihan anaknya. Apalagi ada obsesi dari Tanti memang mencoba yang agak berbeda seperti ini.
Dia bosan dengan gaya anton yang lamban dan kurang greget. Dia perlu yang seperti motor Yupiter MX tarikannya, bukan seperti Freego yang tarikannya kurang mantap dan berat. Apalagi waktu nonton film bokep yang interracial, kayaknya beda banget kalau yang black seperti ini, seperti lambang dari kekuatan dan keganasan.
Membayangkan itu Tanti jadi agak basah. Apalagi dia hanya berdua dengan Ale di apartemen ini. Bingung dan galau dia, dan juga Anton pasti malam baru balik, malah kalau di lelah palingan pagi dia balik Jakarta.
Dia yakin Ale tidak akan bocor orangnya
Dan ale yang sedang memperbaiki lampu dikamar belakang, sudah selasai dan mempersilahkan Tanti masuk, dia lalu pindah ke kamar mandi mengganti selang toilet shower. Lalu pindah kedepan mengganti lampu kamar yang didepan. Pas dia balik keluar ke ruangan tengah, dia kaget melihat Tanty sudah berganti bajunya dengan tanktop putih, dan celana pendek orange. Beha hitamnya terlihat jelas dibalik tantop.
Badannya yang putih mulus dan bening, seketika mengundang Ale untuk bereaksi. Celana Ale pun sesak melihatnya, antenanya langsung berpendar memancarkan signal sange, dan Tanti sepertinya cuek dengan tatapan Ale, dia asyik saja membuat sirup ABC dan mencampurnya dengan batu es, dan sepertinya dia tahu bahwa tatapan Ale sedang menelanjanginya.
PIPA MACET, PERLU PARALON BARU..... dan Lebih Gede
Neneknya Thomas di Belitung akan berulang tahun, mereka sekeluarga akan kesana. Selama dua hari kembali sepi rumah.
Koh Alvin tadinya tidak ingin ikut, dia berharap bisa tinggal di rumah sambil indehoy dengan Erika yayangnya, namun Ci Fany mengultimatum, kalau dia tidak ikut, maka mereka semua batal kesana. Dia malas saja nanti ditanya kemana Alvin, oleh orangtuanya. Akhirnya Alvin mengalah dan ikut.
“ale, toko tutup aja dua hari...” ujar Ci Fany
“oke siap Ci Boss...”
“kasihan lu... dari gue ke Singapore nanti ngga ada liburnya...”
“siap Ci Boss...”
Lalu dia berbisik,
“lagian gue lagi dapat, ngga bisa diapa apain juga...”
Kata Ale dalam hati pantas bawaan marah-marah terus
“siap Ci Boss....”
Berita keberangkatan Alvin dan Fany serta anaknya Thomas ke Belitung sampai ke telinga Antonius dan Tanti. Antonius lalu menelpon Ko Alvin untuk meminta bantuan Ale
“toko sama bengkel tutup?”
“toko aja yang tutup, bengkel buka...”
“wah... kalo gitu bisa kita pakai si Ale dong pas Koko ke Bangka?”
“lu tanya Cici lu lah... itu khan anak buah kesayangan dia....kalo gue sih oke-oke aja”
“Iya... engsel kitchen set, trus lampu pada mati... sama pintunya yang kemarin itu engselnya copot...”
“yah kalo lampu kan bisa lu ganti sendiri....”
“ngga apa-apa, biar sekalian aja”
Lalu Alvin bertanya ke Ci Fany
“Fan... itu sih Antonius mo pinjam Ale buat benerin apartemennya di Kemayoran bisa ngga?”
Fany agak malas mendengarnya
“bisa aja... asal diupahin.. kasihan anak orang...”
“ya sudah...”
Alvin lalu menelpon Antonius
“Bisa Ton... nanti gue kirim nomornya Ale... jangan lupa sangunya...’
“siap Koh..”
Melihat ketrampilan Ale membuat Antonius yakin Ale bisa memperbaikinya, karena kalau pakai tukang untuk pekerjaan segita pasti dicasnya mahal, kalo Ale khan cincai harganya. Dikasih 200 saja sudah senang dia, pikirnya Antonius demikian.
“ale, lu besok setelah kita berangkat, karena libur lu ke Sunter yah....”
“kemayoran....” Alvin membenarkan
“ia sama aja itu dekat-dekatan....”
“iya siap Ci Boss....”
“lu bantuin Antonius benerin apartemennya...” ujar Alvin
“oke siap Ko Boss....”
Ale sempat melirik ke Ci Boss yang cuek sambil main hp. Bukan itu yang membuat dia memperhatikan Fany, tapi celana pendek dan tanktop Fany tanpa beha itu yang buat dia langsung ngaceng melihatnya, putingnya yang dia deman isep-isep itu ngintip jelas.
“udah gue kasih nomor lu sama Anton...”
“iya siap Koh Boss....”
“besok lu bawa aja avanza...”
Ale terdiam
“ngga Koh Boss, beta naik kereta aja...”
“jauh itu dari stasiun..”
“atau naik motor aja...”
“ya sudah terserah lu....”
Dia lalu menerima whatsapp dari Antonius, lalu dia minta difotoin apa saja yang rusak, biar dia bawa alatnya tidak salah.
Apartemen itu milik Antonius dan dia pakai jika ke Jakarta, karena aslinya dia dan Tanti tinggal di Cirebon. Mungkin karena jarang ditempati makanya rusak dan seperti tidak terawat. Tidak lama alamatnya dikirim ke ponsel Ale. Dijawab oleh Ale bahwa dia siap merapat besok sekitar jam 9 atau 10, begitu Ci dan Koh Boss nya berangkat ke bandara.
Besoknya Ale lalu segera bersiap siap setelah selesai mengerjakan tugas hariannya. Dia membantu Ko Boss dengan menaikan semua koper ke mobil grab, lalu menyalami tangan Koh Alvin dan Ci Boss nya.
“hati-hati Le.... titip rumah...”
“ratmi... gue jalan dulu...”
“iya Koh...” ujar Mbak Ratmi
Ale lalu bersiap dengan ransel berisi kunci dan juga peralatan kerjanya. Dia segera naik motor bossnya, Honda Beat.
pasang helm dan jacket
Kacamata hitam.
Macam Matel sudah.
Puki kata Ale, susah jadi orang Ambon memang, begaya sadiki parampuang bilang parlente, naik motor pergi ke rumah teman disangka debt collector sama tetangga, giliran duduk di pinggir jalan, disangka Matel mau tangkap motor kreditan. Nasib memang.
Ale dengan cepat melaju, dia ingin segera selesai mengerjakan pekerjaannya, selesai dan pulang. Dia malas jalan-jalan, baginya dirumah sudah lebih enak. Makan enak, tidur ac, wi fi lancar. Mau puki, tinggal tunggu Ci Boss kasih kode dapat puki enak, bukan puki burik kayak Mince punya.
Karena jarum bensin motor sudah agak sandar miring, dia lalu mampir ke sebuah POM bensin. Antri sebentar sambil lihat-lihat pemandangan, ada cewe masih sekolah, ada nenek-nenek genit. Tapi Ale cuek saja, dia isi bensin lalu isi angin, karena bannya tadi agak kempes.
Selesai isi angin, Ale baru mau naik ke motornya, ada ibu-ibu teriak....
“Mas... mas....”
Tapi yang diteriakan malah cuek ngegas motornya, Ale kaget
“kenapa Bu? Jambret...??” tanya Ale
“Bukan Mas...”
Semua orang disitu heboh....
“trus?”
“itu suami saya.... tadi abis isi bensin dia lupa kalau saya ikut....”
Waduh
Ale dengan cepat bertindak,
“saya kejar Bu...”
“iya tolong Bang....”
Dengan cepat Ale menstarter motornya dan mengejar suami ibu tadi.
Untung masih belum jauh, dan jaket hitamnya dengan cepat teridentifikasi. Membaca tulisan di belakang jaketnya Ale hampir mau maki itu orang. Cukimai
Dengan cepat Ale memepet bapak itu
“bang berhenti bang....”
Melihat tampang Ale bukannya berhenti dia malah ngebut
“bajingan kau...” maki Ale dalam hati
Ale ngebut lagu ngejarnya, dengan ketrampilannya ala Valentino Pettu, dia bisa memepet dan memaksa motor itu berhenti. Ale dengan wajah marah turun marah mendekatinya, sambil membuka kacamata hitamnya
“ampun Bang.... bulan depan saya bayar....” ujar si bapak
Ale kaget. Cukitai dia pikir beta Matel
“siapa yang mau tagih utang kau....”
Sambil ngos-ngosan di bapak bertanya
“lah... trus abang ngapain kejar saya....”
“ Gue kejar bapak karena bapak main berangkat saja... bini bapak ketinggalan di POM bensin....”
Dia kaget mendengar
“oh iya bang,..... maaf bang.....” segera dia sadar
“lupa kalau saya ajak bini isi bensin tadi ...”
“Maaf Bang, saya balik jemput kalau begitu”
Dia langsung berputar dan berbalik ke arah pom bensin lagi menjemput istrinya. Ale memaki dalam hati, puki gara-gara kau beta jadi telat ke Kemayoran.
Ale kemudian segera parkir di parkiran motor apartemennya Antonius, dia menuju ke lobby tower yang ditunjukan oleh Antonius lewat WA nya. Dan tidak lama dia menunggu Antonius muncul.
“eh....ayo....”
“siap Koh...”
Mereka lalu naik ke atas, ke lantai 9 tepatnya.
Antonius lalu memberitahu mana-mana bagian yang rusak, tidak lupa juga dia memberitahu agar Ale membantu memindakan kasur yang baru yang masih di ruang tamu, agar dipindahkan ke dalam kamar yang bagian depan.
Apartement mereka ini type yang 2 BR, satu kamar mandi. Hanya saja menurut Ale memang dua orang suami istri ini joroknya minta ampun. Piring dan gelas kotor masih ada diatas meja makan, pakaian kotor juga main taruh dan ditumpuk begitu saja.
“ini pakaian kotor atau bersih, Koh?”
“kotor itu Le, belum sempat dicuci, nanti gue pindahin ke mesin cuci di belakang...”
Ale lalu memeriksa semuanya
“le... lu kerjain yah... lampu sama kamar sama kamar mandi nanti si Ci yang bawa...”
Pantas Tanti ngga kelihatan dari tadi
“gue mo balik Cirebon dulu yah, soalnya Dinas PU mau datang ke kantor gue nanti sore, makanya gue buru-buru, malam gue balik....”
Ale kaget
“ini makanan lu yah...” ujar dia sambil menaruh tas kresek berisi nasi padang
“gue cabut dulu.... bini gue bentar lagi balik, dia lagi belanja ke pasar baru kok...”
Ale hanya mengangguk saja
“oke Koh....”
Antonius lalu segera jalan kebawah meninggalkan Ale. Pria itu kurus dan agak kecil perawakannya, agak sakit-sakit kelihatannya.
Ale lalu mulai bekerja. Dia lalu mengangkat pakaian kotor, memasukan ke mesin cuci. Dia melihat ada deterjennya, dan mesin cuci ini miirp dengan mesin cuci di rumah, maka sekalian saja dia giling semua pakaian kotor yang ada, termasuk kolor Anton dan celana dalam dan beha milik Tanti yang tergulung gulung.
Jorok nih orang, bisik Ale.
Dia lalu mencuci semua piring kotor, merapikan apartemen itu dengan menyapu, lalu memakai vacuum cleaner untuk membersihkan debunya. Memasang gas yang tabungnya ada tapi tidak terpasang, lalu mulai membuka engsel yang rusak. Diperbaiki dan dipasang. Begitu juga engsel pintu kamar yang copot.
Lalu setelah mesin cuci selesai berputar, dia jemur semua pakaian kotor itu, dan dia lanjutkan mengepel semua, dari kamar hingga ruang tengah. Memindahkan tempat tidurnya, lalu merapihkan kasur, dan seperti pembantu rumah tangga saja nih Ale. Setelah semua berseih, Ale lalu membersihkan dirinya. Mengganti bajunya. Lalu dia makan. Kurang dari 2 jam sudah beres kerjaannya. Apartemennya sudah bersih dan wangi, tinggal lampu saja yang belum dia ganti.
Sambil menunggu Ci tanti, dia lalu main ponselnya.
Tidak lama pintunya terbuka, dan Tanti yang datang sambil membawa belanjaannya.
Tanti
“siang Ci....”
“halo Ale..” sapanya ramah
Tanti kaget melihat apartemennya yang berantakan sudah rapih.
“lu yang rapihin ini?”
“iya Ci....”
“wih.... hebat....”
Dia menengok ke kamar pintunya sudah beres, kamarnya juga sudah rapih, lantai sudah dipel, bahkan pakaian sudah dijemur di balkon
“memang rajin lu....” ujarnya sambil tersenyum manis
“pantas disayang sama Ci fany lu yah....’ ujarnya sambil tersenyum
“biasa aja Ci....”malu si Ale
“lu dah makan?”
“sudah Ci...”
“wah.... beres semuanya lu datang....”
Ale hanya tersenyum malu
“tapi lampu lupa beli gue.... “
Aduh
“selang yang buat toilet juga gue lupa... gara-gara tadi naik grab langsung kesini...”
Ale bingung
“jadi gimana Ci?”
“ lu bawa apa kesini?”
“naik motor Ci..”
“ya sudah.... lu bonceng gue ke toko material ama toko listrik biar kita beli...”
“oke siap Ci...”
Mereka lalu turun berdua kebawah. Melihat Tanti dengan dibandingkan dengan Antonius suaminya memang agak njomplang. Tanti ini agak semok dengan dada besar, pantatnya juga berisi, sedangkan Antonius agak kurus dan kecil, dia seperti membuat jadi kemana mana angan-angannya si Ale, dalam hatinya apa mampu ini Ko Anton lawan Ci Tanti ini?
Apalagi tadi dia sempat pegang-pegang beha dan celana dalam Ci Tanti, makin membuat Ale jadi sedikit sange, ditambah dengan melihat lebih dekat dan hanya berduaan dengan Tanti dan melihat kumulusan kulitnya secara langsung, membuat celananya mulai memberi signal
“berapa lama yah Ci kalo ke Cirebon?”
“3 jam palingan...”
Sambil naik di boncengan, mereka lalu jalan ke arah Sumur Batu mencari toko bangunan dan listrik. Setelah dapat semuanya yang mereka cari, lalu balik ke apartemennya. Yang bikin Ale jadi bengkak isi celananya ialah senggolan dari buah dada Tanti yang suka tersentuh di punggungnya, nenen yang keras banget itu membuat Ale langsung salah fokus.
Tanti seperti pura-pura tidak tahu, namun pasti dia merasa karena sering sekali senggolan itu terjadi, dan itu membuat jarak dari toko bangunan kembali ke apartemen jadi cepat sekali rasanya bagi Ale.
Sambil naik lagi keatas, Tanti lalu bertanya ke Ale
“eh...lu jawab jujur ama gue... lu ada hubungan apa ama ci Fany?”
Ale kaget mendengarnya
“hubungan apa gimana Ci?” ale stel polos
“hubungan apa lu tahu lah...”
“ngga ada Ci...”
“bohong lu...”
“beneran Ci....”
Tanti mencoba melihat kilat dimata Ale, dia tahu nih kadal satu ini bohong
“ Ci, Ci Boss dan Koh Boss itu sudah baik sekali sama saya... bagaimana mungkin saya melakukan hal-hal yang kurang ajar yang Ci tuduhkan?”
Tanti tahu Ale bokis, tapi di salut dengan cara Ale menutupinya. Dia tahu percuma didesak ngga akan ngaku nih anak.
Dia sempat melihat ke celana Ale, ada sedikit gelembung disana. Ini membuat badan Tanti jadi hangat. Selama dia menikah dengan Anton, meski klimaks kadang-kadang, tapi dia merasa Anton ngga bisa memuaskan dia. Dia menikah karena memang Anton baik dan sayang sama dia, makanya dia berpikir menikah sajalah daripada mereka sudah kemana mana berdua, dan jadi pertanyaan orang tua mereka. Tapi sayangnya memang Anton tipikal yang doyan ngewe, tapi doyan juga ninggalin dia ditengah jalan.
Melihat kontol Ale, dari luar saja sudah terbayang isinya. Dan meski hitam kulit dan keriting rambut, tapi anaknya baik dan sepertinya penurut serta bersihan anaknya. Apalagi ada obsesi dari Tanti memang mencoba yang agak berbeda seperti ini.
Dia bosan dengan gaya anton yang lamban dan kurang greget. Dia perlu yang seperti motor Yupiter MX tarikannya, bukan seperti Freego yang tarikannya kurang mantap dan berat. Apalagi waktu nonton film bokep yang interracial, kayaknya beda banget kalau yang black seperti ini, seperti lambang dari kekuatan dan keganasan.
Membayangkan itu Tanti jadi agak basah. Apalagi dia hanya berdua dengan Ale di apartemen ini. Bingung dan galau dia, dan juga Anton pasti malam baru balik, malah kalau di lelah palingan pagi dia balik Jakarta.
Dia yakin Ale tidak akan bocor orangnya
Dan ale yang sedang memperbaiki lampu dikamar belakang, sudah selasai dan mempersilahkan Tanti masuk, dia lalu pindah ke kamar mandi mengganti selang toilet shower. Lalu pindah kedepan mengganti lampu kamar yang didepan. Pas dia balik keluar ke ruangan tengah, dia kaget melihat Tanty sudah berganti bajunya dengan tanktop putih, dan celana pendek orange. Beha hitamnya terlihat jelas dibalik tantop.
Badannya yang putih mulus dan bening, seketika mengundang Ale untuk bereaksi. Celana Ale pun sesak melihatnya, antenanya langsung berpendar memancarkan signal sange, dan Tanti sepertinya cuek dengan tatapan Ale, dia asyik saja membuat sirup ABC dan mencampurnya dengan batu es, dan sepertinya dia tahu bahwa tatapan Ale sedang menelanjanginya.
Next victim Alee ...
Makasih updatenya bro @Elkintong
Makasih updatenya bro @Elkintong
instructor
Guru Semprot
Wow. Siap2 dapet lubang baru....
Mumpung di unit orang langsung..
Mumpung di unit orang langsung..
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
