Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG L

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
wuihh:panlok2: mane.. seng iki judule,
calok potol..:p

asik..:jempol:..asik.. Ayu ne kayak bibi Long...
langsung:baca: tancep!​


Bibi long sengaja bibi culik di bawa di sini :)

Semoga suhu suka :jempol:
 
Mia itu memang sosok liu yinfei sicantik dan perawan kayak bibi long di film yoko.. Lanjutkan gan! Seru!


Kayaknya bibi long yang hampir mendekat karakter mia :)

DI tunggu aja hu.....
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
ini kan "Cinta yang Membara" from Wattpad....ini cerita nomor 1 kualitasnya, update ny slalu gua tunggu2...TOPCER !
 
ini kan "Cinta yang Membara" from Wattpad....ini cerita nomor 1 kualitasnya, update ny slalu gua tunggu2...TOPCER !


Bener hu.....
Cuma sayang sebagian ceritanya telah di hapus oleh authornya.....
Silakan baca kembali hu..... :)
 
Ya ayo balas ya invox nya.. Ane punya karakter wedok cewek yang mantep banget dan pasti terpancing nafsu birahi pembacanya.. Hehehe :tegang: :adek:


Udah d balas hu.....
Coba di cek lagi..... :)
 
Part 3


Mia Amelia

Hari yang benar-benar melelahkan. Ketemu sama klient yang rese ditambah harus lembur pula lagi, aduh benerbener
deh hari ini capek banget. Rasanya tuh pengen berendam di bathtub terus minum susu coklat hangat. Enak kali
ya, sayangnya kostan aku gak ada bathtub-nya hanya pake shower dan gak mungkin kalau aku pulang ke apartement
Wildan cuma buat numpang mandi di bathtub-nya. Sesampainya dikamar, aku langsung merebahkan tubuhku
ditempat tidur. Ketemu sama kasur yang empuk setelah seharian bekerja emang enak banget. Sejenak aku
memejamkan mata namun segera aku bangkit dari tempat tidur ketika mendengar suara BB-ku berbunyi. Wildan. Aku
tersenyum ketika nama pacarku terpampang di layar BB. Dengan cepat aku menempelkan BB ditelinga.

"Halo, say..." sapaku manis.

"Hai, babe. Sudah sampai dikostan?" tanyanya seperti biasa.

"Baru saja nyampe. Sekarang mau mandi. Badan rasanya pegel dan lengket banget."

Aku mulai membuka blazer lalu membuka kancing kemeja satu persatu sambil mendengarkan ocehan Wildan
disebrang telpon sana. Sesekali aku tertawa renyah ketika dia mengucapkan kata manis dan rayuan gombal. Hal-hal
sepele seperti inilah yang terkadang membuat aku semakin jatuh cinta padanya. Obrolan kami akhiri setelah kita
sama-sama mengucapkan i love you. Hari ini aku harus rela tidak bertemu dengan Wildan sang pujaan hati. Dia masih
ada dikantor untuk menyelesaikan proyek bangunan yang dipesan klientnya. Padahal jam sudah nunjukin pukul
setengah sembilan malam. Demi untuk segera meminangku, Wildan banyak mengorbankan waktu dan pikiran bahkan
pertemuan kami. Aku juga tidak mau kalah darinya. Dengan penuh kesabaran aku harus rela tidak bertemu
dengannya bahkan tidak memaksa dia untuk berhubungan intim denganku. Wildan sudah berjanji akan memberikan
malam pertama yang tak akan pernah aku lupakan untuk itulah aku harus bersabar.

Kuraih handuk yang menggantung dibelakang pintu dan segera aku ke kamar mandi yang memang menyatu
dengan kamar. Tetesan air yang meluncur dari shower langsung membasahi seluruh tubuhku. Rasanya begitu segar.
Kumainkan kedua bukit kembarku dengan memutar-mutarnya lalu meremasnya dengan perlahan. Terasa kenyal dan
berisi. Aku merasa beruntung memilikinya karena tanpa harus operasi plastik, kedua payudaraku sudah besar dan
menggoda. Meski sudah seminggu berlalu sejak Wildan untuk pertama kalinya menikmati payudaraku tapi rasanya
masih terasa. Kejadian itu masih menempel dalam ingatanku ketika dengan perlahan dia mengecup sebelah
payudaraku sementara tangannya begitu lihai memainkan payudaraku yang sebelahnya lagi. Adegan yang membuat
libido meningkat dan aku begitu terhanyut oleh belaiannya. Hanya dengan mengingat kembali kejadian itu aku sudah
merasa kalau payudaraku yang sebelah kiri langsung mengeras dan putingnya pun menonjol. Aku ingat ketika Wildan
memainkan putingku di dalam mulutnya dengan lidahnya. Begitu sensual dan aku langsung terangsang hanya
dengan permainan lidahnya diputingku.

Segera aku selesaikan acara mandi yang penuh nafsu ini ketika khayalan liar mulai melintas dipikiranku. Aku tidak
bisa berbuat banyak ketika harus mengendalikan khayalan liarku. Selesai mandi sejenak aku mematung di depan
cermin. Tetesan air masih mengalir dari rambutku yang basah. Handuk yang membalut tubuhku aku lepaskan. Aku
tersenyum mengembang begitu melihat pantulan diriku di cermin tanpa ada sehelai benang pun yang menutupi
kemolekan tubuh langsingku.

"I'm sexy and i am know it," kataku mendendangkan lagu LMFAO itu dengan ekspresi menggoda. Tanpa sadar aku
meliuk-liukkan tubuhku menyanyikan lagu itu. Begitu bangganya aku pada tubuhku ini terutama pada kedua
payudaraku yang besar, berisi dan kenyal. Kembali aku memutar-mutar payudaraku seolah yang ada dipantulan
cermin itu adalah Wildan. Layaknya penari striptis aku menari penuh dengan sensual hingga BB-ku kembali berdering
yang menyadarkanku dari tarian sexy yang akan aku perlihatkan kelak pada Wildan. Aku meraih BB yang ada di meja
rias dan kupikir Wildan yang menelpon namun ternyata Shanti. Ada apa malam-malam begini dia menelponku, tanyaku membatin.

"Halo Shan,"

"Halo Mia, kamu ada dikostan kan?" tanyanya to the point.

"Iya aku ada dikostan. Memangnya ada apa?" Aku mulai cemas ketika obrolan kami di kantin tadi siang mulai hilir
mudik dalam pikiranku.

"Syukur deh, soalnya aku udah ada di depan kostan kamu. Aku boleh masukkan?"

"Ya bolehlah Shan. Langsung saja kekamarku ya?"

Obrolan berakhir. Bergegas aku berpakaian agar Shanti tidak tahu kalau aku sedang latihan menari striptis. Sambil
menunggu Shanti, aku membuatkan dia teh manis hangat, tentunya untukku juga. Pintu diketuk dan segera aku
mempersilahkan Shanti masuk setelah aku membukakan pintu untuknya.

"Widih, udah disediain teh hangat nih." komentarnya ketika dia sudah masuk ke kamar dan melihat ada dua cangkir
teh di atas meja riasku.

Shanti langsung duduk ditepian tempat tidur, aku menyusulnya lalu duduk disebelahnya. Kamar kostanku memang
tidak luas. Hanya memuat satu single tempat tidur, lemari, meja rias dan meja untuk TV serta kamar mandi di dalam.
Kost-kostan khusus wanita ini memang aku pilih selain dekat dengan tempat kerjaku juga murah dan yang penting
ada kamar mandinya di dalam. Jujur aku tidak suka kalau harus berbagi kamar mandi dengan penghuni lain.

"By the way ada apa nih, Shan? Bikin khawatir saja. Tumben-tumbenan kan malam-malam begini kamu kekostanku?
Apa sama Benny masih berantem?" cerocosku tanpa jeda yang membuat Shanti terkikik.

"Kamu nanya gak kira-kira Mi. Udah berasa investigasi aja nih,"

Tawa yang tadi sempat dia perlihatkan lambat laun berganti dengan wajah sedih seperti yang dia perlihatkan tadi
siang. Aku yakin kalau masalah yang sedang dihadapi Shanti ini begitu rumit. Malam ini apapun yang terjadi kalau dia
ingin mengeluarkan unek-uneknya, aku siap menjadi pendengar yang baik.

"Kamu boleh cerita apapun kok Shan, kali saja aku bisa membantu."

"Terima kasih Mi, aku datang ke sini memang ingin bercerita banyak tentang hubungan aku dengan Benny," sejenak
tampak Shanti menghela nafas panjang lalu meraih bantal guling untuk dia dekap. "Sudah hampir delapan tahun aku
mengenal Benny. Dan selama itu pula kami menjalin hubungan meski beberapa kali kami harus mengalami putus
nyambung. Aku sudah tahu kebiasaan buruk dan baik Benny, sampai-sampai aku tahu berapa panjang Mr. P-nya."
Cerita Shanti yang membuatku tercekat mendengar ucapannya yang terakhir

"Empatbelas senti dan dia begitu memanjakanku di ranjang. Aku selalu terlena dan terbuai oleh gerakan sensual
yang dia ciptakan. Bahkan aku selalu menginginkan lagi dan lagi ketika kami bercinta. Aku tidak tahu sudah berapa
kali kami berhubungan intim apalagi sejak Benny memiliki apartement dan aku tinggal di sana, kami tak ubahnya
sepasang suami yang selalu bercinta meski harus menggunakan kondom." Tutur Shanti bercerita mengalun begitu
saja. Aku tidak berani menyela dan membiarkan dia terus bercerita. Bahkan untuk urusan ranjang sekalipun Shanti
tidak segan untuk menceritakannya. Begitupun berapa panjang Mr. P Benny, empatbelas senti katanya. OMG, aku saja
tidak tahu berapa panjang milik Wildan. Ah, ini bukan saatnya aku membayangkan berapa panjang kejantanan
Wildan. Kembali aku mendengarkan cerita Shanti.

"Kami selalu bertengkar ketika aku meminta dia untuk menikahiku. Apa aku salah menanyakan hal itu, Mi?"
tanyanya menoleh padaku.

Aku menggeleng. "Untuk kamu yang sudah tinggal bersama Benny rasanya hal itu tidak salah. Kalau boleh tahu,
memangnya kenapa Benny sampai marah kalau kamu bertanya soal pernikahan?" aku bertanya balik ingin tahun.

"Alasannya hanya satu, Mi. Dia takut kalau dia tidak bisa membahagiakan aku dan tidak bisa menjadi suami yang
baik untukku. Terlebih dia takut tidak bisa menjadi contoh ayah yang baik untuk anak-anak kami. Padahal selama ini
aku sudah bahagia dengan hidup bersamanya dan akan lebih bahagia lagi kalau dia mau menikahiku." Kembali
terdengar suara getar ditenggorokannya. Aku memegang tangannya sekedar memberi ketegaran untuknya. "Aku yakin
bukan itu saja yang menjadi alasan Benny kenapa dia tidak mau menikahiku."

BERSAMBUNG
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ikut menyimak

Wildan sebaik itu ya hu?
Tapi dia sekarang sring lembur
Biasanya kan itu alasan..
Hahaha

Nunggu update aja deh
 
Bener hu.....
Cuma sayang sebagian ceritanya telah di hapus oleh authornya.....
Silakan baca kembali hu..... :)

siap hu, sekalian nostalgia ama jalan ceritany yg slalu bikin baper deg2an wkwkwk
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd