Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG LAKUNA : SESUATU YANG HILANG

CUPLIKAN BAGIAN 18
“Regan Denta Purnama, tolong ikut kami.” Tanya salah satu orang di hadapanku. Total ada 7 orang yang mengerubungi kami saat ini. Dan hawa-hawanya sih, entah kenapa aku ngerasa enggak enak hati gitu.


“Maaf kalian siapa ya?” Tanyaku seraya berdiri, Wawi pun melakukan hal yang sama.


“Nanti akan kami jelaskan, sekarang ikut kami dulu.” Jawab orang itu lagi seraya hendak memegang tanganku, namun oleh Wawi segera ditepis.


“Maaf maaf Mas.. ada apa dulu nih ?” Tanya Wawi sembari merapatkan tubuhnya padaku.


“Maaf.. ini tidak ada urusannya sama sekali dengan anda, jadi saya harap anda tidak ikut campur.” Sahut orang itu lagi seolah menjadi wakil pembicara bagi teman-temannya.

Sedang aku sendiri sedikit tercuri perhatian dengan satu orang dari rombongan di depan kami ini yang tengah berjongkok di depan mobil. Telapak tangannya menempel ke tanah, dengan bibir berkomat-kamit enggak jelas.


“Dia temen saya Mas, urusan dia jadi urusan saya.” Ujar Wawi lagi sembari merentangkan tangannya di depan dadaku, membawaku untuk mundur selangkah bersamanya.


Dan orang-orang di hadapan kami pun diam sejenak, mereka saling pandang satu sama lain, seolah tengah berdiskusi lewat raut wajah, tanpa bicara.


“Men.. jangan-jangan ini temen-temen orang yang tempo hari bermasalah ama lu..” Bisik Wawi padaku, membuatku langsung teringat pada Si Gembyor suami Budeh Sekar yang sempat berkelahi denganku.


Tapi masa iya orang-orang ini temennya si gembyor? Atau enggak orang suruhannya? Soalnya dari setelan orang-orang ini, kok kaya bodyguard artis-artis gitu ya?


“Enggak tau gua juga, tapi emang komuk-komuknya kaya penculik Wi..” Sahutku berbisik juga.


“Mereka nafsu banget kayanya ama lu, gimana ini Men? Mau dilibas?” Tanya Wawi semakin memelankan suaranya.


“Buset yakali.. kalah jumlah banget ini mah, enggak bakal kebadanan..” Sahutku sembark memperhatikan satu persatu wajah orang-orang itu.


Dan mereka kini sudah saling bertukar anggukan kepala, kembali menatap kami dengan tatapan yang jauh lebih tajam.


“Mampus mukanya pada marah Men..” Bisik Wawi sudah melebarkan kaki, memasang kuda-kuda berdiri. Hal yang sama pun aku lakukan, kueratkan kepalan tanganku, mencoba memikirkan cara agar seenggaknya bisa lolos dulu dari orang-orang yang tampangnya kaya sindikat penjualan organ ini.


#Panasin dulu ya Hu mesinnya.. Hatur nuhun nih buat semua yang selalu memberikan support. Hatur nuhun pisan malahan. Doakan penulisannya lancar ya, biar bisa update segera 🙏
semoga tetap sehat dan lancar urusan nya suhu
ditunggu updatenya
 
CUPLIKAN BAGIAN 18
“Regan Denta Purnama, tolong ikut kami.” Tanya salah satu orang di hadapanku. Total ada 7 orang yang mengerubungi kami saat ini. Dan hawa-hawanya sih, entah kenapa aku ngerasa enggak enak hati gitu.


“Maaf kalian siapa ya?” Tanyaku seraya berdiri, Wawi pun melakukan hal yang sama.


“Nanti akan kami jelaskan, sekarang ikut kami dulu.” Jawab orang itu lagi seraya hendak memegang tanganku, namun oleh Wawi segera ditepis.


“Maaf maaf Mas.. ada apa dulu nih ?” Tanya Wawi sembari merapatkan tubuhnya padaku.


“Maaf.. ini tidak ada urusannya sama sekali dengan anda, jadi saya harap anda tidak ikut campur.” Sahut orang itu lagi seolah menjadi wakil pembicara bagi teman-temannya.

Sedang aku sendiri sedikit tercuri perhatian dengan satu orang dari rombongan di depan kami ini yang tengah berjongkok di depan mobil. Telapak tangannya menempel ke tanah, dengan bibir berkomat-kamit enggak jelas.


“Dia temen saya Mas, urusan dia jadi urusan saya.” Ujar Wawi lagi sembari merentangkan tangannya di depan dadaku, membawaku untuk mundur selangkah bersamanya.


Dan orang-orang di hadapan kami pun diam sejenak, mereka saling pandang satu sama lain, seolah tengah berdiskusi lewat raut wajah, tanpa bicara.


“Men.. jangan-jangan ini temen-temen orang yang tempo hari bermasalah ama lu..” Bisik Wawi padaku, membuatku langsung teringat pada Si Gembyor suami Budeh Sekar yang sempat berkelahi denganku.


Tapi masa iya orang-orang ini temennya si gembyor? Atau enggak orang suruhannya? Soalnya dari setelan orang-orang ini, kok kaya bodyguard artis-artis gitu ya?


“Enggak tau gua juga, tapi emang komuk-komuknya kaya penculik Wi..” Sahutku berbisik juga.


“Mereka nafsu banget kayanya ama lu, gimana ini Men? Mau dilibas?” Tanya Wawi semakin memelankan suaranya.


“Buset yakali.. kalah jumlah banget ini mah, enggak bakal kebadanan..” Sahutku sembark memperhatikan satu persatu wajah orang-orang itu.


Dan mereka kini sudah saling bertukar anggukan kepala, kembali menatap kami dengan tatapan yang jauh lebih tajam.


“Mampus mukanya pada marah Men..” Bisik Wawi sudah melebarkan kaki, memasang kuda-kuda berdiri. Hal yang sama pun aku lakukan, kueratkan kepalan tanganku, mencoba memikirkan cara agar seenggaknya bisa lolos dulu dari orang-orang yang tampangnya kaya sindikat penjualan organ ini.


#Panasin dulu ya Hu mesinnya.. Hatur nuhun nih buat semua yang selalu memberikan support. Hatur nuhun pisan malahan. Doakan penulisannya lancar ya, biar bisa update segera 🙏
Siap ditunggu fullnya bang....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd