Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Lembaran Yang Hilang [Rega Universe]

Selain Amanda Rein !! Siapa karakter yang kalian ingin ada di kamar tidur kalian malam ini?

  • CatWoman

  • Angel

  • Luna

  • Winry

  • Mira

  • Jessica

  • Billa

  • Melly

  • Bu Fiona

  • Kak Fanny

  • Mbak Tina

  • Oliv

  • New : Mommy

  • Kirana


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
loh kenapa Rein ga muncul nih kan lg dirumah sm Rein? 🤔 sesi kaka-adiknya udah selesai ya Hu mau langsung Rega-Winry nih keknya
ditunggu dah smeoga apdet nya kaya kmren2 cepet ya :beer::semangat:

KK Rein uda Berangkat KKN suhu... Waktu Rega ketemu Bu Dosen & Winry kan itu seminggu setelah ketemu Rein dirumah
Ya.. Ane juga pgn cepet2 update. Tapi... Weekend ini terlalu berharga kalo cuma dipake nulis di kosan :((



Holllaaaa :semangat:

Winry cantik yaa Kalo rambutnya panjang


(Sambil bayangin senyum”dan ketawa nista dalam Hati)

Tapi Winry cocoknya rambut Pendek.. :malu:

saran saya jangan apdet dulu om @Emox .... hepi hepi dulu sama nyoba adegan 3S e, biar bisa nulis dengan tepat situasi saat 3S..

Nyobain 3S???

:whoa:

Serem ahh !!! Kalo ss yg aneh2 kayak 3S, 4S, Anal, orgy itu gaperlu dicobain, cukup dibayangkan, sambil pura pura bego tanya ke temen yg pernah. Wkwkwk
 
sing penting heppi ngono yo kang @Hiukali perlu dikei rumusan disik iki


(Yang pentting happy, gitu ya kak, apa perlu diberikan suatu rumusannya, translatenya kira2 gitu om @Emox )

Emangnya suhu @Hiukali pernah sampe tau rumusnya segala??? :tepuktangan:
Pengalamannya banyak nih kayaknya,..
 
Terakhir diubah:
26730791_1893971027599402_4104569917937515281_n.jpg


Maksudnya panjang rambutnya yang segini aja suhu
 
3S di Part 2 cancel.. Stop request 3S yang ga masuk akal, susah banget sih dibilangin.... :stress:

Tapi tenang aja, 3S, 4S, Orgy bakal bertebaran di Part 3... Rega nanti bakal menggila di season berikutnya.. Haha.. Sementara sabar dulu sambil nunggu Cinta Segitiga rilis.... :ngacir:
 
yen jare pendekatan Fisika mekanika kuantum nggiiih suhu @areke ... dikarenakan suhu badan rega dan rein serta winry semua T> 0 derajat kelvin, maka mereka selalu mengeluarkan radiasi yang mana intensitasnya oleh Stefan dan Boltzmann diartikan = konstanta emisi (e) dikalikan konstanta stefan & boltzman dikalikan temperatur pangkat 4... yen dilebokke nang rumusan ternyata intensitas e Rega, Rein< winry howra podho hasile... kesimpulane howra isok 3S mereka ...
 
13
CINTA SEGITIGA





----POV WINRY----



“kamu menghindariku Win? “ Tanya Kak Rega.

Pertanyaannya yang to the point membuatku shock, membuatku jadi sedikit panik. Jadi itu alasan dia menunggu dan menjemputku malam ini? Aku sih sebenarnya yakin dia bisa merasakan kalau selama enam bulan terakhir ini aku berusaha terus-terusan menghindarinya. Tapi, aku tidak menyangka kalau dia akan menanyakannya langsung kepadaku. Apa yang harus kujawab? Aku tidak bisa berkata jujur tentang alasanku menghindarinya adalah karena Mira dan juga karena diriku sendiri.

“aku tidak menghindarimu senior.. “ Jawabku tanpa memandangnya “Terkadang aku memang hanya ingin menyediri. rasanya lebih baik untuk tidak bicara sama sekali tentang apapun, kepada siapapun.Kemudian aku menatapnya.

“Kamu ga suka atau ga nyaman berada di sekitar orang-orang ya? “ Tanya dia.

“Tidak semuanya.. “ Jawabku. Dia kembali menatapku.

“jadi. kalau kamu sedang bersama seseorang,, berarti orang itu spesial bagimu, karena dia bisa membuatmu nyaman saat bersamanya? Seperti Mira?? “

“Ya, kurasa seperti itu.. “

“Kalau begitu mulai sekarang aku akan berusaha,, “
Ucapnya “berusaha menjadi orang yang spesial untukmu “

.

.

.

.


Di atas tempat tidur kamar kostku, Kak Rega merengkuh tubuh telanjangku dari belakang agar lebih merapat pada tubuhnya. Nafasnya terdengar sangat jelas di telingaku saat bibirnya yang basah, lembab dan hangat, menciumi pundak dan leherku. Salah satu tangannya yang melingkar di perutku perlahan naik ke dadaku yang rata. Kemudian Kak Rega menggunakan dua jarinya untuk memainkan ujung payudaraku yang begitu sensitif.

“ahh, senn..niorr,, !! ini sudah kelewatan.. kita ga bisa ngelakuin ini.. “ Ucapku disela-sela gelombang perasaan aneh yang sedang menjangkiti tubuhku.

Rasanya seluruh tubuhku menjadi lebih sensitif malam ini. Dimanapun tangan kak Rega menyentuh atau meraba tubuhku terasa seperti dia sedang meraba milikku di bawah sana.

“Kita sudah sejauh ini Win, aku ga bisa berenti “ Ucapnya “ Please, biarkan aku.. aku ingin kamu malam ini “ Ucapnya.

Dari belakang, Kak Rega menjilati leherku. Kedua tangannya tidak bisa diam meremas dan memainkan kedua payudAraku yang kecil.

“Ahhh!! “

Jadi seperti ini Kak Rega yang sebenarnya??
Dia seperti orang yang berbeda jika seperti ini. Padahal saat menjemputku di Mall, dia terlihat begitu cool dengan berkata ingin menjadi sesorang yang spesial bagiku. Tapi kini dia tak lebih dari sekedar cowok yang hanya menginginkan tubuhku. Dia menganggapku seperti cewek-cewek lain yang pernah dia bawa masuk ke dalam kamar, tak lebihnya menganggapku hanya sekedar mainan baginya.

“Kamu mau kan? “ Bisik Kak Rega di telingaku. Bisikannya di telingaku membuatku merinding karena desah nafasnya membuatku geli.

Aku mengangguk pelan. Ahh, betapa lacurnya aku. Mengapa aku jadi seperti ini? Apa aku sudah gila?? Tapi aku bisa apa? Aku sudah tidak bisa berpikir jernih. Sudah terlambat untuk menghentikan ini. Seharusnya aku berusaha menghentikannya ketika dia berusaha menelanjangiku tadi. Kini semuanya sudah terlambat, Dia sudah tidak bisa mengendalikan dirinya. Membiarkan dia membantuku mengerjakan tugas selarut ini di dalam kamarku adalah ide yang sangat bodoh.

Tapi mungkinkah ini yang memang aku inginkan? Aku mengingnkan Kak Rega berbuat seperti ini padaku? Perasaan sedekat ini dengannya, sentuhannya, ciuman bibirnya, secara tidak sadar tubuhku sama sekali tidak menentang apapun yang dia lakukan padaku. Bahkan saat ini aku sangat menikmati jilatan lidahnya di leherku dan remasan tangannya yang besar di kedua payudarku yang kini sudah semakin membesar. Rasanya seperti ada kekuatan besar di dalam tubuhku yang berontak dan memaksaku untuk segera melepaskannya.

Mendapatkan lampu hijau dariku membuat Kak Rega semakin liar. Dia seperti mendapatkan akses lebih untuk mengeksploitasi tubuhku. Kak Rega semakin menggila. Aku sudah tidak bisa berpikir lagi apa yang akan dia lakukan pada tubuhku. Dia sudah dilanda gairah, begitu juga denganku. Aku hanya bisa pasrah berada dalam dekapannya dari belakang dan tangannya tidak berhenti memberikan kenikmatan di kedua payudaraku.

“Ahhhhsss Seniorrr... “

Aku mengerang saat tangannya menyentuh milikku. Jari tengah tangan kanannya dia gerakkan di antara bibir kemaluanku.

“Punyamu sudah basah banget Win, aku tau kamu juga pengen kan ?? “ Ucapnya .

Perlahan dia masukkan jari tengahnya itu masuk ke dalam, aku merasakan gemuruh hebat di dalam dadaku saat jarinya masuk.

“kamu masih perawan Win? “ Tanya Kak Rega.

“Kenapa ngga kamu pastikan aja sendiri ?? setelah itu kamu akan tau jawabannya. “ Tantangku.

Ketika Kak Rega membalik badanku agar aku menghadapnya, yang kulihat adalah setumpuk buku kuliah di atas meja. Dan aku terbangun dari tidurku.

Mimpi? Astaga, kenapa aku bermimpi seperti itu? Jujur, beberapa kali Kak Rega memang hadir di dalam mimpiku, tapi ini pertama kalinya aku bermimpi seperti itu dengannya. Untungnya cuman mimpi, ga kebayang jika berada dalam posisi seperti itu bersamanya pasti ehmm, pasti sangat mendebarkan. Sepertinya ini adalah akibat dari keisenganku yang selalu membayangkan apa yang dilakukan Kak Rega ketika dia membawa cewek masuk ke dalam kamarnya.

Sambil mengusap kedua mataku, aku mengamati jam yang ada di atas meja belajar. Ternyata sudah siang. Kurasakan lelah di bagian belakang leherku karena tidur di meja belajar. Pasti aku ketiduran saat mengerjakan tugas dan... Astaga. Aku langsung tersadar kalau semalam Kak Rega juga membantuku mengerjakan tugasku di dalam kamarku ini. Ketika aku berbalik badan, Aku terkejut dan wajahku memerah saat melihat Kak Rega sedang tertidur pulas di atas tempat tidurku sambil memeluk guling yang setiap malam menemani tidurku.

Kenapa dia masih disini? Pikirku.

Aku tidak bisa mengingat semalam siapa yang tertidur duluan. Jadi semalam kami tidur bersama?. Jujur ada perasaan bahagia melihat Kak Rega tidur di atas tempat tidurku. Aku memberanikan diri duduk di tepi ranjang. Menatap wajahnya yang sangat tenang di dalam tidurnya. Wajah yang tampan, hidung mancung, alis yang cukup tebal, rambut hitam pekat, rahangnya yang kokoh. Apalagi dia sedang tidak memakai kacamatanya seperti sekarang. Tak heran jika seluruh cewek di fakultas kenal dengannya. Atau mungkin seluruh cewek di kampus? Tanganku membelai wajahnya di dalam khayalanku, tentu aku tidak punya nyali untuk melakukannya.

Aku tersenyum sendiri melihat wajahnya sambil mengingat apa yang dia katakan semalam. Aku belum tau apa yang dia maksud dengan berusaha menjadi orang yang spesial untukku. Kupikir perkatannya itu yang merubahku menjadi sangat canggung semalam. Meskipun betapa canggungnya semalam antara aku dan dia, tapi satu hal yang pasti, aku tidak pernah bisa normal ketika dia berada di dekatku. Perasaan aneh saat berdua dengannya. Jantungku selalu berdebar dengan cepat ketika wajahnya menatapku. Membuatku jadi tidak tenang. Semalam, berkali-kali dia membuatku meleleh ketika wajahnya menatap lurus ke arahku dengan matanya yang tajam itu.

Perasaan aneh seperti inilah yang aku takutkan. Perasaan yang sama saat pertama kali aku jatuh cinta. Itu sebabnya selama ini aku menghindarinya untuk kebaikanku sendiri. Karena aku tidak boleh jatuh cinta kepadanya meskipun dia terus-terusan mengingatkanku dengan Bintang.

Tidak, dia bukan Bintang.

Aku harus menghentikan apa yang aku pikirkan. Aku tidak boleh mengharapkan apapun meskipun dia berkata ingin menjadi orang yang spesial untukku. Dan kupikir, cowok seperti Kak Rega yang selalu dikelilingi cewek-cewek sempurna tidak akan berharap apapun dari cewek sepertiku.

Tapi sekarang aku tidak bisa menghindarinya lagi, aku tidak bisa mencari alasan lain lagi. Huff aku harus bagaimana? Tidak bisakah kamu membiarkanku hidup tenang senior?? Tanyaku kesal dalam hati sambil memandang wajahnya. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan Miranda jika dia tau kalau semalam Kak Rega tidur di kamarku. Atau aku tidak harus menghindarinya? Tapi Bagaimana caranya agar aku tidak perlu menghindari Kak Rega lagi tanpa ketahuan oleh Mira? terutama saat berada di kampus. Aku harus mencari cara.

Kemudian aku berdiri. Aku tidak ingin berlama-lama memandangnya sedang tidur, bisa-bisa nanti bakal terjadi seperti di novel-novel TeenLit dimana Kak Rega tiba-tiba bangun dan mendapatiku sedang memandangnya dari jarak dekat.

Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku harus membangunkannya dan menyuruh dia pindah ke kamarnya?. Dia masih terlihat pulas di atas tempat tidurku sambil merasakan nyamannya memeluk gulingku. Lebih baik kubiarkan dia tetap tidur disini, lagipula ini hari minggu. Aku memang bukan tipe cewek yang peduli dengan apapun atau kepada siapapun. Tapi aku bukan orang yang tidak tau cara berterima kasih. Sebaiknya aku melakukan sesuatu untuk Kak Rega sebagai tanda terima kasih karena sudah menjemputku dan membantuku mengerjakan tugas. Aku langsung tau apa yang harus aku lakukan.

Aku meninggalkan Kak Rega yang masih tidur lalu keluar rumah. Kemudian Berjalan kaki sepuluh menit menuju ke arah kampus. Di dekat kampus terdapat kedai kopi yang buka 24 jam. Disana aku membeli sandwich masing-masing untuk Kak Rega dan juga untukku. Setelah itu aku kembali berjalan kaki menuju rumah sambil membawa dua cup Kopi dan juga kantong kertas berisi dua sandwich. Sepanjang perjalanan menuju rumah aku tak henti-hentinya tersenyum membayangkan sarapan pagi bersamanya. Astaga apa yang terjadi denganku?

Begitu sampai di rumah aku langsung menaiki tangga menuju ke lantai dua. Saat akan mencapai anak tangga paling atas aku melihat Kak Rega yang sudah bangun sedang bicara dengan Angel di depan kamarnya Angel. Tidak jelas apa yang mereka bicarakan, kemudian Kak Rega masuk ke dalam kamarnya Angel.



Angel melihatku dan menatapku sebelum akhirnya dia menutup pintu kamarnya. Angel tiba-tiba kembali ke rumah ini setelah pergi sekian lama. Sejak dia kembali, dia dan Kak Rega tiba-tiba jadi akrab dan sering kulihat sedang membicarakan sesuatu. Padahal dulu mereka sering bertengkar. Apa yang dilakukan Kak Rega di dalam kamarnya Angel?. Kutatap sandwich dan kopi di masing-masing tanganku.

.

.

.

.

SEBELUMNYA

----POV REGA----




Aku terbangun dan perlahan membuka mataku yang masih terasa sangat berat. Sedetik kemudian kupejamkan mataku kembali karena aku merasa tidak perlu untuk terbangun. Dalam kesadaranku yang masih belum kembali sepenuhnya aku masih bisa mengingat kalau hari ini adalah hari minggu. Sambil tetap memejamkan mata, kuraih guling di sebelah tubuhku lalu kupeluk sangat erat. Rasanya nyaman sekali untuk tidak membuka mata, ditambah lagi dengan memeluk guling yang terasa seperti sedang memeluk Winry karena aroma gulingku dan parfumnya Winry wanginya sama.

Eh?

Kedua mataku langsung terbuka lebar saat menyadari kalau aku tidak sedang berada di dalam kamarku melainkan di kamarnya Winry. Sial. Aku ketiduran di atas tempat tidurnya Winy saat membantu nya mengerjakan tugas. Jika aku tidur di atas tempat tidur, lalu semalam Winry tidur dimana? Kenapa dia tidak membangunkanku?. Lalu dimana dia sekarang? Aku tidak melihat Winry di dalam kamarnya. Pintu kamarnya terbuka lebar seperti semalam.

Kemudian aku memakai kacamataku lalu turun dari tempat tidur dan menggeliatkan tubuh. Kupikir mungkin Winry sedang berada di dalam kamar mandi. Saat masih di dalam kamarnya Winry aku melihat Angel membuka pintu kamarnya dari luar dan akan masuk ke dalam kamarnya.

“Angel tunggu.. “ Cegahku sambil berjalan ke arahnya. Dia berbalik badan menghadapku sambil membawa segelas air putih di tangannya. Sepertinya dia baru saja dari dapur.

“ngapain kamu di kamarnya cewek mesum itu? “ Tanya dia heran setelah melihatku keluar dari kamarnya Winry.

“Semalam aku tidur disana,,, “ Aku akan menjawab pertanyaannya tapi dia langsung memotong ucapanku.

“Selain buaya darat, sekarang kamu pedofil juga?? Aku gak nyangka kamu sebejat itu.. “ Ucapnya.

“hahhh? “ Aku langsung shock dengan tuduhannya.

“Dia kan masih kecil. Kamu bener-bener idiot atau gimana sih? “ Bentaknya padaku.

“heii heiii Aku dan Winry semalem ga ngapa-ngapain. Aku membantu dia mengerjakan tugas sampai ketiduran.. “ Ucapku “lagipula dia sudah 18 tahun tau. “ Seruku kesal.

“Modus !! “ Serunya “awalnya ngebantu, lama-lama ada maunya. Dasar cowok cabul.. kalian berdua memang cocok. Sama-sama mesum “

Sial, pagi-pagi Angel bikin kupingku panas. Bagaimana kalau Winry sampai mendengar apa yang dia ucapkan?

“Kenapa sih kamu selalu ngeselin jadi orang? “
Tanyaku.

“Bodo “ Ucapnya lalu berbalik badan.

“Eh tungguu dulu... “ Ucapku sambil menahan tangannya. Dia langsung mengomeliku

“Ga usah pake pegang-pegang kenapa sih? Mau cari mati? “

“Sorry.. reflek. Sensi banget,, lagi PMS?? Marah marah mulu daritadi. “
Ucapku. Tapi dia malah semakin kelihatan marah.

“kamu pengen gelas ini melayang di kepalamu hah?? “ Serunya.

“eh,,? enggak enggak sorry sorry bercanda “ Ucapku. Fix, Dia sedang PMS. Sadisnya sama persis seperti Rein. “Aku mau minta bantuanmu “

“Nggak Mau “
Ucapnya dingin.

“Ayolah. pllisss “ Ucapku memohon.

“Aku sibuk “ Jawabnya

“Oh Oke..Kalau kamu ngga mau membantuku, lebih baik kamu mencari orang lain untuk membantumu “ Ancamku.

“CK..Merepotkan!! Mau minta bantuan apa sih? “ Tanya dia dengan kesal menatapku.

Yes. Ancamanku berhasil. “Bisa kita bicara di dalam? “ Tanyaku

Dia menatapku beberapa saat lalu mendorong pintu kamarnya yang sudah kebuka sedikit. Lalu aku masuk ke dalam kamarnya, kemudian dia menutup pintunya. Ini bukan pertama kalinya aku masuk ke dalam kamarnya Angel semenjak dia kembali. Aku pernah membantunya memasang perangkat komputer di dalam kamarnya ini.

Kemudian aku duduk di kursi di sebelah meja komputer dimana tiga layar monitor tertapa rapi di atas meja dengan di bawahnya ada seperangkat komputer yang katanya dia berspesifikasi tinggi. Dan ketiga layar monitor itu sedang menyala. Salah satu monitornya menampilkan tulisan LOADING TO SYSTEM yang berkedip-kedip di tengah layar. Lalu di layar monitor yang lain menampilkan semacam kode-kode pemorgraman atau apapun itu namanya, aku tidak begitu paham sama hal-hal macam beginian.

“Cepetan bilang kamu mau apa? Aku mau tidur... “ Serunya. Dia masih terlihat kesal dan gak rela membantuku.

“Ohh jadi sibuk tidurr? “ Sindirku.



Angel duduk di atas tempat tidurnya dengan merapatkan kedua kakinya. Aku baru menyadari kalau aku tidak pernah melihat Angel memakai baju semacam daster seperti itu. Biasanya dia selalu memakai celana jeans atau celana gemes dan tanktop ketat. Aku bisa melihat pahanya yang begitu mulus. Selain itu aku yakin dia tidak memakai BRA, karena sebagian kulit payudaranya yang indah itu terlihat jelas. Gilaakkk, bulet banget tu tetek. Tapi meskipun dia tidak memakai bra, Puting payudaranya tidak terlihat begitu jelas karena baju dasternya itu longgar atau tidak menempel ketat di tubuhnya. Aku sangat berharap dia tiba-tiba membungkukkan tubuhnya, karena kedua payudaranya itu pasti akan terpampang dengan jelas. Hehe. Angel memang memiliki tubuh yang fuckable, pagi-pagi gini enak kali ya ngewein Angel. Tinggal diangkat dikit rok dasternya blessssss..

“Suatu saat nanti aku menuntutmu karena melakukan pelecehan seksual “
Serunya

“Kenapa? orang Aku ngga ngapa-ngapain? “ Tanyaku

“kamu ngapa-ngapain aku di dalam otak cabulmu “

Sial, dia selalu tau kalau aku menghayalkan hal mesum dengan tubuhnya. Angel menatapku tajam. Aku ga ingin memperpanjang masalah, bisa-bisa nanti dia tambah semakin ngomel-ngomel jika aku membantahnya. Lebih baik aku langsung mengatakan maksudku yang sebenarnya.

“Kamu kan sudah biasa menyadap orang lain.. kira-kira aku bisa ngga minta tolong kamu carikan alat,, ehm semacam kamera kecil gitu yang bisa digunakan untuk merekam secara live!! “ Tanyaku

“FUCKKK !!! Keluar kamu dari sini,, KELUARRR “ Bentaknya tiba-tiba Aku jadi kaget tiba-tiba dia marah lagi dan mengusirku.

“Kenapa sih? “ Tanyaku

“Kamu minta tolong aku mencarikanmu kamera tersembunyi yang bisa dilihat secara langsung?? Pasti mau kamu gunain untuk ngintip kan?? Bener-benar kamu ya.. KENAPA SIH KAMU CABUL BANGET JADI COWOK “ Ucapnya dengan penuh amarah.

“Ehh?? Bukan bukan seperti itu,, dengerin dulu penjelasanku... “ Ucapku.

Akhirnya Angel bersedia mendengarkan penjelasanku. Aku jelaskan padanya alasanku membutuhkan alat itu untuk membantu Bu Fiona. Tentu aku tidak menyebut nama Bu Fiona ataupun statusnya sebagai dosen kepada Angel. Tapi aku menjelaskan semuanya apa yang terjadi kepada Bu Fiona kepada Angel dan menjelaskan padanya kalau alat itu akan digunakan untuk mengungkap kebenaran apakah suami Bu Fiona selingkuh di rumahnya sendiri sekaligus untuk mendapat bukti rekaman kalau suaminya selingkuh. Aku meyakinkan Angel dengan berkata jika memang aku menggunakan alat itu untuk mengintip cewek atau untuk hal lain, aku bersedia dia melaporkanku kepada polisi.

Angel masih terdiam dan terlihat seperti sedang melamun meskipun aku sudah selesai dengan penjelasanku.

“Semua cowok itu memang brengsek.. “ Ucapnya tiba-tiba.

Eh? Kenapa dia tiba-tiba berkata seperti itu? Memang tadi sempat kulihat raut wajahnya Angel berubah ketika aku cerita kalau ada kemungkinan Suaminya Bu Fiona selingkuh. Mungkinkah Angel pernah merasakan hal yang sama? Diselingkuhin cowok? Itu sebabnya dia sangat membenci cowok karena dia pernah diselingkuhi cowoknya? Hmm bisa jadi memang seperti itu. Lagian, dia jadi cewek galak banget, mana ada cowok yang tahan pacaran dengan cewek segalak dia.

“Belikan aku boneka.. “ Serunya.

“Astaga Angel,, gitu aja kamu minta dibelikan boneka?? Kayak anak kecil aja sih,, lagipula cewek galak kayak kamu ga pantes banget mainan boneka... “ Ucapku.

Aku langsung menyesal berkata seperti itu. Karena Angel menatapku tajam dengan tatapan yang sangat murka dan aura yang berapi-api menyelimuti tubuhnya. Aku langsung berdiri dari dudukku.

“Oke.. oke.. aku akan membelikan boneka buat kamu,, he he “ Ucapku lalu aku langsung kabur keluar dari kamarnya sebelum dia benar-benar marah.

Saat aku akan masuk ke dalam kamarku. Aku melihat sebuah kantong plastik yang tergantung di handle pintu kamarku. Saat kuperiksa, isinya adalah sebuah cup kopi dan sebuah kantong kertas isinya sandwich. Di kantong kertas itu terdapat tulisan ‘terima kasih sudah membantuku Senior J ’. Aku langsung tersenyum saat tau siapa yang menggantung kopi dan sandwich ini di pintu kamarku. Padahal aku cuman membantunya merangkum Bab 3 Buku Manajemen Pemasaran 2. Itupun belum selesai karena aku ketiduran.

Kemudian aku berbalik badan memandang kamarnya Winry yang pintunya sudah tertutup. Jadi ternyata tadi dia keluar membelikan sarapan untukku. Hmm manisnya, ga kayak cewek kamar sebelah yang sadisnya ga ketulungan.

Rencanaku untuk lebih dekat dengan Winry sepertinya berjalan lancar, tapi ini masih awal, aku masih belum berani tanya-tanya tentang hubungannya dengan Mira. Aku akan berusaha semakin mendekat agar tidak kehilangan momen dan juga agar dia semakin terbiasa denganku. Ketika dia sudah terbiasa denganku, itu artinya dia akan merasa nyaman di dekatku dan saat dia sudah merasa nyaman denganku, kuharap dia bisa lebih terbuka denganku. Mungkin nanti malam aku bisa menjemputnya lagi, atau mungkin kuajak Winry pergi keluar berdua?

.

.

.

.

HARI SABTU DI MINGGU BERIKUTNYA

Di sabtu siang hari ini aku sedang rebahan di atas tempat tidurku. Kulihat layar handphoneku berkali-kali namun masih belum ada kabar dari Bu Fiona. Today is the day. Hari ini adalah saatnya untuk mengetahui kebenaran tentang perselingkuhan suaminya Bu Fiona. Jika berjalan seperti yang telah kami rencanakan, seharusnya hari ini Bu Fiona berangkat tugas mengawal mahasiswa yang sedang melakukan penelitian ke kota sebelah selama dua hari. Tentunya tugas itu hanyalah sebuah alasan atau jebakan yang dikatakan Bu Fiona kepada suaminya agar suaminya merasa bebas melakukan apapun atau membawa siapapun ke dalam rumah mereka selama Bu Fiona pergi.

Aku sudah siap sejak pagi tadi. Tapi meskpipun hari sudah siang, Bu Fiona masih belum menghubungiku. Apakah dia masih ragu dan akhirnya membatalkan rencana ini?.

BEEEPP BEEEEPPP,
Sebuah pesan masuk ke handphoneku.








kamu bisa berangkat sekarang








Aku langsung bangkit setelah membaca pesan dari Bu Fiona. Mengambil blazer hitam dari dalam lemari kemudian aku bergegas meninggalkan rumah menaiki mobilku menuju ke sebuah apartemen di pusat kota.

Tiga puluh menit kemudian aku sudah sampai di sebuah komplek apartemen dan memakirkan mobilku di basement. Aku tidak menyangka Bu Fiona punya flat disini. Dulu aku sering datang ke komplek apartemen ini, bisa dikatakan komplek apartemen ini mempunyai kenangan tersendiri untukku. Kembali menginjakkan kaki di apartemen ini seketika membuka kembali kenangan-kenangan saat bersamanya. Apartemen Bu Fiona berada di tower Ácacia

Setelah keluar dari basement, Aku berjalan melewati tower ‘Oak’. Semua masih sama seperti dulu. Di lantai paling dasar semua tower di komplek apartemen ini terdapat berbagai kios seperti super market, aneka merk kedai kopi, restoran dan lain sebagainya. Tapi tempat yang paling kuingat dan yang paling tidak bisa kulupa dari tower Oak ini adalah tempat gym, kedai kopi disebelahnya, dan juga salah satu flat di tower ini. Langkahku terhenti saat aku berada di depan tempat gym, dulu aku rutin nge-gym disana. Beberapa saat terdiam, kemudian aku melanjutkan langkahku menuju tower Acacia.

Saat akan sudah mendekat di tower Acacia, Aku melihat Bu Fiona sedang berdiri tepat di depan loby tower. Dia menyadari kedatanganku kemudian menghadapku.



Bu Fiona terlihat anggun dengan mini dress yang memamerkan kedua bahu dan sebagian perutnya yang langsing. Belahan dress yang cukup rendah hingga aku bisa melihat belahan payudaranya yang indah. Bu Fiona memang sering memakai pakaian dengan belahan dada yang rendah, yang terkadang bisa membuatku merinding ketika menatap apa yang mengintip di balik belahan bajunya yang rendah itu. Mini Dress berwarna biru tua bermotif bunga-bunga sangat cocok untuk kulitnya yang putih. Meskipun hanya make up tipis, tapi tetap tidak mengurangi kecantikan dosen waliku ini. Aku masih heran kenapa ada pria yang selingkuh dari wanita secantik dan seanggun Bu Fiona.

“Rapi banget kamu hari ini “ Serunya “kamu tambah ganteng kalau berpenampilan seperti ini “

Aku merasa bangga Bu Fiona berkata seperti itu. Rasanya menyenangkan mendapatkan apresiasi dari wanita secantik Bu Fiona. Membuatku jadi semakin percaya diri.

“Aku gak ingin keliatan biasa-biasa saja di depan dosen paling cantik sekampus “ Ucapku.

Bu Fiona tersenyum mendengarkan gombalanku yang receh. Sudah lama aku tidak melihat senyumnya. Meskipun saat ini dia bisa tersenyum, tapi aku yakin perasaan hatinya saat ini sedang tidak menentu.

“ayo naik.. “ Ajaknya. Aku mengangguk.

Aku diajaknya masuk apartemen dan menaiki lift. Flat milik Bu Fiona berada di lantai delapan. Kamar apartemennya tidak begitu luas. Dengan desain minimalis, flat ini terdiri dari satu ruangan dimana ruang keluarga yang dilengkapi tv jadi satu dengan dapur. Selain itu terdapat satu kamar tidur yang terhubung dengan balkon dan satu kamar mandi berukuran medium.

“Aku ganti baju dulu ya “ Ucap Bu Fiona sambil mengambil sesuatu di dalam tasnya. Seperti sebuah kain berwarna putih. Kemudian dia menaruh tasnya di sofa lalu masuk ke dalam tempat tidur dan menutup pintunya.

Sambil menunggu Bu Fiona, aku duduk di sofa sambil mengamati setiap detail dari apartmen ini. Tak berselang lama Bu Fiona keluar dari kamar tidur. Aku terkejut dan menelan ludahku sendiri saat melihat Bu Fiona keluar dari tempt tidur.



Aku terpana memandang keindahan di depan mataku. Bu Fiona mengganti dressnya dengan tank top longgar berwarna putih yang tidak bisa menutupi bra warna hitamnya dan tidak bisa menutupi sebagian besar kulit tubuhnya yang putih mulus. Lalu Bu Fiona juga hanya mengenakan celana pendek yang mengekspos kaki jenjang dan pahanya yang mulus. Bu Fiona terlihat sangat seksi, lebih seksi daripada yang kubayangkan selama ini.

Kemudian Bu Fiona duduk di sebelahku.



“kenapa? Kamu tidak nyaman dengan pakaianku? “ Tanya dia “aku akan menggantinya dengan pakain yang tadi kalau kamu merasa tidak nyaman “

Tepat sekali. Tubuhnya yang hanya dibalut pakaian seminim itu adalah ujian besar bagi cowok sepertiku. Apalagi bagian tank top yang ada di pundaknya itu berulang kali terjatuh. Menampakkan kepadaku seutuhnya bra yang dia kenakan. Seperti yang selalu kubayanganku selama ini, payudara Bu Fiona itu gede. Aku bisa memastikannya meskipun payudaranya tertutup bra. Jujur saja, berduaan dengan Bu Fiona yang sedang berpakaian seseksi ini membuatku tidak nyaman karena aku terangsang dan penisku mengeras dengan cepat. Sial, apalagi sudah lebih dua minggu lebih aku tidak bercinta. huaaaaa

“Rega? “

“Eh,, gapapa kok. Selama Ibu nyaman dengan pakaian yang Ibu pakai aku sih ga begitu mempermasalahkannya “
Ucapku berbohong. Otak cabulku mengambil alih dan tidak membiarkan dia berganti pakaian yang tadi.

“Aku memang berpakaian seperti ini kalau di rumah, karena aku sedang menysui.. “ Ucapnya “Aku percaya kamu mahasiswa yang baik dan tidak akan berbuat macam-macam kepadaku “

Aku membayangkan kalau sedang di rumah, dia pasti memakai tank top itu tanpa memakai bra biar gampang menyusi anaknya sewaktu-waktu. Seketika pengen ikutan nyusu seperti anaknya. Shit..shit..shitt.. Bu Fiona sudah percaya kepadaku, sebaiknya aku menghilangkan semua pikiran kotorku.

Bu Fiona meraih tasnya dan mengambil Tablet Phone dari dalam tasnya. Kemudian dia memberikan tablet berukuran 10 inchi itu kepadaku.

“Ibu sudah siap? “ Tanyaku.

Siap dengan apapun yang terjadi setelah ini. Siap menerima kebenaran yang kemungkinan besar akan membuatnya terluka.

Bu Fiona menatapku. “Aku tidak akan pernah siap jika melakukannya sendirian, terima kasih kamu sudah bersedia menemaniku “ Ucapnya

Aku mengangguk dan mulai menyalakan tablet di tanganku. Sebenarnya tablet ini adalah pemberian dari Angel. Satu paket dengan kamera pengintai yang tersembunyi di dalam dua buah boneka. Hari selasa kemarin aku memberikan kedua boneka berisi kamera beserta tabletnya ini kepada Bu Fiona dan sedikit meberi arahan bagaiamana cara menggunkannya sesuai instruksi dari Angel.

Dari awal, niatku membantunya hanya sampai mendapatkan alat-alat ini karena aku memang tidak ingin ikut campur terlalu dalam. Akibat tertarik dalam pusaran permasalahan ini, aku sampai tidak mengunjungi rumahnya Mommy selama dua minggu. Apa yang terjadi pada Bu Fiona selalu mengingatkanku dengan statusku sebagai selingkuhannya Mommy.

Namun kemarin, seusai kuliah statistik Bu Fiona memohon-mohon kepadaku agar aku bersedia menemaninya. Dia berkata kepadaku kalau tidak sanggup melakukannya seorang diri. Dia butuh bantuanku, karena hanya aku yang tau tentang masalah ini. Bu Fiona masih belum menceritakan hal ini kepada siapapun termasuk keluarganya karena dia masih ragu dan belum sepenuhnya yakin. Dia tidak ingin membuat tuduhan tanpa adanya bukti yang kuat. Bahkan dia masih berbuat baik kepada suaminya, menganggap tidak terjadi apa-apa dan masih meyakini kalau suaminya masih mencintainya, tidak akan menghiantainya dan juga anaknya.

Seseorang yang telah pergi pernah berkata kepadaku, Orang-orang selalu berkata kalau mereka menginginkan sebuah kebenaran. Tapi kenyatannya, satu-satunya yang mereka inginkan adalah kebenaran versi mereka sendiri, kebenaran yang mereka inginkan. Meskipun Bu Fiona sempat yakin kalau suaminya selingkuh, tapi dia masih percaya pada dengan apa yang masih dia yakini, kalau suaminya masih mencintainya.

Inilah saatnya, kebenaran yang sebenar-benarnya benar akan segera terungkap. Setelah tablet menyala aku memilih aplikasi yang menghubungkan tablet ini dengan dua kamera di dalam boneka. Ketika aplikasi itu sudah terbuka, layar tablet langsung terbagi menjadi dua. Satu menampilkan gambaran apa yang terjadi di ruang tamu rumahnya Bu Fiona, sedangkan sisi yang lain menampilkan gambaran yang tertangkap kamera yang ada di kamar tidurnya Bu Fiona. Bu Fiona menempatkan kedua boneka di sudut yang tepat jadi hasilnya terlihat jelas.

Bu Fiona terlihat tegang mengamati layar tablet, begitu juga denganku. Namun keadaan rumah Bu Fiona di siang jam dua ini masih kosong. Satu jam berikutnya masih tidak ada tanda-tanda kedatangan suaminya Bu Fiona. Tiga jam berikutnya berikutnya pun masih tetap sama saja, aku dan Bu Fiona masih menunggu sambil ngobrol tentang apapun, tentang kuliah, tentang film, Bu Fiona ternyata juga hobi nonton di bioskop, Bu Fiona juga menunjukkan foto-foto dan video anak anaknya nya kepadaku. Dan ternyata Anaknya Bu Fiona bukan Cuma satu melainkan dua tapi lahir hampir bersamaan alias kembar. Ketegangan Bu Fiona berangsur-angsur cair saat dia cerita kepadaku tentang kelucuan anak-anaknya. Wajahnya kembali ceria dan berseri-seri. Terlihat kalau dia sangat menyangi anak-anaknya.

Hari semakain gelap, kami memesan pasta di restoran dan makan malam berdua saling berhadapan di meja dapur. Sambil makan, aku memandang Bu Fiona yang berkali-kali menatap ke arah belakangku, ke arah meja dimana tabletnya berada. Wanita dengan paras dan berhati seperti bidadari ini memang tidak seharusnya disakiti oleh siapapun, wanita cantik seperti Bu Fiona seharusnya disayang dan hidupnya selalu dipenuhi dengan kebahagaiaan. Memang kecantikan bukanlah segalanya, tetapi setiap wanita tidak boleh disakiti, tidak boleh luka hatinya, dan wanita berhak untuk bahagia dalam hidupnya.

“bisakah kamu berhenti menatapku? Kamu membuatku takut, seolah-olah kamu ingin memakanku “ Ucapnya lalu tersenyum.

“hehe, sorry, aku harus jujur bilang kalau aku terpesona dengan kecantikan Ibu saat pertama kali aku melihat Ibu “ Ucapku. Dia masih menatapku.

“terima kasih “ Ucapnya singkat lalu dia melanjutkan makannya.

Bebarapa saat kemudian tiba-tiba Bu Fiona berdiri dari tempat duduknya dan berjalan cepat menuju sofa meninggalkan makanannya yang belum habis. Ada apa? Mungkinkah suaminya sudah datang? Aku menyusulnya dan melihat raut wajah Bu Fiona yang syok menatap layar tablet. Ketika aku menatap layar tablet di atas meja aku tak kalah syok dan dibuat terkejut, tapi bukan karena aku melihat suaminya Bu Fiona pulang membawa wanita lain. Melainkan aku terkejut karena wanita yang dibawa pulang suaminya Bu Fiona adalah,

Melly?.



Shit.. Shit.. Dia memang Melly, kenapa? Kenapa harus Melly yang jadi selingkuhan Suaminya Bu Fiona?. Tidak, tidak mungkin Melly jadi seorang selingkuhan, karena memang dia adalah seorang wanita panggilan. Dan suaminya Bu Fiona hanya seorang pelanggan bagi Melly. Tapi tunggu dulu, Rein pernah bercerita...



CHAPTER 3.

Melly juga mengatakan hal yang sama, dia tidak pernah melihatmu di kampus “ Ucap Rein.

“Mungkin karena aku tidak pernah berkeliaran di sekitar gedung fakultas sastra, bagamana kabarnya? Apakah dia masih menjadi seorang Lady Escort? “ tanyaku

“Masih. Bahkan dia cerita kalau sedang dekat dan jatuh cinta dengan salah satu kliennya “

“Bukankah itu bagus untuknya? “

“Klien yang sudah punya istri dan anak “
Jelas Rein.









CHAPTER 4

----POV REIN----


“apa? Kali ini kamu yang diborgol? “ jawabku asal. Aku masih tidak habis pikir, emang Apa enaknya sih pake diikat ikat gitu?. Melly menggelengkan kepalanya.

“tadi dia mengajakku bercinta di atas tempat tidur yang biasa digunakan bersama dengan istrinya. Dia mengajakku kerumahnya saat istrinya sedang bekerja. Gila banget kan? Aku belum pernah merasakan sensasi seperti tadi, jantung berdebar, adrenalin meninggi karena was-was dan takut jika seketika istrinya pulang. Tapi nikmatnya,, hmmm gak bisa aku jelasin deh rasanya, enak banget pokoknya. Aku tidak akan menolak jika besok dia mengajakku kesana lagi “

Astaga, aku sampai benar benar tidak percaya mendengar mendengar penjelasannya. Apalagi dia tidak sedikitpun merasa bersalah. Apakah dia sama sekali gak mikirin bagaimana perasaan istri orang itu?

“kok bisa sih? Dari sekian banyak pria, kenapa Kamu harus jatuh cinta dengan pria yang sudah beristri?. “ Ucapku.

Amanda.. Kita tidak bisa memilih dengan siapa kita akan jatuh cinta. karena rasa itu datang sendirinya secara tidak terduga dalam diri kita “ ucapnya.



Jangan-jangan Suaminya Bu Fiona adalah kliennya yang dia cintai.? Fuck.

Di layar tablet terlihat Suaminya Bu Fiona merengkuh tubuh Melly yang sedang berdiri di ruang tamu. Lalu Melly digandeng mesra oleh suaminya Bu Fiona meninggalkan ruang tamu. Tak Lama, mereka berdua terlihat di sisi layar yang menampilkan kamar tidur Bu Fiona. Mereka berdua kemudian ciuman sambil berdiri di samping tempat tidur. Semua gelagat mereka memang menunjukkan kalau mereka sedang menjalin suatu hubungan. Kemudian tak lama, Suami Bu Fiona mulai menelanjangi Melly. Bagiku ini sudah cukup, biarkan kamera pengintai melanjutkan tugasnya dengan merekam apapun yang mereka lakukan. Aku berusaha mematikan tablet, tapi Bu Fiona menahan tanganku.

Dia meremas tanganku dengan sangat kuat, tatapannya lurus pada layar tablet itu. Kenapa dia masih ingin melihat kelakuan bejat suaminya?. Air mata pertama menetes di pipinya. Dia sama sekali tidak bersuara. Hanya diam terpaku dengan apa yang dia lihat. Selama hampir satu jam lamanya Bu Fiona masih belum bisa melepas pandangannya dari layar tablet yang menangkap aktivitas suaminya dan Melly diatas tempat tidur. Selama satu jam lamanya Suami Bu Fiona dan Melly bercinta tanpa henti.





Mereka berdua juga memperagakan variasi bercinta dengan keadaan tangannya Melly yang terikat. Itu adalah salah satu kebiasaan Melly bercinta dengan tangan atau kaki yang terikat. Dan dia memang menyukai itu. Bu Fiona sama sekali tidak melihatktu, air matanya semakin deras mengalir.

Tak berselang lama seakan sudah cukup melihat kelakuan bejat suaminya, Bu Fiona berdiri dan berjalan menuju kamar tidur dan menutup pintunya. Kemudian aku mendengar suara tangisan Bu Fiona yang sangat memilukan.

Hatinya pasti tercabik-cabik setelah mengetahui kebenaran tentang suaminya. Dia pasti sedih, dia pasti marah, dia pasti merasa rumah tangganya sudah hancur. Cukup lama dia menangis di dalam kamarnya, hampir dua jam berlalu aku masih mendengar dia menangis, menangis, dan menangis lagi meskpun sempat berhenti.

Apa yang harus aku lakukan ?? Apakah aku harus bilang kepada Bu Fiona kalau aku kenal dengan wanita yang merusak rumah tangganya itu? Apa yang terjadi kepada Melly nantinya? Fuckk. Tapi aku harus segera memberitahu Rein, karena dia adalah sahabatnya Melly. Tetapi masalahnya Rein tidak bisa dihubungi selama dia KKN. Untuk sementara sebaiknya aku merahasiakan identitas Melly dari Bu Fiona sambil menunggu apa yang akan dilakukan Bu Fiona.

Satu jam berikutnya aku sudah tidak mendengar tangisannya lagi. Apakah dia baik-baik Saja? Ahh Idiot, dia pasti tidak sedang baik-baik saja. Kucoba mengetuk pintu kamarnya untuk memastikan keadannya. Tak lama pintu kamarnya terbuka. Bu Fiona berdiri lemas sambil menatapku.

“Sakit banget Ga. Aku sampai tidak bisa menahannya “ Ucapnya dengan suara yang serak. Aku sampai merasa iba mendengar ucapannya. Seolah aku bisa merasakan apa yang sedang dia rasakan.

“Ibu membutuhkan sesuatu? “ tanyaku

“kamu.. “ Serunya “aku butuh kamu, jangan pulang, jangan tinggalkan aku “ Ucapnya, air mata kembali menetes di pipinya.

“aku akan tinggal disini malam ini “ Ucapku. Melihat dia seperti ini, mana mungkin aku tega meninggalkannya sendirian.

“Maukah kamu melakukan sesuatu untukku? “ Tanya dia sambil menatapku.

“tentu,, “

“peluk aku. please
!! “ Pintanya sambil menangis. Aku langsung meraih tubuhnya dalam dekapanku. Lalu dia kembali menangis lagi sejadi-jadinya di dalam pelukanku.



BERSAMBUNG

NEXT CHAPTER 14. KAMINARI










TEASER






 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd