Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Lembaran Yang Hilang [Rega Universe]

Selain Amanda Rein !! Siapa karakter yang kalian ingin ada di kamar tidur kalian malam ini?

  • CatWoman

  • Angel

  • Luna

  • Winry

  • Mira

  • Jessica

  • Billa

  • Melly

  • Bu Fiona

  • Kak Fanny

  • Mbak Tina

  • Oliv

  • New : Mommy

  • Kirana


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
17-2
LEGENDA SANG DEWI BULAN





----POV WINRY----

Pada suatu malam mereka berdua duduk santai berdampingan di bangku dekat danau buatan di tengah kota. Malam itu sedang bulan purnama. Sang gadis tersenyum kecil, walau di dalam hatinya ia merasa sangat berbunga-bunga memandang dari dekat wajah tampan sang Bintang yang diterpa oleh cahaya bulan. Sekuat tenaga Ia berusaha menahan senyumnya tidak mengembang terlalu lebar di hadapan makhluk yang paling ia kagumi. Ia begitu menyukai Bintangnya dari awal pertama kali ia melihat Bintang itu jatuh ke Bumi bahkan sampai dengan sekarang.

Selama berjam-jam mereka berdua hanya duduk bersama, tak banyak bicara. Hanya itu yang mereka lakukan sepanjang malam. Waktu terus berlalu namun sang gadis tak ingin kebersamaannya dengan Bintangnya malam itu cepat berlalu. Ia merasa menghabiskan malam berdua dengan sang Bintang merupakan hal paling indah dalam hidupnya. Ini bukan pertama kalinya mereka menghabiskan malam berdua di dekat danau. Saat sang Bintang sedang tidak bercumbu dengan wanita-wanita cantik dari setiap penjuru kota, Sang Bintang akan menyempatkan diri untuk bertemu dan menghabiskan malam bersama sang Gadis. Pernah Sang Bintang takluk oleh malam sampai tertidur di pangkuan sang gadis. Hal itu semakin membuat Sang Gadis bahagia. Malam ini pun Sang Gadis berharap kejadian paling membahagiakan itu terulang kembali.

Malam semakin larut, namun malam masih belum menyerah menyelimuti bumi dengan kegelapan. Sang Gadis masih memandang wajah sang Bintang yang teduh. Ia memperhatikan setiap gerutan wajah sang Bintang yang damai sedang menerawang ke depan dimana kilau cahaya bulan purnama yang begitu terang terpantul di air danau yang tenang. Langit malam saat itu sungguh benar-benar indah. Hitam Pekat menyebar luas dan tinggi. Sedikit mendongak, akan tampak bintang-bintang berkilau terang, bulan purnama masih terpahat di atas danau, sungguh warna-warni malam yang indah.

Setiap kehadiran Bulan Purnama, Sang Gadis selalu teringat dengan sebuah Legenda yang pernah diceritakan ibunya yang telah tiada. Bukan mitos mengenai munculnya manusia serigala setiap bulan purnama. Namun Ibunya bercerita kepada sang Gadis tentang bayangan seperti manusia yang selalu terlihat di tengah-tengah bulan. Ibunya mengatakan bahwa sesungguhnya bayangan itu adalah Dewi Bulan yang bernama Selena. Dewi Bulan dikisahkan sebagai sosok wanita berparas cantik, menarik dan tangguh namun kesepian karena harus tinggal seorang diri di Bulan.

Dewi Bulan sesungguhnya masih keturunan Raja-Raja Matahari, ia dibesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang. Saat Selena beranjak Dewasa, kecantikannya tersohor di seluruh alam semesta. Semua pria-pria bahkan Raja-Raja Bintang dan Matahari kagum dengan paras cantiknya. Bahkan ia juga sering disebut Dewi Gairah atau nafsu karena keindahan tubuhnya. Namun Selena lebih memilih jalan hidupnya tinggal sendirian di Bulan untuk melindungi Bumi dari iblis kegelapan yang sangat bengis. Sampai sekarang Dewi Bulan selalu menjaga dan mengawasi Bumi agar Iblis Kegelapan tidak menyelimuti Bumi dengan kegelapan yang abadi. Dan setiap Bulan Purnama, Dewi Bulan akan melintasi langit dan turun ke Bumi dengan kereta peraknya untuk menampakkan wujudnya.

Sang Gadis menggosokkan kedua tangannya dan meniupnya saat merasakan udara di sekitar danau mulai dingin. Sesekali angin malam terasa menggigit tubuhnya. Kesunyian dan keheningan sudah sepenuhnya menyelimuti kota. Hanya suara ranting pohon dan dedaunan serta binatang-binatang malam yang bersautan diantara keheningan malam. Dalam hati, Sang Gadis ingin sekali mengajak Sang Bintang yang duduk disebelahnya untuk berbicara agar suasana menjadi lebih hangat. Namun Sang Bintang masih memandang lurus ke depan. Dan Sang Gadis tak berani mengganggunya.

Tiba-tiba Sang Bintang berdiri dari tempat duduknya lalu menatap langit. Sang Gadis pun ikut mendongak ke atas dan mendapati sebuah garis cahaya vertikal yang begitu terang sedang turun perlahan-lahan dari langit dan kemudian mendarat tepat di tengah-tengah danau. Lalu tak lama terdengar suara derap langkah kaki kuda di angkasa. Betapa kagetnya Sang Gadis tatkala melihat sebuah kereta kencana berwarna perak yang sedang ditarik oleh delapan kuda bergerak cepat seperti melayang menuruni cahaya vertikal terang yang menghiasi pekatnya malam. Hingga akhirnya Kereta Kencana itu mendarat dan berhenti di atas permukaan danau.

Segera pintu kereta kencana itu terbuka dan seseorang keluar dari dalam. Seorang wanita muda yang sangat cantik dengan jubah transparan tipis melekat pada tubuhnya. Wanita itu memiliki tanda bulan sabit seperti tato di dahinya yang berwarna terang serta rambutnya panjang berwarna perak.







Sang Gadis bisa melihat seutuhnya lekuk tubuh wanita cantik itu di balik jubahnya yang transparan. Wanita itu mempunyai dada yang padat, pinggang yang langsing dan sepasang kaki jenjang yang sedang ia gunakan untuk melangkah ke arah Sang Gadis dan Bintangnya.

Dengan kaki telanjangnya, wanita itu berjalan pelan di atas permukaan air danau. Sang Gadis akhirnya tersadar jika wanita yang sedang mendekat ke arahnya adalah Dewi Bulan yang pernah diceritakan Ibunya.



Saat ia sudah mendekat, tercium aroma bunga yang begitu harum dari tubuhnya. Tubuh berbalut jubah transparan itu akhirnya berhenti dan berdiri tepat di hadapan Sang Bintang. Sang Bintang yang berdiri di samping Sang Gadis tampak tertegun oleh kecantikan dan cahaya yang terpancar dari wajah Sang Dewi Bulan. Hanya dalam sekali lihat, Sang Bintang terpesona dengan kecantikan dan keindahan tubuh Sang Dewi Bulan yang melebihi wanita-wanita lain yang pernah ia cumbui

Tak ada senyum dari wajah cantik sang Dewi Bulan. Terkesan dingin dan serius. Tak sedikitpun ia memandang ke arah sang Gadis. Namun Sang Gadis merasa seperti sedang bermimpi. Ia tetap berusaha tenang, ada sedikit perasaan senang bisa bertemu Selena, sosok Legendaris yang pernah diceritakan Ibunya.

Sang Dewi Bulan mengatakan maksud kedatangannya kepada Sang Bintang bahwa Bumi sedang dalam bahaya. Ia membutuhkan bantuan Sang Bintang untuk menghalau pasukan pengabdi iblis kegelapan yang akan menyerang Bumi. Jika sang Bintang bersedia membantunya dan berhasil mengusir pasukan pengabdi Iblis kegelapan, Sang Dewi Bulan menjanjikan tubuhnya kepada Sang Bintang.

Sang bintang yang terlanjur takjub oleh kecantikan yang belum pernah ia lihat sebelumnya, tidak berpikir panjang untuk membantu Sang Dewi Bulan. Ia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk bisa menjamah tubuh indah Sang Dewi Bulan yang tersohor di alam semesta. Segalanya pada diri Sang Dewi Bulan begitu sempurna. Matanya, hidungnya, bibirnya, segala lekuk tubuhnya menjanjikan Sang Bintang akan ribuan kenikmatan.

Sang Dewi Bulan menggandeng tangan Sang Bintang dan mengajaknya melangkah menuju kereta kencana perak yang terparkir di atas Danau. Sebelum Sang Bintang masuk ke dalam kereta, ia berbalik badan dan tersenyum ke arah sang Gadis. Sang Gadis pun berusaha memamerkan senyum manisnya kepada Sang Bintang, meski ada sedikit perasaan tidak rela di dalam hatinya.

Kereta Kencana Perak itu pun terbang menuju langit melalui sinar cahaya vertikal yang membelah gelapnya malam. Suara derap langkah kaki kuda bergemuruh. Kemudian kereta Kencana itu melesat cepat ke angkasa menimbulkan suara yang nyaring.

TIN..TIN..

.

.

.

Hngg?



Bunyi suara klakson mobil membuatku menghentikan ketikan jari-jemariku di setiap tuts Laptop. Kak Rega sudah balik? Tapi bukankah dia kemarin malam pergi bersama dengan Angel tidak bawa mobil?. Aku turun tergesa-gesa dari tempat tidur karena penasaran dengan siapa yang datang di terik siang hari ini. Aku menengok melalui jendela kamarku dan melihat seseorang turun dari sebuah mobil.







Kak Manda?.

Kak Manda langsung masuk ke dalam rumah. Dia terlihat buru-buru masuk ke dalam dengan raut wajah yang kesal. Tak berselang lama aku mendengar suara Kak Manda memanggil-manggil adiknya. Aku mengerutkan kening mendengar Kak Manda mencari Kak Rega yang sedang tidak di rumah. Tumben dia gak tau kalau adiknya sedang pergi?. Kemudian terdengar suara pintu yang digedor cukup keras.

Aku menghela nafas berat. Terpaksa Aku harus keluar kamar untuk memberitahu Kak Manda kalau Kak Rega sedang pergi. Aku melompat turun dari tempat tidurku, mencoba mencari celana dalamku. Tapi aku tidak menemukannya di lantai kamar. Aku tidak ingat kemana kulempar celana dalamku saat aku akan menikmati ‘Me Time’ ku semalam. Terpaksa dengan celana pendek tanpa celana dalam dan kaos tipis yang melekat di tubuhku aku keluar kamar.

“Dekk !!!, . Dekkk !!”. Kak Manda menggedor pintu kamarnya Kak Rega berkali-kali.

“Rega, Bangun Deekk,, kamu gak Kuliah??”

Dia juga berusaha membuka-buka gagang pintu meskipun dia tahu kalau pintunya terkunci. Tapi percuma, sampai kapanpun pintu itu tidak akan terbuka dari dalam. Pintu kamarnya Kak Rega terkunci dari luar dan yang punya kamar sedang tidak ada.

“Kak Rega ga dirumah Kak…” Ucapku kepada Kak Manda sambil berjalan mendekatinya.

Kak Manda menghadapku. Meskipun kesal, tapi wajahnya tetap terlihat cantik. Memang cewek kalau aslinya sudah cantik, ngapain aja dia akan tetap cantik bahkan saat sedang marah.

“Hah? Kemana dia? Kampus? Tapi mobilnya masih ada..”

“Uhmm , Kak Rega pergi dari samalem..”
Jawabku.

Kak Manda terkejut mendengar jawabanku. “APA? Pantesan dari semalem gak bisa dihubungi.. Pergi kemana Dia..?” Kak Manda makin mendesakku. Desakannya membuatku reflek mengatakan hal yang mungkin tidak seharusnya kukatakan kepadanya.

“Kak Rega cuma bilang kalau akan pergi selama beberapa hari. Dia perginya sama Angel..”

“APPPAAAA? NGAPAIN…?”


.

.

.

.

.



JAUH DI KOTA SEBELAH DI WAKTU YANG SAMA.

----POV REGA----



“ Aku punya ide yang tidak akan kamu sukai.. “ Ucapku kepada Angel. Dia menatapku tajam.

“ apapun idemu itu lakukan searang juga.. “ Seru Kirana “ Dia hanya tinggal beberapa langkah lagi dari kalian.. “

TAP.. TAP.. TAP.. !!
Suara langkah kaki terdengar sangat dekat.

Tangan kiriku meraih pinggangnya Angel dan mendekatkan tubuhnya ke tubuhku. Dia diam saja. Kemudian kutuntun dia untuk bertukar posisi. Jika sebelumnya aku yang menghadap control panel, kali ini aku membelakangi boks itu bergantian dengan Angel. Kugerakkan tubuhku kebelakang sampai punggungku bersandar pada boks control panel.

“ Peluk leherku sekarang.. “ Pintaku kepada Angel.

Angel menuruti perintahku dengan menggerakkan kedua lengannya kemudian merangkul leherku. Tangan kiriku yang masih memegang pinggangnya berusaha mendekap tubuhnya. Sangat erat, Sampai payudaranya yang besar itu menempel kenyal di dadaku. Kemudian tangan kananku meraih bagian belakang pahanya dan kuangkat sedikit ke atas.

Kudekatkan wajahku ke wajahnya, aku merasakan detak jantungnya berdetak sangat cepat. Kemudian kudaratkan bibirku di bibir merah Angel yang sedikit terbuka. Angel terlihat pasrah saat bibir kami bersatu. Seketika bibirku melumat bibirnya yang lembut itu bertepatan dengan kedatangan Afif.

Seperti yang sudah kuduga. Afif hanya bisa terpana melihat Aku dan Angel sedang berciuman. Dia Terdiam. Afif tidak hanya terdiam, tapi dia benar-benar bungkam. Tidak bergerak dan tidak bersuara. Dia mematung. Dia tidak marah ataupun menyuruh kami untuk berhenti. Dia malah menikmati. Karena dia menyukai apa yang sedang dia lihat. Dia punya kelainan seperti yang dikatakan Kirana.

Tidak hanya Afif yang melihatku dan Angel sedang berciuman. “Gak nyangka. Otak mesumnya bisa berguna juga ..” Seru Kirana “Apa tadi kubilang, dia punya sesuatu yang bisa dibanggakan pada dirinya. 69%.. tetaplah seperti itu.. “

Bibirku masih mengunci bibirnya Angel. Aku tidak tau apa yang sedang dia rasakan. Mata Angel terbuka lebar. Dia menatap mataku begitu tajam. Dia tidak berekasi. Tidak menyambut ataupun membalas ciumanku. Dia hanya pasrah. Yang jelas dia pasti jengah membiarkanku mencium bibirnya untuk kedua kalinya. Kalian tentu masih ingat ciuman pertamaku kepada Angel tujuh bulan yang lalu. Sama seperti kejadian waktu itu, tidak sedikitpun gairahnya tersulut oleh ciuman bibirku. Inilah akibat dari memaksakan sebuah ciuman yang intim kepada seseorang yang tidak menginginkannya.

Aku pun seharusnya tidak menikmati ciuman ini. Kami terpaksa melakukan ini untuk mengalihkan perhatian Afif agar proses menyalin data tidak terhenti. Tapi dihadapkan dalam posisi seperti ini dengan cewek yang sejak kemarin menstimulus gairahku membuat naluri lelakiku meledak-ledak. Akal sehatku mulai berperang dengan monster yang sudah mengintai sejak semalam Angel tidur di pelukanku.

Meskipun Angel tidak sedikitpun bereaksi tapi aku tetap menekan bibirnya. Berusaha mencari kenikmatan pada bibirnya yang tebal. Memang terlihat begitu egois. Tapi bibirnya ini sangatlah sulit untuk dibiarkan begitu saja. Aku tidak akan mendapatkan kesempatan seperti ini lagi bersama dengan Angel. Jadi aku tidak akan menyia-nyiakannya. Sulit menjaga akal sehat dalam keadaan seperti ini. Monster sudah mengambil alih tubuhku.

Ciumanku semakin memanas. Sesekali kugigit bibirnya yang kenyal hingga membuatnya membuka mulutnya sedikit lebih lebar. Cukup lebar untuk memasukkan lidahku ke dalam mulutnya. Tubuhnya mulai bergerak tidak nyaman di dekapanku ketika lidahku menyusuri ruang di dalam mulutnya. Hembusan nafasnya di wajahku mulai cepat.

Saat kedua lidah kami bertemu, Angel mulai memejamkan matanya. Mulutnya terbuka lebih lebar. Tanganku kiriku yang berada di lekuk pinggangnya yang langsing bergerak perlahan ke atas menyusuri bagian depan tubuhnya dan menangkup payudaranya Angel dari bawah. Kemudian kuremas dengan lembut dan perlahan payudara kirinya. Tubuhnya sedikt tersentak. Angel tidak akan menyangka jika aku berani memegang payudaranya. Tapi dia tidak berusaha melepaskan diri dekapanku, atau bisa kukatakan kalau dia tidak bisa berbuat apa-apa. Nafasnya di wajahku kian memburu. Bibirku berhasil mengapit lidahnya Angel, kemudian kuhisap kuat lidahnya itu sekaligus menghirup air liurnya.

“MMhhh…”

Angel merintih. Rintihannya terdengar seksi di telingaku. Tubuhnya menegang dan bergetar dalam dekapanku. Kedua tangannya semakin kuat mengait leherku saat tanganku tak berhenti meremas dan memijat bagian paling favorit dari tubuhnya. Payudaranya Angel sangat berisi, padat dan kenyal. Angel semakin tak bisa menahan erangan dari mulutnya.

“enghmmhh…”

“Oh GOD !!! kalian membuatku envy…”
Seru Kirana

Desahan dan rintihan Angel yang secara alami keluar dari mulutnya mengirimkan sinyal gairah ke seluruh tubuhku. Membuatku semakin erat mendekapnya. Dia pasti merasakan pusat gairah di penisku yang sedang menusuk-nusuk perutnya. Aku telah lama menantikan momen ini, mendengar rintihan cewek sedingin Angel dalam sebuah keintiman. Aku sering membayangkannya, namun aku tidak pernah menyangka bisa seperti ini dengan Angel yang selalu dingin kepadaku. Seolah semua masalahku dengannya sebelum ini tidaklah berarti lagi.

“Done. Semua data sudah di copy.”

Aku sama sekali tidak fokus dengan apa yang dikatakan Kirana. Aku masih menikmati mencumbu Angel dalam dekapanku. Pengalamanku bercinta dengan banyak cewek membuatku tahu banyak tentang bahasa tubuh seorang cewek. Dan dari gerak geriknya, Angel mengisyaratkan sebuah pesan bahwa dia mulai menikmati segala rangsanganku. Dia sudah tenggelam oleh gairah. Aku semakin ganas mencumbu dan menjamah tubuhnya. Aku penasaran pesan seperti apa lagi yang dia munculkan melalui bahasa tubuhnya.

Tangan kiriku masih meremas payudara besar Angel yang masih terbalut kemeja. Sedangkan tangan kananku kini meremas penuh pantatnya. Kupaksa bagian bawah tubuhnya agar semakin menekan tubuhku. Angel mengerang beberapa kali di dalam mulutku setiap tanganku meremas-remas payudaranya yang besar.

“MMhhh…”

Kemudian kulepas bibirku dari bibirnya. Lalu bibirku dengan rakusnya mendarat di atas dadanya yang terbuka. Angel mendongak ke atas. Bibirku mencium dan menjilati bagian atas dada, dan cekungan lehernya. Harum aroma tubuh Angel yang bercampur keringat begitu memabukkan. Aku menginginkannya. Aku menginginkan tubuh indah ini. Aku sangat ingin memasukkan tubuhku pada tubuhnya.

Aku benar-benar sudah tidak terkendali. Tanganku mulai merambat di balik kemejamnya. Membelai kulit halus payudaranya yang tak tertutupi bra. Kemudian tanganku menyusup di balik branya lalu memegang langsung kulit payudaranya. Aku merasakan puting Angel menegang keras di telapak tanganku.

“Aku ingin kamu.. sudah lama aku ingin merasakanmu” Bisikku pelan disela sela mencumbu lehernya.

Mendengar bisikanku seketika membuatnya tersentak dan berusaha melepaskan diri dari dekapanku. Aku tidak kuasa untuk menahannya dan Angel terlepas dari dekapanku. Kami saling menatap sambil dia mengancingkan kemejanya dengan tergesa-gesa. Beberapa kali dia menarik nafas cepat dan mengehembuskannya. Begitu juga denganku. Bahkan jantungku masih berdebar-bebar. Aku dan Angel sama-sama sibuk dengan pikiran kami masing-masing memikirkan tentang apa yang barusan terjadi.

“Kupikir kalian tidak akan pernah berhenti,” Seru Kirana " Kalau belum puas berbuat mesum, kalian bisa melanjutkannya di Hotel..”

“DDIAAMMMM…”
Teriak Angel sangat kencang. Wajahnya memerah.

Angel langsung tersadar jika telah bereaksi berlebihan karena Afif masih memperhatikan kami di belakangnya. Afif berjalan mendekat, tapi sebuah dering telepon menahan langkahnya. Dan itu suara dering handphonenya Afif. Dengan cepat dia menjawabnya. Seketika Raut wajah Afif tiba-tiba berubah panik dan syok saat menjawab teleponnya. Sepertinya dia sedang mendapatkan kabar yang tidak menyenangkan.

Aku melirik boks control panel dibelakangku dan tidak melihat alat kami di bawah boks itu. Angel pasti sudah melepasnya saat kami berciuman tadi. Afif menutup teleponnya lalu memandang kami berdua. Ekspresi wajahnya menunjukkan kepanikan serta emosi.

“Gawat !! Gawat !! Kalian ketahuan.. CEPAT PERGI DARI SANA !!” Ucap Kirana terdengar panik.

Betapa kagetnya aku mendengar seruan Kirana. Tapi Peringatan darinya sedikit terlambat karena Afif dengan sigap menyambar lengan kanan Angel yang berdiri di dekatnya.

“Apa yang sudah Kaliann lakukan….?” Tanya Afif. Ada kemarahan besar tersirat dari wajahnya. Angel terlihat kesakitan, sepertinya cengkraman tangan Afif di lengannya sangat kuat.

“Hehh Lepasin dia..” Perintahku.

Tak tahan melihat Angel kesakitan, aku bersiap untuk memisahkan Angel dari cengkraman Afif. Saat aku akan bergerak, tangan kiri Angel yang masih terbebas memegang tangan Afif. Kemudian dia memutar dan memelintir lengan Afif hingga sekarang bergantian Angel yang mengunci lengan Afif. Seketika Afif meringis merasakan kesakitan.

“Arrgghhh…”

Sesaat aku lupa kalau Angel bisa membela dirinya sendiri. Kemudian Angel mendorong tubuh Afif kedepan dengan kuat, menabrakannya ke salah satu rak server dengan posisi kepala terlebih dahulu.

Brughh,,

Pasti sakit banget itu, aku sampai ngilu ngeliatnya.
Tubuh Afif pun terjerembab ke lantai dan dia tidak bangun lagi. Angel memeriksa tubuh Afif yang tergeletak di lantai

“Apa dia mati..?” Tanyaku panik.

“I hope so…” Jawabnya.

Ternyata Angel tidak memeriksa keadaan Afif yang sedang tidak sadarkan diri. Dia mengambil ID Card yang menempel di bajunya Afif.

“Kamu terlalu berlebihan,,” Ucapku. Kemudian dia berdiri

“Semua cowok cabul pantas menerimanya.. lebih dari sekali” Ucapnya sambil menatapku tajam. Amarah membara di wajahnya yang cantik.

Aku menelan ludahku sendiri. Ucapannya seperti sebuah peringatan yang ditujukan kepadaku agar aku tidak macam-macam atau menyentuhnya lagi atau aku akan bernasib sama seperti Afif.

“Ada beberapa orang di dalam lift sedang menuju lantai lima,,” Seru Kirana “Cepetan keluar dari sana.. cepet !! cepet…!!”

Aku dan Angel kembali menatap selama sekali tarikan nafas. Lalu kami berdua refleks berlari menuju pintu utama ruang server dengan jantung yang berdegup kencang.

“jelaskan kepadaku kenapa mereka bisa sampai tau?” Tanya Angel sambil berlari. Aku yang mengikutinya dari belakang sempat bingung kepada siapa dia bertanya. “Apa yang kamu lakukan??” Tanya dia lagi.

“Astaga Angel.. Aku nggak ngapa-ngapain..” Jawab Kirana “Program kita belum terlacak oleh mereka.”

“Lalu bagaiamana mereka bisa tau?”
Tanya Angel lagi.

Aku dan Angel berlari hingga hampir mencapai pintu utama ruang server, namun Angel memberi aba-aba untuk berhenti sebelum pintu utama. Jantungku makin berdegup kencang akibat berlari. Angel mengendap-ngendap mengintip keluar ruangan melalui pintu utama yang terbuat dari kaca.

“Mereka mendapatkan sebuah pesan anonim tentang adanya penyusupan di ruang sever…” Jawab Kirana.

“Hah? Ada yang ngelaporin kita..?” Tanyaku.

“Ada satu orang lagi selain kita bertiga yang tau tentang rencana ini, pasti dia orangya…” Ucap Kirana

“Atau bisa jadi orang yang mengadu itu adalah dia yang sedang tidak berada disini..” Ucap Angel.

“Ohh Fuck Angel,,,” Umpat kirana “Kamu menuduhku yang telah melaporkan kalian?”

Aku tidak tau apa yang sedang terjadi. Angel menuduh Kirana sebagai orang yang melaporkan apa yang kami lakukan disini. Seperti yang dikatakan Kirana tadi pagi, kalau Angel memang punya masalah kepercayaan dengan orang lain. Aku juga menyadari itu. Tapi Bagaimana dia bisa menuduh temannya sendiri?. Seberapa dekat mereka sebenanrya sampai Angel bisa menuduh Kirana sedang menjebaknya?. Katakanlah Kirana memang orang yang menjebak kami disini, apa untungnya buat dia?. Ah,.Tidak ada waktu untuk mendebatkan hal itu, sekarang yang harus kami pikirkan adalah bagaimana caranya bisa melarikan diri dari sini sebelum tertangkap.

Kuambil paksa ID Card yang sedang dipegang Angel. “Kita cari siapa pelakunya nanti setelah kita keluar dari sini,” Ucapku. Lalu kutempellkan ID Card itu pada sensor di samping pintu kaca. Pintu kaca langsung terbuka otomatis. Aku dan Angel segera menyelinap keluar.

“kalian gak bisa pake lift utama..” Ucap Kirana pelan. “Kalau kalian masih percaya padaku. Ada lift khusus karyawan di lorong sebelah kiri kalian,,, kalian bisa turun lewat sana”

Meskipun Kirana dituduh Angel membocorkan penyusupan ini, tapi dia masih membantu mengarahkan kami untuk keluar dari sini. Lorong yang dimaksud Kirana adalah lorong redup yang tadi kami lewati saat akan masuk ke dalam ruang server. Kirana tidak tahu jika tadi kami naik ke lantai lima ini melalui lorong itu. Itu karena tadi dia belum mendapatkan akses CCTV.

Aku menatap Angel untuk meminta pendapatnya. Dia mengangguk. Kami mengkuti arahan Kirana memasuki lorong redup yang tidak begitu lebar hingga menemukan lift yang tadi kami tumpangi bersama dengan Afif. Sebelum kami memencet tombol open pada lift, ada seruan dari Kirana.

“Ada yang datang.. cari tempat sembunyi..” Perintah Kirana

Tak lama terdengar suara tanda sebuah pintu lift yang sedang terbuka. Namun itu bukan suara lift di hadapan kami, melainkan suaranya berasal dari deretan pintu lift utama di depan pintu masuk ruang server.

Aku dan Angel reflek menyembunyikan tubuh kami pada ruang kosong di depan lift. Menyandarkan tubuh kami pada pintu lift. Kemudian Terdengar derap langkah banyak orang yang berjalan agak cepat. Secepat degup jantungku yang kian meningkat. Disaat seperti ini, suara derap langkah orang lain terdengar menyeramkan bagaiakan hantu. Kalau sampai ada diantara derap langkah itu yang menuju ke lorong ini. Tamatlah riwayat kami.

Aku dan Angel megintip dari balik tembok ruang kosong di depan pintu lift. Aku melihat beberapa orang berjalan dengan tergesa-gesa menuju ruang server. Beruntung lorong ini cukup redup. Jika mereka melihat ke arah ke dalam lorong, yang mereka lihat hanyalah lorong gelap yang kosong. Sebaliknya, aku dan Angel bisa melihat dengan jelas orang-orang sedang tergesa-gesa bergantian menuju ke dalam ruang server karena disana pencahayaannya sangat terang.

Suara pintu lift yang terbuka terdengar bersautan. Pada saat memperhatikan orang-orang itu, aku merasa melihat seseorang yang tidak asing. Seorang cewek cantik yang sedang ngobrol sambil berjalan dengan seorang pria kemudian berhenti tepat di ujung lorong.



Eh, itu Amel kan?. Ya. aku gak salah orang, dia memang Amel teman sekolahku dulu. Ngapain dia disini?. Setauku Amel memang sedang kuliah di kota ini. Sebuah kejutan tak terduga bisa bertemu dengan cewek dulu menyukaiku. Tapi ngapain Amel di tempat ini?

Tiba-tiba Amel memandang ke arah lorong yang gelap. Tatapan matanya memandang lurus ke arahku. Tak lama kemudian dia berjalan pelan ke arah kami. Apa dia menyadari keberadaan kami.? Sial. Ini bukan saat yang tepat untuk bertemu dengan teman lama. Kami harus segera keluar dari tempat ini tanpa ketahuan siapapun. Uhmm.. Apa sebaiknya aku membiarkan dia menemukan kami?. Mungkin bertemu dengan Amel bisa membawa keuntungan bagi kami. Mungkin dia bisa membantu kami keluar dari sini. Ataukah kami harus menghindari dia?.

Amel masih melangkah ke dalam lorong koridor. Tapi kemudian dia berhenti dan berbalik badan cepat saat mendengar kegaduhan dari arah ruang server. Aku dan Angel juga bisa mendengar kegaduhan itu. Kemudian Amel berjaan cepat menuju ruang server menjauhi kami.

“Mereka menemukan Afif yang sudah bangun dari tidur siangnya,,” Seru Kirana “Cepat turun dan keluar dari sana sebelum mereka menutup tempat itu, mereka pasti akan menggeledah seluruh ruangan..”

“Fuckk..”


Dengan cepat Angel memencet tombol open lift. Seketika pintu lift terbuka dan kami segera masuk ke dalamnya. Lalu kami menggunkan ID Card milik Afif untuk mengakses lift agar bisa turun.

“Mereka sedang mencari Kalian, melacak kalian melalui Kamera Security” Ucap Kirana. “Mereka menempatkan orang di mana-mana. Bahkan di basement”

“Buat mereka sibuk.”
Perintah Angel.

“Dengan Senang Hati,,” Jawab Kirana.

“Hoi hoi Apa yang akan kalian lakukan?” Tanyaku sambil menatap Angel.

“Mengacaukan system database mereka.” Jawab Kirana “Membuat database mereka gak bisa diakses selama beberapa saat. Aku juga menghapus semua rekaman kamera security hari ini. ”

TINGGGGGG


Pintu lift terbuka. Kami sudah berada di lantai satu. Aku mengintip keluar lift dan memandang ke sepanjang koridor yang sempit dan gelap.

“ga ada siapa-siapa” Ucapku.

Aku dan Angel berjalan cepat menuju ujung koridor. Sebuah pintu kaca di ujung koridor sudah terlihat. Tiba-tiba Angel menahan langkahku sebelum aku membuka pintu kaca. Dia menarik tanganku.

“Kita harus berpencar,,” Ucapnya “kamu keluar lewat lobby, tunggu aku di depan..”

“hah?”

“itu bukan ide yang bagus…”
Seru Kirana

“mereka belum tau wajah kita.. Tapi mereka akan langsung mengenali kita kalau kita berjalan bersama.” Ucap Angel.

Fuck. Angel benar. Hanya Afif yang sudah tau wajah kami. Pasti Afif sudah memberikan informasi dan ciri-ciri tentang kami kepada semua orang.

“ Berikan kunci motornya..” Pinta Angel. Kuserahkan kunci motor kepadanya. Namun kutahan lengannya. Kutatap wajahnya. Dia membalas tatapanku. Kemudian Angel memaksa melepaskan tangannya dan berjalan keluar koridor tanpa berkata apa-apa lagi.

Disamping pintu kaca ada sebuah lift menuju basement tempat kami memakirkan motor. Setelah Angel keluar dari pintu kaca, dia masuk ke dalam lift itu. Aku menunggu sampai pintu lift tertutup kemudian aku keluar dari koridor.

Aku berusaha menenangkan diri berjalan di area lobby menuju pintu utama. Sebisa mungkin aku bersikap sewajarnya di antara orang-orang berpakaian mahal yang berjalan kesana-kemari. Mereka semua terlihat panik, beberapa orang berjalan tergesa-gesa dan ada yang menabarakku kemudian meminta maaf. Seperti inikah kegilaan seorang Hacker?.

Aku masih berjalan santai melewati orang-orang. Meskipun bersikap santai dan tenang, aku tidak bisa meredam jantungku yang berdegup kencang. Bahkan suara nafasku terdengar keras. Saat masih setengah pejalanan menuju pintu keluar, sebuah teriakan terdengar. Dan itu adalah suaranya Afif.

“DIA… DIA ORANGNYA…”

Mendengar teriakan Afif. Semua orang yang daritadi berjalan tidak beraturan di lobby tiba-tiba serempak terdiam dan memandang ke satu tujuan, mereka semua memandangku.

Oh Fuck..

“TANGKAP DIA….”

“LLLLAARRIIIII…”
Teriak Kirana

Beberapa orang berbadan tegap terlihat mendesak kerumunan dan berjalan ke arahku. Aku reflek mengambil langkah seribu. Bagaikan seorang atlet Rugby, aku berlari sambil menunduk dan menabrak orang-orang yang menghalangi jalanku menuju pintu utama. Pintu kebebasan sudah terlihat di depan mata. Tapi seorang berbadan lebih besar berdiri di dekat pintu sudah bersiap untuk menerjangku. Sementara dari belakang ada tiga orang lain yang sedang mengejarku. Aku sudah terkepung.

Saat aku akan mencapai pintu utama, orang yang daritadi berdiri di dekat pintu kini berlari ke arahku. Shit. Tapi aku tetap berlari menuju pintu utama. Aku punya sebuah ide, dan aku akan melakukannya sekarang.

Sambil berlari kencang, orang berbadan besar dari arah depan melompat berusaha menerjangku. Aku sudah memperkirakan gerakannya. Dengan cepat dan tiba-tiba aku melakukan gerakan sliding ke depan dan orang orang itu terbang di atasku kemudian menabrak tiga orang dari belakang yang sedang mengejarku. Mereka semua langsung bergelimpungan di lantai.

Aku hampir tidak percaya bisa mengecoh mereka. Sedetik kemudian aku berlari melewati pintu utama, menuruni beberapa anak tangga hingga tiba di halaman gedung. Bersamaan dengan datangnya Angel dengan motor sportnya yang keluar dari basement kemudian melaju ke arahku lalu berhenti.

Dari arah pintu utama gedung yang tadi aku lewati, orang-orang yang tadi mengejarku sekarang berlari ke arah kami dengan teriakan-teriakan memerintahkan kami untuk tetap ditempat.

“Cepat naik,…” Seru Angel. Aku segera naik ke boncengan motor tak lupa memakai helm.

“Padahal Kita sedang berusaha membantu mereka.. kenapa mereka malah ingin menangkap kita?” Tanyaku.

“Welcome to the Real World..” Seru Angel.

Detik berikutnya Angel melajukan motornya. Reflek aku mendekap tubuh Angel dari belakang. Melingkarkan lenganku di pinggang langsingnya. Motor melaju kencang menuju pintu keluar dan orang-orang tadi menyerah mengejar kami yang sudah menjauh dari depan lobby.

Dua orang petugas security sudah bersiap menyambut kami di pintu keluar. Tapi Angel tetap melajukan motornya dengan kencang. Dua orang security itu rupanya masih sayang dengan nyawanya dan seketika menghindar saat Angel melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Palang pintu kayu yang menghalangi jalannya pun ditabraknya sampai patah. Kami berhasil keluar melewati jalan yang menurun ke aspal jalanan kota yang basah.

Apa itu artinya kami berhasil lolos?. Belum. Kami diikuti oleh tiga mobil sedan berwana hitam yang baru saja melayang keluar dari gedung tadi.

“Kita diikuti,,,” Seruku Panik.

“Ohhh Fuckkk… D4RKS1DE menemukanku..” Ucap Kirana.

“Cepat Keluar dari sana!! Putuskan hubungann..” Perintah Angel.

“Oke, sementara aku matikan alat komunikasi. Good Luck Guys..” Ucap Kirana.

Suara sirine terdengar meraung-raung dari arah belakang kami. Sudah jelas yang mengejar kami adalah orang-orang dari kepolisian. Angel semakin menambah laju motornya diatas batas kecepatan.

Karena diguyur hujan lebat berjam-jam, jalanan Ibu Kota yang biasa macet saat ini tidak terlalu ramai. Kami dengan leluasa melewati jalanan tanpa terhambat kemacetan. Namun dengan kecepatan motornya Angel yang seperti ini sedikit membuatku was-was karena kondisi jalanan yang licin.

Beberapa menit situasi kejar-kejaran masih berlangsung. Terlihat seperti adegan di dalam film-film. Beberapa kali aku menoleh ke belakang hanya untuk memastikan seberapa jauh jarak mobil polisi dengan kami. Aku berusaha menyembunyikan kepanikanku. Tapi mungkin Angel bisa merasakan kepanikanku dari caraku memeluk pinggangnya dengan erat.

Angel melajukan motor sport miliknya ke arah Barat Ibu Kota. Melewati jalan protokal yang dipisahkan oleh jalan tol dalam kota. Jalan sudah mulai ramai. Motornya Angel melaju zig zag diantara mobil-mobil pengendara lain. Berusaha mengecoh mobil polisi yang masih tidak lelah memburu kami. Mungkin ini salah satu alasan mengapa Angel memilih untuk naik motor ketimbang mobil. Dia sudah merencankan misi ini sedetail mungkin.

Saat aku dilanda kepanikan, Angel masih terlihat begitu tenang mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Suara Sirine terdengar makin keras. Aku kembali menoleh ke belakang. Ketiga mobil polisi itu berjalan beriringan dan kini semakin dekat dengan kami. Gilaaaakk.. Mereka sangat serius mengejar kami. Kami bagaikan buronan kasus kriminal besar yang tidak boleh dilepaskan begitu saja.

“Mereka makin dekat..” Ucapku memperingatkan Angel. Namun pada saat aku kembali memandang ke depan, aku melihat sesuatu yang membuatku lebih panik.

“Hei,, Heii.. AWAS. LAMPU MERAH..” Teriakku.

Bukannya melambatkan laju motornya, Angel semakin menarik gas sekencang-kencangnya. Tidak peduli lampu lalu lintas sedang merah, Angel menerobos persimpangan yang sangat bersejarah di Kota ini. Persimpangan besar yang kerap disandingkan dengan persimpangan yang ada di Tokyo. Aku hanya bisa menutup mata dan memeluk tubuh Angel lebih erat dari belakang saat motor kami melaju ditengah persimpangan yang sedang ramai kendaraan dari arah kanan dan kiri kami. Dia emang cewek gila.

BBBRAAAKKKKKKK.


Aku mendengar suara benturan yang cukup keras. Ketika aku membuka mata dan menoleh ke belakang. Satu mobil polisi menabrak mobil pengendara lain dari arah samping. Aku tidak menyangka jika kami telah menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

Meskipun satu mobil polisi telah gugur, dua mobil lain tetap masih berusaha mengejar kami. Angel tetap mengendarai motornya dengan sangat cepat ke arah Barat. Sangat kencang karena jalanan dikawasan ini tidak begitu ramai. Aku sampai merasa terbang tertiup angin.

Motor berbelok ke kanan di persimpangan yang lain. Melewati ruko-ruko, kemudian menyusurui jalan menuju utara. Sedetik kemudian jalanan itu makin menyempit. Aku sudah tidak mengenal lagi jalanan ini. Suara sirine mobil polisi masih menggema mengejar kami.

Tak lama, suara Sirine tak hanya terdengar dari belakang. Sebuah suara mirip sirine terdengar dari arah depan yang ternyata adalah suara sirine dari pintu perlintasan kereta api. Angel makin menggila menambah kecepatan laju motornya. Aku serasa sedang dibonceng oleh Valentino Rossi yang sedang berebutan garis finish dengan Marc Marques. Aku tau apa yang Angel rencanakan. Dia ingin mendahului pintu perlintasan kereta api yang akan tertutup dan menjebak mobil-mobil polisi saat kereta melintas. Tapi entah, apakah kami akan berhasil melewatinya atau tidak. Aku percayakan semua pada Angel.

Aku memegang kuat tubuhnya lalu kupejamkan mata dan hanya bisa berdoa di dalam hati agar kami bisa melalui obstacle kesekian kalinya dalam misi ini. Sedetik kemudian kurasakan motor yang kami tumpangi melayang sesaat di udara kemudian mendarat sempurna di atas aspal. Kami berhasil melewati piintu perlintasan api sebelum tertutup dan mobil-mobil polisi yang mengejar kami masih terjebak di pintu perlintasan itu.

Kami sudah berhasil lolos dari pengejaran. Namun Angel masih tidak melambatkan laju motornya. Dia tahu kalau polisi-polisi itu masih akan tetap mengejar kami. Itu sebabnya dia tidak ingin lengah dan sebisa mungkin memperlebar jarak dengan polisi-polisi itu.

Tiba-tiba Motor berbelok di sebuah tikungan yang tajam dengan kecepatan tinggi. Angel kehilangan keseimbangannya. Motor bergerak tak stabil. Angel mencoba menarik rem namun malah membuat motornya oleng. Kami berdua langsung terjatuh dan terseret di atas jalanan yang licin sejauh beberapa meter di tengah jalan.

Aku dan Angel terkapar dijalanan dalam jarak yang terpisah. Aku di pinggir jalan yaang berkerikil. Sedangkan Angel terseret sampai ke tengah jalan. Kurasakan sakit di beberapa bagian tubuhku. Tapi aku tidak begitu mempedulikannya. Aku fokus pada tubuh Angel yang terlentang di tengah jalan. Sepertinya dia baik-baik saja. Dia dalam keadaan sadar dan berusaha untuk berdiri.

Tak lama Aku mendengar suara mobil yang melaju dari arah tikungan. Benar saja, sebuah mobil terlihat berbelok ke arah kami. Kemudian aku menyadari dimana sekarang ini Angel berdiri. Dia berdiri limbung di tengah-tengah jalan dan tidak menyadari jika ada mobil yang berjalan kencang ke arahnya. Begitu juga mobil itu tidak akan menyangka jika ada orang di tengah jalan setelah jalan yang berbelok. Mobil itu tidak sempat memperlambat lajunya.

Waktu seakan berjalan sangat lambat. Dunia seakan bergerak melalui frame demi frame. Aku melihat ke arah Angel, namun yang kulihat saat itu adalah.



DEG DEG

“AL…?”


Kemudian Dunia berhenti bergerak. Segalanya berhenti. Alexa menatap ke arahku.

“Rega tolong Aku…” Ucapnya. “Kenapa kamu diam saja? Tolong aku. !! Kamu tidak mencintaiku lagi? ”

DEG DEG

“Aku mencintaimu AL..”


Kemudian aku berlari sekuat tenaga ke tengah jalan.

“AALLEEXAAAAA….”

Aku menerjang tubuh Alexa sebelum tubuhnya ditabarak mobil yang berjalan cepat ke arahnya. Kami berdua terdorong dan melayang sesaat, Kuatur posisi agar aku berada di bawah tubuhnya. Aku ingin melindunginya dari rasa sakit saat terjatuh nanti. Hingga akhirnya kami berdua jatuh ke bahu jalan dengan posisi tubuhku terlebih dulu menghantam dan terseret di aspal jalanan yang basah. Lalu mobil itu melesat kencang meninggalkan kami berdua yang tergeletak di bahu jalan.

Kurasakan sakit di beberapa bagian tubuhku terutama di bagian lengan sebelah kiri. Tapi aku lega. Alexa berada dalam pelukanku. Aku berhasil menyelematkannya dari terjangan mobil itu. Alexa masih tidak ingin buru-buru melepaskan diri dari pelukanku. Dia terdiam, tapi aku bisa merasakan nafasnya yang semakin lama semakin teratur. Kuusap punggungnya.

“AL…? kamu gapapa?” Tanyaku.

Alexa memulihkan dirinya dan melepaskan diri dari pelukanku. Namun betapa terkejutnya aku saat melihat cewek yang daritadi dalam pelukanku adalah Angel.

“AL,,?” Tanya dia heran.

Shit. Kualihkan pandangan ke langit yang mendung. Setetas air hujan mencium wajahku. Ternyata semua hanya bayanganku saja. Aku masih tidak bisa menyelamatkan Alexa. Aku tidak akan pernah bisa menyelamatkan Alexa. Angel yang sudah berdiri berusaha mengintervensi pandanganku ke langit. Kemudian dia mengulurkan tangannya kepadaku. Aku menyambut tangannya dan dia membantuku berdiri.

“kita harus segera kembali ke Hotel. Waktu kita ga banyak..” Ucapnya.

Untungnya motornya Angel masih bisa digunakan. Tapi kami tidak bisa menggunakan motor itu untuk kembali ke hotel. Motor kami pasti sudah ditandai oleh polisi. Mereka pasti sedang mencari kami di segala tempat di penjuru kota. Kami menggunakan motor itu untuk pergi menuju stasiun kereta listrik terdekat.

.

.

.

.

Kami berdua memasuki stasiun dalam keadaan yang sangat lusuh. Tubuh yang sudah letih. Rambut yang kusut. Pakaian yang basah dan kotor. Kami menunggu kedatangan kereta sambil bersandar di sebuah tembok di dalam stasiun. Angel meminta agar kami menjauhi kerumunan.

“kamu terluka..?” Tanya Angel sambil melihat darah yang memercik dari lengan kiriku. Aku sama sekali tidak merasakan kalau ada darah menetes keluar dari lenganku.

“Cuma luka sedikit. gapapa kok,,,” Jawabku

“Coba kulihat,.” Pintanya.

“udah biarin aja,..”

“Biar Kulihat..”
Kali ini dia memaksa dengan wajah galaknya.

Dan dengan terpaksa kubuka kemejaku yang basah didepannya. Terpampang dengan jelas luka seperti luka gores memerah yang cukup panjang di bagian atas lenganku. Angel menatap luka itu kemudian menatapku.

“aku gapapa Angel.,, oke?” Ucapku.

“tunggu disini,,” Ucapnya lalu dia berdiri dan pergi entah kemana. Padahal kereta yang kami tunggu sudah tiba. Kami terpaksa melewatkan kereta itu dan menunggu kereta yang datang berikutnya.

Beberapa menit kemudian Angel kembali dengan membawa kantong plastik yang isinya air mineral dan perban. Dia baru saja dari toko swalayan yang ada di dalam stasiun.

Angel menyiram luka di lenganku dengan air mineral yang dia beli. Aku merasakan nyeri ketika air itu mengguyur lukaku. Kemudian dia memberikan sisa Air mineral itu untuk kuminum. Rasa nyeri kembali terasa saat Angel berusaha membersihkan lukaku dengan kapas. Aku berusaha mengabaikan rasa nyeri pada lukaku saat menatap wajah cantik Angel. Ternyata dia tidak sedingin yang kukira selama ini. Oke aku akui, Angel memang hebat. Dia adalah tipe cewek yang bisa melakukan hampir segala hal. Tak salah jika menyandingkannya dengan Rein. Mereka berdua punya banyak kemiripan. Kupikir sudah seharusnya aku minta maaf kepadanya karena telah berbuat berlebihan dengan memanfaatkan keadaan di ruang server tadi.





“Aku minta maaf soal tadi,,,” Ucapku pelan. Dia menatapku sesaat kemudian dia melanjutkan memasang perban di lukaku. “Aku juga minta maaf soal tadi pagi , dan soal semalam… aku…”

Angel memotong ucapanku. “Aku gak ingin membicarakannnya... dan Jangan pernah sekalipun membahas hal itu lagi,,” Ucapnya tegas.

“Hmm? Emang ada apa? Kalian ngapain aja semalem?” Tiba-tiba saja terdengar suara Kirana dari earphone. Dia sudah Online.

“Eh.. ga ,, ngapa-ngapain.” Jawabku. Angel menatapku serius.

.”Bohong!!” Sentak Kirana. “Kalian pasti ada apa-apa. Angel !! Emang dia mainnya kasar?”

“Hah? Apaan Sih? Aku ga ngapa-ngapain dia .. orang aku cuman,,,,, AAAAUUUUWWWW SSShhhh…”
Aku meringis kesakitan saat Angel mengikat perban di lenganku yang terluka dengan sangat erat.

“Dia kenapa? Sih” Tanya Kirana.

“Digigit Macan..” Jawab Angel

Hahaha. Emang kalian dimana? Kebun binatang?”

“Cepat Jemput kami di stasiun,,Kita gak punya banyak waktu..”
Ucap Angel.

“On The Way..” Seru Kirana

“Daritadi kamu ngomong gitu,,” Ucapku pada Angel “Kita sudah berhasil kan? Kita sudah mendapatkan semua datanya”

“Kita belum sepenuhnya berhasil”
Ucap Kirana “Karena yang kita dapatkan hanyalah jutaan data yang tidak beraturan dan tidak bisa dibaca. D4RKS1DE sengaja meng-enkripsi Data Keuangan Uni-Bank agar tidak bisa dibaca. Kita.. ehm, maksudku Angel masih harus Men-Deskripsi data-data itu agar bisa kembali ke bentuk semula. Kamu paham? Gampangannya itu gini... Data Nasabah Uni-Bank telah di translate ke bahasa alien oleh D4RKS1DE, data itu jadi gak bisa kebaca. Angel akan berusaha menerjemahkan kembali data itu ke bahasa manusia agar bisa dibaca lagi. Meskipun terdengarnya Simple, tapi Men-Deskripsi data itu gak gampang. Angel harus memecahkan kode dan algoritma yang harus cocok dengan yang dipakai Kelompok Hacker paling barbar sedunia, D4RKS1DE. Serangan kedua akan terjadi pada hari minggu nanti, waktu kita hanya tinggal sampai besok.. dan semoga waktu yang gak banyak itu cukup untuk memecahkan kode enkripsi data Uni-Bank sebanyak itu.,, kalau tidak… kamu sudah apa yang terjadi jika kita gagal…. ”

Aku menyandarkan tubuhku lemas pada tembok tembok setelah mendengar penjelasan Kirana. Kukira kami sudah berhasil dan selesai disini. Ternyata kami masih harus berjuang lagi. Tidak, bukan aku, bukan juga Kirana,, tapi Angel yang masih harus tetap berjuang untuk menyelamatkan Dunia.

.

.

.

.

.

Tiga Puluh menit kemudian Kirana datang menjemput kami di stasiun dengan mobilnya. Setelah itu kami kembali ke Hotel.

“periksa Lukanya..” Perintah Angel kepada Kirana saat kami bertiga sudah masuk ke dalam kamar hotel. Kemudian tanpa ragu Angel melepas kemejanya yang basah di depanku dan Kirana.



Angel mengambil selembar tanktop dari dalam koper dan memakainya. Kemudian dia dengan sigap duduk di depan komputer yang ada di meja lalu menancapkan Alat yang berisi data Uni-Bank ke laptop. Angel memulai melakukan proses deskripsi data seperti tadi yang dijelasakan Kirana. Saat aku menatap ke arah lain,



(Note dari Penulis : Mulustrasi Kirana diganti untuk kebutuhan visual yang lebih menarik :dance: )

Kirana menatapku dengan senyum penuh arti di wajahnya. Sial. Dia mendapatiku sedang memperhatikan Angel.

“Mandi dulu sana..” Ucap Kirana “Setelah itu kita cari makan, katanya kamu lapar?. Atau kamu mau dimandiin?” Ucapnya sambil menyibak gaun tidurnya.



What The Hell? . Kirana tidak memakai CD. Dia memperlihatkan kepadaku belahan pantatnya yang mulus dan menggairahkan.

.

.

.

.

.



“Apa gak sebaiknya kamu bantu Angel?” Tanyaku kepada Kirana di sela-sela makan.

Aku dan Kirana sedang berada di restoran Hotel. Duduk saling berhadapan dengan makan malam kami masing-masing di atas meja. Sungguh tidak adil rasanya, kami berdua enak-enakan menikmati makan malam. Sementara Angel sedang berjuang sendirian mengembalikan Data Nasabah Uni-Bank.

“Aku hanya akan mengacaukan konsentrasinya. Dia lebih senang jika kita berdua tidak mengganggunya. Sebaiknya di kamar nanti kamu jangan berisik. Atau kalau perlu malam ini kita bobok berdua di kamar lain agar tidak mengganggu Angel..” Ucapnya sambil tersenyum.

Dia masih saja menggodaku. Sama halnya saat tadi dia sengaja menyibak gaun tidurnya di depan mataku. Tapi aku tidak akan tergoda lagi oleh cewek licik seperti dia. Karena Aku yakin dia Cuma main-main denganku seperti yang dia lakukan tadi pagi.

“tadi dia sudah menuduhmu.. kamu baik-baik saja dengan itu?” Tanyaku.

Kirana menatapku sejenak. “I’m Fine. Mungkin dia memang belum terlalu percaya kepadaku.. Dia lebih percaya sama kamu daripada aku.”

“Nope. Dia memang gak percaya sama semua orang.. tapi kenapa dia menuduhmu melakukan itu?”


Kirana menghela panjang. “Sepertinya dia sudah tau apa yang aku lakukan di masa lalu..”

“Hmm? Kamu gak akan mengatakan masa lalumu kepadaku kan?”
Tanyaku. Dia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

“lalu apa hubungannya dengan yang tadi kita lakukan?”

“kamu masih saja belum paham.”
Seru Kirana “Ruang Server atau Data Center yang tadi kalian datangi dan yang telah berhasil kita tembus, berisikan miliaran data rahasia perusahaan-perusahaan besar di negara ini. Terutama perusahan perbankan. Seorang hacker yang berhasil membobol sebuah Data Center, dia bagaikan menemukan sebuah peti harta karun. Oleh mereka, data-data rahasia perusahaan dicuri dan dijual kepada pihak-pihak yang membutuhkan dengan harga yang fantastis. “ Jelas Kirana.

Kirana terdiam sejenak. Tenggelam dalam pikirannya sendiri selama beberapa saat, lalu melanjutkan makannya. Secara tidak langsung dia mengatakan kepadaku tentang apa yang dia lakukan di masa lalu. Sebaiknya aku tidak mengungkit hal itu lagi.

“Apa kita akan berhasil mengembalikan data nasabah Uni-Bank?. Tanyaku lagi.

Kirana tersenyum. “Aku sama sekali tidak yakin dengan rencana gilanya Angel ini akan berhasil bahkan sejak awal pertama kali dia mengatakannya kepadaku. Tapi, lihatlah sudah sejauh mana dia membawa kita!!. Jadi gak ada alasan lagi untuk meragukannya.. Angel memang orang paling keras kepala yang pernah kukenal. Tapi karena kemauannya yang kuat itulah yang akan membuat dia berhasil menyelesaikan misi ini. Di sela-sela persembunyiannya selama enam bulan, yang dia lakukan hanyalah membaca berita tentang nasib nasabah-nasabah Uni-Bank yang menjadi korban serangan SHUTDOWN!. Mungkin Itu menjadi salah satu motivasi baginya untuk berusaha keras dalam melakukan misi ini.”

Lagi, Angel memang keren, aku jadi minder, padahal usianya seumuran denganku. Tapi dia tidak tinggal diam melihat orang lain sedang kesusahan. Dia adalah pahlawan bagi orang-orang yang sedang tertindas oleh kejahatan. Meskipun pada akhirnya nanti dia gagal, tapi setidaknya dia sudah berusaha.

“apa dia selalu melakukan hal seperti ini? Apa saja yang dia lakukan sebelum ini?” Tanyaku penasaran.

“She’s a legend…” Ucap Kirana pelan “Angel memiliki Code-Name ‘gh0st’. Dia sangat jenius. Dia sangat disegani oleh para anggota komunitas Hacker Underground. Aku sangat beruntung bisa bertemu dengan seorang legenda hacker di dunia nyata. Angel mempunyai kemampuan hacking yang tidak dimiliki hacker-hacker lain. Seperti hantu., Dia bisa dengan mudah menembus dinding dinding lapisan keamanan sebuah sistem yang berlapis-lapis. Hanya seorang diri, Dia pernah mengacaukan sistem bursa pasar saham di Amerika, Wall Street. Dia juga pernah mengacak-acak FBI, CIA bahkan Departemen pertahanan Amerika. Banyak yang mengatakan dia melakukan itu hanya untuk menarik perhatian kelompok Hacker paling ditakuti didunia, D4RKS1DE dan berharap mereka akan merekrutnya menjadi salah satu anggotanya.”

Aku sangat kaget mendengar kalimat terkahir Kirana tentang Angel. “Benarkah?”

“Sebuah legenda yang diceritakan terus menerus akan membentuk kebenarannya sendiri.. benar tidaknya, hanya Angel yang tau…” Ucap Kirana.

Aku masih tercengang dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan Kirana. Mana mungkin seorang Angel yang berusaha mati-matian memperjuangkan nasib korban nasabah Uni-Bank pernah melakukan hal buruk dan ingin bergabung dengan kelompok hacker jahat.

“Kita harus kembali ke kamar..” Ucap Kirana. Dia menunjukkan ponselnya kepadaku, lalu dia melihat ke sekeliling restoran.

Aku melihat layar Handphone Kirana dan mendapati sebuah media berita lokal yang menurunkan sebuah headline POLISI MEMBURU DUA PELAKU PERETASAN STACK-SOLUTION.

.

.

.

.

.


Aku dan Kirana kembali ke kamar Hotel. Kirana memintaku agar tidak panik meskipun berita tentang apa yang telah kami lakukan sudah tersebar di mana-mana dan menjadi breaking news di setiap siaran berita di telivisi. Dia bilang, semua akan berbalik 360 derajat saat Angel berhasil mengembalikan data keuangan nasabah Uni-Bank. Semua orang akan menganggap kita sebagai pahlawan.

Kirana memberitahu Angel mengenai berita-berita yang sedang panas tentang apa yang telah kami lakukan. Tapi Angel tidak berkomentar apapun. Dia tetap fokus dan konsentrasi penuh dengan apa yang dia lakukan di depan laptop. Bahkan makanan yang Kirana bawakan untuknya belum sama sekali dia sentuh. Apa dia gak kelaparan?.

Seperti yang dikatakan Kirana. Sebaiknya aku tidak berisik sok perhatian menyuruhnya makan. Aku gak akan mengganggunya ataupun membuatnya marah. Karena biasanya macan yang sedang lapar itu nyeremin kalau marah.

Aku merebahkan tubuhku pada extra bed di sebelah ranjang. Di atas ranjang itu Kirana sedang sibuk dengan laptopnya. Sejujurnya aku tidak terlalu panik tentang apa yang dikatakan berita-berita itu. Hari ini Sudah banyak kejadian menegangkan yang kami bertiga lalui. Jadi aku sudah sedikit terbiasa. Dan kurasa selama aku bersama mereka berdua, tidak ada lagi yang perlu aku khawatirkan. Terutama Angel, aku merasa aman saat bersamanya. Perasaan yang sama ketika aku sedang bersama Rein.

Kemudian kubenamkan wajahku pada bantal. Malam belum begitu larut, namun tubuhku sudah sangat letih dan terasa sakit di beberapa bagian terutama bagian atas lengan kiriku. Tak berselang lama aku pun tertidur.

.

.

.

Pagi harinya aku terbangun mendapati Angel masih berkutat di depan komputer. Aku mendekatinya.

“Masih belum selesai?” Tanyaku. Dia hanya diam saja.

Jari-jarinya masih menari-nari di atas keyboard. Sedangkan di layar monitor terlihat barisan-barisan angka yang membosankan.

“Apa ga sebaiknya kamu istirahat dulu?. Kamu belum tidur semalaman…” Ucapku.

“Jangan cerewet. Kepalaku pusing.. PERGI !!”
Bentaknya.

Reflek aku memundurkan tubuhku dan menjauh darinya. Sebaiknya aku tidak memaksanya. Atau dia akan mengamuk.

“Dibilangin jangan ganggu dia....” Terdengar suara Kirana. Dia baru saja keluar dari kamar mandi. Kemudian naik ke atas tempat tidur.

“Kemarilah, aku tunjukin sesuatu yang menarik..!” Ajaknya. Mengajakku naik ke atas tempat tidur.

Di atas tempat tidur, Kirana duduk bersila di hadapan laptopnya. Aku menghampirinya dan duduk di pinggiran tempat tidur. Kemudian dia memperlihatkan layar laptopnya kepadaku.

“Uhm, itu apa?” Tanyaku. Pada layar laptop yang kulihat hanyalah semacam halaman depan sebuah software atau web.

“Ini adalah sebuah program yang sedang kami kembangkan. Kami belum menentukan namanya. Program yang kami buat ini setara dengan program yang dimiliki NSA. Cara kerjanya sama seperti Google, tapi program ini bukan untuk mencari hal yang biasa. Tapi untuk menemukan apa saja yang seharusnya tidak dipublikasikan di internet. Jika kamu ingin tau lebih dalam tentang seseorang, kamu bisa mencarinya melalui program ini”

“hmm? Benarkah”
Tanyaku.

“ya, apapun itu , kamu tinggal mengetikkan sebuah nama. Kamu akan mendapatkan semua informasi yang berhubungan dengan target, apa yang dia lakukan, apa yang dia lakukan kemarin ataupun setahun yang lalau. dimana dia sedang berada, dan juga semua orang yang terhubung dengannya. Kamu juga bisa melihat-lihat privasi mereka, telepon, chat, sms,email, rekening bank, beraapa banyak uang mereka, termasuk hal-hal kotor yang mereka lakukan.

“Hah? Bukannya itu termasuk dalam penyadapan dan dilarang karena melanggar privasi?”


Kirana tersenyum “Kami tidak pernah patuh dengan peraturan sayang,, kontrol hanyalah sebuah ilusi” Ucapnya “Cobain deh, pasti menyenangkan melihat lihat privasi orang lain,, kamu ingin tau apa yang sedang dilakukan seseorang atau ada seseorang yang ingin kamu cari? ” Tanya Kirana.

Seseorang yang ingin aku cari dan ingin kuketahui keberadaanya.? Pikiranku langsung menerawang jauh dan tertuju pada hari itu.

.

.

.

.

<<BEGIN FLASHBACK>>



Pada hari itu, satu minggu sebelum perkuliahan semester ganjil dimulai. Atau dua hari sebelum terjadinya serangan siber kepada Uni-Bank. Saat itu pagi masih gelap. Aku dan anggota HIMA yang lain termasuk Luna dan Dicky sedang menunggu jemputan bus menuju bandara sambil menanti sunrise di salah satu pantai di Pulau Dewata. Beberapa mahasiswa memilih duduk di atas pasir sambil berbincang-bincang dengan mahasiswa yang lain. Ada yang berjalan bergandengan menyusuri tepi pantai menikmati hembusan angin laut yang dingin.

Semuanya terlihat letih dan capek. Beberapa mahasiswa ada yang tidur berkasur pasir pantai. Kami semua kelelahan setelah mengikuti pagelaran hari terakhir festival EDM terbesar di Asia Tenggara, Dreamfield.

Langit di atas laut mulai menampilkan perpaduan cahaya berwarna orange, kuning dan merah. Bus yang akan mengantar kami ke bandara tiba sebelum Sunrise benar-benar menunjukkan wujudnya. Kami semua bersiap untuk naik Bus menuju Bandara dan pulang ke kota asal kami. Kecuali satu orang.



“Aku harus pergi..” Ucapnya

“Kamu akan pergi lagi?” Tanyaku. “Tapi kamu baru saja kembali,,,,” Ucapku penuh emosional.

“Kali ini aku tidak akan kembali lagi…” Ucapnya.

“jadi ini adalah perpisahan?” Tanyaku dengan suara lemas, tak terasa air mata menetes di pipiku.

“Aku pernah mengatakannya kepadamu kalau hal ini akan terjadi.” Ucapnya lalu mengusap air mata di wajahku. “Setelah sekian lama berkelana ke berbagai Negara. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku tidak ingin pergi,, tapi aku tidak bisa tinggal.”

“Please, jangan pergi,,”
Ucapku memohon.

Dia memegang tanganku. “Ikutlah bersamaku, tinggalkan tempat busuk ini., tempat yang sudah merenggut kebahagaiaan dalam hidupmu, membuat menderita,,”



<<END FLASHBACK>>


.

.

.

.


Seandaianya saat itu aku ikut bersamanya, mungkin aku akan bahagia bersamanya. Tapi, aku tidak bisa meninggalkan Rein.

“Helloooo,,, malah ngelamun..” Seru Kirana sambil melambaikan tangannya di depan wajahku.

“Ehmm Sorry,,,”

“Kamu ketik sendiri aja deh namanya..” Ucapnya sambil memberikan laptopnya kepadaku.

Aku yakin bersamanya akan membuatku bahagia dan melupakan semua penderitaanku. Tapi aku sekarang tidak menderita lagi. Masih ada Rein yang sekarang selalu bersamaku dan selalu perhatian kepadaku. Aku juga mendapatkan teman-teman baru seperti Winry dan juga Angel yang membuat lembaran-lembaran kehidupanku lebih berwarna. Aku bisa bertahan meski tanpa dia di sisiku lagi. Bahkan aku sudah lupa kapan terakhir kali memikirkan dia dan berharap tiba-tiba dia kembali. Aku tidak akan memikirkan dia lagi. Aku tidak akan mencari-cari dia lagi. Aku tidak akan lagi berharap dia akan kembali ke kehidupanku. Sudah waktunya bagiku untuk sepenuhnya menghilangkan dia dari lembaran hidupku.

Jika harus memilih siapa yang ingin kucari. Satu-satunya dalam pikiranku adalah Ressa. Aku ingin tau dimana dia sekarang dan bagaimana keadaannya. Kuketikkan nama Ressa dalam kolom pencarian kemudian kutekan enter. Namun tiba-tiba di layar laptop terdapat notifikasi erorr. Kirana dengan sigap mengambil laptopnya dari pangkuanku kemudian memeriksanya.

“Kayaknya masih ngebug,. Sorry, program ini masih dalam tahap Alpha, jadi belum begitu sempurna.. akan aku kabari kalau sudah stabil.. “ Ucapnya sambil tersenyum.

Yasudah mau bagaimana lagi kalau memang masih belum sempurna. Padahal aku sudah terlanjur berharap bisa mengetahui keberadaan Ressa.

Tak lama kemudian kami berdua dikagetkan oleh Angel yang tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya sambil memegang kepalanya. Aku dan Kirana saling berpadangan lalu melompat dari atas tempat tidur dan mendatangi Angel.

“ada apa?” Tanyaku. Angel terlihat syok melihat ke arah layar monitor. Pada layar monitor terlihat daftar file txt yang terus bergerak cepat ke bawah.

“Shit.. Dia berhasil mendeskripsi semua datanya,,” Ucap Kirana.

“hah? Benarkah..?” Tanyaku kepada Angel. Dia mengangguk.

Seketika senyum sangat lebar menghiasi wajahku dan aku berteriak riang sekeras kerasanya di dalam kamar. Kemudian aku berusaha memeluk Angel untuk mengungkapkan kebahagiaan tapi dia tidak bereaksi sedikitpun.

“Kamu mau ngapain?” Tanya dia.

“Eh,, nggakk,,, nggak jadi…” Sial. Akward banget.

“Sekarang pertanyaannya, akan kamu berikan ke siapa semua data ini?” Tanya Kirana.

“Kepada mereka yang bisa dipercaya, intel,” Ucap Angel.

“Kamu akan memberitahu mereka kalau kamu yang berhasil mengembalikan data ini..?” Tanya Kirana lagi.

“kamu tau aku gak akan melakukan hal seperti itu,,” Seru Angel.

“Ya, seperti yang sudah kuduga,,”

“lalu bagaimana dengan polisi yang mencari kita kalau kamu tidak menyebutkan bahwa kita yang berhasil mendapatkan data-data itu?”
Tanyaku.

“aku gak peduli dengan mereka…” Jawab Angel.

“mereka akan terus mengejarmu,, bahkan intel sekalipun akan memburumu.” Ucap Kirana.

“Biarkan mereka mencobanya…” Ucap Angel santai. Dibalas senyuman oleh Kirana.

“Itu yang kusuka darimu Angel..”

“Astaga,. Hei,, hei.. bagaimana denganku? Bagaimana kalau tiba-tiba ada polisi yang menangkapku”
Tanyaku.

“ya kamu masuk penjara….” Kirana menarik tanganku, mengajakku menjauhi Angel yang kembali sibuk dengan komputernya.

“Ehh eh,, serius dong,, haduh gimana ini?”

.

.

.

.



Hanya dalam hitungan jam, kembalinya data keuangan Nasabah Uni-Bank menjadi trending di twit**ter. Semua media massa memberitakan mengenai hal itu. Orang-orang yang menjadi korban turun ke jalanan mengungkapkan kebahagiannya dan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kepolisian. Ya. Polisi mengambil sepenuhnya kredit atas kejadian ini. Mereka meng-klaim bahwa mereka lah yang telah berhasil mengembalikan data keuangan para nasabah Uni-Bank.

“Sungguh ironi..” Ucapku lemas sambil melihat berita di tv. “mereka gak pantas mendapatkan pujian..”

“Udah ikhlasin kenapa si..” Seru Kirana. Dia menemaniku menonton TV di dalam kamar hotel.

“Seharusnya Angel mendapatkan semua kredit itu.. dan berhak mendapatkan reward atas kerja kerasnya” Ucapku

“Lihatlah… Dia sudah mendapatkan reward yang paling dia butuhkan ..” Ucap Kirana sambil memandang Angel yang sedang di atas tempat tidur.

Aku tersenyum memandang Angel yang sedang tertidur pulas. Dia begitu tenang dan hanya terdengar nafasnya. Ya, satu-satunya hadiah yang paling dia butuhkan adalah tidur nyenyak. Melepaskan semua beban pikiran yang sudah selama tujuh bulan ini membebaninya. Dia sudah berjuang sangat keras. Dia pantas mendapatkannya.

Bagiku dia bukanlah seorang pahlawan ataupun bukan seorang legenda seperti yang dikatakan Kirana. For me, She’s an Angel.













BERSAMBUNG.

Next Chapter. 18 Pengabdi Kegelapan



--TEASER--


.
.
.

THE SPECTRE VS D4RKS1DE ??









VS









 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd