Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kost Delima

Status
Please reply by conversation.

regumlunox

Suka Semprot
Daftar
27 Sep 2018
Post
15
Like diterima
13
Bimabet
Bagian Satu — Dita



Sudah dua bulan semenjak aku pindah ke kosan baru ini. Tempatnya yang dipenuhi tanaman hias bikin suasananya asri dan udaranya segar. Kebetulan kamarku yang ada di lantai 3 berhadapan sama pohon rambutan tua yang rindang, jadi kalau tiap pagi aku selalu dapet suplai oksigen terbaik yang bikin otakku selalu fresh. Aku jadi makin nyaman tinggal disini.

Waktu awal pindah, Ibu kost bilang kalau kamar yang tersisa waktu itu cuma yang di pojok, di lantai 3. Beliau agak sungkan nawarin aku kamar itu, karena pasti akan repot banget untuk bawa barang-barang aku kesana. Maksudnya, naik-turun tangga berkali-kali untuk masukin barang pasti bikin mager. Tapi aku sih ga masalah, karena aku pakai jasa pindah rumah yang sekaligus bawa barang-barang pindahan ke tempat baru.

Nama bangunan ini adalah Kost Delima. Kosan ini berkonsep bangunan kontrakan yang tiap lantainya punya lima kamar. Ada banyak tanaman hias di pekarangan kosan, yang bikin suasana sekitarnya jadi adem dan teduh. Khusus di pojok, ada satu pohon rambutan tua yang tinggi banget hingga sampai ke depan kamarku. Oh iya, karena kamarnya cuma sepetak, makanya harga sewanya murah. Tapi ada kamar mandi bersama di tiap lantai, dapur umum dan ruang tamu serbaguna di lantai dasar. Selama ini para penghuni kosan cukup tertib dalam menggunakan fasilitas kos, jadi aku ga masalah dengan sistem pakai fasilitas bersama ini.

Eh... aku lupa kenalin diri. Namaku Dita. Aku mahasiswi baru di salah satu perguruan swasta di daerah selatan Ibukota. Ini bukan pengalaman ngekos pertama bagiku, karena aku udah biasa tinggal sendiri semenjak SMA. Tapi berhubung kosan lamaku dengan kampus lumayan jauh, jadi aku mutusin untuk pindah kosan. Untungnya, aku ketemu kosan yang dekat dari kampus tapi harganya murah. Yah... meski fasilitasnya dipakai bareng-bareng dan kosannya campur gender sih.

"Eh Neng Dita udah rapih aja pagi-pagi, mau ngampus ya?"

Aku menengok ke si penanya. Namanya Masduki, tetangga sebelah kamarku. Dia yang paling sering papasan denganku tiap pagi, karena kami punya jadwal yang sama. Aku kuliah pagi, dan Mas Duki yang karyawan swasta ini selalu kebagian shift pagi juga. Aku panggil dia Mas Duki, karena kalau tambahin 'mas' di depan namanya jadi aneh sebutnya. Mas Masduki, ga enak banget.

"Iyalah Mas, kayak biasa. Kapan sih aku rapih gini ke tempat selain kampus," balasku sambil ketawa.

Pandangan Mas Duki berhenti sebentar di dadaku, yang untungnya, berhasil kusadari. Aku buru-buru rapetin zipper hoodieku buat nutupin bagian yang terlalu menyembul itu, meski ga begitu menolong sih. Sadar kalau ketahuan mandangin dadaku, Mas Duki langsung pamit turun. "Makin gede aja tiap hari," adalah gumaman darinya, yang meski pelan, tapi masih bisa kudengar.

Bukan salah Mas Duki juga kalau dia bisa salah fokus ke dadaku. Aku emang terberkati dengan buah dada besar. Cup bra ku saja F. Dengan ukuran sebesar ini, aku kesulitan pakai baju karena tiap baju yang kupakai selalu membuat buah dadaku tercetak jelas. Meski udah kusiasati lewat baju-baju longgar atau gombrong, tapi bagian dadaku selalu nampak lekukannya.

Selain buah dada ukuran F, aku juga punya pantat yang bulat dan sekal. Bentuk tubuhku sebenarnya semok, tapi pendek. Perutku sih rata, tapi lingkar perutnya memang agak lebar, untungnya karena hal ini membuat bentuk tubuhku jadi proposional. Apalagi ditunjang kulitku yang lumayan putih, karena aku memang jarang keluar rumah dan pakai baju terbuka.

Tipe wajahku juga baby face, jadi selalu kelihatan imut-imut, apalagi kalau senyum. Alisku tebal, membingkai mataku yang bulat—tapi sayang aku pakai kacamata karena minusku sudah parah. Hidungku lumayan mancung, berada di antara pipiku yang bulat. Oh iya, wajahku mulus loh. Orang selalu tanya aku pakai skin care apa, tapi bener deh ini alami. Aku cuma perawatan sabun muka aja kok, sama sering pakai masker kalau pergi.

Bukan maksudnya ge'er sih, tapi dengan semua berkah fisik ini, aku jadi salah satu mahasiswi baru favorit di kampus, apalagi di lingkungan kosan. Tapi untungnya ga pernah ada yang kurang ajar sama aku, atau belum?

Ya jangan sampe dong.

•••

Hari ini kegiatan ngampus lebih capek dari biasanya. Baru semester satu, tapi udah banyak tugas yang harus dikerjain. Hari ini aja, tiga mata kuliahku punya tugas baru yang harus diserahin minggu depan. Kupikir kuliah di universitas swasta itu bisa lebih santai, tapi kayaknya aku salah pilih kampus. Di kampusku, tugas-tugas itu datangnya ngebut, dan deadlinenya juga nyeremin. Kehidupan SMA yang penuh PR itu ga ada apa-apanya dengan ini, huuu...

Aku buru-buru buka pintu kamar, lalu masuk dan tutup pintu rapat-rapat. Ga lupa kukunci juga. Kepalaku udah berat dan penat sama tugas, dan aku butuh sesuatu untuk lepasin tensi yang tinggi ini. Buru-buru aku lepas jaket, buka baju dan celana hingga cuma daleman aja yang melekat di tubuh. Terus aku rebahan di kasur, renggangin badan biar rileks, baru deh meluk guling.

Jadi, mari kuberitahu sedikit rahasiaku, yang bahkan ga pernah ada seorang pun yang tau. Dari SD, aku memang terkenal rajin belajar dan selalu jadi juara kelas. Nilai-nilaiku ga pernah dibawah sembilan. Aku juga selalu berusaha keras pertahanin nilai dan prestasiku, jadi keluargaku bisa terus bangga kepadaku. Tapi semua effort itu ternyata bebanin aku. Stressku menumpuk, dan ini jadi masalah besar yang berjangka panjang. Di sisi lain, aku makin terbebani karena harus selalu bersikap baik ke semua orang demi menjaga citraku yang dikenal sebagai anak baik-baik. Makin mengendaplah bebanku.

Lalu suatu hari pas akhir kelas tiga SMP, aku ga sengaja baca artikel khusus perempuan. Isinya tentang menangani stress berlebihan berikut cara-caranya, seperti meditasi, liburan, dan masturbasi. Entah kenapa, aku malah tertarik ke cara terakhir ini. Di artikel disebut kalau masturbasi punya efek positif untuk melepas stress. Ya gitu, akhirnya aku riset soal teknik dan cara masturbasi yang sesuai dengan kondisiku saat itu—dan masih berlaku untuk sekarang, tentu.

Dengan posisi menyamping sambil pelukin bantal, pahaku mulai mengapit bantal sampai menempel di selangkangan. Sengaja kutekan-tekan selangkanganku lebih intens lagi supaya lebih terasa. Setelah dirasa pas posisinya dengan pussyku, aku mulai menggesek-gesekkan pussyku sendiri ke bantal, yang langsung menimbulkan perasaan geli tapi enak. Makin kugesek, rasanya makin nikmat. Aku ngerasain kalau bantalnya menggesek tepat di klitorisku, yang meski masih ketutupan celana dalam, tapi masih terasa geli-geli enak gitu.

"Ahh... enak banget sih... nagih banget uuhh..."

Beberapa sesi masturbasi terakhir, aku mulai berimprovisasi. Dengan merangsang buah dadaku sambil gesek-gesek bantal, bikin aku sadar kalau nikmatnya jadi bertambah berkali-kali lipat. Aku ngeremesin buah dadaku sendiri, gantian kiri dan kanan. Wahhh, desahanku jadi makin binal. Apalagi pas putingnya aku mainin, rasa gelinya menjalar ke seluruh tubuh loh!

"Oohh... yaahhh... enak sshh... terus... enakin terus..."

Merangsang diri sendiri bikin aku makin semangat. Gesekan bantalku makin liar, seiring makin hebatnya rangsangan yang aku dapet hingga ke ubun-ubun. Kulitku jadi licin gara-gara keringet yang banjir di sekujur badan. Aku merasa makin panas, makin gerah. Langsung deh aku bangun terus lepasin semua daleman, jadi sekarang telanjang di atas kasur. Dengan posisi duduk di kasur, kakiku melipat ke belakang dan selangkangan yang menduduki guling. Aku gesek-gesek lagi pussyku sambil ngeremesin sprei dan guling, dan tanganku suka nakal remes-remes dada sendiri. Kalau lagi begini, aku jadi suka gemes sama toketku. Gede dan kenyal, tapi keras pas lagi terangsang gini.

Tapi kali ini, aku mau coba hal baru. Tanganku neken toket kiriku ke atas, dan mukaku menunduk supaya mulutku bisa ngejangkau putingku yang udah keras banget ini. Uuuhh... dapet! Aku ngemut puting sendiri! Ternyata bisa kalau dicoba uuhhh...

"Hmmm... enn... uuhhh... mmmhh... slluurrpp... oohh, gini rasanya netek, ahh aeemm... mmmhhh..."

Sambil ngemut, lidahku muter-muter di sekitar puting, bikin aku makin menggelinjang keenakan. Pas aku isep putingnya kuat-kuat, justru bikin aku terangsang lebih hebat lagi. Gila sih ini, kalau tau rasanya enak banget, aku dari dulu deh masturbasi setotal ini! Puas sama yang kiri, sekarang gantian yang kanan. Netek toket sendiri sambil gesekin pussy ke guling itu rangsangan paling gila yang pernah aku rasaian, sumpah!

Rangsangan demi rangsangan yang aku terima bikin aku makin deket ke klimaks. Gerakan pinggulku makin liar dan cepet, sambil kedua tetekku makin buas aku eksploitasi. Desahan-desahan binal ga kuasa keluar dari sela bibir yang lagi sibuk ngisepin puting. Di bawah sana, aku ngerasain kalau gulingku jadi licin. Ahhh... ini pasti gara-gara pussy aku udah basah banget. Puncaknya, pas aku ngeliat pantulan diri di cermin lemari yang nunjukin badanku yang mengkilap berlumuran keringat dan gerakan binalku yang kesannya seksi banget ini, bikin aku narsis banget dan bangga sama diriku sendiri. Rasa narsis ini justru nge-boost birahiku sampai...

"Ahhh, ahhh, ahhh, sampe... dikit lagi... iyahhh, sedikit lagiiihhh... ooohhh, aku... aku... yahh, yahh, iyaahhh... nngghhhaaaaahhhhh... eennn——aaaaakkkkkhhh...!!!"

Badanku gemetar hebat pas aku neken pussyku kuat-kuat ke guling, disusul membentuk liukan ke belakang macam busur. Mukaku mendongak, mataku menegang hingga hanya kelihatan bagian putihnya. Bibirku menganga lebar, air liur menetes dari sisi. Aku melenguh panjang hingga kedengaran ke seisi kamar. Badai orgasme yang aku rasain kali ini begitu hebat sampai bikin aku menggila dalam nikmatnya sensasi sextacy. Begitu orgasmeku selesai, badanku langsung ambruk ke kasur. Napasku tersengal, keringat membanjir deras di sekujur tubuh. Tapi di sela kepayahan badanku sehabis orgasme, aku tersenyum lebar. Aku bahagia! Ini masturbasi paling enak yang pernah aku rasain!

Aku lega banget. Kepalaku terasa enteng sekarang. Saking entengnya, aku sampai membiarkan rasa ngantuk yang perlahan merayap untuk mengambil kesadaranku, pelan dan pasti.

Saat nafasku mulai stabil, aku sudah ga bisa apa-apa lagi. Yang ada cuma gelap, dan aku ngantuk banget. Aku lelah, dan aku mau tidur.

Tapi saat kesadaranku hampir menghilang, sayup-sayup kudengar bisikan pelan yang terasa begitu dekat di telinga. "Makanan baru... yang ini lebih lezat... dari yang kemarin...."

Lalu aku ga ingat apa-apa. Lagi.

•••

Aku kebangun oleh suara ketukan jendela dari luar. Buru-buru kulihat jam. Waw, sekarang sudah jam 11 malam! Aku ga ingat jam berapa aku tidur, tapi aku pulang kuliah itu sore, terus aku ngelakuin 'itu'... yah paling ga lama dari pas pulang. Terus aku kaget dong, ternyata tidur lama banget dari sore.

Aku pakai lagi dalemanku, lalu kaus dan celana. Kubuka tirai jendela, mau tau siapa sih yang iseng ketuk-ketuk malam begini. Tapi begitu kusibak tirai, aku ga nemu apa-apa. Di luar kosong, ga ada siapa-siapa. Aku masih penasaran kan ya, jadi aku buka pintu aja untuk liat keadaan di luar. Pas baru buka pintu... tiba-tiba ada angin kencang berhembus menerpaku. Aku spontan kaget, dan badanku refleks menggigil. Anginnya dingin banget! Dingin yang sampai menusuk ke tulang gitu.

Sehabis diterpa angin misterius itu, bulu-bulu halus di sekujur tubuhku tiba-tiba meremang. Untuk alasan yang aku sendiri ga ngerti, aku spontan merinding. Instingku buru-buru bilang untuk tutup pintu, dan langsung aku lakuin. Perasaanku tiba-tiba ga enak, ih.

Tapi sebelum pintu menutup sempurna, sekilas mataku nangkep gerakan ganjil dari beberapa ranting pohon rambutan tua yang tumbuh berdekatan, seakan menjadi bagian terpisah dari formasi pohon besar itu. Bagian ranting itu melambai pelan, bergerak-gerak begitu ganjil. Setelah kembali mengisolasi diri di kamar, aku berusaha tenang dan berpikir kalau ranting-ranting itu bergerak karena angin kencang tadi.

Tapi aku baru sadar, kalau ranting-ranting itu bergerak sendiri, seakan... mereka hidup. Sementara bagian pohon lain tetap diam. Hanya diam.

Tiba-tiba, aku merinding lagi.
 
Terakhir diubah:
Coba-coba bikin cerita tentang kosan, semoga bisa jadi salah satu bacaan alternatif di subforum cerbung ini. Ku menunggu komentar, kritik dan sarannya ya kak...

Semoga suka...
 
Bimabet
Bagian Dua — Dita

Beberapa hari berturut-turut, aku selalu mimpi aneh. Umm... mimpi anehnya ini gimana ya jelasinnya? Pokoknya mimpiku temanya sama, dan berseri kayak cerita bersambung. Jadi akhir di mimpi pertama, anehnya berlanjut di mimpi saat hari selanjutnya. Ini ganggu pikiranku sih. Soalnya, ga tau kenapa, aku merasa ada yang ganjil tentang mimpi berseri ini.

Di mimpi pertama, aku ada di depan gerbang kosan. Di sebelahku ada laki-laki yang berdiri deket banget, malah sampai kulit lengannya bersentuhan dengan bahuku. Si laki-laki ini perawakannya tinggi, tegap dan kekar. Anehnya, wajahnya keliatan samar gitu.

Laki-laki ini ngajak aku masuk ke dalem bangunan kost, dan di mimpi itu, kosan Delima kayak tempat asing buatku. Pas ngelewatin pekarangan, di kiri dan kanan kami berdiri banyak orang, laki-laki dan perempuan. Anehnya, mereka diem aja gitu. Cuma ngeliatin kami lewatin mereka. Terus mimpinya abis, dan aku bangun pagi harinya dengan badan banjir keringet.

Pas malamnya, aku mimpi lagi. Ternyata aku lagi ada di pekarangan kosan, dan laki-laki yang ada di mimpi sebelumnya ada lagi di sebelah aku. Kali ini dia narik tangan aku dan dia ajak aku ke pohon rambutan yang ada di pojok bangunan. Pas sampai, dia dorong aku ke pohon, terus dia megang kedua bahu aku. Ga tau kenapa, di mimpi itu aku diem aja, kayak pasrah gitu. Bahkan pas dia nunduk dan mukanya samperin mukaku, aku malah tatap dia dan buka bibir. Seakan aku tau dia maunya apa.

Terus, terus... di bawah pohon rambutan, laki-laki itu cium bibir aku, dan aku cuma diem aja. Malah pas bibirnya mulai lumat bibirku, aku justru bales lumatannya. Kami pagut-pagutan lumayan lama. Kayak orang pacaran aja ciumannya. Terus dia sengaja narik mukanya dari aku, dan anehnya, disitu aku ngerasa ga rela. Aku rangkul dia, tarik dia supaya cium bibir aku lagi. Kami saling berpagutan lagi, malah kali ini pakai main lidah segala. Disitu aku kayak lihai banget ciumannya, padahal aku sadar kalau aku belum pernah ciuman sama cowok loh.

Setelah lumayan lama kita ciuman, laki-laki itu bisikin sesuatu ke aku, yang aku respon dengan anggukan ringan. Aku malah bilang ke dia kalau aku ga sabar untuk ngelakuin apa yang dia bisikin ke aku. Sampe situ, mimpinya putus lagi. Kayak hari sebelumnya, aku bangun dengan keringat di sekujur badan. Tapi kali ini, aku ngerasa selangkangan aku basah banget, sampai-sampai merembes ke celana dalem.

Nah, setelah mimpi yang kedua itu, aku mulai kepikiran soal mimpi 'bersambung'ku. Jujur aja, aku masih perawan dan ga punya pengalaman sama sekali dengan cowok. Masa kecil dan remajaku dipakai untuk belajar pelajaran akademik dan soft skill. Jadi ga ada waktu untuk cinta-cintaan dan tetek bengeknya itu. Tapi di mimpi yang kedua ini, aku malah bisa ciuman selihai itu sama laki-laki yang ga aku kenal sama sekali, dan itu terjadi seakan-akan aku udah punya pengalaman sebelumnya!

Tapi disisi lain, mimpi ciuman dengan laki-laki misterius itu, bikin aku... somehow, excited. Ada perasaan menggebu-gebu yang aneh, yang bikin aku mau mimpi kayak gitu lagi. Tapi, hari itu aku ga punya jaminan kalau aku bisa lanjutin mimpi sebelumnya. Aku pun tutup hari itu dengan rasa penasaran, cemas, panik, dan ga sabar. Aneh deh rasanya!

Nah, ternyata di malam ketiga ini mimpinya berlanjut! Si laki-laki misterius ini ngajak aku ke kamar kosanku. Dia romantis banget, aku dibopong sampai ke kamar. Tangannya yang kekar saat bawa badanku bikin aku kagum dan bahagia banget. Aku bisa ngerasain kalau jantungku berdegup makin kencang. Di mimpi itu, aku pasrahin diri ke dia dengan senang hati, karena aku merasa kalau belum pernah ada laki-laki yang perlakuin aku se-gentle ini.

Pas udah sampai kamarku, dia nurunin badan aku ke kasur. Pelan dan hati-hati banget. Aku makin meleleh kan jadinya. Terus, dia rebahin aku, tengkuk aku disanggah pakai lengan dia, dan dia mulai nindih aku lalu rengkuh aku ke dalam dekapannya. Aku merasa aneh ketika dia ada di atasku; tubuhnya kekar dan berotot, tapi terasa ringan. Seakan yang nindih aku itu kapas.

Tapi di mimpi kali ini, mukanya udah ga samar lagi. Mukanya ganteng, maskulin gitu. Rahangnya kokoh, menyiratkan kejantanan di pandanganku. Sorot matanya yang teduh bikin aku terhipnotis dan semakin luluh dalam rengkuhannya. Kami berciuman lagi, yang mulanya pelan dan penuh perasaan. Pagutan demi pagutan bibir satu sama lain terasa begitu romantis. Tapi seiring semakin intensnya kami berciuman, lumatan bibir kami semakin panas. Apalagi ditambah lidah yang saling membelit dan menjilati bibir satu sama lain, bikin aku gemetar saking menikmati sesi ciuman itu.

Dia bahkan minta aku untuk buka mulut saat dia julurin lidahnya. Habis itu, dia tetesin air liurnya ke mulutku, yang malah dengan senang hati aku telan. Dia senyum manis sehabis liat aku telan ludahnya, terus cium aku lagi, lumat bibirku lagi, ajak lidahku bermain-main lagi dengan lidahnya. Kita ciuman lebih panas lagi sampai aku lupa diri, dan baru sadar kalau semua bajuku sudah tanggal. Tubuh polosku terpampang jelas untuk dia amati, dan aku ga habis pikir kenapa aku justru engga malu telanjang bulat di hadapannya. Tanganku malah merentang lebar, beri tanda kalau aku pasrah sepenuhnya ke laki-laki yang menindihku itu.

Dia pun susul aku tanggalin semua bajunya. Berdua, telanjang dan berdekatan, kita lalu dekap-dekapan. Saling bergesekan tubuh sambil terus berciuman. Aku melenguh pelan tiap kali putingku bergesekan dengan dadanya yang bidang. Di mimpi itu, aku merasa mukaku panas saking ga kuatnya menahan rangsangan darinya. Ciuman dan gesekan tubuh kami berlangsung cukup lama, sampai dia berbisik padaku –seperti waktu di mimpi sebelumnya– lalu kubalas dengan anggukan pasrah.

Nah, ini bagian yang paling kuingat. Begitu aku mengangguk, sikapnya yang lembut dan gentle langsung berubah drastis. Dia mengecupku, menjilatiku sambil kedua tangannya sibuk meraba seluruh bagian tubuhku. Ga ada yang luput dari cumbuannya. Leher, bahu, lengan, terus merayap sampai ke dadaku. Dia mencumbu buah dadaku dengan begitu ganas dan bernafsu, membuatku mendesah lepas dan menggelinjang geli. Ga ada satu inchi pun bagian buah dadaku yang luput dari jilatan lidah dan kecupannya. Dia juga memuji dadaku yang besar dan bulat, yang menurut dia sempurna. Dipuji seperti itu, bikin aku merangkul kepalanya dan membenamkannya di belahan dadaku. Aku membiarkan dia menikmati bagian itu sepuasnya, meski aku harus menahan geli dan nikmat rangsangan yang terus datang bertubi-tubi, menyiksaku.

Sementara mulut dan tangannya sibuk dengan buah dadaku, sebelah tangan satunya merayap turun ke bawah. Menggelitik perutku, terus turun hingga menemukan tujuannya, selangkanganku. Di mimpi itu aku justru dengan senang hati mengangkang lebar. Jari-jarinya kemudian mengusap bibir pussyku, dia tersenyum lalu bilang kalau bibir pussyku sudah basah banget. Dia memuji bentuk pussyku yang katanya tembem dengan klitoris yang mudah bengkak ketika terangsang, yang memudahkannya dalam mencari daging kecil itu. Pussyku adalah yang selama ini dia cari, kesukaan utamanya. Aku lalu bilang ke dia, kalau dia bebas melakukan apapun ke bagian itu, dan ini membuat dia tersenyum lebih lebar lagi.

Jari-jarinya nakal banget menggesek-gesek pussyku, bikin aku menggelinjang keenakan. Apalagi pas satu jarinya masuk ke dalam pussyku, di mimpi itu aku sampai mengejang hebat loh! Apalagi pas satu jari lainnya ikut masuk, terus... pussyku dikocokin... dan dia ngelakuinnya makin lama makin cepet... terus disitu aku mendesah terus... yang bikin dia makin semangat kocokin pussy aku, dan di mimpi aku tuh rasanya enak banget!

Apalagi pas dia isepin puting juga, sambil terus ngocokin pussyku yang, aduh, rasanya bikin aku keinget terus sampai sekarang. Padahal itu cuma mimpi astaga! Nah, bagian paling ga bisa aku lupainnya yang ini. Puncak mimpi itu pas si laki-laki ini nindih aku sambil gesek-gesekin kepala penisnya ke bibir pussy aku. Aku yang lemes karena habis dibuat orgasme berkali-kali, cuma bisa pasrah pas dia ngelakuin itu. Di situ aku sempat nanya, apa akan sakit atau engga, sambil ngejelasin kalau itu pertama kalinya buat aku. Dia pun jawab kalau penetrasi yang mau dia lakuin itu ga akan terasa sakit. Lalu dia kecup kening aku, manis banget sikapnya.

Akhirnya setelah dia merasa kalau penisnya udah cukup basah karena habis dilumuri cairan dari pussy, dia mulai tekan penisnya membelah lubang pussy aku. Anehnya, di mimpi itu aku ga ngerasain rasa sakit diperawanin. Yang terasa cuma nikmat di pussyku karena sedang dimasuki oleh penis laki-laki misterius itu—hey, bahkan aku ga tau namanya! Sedikit demi sedikit batang penisnya masuk makin dalam, dan makin nikmat pula rangsangan yang aku terima darinya. Hingga akhirnya, penis dia masuk seluruhnya dan terasa sesak memenuhi liang kemaluanku.

Terus, setelah cukup lama dia membiarkan liang pussyku untuk beradaptasi dengan ukuran penisnya, dia pun mulai memompa penisnya secara perlahan. Aku yang ngerasain enaknya gesekan penisnya di dinding pussy, mulai ngeluarin desahan-desahan lirih sambil ga berhenti tatap matanya.

Tiap tusukannya berasa banget deh. Saat itu, aku ga punya gambaran tentang standar ukuran penis laki-laki, jadi ga tau apakah penis dia itu memang ukuran standar penis atau diatas rata-rata, karena yang aku rasain tuh penisnya penuh banget di dalem pussy aku. Tiap dia tarik penisnya, dinding pussy aku kayak ikut ketarik juga, dan kalau dia dorong penisnya bikin pussy aku itu ikut melesak lebih dalam lagi. Malah tiap dia nusuk penisnya itu tuh sampai berasa mentok dalem sana. Rasanya kayak kepala penisnya langsung nyentuh bibir rahim aku, dan itu bikin aku melayang-layang karena saking enaknya. Aku sampai lupa diri di mimpi tuh, sampai jambak rambut, remas-remas toket aku sendiri, mainin klitoris pakai jari, cium-cium mukanya sambil mendesah ga karuan.

Nah, karena dia ngeliat kalau aku udah keenakan karena penisnya, dia makin cepetin tuh tusukannya. Kali ini bahkan aku jadi lebih gila lagi. Aku rangkul dia, terus peluk erat-erat sambil nancepin kuku-kuku jari di punggungnya. Kedua pahaku yang tadinya mengangkang lebar, langsung aku rapetin sambil kedua kaki menyilang di pinggangnya. Aku mendesah, bahkan mengerang dengan suara paling binal yang pernah aku keluarin.

Disela penisnya yang sibuk menghujam pussyku, dia bilang kalau ekspresi binal dan terangsangku itu yang tercantik yang pernah dia liat. Ya aku langsung seneng dong dengernya. Langsung aja bibirnya kucium yang ujung-ujungnya kita malah ciuman panas lagi. Ga tau udah berapa kali kita saling tuker air liur tiap sedot lidah satu sama lain. Rasa jijik, canggung dan asing udah hilang entah kemana. Yang ada cuma rasa nikmat dan bahagia karena dibuat keenakan sedemikian hebat oleh laki-laki itu.

Ga tau udah berapa kali aku dibuat orgasme sama dia, dan aku ga peduli. Aku bahkan ga bisa minta jeda untuk nikmatin orgasmeku, karena begitu aku klimaks pussyku masih terus dihajar oleh penisnya dalam kecepatan tinggi—dan itu bikin aku ngerasain badai orgasme yang bergulung-gulung tanpa akhir. Hingga akhirnya, dia mengerang dan memelukku begitu kencang. Hujaman penisnya pun jadi makin dalam dan kasar. Aku ga bisa berbuat apa-apa selain menerima hujaman itu sambil memeluk dan mengapit pinggangnya lebih erat lagi.

Di mimpi itu, aku seakan sadar kalau dia juga mau sampai batasnya. Makanya aku minta dia untuk lepasin semuanya. Teriakan nikmatku menggema ke seluruh ruangan, bahkan mungkin kedengaran sampai keluar, tapi aku ga peduli! Aku mau laki-laki ini mengeluarkan seluruh cairan kentalnya kepadaku, aku ga akan biarin setetespun menetes keluar, aku mau cairan itu keluar langsung ke rahimku.

Makanya... pas aku tekan kedua kaki yang melingkar di pinggangnya, laki-laki itu merespon dengan menghujamkan dalam-dalam penisnya ke pussyku dengan satu hentakan keras. Dia pun mengerang sambil memelukku erat, sementara penisnya kurasakan berdenyut-denyut di dalam pussyku, dimana tiap denyutannya selalu mencium bibir rahimku—dan itu juga bikin aku mencapai orgasme terdahsyat yang pernah aku rasa. Apalagi pas penisnya nembakin sperma dalam jumlah yang banyak banget, aku bahagia pas tau kalau sperma dia langsung menuju ke rahimku. Lalu tubuh kami berdua saling menegang, disusul getaran-getaran kecil namun intens sebagai efek lanjutan orgasme kami berdua. Sampai akhirnya, perlahan-lahan tubuh kami mulai rileks, dan nafas kami mulai teratur.

Dia mengecup bibirku, mengucap terima kasih dan memuji-muji aku atas apa yang barusan terjadi. Aku yang sedang melayang karena dipuji, melingkarkan kakiku sebagai tanda kalau dia ga boleh lepas dariku. Baik tubuhnya, penisnya, dan hatinya. Terus, dia senyum. Manis banget. Habis itu, dia bisikin aku untuk kesekian kali, tapi kali ini kata-katanya bikin aku tersipu sampai aku bisa ingat apa yang dia bilang di dalam mimpi.

Dia bilang ke aku, "ini bukan terakhir kali. Kamu punyaku."

Setelah itu, aku ga bisa ingat bagian mimpiku selanjutnya. Cuma ada gelap sebentar, lalu alarm ponsel jadi suara pertama yang aku dengar pagi itu. Untuk kesekian kalinya, aku bangun dengan tubuh banjir keringat hingga kelihatan mengkilap saat kena sinar mentari. Tapi yang bikin aku kaget adalah, aku dapetin diriku bangun dengan kondisi telanjang bulat. Padahal waktu tidur aku pakai piyama, lengkap dengan celana dalemnya juga.

Tadinya aku pikir kalau aku mengigau lalu bermasturbasi saat tidur. Tapi asumsiku langsung patah begitu aku lihat ada banyak cairan berwarna putih susu yang kental, mengalir keluar dari lubang pussyku. Aku melongo dong, buru-buru deh tuh aku colek cairannya terus aku endus baunya. Eh tapi pas aku sentuh pussyku, rasa geli yang enak tiba-tiba muncul dari bagian yang kusentuh itu—rasanya kayak kesetrum, tapi enak! Aku langsung sadar kalau pussyku jadi super sensitif, karena gesekan sekecil apapun, bahkan hanya menggesek bibir pussy ke sprei pun bisa bikin aku orgasme!

Setelah ga sengaja nikmatin orgasme pertama di hari itu, aku pun coba fokus untuk cari tau itu cairan apa. Yang bikin aku kaget, karena itu bukan cairan keputihan. Sesuai prediksi yang ga mau aku pikirin untuk jadi kenyataan, aku terpaksa mengakui kalau prediksiku tepat. Cairan di pussyku ini ternyata... sperma.

"Eeehh? Ini sperma siapa astaga!" Aku panik banget waktu itu.

Langsung aku cek pintu kamar, takut-takut kalau pintu kamarku dijebol orang dan dia ngelakuin sesuatu ke aku pas aku tidur. Aku malah langsung lemes, bingung, panik, dan takut... pas dapetin kenyataan kalau pintu kamarku tetap terkunci dari dalam. Kucek seisi ruangan, coba cari lubang-lubang rahasia yang bisa digunain orang untuk masuk ke kamarku, tapi ga ada. Aku sendirian di kamar tertutup ini, dengan sperma asing yang ada di pussyku, dan kondisi baru pussyku yang jadi super sensitif, entah karena apa penyebabnya.

Dan rasa bingung itu masih aku rasain sekarang.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd