Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bimabet
Chapter 2: Si Jabang Eyang

_____________________________________________

Nganggur, ngelantur dan ngelindur begitulah isi dari sebagian rakyat di negeri ini, adalah dampak dari realita 'Ketika pribumi menghamba pendatang meraja'.
Sumber daya alam dieksploitasi besar-besaran, sumber daya manusia dilumpuhkan dengan pembodohan dan hal-hal yang membodohkan, supaya kita tidak menyadari betapa sejatinya kita adalah cikal penguasa dunia andaikan kita bersedia sadar dan menyadari betapa pentingnya kerja sama dan bahu-membahu membangun negeri yang dulu jutaan nyawa menjadi tumbal kemerdekaan bumi pertiwi.

Kita malah sibuk saling menjatuhkan, beradu opini yang tak setuju dihakimi, yang tak sepihak adalah musuh sejati sehingga terjadi baku hantam antar saudara antar suku dan sebangsa, sadarkah kita? para mafia diluar sana sedang tertawa melihat betapa bodohnya kita, mereka hanya tinggal menunggu sembari menyeduh kopi hingga tiba saatnya hancurnya negeri ini dan dalam hitungan detik kita telah kembali dikuasai. #ironi


___________________________________________________________________________________________________________________________


"Dancuuuk wawuk sempuk, lagi-lagi pembodohan, biadap Kasmin dan Miyadi emang jagonya kalo masalah curang-mencurangi, udah kayak pecundang aja aku dengan bodohnya dipermainkan duo kontol seken ini" gerutu Gianto dalam hati menyadari kekalahannya bukan murni karena salah strategi tapi sadar akan kecurangan dua lawannya yang sejatinya berteman, teman dapuq yang jika urusan uang dan yang berbau keuntungan maka kata teman seakan mendadak jadi gelar tanpa penyandang, mubadzir.
Teman macam apa yang tega berbuat curang?! Teman jenis apa yang kalau susah join tapi klo bahagia yang lain gak usah dipikirin?

Sudah bukan rahasia bagi Gianto, akan tingkah kedua rekannya, di setiap kesempatan permainan siapapun lawan pasti akan mereka curangi, kerja sama dan bahu-membahu dalam kecurangan. Main taktik dengan cara picik.

"Hokyaaaa hokyaaa ayo To ayooo dipilih dipilih gratis To"

"Jangan pake lama keburu pejuh ente berdemo ria menuntut penuntasan akibat dibiarkan nganggur yang berakibat kadaluarsa hahahahaha" masih dengan girangnya Kasmin dan Miyadi meledek kekalahan Gianto, ledekan yang diluar batas pri-kepejuhan dan pri-perngecrootan.

Merasa terhina dan teraniaya namun harga diri tetaplah harga diri, sebagai pria pantang untuk mundur memperjuangkannya.

Dengan tegas 'hap' diambilnya balsem geliga, sontak "Woooaaaaa yakin lu To?" Pertanyaan retorika menyebalkan dengan mimik girang nan semangat, yang Sukasmin dan Miyadi ekspresikan, kian menyulut jengkel bin mbatek. #wuasyuuu

"Hemmm tepat sekali"
batin Gianto lalu . . .

Dibukalah tutupnya, dengan dua jari Gianto coba mengulik isinya yang ternyata masih penuh, ketika jari sudah berlumur balsem lantas tangan satunya mencoba membuka celana kolornya, dengan satu sentakan . . .


Plaaaak Plaaaaaak!!!!!


Sungguh kuntilanak bakal keguguran ketika mendapati adegan ini, betapa keji dan tidak berperikehawanan tatkala dua pasang mata kawan menjadi korban olesan balsem, iya si Gianto tidak mengoleskan balsemnya ke tititnya sesuai perjanjian namun malah mengoleskan secara tiba-tiba ke mata dua temannya yang lengah posisinya.

"UUUUAAAASSSSYUUUUUUU"
"CUEEELEEEENG"
teriakan disertai umpatan spontan terlontar, tentu saja.

Namun seakan belum cukup puas atas tindakannya, seketika Gianto bangkit berdiri dan 'hap' .

Gubug bambu yang sejatinya sangat ringan itu, diambrukan tanpa tedeng aling-aling padahal masih ada dua rekannya yang duduk sembari mengaduh kepedesan matanya akibat ulahnya, sontak saja bangunan malang itu ambruk dan menimpa duo manusia paling tengil di abad ini, segera setelah tindakan biadapnya, Gianto merapal jurus pamungkas, langkah seribu #ngaciiir.

"Asuuuuu, Gi' koe asuuuu bajingaaan" dengan suara lantang Kasmin mengumpat sejadi-jadinya, apalagi rasa pedih yang arghhhh susah mbayanginnya mblooo, klo agan pingen tau rasanya?!! Coba dipraktekkan sendiri aja di rumah, beli geliga dan jangan lupa awali dengan do'a lalu oleskanlah ke mata anda, hasilnya?! beri tahu kami segera sebagai bahan hipotesis.

"Titenono dhapuranmu To!!" ("Awas saja kamu To!!") Tak kalah emosi, Miyadi sesumbar dengan bahasa yang berbalut kesumat.

Sementara itu di sebuah tempat yang sunyi karena suasana dini hari di tambah memang tempat ini berada di ujung perbatasan antara hutan belantara dan desa, Gianto tergopoh-gopoh karena lelah paska melarikan diri dari dua rekan dapuqnya.
Terkejut Gianto tatkala ia sudah sejauh ini mengayunkan kaki demi melarikan diri dari dua rekan gebleknya.

Brek breeek breek

Dari balik pagar bumi yang menjulang tinggi terdengar alunan suara yang dikenali oleh Gianto.

"Mmmmm. . . kayak suara orang yang mengibaskan pakaian yang akan di jemur?!!" batin Gianto menerka-nerka. "Jam segini nyuci?" Lanjut batin Gianto.

"Ahaaaa. . . ." Sebuah ide terbesit dari benak Gianto, improvisasi maskulin dari manusia berotak cabul nan ngeselin.

Tap tap tap, breeek!!!

Tembok setinggi setidaknya lebih dari 6 meter dengan mudahnya dipanjat, lalu dengan keseimbangan yang cukup lihai, melompatlah Gianto untuk masuk pekarangan di balik pagar bumi itu.

Seph

Pendaratan yang sangat mulus menandakan jika dia ahli, sejurus kemudian HAP.

"EHhhhhhh"
"Hephhhh sstttttt!!!"

Seorang wanita terkejut ketika sedang sibuk dengan jemurannya, tiba-tiba melihat seseorang terjun bebas dari atas dinding pembatas area rumahnya, karena suasana lampu pekarangan rumah yang tidak terang, sehingga wanita itu tidak bisa melihat dengan jelas sosok orang yang terjun itu apalagi dengan kondisi halaman belakang yang juga di kelilingi pepohonan dengan daun yang rimbun kian melengkapi kesulitan akses untuk melihat.

Ketika wanita itu masih bingung dan muncul rasa ketakutan, Gianto dengan sigap berlari ke arah wanita itu dan ketika jarak pandang sudah begitu dekat, berguling ke arah wanita itu dan dengan sigap ia berdiri lalu merengkuh jasad wanita itu dan di bekaplah mulutnya.

"Mpok Muidah tenang aja ini aku Gianto pok".
"Hephhh mhphhhh phfpfp" wanita itu tampak berupaya meronta, namun kalah tenaga.

"Aku lepasin asal mpok jangan teriak" ancam halus namun mengintimidasi yang keluar dari mulut Gianto.
Sebuah anggukan ringan isyarat jawaban "Iya" lalu dilepaskannya dekapan itu.

"Elu itu HEH?! apa-apa'an sih?"
"Seetttttthhh, mpok jangan keras-keras!!"

"Yaa habis lu malam-malam bikin kaget orang aja, masuk rumah orang pake manjat pagar kayak maling aja lu, dasar bujang kawak pengangguran!!" umpat wanita itu yang di panggil Mu'idah.
"Aduuh mpok mangap eh maap nanti saya jelasin."

"Mo'ap-me'ep, mo'ap-me'ep!! tindakan elu itu udah keterlaluan, masih pake mbekap mulut empok segala, tangan lu bauk tau nggak?! badan lu bauk juga, nih badan gue jadi kena bau lu nih padahal baru aja mandi." tandas Muidah sembari mencium bau tubuhnya sendiri, kesalnya mpok Muidah kian menjadi tatkala menyadari bauk keringat Gianto yang super naudzubile min gile ternyata nempel di badan mpok Muidah.

Pasalnya mpok Muidah hanya berbalut kain jarik, yang dia lilitkan untuk menutupi tubuhnya yang nyatanya hanya sebatas dari atas dengkul hingga pangkal payudara, dan sebuah pemandangan tercetak jelas disana ketika kain jarik itu seakan tak muat mencakup seluruh area dadanya, betapa tidak?!!! payudara mpok Muidah cukuplah besar, mungkin ukuran 36, tak pelak tampak jelas di mata Gianto yang meskipun pekarangan belakang rumah mpok Muidah hanya diterangi lampu 10 watt untuk area seluas ini, namun cukuplah menerangi hasrat birahi ketika memandangi fenomena sakti mandra guna andalan para kaum hawa, iya payudara dan itu payudara muoontook 'sekel nan cemekel' milik mpok Muidah.

Si Jabang Eyang, Janda Kembang Enak Digoyang, begitulah masyarakat yang otaknya kena doktrin ala kaum saklek, seenak kontienya dalam menjuluki sesuatu. Tapi itu bisa jadi pembenaran, selain masih muda yang baru menginjak rem eh kepala tiga, dibalut dengan wajah ayu, bibir sensual dipadu hidung mancung, pipit lesung dan dada membusung, apalagi kalimat yang tepat selain 'aselole'? untuk mendeskripsikan tentang Muidah.

Menjadi janda lantaran mantan suaminya yang bernama Subeki, yang ternyata doyan meki, meski lahir dari kalangan konglomerat karo terus-terusan ngejar syahwat yaa bisa melarat. Nafsu dan porsi badannya berbanding terbalik, meski pendek dan tidak berotot namun nafsunya plus egonya tinggi sehingga lama-lama Muidah tidak tahan dengan kombinasi keluarga yang berat sepihak untung sepihak, sedangkan pihak dirinya teraniaya terutama batinnya yang terus-terusan digembleng dengan realita menyakitkan, bayangkan aja? Subeki bawa gendak'annya untuk ngentot di depan mata istri sahnya.

Sebagai wanita dia hanya bisa nangis, nangis darah lahir batin, untung tekadnya sebesar toketnya dengan mantab ambil jalur hukum, cerai.
Dan kini dia bisa hidup lega meski berteman kesepian paling tidak tiada lagi cerita memilukan, begitulah pemikiran bijaknya.

"Nanti saya ceritain cerita detailnya di dalem mpok"
"Di daleeem?!! apa elu bilang di dalem?"

"Hehe yaa klo mpok ngijinin sih, tapi saya mohon mpok, ijinin saya yaa mpok?" Kini dari nadanya terdengar melas, padahal dari lahir pun rona wajahnya sudah digariskan sebagai makhluk paling butuh belas kasihan. #ngenes

"Pede banget lu!" Ekspresi melas bin ngenes malah yang di dapat justru balasan ketus. #sakiiit
"Nanti lu macem-macem lagi, lagian kan lu juga pasti paham klo gue tinggal sendirian, bisa jadi kesempatan buat orang yang otaknya diprogram emang untuk mesum kayak lu"
"Eeee bazeeeng, sadis bener situ Mpok, sueeer kewer-kewer dah, saya janji gak ngapa-ngapain, kecuali . . ."

"Kecuali? Kecuali apa haaa?!" Seketika gertakkan dilontarkan.
"Kecuali mpok yang minta hehe, yaaa saya pantang untuk menolak"

Plaaaak, "Ngimpi lu yee?!"
"Hehe nggak-nggak mpok, pokoknya saya mohon mpok, ini gawat soalnya"

"Gawat bagaimana? yang ada klo luu gua ijinin masuk, yang justru merasa gawat itu gua o'ooon" sambil nonyo jidat mengkilapnya Gianto, masih dengan nada geram.
"Oke-oke Mpok, O K E, saya emang mesum saya emang BIADAP dan mencurigakan" dengan ekspresi kesal akhirnya muncul dari intonasi Gianto, sebagai luapan frustasi.

"Eee ee e yaa jangan mutung gitu juga kali tung, muka lu serem tung lutung"

"Yaudah tapi elu mandi dulu, badan lu itu tengik banget kayak bau comberan, dasar gebleg!!!"
"Waduuh yang bener mpok?! Makasih yaa mpok?" Seketika raut sialan itu berubah sumringah dan tanpa ba bi bu Gianto nyelonong masuk ke dalam rumah dan ambil langkah mantab menuju kamar mandi untuk membasmi ketengik'an yang hinggap di jasad durjananya.

Cek cek cek cek "Dasar bocah gemblung"

Byuuur byaaar byuuuur
Rawe-rawe rantas, bau-bau apek terberantas, apalagi diuntungkan dengan perlengkapan mandi yang tersedia, emang ciri khas wanita kekinian si Muidah itu dasarnya, jadi wajar jika peralatan mandinya 'rewel' ini itu dan anu serta berbagai tetek mbengek khas wanita, gaji UMR sebulan mungkin belum cukup untuk memenuhi urgensi kamar mandi. #haaah pusing pala babi

Tak lupa Gianto sekalian mencuci pakaian lusuhnya yang tentu saja senada dengan badannya, sama-sama bau. Ia sadar tak mau membuat suasana ngobrol dengan mok Muidah nanti terkotori oleh dzalimnya bau badan yang tidak manusiawi itu. Selesai dengan ritual mandi dan mencuci dengan mantab Gianto keluar dari kaharibaan bumi pertiwi, hanya berbalut handuk punya mpok Muidah sembari menenteng cuciannya, menuju pekarangan belakang tempat jemuran, dah kayak rumah sendiri aja, dasar semprol.

Usai menjemur "Ealadalah aku kan nggak bawa pakaian, gebleg-gebleeeeg dasar gebleg!" Gerutunya menyalahkan diri sendiri "Masa iya cuma berbalut handuk?"

Tap tap tap

Langkah malu-malu yang malu-maluin ketika Gianto masuk ke dalam, dan "Ehhh???!" Bahasa terpekik terlontar dari bibir mpok Muidah "iiiiiiih ngapain elu pakai handuk gua ha?" bergidik jengah ketika mpok Muidah melihat penampakkan gak mengenakkan, betapa handuk pink miliknya membalut tubuh sang Durjana.

Tapi . . . . . "Whaaaaa?" suara teriakan hati mpok Muidah, "Six pack dan haaaa!!! Macho habis badan nih kunyuk anggora?" Lanjut ujaran dari hati mpok Muidah, mengekspresikan kekaguman dan seakan tak percaya akan fenomena yang menghantam kedua bola matanya.

"Ma' ma-aaf mpok, pakaian saya tadi saya cuci, karena yaa sadar akan baunya" ucap Gianto terbata dengan mimik jelek sesuai kodratnya yang emang jelek semenjak dalam bentuk sperma,

"Eh eh?" membuyarkan lamunan sejenak si mpok terhadap kemachoan tubuh si durjana ini. "Eh anu, mmm bekas pakaian Subeki yang gak ikut keboyong ada kok?" kini malah Muidah gugup dibuatnya. "Sebentar yaa aye cariin?" tandasnya dan tanpa ba bi bu melenggang menuju ruang pribadinya.

Sesampai di dalam kamarnya "Busyeeet tuh Gianto udah tinggi, macho lagi" gumamnya perlahan, "Eh eh jadi lupa kan?!" dengan lihai dibolak-balik tumpukan pakaian mantan suaminya, "mmm Gianto kan tinggi dan kekar, kudu cariin yang agak besar, eh besar?" dalam benaknya mengira-ngira dan saat jatuh pada kata 'Besar' "hush hussh buang jauh-jauh pikiran nakal" Muidah berkutat dengan hati dan pikirannya sendiri sambil mencari pakaian mana yang cocok dan pas untuk ukuran badan Gianto.

"Nah ini mungkin!!?"

"Gi, Giiii sini Gi nih dicoba kali aja pas, badan lu lebih gede dari Subeki sih"
"Oo i-iya mpok makasih, maaf jadi ngerepotin"

"Alaaah gak usah belagak rikuh gitu, biasa kan wajah-wajah lu itu emang wajah ngerepotin, hehe"

"…"

"Yee canda, gitu aja langsung mrengut makin jelek tuh muka yang dari awal udah jelek" eee bazeeng sadis amat?! tapi faktanya emang gitu, mau gimana lagi coba?

GLEG

Suara ludah terjun bebas ke kerongkongan paska sebuah adegan tampak di depan, ketika Gianto mengenakan baju yang di serahkan.

Huppph, tercekat mimiknya, ditutuplah mulutnya, melihat kejanggalan perilaku mpok Muidah, Gianto jadi mikir-mikir kiranya apa yang membuat mpok Muidah memasang ekspresi penuh misteri itu.

Ehhhhhh?!!!

Kok sempriwiiiing yaaa?!

WADUOOOOOH!!!!



Bersambung
Selanjutnya Toldi dan Toge
 
Terakhir diubah:
Kunyuk anggora? =))

Suhu, ini cerita latar daerah mana ya?
Kan awalnya logat jowo, kok sampe muidah jadi mpok gue mpok gue?
Atau muidahnya asli sana tapi skrg tinggal disitu?
:ampun:
 
Hahahaha dalang stresss edan iki.. hahaha sumpah terkenthang kenthang ini ane baca crita the best ente huuu
Kancutkannn hu suhuu..
Ditunggu erangan beruk siberia alias kunyuk anggoranya melepaskan peju durjana diliang kenikmatan dewi muidahnya hu
Hahaha gilaaaa apik tenan
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd