Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Kos Nikmat

Status
Please reply by conversation.
Lanjut.....walaupun jd baru....tapi pakem GBHN sebelum nulis cwrita nya tetap ada hu.....hehehhehhwhwh
 
Jam 21:30 kami sudah sampai di kos an. Ina masih terlelap dengan bersandar di bahuku. Aku berhenti di depan kamar Ina. Ku bangunkan ia pelan pelan.

Aku : "Inaaa, udah sampe. Naaa, bangun."
Ina : "Emhhhh massss, ngantuuuk." Pelukannya justru makin erat.
Aku : "Naa, bangun dong sayaang. Udah di depan kamarmu ini."
Ina : "Hoaaaaamhh..." Ina membuka matanya.
Aku : "Yokk turun dulu." Kataku sambil membantu Ina turun dari motor, lalu ku bantu dia jalan menuju kamarnya.
Ina : "Ini mas kuncinya." Ina menyodorkan kunci kamarnya.

Kubukakan pintu kamarnya, lalu ku rebahkan tubuh Ina di kasur.

"Ngantuk kok kaya orang mabok aja kamu Na." kataku dalam hati.

Setelah menidurkan Ina, ku kembalikan motor suami mbak Tia di parkiran. Kemudian ku berjalan menuju kamar mbak Tia, ku bawakan martabak manis untuknya. Saat sampai di depan kamarnya, ku mendengar suara desahan. "Pasti lagi silaturahmi kelamin nih mbak Tia." Ku beranikan mengetuk pintu kamarnya. "Tokk...tokkk..tokk... mbak Tia..." Ku dengar langkah kakinya menuju pintu. Saat pintu terbuka, aku terkejut melihat penampilan mbak Tia. Mengenakan baju tidur tipis tanpa bra, dan celana dalam putih tipis yang menunjukkan bulu kemaluannya yang lebat. Mbak Tia bingung karena aku sempat terdiam.

Tia : "Dion...hei!"
Aku : "Ehh...emmm ini mbak mau balikin kunci motor. Sama ini tadi beli martabak manis buat mbak sama mas Adi." jawabku yang sempat tergugup.
Tia : "Alaaah gausah repot repot gini Dion."
Aku : "Gapapa mbak, makasih banyak ya."
Tia : "Iyaa sama sama Dion. Makasih martabak nya."
Aku : "Siap mbak bos! Dion permisi ya mbak, mau balik kandang hehe.. "
Tia : "Iya Dion."

Entahlah dia sadar atau tidak menyuguhkan pemandangan itu. Akupun berjalan meninggalkan mbak Tia menuju kamarku. Sesampainya di kamar, ku lucuti semua pakainku, berganti dengan kaos oblong tipis dan kolor. Saat tidur aku memang tidak suka memakai celana dalam. Gak bebas aja gitu hehe...

Ku rebahkan tubuhku di kasur. Aku teringat bu Mike, lalu kukirim chat ke dia. "Bu Mikee...Mike Ardilaaaa..." Pesanku langsung di buka. Lalu bu Mike menelponku.

Aku : "Halooo maa..."
Mike : "Maa ? siapa itu Dion?"
Aku : "Cewekku nih, mau ku kenalin ke ibu."
Mike : "Ohhh."
Aku : "Cielaaaaahhh capacih ni ngambek ngambekkkkkk. Dion kan iseng manggil bu Mike mama. Katanya dah kaya anak sendiri. hihi"
Mike : "Hihhh ngeselin yaaa Dion."
Aku : "Heheee makanya rileks dong mah. Masih di luar nih?"
Mike : "Iyaa lagi ketemu sama temen ini. Kamu kok bentaran doang keluar sama Ina?"
Aku : "Iyanih mah, dia capek katanya. Orang tadi aja dia tidur di motor."
Mike : "Hayoooo gak kamu apa apain kan Dion?"
Aku : "Enggak lah maaah, kalo mau apa apain Ina ya mendingan tadi gausah chat mamah. haha.."
Mike : "Iya juga ya. Hehehee...."
Aku : "Yaudah ibu lanjut sama temennya dulu aja, gaenak masa malah ditinggal telfon."
Mike : "Ibu apa mamah sih Dion?"
Aku : "Sama ajaaaaa. Dasar emak emak." ledekku.
Mike : "Hih malah kurang ajar." tuut...tuuttttt..tutt..
Aku : "Yeeuuu dimatiin."

Aku bangkit dari tidurku, tampungan air seni ku sudah penuh. Ku berjalan menuju kamar mandi, lagi lagi ku dengar suara desahan di kamar mbak Tia.

"Hmm masih arisan rupanya, dikocok terus."

Selesai dari kamar mandi, tak sengaja ku menendang ember. Dengan cuek ku berjalan ke kamarku. Tak terdengar lagi desahan dari kamar mbak Tia. Mungkin arisannya selesai. Tiba tiba mbak Tia keluar dan memanggilku.

Tia : "Mas Dion tadi suara apa ya?"
Aku : "Itu, ember mbak ketendang sama Dion tadi. hehe... maaf ya."
Tia : "Oh kirain ada apaa, sampe kaget mbak."
Aku : "Maaf ya mbak."
Tia : "Iya Dion gapapa, mbak cuma takut ada apa apa."
Aku : "Kalo ada apa apa biar Dion mbak. Hihi..."
Tia : "Alaaaah kamu ini Dion, bisa aja."
Aku: "Hehe..Dion ke kamar dulu ya mbak."
Tia : "Iya Dion."

Sesampainya di kamar ku mendapati chat dari bu Mike.


Pemanasan setelah baca ulang dari awal.
Susahnyaa lanjutin cerita kalo udah ngawang gini.
Sekiranya tidak menarik perhatian, sa mau lock thread "Kos Nikmat". Lalu nulis judul baru.
Punya koleksi cewek yg sebenernya bisa di post di Gambar IGO tapi kok enak diangkat jadi cerita baru.
Gimana suhu ?
Terusin ceritanya, suhu. Kalo gambar IGO mah biasa
 
Jam 21:30 kami sudah sampai di kos an. Ina masih terlelap dengan bersandar di bahuku. Aku berhenti di depan kamar Ina. Ku bangunkan ia pelan pelan.

Aku : "Inaaa, udah sampe. Naaa, bangun."
Ina : "Emhhhh massss, ngantuuuk." Pelukannya justru makin erat.
Aku : "Naa, bangun dong sayaang. Udah di depan kamarmu ini."
Ina : "Hoaaaaamhh..." Ina membuka matanya.
Aku : "Yokk turun dulu." Kataku sambil membantu Ina turun dari motor, lalu ku bantu dia jalan menuju kamarnya.
Ina : "Ini mas kuncinya." Ina menyodorkan kunci kamarnya.

Kubukakan pintu kamarnya, lalu ku rebahkan tubuh Ina di kasur.

"Ngantuk kok kaya orang mabok aja kamu Na." kataku dalam hati.

Setelah menidurkan Ina, ku kembalikan motor suami mbak Tia di parkiran. Kemudian ku berjalan menuju kamar mbak Tia, ku bawakan martabak manis untuknya. Saat sampai di depan kamarnya, ku mendengar suara desahan. "Pasti lagi silaturahmi kelamin nih mbak Tia." Ku beranikan mengetuk pintu kamarnya. "Tokk...tokkk..tokk... mbak Tia..." Ku dengar langkah kakinya menuju pintu. Saat pintu terbuka, aku terkejut melihat penampilan mbak Tia. Mengenakan baju tidur tipis tanpa bra, dan celana dalam putih tipis yang menunjukkan bulu kemaluannya yang lebat. Mbak Tia bingung karena aku sempat terdiam.

Tia : "Dion...hei!"
Aku : "Ehh...emmm ini mbak mau balikin kunci motor. Sama ini tadi beli martabak manis buat mbak sama mas Adi." jawabku yang sempat tergugup.
Tia : "Alaaah gausah repot repot gini Dion."
Aku : "Gapapa mbak, makasih banyak ya."
Tia : "Iyaa sama sama Dion. Makasih martabak nya."
Aku : "Siap mbak bos! Dion permisi ya mbak, mau balik kandang hehe.. "
Tia : "Iya Dion."

Entahlah dia sadar atau tidak menyuguhkan pemandangan itu. Akupun berjalan meninggalkan mbak Tia menuju kamarku. Sesampainya di kamar, ku lucuti semua pakainku, berganti dengan kaos oblong tipis dan kolor. Saat tidur aku memang tidak suka memakai celana dalam. Gak bebas aja gitu hehe...

Ku rebahkan tubuhku di kasur. Aku teringat bu Mike, lalu kukirim chat ke dia. "Bu Mikee...Mike Ardilaaaa..." Pesanku langsung di buka. Lalu bu Mike menelponku.

Aku : "Halooo maa..."
Mike : "Maa ? siapa itu Dion?"
Aku : "Cewekku nih, mau ku kenalin ke ibu."
Mike : "Ohhh."
Aku : "Cielaaaaahhh capacih ni ngambek ngambekkkkkk. Dion kan iseng manggil bu Mike mama. Katanya dah kaya anak sendiri. hihi"
Mike : "Hihhh ngeselin yaaa Dion."
Aku : "Heheee makanya rileks dong mah. Masih di luar nih?"
Mike : "Iyaa lagi ketemu sama temen ini. Kamu kok bentaran doang keluar sama Ina?"
Aku : "Iyanih mah, dia capek katanya. Orang tadi aja dia tidur di motor."
Mike : "Hayoooo gak kamu apa apain kan Dion?"
Aku : "Enggak lah maaah, kalo mau apa apain Ina ya mendingan tadi gausah chat mamah. haha.."
Mike : "Iya juga ya. Hehehee...."
Aku : "Yaudah ibu lanjut sama temennya dulu aja, gaenak masa malah ditinggal telfon."
Mike : "Ibu apa mamah sih Dion?"
Aku : "Sama ajaaaaa. Dasar emak emak." ledekku.
Mike : "Hih malah kurang ajar." tuut...tuuttttt..tutt..
Aku : "Yeeuuu dimatiin."

Aku bangkit dari tidurku, tampungan air seni ku sudah penuh. Ku berjalan menuju kamar mandi, lagi lagi ku dengar suara desahan di kamar mbak Tia.

"Hmm masih arisan rupanya, dikocok terus."

Selesai dari kamar mandi, tak sengaja ku menendang ember. Dengan cuek ku berjalan ke kamarku. Tak terdengar lagi desahan dari kamar mbak Tia. Mungkin arisannya selesai. Tiba tiba mbak Tia keluar dan memanggilku.

Tia : "Mas Dion tadi suara apa ya?"
Aku : "Itu, ember mbak ketendang sama Dion tadi. hehe... maaf ya."
Tia : "Oh kirain ada apaa, sampe kaget mbak."
Aku : "Maaf ya mbak."
Tia : "Iya Dion gapapa, mbak cuma takut ada apa apa."
Aku : "Kalo ada apa apa biar Dion mbak. Hihi..."
Tia : "Alaaaah kamu ini Dion, bisa aja."
Aku: "Hehe..Dion ke kamar dulu ya mbak."
Tia : "Iya Dion."

Sesampainya di kamar ku mendapati chat dari bu Mike.


Pemanasan setelah baca ulang dari awal.
Susahnyaa lanjutin cerita kalo udah ngawang gini.
Sekiranya tidak menarik perhatian, sa mau lock thread "Kos Nikmat". Lalu nulis judul baru.
Punya koleksi cewek yg sebenernya bisa di post di Gambar IGO tapi kok enak diangkat jadi cerita baru.
Gimana suhu ?
lanjutin label tamat hm
 
Lanjuuut.....


Kejadian pagi tadi lumayan mengganggu pikiranku saat bekerja. Tapi akhirnya pekerjaan ku selesai, aku bisa pulang lebih awal. Dan hari ini merupakan hari gajian pertama dari kantorku. "Pagi dikasih pemandangan dan vitamin dari mbak Lilis, di kantor aku terima gaji." syukurku dalam hati.

Jam 2 siang aku sudah berada di kos, karena memang sudah tidak ada kerjaan di kantor. Saat sedang tiduran, aku terbayang kejadian orgasme mbak Lilis lagi. Bentuk tubuhnya, suara desahannya, ekspresi saat dia muncrat, semua ada di pikiranku. Tak terasa kontolku bangun dari tidurnya, ingin berontak "bebaskan akuuuuuu" mungkin gitu hehe...

Aku membayangkan bahwa aku yang memuaskan mbak Lilis saat mandi. Menyiram halus tubuh seksi nya dengan air yang dingin, menggosok lembut tubuhnya dengan sabun, merapatkan tubuh kami berdua, memanjakannya dengan halus, menikmati semburan dari vaginanya.

"Aaaaaahhhh..... mbak Lilisss........."
Crotttt...crootttt.....crotttttt......

Menyemburlah sperma dari kontolku ~

Setelah membersihkan semuanya aku kembali ke kasur, dan ternyata aku tertidur dalam keadaan bugil.

Aku terbangun jam 5 sore, tidak nyaman, seperti ada yang mengintipku di jendela. Dan aku kaget karena selama aku onani dan membayangkan mbak Lilis hingga aku tertidur aku lupa menutup gorden jendela kamarku. Aku berusaha acuh soal itu. Aku berpikir "kalau mbak Lilis lihat ya brarti 1-1 , kalo orang lain yang lihat yaaaa.......anggap saja rejeki mereka hehee..."

Lalu aku memutuskan untuk mandi. Ku lihat semua penghuni kos sedang di kamarnya, menjelang maghrib biasanya seperti itu. Di depan kamar mandi ku bertemu Ina yang baru saja selesai mandi dengan celana gemes (hot pants) dan tangtop pinknya. Aku tidak melihat tali bra di bahunya, mungkin dia gak pake. Tubuhnya menghipnotis mataku, kupandangi dari ujung kaki hingga kepala. Sampai tiba tiba Ina mengagetkanku dengan cubitannya di lenganku.

Ina : "Hei, mas Dion liatin apasih sampe ngelamun gitu?"
Aku : "Eh..ngggg....nggak kok Ina." jawabku gugup dan malu.
Ina : "Hayo mas Dion liatin body Ina ya? Mas Dion suka ya?" Godanya padaku.
Aku : "Ya suka lah, kucing dikasih ikan asin pasti mau Na. hahaha..." Jawabku asal.
Ina : "Dasar mas Dion mesum." Ina memukul perutku.
Aku : "Becanda Na. hehe.."
Ina : "Males ah sama mas Dion mesum" Katanya sambil cemberut.
Aku : "Iya iya sorry Ina cantik. Nanti abis mandi ku traktir makan deh, sebagai permohonan maaf, sekalian traktir Ina karena aku hari ini gajian. Wanna?"
Ina : "Kalo urusan di traktir sih Ina mau mas, tapi kalo soal maaf liat nanti nraktir makan apa dulu. haha.." Kata Ina sambil berjalan meninggalkanku.
Aku : "Ajak mbak Lilis juga ya Ina cantik." suruhku setengah teriak.
Ina : "Oke bos"

Setelah itu akupun mandi~
Kucing masang umpan 😂
 
Setelah kejadian itu, aku dan Lilis menjalani hari hari biasa, tidak ada yang berubah. Kupikir dia cukup dewasa karena kami saling membutuhkan. Bukan untuk perasaan, tapi untuk kepuasan yang lama di rindukan. Entahlah malam itu ada yang tahu tentang hubungan badan kami atau tidak. Ina yang kamarnya bersebelahan denganku pun biasa saja. Tetap centil seperti biasa.

Suatu sore saat aku pulang kerja, ku melihat Ina dan Lilis sedang berbincang. Ku menghampiri mereka.

Aku : "Hai nona nona cantik." Godaku pada mereka.
Ina : " Ishhh apasih mas Dion."
Lilis : " Tauk tuh, ganjen amat."
Aku : "Dih kok jadi galak galak gini. Ada apa sih?"
Ina : "Ini mas, mbak Lilis mau pulang ke rumahnya. Mamanya sakit. Terus mbak Lilis bingung mau pulang.
Aku : "Aduhh, sorry. Terus, kamu pulang naik apa Lis?"
Lilis : "Gatau, bingung. Uang ku tinggal untuk kebutuhan sehari hari disini, selain itu ku kirimkan untuk keluarga."
Aku : "Emmmm, mobilnya bu Mike kan banyak tuh, coba aja pinjem. Nanti aku yang anterin."
Ina : "Emang bu Mike mau kasih pinjem mobilnya mas ?"
Aku : "Ya gatauuu cantikkk, kan bisa tanya dulu."
Lilis : "Gausah aah, gak enak akunya."
Aku : "Udaaah, nanti aku yang tanya. Sekarang mau mandi dolooook."

Malamnya aku berusaha menghubungi bu Mike untuk meminjam mobilnya. Telfonku langsung di angkat oleh bu Mike. "Cepet amat kaya customer service provider." batinku.

Aku : "Malam bu Mike, boleh mengganggu waktunya sebentar ?"
Mike : "Iya malam juga Dion. Ada apa tumben telfon?"
Aku : "Ini bu......

Aku menjelaskan semua maslah yang di hadapi Lilis.

Mike : "Kebetulan, saya besok siang juga ada keperluan di daerah dekat dekat rumah Lilis. Gimana kalo bareng aja?"
Aku : "Kalo gitu mending saya yang setirin bu. Besok saya bisa ijin karena kerjaan saya udah selesai. Saya juga gabisa kalo ngebiarin ibu nyetir sendiri, apalagi perjalanan jauh, 3 jam loh bu."
Mike : "Aah beruntungnya, jadi gapapa nih Dion nganterin ibu sama Lilis?"
Aku : "Gapapa bu, ada Dion semua lancar. Hehe..."
Mike : "Alaaah kamu ini Dion. Yaudah besok pagi ibu ke kos ya, jam 8 harus siap."
Aku : "Siap bu bos!!" jawabku semangat karena bisa lama lama melihat bu Mike yang cantik hehe. "Yaudah bu, aku kasih tau ke Lilis dulu ya."
Mike : "Iya sudah, kasih tau Lilis."
Aku : "Makasih bu Mike yang cantik. Selamat malam."

Aku yang panik segera menutup telepon karena tanpa sengaja memanggil bu Mike cantik. "Aah semoga dia tidak mendengarnya." tenangku dalam hati.

Lalu aku keluar kamar, mengajak Ina untuk ke kamar Lilis.

"Tok...tok...tokkk. Inaa, Ina ina di dindiiiiing....."
Ina membukakakn pintu kamarnya.

Ina : "Ishh apasih mas Dion, kok jadi ina ina di dinding. Itukan cicaaaaaaak." katanya sambil cemberut.
Aku : "Hehe becandaaaa. Yok ke kamar Lilis."
Ina : "Emang ada apa mas?"
Aku : "Udaah ayok ah. Ganti dulu celanamu. Mentang mentang paha mulus terus di pamerin." Saat itu Ina mengenakan celana tidur yang sangat pendek.
Ina : "Hiiiihh mas Dion bikin kesel nih. Mata jelalatan amat gabisa liat yang bening bening."
Aku : "Siapa suruh di pamerin. Jadi rejeki ku dong hehe. Udah ah buruan kutunggu di kamar Lilis."

Aku meninggalkan Ina yang sedang ganti celana dan menuju kamar Lilis. Ku ketuk pintu kamarnya.

"Tok..tokk..tookkk. Lilis cantiiikkk."

Lilis : "Aah pasti Dion, aku gak mau di ganggu dulu."
Aku : "Aaah masa ? bukain dong, penting ini penting Lis. Penting beliung."
Ina : "Kenapa mas ? mbak Lilis gak di kamar?" tanyanya saat menghampiriku.
Aku : "Gamau bukain pintu nih mbak kamu. Katanya lagi gak mau di ganggu."
Ina : "Mbak ini Ina, bukain dong"

Ku mendengar suara langkah dari dalam menuju pintu. Ternyata kalau Ina yang minta langsung dibuka. Tampak Lilis sedang sedih, mungkin memikirkan mamanya. Akupun terdiam, berjalan masuk mengikuti Ina dan Lilis. Lalu aku menyampaikan obrolan ku dengan bu Mike di telepon tadi, agar Lilis bisa segera pulang dan tidak murung memikirkan mamanya. Lilis kaget, sepertinya senang.

Lilis : "Beneran bu Mike mau?"
Aku : "Iya beneraaaaan, jadi sekarang kamu beresin barang barang yang mau kamu bawa. Aku bantuin deh sama Ina"
Lilis : "Seriussss ?"
Aku : "Gak percaya amat sihhhhh"
Ina : "Aduhh kok Ina capek yaaa, ngantuk bangettt. Ina balik ke kamar yaaa?"
Aku : "Hai nona jangan pergi dulu." kataku sambil menarik celana trainningnya saat ia hendak berdiri. Saat ku tarik, ternyata bagian pinggangnya turun sampai ke bagian paha, memperlihatkan celana dalam Ina yang berwarna ungu.
Ina : "Mas Dioooonnnn!!" bentaknya sambil memukul kepalaku
Aku : "Aww kasaaar. Kan gak sengaja Inaaaaaa."
Ina : "Bodo!!!"

Ina tidak mungkin marah walaupun membentakku. Karena dia memang suka jadi bahan olokanku dan Lilis hehe .

Lilis : "Udah ah, malah pada ribut. Jadi bantuin gak nih?"
Aku : "Siap laksanakan bu bos!!"
Ina : "Mas Dion tuh mbak, awas ajaaa!!"
Aku : "Gak denger."
Ina : "Amin budeg. mampooss!!"

Lalu aku dan Ina membantu Lilis mengemasi barang barang yang akan dibawa. Selesai itu kami kembali ke kamar masing masing dan beristirahat.

Jam 6 pagi ku terbangun. Aku keluar kamar, sepi sekali. Belum ada aktivitas dari ke dua perempuan cantik ku. Akupun membangunkan mereka.

"Tok....tok....toookkk.. Ina bangun, udah jam 6 nih."
"Emmhhh iyaaaa." ku dengar suaranya menyaut. Lalu ke kamar Lilis.

"Tokkk...tokk...tokk...Lilis bangun."
"Iya Dion, udah bangun kok. Masuk aja." Ehh pagi pagi udah suruh masuk aja sama Lilis. Hihi...

Ku lihat Lilis sedang jongkok mengemasi barang bawaannya. Terlihat belahan dada mengintip dibalik kaosnya. Namun kupikir ini bukan waktu yang tepat. Aku ingin Lilis segera menemui keluarganya dan menemani ibunya.

Aku terdiam melamun membayangkan Lilis yang begitu sayang dengan keluarganya. Tiba tiba dia memelukku, mengucapkan terimakasih karena telah membantunya.

Lilis : "Makasih banyak ya Dion."
Aku : "Udah Lis gapapa, aku seneng kok bisa bantu kamu. Jangan sedih lagi, hari ini kamu bisa berkumpul di rumah dengan keluargamu, nemenin mama kamu. Selalu berdoa yang terbaik ya untuk kesembuhan mamamu."

Lilis semakin erat memelukku, meneteskan air matanya. "Makasih banyak Dion, makasih."

"Udah dong, masa jadi nangis gini." Cupcuuuuuuppp.. "Loh kok jadi manggil ucup." candaku menghiburnya.

"Ih Dionnn..."

Lilis tersenyum, lalu tiba tiba mencium pipi kananku. "muahhhh"

"Udah ah mau mandi Lis, kamu pagi pagi dah enak menang banyak nyium pipi. Hahaha..."

Keluar dari kamar Lilis ku melihat Ina setengah berlalri menuju kamarnya, mungkin kedinginan. Aku iseng aja godain dia.

"Inaa, celana mu jatoh." kataku sambil menunjuk lantai di bawahnya. Ina menundukkan kepala mencari celananya.

"Hihhh auk ah mas Dion." katanya kesal karena ku kerjain.

Ina masuk kamar, dan aku segera mandi.....

Hayoo, kira kira mau yang mana nihhhhh? 😂
Pasti si tante mike
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd