Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

LASTRI

Bimabet
LANJUTAN

Di pagi hari yang masih sunyi, nampak Lastri menangis histeris ketika mendapat kabar bahwa ibunya meninggal dunia. Anak Lastri mengabarkan jika neneknya meninggal dan Lastri diharapkan pulang sebelum proses pemakaman dilakukan. Si Tini yang kaget mendengar tangisan Lastri, segera bergegas menemui Lastri dikamarnya.
" ada apa mbak tri, kok kamu menangis histeris begitu ? Tanya Si Tini.
" ibuku meninggal Tin " jawab Lastri sambil sesenggukan.
" innalillahi.....kamu yang sabar ya mbak tri " kata Si Tini menenangkan.
" aku harus pulang sekarang Tin " kata Lastri pelan.
" ya udah kamu kemasi baju-baju kamu dulu, biar saya tak omong ke bos kita " jawab Si Tini.
" makasih Tin " kata Lastri.
Si Tini pun bergegas menuju ke Rumah sang majikan yang terpisah dari kamarnya itu.
" nya....nyonya...." kata Si Tini tergopoh-gopoh.
" ada apa to Tin, kok kamu tergesa-gesa seperti itu ?" Jawab Bu Siska.
" ada berita buruk Nya..." kata Si Tini ngos-ngosan.
" berita buruk apa ? Tanya Bu Siska keheranan.
" mbak Lastri mau pulang Nya....." jawab Tini singkat.
" emang kenapa kok pulang tiba-tiba ? Tanya Bu Siska kebingungan.
" ibunya Mbak Lastri meninggal Nya..." jawab Tini tegas.
" innalillahi........ya udah, kamu urus anak-anak. Aku tak temui Lastri dulu " kata Bu Siska.

Bu Siska pun bergegas menemui lastri dikamarnya yang sedang mengemasi baju-bajunya untuk dibawa pulang kekampung halamannya.
" saya turut berbela sungkawa Tri...." kata Bu Siska.
" iya Bu,,,saya juga mau ijin pulang saat ini juga, karna proses pemakaman menunggu kedatangan saya " jawab Lastri sedih.
" iya Tri silakan,,,oiya ini gaji kamu dan ada sedikit tambahan buat rasa berduka saya kekeluargamu " kata Bu siska sambil memberikan amplop coklat.
" Trima kasih buk...." ucap Lastri sambil menerima bingkisan itu.
" oiya Tri,,,supaya kamu cepat sampai, aku suruh pak Yos untuk antar kamu pulang pakai mobil pribadi saja " kata Bu siska.
" ga usah repot-repot buk...biar saya naik Bus saja " jawab Lastri menolak.
" ya biar lebih cepat sampai Tri, daripada kamu naik Bus 5 jam kadang bisa lebih. Lebih baik kamu di antar pak Yos pakai mobil bisa 3 jam sampai kalau lewat jalan tol " kata bu Siska mengarahkan.
" tapi buk...."
" udah..***k ada tapi-tapian, ini yang terbaik buat kamu " kata bu Siska.
" kalau begitu trima kasih buk...." jawab Lastri singkat.
" ya sudah kamu mandi dulu, biar saya yang kabari pak Yos " ucap bu Siska.
" sekali lagi trima kasih buk...."

Bu siska sang majikan lalu mengabari pak Yos perihal tentang masalah yang dihadapi Lastri. Pak Yos pun kaget mendengar kabar ini, dan dia segera bergegas untuk segera mengantar Lastri pulang kekampung halaman sesuai perintah sang majikan wanita. Tak lupa pak Yos siapkan beberapa pakaian untuk dia pakai disana.

Pagi itu sebuah mobil innova warna hitam meluncur mengantar Lastri pulang kekampung Halamannya.
" saya turut berduka cita Tri..." kata pak Yos membuka pembicaraan.
" iya pak..." jawab Lastri singkat
Nampak wajah kesedihan dia rasakan waktu itu. Tak banyak kata-kata ketika dalam perjalanan itu. Karna pak Yos tau kalau Lastri sedang dalam masa berkabung. Sampai setengah perjalanan, pak Yos membelokkan mobilnya kerumah makan. Pak Yos berusaha mengajak lastri untuk makan, karna tau tadi belom sarapan. Mereka pun makan dan selesai makan segera tancap gas kembali. Mobil meluncur cepat melalui jalan tol. Berkat kelihaiaan pak Yos, dan petunjuk arah dari Lastri. 3 jam perjalanan mereka sudah samapi rumah duka.

Kedatangan Lastri disambut tangis oleh anak-anak dan keluarga kecilnya. Banyak para tetangga baik laki-laki maupun perempuan yang membantu untuk proses pemakaman ibunya. Pak Yos dengan sikap sopan santunnya langsung bisa membaur dimasyarakat kampung itu. Banyak orang bertanya-tanya, siapa gerangan orang yang mengantar Lastri pakai mobil bagus itu. Namun ada sebagian orang yang sudah mendengar kabar bahwa itu adalah calon Lastri. Karna Lastri sudah tiba dan semua perlengkapan sudah siap, maka siang menjelang sore itu prosesi pemakaman dilakukan di TPU dikampung itu. Nampak raut kesedihan diwajah Lastri, karna ibunya kini sudah tiada. Setelah selesai, mereka pun berdoa dan pulang kerumah.

Sampai dirumah, Lastri mengenalkan pak Yos pada anak-anaknya. Ya meskipun disambut sikap dingin oleh Anak-anaknya, pak Yos tetap tenang. Dia sadar kalau momen ini masih kurang pas, namun dia tetap percaya diri dan memberikan hadiah kepada anak-anak Lastri. Cukup dengan hadiah HP terbaru yang dibawa pak Yos Khusus untuk mereka. Anak-anak Lastri mulai tertarik, yang tadi hanya diam saja. Kini mulai bertanya-tanya tentang pak Yos. Pak Yos cukup antusias bercengkerama dengan mereka. Menjelang sore, pak Yos pergi kerumah pak RT. Dia melapor, bahwa dia sebagai tamu dan ingin menginap dirumah Lastri. Dia juga bercerita bahwa dia calon suami Lastri. Mendengar penuturan dari pak Yos, pak RT pun memberikan ijin untuk menginap.
Dengan wajah sumringah pak Yos pulang kerumah Lastri.

Malam itu sehabis makan malam, pak Yos, Lastri dan kedua anaknya saling bercengkerama di rumah sederhana itu. Pak Yos bisa cepat beradaptasi dengan anak-anaknya. Mereka bercanda gurau bak keluarga baru. Malam mulai larut waktu jam menunjukan pukul 11 malam, kedua anak Lastri pamit kekamar karna sudah sangat mengantuk. Disusul Lastri juga pergi kekamar sebelah untuk beristirahat. Sementara pak Yos duduk diruang tamu, dan akan tidur dikursi itu nantinya.

Jam menunjukan waktu 23.30, nampak pak Yos masih menghisap rokok 234 kesukaannya. Dia belom mengantuk, sambil memainkan HPnya agar tidak boring. Sementara Lastri dikamar, tubuhnya miring kekiri, miring kekanan. Nampaknya Lastri masih sulit untuk memejamkan matanya. Dia pun keluar kamar untuk ambil minum didapur dan didapatinya pak Yos yang masih terjaga dikursi ruang tamu.
" kok blom tidur pak ? " sapa Lastri

" belom ngantuk nih Tri, kok kamu juga blom tidur,,," jawab pak Yos.

" ga tau nih pak, rasanya sulit untuk tidur" kata Lastri

" ya udah,,,ngobrol lagi aja sini, biar nanti ngantuk bareng heheheh..." kekehnya

" ihhhhh....maunya"

" ya udah sini..." ajak pak Yos.

Mereka pun larut dalam obrolan, sementara anak-anaknya terlelap dalam tidurnya. Kedua insan yang mulai dimabuk asmara itu mulai digoda-goda setan malam. Mulai dari berpegangan tangan, dan saling memandang.

POV PAK YOS

Kutarik lembut tangannya dan diikuti tubuhnya. kini pantat sekal Lastri mendarat empuk di pangkuanku sedangkan tanganku melingkar di pinggangnya yang cukup ramping tak berlemak. Iblis dan setan neraka bersorak sorai mengiringi pertemuan bibir kami yang kemudian saling mengulum dan tak lama lidah kami saling belit di rongga mulut mmm… mmmm....
tangan Lastri melingkar erat di leherku dengan gemetaran. kulayani serangan panas janda cantik berumur 38 tahun ini. seolah ingin memuaskan dahaga dan rindu nya lewat aksi ciuman panasnya. Tanganku memang dari dulu trampil memainkan peran jika dihadapkan dengan tubuh wanita. menelusup ke balik daster hitam yang dikenakan Lastri dan terus menelusup sampai menyentuh kulit tubuhnya. sentuhan ku pada kulit tubuhnya membuat Lastri menggeliat resah dan menggerang gemas. rangkulan tangannya semakin erat di leherku sementara ciuman bibirnya juga semakin menggila mengecupi dan mengulumi bibirku. tanganku mulai merambah bukit dadanya yang mulai menegang. Tiba-tiba Lastri meronta keras, saat tanganku meremas lembut buah dadanya yang mengeras akibat terangsang birahi tinggi.

“Ooohh… pak Yos … ohhh.. ohhh.
kalimat diantara desah nafas birahi ini tak kuhiraukan dan rontaan kerasnya tak berarti banyak buatku. tanganku yang melingkar di pinggangnya tak mudah utk dilepaskannya.

" ayo sayang nikmatilah apa yang kamu ingin nikmati…”bisikku lembut di sela-sela aksi bibir dan lidahku di leher jenjang berkulit bersih milik janda cantik bertubuh indah ini.

“Ampuuun pak, oooww… Lastri ga tahaaan… hh..hh… ssshhh…”rengek Lastri memelas yang tak mampu membendung gelegak birahi yang mendobrak hebat ditubuhnya. Daster hitam yang dikenakan Lastri sudah teronggok dibawah kursi ruang tamu yang kami gunakan sebagai ajang pergulatan. dibalik daster hitam, tubuh berkulit sawo matang itu hanya tinggal BH berukuran 34 B, sehingga dari dada bagian atas sampai leher terbuka nyata. bergetar syahwatku menyaksikan pemandangan ini. buah dadanya yang masih nampak sekal dengan kulit coklat bersih, mulus sekali sehingga urat-urat halus berwarna kebiruan tampak dipermukaan. buah dadanya yang sedang meregang nafsu birahi itu tampak mengeras, memperlihatkan lembah yang dalam di tengahnya. tampak bergerak turun naik seirama dengan nafas birahinya yang mendengus-dengus tak beraturan. iihh menggemaskan sekali. woow... bukan main.....

“Oooohh.. pakkkk..?”desahnya lirih ketika BH penutup payudaranya meninggalkan tempatnya dan secara refleks Lastri menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, tapi dimataku, adegan itu sangat sensual. apalagi dengan ekspresi wajahnya yang cantik sebagian tertutup rambutnya yang agak acak-acakan. matanya menatapku dengan makna yang sulit ditebak.

“pak.... janggaaan teruskan....Lastri takuut…anak-anak bangun “bisiknya dengan suara tanpa ekspresi. tapi aku sdh tak mampu mempertimbangkan segala resiko yg kemungkinan muncul. lembah payudara Lastri yang dalam itulah yang kini menggodaku. maka kubenamkan wajahku ke dalamnya. lidahku terjulur melecuti permukaan kulit halus beraroma wangi itu. kontan tubuhnya di pangkuanku itu menggelepar liar, seperti ikan kehilangan air, ditambah amukan janggut dan kumisku yang sdh 2 hari tak tersentuh pisau cukur.

“Ampuuuunnn pakkkk…. iiiihhh… gellliii aaahh… mmm…ssssshhh.. ooohh…”rengek dan rintihannya mengiringi geliat tubuh indah itu. wooow jemari lentiknya mulai mencari-cari. dan menemukannya di selangkanganku. bonggolan besar yang menggembungkan celanaku diremas-remas dengan gemas. sementara aku sedang mengulum dan memainkan lidahku di puting susunya yang sudah menonjol keras berwarna coklat hangus. tanganku menggerayang masuk kedalam under wer yg semakin terangkat naik kudapatkan selangkangan yang tertutup celana dalam putih dan kurasakan pada bagian tertentu sudah basah kuyub, Lastri tak menolak ketika celana dalam itu kulolosi dan kulempar entah jatuh dimana.

Lastri mengerang keras dengan mata membelalak, manakala jariku membelah bibir vaginanya yang sudah sangat basah sampai ke rambut kemaluannya yang rimbun. bibir cantiknya itu gemetaran layaknya orang kedinginan. terdengar derit retsluiting. ternyata jemari lentik Lastri membuka celanaku dan menelusup masuk kedalam celanaku. kulihat matanya berbinar dan mulutnya mendesis seolah gemas, ketika tangannya berhasil menggenggam batang kontolku. sesaat kemudian batang kontolku sudah mengacung-acung galak di sela bukaan retsluiting celanaku dalam genggaman tangan berjari lentik milik Lastri. makin lebar saja mata Lastri yang menatap jalang ke batang kontolku yang sedang dikocok-kocoknya lembut.

“Aaaah… pak Yosss… mana mungkin Lastri sanggup menolak yang seperti ini. hhhh…. ssss….sssshhh… lakukan pak. oohhh… toloong bikin Lastri lupa segalanya pak… Lastri ga tahhaan…”kalimatnya mendesis bernada penuh kepasrahan, namun matanya menatapku penuh tantangan dan ajakan.

Segera kubopong tubuhnya masuk kekamar Lastri. Kurebahkan tubuh Lastri di kasur yang berdipan bambu, sementara jari tengahku tak berhenti keluar masuk di liang sanggama Lastri yang sangat becek. mungkin benar kata orang, cewek yang berkulit sawo matang cenderung lebih basah liang sanggamanya.

seperti halnya Lastri, cairan liang sanggamanya yang licin kurasakan sangatlah banyak sampai ada tetesan yang jatuh di atas kasur. Lastri sudah mengangkangkan kakinya lebar-lebar menyambut tubuhku yang masuk diantara kangkangan pahanya, aku berdiri menghadap pinggiran kasur, dimana selangkangan Lastri tergelar. tubuh Lastri kembali menggeliat erotis disertai erangan seraknya ketika kepala kontolku mengoles-oles belahan vaginanya, sesekali kugesek-gesekan ke clitorisnya yang membengkak keras sebesar kacang tanah yang kecil. bukit vaginanya yang diselimuti rimbunnya rambut kemaluan.

“Ayoooo pakkkk.....lakukan sekaraaang… Lastri ga tahaaann…hh..hhh… “rengek Lastri memelas. Bibir cantik itu menganga tak bersuara, matanya membelalak lebar dengan alis berkerinyit gelisah, ketika kontolku membelah bibir vaginanya dan merentang mulut liang sanggamanya. kurasakan kontolku kesulitan menembus mulut liang sanggama Lastri yang sudah berlendir licin. Tubuh Lastri meregang hebat diiringi erangan keras, manakala kontolku memaksa otot liang sanggama Lastri merentang lebih lebar.
kedua tangannya mencengkeram keras lenganku. sewaktu pelan-pelan tapi pasti batang kontolku menggelosor memasuki liang sanggama yang terasa menggigit erat benda asing yang memasukinya. baru tiga perempat masuk batang kontolku, rasanya sudah menabrak mentok dasar liang sanggama sempit itu. kembali tubuh montok Lastri menggeliat merasakan sodokan mantap pada ujung leher rahimnya. Sepasang kaki Lastri membelit erat pinggangku sehingga menahan gerakku. bibir cantik yang gemetaran itu tampak tersenyum dengan mata berbinar aneh.

“Pak Yos.... tau kenapa Lastri suka Pak Yos ?”bisik Lastri dengan tatapan mata mesra.
kujawab dengan gelengan kepalaku.

“Punya pak Yos membuatku perih-perih nikmat… kaya sekarang ini, Lastri pingin disetubuhi pak Yos.
"Ayo pak.... beri lagi Lastri kenikmatan yang indah…”bisik Lastri sambil mengerling penuh arti, belitan kaki di pinggangku dilonggarkan, pertanda aku boleh mulai mengayun batang kemaluanku memompa liang sanggamanya. Kembali suara erangan dan rintihan Lastri mengalun sensual mengiringi ayunan batang kemaluanku yang pelan dan kalem keluar masuk liang sanggama yang kurasakan sangat menggigit saking sempitnya, walaupun produksi lendir pelicin vagina wanita ini luar biasa banyaknya, sampai berlelehan ke kasur yang jadi alas tubuhnya.

“Punya kamu sempit banget Tri... aku seperti menyetubuhi perawan…”Bisikan mesraku tampak membuat janda beranak dua itu berbunga hatinya. wajahnya tampak berseri bangga.

“Punya pak Yos aja yang kegedean, Lastri suka sama yang begini. gemesssiiin, hhh… hhhoohhh…pakkkkkk…”belum selesai kalimat Lastri, kupercepat ayunan pinggulku. membuat mata Lastri kembali membelalak, bibirnya meringis memperlihatkan gigi indah yang beradu, mengeluarkan desis panjang....

“Teeruuuss pakkkkk… ammppuunn… nikkmaaat bukan main.. oooohhh… aaaaaahhh… eeeenngghh..”ceracaunya dengan suara setengah berbisik. sesaat kemudian aku merasakan serangan balasan Lastri. Dengan gemulai janda cantik ini memutar pinggulnya, pinggangnya yang ramping bergerak menjadi engsel. Luar biasa nikmat yang kurasakan di malam itu. Suara berdecakan yang semakin keras di selangkangan kami menandakan semakin banjirnya lendir persetubuhan dari liang sanggama Lastri. Wajah cantik Lastri semakin gelisah. mulutnya komat-kamit seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tak ada suara yang keluar, hanya desah dan erangannya yang keluar. alisnya semakin berkerut, apalagi matanya yang kadang membelalak lebar kadang menatapku dengan sorot mata gemas.

“Oooooouuuuwww..!! Pakkkkkkkkkkk…. Las....tri ga tahaann…. mmmmmhhh…!!”Kegelisahan dan keresahannya berujung pada rengekan panjang seperti orang menangis dibarengi dengan pinggul yang diangkat didesakan ke arahku bergerak-gerak liar. Aku tanggap dengan situasi wanita yang dihajar nikmatnya orgasme. segera kuayun batang kemaluanku menembus liang sanggama Lastri sedalam-dalamnya dengan kecepatan dan tenaga yang kutambah. akibatnya tubuh Lastri semakin liar menggelepar di atas kasur itu, kepalanya digeleng-gelengkan dengan keras ke kanan dan ke kiri sehingga rambutnya semakin riap-riapan di wajahnya.

“Ammmpppuuunnn…. oooohhh… nnnggghhh…. niikmmmaattnya…. hhoooo….”suara Lastri seperti menangis pilu. Ya ammmpppuunn…. kurasakan nikmat bukan main.. dinding liang sanggama wanita yang tengah diamuk badai orgasme itu seakan mengkerut lembut menjepit erat batang kontolku, kemudian mengembang lagi. enam atau tujuh kali berulang. membuatku sejenak menghentikan ayunan kontolku, pada posisi di kedalaman yg paling dalam pada liang sanggama Lastri.Tubuh Lastri tergolek lunglai, nafasnya tersengal-sengal, tampak dari gerakan dadanya yang naik turun tak beraturan. wajahnya yang miring ke samping kanan tampak kulitnya berkilat basah oleh keringat birahinya, sementara matanya tampak terpejam seperti orang tidur. rambut panjangnya tampak kusut, awut-awutan menutupi sebagian wajah cantiknya. Kira-kira setelah dua menit batang kontolku mengeram tak bergerak di liang sanggama yang semakin becek. dengan gerakan lembut kembali kugerakkan pinggulku mengantarkan sodokan keliang sanggama Lastri. Tubuhnya kembali menggeliat lemah sambil mulutnya mendesis panjang. Lastri membuka matanya yang kini tampak sayu.

“Ssssshh… mmm… luar biasa….”desah Lastri sambil tersenyum manis. Kedua tangannya meraih leherku dan menarik ke arah tubuhnya. Tubuhku kini menelungkupi tubuh Lastri, Lastri memeluk tubuhku erat sekali sehingga bukit payudaranya tergencet erat oleh dada bidangku seolah balon gas mau meletus. tak hanya itu sepasang pahanya dilingkarkan di pinggangku dan saling dikaitkan di belakang tubuhku. Woooww.... leherku disosotnya dengan laparnya. jilatan dan kecupan nakal bertubi-tubi menghajar leher dan daun telingaku. terdengar dengus nafasnya sangat merangsangku. aku dibuat mengerang oleh aksinya.

“Ayo sayang, tuntaskan hasratmu… Lastri mau lagi ?”bisiknya manja sambil bibirnya mengulum nakal daun telingaku. Kurasakan pantat sekal Lastri bergerak gemulai, membesut hebat batang kontolku yang terjepit di liang sanggamanya, sejenak kunikmati besutan dan pelintiran nikmat itu tanpa balasan. karena kuhentikan ayunan kontolku.

“Kamu ingin berapa kali..?”sahutku berbisik tapi sambil mengayunkan batang kemaluanku dalam sekali.. “Eeeeehhhhh…hhh…! sampe pingsan Lastri juga mauuuuuhh…hhhh…!”jawabnya sambil terhentak-hentak akibat rojokanku yang kuat dan cepat. Aku mengakui kelihaian janda 2 anak ini dalam berolah sanggama, kelihaiannya memainkan kontraksi otot-otot perutnya yang menimbulkan kenikmatan luar biasa pada batang kemaluan yang terjebak di liang sanggamanya yang becek. Tapi rupanya Lastri tak mampu berbuat banyak menghadapi permainanku yang galak dan liar. Setelah pencapaian orgasmenya yang ke tiga. Wajah Lastri semakin pucat, walaupun semangat tempurnya masih besar.

“Ooooww… pakkkk… ayo sayaaang… Lastri masih kuat…”desisnya berulang-ulang. sambil sesekali pantatnya menggeol liar, mencoba memberikan counter attack. Aku tak ingin memperpanjang waktu, walau sebenarnya masih belom ingin mengakhiri, tapi waktu yang berbicara. hampir 1 jam aku dan Lastri berpacu birahi diatas kasur kamarnya. Aku mulai berkonsentrasi untuk pencapaian akhirku. aku tak peduli erangan dan rintihan Lastri yang memilukan akibat rojokanku yang menghebat.

“Ooohkk.. hhookkhh.. ooww.. sayaaang… keluarkan.. di… di.. dalam yakkkhh..hhkk..”Sebagai wanita yg berpengalaman Lastri tahu gelagat ini. diapun mempergencar counter attacknya dengan goyang dan geolnya yang gemulai. kuku jarinya menggelitiki dada bidangku. dan aku mengeram panjang
"Arrrrrggghhhhhhhhhhh......crotttt....crotttt...croooottttt" bermili-mili spermaku tumpah dimemek legit Lastri. Dengan nafas ngos-ngosan aku ambruk ke kiri sambil menikmati sisa-sisa orgasme yang kudapatkan.

Lastri yang terbaring disampingku, juga sangat kelelahan. Sesekali matanya menatap mataku dan senyum tipis mengembang dibibirnya yang ranum. Menandakan kepuasan dan kebahagiaan.


Bersambung....
 
LANJUTAN

POV LASTRI


Aku menarik selimut untuk menutupi tubuhku yang telanjang bulat. Bagaimanapun juga masih ada rasa malu ketika aku tahu Pak Yos melihat tubuhku tanpa busana seperti ini.

Beberapa saat setelah itu sambil aku masih terbaring berselimut, pak Yos kembali mengurut kakiku. Rupanya dia memahami kondisiku malam itu. Badanku yang memang terasa letih makin lemas rasanya ketika harus meledakkan energi orgasme yang cukup dahsyat barusan. Dia mulai memijit jari-jemari kakiku, kemudian telapak kaki. Dipijatnya dengan lembut bagian itu sampai aku benar-benar merasa cukup. Kemudian pijatannya mulai naik ke betis dan di kanan kiri tulang keringku, sampai ke lutut. Setelah dirasa cukup, mulai telapak tanganku dipijatnya merata sampai ke bahu. Benar-benar relaksasi yang bisa mengendorkan seluruh syaraf dan otot tubuhku. Aku sangat menikmati pijatannya, sampai akhirnya (barangkali) aku tertidur….

Tiba-tiba aku merasakan birahiku merambat naik lagi… Aku tersadar… Ternyata pak Yos mulai merangsangku lagi. Kali ini dia langsung ke clitorisku. Pelan tapi pasti hasratku mulai memuncak lagi. Aku mulai melenguh dan pantatku terangkat-angkat…

Digosoknya clitorisku yang sudah licin dengan jarinya, dan sesekali dimasukkannya jarinya ke senggamaku dengan gerakan keluar masuk. Aku terbelalak, nafasku mulai memburu lagi dan tanganku mencari-cari kepalanya. Aku tarik kepalanya dan refleks kami bercumbu lagi dengan hebatnya. Lidahnya menyapu langit-langit mulutku dan itu membuat aku semakin beringas seakan mau menelan lidahnya bulat-bulat.

Setelah dia rasa aku cukup pemanasan, dia membuka kakiku dan memasang posisi siap beraksi… “Gantian ya Tri, aku tak dibawah….” bisiknya di telingaku.

Aku hanya terpejam….

“ aku belom pernah diatas…” bisikku malu.

“Tenang sayang, aku tahu caranya kok…nikmati saja ya.. coba kamu naik di atasku, " ucapnya.

Akupun menuruti kemauannya. Aku segera naik ke atas tubuhnya. Pak Yos mengelus pantatku sesaat, sebelum aku rasakan kemaluannya mulai menyeruak bibir senggamaku. Mendesak masuk, pelan tapi pasti…

Agak susah masuknya, barangkali dengan posisi itu liang senggamaku menjadi lebih rapat. Dia terus mendorong dengan mantap sampai akhirnya seluruh batang kemaluannya tertanam di liangku.

Aku terbelalak….

Pak Yos mulai meremas kedua payudaraku.. dimainkannya kedua putingku dengan ujung jari-nya. Akupun mengimbangi dengan gerakan naik turun.. kurasakan clitorisku menggesek rambut kemaluannya.. uh geli dan nikmat.

Aku rasakan gesekan-gesekan kemaluan besarnya di dalam liang senggamaku mengaduk-aduk G-spotnya. Aku mulai mendesah dan melenguh lagi dan pasrah dalam kenikmatan yang semakin lama semakin memuncak….

Tak selang lama, pak Yos melenguh panjang,…”Uuuuuuggghhhh…..sayangggg….” Rupanya dia sudah orgasme duluan. Ditariknya pantatku kuat-kuat dan dibenamkan seluruh batang kemaluannya dalam-dalam. Aku rasakan semburan benihnya amat banyak di dalam rongga senggamaku, sampai aku merasakan ada sebagian yang keluar mengalir turun di pahaku. Setelah itu disuruhnya aku berbaring dan kembali kami berpelukan dengan kuatnya melepaskan energi yg cukup besar itu.

Setelah nafasnya agak teratur, pak Yos kembali memulai permainannya. Sekarang posisi aku terlentang di bawah dan pak Yos menopang badannya di atasku. Ia mulai memasukkan dan memainkan lagi kemaluannya di dalam senggamaku. Luar biasa, tahan lama juga rupanya…

Dia menopang badannya dengan kedua tangan, sehingga perutku aman dari tekanan berat tubuhnya. Dia permainkan kemaluannya di dalam liang senggamaku, diputar-putar dan ditarik keluar masuk perlahan-lahan….kadang agak dipercepat. Terdengar bunyi “crot-crot…” berulang-ulang karena beradunya kelamin kami yang sudah sangat basah.

Dalam gerakan-gerakan dan gesekan antar kelamin yang penuh birahi itu tak lama kemudian aku mendapatkan lagi puncak orgasmeku…. Orgasme yang entah keberapa, yang aku rasakan jauh lebih dahsyat dari orgasmeku yang sebelumnya tadi..

Aku mengejan dan terbelalak, “Uuuuaaaacchhh….. pakkkkkkk… aku sudah mau keluar..”

Pak Yos membalas, “.. tahan sebentar ya.. aku juga sudah mau keluar.. kita bareng-bareng yah..”

Dipercepatnya gerakan keluar masuk batang kemaluannya.. cepat, cepat, cepat dan semakin cepat.. hingga akhirnya aku berteriakkk…. “..aaaaahhhhhh……..akh…akhhhh.. ……”

Seluruh otot di tubuhku serasa melepaskan beban yang sangat berat… Aku peluk erat kepala pak Yos dan kakiku menjepit kuat pinggangnya malam itu. Dan pak Yos pun menyusul berteriak.. “..aaaaahhhhhhhhhh..”. Dibenamkannya kemaluannya dalam-dalam di liang senggamaku.. terasa cairan panas memenuhi rahimku. Tubuhnya menggelepar hebat di atas tubuhku.. tuntas sudah.

Nafas kami memburu beradu dengan nafasnya.

Ciuman kami beradu dengan kuatnya seakan tak mau kami lepaskan. Kami sama-sama terengah-engah malam itu, bermandikan keringat.

Setelah itu,pak Yos memeluk tubuhku dengan lembut dari arah belakang.. lengannya yang kekar melingkar di leherku.. dan kepalaku pun akhirnya disandarkannya di dadanya yang bidang. Dikecup-nya keningku, kedua mataku, kedua pipiku,ujung hidung-ku.. dan mulutku. Kupejamkan mataku.. damai sekali aku rasakan waktu itu, rasanya aku sudah memiliki suami yang benar-benar bisa membuatku bahagia. Kami pun akhirnya tertidur pulas...


Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd