Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Life of JB

Bimabet
abis maraton semoga ada kelanjutannya sampe tamat ditunggu aksi jebe salam hormat suhu
 
sepertinya akar masalahnya sangat seru nih hu, apakah jebe dan darma akan menjadi duo strong?:)
 
Part 14 - That's What Friends For.

Suasana Fakultas Ekonomi siang ini ramai, terutama dibagian selasar, dikarenakan sedang ada sosialisasi calon ketua angkatan. Setelah ada Naufal, vivi, dan juga Julio sang calon yang direkomendasikan berdasarkan penilaian panitia ospek, ada satu calon juga yang mengajukan diri, yaitu Darma, yang kini sedang memperkenalkan dirinya.

“namaku Irsyandi Darmawan, kalian bisa memanggilku Darma. Kalau ditanya masalah motivasi, sebenarnya tidak ada secara spesifik, tetapi jika boleh kusampaikan, mungkin aku ingin menghapus stigma-stigma buruk yang ada difakultas kita. Banyak orang diluar fakultas kita yang bilang bahwa kita itu tidak solid, kita apatis dan individualis. Tapi aku ingin bertanya kepada kita semua, selama kurang lebih sebulan ini, apakah kita merasakan hal tersebut?” ujar darma dengan membara.
Semua terdiam, menunduk dan merenung. Benarkah? Salahkah?

“selama aku merasakan ospek disini, dengan teman-temanku, aku merasakan kita merupakan angkatan yang solid! Mengapa begitu? Karena aku melihat dan aku mengalaminya sendiri bagaimana jerih payah kita dari bangun pagi buta, mengerjakan tugas, berkenalan satu dan lainnya. Mungkin awalnya kita merasa bingung, tapi perlahan kita mendapati bahwa segala interaksi yang kita lakukan ini sangat menyenangkan, merasakan semua hal bersama-sama dengan kalian adalah salah satu pengalaman yang akan berkesan selama waktu perkuliahanku disini, dan aku harap kalian juga bisa merasakan yang sama!” Lanjut darma sambil melihat wajah teman-temannya. Sepertinya maba-maba disini mulai terbakar semangat dan antusias untuk mendengarkan orasi dari Darma ini. Menarik.

“Aku ingin selama beberapa tahun kuliah disini, menjadi hal yang berguna untuk kita kedepannya. Relasi, pertemanan, cinta, dan semua yang ada bisa kita dapatkan dan mejadi cerita kita kelak di masa yang akan datang. Kita semua bisa melakukan apa yang kita inginkan, apa yang ingin kita cita-citakan, apa yang kita harapkan dan kita doakan. Dan itu semua bisa jika kita saling membantu!”

Setelah kurang lebih 15 menit darma melakukan orasinya, ia menutup dan diiringi oleh tepuk tangan yang sangat meriah dari angkatanku—mungkin lebih meriah dari yang sebelumnya. Mungkinkah darma bisa menjadi Ketua angkatan dari FE?

Bang arik kembali mengambil alih acara dan mengatakan bahwa untuk pencalonan dan pemilihan akan dilakukan seminggu dari sekarang. 4 Calon ini akan dikumpulkan lagi 3 hari dari sekarang untuk mengikuti forum umum dimana semua bisa melempar pertanyaan dan memberikan sanggahan ataupun masukan. Kami sebagai mahasiswa angkatannya diharapkan untuk aktif berpartisipasi untuk memastikan mendapatkan ketua angkatan yang sesuai dan bisa membawa arah positif untuk kami semua. Setelah itu pengenalan calon ketua angkatan dibubarkan.

Saat ini aku dan ketiga temanku sudah berada di pinggir danau kampusku, kami semua sibuk dengan pikiran dan pertanyaan yang mungkin ada dalam diri masing-masing. Aldi dan Fadhel yang belum tau bahwa Darma tergabung dalam TYW, sontak kaget mendengar kabar tersebut. Mereka sendiri tidak pernah punya dendam pribadi dengan TYW, tapi mereka tau bahwa TYW berisi orang-orang meresahkan dan menimbulkan rasa tidak aman di kampus.

“kalo lo mikir gua kayak anak-anak yang lain, tolong buang jauh-jauh pikiran itu. gue naik bukan karena gue mau lebarin sayap TYW ke fakultas kita yang sudah netral ini. I have my own reasoning.” Darma membuka suara seakan-akan pertanyaan teman-temannya sampai kepada kepalanya.

calm. Gua paham kok, dar.” Jawab aldi sambil meminum jus alpukat yang tersisa sedikit sehingga menimbulkan bunyi yang kurang mengenakkan. Bunyi sedotan.

“menurut lu, what’s the odds? Yakin bisa menang?” tanya Fadhel.

“ya kita coba aja sih. Kalau menang syukur, kalau enggak, kita cari cara lain. Yakan, be?” jawabnya kembali sambil bertanya kepadaku yang masih terdiam saja. Aku hanya mengangguk pelan saja. Aku bukan tidak mendengarkan apa yang telah terjadi hari ini, tapi aku memikirkan apa yang akan terjadi malam ini dan besok. Karena sesuai janjiku, aku akan bertemu Ibu Rahma yang adalah teman Ayahku sekaligus pemilik Kosan aku tinggal. Kira-kira apa yang ingin dibahas ya… ini membuatku sedikit bingung.

Bang arik dan Bang Satya mendatangi kami, dan memberikan pesan kepada kami terutama Darma untuk berhati-hati saja beberapa hari ini, karena bagaimanapun juga TYW tau akan kabar ini dan mungkin menempatkan mata-mata di fakultas kami. Kami juga diminta untuk berhati-hati karena TYW bisa melakukan apapun yang mereka mau jika dirasa perlu. Setelah itu kami pun bubar dan pulang ke tempat kami masing-masing. Aldi dan Fadhel kembali ke kosan dan rumahnya, Darma ke Apartment, dan aku ke kosanku untuk bertemu Ibu rahma.

Setelah kurang lebih 10 menit kupacu dari kampus ke kosan ku, aku bertemu mang yadi untuk menanyakan apakah ada Bu rahma, dan beliau menjawab Bu Rahma ada di ruangan ibu kos. Aku pun mengganti pakaianku dulu di kosan karena sedikit berkeringat dan kurasa tidak etis saja. Setelah berganti baju dan cuci muka, aku pun mendatangi bu rahma. Aku mengetok pintunya dan bu rahma langsung mempersilahkan aku masuk.

“hai, ini toh anaknya. Bagaskara junior. Kamu agak mirip dengan ayahmu saat masih kuliah.” Sapaan pertama dari beliau hanya bisa ku balas dengan anggukan dan senyuman saja. Sambil mengulurkan tangan aku memperkenalkan diriku.

Setelah bercerita yang kebanyakan tentang masa lalu mereka sebagai teman pada saat kuliah dan kelakuan ayahku, aku tidak banyak berbicara kecuali ketika ditanya saja. Aku jadi tau banyak tentang ayahku dan segala tindak kehidupannya selama kuliah. Dia bukan tipikal ‘jagoan’ tapi dia bisa menjadi andalan pada saat saat tertentu. Cool guy.

Bu Rahma sepertinya sudah berusia 40an, seumuran dengan Ayahku. Namun penampilannya masih seperti wanita berusia 30an. Wajahnya manis. Rambutnya tergerai pendek diatas bahu berwarna hitam dengan sentuhan pirang. Sangat cantik rambutnya. Tubuhnya, secara mengejutkan, tidak berbeda banyak seperti mahasiswa yang kerap kutemui di kampus. Jika bu Rahma berusia sepertiku, pasti akan banyak yang mencoba mendekatinya, mungkin aku akan melakukan hal yang sama. Tetapi apakah beliau sudah berkeluarga ya? Aku tidak melihat ada cincin yang melingkar di jari manisnya. Aku ingin bertanya, tapi tidak tau mulai dari mana.

“Bu, kalau boleh tau sejak kapan ibu mempunyai kosan yang luas ini?” tanyaku dengan hati-hati.
Beliau terdiam sebentar, lalu menjawabnya.

“aku memulai bisnis kosan ini sekitar 5 tahun yang lalu. Ini merupakan hasil kerja keras aku dan almarhum suamiku…” ucapnya dengan nada yang getir… suasana semakin tidak nyaman, aku tidak tau apa yang aku harus lakukan. Namun seakan ada refleks dalam diriku untuk berdiri, dan mendekatinya dan memeluknya. Aku berusaha memberikan rasa kenyamanan saja kepadanya. Dia terdiam sambil terisak, dan akhirnya dia melepaskan pelukanku. Suasana kembali canggung.

“maaf, bu, bukan maksudku…”
“tidak apa, aku mengerti sifatmu. Persis seperti ayahmu. Ia suka sekali memeluk orang yang sedang dilanda masalah atau kesedihan. Maka banyak sekali orang yang suka curhat ke dia dulu, termasuk aku hahaha. Mungkin menurun ya dari ayah ke anak.”

Kembali, aku hanya tersenyum saja. Bu rahma kembali bertanya.

“bagaimana kosan ini? Apakah cukup nyaman? Atau ada hal yang perlu diperbaiki?” tanyanya.

Sejujurnya kosan ini sangatlah cocok untukku. Tempat yang tidak terlalu jauh, ada parkiran yang luas—bisa mobil, lalu ruangan yang bersih dan nyaman, ditambah internet yang kencang. Sudah menjadi penanda kosan yang bagus bukan?

“semuanya bagus, bu menurut aku. Fasilitas sangat mendukung, kamarnya juga sangat nyaman, parkiran juga luas.” Jawabku jujur. Bu rahma terlihat senang dengan jawabannya. Senyumnya menawan, aku tidak akan berbohong. Sial, kenapa aku juga bisa terpikirkan kesana?!

“semoga betah ya di kosan ini saja sampai lulus ya? Hahaha nanti aku kasih potongan deh” lanjutnya yang kujawab dengan semangat untuk tetap ngekos disini setelah mendengar kata ‘diskon’. Say no more.

“terus be, gimana kehidupan kampus awal awal ini? Apakah lancar? Kamu gak buat musuh kan?” tiba-tiba tanya bu rahma dengan serius. Waduh. Aku harus jawab apa ya? Lancar sih lancar… gak buat musuh… aku tidak merasa membuat musuh sih. Tapi kalau orang yang menganggap aku musuhnya… itu diluar kendaliku. Iya kan? Kita tidak bisa mengontrol orang lain.

“Lancar bu, lancar kok hehehe” jawabku ragu.

Bu rahma hanya tersenyum dan selanjutnya ia hanya bercerita tentang perselisihan tentang pemilik kosan lain karena mereka mengira bahwa bu rahma menggunakan ilmu tertentu agar kosannya lebih laku. Padahal yang bu rahma lakukan adalah melakukan promosi yang lebih baik, membuat fasilitas yang lebih baik, dan keuntungan-keuntungan kompetitif lainnya seperti mendapatkan jasa laundry, menggunakan smart door, dan keuntungan lainnya dengan harga yang tidak begitu jauh. Setelah ditelusuri, itu hanyalah kecemburuan seorang ibu pemilik kosan karena suaminya sering mondar-mandir didepan kosanku untuk melihat bu rahma. Dasar lelaki. Tapi aku paham sih kenapa sampai rela kayak gitu. Gila, orang secantik ini, single juga?

“be, kalau kamu butuh bantuan, jangan sungkan untuk hubungin aku ya. Misalnya mengenai kosan, pembayaran, atau bahkan kamu butuh teman ngobrol, atau mau ajak aku makan juga gapapa hihihi.” Lanjutnya dengan tawa yang renyah itu. gila… kok bisa secantik ini. Rambut pendek adalah favoritku…

“siap buu, kalau aku perlu sesuatu nanti aku akan hubungi ibu ya, nanti saya traktir makan deh bu karena ibu sudah baik memberikan banyak kemudahan untuk tinggal disini.” Responku. Menurutku tindakanku dapat dikatakan sopan dan aku memang ingin mengekspresikan bentuk terima kasihku melalui makanan, karena apa lagi yang bisa kulakukan?

Setelah itu, bu rahma pun izin pamit untuk kembali ke rumahnya karena ada yang harus ia lakukan. Kami pun berpamitan dan sempat berpelukan sesaat. Aku pun kembali ke kamarku, mengecek ponselku, dan melihat banyak notifikasi dari… Sasha?!

Damn…

Sasha sedari tadi menunggu kedatangan si tampan jebe. Sudah berapa missed call dan pesan yang belum kunjung terbalas. Bosan, ia mendatangi unit Darma untuk sekedar mengubah suasana. Sasha pun datang dan mengetuk unit darma. Ia sengaja tidak memberitahunya lebih dahulu. Pintu pun dibuka dan darma sedikit terkejut dengan kehadiran seseorang yang masih ia sukai sampai sekarang.

“dar, aku mau numpang bobo bentar ya. Nanti aku mau ketemu jebe soalnya.” Pintanya sambil langsung melengang ke kamar darma.

Darma yang tak sempat berkata apa-apa pun hanya menggelengkan kepala lalu menutup pintu sambil melihat kiri dan kanan sebagai tanda keawasannya dengan sekitar. darma pun memutuskan untuk merebahkan dirinya di sofa luar, sambil membiarkan sang perempuan tidur di kamarnya. Darma sangat suka kepada sasha, sangat menyanyanginya meskipun tidak pernah mengatakannya secara langsung. Ia rela melakukan apa saja untuknya, termasuk untuk mencintainya dalam diam. Dan fakta bahwa ia tidak marah mendengar sasha akan menemui jebe untuk apapun kegiatan yang akan mereka lakukan, itu bukti bahwa ia sangat peduli dengannya. Darma selalu berharap akan ada masanya dimana ia lah yang bisa melindungi sasha sepenuhnya.

Darma tiba-tiba berinisiatif untuk menghubungi jebe.

‘je, aku gatau apa yang mau kamu lakukan bersama sasha. Namun aku ingin kamu tau kalau aku sangat mencintai sasha lebih dari apapun. Aku harap kamu dapat mengerti.’ Kirim.

Waktu berjalan. Darma sangat berharap jebe membalas pesannya. Ayolah, balas pesan ini.

Ting. Notifikasi muncul.

‘baik dar, aku mengerti. Aku akan berbicara dengan sasha’

‘terima kasih, bro.’

“daaar sini” teriak sasha dari dalam. Darma pun bergegas mendatangi pujaan hatinya itu.

Terlihat sasha hanya menggunakan crop top dan celana pendek hitam yang mengekspos keindahan tubuh wanita yang ada di ranjang Darma itu. Tak pernah sedetik pun terlewat oleh darma, untuk tidak mengagumi wanita ini.

“Kenapa sha?” tanyanya.

“Temenin bobo sini.” Pintanya asal.

Darma, meskipun sudah berteman lama dengan sasha, sampai menyimpan perasaan, tetap saja merasa agak canggung ketika harus menuruti permintaan sasha. Namun ia tetap berjalan kearahnya, dan bergabung dalam ranjang itu. sontak saja, sasha langsung membalikkan badannya dan mengarah kepada tubuh darma, bahkan sasha menyenderkan kepalanya di dada Darma. Semoga saja sasha tidak sadar bahwa jantung Darma berdegup sangat kencang. Kepalanya mulai kosong, iya tidak dapat berpikir sama sekali. Mau jago bertarung, bergabung dalam kelompok menyeramkan, tetap saja menjadi orang bodoh dihadapan wanita yang dicinta.

Keadaan hening selama beberapa waktu… tidak ada yang berani berbicara, namun tanpa sadar, tangan darma mengelus pelan rambut sasha yang hitam dan indah itu. sasha juga tampak nyaman dengan perlakuan sang lelaki yang sudah ia kenal bertahun-tahun itu.

i love you so much” sebuah kata itu keluar dari mulut seseorang yang bersuara berat.

Sasha diam sejenak. Darma mengucapkan itu tanpa sadar. Dan sekarang ia bingung apa yang harus dilakukan.

do you love me, dar?” tanya sasha yang telah mengangkat kepalanya dan berhadapan dengan darma. Jarak mereka sangat dekat. Mata mereka saling menatap lekat-lekat. Darma hanya bisa mengangguk pelan.

say it. Say it again. I want to hear it again.” Pinta sasha.

“I love you so much more than you could ever know, sasha.” Jawab darma dengan tenang.

Pipi sasha memerah. Ia menutupinya dengan kembali menenggelamkan wajahnya ke dada darma.

“Kenapa baru sekarang?” tanya sasha tanpa menatap

“karena aku ingin melindungimu. Aku tau jika kita mempunyai status, bisa saja hidup kita terancam oleh TYW.”

“Tapi, minggu depan aku akan pergi untuk waktu yang cukup lama.”

“aku akan menunggumu sampai kapanpun. Kamu tau itu.” Darma memberanikan diri untuk mengecup pelan kening sasha.

Sasha perlahan terisak, air matanya turun. Ia berani bersumpah bahwa ia juga menahan mati-matian perasaannya kepada Darma, demi kebaikan mereka berdua. Kesempatan ia untuk bisa lepas dari TYW dengan pendidikan diluar negeri tentu merupakan hal yang sangat ia nanti, namun disaat yang sama, ia harus kehilangan orang yang paling ia cintai, darma.

Dan tanpa aba-aba, bibir mereka sudah menempel sekarang. Kecupan yang hangat, namun penuh dengan sejuta perasaan yang mereka sudah tahan selama ini. Rasa sayang satu dengan yang lain yang sangat sangat besar, tersampaikan melalui bibir ini. Bukan ciuman penuh nafsu, namun ciuman setelah lama saling merindu. Mereka berdua tau, inilah yang mereka cari selama ini. Ciuman yang mereka berdua tunggu sejak dulu.

Bagaimanapun juga, Nevertheless, ciuman ini juga berubah menjadi pagutan yang mulai didorong oleh nafsu mereka. Keadaan semakin memanas, bunyi bibir mereka beradu sudah mengisi kamar darma yang perlahan mulai terasa panas. Tidak hanya bibir mereka yang masih sibuk berpagutan, tangan mereka berdua mulai aktif menjelajahi tubuh masing-masing. Darma mulai menempatkan tangannya di dada Sasha yang masih terbungkus kaos croptop, sebuah keuntungan, karena darma bisa mengelus perut indah dari sang dara. Sentuhan sensual dari darma tentu memberikan serangan kejut bagi sasha. Aktivitas mereka terhenti sejenak.

“Darma… “

“Sasha…” Panggil mereka bersamaan.

I want you…” Ucap mereka kembali bersamaan.

to be my girlfriend..”

to fuck me

Darma kaget. Sasha Kaget. Keduanya meminta hal diwaktu yang sama, namun berbeda 180 derajat. Darma ingin meresmikan hubungan. Sedangkan sasha, ingin bentuk hubungan, yang lain.

“Seriusan Dar? Kamu minta itu?” tanyanya.

“Tentu saja, you’re mine, like I’m yours” jawab Darma lalu kembali mencium singkat bibirnya.

“haha okay, but fuck me first. Baru nanti aku jawab” tantang sasha.

Darma selalu siap, dan selalu menunggu momen ini datang. Here it comes. Ia langsung kembali menciumi sasha dengan lebih brutal sekarang. Tak jarang bibir bawah sasha ia gigit gemas sampai sasha mengaduh, namun tidak menghentikannya. Ciuman panjang itu perlahan bergeser, dimana Darma mulai menciumi pipi, kening, hidung, dagu, leher, telinga, rambut, semua bagian tidak ada yang dilewatkan. Darma mulai menciumi dan memberikan rangsangan kepada sasha dengan berbicara pelan tepat di telinga sasha “what do you desire, my love?”

Kata-kata itu saja sudah membuat sasha menggelinjang, ia tidak kuat dengan rangsangan seperti itu, matanya mulai terpejam, seperti membiarkan dan tidak mau melihat apapun yang akan dilakukan pria dihadapannya ini.

please me, do whatever you want to me, I want you inside me ARGHH FUCK MEEE” sasha sudah semakin tidak terkendali, namun darma tidak akan langsung memberi. Ia tetap memberikan rangsangan di setiap inci tubuh sasha tanpa terlewat. Dan sekarang bagian dada lah menjadi perhentian selanjutnya. Tali bra yang masih terikat sudah dilepas dengan mudah oleh darma, lalu membuka kaosnya dan melemparnya asal. Terlihatlah dua gundukan indah milik sasha, dengan putting berwarna merah cerah. Sangat indah. Tanpa berpikir panjang, darma langsung melahapnya. Menjilatinya, mengisapnya, menggigitnya, sambil tangan yang satu lagi meremas dengan agak kasar buah dada sasha. Sasha sudah sangat terangsang! Ia hanya meremas rambut darma asal, ia sudah berada di tingkat kepuasan yang sangat tinggi! Desahan demi desahan keluar dari sasha, membuat darma semakin semangat untuk memberikan kepuasan untuk wanita yang ia cintai ini. Setelah dada, kembali ke bibir, kembali ke dada, seperti itu terus. Lalu perut, pusar, dan mulai menyasar ke area pinggul, dan sampai akhirnya celana sasha sudah ditanggalkan, menyisakan celana dalam sasha yang sudah sangat basah. Celana itu darma angkat perlahan, lalu ia langsung menyentuh pelan dengan jarinya, liang cinta sang kekasih yang sudah sangat licin. Ia langsung melakukan semua servis yang bisa ia lakukan, menggunakan jari dan juga lidah. Sasha sudah tidak kuat, sepertinya ia sudah mendapatkan orgasme pertamanya. Namun itu tidak akan menghentikan darma, ia baru saja akan memulai. Setelah foreplay hampir 20 menit dan seluruh bagian tubuh sasha sudah terjamah, dimulai lah, untuk servis utama. Batang yang sudah tegak sedari tadi itu, mulai darma arahkan menuju liang vagina sasha. Tidak sulit baginya untuk perlahan memasuki sasha karena sudah sangat licin, dan BLESS… sasha kembali mendesah kencang.

Yang selanjutnya terjadi hanyalah bunyi desahan dan lenguhan dari kedua belah pihak, paha bertemu paha, keringat bertemu keringat.

Plok.. plok.. plok..

Plok.. plok..

Ahh, uuuhh, enak banget anjinhgg terus entot aku darrrr aku mau keluar bangsaaat enak banget jangan stop sayang terusssshh” racau sasha yang sudah dimabuk oleh permainan darma.

Darma masih sangat fokus untuk memberikan performa terbaiknya untuk sang kekasihnya.

“darrrrr aku mau dipake kamu teruus, mau diewe setiap hari samaa kamu punya kamu enaak banheetttt aku KLUAAARRR” teriak sasha, yang langsung lemas setelah mendapatkan orgasme keduanya.

Darma merasa sangat bangga dengan apa yang ia dengar. Terlebih, hal ini ia dapatkan dari orang yang ia cinta. Rasanya hidupnya sudah lengkap, tidak ada lagi yang perlu dikejar, hanya sasha yang bisa membuatnya bahagia. Dulu, sekarang, dan dimasa yang akan datang.

Darma pun membalikkan tubuh sasha, ia ingin melakukaannya dari belakang. Sasha pun menurut dan langsung menungging dihadapan darma. Dengan sekali hentakan, batang itu langsung tenggelam dalam liang sasha yang langsung digerakkan dengan tempo cepat sambil menarik rambut indah sasha. Lagi, orgasme ketiga didapat, ketika darma masih kuat setelah permainan sudah melewati 20 menit. Setelah memompa penisnya didalam liang sasha, akhirnya ia merasakan bahwa pelepasan akan segera terjadi.

“sayaang kamu udah mau keluar ya? Kerasa berkedut di akuuuhh”
“iyaa, aku keluarin dimana?”
“di muka aja, penuhin mukaku dengan spermamu daarr”

Darma pun menurut, ia mempercepat gerakannya untuk menit-menit terakhir, lalu melepas penisnya dari vagina sasha, dan segera menuju ke wajah sasha dan menembakkan banyak cairan darma yang memenuhi wajah cantik sasha. Darma pun langsung mengambil tisu dan membersihkan sisa sperma yang masih tertinggal, dan lebih dari stengah sudah ditelan oleh sasha. Sangat erotis, pikir darma. Setelah membersihkan wajahnya, darma langsung kembali merebahkan diri disampingnya, sambil mengelus rambutnya kembali.

“enak banget sha… aku suka” terang darma.

“kamu enak banget dar, aku udah keluar 3 kali…”

Setelahnya keheningan muncul. Mungkin mereka masih terlalu lelah untuk kembali berbicara.

Sasha memecah keheningan “tadinya, aku sama jebe akan melakukan hal yang telah kita lakukan sebelum aku berangkat minggu depan. Namun ternyata, aku jadinya ngelakuinnya sama anggota TYW… serem ih” Goda sasha.

Ada sedikit cemburu yang darma rasakan. Namun hal ini bukan yang pertama. Sasha sudah beberapa kali berganti pasangan. Darma tidak pernah jauh dari sasha sekalipun sasha punya pasangan lain. Dapat dikatakan, darma melihat sasha sebagai adik, ketika sasha punya pacar. Namun darma akan pastikan, dia akan jadi yang terakhir, tidak akan ada laki-laki yang bisa memiliki sasha selain ia.

“terus jebe chat, kalau kamu suka sama aku dari lama, jadi coba ngobrol dulu sama kamu, kata dia.” Lanjutnya. Darma hanya bisa mengangguk saja sambil mencium kening sasha.

“terus?” tanya darma
“terus apa?”
“aku diterima gak jadi pacarmu?”

Sasha tertawa kencang. Ia merasa darma ini bisa sangat dewasa dan bodoh diwaktu yang sama.

“menurutmu aku harus menerima kamu ga?”
“yaa kembali ke kamu sih, apapun jawaban kamu aku terima”
“kalau aku tolak gimana? Ada yang mau kamu sanggah?”
“enggak, kalau emang kamu tolak, yaudah tidak apa, aku akan tetap disini untuk—” bibir darma dicium oleh sasha.
“sssst. Jangan berisik, aku pacarmu, ya sayangku?”

Darma tersenyum, sangat-sangat lebar. Ia bahagia. Sangat. Semoga kebahagiaan ini tidak semu. Ia berjanji akan selalu untuk ada untuk sasha, dan melindunginya dari siapapun yang ingin mencelakainya, termasuk orang-orang terdekat.

Terima kasih banyak Be. You’re my best friend.


Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd