Dari bahasanya seperti warga lokal yang hendak pulang, paling tidak ada 2 orang yang lewat.
Aku hanya bisa diam tidak bergerak. Handphone aku tempelkan ke badanku menghalangi cahaya yang bisa menarik perhatian.
Kapal nelayan tempatku bersembunyi berukuran kecil aku berbaring di dasar perahu tapi kakiku tidak bisa aku luruskan, hanya menekuk untungnya lututku masih terhalang badan perahu.
Pikiranku jadi membayangkan yang tidak-tidak, dengan posisiku seperti itu, aku tidak bisa menutupi banyak, aku malah membayangkan kalau aku ketahuan dan diperkosa sambil diikat di perahu. Entah aku melawan atau pasrah saja.
Untungnya aku tidak ketahuan, setelah beberapa waktu kakA mengirim pesan kalau orangnya sudah pergi, artinya kakA juga bersembunyi dan bisa melihat diriku.
Aku keluar perahu pelan-pelan. Handphone masih aku tempelkan ke badanku biar tidak ada cahaya.
Adrenaline dan rasa takut ketahuan membuatku terangsang.
Aku lihat suasana sekitar, mobil sewaan kakA aku lihat tidak jauh, tapi kakA tidak bisa aku lihat dimana.
Aku malah menggesekkan klitku pada pinggir perahu, pada kayu pengimbang kapal.
KakA meneleponku.
"Lagi ngapain?" Katanya
"Aku sange.. bodo amat ketahuan orang"
"Terusin aja" jawab kakA di telepon kemudian dimatikan.
Aku justru khawatir dan takut jadinya. Aku kemudian berjalan menuju mobil sambil menyusuri garis ombak jadi tidak lagi sembunyi-sembunyi. Ternyata kakA menunggu di balik pohon kelapa. Yang membuatku takjub ternyata kakA juga sama2 bugil. Aku menyadarinya sewaktu dia mendekat ke arahku. Kontolnya sudah mengacung membuatku bergidik, membayangkan kita bersetubuh di tempat terbuka. KakA menarik tanganku kembali ke arah perahu. Disana aku diperlakukan agak kasar dengan mendudukkanku di samping kayu pengimbang kapal, tanganku dimintanya melingkari batang kayu, jadi aku setengah duduk jadinya.
KakA menyodorkan kontolnya ke mulutku dan langsung aku hisap dan jilat. Tidak lama kakA orgasme di mulutku