Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Lily, Adik Sepupu Yang Menjadikanku Pelarian Nafsu

Bimabet
Kubuka semua kancing bajunya, ku lepaskan ciumanku lalu wajahku turun ke arah payudaranya atasnya. Tanganku melingkar ke punggungnya melepaskan pengait BH-nya, sambil ku usap lembut kulit punggungnya, ku kecup dan ku gigit kecil puting coklat mudanya.
Ku hisap kedua payudaranya bergantian, tanganku turun mengusap kedua pahanya. Wajahku agak turun menjilat perutnya, melingkar di bagian pusarnya, ku kecup lembut tepat dibawah pusarnya.
Saat Monic sedang menikmati rangsanganku sambil meracau tak jelas, ku angkat ujung roknya lalu ku selipkan di bagian pinggangnya agar tak menghalangi pemandangan indah yang tersimpan dibalik CD berwana belang merah putih senada dengan BH-nya.

Tanganku kini menahan rok Monic agak ke atas, perlahan tapi pasti ku turunkan CD nya dengan ku gigit bagian elastisnya. Mataku melirik wajah Monic, tampak tegang dengan menggigit bibir bawahnya, sambil kedua tangannya berpegangan ke tepi meja yang berada dibelakangnya.
Setelah CD nya turun sampai lutut, mulutku beralih mengecup vaginanya yang masih merapat mengikuti posisi kakinya. Reflek Monic agak merenggangkan pahanya, namun terhalang CD yang masih tertahan di lututnya. Ku lirik lagi wajah Monic, nampak raut wajah mengharap seolah memintaku segera menuntaskan permainanku. Aku pun tersenyum, senyum kemenangan.

Ku lepaskan CD Monic, ku angkat kaki kanannya dan menumpangkan pahanya di pundakku. Ku jilat vaginanya yang tampak mengkilat itu, dengan posisi sekarang vagianya bisa bebas ku nikmati dengan lidahku. Seolah tak ingin ada satu bagianpun yang terlewat, ku sapu labia mayoranya dengan lidahku. Lalu menelusup masuk menuju lubang sempit yang nikmat itu, dan diakhiri dengan hisapan berirama pada clitorisnya yang membuat Monic mencapai orgasme pertamanya. Tubuhnya terhuyung, namun ku tahan agar dia tidak jatuh.

Aku lalu berdiri, ku bopong Monic ke arah tumpukan spring bed yang tersimpan dalam gudang itu, cukup bersih mungkin karyawan biasa menggunakannya untuk tidur, atau malah untuk exe cewek mereka ya? Eh malah bahas kasur, skip! balik ke cerita :D

Ku rebahkan tubuhnya disana, dengan tergesa ku buka sendiri celanaku. Perlahan ku kangkangkan kakinya, dan sudah pasti ku arahkan penisku ke vaginanya. Namun agak sulit memasukannya, meski vaginanya sudah banjir masih saja terasa sempit. Ku coba gerakan mendorong, "Aduh..pelan Ky. Masih belum pas..ssh..." kata Monic dengan ekspresi kesakitan
Kali ini Monic mengambil alih kendali, didorongnya tubuhku ke belakang dengan posisi duduk dan kedua tanganku bertumpu kebelakang. Monic melirik dan tersenyum ke arahku, ini adalah posisi favorit Monic jika bercinta denganku. Saat foreplay dia lebih suka dimanja, tapi saat 'acara puncak' dia lebih suka berada diatasku.
Wajahnya mendekat ke arah selakanganku, dikecupnya lembut ujung penisku, dijilatnya cairan precum-ku, lalu dalam sekejap dilahaplah setengan batang penisku oleh mulut mungilnya.

Setelah dirasanya cukup diapun berpindah posisi, mengangkangi selakanganku, mulai jongkok sambil mengarahkan penisku masuk ke lubang surganya. Masih terasa sempit, namun sedikit demi sedikit penisku mulai tertelan oleh vaginanya. Setelah setengahnya masuk, tangannya kini beralih melingkar ke leherku, lalu dengan mendadak kakinya dilemaskan hingga dia terduduk tepat di penisku.
Ku rasakan kedutan vagina sempitnya, kepalanya mendongak keatas, dan matanya setengah terpejam, sambil meacau "Akhhh...udah lama aku kangen posisi ini Ky" bisiknya
Setelah merasa nyaman, dia mulai menggoyangkan tubuhnya, aku tak tinggal diam, ku sedot kedua payudaranya bergantian, ku gigit kecil putingnya, Monic pun bergerak semakin kesetanan. Dia memelukku erat, lalu berbisik "hmmpp..akuhh udah mau sampe..shhh"
"Tunggu bentar Mon..uhhh" kataku sambil kenikmatan
Ku tahan pinggangnya dan menyuruhnya berjongkok agar bisa kuimbangi gerakannya, aku pun mulai melakukan tusukan ke arah vaginanya, Monic melakukan gerakan dengan arah berlawanan. Terdengar pekikan tertahan dari mulutnya, "akhh..akhh..terus dikit lagi..akhh..Ky..hampirrr.." desahan erotisnya diiringi bunyi selakangan kami yang beradu, cplak..cplakk..cplak

3 menit berselang Monic memeluk erat tubuhku, tubuhnya agak bergetar, mulutnya menggigit kecil telingaku. Tampaknya Monic akan segera orgasme, pertahananku pun sebentar lagi pasti jebol.
Benar saja, "Ouhhh..akuu keluarrr..akhh" pekik Monic
Vaginanya berkedut seolah menghisap penisku dan mengguyurnya dengan cairan hangat, mendapat rangsangan seperti itu aku pun tak tahan..
Dan, "arrgghhh..." aku menggeram seiring muntahnya spermaku ke vagina Monic.
* *

Nafas kami masih terengah, Monic masih memelukku, ku pegang kedua pundaknya dan memposisikan dirinya tepat dihadapanku. Ku kecup keningnya, lalu berkata "Makasih ya Mon, udah luangin waktumu buat aku.."
Monic tak menjawab, wajahnya tampak kelelahan setelah mungkin 45 menitan kami bergumul, namun dia tetap tersenyum manis ke arahku.
Tiba-tiba, "Astaga.. ini udah jam berapa ya, aduh mati aku" kata Monic
Reflek aku pun mengambil hp-ku untuk melihat jam, "Waduh kacau.." bathinku, di layar hp terlihat 6 missed call dan semuanya dari Lily. Ternyata dia sudah terbangun, aku harus buru-buru supaya dia tidak curiga.
**
 
Dengan tergesa aku dan Monic merapikan pakaian kami masing-masing tanpa bicara sepatah katapun, beruntunglah kami tidak kepergok.

Aku keluar gudang lebih dulu, melihat sekeliling dan setelah ku pastikan aman ku beri kode pada Monic supaya keluar juga. Aku jalan agak menjauh agar tidak mencurigakan, sial bagi Monic karena saat di parkiran dia kepergok seorang yang mungkin menjemputnya tadi, merekapun tampak cek cok. Ah sudahlah bukan urusanku, hahaha...

Aku berjalan tergesa menuju kamar untuk menghampiri Lily, tapi langkahku harus tertahan dan aku terpaksa sembunyi dibalik tiang teras hotel saat ku lihat seorang wanita berlari kecil agak tergesa hingga payudaranya bergerak naik turun.
"Itu kan mbak Nur? Ngapain dia disini ya.." gumamku penasaran...

* * *

Sekian dulu updatenya, mohon caci maki yang membangun ya suhu..
Oiya, soal siapa mbak Nur dan ada hal menarik apa tentang dia, kira-kira perlu ane bikinin update-an lagi ga suhu? hehe
 
jangan keburu bikon ceritanha, kalem aja
 
Kayank nya kalau lebih di rapiin lagi enak bacanya om
di tunggu lanjutannya :semangat:
 
Extra Story
* *
Setelah 'pertempuran' ronde pertama, aku keluar kamar sebentar untuk ke ATM dan membeli jus pesanan Lily. Biar seger lagi buat ronde kedua katanya. Ku kunci pintu dari luar karena Lily sedang mandi, lalu akupun bergegas pergi.
Sekitar 30 menit aku baru kembali, saat ku buka pintu ternyata Lily sedang tertidur pulas hanya mengenakan bra dan CD serta berbalut selimut yang sudah tak rapi lagi. Ku letakkan jus di meja, lalu duduk di tepi ranjang. Sungguh pemandangan yang indah, bidadari pemuas nafsuku tertidur pulas, dengan posisi miring wajahnya tetap cantik terlihat dari samping, dan tubuhnya amat mengundang selera. Nafsuku naik seketika, ku raba pahanya, ku kecup lembut pipinya, tak ada respon apapun. Ku balikan badannya agar telentang, ku jilat payudara atasnya sambil ku usap selakangannya, masih tak ada respon selain gumaman lirih dari mulutnya. "Sial, pules banget ni anak" umpatku dalam hati, ku panggil namanya sambil ku elus pipinya pun dia tetap tertidur. Agak kesal juga aku, nafsuku minta dilampiaskan tapi Lily malah tidur. Aku pergi keluar kamar saja lah, mencari hiburan lain, karena aku ini tipe orang yang tidak suka berhubungan sex tanpa ada respon ataupun perlawanan jadi ku biarkan saja Lily tertidur. Setelah ku kunci pintu aku pun pergi.

Aku berjalan ke arah karaoke di kawasan hotel ini yang letaknya di bangunan paling ujung, entah kenapa aku ingin kesana padahal aku tidak suka berkaraoke ria.
Saat melintas di parkiran motor sepintas ku lihat ada cewek berdiri di lorong dekat gudang, sepertinya sedang menelfon. Wajahnya tak terlihat karena membelakangiku, badan mungil, paha mulus, bokong mengkal, pinggul ramping, rambut sebahu, dengan balutan rok pendek dan kemeja ketat, imut juga pikirku. Tapi rasanya aku mengenalnya, "Ah aku deketin aja lah" bathinku sambil mulai mendekat.
Saat jarak antara kami semakin dekat, dia yang mendengar suara langkahku pun otomatis menoleh. Dan hal yang tidak terduga pun terjadi..
"Loh Monic? Kamu kok disini?" tanyaku agak kebingungan
"Eh Rizky, aku ini.. emm.. lagi, lagi nunggu jemputan" jawabnya tergagap
Oiya hampir lupa, sekilas tentang Monic. Dia adalah cewek perantauan dari kota hujan, wajah imut, kulit putih mulus, perut ramping, payudara dan bokong yang proporsional, dan yang paling bikin deg-deg ser itu kalo inget empotan vagina mulusnya itu loh, kagak nahann!
Aku tau banyak tentang dia karena dia mantan pacarku, ga perlu diceritain kan gimana kita putusnya? Hahaha :peace:
Lanjut ke Monic lagi, dia tampak grogi atau apa lah aku tidah tau pasti. Lalu ku coba bertanya, "Jemputan? Emang kamu abis darimana terus mau kemana Mon?"
"Aku kerja di karaoke situ Ky, baru keluar nih mau pulang" jawabnya
"Oh, pantes. Aku kira kamu ngapain, ternyata pulang kerja" kataku sekenanya
"Kamu sendiri ngapain Ky?" tanya Monic penasaran
"Pas lewat aja, lagi sama temen, tadi niatnya mau liat tempat karaoke" jawabku asal
"Lagi suntuk ya? Keliatan deh butuh hiburan, hehe" goda Monic
"Kalo tadi iya, tapi sekarang mah udah ilang. Ketemu kamu sih, jadi ilang suntuknya" aku coba merayunya
"Alah gombal, mulai deh" kata Monic dengan nada mencibir
Otakku berfikir cepat, bagaimana agar aku bisa melampiaskan nafsuku yang sempat tertahan pada Monic. "Nah dapet ide.." bathinku
Tanpa banyak basa-basi lagi ku dekatkan wajahku pada wajahnya, seolah ingin menciumnya. Sontak Monic menghindar, sambil berkata "Ngawur kamu Ky, kalo ada yang liat gimana?"
Aku hanya tersenyum, aku sengaja melakukannya agar tau respon Monic, dia tidak menolak tapi malu. Kebetulan, pikirku.

Tanpa banyak bicara kugandeng Monic menuju gudang.
"Eh kamu mau ngapain Ky?" tanya Monic
Aku tak menjawab, ku bawa dia masuk ke gudang lalu ku kunci pintunya. "Aku cuma kangen" kataku
Aku tak mau memberinya kesempatan berfikir, langsung saja ku dekap tubuhnya, tak ada respon. Ku kecup lembut bibirnya, tak ada penolakan, hanya ekspresi bingung tampak jelas di wajahnya.
Merasa tak ada penolakan, aku melakukan hal yang lebih berani. Ku pagut mesra bibirnya, ku cumbu, sambil tangan kananku meremas payudara ranumnya dan tangan kiriku mengelus bokong kenyalnya. Monic mulai terbawa suasana, dia membalas ciumanku sambil mendesah. Tubuh Monic mungkin kecil, tapi nafsunya sangat besar.
Tanganku bertindak lebih berani, ku buka kancing atas bajunya, Monic masih asyik dengan cumbuanku. Tapi saat kancing kedua ku buka lalu tanganku masuk menyentuh bagian atas payudaranya Monic menahan tanganku, sambil berbisik "Jangan Ky, ga sempet lagi. Bentar lagi aku dijemput"
Agak kecewa juga aku, tapi tak cukup alasan untuk menyerah pikirku.
"Ya udah, ayo cepet selesein biar kamu bisa cepet pulang" jawabku santai namun dengan kalimat yang berarti memaksa
Wajah monic tampak agak panik, aku yang masih tak mau memberinya waktu berfikir langsung mencumbunya lagi. Singkat namun jangan sampai ada yang terlewat, itu tujuan utamaku.
* *

Ini sudah rapi tulisannya
Jangan putus asa gan :semangat:
 
ditunggu ama mbak nur-nya suhu
 
Aduh, gelar tiker nich
Lancrootkan dgn Nur juga y
Tapi jgn kelupaan lilynya, kacian dikonciin
 
asik suhu ... sekali dayung 2 cewek dapat ... eh malah mau 3 lagi ...

lanjutkan suhu ... :beer:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
awalnya sangat bagus ceritanya, abis itu ga natural banget, kelihatan fiksi dan Hoax.

sayang sekali....blunder di babak kedua..

babak kedua extra story suhu, sebatas imajinasi hehe
klo cerita awal mah ga perlu dikarang jadi ngalir gtu aja
 
Cerita sama Lily mungkin original, tpi sama Monic apa cuma rekaan atau memang original juga?
Anyway tetap mantap Bro Rizky...you"re like eny arrow versi baru, Ditunggu cerita lanjutannya sama Mba Nur :tegang:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd