Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Life Changing Experience

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
hello hu, maap ya kalau updatenya lama, kemarin lg ikut liburan keluarga hihi, sambil cari inspirasi

salam, TB​

Mulustrasi

Callisa Calistya
(ane lupa nama lengkap doi karena gadget yg biasa ane pake nulis rusak, kalau udah pernah muncul nama lengkapnya, tolong ane diberitau ya)

EPISODE 31

kondisi cuaca di kota ini mendung syahdu, hari ini aku berencana untuk menghabiskan waktu di perpus mengingat pak Sadewo akan kembali ke tanah air dalam beberapa hari kedepan. aku harus menyiapkan bahan untuk bimbingan yg selama ini sudah diberikan untuk aku lakukan revisi. Sandra juga masih belum menunjukkan batang hidungnya, kita belum lagi kontak-kontakan setelah dia memberiku kabar beberapa hari yang lalu. aku juga tak mengontak dia, bukannya tak peduli tapi takut juga kalau justru malah dia terganggu pikirannya karena aku.

tiba dikampus saat masih cukup pagi, suasana masih asri dan belum begitu ramai, namun pegawai sudah masuk tapi jika aku lihat-lihat mereka seperti pada kondisi auto-pilot. kadang aku berpikir kenapa para pegawai kampus maupun pegawai negeri lainnya seperti robot yg tak semangat. maka bisa kita saksikan pelayanan konsumen di negara kita cukup buruk sekali. bagaimana negara bisa maju kalau layanan publik sangat bobrok.

seperti biasa aku memilih duduk dan belajar di perpus lantai 5, selain mamang didesign untuk anak skripsi tapi juga sepi, dan tentunya gak ada pengawas yang rasanya hidup tak semangat, mati juga belum siap. aku berjalan melewati para pasukan robot tersebut tanpa memberi sapa. aku berdiri di depan lift.
"mau ke lantai berapa??!", ujar pegawai yang entah dari mana bicara tanpa sopan dan halus.
"ke lantai 5 bu, ngerjain skripsi", balasku halus dengan sopan.
"belum, masih dibersihkan nanti jam10 baru bisa", katanya lagi dengan sok-sok.an jadi bos.
tanpa aku balas kata-kata dari ibu yg gemuk pendek dan sok jagoan tadi, aku duduk dulu sambil menunggu jam 10 yg masih 15menit lagi di tempat duduk depan lift. belum banyak anak yang datang ke kampus pada saat masih pagi seperti ini.
"udah jam10 mas, sana kalau mau ke lantai 5", kata si ibu yg judes itu tanpa sopan.
aku langsung naik saja tanpa bilang apa-apa, aku sebenarnya muak dengan para pelayanan publik.

suasana di lantai 5 sungguh sepi sekali, hanya ada aku seorang disana, bahkan AC pun belum begitu dingin karena baru saja dihidupkan oleh petugas tadi. pada lantai 5 ini banyak bilik individu untuk membaca atau belajar yg tak ingin diganggu oleh siapapun. jika posisi dudukku membungkuk dan menaruh daguku pada meja sudah dipastikan tidak terlihat. aku memilih duduk bagian pojok dekat dengan tembok, selain sunyi dan sudah dipastikan tidak ada yg mondar mandir dibelakangku sehingga aku bisa lebih konsentrasi melanjutkan skripsiku. ku keluarkan laptop merk DELL yg menemaniku sejak awal masuk kuliah dan mulai terbius dengan aktivitasku di depan laptop.

telah satujam aku disini, yg turut mengerjakan disini tak lebih dari 5 orang dan tersebar dimana-mana, mereka juga terbenam di dalam bilik sehingga akupun juga tak bisa melihat aktifitas mereka, bisa saja nonton bokep dengan headset. aku kembali terbenam dengan penulisan skripsiku.
"hee elu Rend", ujar wanita yg jarang aku ajak bicara sebelumnya ini.
"eh hello", ujarku singkat tak tau ngomong apa jika disapa selain berbalas sapa.
"udah dari tadi, mana Sandra?", tanya dia padaku.
"lhaah tak tau, bukannya masih di Kalimantan", ujarku padanya.
"hmmmm udah mau kelar ya kalian", kata dia.
"masih tinggal bab 4, ya bentar lg lah, kamu gimana?", balik aku tanya padanya.
"masih di bab 3, pak Salim minta revisi terus", ujar dia kembali.
"heem", balasku singkat, dan dia menaruh pantatnya di bilik sebelahku dan membuka laptopnya untuk mengerjakan. wanita yg aku ajak ngobrol tadi adalah Callisa, teman segeng Sandra, kami berdua jarang ngbrol, dan hanya seperlunya saja. jadi bagiku sedikit kikuk untuk ngobrol dengannya.
"mmm emang kamu kalau ngerjain disini ya", tanyaku disela-sela fokus mengerjakan.
"iya, disini terus aku, tapi duduknya pindah-pindah tergantung mood", balas dia tanpa memandangku.

"eh gimana sih elu sama Sandra?", tanya dia padaku memecah keheningan ditengah konsentrasi mengerjakan skripsi.
"hhaaa gak ada apa-apa kok, emangnya kenapa?", balasku.
"hmm bukannya kalian deket ya", ujar dia sambil menatapku ingin tau.
"hhaa kagak kok", balasku singkat.
"atau Amanda atau yg lain?", dia kembali kepo.
"kok kamu kepo banget", tanyaku mulai tak nyaman.
"haha abis elu nidurin semua temen gue pantes dong gue kepo", ucap dia sambil tertawa.
"eh engga kok hmmm", ujarku tak ingin membuka aib.
"ah pakai sok-sok.an kagak kagak", kembali ucap dia sambil berwajah jutek, "bisa ya cowok nidurin cewek sama sekali gak main perasaan?", lanjut dia berucap yg kata-katanya menusuk hingga pulung hati.
"ya enggak juga sih, kadang main hati juga", ujarku polos sambil sedikit berkeringat.
"naahh seharusnya sih, cewek sih pasti pakai hati, tp gak semua juga sih", balas dia.
"hmmmmm", kataku singkat tak menghiraukan apa yg dia katakan.
"pasti Manda yg elu baper, ya kan, guwe tau dong kapan hari elu diem-diem ngeliatin Manda terus di kantin, selain itu Manda jg cerita elu sms dia haha, nape abis lu perawanin dia dan elu sok-sok.an tanggung jawab", kata dia yg nrocos terus rasanya ingin memasukkan kontolku pada mulutnya yg enggan berhenti ngomong.
"hmmm hmmm gimana ya, sebenarnya gak tega sih dulu itu dan ya baper juga sih hehe", kataku sambil grogi dan ngomong ngasal.
"setelah ngamar sama Manda, elu belum ngamar lagi sama doi?", tanya dia.
"kagak", balasku singkat yg sekarang sudah tidak lagi fokus di depan laptop.
"iyalah, dia lg deket sama cowok dari fakultas lain yg jelas lebih ganteng dan macho sih dan malah kapan itu mereka ke puncak, tapi gak tau ngapain aja haha, gak usah sakit hati yak, kalau emang mau pakai hati, jangan pakai kontol yg maju duluan", ujar Callisa yg bagai tamparan untukku.
setelah mendengar apa yg dikatakan Callisa, rasanya hatiku teriris. Manda memang ingin sekali aku jadikan pasangan, tapi nampaknya dia memilih cowok lain. jelas dari fisikku yg tak menarik ini membuat aku kalah bersaing untuk mendapatkan wanita yg kuinginkan, yg dapat kuandalkan hanyalah kepandaian akademikku yg semoga bisa menjadi penilaian lain bagi wanita yg ingin membangun masa depan.

aku kembali mengumpulkan fokus untuk melanjutkan skripsiku, tak ku hiruakan Callisa sejenak yg nampaknya dia juga fokus pada laptopnya. namun ditengah asyik dengan skripsi, nampaknya Callisa sedang disibukkan dengan suara missed call dan telepon. di dalam gedung ini memang signal HP susah dijangkau, entah kenapa aku jg tak paham, apa signal tak mampu menembus gedung.
"ahh emang ya cowok itu rata-rata brengsek", tak ada angin dan hujan tau-tau dia mengumpat dan menatapku
"lha kok aku", aku kebingungan.
"iye!", balasnya singkat.
terlihat dari mimick wajahnya berubah menjadi badmood dan murung, ku hanya terdiam tak berani memulai pembicaraan terlebih dahulu dengannya.
"arrrgghhh guwe gemas deh lama-lama, cowok itu ye kalau dicari aja ngilang, kalau kagak dicari ndeket-ndeket", dia berucap memecah keheningan, dan aku langsung menebak-nebak apa yg terjadi.
"emangnya kenapa cowokmu?", tanyaku datar.
"janjinya mau kesini weekend ini, eh tau-tau minta cancel karena ada kontes mobil, mobil aja yg dipikirin", terang dia sambil menggerutu.
"hmmm emang ldr ya, udah berapa lama gak ketemu?", tanyaku kembali.
"iye, doi di Bandung, udah sebulan lebih", balas dia.
"ya kan yg penting doi gak macem-macem sih gapapa ya", balasku menenangkan.
"hmmmmm", balas dia singkat.
"apa ada hal lain yg kudu di salurkan ya mungkin haha", ujarku ngaco.
"kaya elu gak tau orang pacaran aja", balas dia tanpa menatapku, lantas aku menyimpulkan pasti urusan birahi juga selain kangen.
"ooooo main sendiri dong", kataku sambil tertawa.
"ngacoo lu, kangen guwenya", balas dia sambil ngakak.
"haha kangen ngewe", kataku sambil bercanda dan suasana kembali cair.
"elu mah enak, pengen kentot tinggal ajak, lha guwe nunggu doi kesini", kata dia.
"tinggal ajak juga dong, emang kamu yakin doi gak begituan juga haha", ujarku membuat dia mikir namun diiringi dengan candaan.
lantas dia hanya terdiam dan tidak berkata apapun kepadaku, apakah aku berujar yg salah pada dia.

"emang selingkuh rasanya gimana sih, eh bukan, bercinta tanpa ikatan?", dia tau-tau berucap tanpa menatapku.
"yaa gak gimana-gimana, enak bareng, udah gitu aja, yg penting sama-sama enak", ujarku yg kurasakan selama ini.
"selama ini elu gitu", tanya dia.
"hmmm, yg penting sama enak lah", balasku, dan Callisa hanya terdiam dan kembali menatap laptopnya.

POV CALLISA

aku terdiam di depan laptop disampingku ada Rendy, hasrat ingin bercinta sedang naik karena mendekati akan datang bulan, apa aku akan melakukan hal yg sama seperti teman-temanku dan bercinta dengannya, selain itu berarti aku selingkuh. ada rasa penasaran juga kenapa temenku pada ketagihan, Helga dan Sandra kalau cerita bisa menggebu-gebu. selama ini aku tergolong wanita yg anti selingkuh tapi gonta ganti pasangan sih. tapi jaim dong masak aku yg minta duluan.

"emang belum pernah ya gituan dengan yg gak ada hubungan?", tanya Rendy padaku memecah keheningan ruangan lantai 5 perpus.
"hmmm belum, selama ini pasti dengan pacar terus, kenapa tanya?", balasku.
"hmmmm gapapa", balas dia singkat.
ah aku udah pengen bangen bercinta dan memekku di masuki benda asing nih. aku tak peduli jika yg mulai duluan adalah aku. tanpa pikir panjang aku memegang paha Rendy yg sedang duduk disebelahku, aku udah bagaikan tante genit yg jarang dibelai. dia terkaget dan menatapku.
"eh, ngapain kamu", ujar dia kaget, tanpa aku balas ucapannya dan aku tersenyum sambil mengedipkan sebelah mataku. dia langsung paham dan memegang daguku dan digiringnya wajahku mendekat dengan wajahnya, dan bibir kami bersentuhan.
"smoocchhhhh".
"Rend, ayo", kataku singkat.
"jangan disini, nanti kalau ada orang", balas dia khawatir tapi dia memulai menciumku, dasar cowok, "check in aja gimana?", ajak dia.
"jangan, aku gak bisa nginep", terangku.
"dikostku aja", tanya dia.
"aman gak?", tanyaku kembali meyakinkan.
"aman", balas dia singkat.
"yauda, beberes dulu", ajakku dan kami langsung membereskan laptop dan buku yg berserakan.

"aku nebeng mobilmu aja ya", mintaku saat berjalan menuju parkiran.
"yuuk", balas dia singkat, kami berdua jalan dengan cepat, mungkin dia juga sedang horny. setibanya di dalam mobil dan dia mulai menjalankan mobil itu. kuamati kaca film mobil dia ssangat gelap, tanpa pikir panjang, aku langsung melepas kancing celana dia dan menurunkan restletingnya, dan terlihatlah bongkahan kontol yg kuidamkan dari pacarku tapi dia tak kunjung datang.
"awwhh Callisa udah gak sabar ya", ujar dia sambil fokus nyetir.
"hm hm hm hihi", balasku senyum. kontol dia sih gak gede amat, tak spesial juga, tapi kenapa temenku pada ketagihan ya.
aku memasukkan kontol dia ke dalam mulutku yg basah.
BLEESSS~ "awwhhhhhhhhhhh", desah dia.
"tetep fokus dijalan ya", ujarku sambil berada diselangkangan dia.
"awwwhhh enak gini mana tahan", ujar dia.
aku bergerak naik turun, kontol dia semakin tegang dan menunjukkan urat-urat perkasanya, aku gelintir-gelintirkan urat kontol dia dengan lidahku, tangan kiri dia memegang erat kepalaku menandakan dia keenakan, tapi dia berusaha tak mendesah atau menutup matanya untuk menikmati dengan penuh penghayatan.
"awh awh Callisa aku gak kuat, seponganmu enak banget, nanti aja, aku gak bisa fokus nyetir", pinta dia.
"hahhaa oke deehh", aku mencabut kontolnya dan aku masukkan kembali kontol dia kedalam celana dalamnya, kurapikan pula restleting dan kancingnya, lantas aku kembali duduk ditempat dudukku.

akhirnya setelah perjalanan hampir setengahjam, tiba juga dikostan Rendy, ini kostan bentuknya seperti flat/apartment kecil untuk para pekerja, aku semakin yakin jika kost ini aman untuk melakukan hubungan dengan pasangan tak resmi. vaginaku sudah mulai basah dan berkedut membayangkan nanti. kami berdua jalan dan naik menuju ruang kamarnya. setelah kami masuk, kami langsung saling lahap bibir kami.
"scooooommhhh smooochhh smoooccchhh smoooccchhh smooocchhh"
"awwwhhhh awwhhhh hmmmmm awwhhhh ahhhhhh"
"smoochhhh scmoooocch smoccchhh", dari french kiss hingga ciuman dan rangsangan dileher tak luput kami lakukan, dia sungguh sensual permainannya dan ciuman pelannya membuat memekku semakin banjir.
"smoooccchhh smooochhh smoooccchhh", hampir lebih dari 10 menit kami berciuman, hal yg tak pernah aku lakukan bersama pacar atau mantanku, biasanya masuk kamar langsung main, alhasil dari mulai hingga crot tak lebih dari 13 menit. tapi ini sungguh berbeda.

dia terus menciumi dan melahap leherku, rambutku sudah acak-acakan tak jelas, lipstikku sudah dimana-mana, tangan dia terus meremas pantatku dan memegang pinggulku, ciuman dia sungguh sensual. kedua tangan dia lantas meremat kedua bukit kembarku yg berukuran 34B. lalu kedua tangan itu menuju kancing di kemejaku. Rendy menatapku, dan melihat dia. "ah persetan cowokku, mau dikasih enak gak mau dateng, yauda fuck me hard Rendy", pikirku dalam hati. kutakpeduli Rendy perawakannya tak seperti cowok yg hot, tapi kalau goyangannya bikin lutut lepas ya you can fuck me whatever you want at anytime. dia terus melepas kancing bajuku hingga yg terbawah, dia menarik kemejaku dan dia taruhnya di kursi, terlihatlah BH ku bewarna hitam yg tak senada dengan celana dalamku, dia turut melepas BHku. lantas dia membaringkanku dikasur dengan perlahan, dan dia berada diatasku, dia kembali menciumi bibirku dengan lembut.
"smooochhhh smooocchhhh smoooccchhh", aku terbius dengan cara bercintanya, dia memperlakukanku bagaikan istrinya.
dia sibuk menciumi tiap jengkal tubuhku yg terlihat, aku hanya terpejam dan menikmati ciuman sensual itu. aku bangkit dari berbaringku dan menjangkau pakaiannya dan melepas bajunya, terlihatlah bodinya yg lurus dan gak ada ototnya. dia kembali mencumbu dadaku.
"awh awh Rend, jangan ninggalin cupangan", mintaku, bisa brabe kalau susuku penuh cupangan, dia tak menjawab dan terus menciumi tubuhku, hingga akhirnya tiba diatas celanaku. dan benar saja dia melepas kancing celana jeans ketatku, menurunkan restlingnya dan menariknya kebawah, dia tersenyum saat melihat celana dalamku.
"kok gak senada celana dalammu haha", tanya dia, dan kami tertawa.
"siapa yg nyangka akan ginian", balasku.
lantas dia menarik perlahan celana dalamku, dan terlihatlah apem yg ada bulunya, aku gak nyangka kalau mau kentot jd gak aku cukur dulu jembutku.
"lebat Rend", ujarku, dan dia melihatku, lantas membenamkan wajahnya ke selangkanganku, jarang sekali ada cowok yg doyan dan sabar njilatin memek. aku menahan desahan karena tak ingin didengar oleh tetangga kost Rendy.
"ahhmmm ehhhmmmm errhhmmmm ahhhmmmm"
"awwhhhhh eehhhmmmm ahhhh huuoohh hooohhhh, awwhh Rend, jangan buat aku mendesah kencangggggg awwhhh yeeessss", aku berusaha keras menahan jilatan ini.

Rendy bisa sangat sabar dan perlahan menjilati vagina yg berbuluku, sunggu diluar dugaan cara bercinta dia, aku terus memejamkan mata untuk fokus pada orgasme, aku ingin merasakan orgasme dijilatin seperti ini yg aku belum pernah.
"hmmmmmmm hmmm awhhhh hmmmmmm", hampir 15menit dia berada diselangkanganku, tangan kananku memegang erat sprei kasur, dan tangan kiriku terus bermain dengan susuku, tangan kanan dan kiri Rendy menggengam erat pahaku.
"awwwhhhh Rend enaaaaaaaaaakk banget siiiiii awwwhhh"
"awwhhhhhhhhhh hmmm yesssss hmmmmmmm"
genggamanku semakin erat, badanku semakin menggencang.
"awwhhh Rend, ahhhh Rendddd, awwhhhhhhh, awwwhhhh", aku berusaha bangkit, aku memegang kepala dia, dia semakin cepat menjilati memekku, kini tangan dia membantu menggobel memekku.
"Renddd, aku gak tahan Rendddddd, Rendddd ahhhhhhw Rendddd", aku khawatir kalau jebol dan mendesah kencang.
tubuhku akhirnya menggencang, kakiku rasanya mau copot, mataku terpejam, memekku banjir ditambah jilatan Rendy yg semakin kencang, aku akhirnya orgasme karena jilatan yg belum pernah aku rasakan.
"hmmmmmm awhhhhh yeeeesss yeeeeessssssssss awwwhhhhhhhhhh ahhhhhhhh"
"hoooooouuhh huuooohhh huooohhhh huooohhhh", jantungku berdegup kencang dan nafasku seperti habis olahraga. salah satu orgasme terintens yg pernah aku alami dan menahan desahan. keringatku mengalir deras keluar dari jaringan kulitku.

Rendy menarik wajahnya dari selangkanganku, aku menutupi tubuhku yg polos tanpa sehelai benangpun dengan selimut, Rendy kemudian berbaring disebelahku dan memelukku bagaikan aku istrinya, ahhh aku sungguh bahagia.
"pertama aku dapet orgasme jilmek", ujarku malu.
"masa? boong banget", balas dia sambil bercanda.
"kamu kok sabar sih gituin", tanyaku polos dengan sembunyi dibalik selimut hanya terlihat wajahku saja.
"lha kan biasa to seperti itu", ujar dia dengan telentang yg masih mengenakan celana jeans.
lantas dia mencium keningku dan memelukku dibalik selimut, rasanya aku jatuh cinta lagi. mungkin bagi sebagian orang, jatuh cinta dulu baru bercinta, tapi kali ini aku bercinta dulu baru jatuh cinta. rasanya aku dihargai sekali oleh Rendy, bahkan dia tak buru-buru minta ngentot setelah aku kelar, tapi malah pelukan mesra, hal yg jarang aku dapatkan dari cowok/mantanku. cara dia memperlakukan wanita sungguh luar biasa, hatiku berdebar saat dia memelukku ini.
i think i'm in love........

---BERSAMBUNG---
 
kayaknya thread ini berslogan...Tresna jalaran soko ngentot...cinta dimulai dari ngentot....hehehehe....
 
Mantap , lanjutkan suhu kalau bisa lebih panjang cerita nya hehe
 
Bro. Ini adalah cerita paling bagus bgt menurut ane. Dimana penulis sangat menghargai sekali para pembaca dengan cara update rutin tanpa kentang dan tanpa janji2.

ada beberapa penulis yang update rutin ketika awal menulis dan ketika peminat pembaca mulai "banyak" maka si penulis mulai jarang update. Dengan alasan gak ada waktu dan sibuk RL, tapi kalau waktu untuk chit-chat selalu ada di Tritnya.

Kunci utama penulis yang baik adalah "menghargai para pembaca". Karena kalau karya tulisan bagus tapi tanpa ada minat pembaca, ya sama saja bohong.

Thanks bro updatenya :beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd