Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG KOPI SUSU

BAB L



LICIN DAN TAPALISI



Ale pagi ini sedianya hendak memberi uang toko serta uang tagihan dia ke salah satu konsumen yang sudah 4 bulan lebih belum bayar, namanya Koh Ion, dan kemarin sudah selesai dibayarkan hutangnya sebesar 17,2 juta rupiah.

Namun jam 6.30 pagi, dia lihat Ci Fanny belum juga keluar kamar, dan hingga Tommy berangkat sekolah berbarengan dengan dirinya, karena diantar Ale naik motor, Ci Boss belum juga keluar kamar.

Selesai mengantar Tommy, Ale ingat dia mau janjian pagi ini dengan Sandra. Dia tahu, Billy anaknya Sandra juga masuk pagi, jadi pasti hampir bersamaan dengan Tommy, meski Billy masih SD dan Tommy sudah SMP, namun rasanya hampir sama waktu masuk sekolahnya.

Ale lalu iseng mengirim whatsapp

Pagi Ka, jam berapa beta boleh merapat?

Agak lama Ale menunggu

Tiba-tiba

Sekarang jo

Siap Ka


Jam 7.10 waktunya di ponsel Ale. Toko jam 8 buka, dia dengan penuh inisiatif lalu mengirim whatsapp ke Kebot dan Pak Wandi

Ci Boss mungkin ngga datang atau siang datangnya, toko kita buka jam 9 aja, saya mau nagih dulu

OK


Balasan dari mereka secara bersamaan muncul

Ale dengan cepat memacu motornya ke rumah kontrakan Sandra. Dia rasa 1,5 jam cukuplah waktunya dengan Sandra.

Membayangkan kalau dia kan mencukur bulu-bulu sogo bahas manadonya, membuat kelot Ale segera bertanduk. Apalagi dia sudah lama tidak merasakan indahnya jepitan memek wanita cantik, semenjak Ci Boss nya lagi sibuk dengan suami dan anaknya.

Setiba di depan rumah Sandra, Ale lalu memarkirkan motornya di garasi depan, disamping mobilnya Sandra. Dia sempat menganggukkan kepala memberi hormat ke tetangga Sandar yang kebetulan lagi di depan pagar. Tentu saja tetangganya tidak curiga, karena Ale mungkin disangka salah satu tukang yang bekerja di rumahnya Sandra, padahal pekerjaan semua sudah kemarin diselesaikan.

“eh Nyong…”

“Ka….” ale mengangguk memberi hormat.

Dia tahu pepatah kuno di kampungnya. Menganggukkan kepala kepada yang lebih tua, serta berdiri saat melihat wanita cantik lewat. Dan memang kepala atas mengangguk dan membungkuk memberi hormat, namun kepala bawahnya memberontak jika melihat wanita seksi.

“dari rumah?”

“iya Ka, habis antar anaknya boss sekolah…”

“oh, saya juga baru selesai antar Billy….”

Dengan kaos kasual dan celana pendek selutut, dan wajah yang dirias tipis, tetap saja Sandra ini terlihat menarik dan cantik, khas wanita Manado yang putih dan mulus.

“udah smokol?”

“sudah Ka……”

Sandra lalu mengambilkan aqua dan menyodorkan ke Ale

“aqua aja kalo begtu yah?”

“makasih Ka….’

Sandra lalu tersenyum manis

“tunggu yah….” sambil berlalu ke belakang dia tersenyum.

Sandra keluar sebentar, dia lalu menggembok pagarnya, namun pintu sampingnya dibuka. Dia ingin aman tapi tidak menyolok sepertinya, dan pintu di teras depan dikunci olehnya. Lalu dia masuk lagi, dan menuju ke kamar belakang, beberes sebentar,terdengar tombol ac dinyalakan.

Ale yang sedang menunggu benar-benar dibuat panas dingin. Bagaimana tidak? Dengan waktu mepet, di pagi hari, belum lagi rasa penasaran dan rasa sangenya yang membuat pentungannya bagaikan ingin meloncat dari dalam celana, membuat dia serba galau jadinya.

Tidak lama Sandra keluar dari kamar belakang, masuk ke kamar depan, dan kembali keluar menuju kamar belakang sambil menenteng handuk, tisu dan alat cukur serta beberapa botol kecil perlengkapannya.

Lalu

“nyong….” panggil Sandra dari kamar belakang

Ale kaget, dia lalu berdiri

“iya Ka..”

“sini jo…”

“oke siap Ka…”

Ale lalu beranjak masuk ke kamar belakang.

Dan betapa terkejutnya Ale melihat Sandra yang sudah berganti bajunya yang tadi dia pakai kini dengan hanya berbalut handuk. Pundaknya yang mulus dan putih terbuka lebar, lehernya yang indah juga terlihat saat rambutnya diikat ke atas.

Sambil tersenyum, dia lalu menyodorkan alat cukur ke Ale, yaitu cukuran dan juga gunting kecil

“saya cuci tangan dulu….” ujar Ale

“oh iya, silahkan….”

Ale lalu bergerak ke belakang, dengan cepat dia mencuci tangannya, kakinya, dan juga mencuci ujung kepala kontolnya dengan bersih, lalu mengambil tisu dan mengelap hingga kering. Lalu dia kembali ke kamar belakang.

Situasi di sekitar sini memang agak ramai dengan lalu lalang motor atau mobil, atau penjual keliling yang lewat, namun di kamar belakang ini terlihat sepi dan hanya mereka berdua.

“ketiak aku dulu yah…..” ujar Sandra

“iya Ka….”

Ada 3 buah cukuran dan satu buah gunting diatas meja kecil disamping kasur tanpa ranjang di kamar belakang

“ini kamarnya Billy harusnya, cuma dia masih mau tidur dengan ibunya, jadi kamar ini kosong…..”

Pantas sepi dan hanya ada lemari pakaian serta kasur tanpa ranjang di kamar ini.

Sandra lalu berbaring, dengan hanya berbalut handuk, dia lalu tersenyum malu ke arah Ale. Tangan Ale agak gemetaran, melihat wanita mulus dengan kulit indah, hanya berbalutkan handuk dan berbaring pasrah.

“yang kanan duluan…..”

“oke….”

Sandra lalu mengangkat lengan kanannya, dan di bagian ketiak itu terdapat sedikit bulu-bulu halus, namun sudah agak menghitam.

“maaf yah Ka….” pinta Ale

“iya…..”

Tidak ada bau yang aneh-aneh dari ketiak Sandra, dan itu membuat Ale agak sesak nafas dan celananya, melihat keindahan ketiak ibu satu anak ini.

Ale lalu dengan lembut memberi foam di sekeliling ketiak kanan, lalu setelah foam itu rata, dia mulai mencukur pelan, sesekali dia membersihkan alat cukurnya itu dengan kain lap kecil, lalu kembali mencukur hingga bersih dan licin

“sudah?” tanya Sandra

“sudah Ka…”

Sandra sempat melihat lewat cermin kecil

“oke…”

Lalu Ale memberi cream untuk melembabkan kulit yang baru selesai bercukur ke area ketiaknya

“sebelah kiri….”

“oke….”

Sekarang ketiak yang sbeelah kiri dicukur oleh Ale. Dengan metode dan cara yang sama, tidak lama bersih juga ketiak yang sebelah kiri. Sandra lalu berdiri sesaat, dia mengangkat kedua tangannya di depan lemari pakaian yang ada kacanya, untuk melihat kondisi ketiaknya

“makasih Nyong, bersih…..”

Ale tersenyum

“lalu sekarang dia berbaring kembali

“yang bawah Nyong…” perintahnya lagi ke Ale

Kedua pahanya kini yang tadi lurus kini agak dibuka lebar

“permisi Ka…” ujar Ale pelan

“iya…”

Dan kebun kecild engan bulu halus yang mulai menjalar terpampang kini de depan mata Ale. Garisnya terlihat di belahan vagina indah yang berwarna agak kemerahan itu. Sandra menutup matanya dalam-dalam, handuknya kini tersingkap ke perut, dan vaginanya terbuka bebas

Dengan lembut Ale lalu memberi foam, bahkan dengan tanpa sengaja Ale agak meremas sedikit pangkal paha, yang hanya dijawab dengan lenguhan lirih dari Sandra. Dengan lembut dan telaten lalu Ale mulai mencukur bagian atasnya terlebih dahulu hingga licin, bulu-bulunya kemudian diletakkan diatas tisu yang sudah dia sediakan.

Sambil emcukur, Ale berupaya keras menahan pentungannya yang sudah kencang menegang. Melihat keindahan vagina Sandra yang terbuka, apalagi saat Ale mulai mecukur bagian dalam sela paha. Dia sangat hati-hati dengan progress pekerjaannya yang membutuhkan kelihaiannya dalam memanage.

Rasanya sulit bagi Ale untuk bisa menahan diri. Melihat wanita semulus Sandra, dengan posisi paha mengangkang, lalu Ale dalam melaksanakan tugas mencukur buu-bulu di belahan indah itu, dimana dia harus konsentrasi penuh agar jangan sampai lecet atau tergores, disisi lain dia harus menjaga pentungannya yang terus menerus mendesak ingin keluar dari celananya. Batangnya sungguh tegang melihat vagina indah yang sudah terbuka lebar dan merah bagian dalamnya terlihat.

“sudah rapi, Ka….”

Akhirnya Ale pun mampu menyelesaikan tugasnya

“eh… oke…” Sandra lalu bangun dari posisi telentangnya.

Dia lalu mengambil cermin dan meletakkan ke bagian bawahnya, dan setelah melihat-lihat, dia senyum sendiri

“udah rapi…..”

Ale tersenyum. Wajah sangarnya kini bagaikan bercampur baur antara bingung dan sange.

“mau dikasih ceam, Ka?” tanya Ale

“iya dong….”

Dia kembali tidu telentang.

Sambil mengambil cream after shave itu, Alel lalu sambil tangannya agak bergetar kemudian mengoleskan cream itu ke area pangkal pahanya Sandra. Dia bukan hanya mengoles, namun secara perlahan agak meremas lembut bagian intim Sandra tersebut, dan membuat wanita itu agak melenguh keenakan

“sudah Ka….” ceplos Ale dengan polos

Sandra lalu bangun dengan setengah duduk, dan memperhatikan ke bawah ke bagian vaginanya

“udah bersih….”

“iya Ka….”

Sandra tersenyum melihat wajah Ale yang kebingungan. Dia tahu anak ini pasti sesak celananya dari tadi.

“ngga bau kan?” tanya Sandra sambil tersenyum ke arah Ale

“oh…. ngga Ka….” Ale gelagapan

“ih… kayak nyium aja tadi….” ledek Sandra

Ale tersenyum malu

“ mau cium tapi takut…”

Sandra tertawa genit. Dia semenjak mulai dicukur ketiaknya, lalu bulu kemaluannya, dia memang agak aneh yang dia rasakan. Maklum sudah lumayan lama dia juga belum disentuh suaminya, karena suaminya datang dan pergi dengan cepat, dan karena sudah kelelahan dengan pekerjaan, dia pun jarang digauli oleh suaminya

“mau cium?” goda Sandra

“apa Ka….?” tanya Ale pura-pura bodoh

“kamu mau cium ngga…..” agak mendelik mata Sandra.

Mungkin dia pikir dia sudah buka semuanya di depan Ale, kok anak ini malah terkesan bodoh, padahal Sandra tahu, isi celananya sudah mau berontak dari tadi.

“mau banget Ka…..” jawab Ale

Sandra tertawa dibuatnya

“ya sudah…. sini….. cium…” ujar Sandra, sambil mencolek bahu Ale yang duduk ditepian kasur.

Wanita itu lalu kembali berbaring telentang, pasrah.

Ale lalu menyingkapkan handuk yang menutupi bagian bawahnya wanita itu, dan dengan perlahan dia membuak paha Sandra kembali yang sudah menelentang pasrah. Belahan vagina yang kini bersih dan licin, terlihat putih bersih di pangkalnya, dan merah di bagian dalamnya.

Sandra berteriak lirih saat bibir Ale mulai menyentuh belahan vaginanya.

“ouh….”

Kini Ale bukan hanya mencium pangkal pahanya, namun lidah liarnya mulai menyelusuri bagian luar belahan itu, dan lidahnya dengan lincah bergerak menyusuri lidah luarnya Sandra. Bau khas dari vagina membuat Ale semakin bersemangat

“ouh, nyong… jangan dimainin lidahnya…. ough…..”

Sandra makin maracau saat lidah Ale semkain amsuk dan mulai menyentuh bagian yang paling sensitif yaitu kelentitnya. Seketika bagian dindingnya mulai basah dan lembab, karena cairan pertanda terangsangnya dia semakin lancar mengalir keluar.

Bibir Ale dan lidahnya bergantian bekerja mencumbu belahan hangat itu

Sandra semakin liar dan matanya bagaikan terus terpejam sambil menggigit bibirnya sendiri

“gila nyong……” dia menekan pundak Ale dan sesekali meremas pundak legam dan kekar itu.

Lidah Aleh makin ganas bermain, dan handuk yang melingkar di badan Sandra tersingkap, membuat payudaranya kini terbuka lebar.

Paha yang mengangkang lebar, buah dada yang amsih sekal meski sudah punya anak satu, dan vagina licin tanpa bulu, merupakan atribut indah di badan Sandra yang tidak dilewatkan Ale. Lidahnya masih bergerak liar di belahan vaginanya yang terus semakin licin dan basah. Tangan Sandra menekan kepala Ale yang rambutnya pendek, dia sangat menikmati jilatan di vaginanya.

“ouh….” badannya meliuk liuk liar

Sekian lama tidak merasakan nikmatnya memek dijilat, embuat Sandra jadi sedikit kesetanan dibuat oleh permainan lidah Ale

“adoh, nikmat banget nyong…..”

Kini pantatnya bergerak dengan otomatis mendorong ke depan saat lidah Ale masuk ke dalam lubang vaginanya

“mo sampai Nyong…..”

Tangannya mendekap kepala Ale dengan sedikit menekan agar posisi lidah Ale terkunci di area klitorisnya

“aough…….”

“augh……”

Dan tidak lama kemudian Sandra berteriak lirih. Pantatnya menekan erat ke kepala Ale, dan vaginanya bagaikan berkedut tiada hentinya, menandakan orgasme yang selama ini dia tunggu akhirnya tiba.

Badan Sandra lemes seketika.

Kedutannya agak mengendur. Dia tersenyum malu melihat Ale yang menyeringai dengan bibir yang basah akibat cumbuannya ke bibir bawah Sandra.

“nih, lap….”

Sandra memberikan handuk agar Ale melap bibirnya dengan handuk yang dia pakai tadi.

Wanita itu lalu mengambil lagi handuknya, dan membungkus tubuh telanjangnya. Dia berlalu ke kamar mandi, karena selangkangannya basah kuyup dengan jilatan Ale dan bercampur dengan cairan kenikmatannya.

Sedangkan Ale masih bingung sambil melirik ke isi celananya yang sudah sangat mengeras. Dia masih mengenakan baju lengkap, dan masih termangu, karena Sandra tiba-tiba meninggalkannya begitu saja barusan.

Tiba-tiba Sandra masuk lagi ke kamar

“sorry….. basah banget tadi, aku cuci dulu…”

“oh oke Ka…”

Ale tersenyum kecut

Sandra kembali tersenyum sambil menggigit bibirnya

“nakal bibirnya, bikin aku keluar….”

Ale menunduk agak malu

Lalu

“lihat dong isinya…..” bisik Sandra

“punya saya?”

“iyalah… kamu udah lihat punya aku kok aku ngga bisa lihat punya kamu?”

Ale tersenyum malu. Dia lalu membuka retsluting celana jins pendeknya, sekalian dengan celana dalamnya. Dan begitu kobra hitamnya keluar, Sandra terpekik kaget melihat ular kobra itu sudah naik dan tegang, dan mengeras.

“gila, gede banget….” komentar Sandra takjub

Bagaimana tidak, kelotnya Ale yang berukuran raksasa itu berdiri tegak dan siap menerjang. Uratnya terukir di batang yang tidak mengendur, malah semakin kokoh saat tangan lembut Sandra membelainya dengan jemarinya

“ayo, Nyong…..”

Sandra langsung telentang kembali. Dia membuka handuknya dan dengan membuka pahanya lebar-lebar, dia pasrah untuk di sodok oleh pentungan sakti Ale.

Melihat tubuh indah terbaring pasrah, batang kelot Ale semakin garang dan siap menerjang jadinya. Dia kemudian merapat ke arah kasur dimana Sandra sudah terbaring menunggu serangan dari Ale.

Ale pun membuka bajunya. Badannya yang hitam legam, otot-ototnya yang terbentuk dengan bagus, membuat Sandra agak bergidik, namun lembah kenikmatannya semakin basah dan serasa geli karena dia sudah tidak sabar untuk disodok oleh pentungan sakti itu.

Dengan lembut Ale lalu meremas perlahan kedua buah dada yang dilengkapi puting kecoklatan muda itu. Remasan yang membuat Sandra mendesah.

Kini tangan Sandra lalu diangkat oleh Ale, dan ketiaknya yang kini licin itu pun jadi sasaran bibir Ale, yang menyusuri indahnya ketiak indah taman hati milik Sandra. Sandra yang kaget dengan serangan Ale, jadi dibuat merintih penuh nikmat, saat lidah nakal itu dengan ganasnya mengendus dan menjilati ketiaknya

“Nyong….gila kamu… geli…..” sambil menggeliat dia mengelus kepala Ale

Kini giliran buah dada Sandra yang jadi sasaran bibir Ale. Buah dada putih dan sekal itu dilumat dan dijilati bergantian, sambil tangannya meremas remas.

“ouh nyong…..”

Bibir Ale dengan rakusnya melumat dan menggigit lembut buah dada Sandra. Harum tubuhnya Sandra membuat Ale makin liar menyusuri setiap inchi dada Sandra. Buah dada montok itu bagaikan jadi mainan baru baginya, dan setiap jilatannya, dia memainkan dengan juluran lidahnya yang membuat wanita itu menggelinjang liar.

Lalu Ale turun ke bagian bawahnya Sandra.

Dari lutut, Ale naik ke paha, lalu naik ke perut yang mulus, dan kemudian mulai menjilati kembali lubang kenikmatan Sandra

“ouh Nyong….. enak banget sih lidah kamu….”

Juluran lidah Ale kembali bermain dan menyusuri bibir vagina Sandra yang terbuka kini. Aroma sabun higenisnya tercium, dan lidah Ale kemabli sekan memporak porandakan vagina yang kini basah kuyup, ditambah dengan jepitan bibir Ale di bagian kelentit Sandra, membuat pantat Sandra kembali bergerak liar tanpa henti.

Suasana kamar sempit yang berukuran 3 x 2,5 meter ini jadi saksi pertarungan kedua anak manusia yang berlainan kulit ini. Ale dengan kulit hitam legamnya, nampak sedang menancapkan bibirnya di bagian selangkangan Sandra, sambil tangannya menggapai buah dada wanita itu yang bergoyang liar.

“masukin Nyong……” pinta Sandra

“ngga kuat aku….”

Ale mengerti, Sandra sudah siap untuk diterjang dengan pentungan ajaibnya.

Ale lalu bangun, memposisikan dirinya diatas badan Sandra.

Dia lalu menggesekkan kepala kontolnya yang berdenyut dan membesar, ke bagian bibir vagina Sandra, sebagai bahan pelicin dan sekaligus memperkenalkan pentungannya agar Sandra tidak kaget saat dia menerobos masuk.

“masukin….”

Ale mengangguk

“pelan-pelan, besar sekali punya kamu…..”

Ale lalu mulai memasukkan batang kelotnya, yang masuk membelah vagina botak licin milik Sandra

Wanita itu terpekik

Meski punya suami dari kawasan timur juga, berbadan legam seperti Ale, namun untuk ukuran perkakas tempur, punya Ale memang berbeda dari milik suaminya. Punya Ale benar-benar besar dan keras, membuat dia agak menahan nyeri saat batang itu masuk.

Urat vagina Sandra bagaikan menjepit dengan erat seluruh batang kelot Ale yang kini tertanam didalam lubang hangat itu.

Ale rebah ke atas pelukan Sandra,dan wanita tu membetot Ale dalam pelukannya, dan dada kasar itu kini bertempelan dengan dada lembut hangat milik Sandra. Keduanya saling berpelukan hangat, dan bagaikan sebuah kombinasi hitam putih saat kedua insan yang berbeda warna kulit itu saling berpelukan.

Sandra kini pasrah dan lupa segalanya, karena kedalaman vagina kini sudah dirambah oleh ganasnya cobra milik Ale

“enak Ka….”

“enak banget….”

Lalu sambil terangah

“pompa Nyong…”

Perlahan Ale mulai memompa dengan teratur. Jepitan yang tadinya peret, kini mulai licin dan lancar diterobos oleh pentungan Ale. Hangatnya isi vagina Sandra membuat kontol Ale kini mulai lancar keluar masuk, meski dirasakan oleh Sandra masih cukup sesak rasanya.

Dada montok Sandra menempel di dada kekar Ale

Mata mereka saling beradu, dari mata sayu Sandra sampai mata liar Ale.

Tanpa dikomando pun kini bibir Ale lalu menyeruput bibir seksi Sandra, yang disambut dengan penuh nafsu oleh wanita itu. Bibir mereka saling bertautan, tanpa memandang kalau ini su tukang angkat bahan bangunan, namun yang ada adalah Ale selaku pria dengan pentungan yang kekar yang ampu mengobrak abrik isi vaginanya

“enak banget Nyong….” suara bergetar dari sandra

Rintihan Sandra dan dengusan suara Ale saling bersahut sahutan. Pelukan erat Sandra sambil menekan pantat Ale, membuat Ale semakin bersemangat untuk menggoyang pinggulnya, memaju mundurkan badannya, sambil menikmati sodokannya ke dalam gua hangat Sandra.

Pelukan erat dan jepitan Sandra membuat Ale semakin sulit untuk menahan dirinya. Dengan cara agar seperti menyerok, Ale lalu menggosok batangnya hingga menggesek bagian itil dari Sandra, yang berteriak lirih menahan nikmat, karena urat keras Ale yang menyenggol bagian kelentitnya, yang membuat dia kembali sulit menahan diri

“ngga kuat aku Nyong…..” rintih Sandra

Ale mendengar itu semakin bersemangat menggoyang, sambil berupaya menahan diri agar tidak jebol duluan, dia memusatkan konsentrasinya untuk tidak kalah duluan.

Sedangkan Sandra yang terus menerus digempur oleh kerasnya kontol Ale, membuat jepitan eratnya bagaikan merangsang semua isi syarafnya, dan sulit bagi dirinya untuk menahan diri. Kontol besar dan kuat, menerobos dan mebolak balikan isi memeknya, memaksa dia untuk sulit mempertahankan bentengnya.

Sambil mencium bibir Ale dengan ganasnya sambil setengah menggigit, dia kemudian meledak untuk kedua kalinya

“gila…..”

“Nyong…..aku mau sampe….”

“nyong…….”

“ough…. augh…… ough…..”

Pelukan erat Sandra sambil menekan dan berteriak, menandakan dia tiba di puncaknya untuk kedua kalianya. Basah kuyup vaginanya kembali, kedutannya membuat kontol Ale pun merasakan jepitannya yang kemudian merenggang sedikit, sesaat setelah orgasmenya tiba

“enak banget Nyong….” tersengal nafasnya Sandra

Ale kemudian dengan cepatnya menggoyang kembali

Sodokannya kini bagaikan tanpa beban

Keluar amsuk dengan lincahnya, sambil bibirnya kembali menyergap bibir dan leher Sandra bergantian

“buang dimana Ka….”

“didalam Nyong….. buang didalam sayang….” Sandra menjawab bagaikan sudah tidak peduli lagi dia

Dan sejurus kemudian Ale berteriak keras

Dia memeluk erat Sandra, dan pantatnya menghujam dengan keras ke vagina Sandra.

Dia merasakan semburan Ale junior berterbangan keluar dari isi kontolnya, memnuhi isi vagina Sandra, yang sudah terbaring lemas dan kelelahan akibat digempur oleh batang kontol perkasa miliknya.

Lemas

Terbaring pasrah

Ale kemudian tidak lama ikut tumbang di samping Sandra, sambil tersenyum lega, karena isi kepala bawahnya sudah lebih enteng, dan cobra hitamnya kini terkulai lemas, karena baru saja mengeluarkan isinya yang kemudian meleleh keluar dari sela-sela vagina Sandra.

Mereka saling berbaring dengan lemasnya

Membayangkan pertempuran yang baru saja usai, melelahkan namun penuh energi dan Sandra benar-benar puas dibuat oleh permainan lidah, bibir dan pentungan hansipnya yang super jumbo dan sakti, yang membuat Sandra bertekuk lutut dua kali di pagi ini, sesuatu yang tidak pernah mampu dilakukan oleh suaminya selama ini, dan hanya Ale yang bisa membuat dia dua kali keluar dalam satu kali pertempuran.



***********************

Waktu menunjukkan pukul 09.10 WIB

Mata Ci Fanny bagaikan hendak keluar saat melihat Ale baru masuk ke dalam pagar toko. Kebot dan Pak Wandi juga sudah ada disana

“dari mana aja lu?” bentak Ci Fanny

Ale kaget, dia tidak menyangka jika Ci Fanny akan datang pagi ini

“dari nagih Ci Boss….”

“nagih apaan?”

“nagih ke Koh Ion…..”

Untung dia masih belum laporan tadi ke Ci Boss sebelum berangkat, jadi ada alasan untuk telat.

Meski Ale sudah aksih alasan, tetap saja Ci Fanny masih emosi

“sampe Pak Bogi wa gue, mau beli tapi toko masih tutup, lu sendiri jam 7 sudah jalan…..” omel sang boss masih berjalan saja.

Ale diam saja, dia memilih untuk segera membuka toko, dan bersiap untuk bekerja. Dengan cepat Ale bergerak, lalu beranjak ke belakang, daripada kena omel oleh Ci Boss nya.

“lu dari mana sih, Black?”

“dari Koh ion….”

“lho, bukannya kemarin sore lu udah dari sana….??” Pak Wandi bertanya curiga

“iya Beh, tapi baru pagi ini dia lunasin….”

“oh ya udah….”

Wandi memakluminya

“lu kan tau Ci Boss, kalo lu ngilang dikit pasti nyap nyap dia….”

“iya Beh….”

Ale menghela nafas panjang. Untung dia segera balik, karena tadinya Sandra masih nahan dan ingin bertempur sekali lagi. Tapi dia ingat tanggung jawabnya, makanya dengan cepat dia berlalu dan kembali ke toko, di mana Ci Boss nya ternyata sudah menunggu dia disana, sedangkan kunci toko Ale yang pegang semua.

Sialan, bisik Ale.

Buat dosa hampir saja gue kegep.

Dada Ale berdebar debar jadinya, meski sensasi bercinta dengan sandra masih terasa di kontolnya. Dia mengakui Sandra termasuk punya memek yang enak dan masih menjepit dengan erat, dan dia berharap bisa kembali bertempur kembali dengan wanita Manado tersebut. Jepitannya bikin dia agak ngilu tadi.

Namun sesaat dia melirik ke arah Ci Boss nya. Udah sekian lama tidak melihat Ci Boss, Ale pun kangen dengan wanita ini. Dengan rok mini, dan kaos hitam ketat, hari ini Ci Fanny sudah kembali segar dan indah dilihat. Pesona sang Ci Boss, sudah kembali sepertinya, dan meski kena omel tadi, Ale tetap saja terpukau oleh Ci Boss nya.



TAPALISI : Terpeleset
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd