Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 2

Bimabet
Lanjut lagi ya suhu-suhu...


*Chapter sebelas, hari ke empat



Setengah jam berlalu, aku tetap diam tak bergerak. Semut dan nyamuk tidak bisa mengganggu ku. Disamping pakaian ku terbuat dari campuran silikon tipis yang lentur tapi kuat, juga saat ini seluruh tubuh tertutup rapat. Tapi tidak gerah atau panas. Bahan ini tidak menahan panas tubuh untuk keluar, tetapi menahan suhu luar untuk masuk. Ini pakaian khusus intai malam dan hutan. Juga aku memakai penutup full kepala / topeng. Setelah lewat lagi 10 menit, perkiraan ku sudah lebih jam 9 malam. Apakah malam ini yang aku tunggu akan datang? tetap di tempatku, aku pernah mengintai 24 jam penuh tanpa makan dan minum. Dan itu sangat melelahkan. Untuk itu aku dilengkapi sling gantung. Aku akan tidur dengan tergantung di pohon. Tapi saat itu terjadi aku menyiapkan diri ku lebih dulu. Kalo ini aku hanya menyiapkan peralatan ku, aku gak berencana mengintai semalaman.

Tak lama yang aku tunggu datang juga. Terlihat ada kesibukan di sebelah dalam tembok. Ada 2 orang menuju sebuah semacam gudang, membuka pintu nya. Lalu seseorang memarkirkan sebuah mobil box 6 roda. Memundurkan sehingga belakang truk mengarah ke pintu gudang. Ada datang lagi 3 orang dan 2 orang bertopeng dan memakai pakaian serbu dari BC sambil menenteng senapan laras panjang buatan dalam negeri. Tapi aku belum melihat Yudha dan pak Harris. Dimana mereka? Ah sudah mau mulai bongkar ternyata. Aku mengambil kamera intai ku, dan kuaktifkan. Kamera ini juga mengambil photo resolusi tinggi dalam pencahayaan rendah. Dan sanggup memfoto sampai 120 shoot dalam 1 menit. Aku zoom lalu aku aktifkan. Tanpa suara dan cahaya.

Pintu mobil box di buka

Tampak beberapa jenis barang di dalam truk itu. Aku perkirakan ada 6 jenis produk. Ada di kemas plastik dan dus, ada yang hanya di lapisi gabus karena ukuran nya yang besar. Tampak merek dari produk itu yang mengidentifikasi produsen pembuatnya. Yah jelas dari Kurzawa corp. Setelah beberapa lama proses pembongkaran yang di kerjakan 3 orang, aku berniat mencari tau barang yang ada dalam gudang. Aku mengharapkan peran Surya disini. Tiba tiba terdengar seperti suara petasan di bunyikan di sebelah depan, dan seperti ada suara-suara nyanyian anak anak yang menabuh bedug di luar. Lalu terdengar orang berbicara. Sepertinya ada dialog antara orang luar itu dan pihak dalam.

Aku mengawasi dengan seksama.
Tak lama, seseorang yang ku kenal keluar dari salah satu pintu.


"Ada apa rame diluar Dun?"

"Kurang tau pak, si Iman td yang ke depan."


Seseorang datang menghadap..

"Pak Yudha, ada orang yg nuntut kata nya tadi truk nya nyenggol kabel listrik rumah dia dan ada anak kambing nya tertabrak truk pak. Dia bawa anak anak dan bedug mancing kita keluar. Bapak mau temuin?"

"Ah saya males temuin gituan. Kaya gak ada kerjaan. Dun, lo atur yah. Lo periksa, kalo emang bener, udah ganti rugi aja. Lo yang pegang duit kas kan? lo beresin deh. Gue mau happy lagi diatas."

"Yeti dan lainnya udah dateng?"


"Belum pak, belum datang. Tapi saya lagi terima barang gini pak."

"Udah stop dulu, beresin itu dulu. Berisik dari atas, ganggu aja. Udah pada minum dulu istirahat, udah turun berapa?"

"Setengah sih udah ada pak."

"Ya udah, istirahat dulu. Kalo mau pergi kunci tuh gudang ama mobil. Klo gak mau tutup gudang karena nanggung, udah semua ke depan jangan ada yang disini, biar di kunci dari pintu lorong aja. Barang mahal dan susah nih, ntar ada yang ilang pada gak ngaku pada. Ngerti yah?"

"Iya pak ngerti, ayo semua ke depan deh, tinggal tinggal. Mesin gede gitu nanti aja masukin nya. Biar gue kunci pintu besi situ biar gak ada yang bisa kebelakang."


Mereka semua ber 7 orang keluar semua dari wilayah gudang. Truk, mesin yang blom selesai masuk gudang hanya sempat turun dari truk dan pintu gudang yang terbuka, ditinggal kan mereka dan berjalan kedepan. Terdengar suara pintu di tutup dan di gembok.

Aku masih diam di atas. Tidak mau gegabah. Waktu masih cukup banyak. Masih ada sekitar 20 menit dari waktu yang aku minta pada Surya yaitu selama 30 menit untuk dia mengalihkan perhatian orang disini. Mulai ada keramaian dan petasan tadi sampai saat ini baru 8 menit 40 detik. Biar aku tunggu sampai genap 10 menit baru aku beraksi. Aku appreciate usaha Surya.

Tepat 10 menit aku bergerak, naik ke atas pagar tembok dan turun ke dalam. Tanpa suara dan jejak. Segera dengan cepat aku ambil kamera ku, mengakifkan video sekaligus photo kilat. Barang yang berserakan, barang di truk dan aku masuk memeriksa dan merekam gudang nya. Aku rasa cukup, langsung melangkah keluar. Tiba tiba mataku menangkap tumpukan kertas. Ternyata stok gudang dan surat jalan barang yang masuk ini. Segera aku photo juga. Setelah selesai, aku periksa agar tidak ada jejak. Kemudian aku naik lagi ke tembok seperti aku aku naik pohon tadi dengan jalan rantai halus yang ujung nya ber kait, aku lempar ke pohon dan langsung aku meluncur naik. Tiba diatas pohon, rantai tergulung otomatis. Sekarang aku akan menemukan orang orang yang terlibat dalam operasi ini. Aku menunggu di posisi untuk melihat dan merekam wajah para pencuri ini.

Selang 10 menit kemudian, terlihat ada orang masuk ke area gudang, mungkin akan dilanjut proses bongkar nya. Aku sudah sedikit mempunyai gambaran apa yang terjadi. Saat nya mencoba tau dalang nya.

Aku tetap diam di posisi

10 menit kemudian, ada masuk lagi. 4 orang wanita cantik. Aku mengarahkan teropong ku. Ya itu, Yeti dan teman temannya. Yatmi, Rahmi dan ce Ismi. Berpakaian kasual dan dandanan menarik.

"Kang Madun, ada boss Yudha gak?" tegur Yeti

Orang yang ditegur bernama Madun, kepala gudang sepertinya. Berperawakan kurus tinggi 175 cm. Perkiraan usia pertengahan 40 tahun an.


"Eh, si cantik Teteh Yeti. Kok saya gak di cariin juga? nanti gak saya kasih nih."

"Ih, kang Madun ngeres nih."


"Ayolah, nanti yah ama saya juga yah cantik."

"Mana dulu si boss. Aku udah ditunggu nih. Ntar dia marah loh."

"Ya udah tunggu sebentar yah. Iman pegang dulu nih."

Catatan stok berpindah dari yang nama nya Madun ke temannya yang lain Iman. Orang berperawakan tambun. Masih cukup muda seumuran ku mungkin.

Madun segera menelpon hape nya. Terjadi pembicaraan kurang jelas terdengar. Lalu..


"Sebentar teh, tumben boss-boss mau pada turun. Tunggu aja yah teh. Saya ke air dulu."

Aku perhatikan 2 orang berpakaian BC bertopeng dan besenjata tadi tidak tampak. Kemana yah? aku harus waspada sebab mereka berdua biasanya sudah dilatih ala semi militer. Aku bukan takut hanya waspada.

Tak lama kemudian keluar 4 orang lelaki dari pintu plus 2 orang yang menenteng senjata. Saat ini topeng nya telah dibuka. Seperti nya mereka tadi ikut di dalam rumah.

"Halo cantik... datang juga, lama pisan.. udah sange nih..." Yudha datang langsung memeluk Yeti tanpa jengah. Di belakang nya ada ayah nya dan 2 orang pejabat BC. Satu kenal baik, bang Fajri, kalau Agus mercon aku kurang yakin pernah bertemu atau belum. Tapi namanya familier di telinga ku. Seperti yang Yeti bilang tadi di restoran, masing masing lelaki menghampiri cewek nya. Pak Harris ke Natmi, Agus ke Rahmi dan Fajri ke ce Ismi.

"Ayo kita ke kolam langsung, mau menyelam sambil minum susu. Capek nih jauh jauh dari medan perlu tambahan protein segar." kata Agus mercon sambil memeras payudara Rahmi yang besar dan bulat itu.

"Jangan keras keras pak, nanti baju aku basah kena susuku." jawab Rahmi yang ternyata masih menyusui.


"Sabar Gus jangan buru buru, entar terlalu semangat kelar nya cepet lagi. Calm aje.. yang penting kerjaan kita kelar dan dapat gede. Ya gak pak Harris?"

"Betul tuh.. memang lo orang hebat yah bisa atur sampe gini. 3 bulan kita kerja aman euy.. tinggal tunggu transferan kita setelah semua masuk. Malam ini kan yang terakhir makanya banyak dikirim ama si Rudi dan mantuku si David dari Medan."

"Oh, jadi abis ini udahan nih... yah gak dapet susu lagi deh."

"Ah otakmu susu doang. Makanya cari istri, bikin anak biar ada susu nya." jawab pak Harris.

"Ah bodo ah, yang penting malam ini gue mau sampe pagi..."

"Apanye? tidur nye? hahahaha.. jangan jangan 15 menit lo ntar dah letoy." kata Yudha

"Ah gak lah.. kita buktiin ajah"

"Ayo lah, biar disini atur Madun ama Iman. Toni, Lukman, lo jagain kita yah.. jangan lengah. Kalo kerja lo bagus, gue promosiin lo, kalo lengah gue mutasi lo ke hutan. Mau?" tanya Fajri

"Jangan pak, siap kami awasi dengan baik." jawab salah satu pengawalnya, entah Toni atau Lukman.

Aku tetap merekam dengan alat ku, gambar dan suara yang sangat jelas walau jarak sekitar 30 m dari tempat ku sekarang.

Lalu keempat pasangan itu bergerak meninggalkan lokasi area bongkar. Berjalan ke arah depan rumah dan terus ke sisi rumah sabelah nya. Apa kolam renang ada di sana?

Aku ragu meneruskan pengintaian ku atau menyudahi? bukti rekaman sudah ku dapat. Tapi seperti nya aku perlu menambah untuk bukti perilaku bejat para pejabat dan mantan pejabat ini.
Hmmm... aku harus pindah.

Aku bereskan alat ku, tanpa suara, aku meluncur turun. Melihat sekeliling, dan melesat ke arah sisi rumah satu nya.

Lima menit kemudian aku telah disisi rumah satunya. Aku melihat lokasi. Mataku menuju sebuah pohon mangga besar. Memang ini mudah-mudahan hari ku. Ku cari dahan yang disisi tembok, ku lempar rantai halus ku, dan aku meluncur naik. Rantai tergulung otomatis. Aku terus naik. Di tubuhku masih terselip ranting dari pohon sebelumnya. Aku mantap kan posisi. Ternyata pohon ini tidak terlalu tepat di sejajar kolam, agak jauh menjorok. Tapi tidak masalah, aku masih bisa merekam nya, justru karena sedikit jauh jadi tidak akan kentara jika ada yang memperhatikan ke pohon ini.

Aku lihat sekeliling kolam, ke dua pengawal tadi ternyata ada di sana juga. Dan mereka sekarang lebih siaga dari sebelumnya. Mata nya terus berputar.

Di pinggir kolam, ke empat lelaki sudah mulai telanjang, demikian juga para wanita nya. Ke empat wanita ini ternyata mempunyai body yang sangat bagus. Putih bersih, padat, cantik semua, dan payudara yang hampir sama besar, sekitar 36 C. Aku yang melihat melalui kamera ku, aku mulai panas juga. Aku harus pejamkan mataku menenangkan diri.

Gilaaa....

Yudha dan Yeti sudah saling kulum bibir, tangan Yudha mengelus lengan Yeti, terus ke dada nya. Yudha memperlakukan dengan lembut, pantas Yeti terbius, dia ahli ternyata. Terdengar Yeti mengerang-ngerang. Lalu Yudha mulai mencium dada Yeti dengan lembut dan mulai menyedot nya dengan rakus. Bergantian kiri dan kanan. Yudha berhenti sejenak, dan melihat susu Yeti dari dekat, dan meremas nya, nampak air susu pun keluar dari dada Yeti. Yudha terlihat senyum lebar.


"Aku tergila-gila tetek mu Yeti. Selalu membuat aku ketagihan."

"Iya pak. Silahkan pak."

"Ayo dong Yet, kaya nya lemes banget. Kamu kaya kecapean? lo gak maen ama orang lain kan? gue dah pelihara lo, jangan coba coba nain ama cowok lain yah."

"Nggak berani pak. Saya mungkin kecapean sedikit karena pulang pagi."

"Kan gue dah bilang, udah berhenti gak usah kerja. Emang yang gue kasih masih kurang? lo bisa sewa ruko, punya barang mewah itu duit dari siapa? anak dan mertua juga gue yang biayain. Udah gak usah takut. Atau gaji lo berapa di koperasi? gue bayarin asal lo berenti."


"Bukan itu pak, saya cukup pak. Cukup sekali. Untuk kerja, sementara saya belom bisa, saya sendiri an jadi buat usir sepi juga pak. Dan... saya gak enak ama ibu Haji yang sudah baik ama saya. Bantu saya waktu saya susah sekali pak."

"Hei, lo pikir gue gak baik? Gak lo hitung yang gue bikin?"

"Bukan-bukan pak, bukan itu maksudnya. Aduh jangan salah paham pak."

"Gak ada, pokok nya paling lambat akhir bulan lo dah stop. Ngerti? kalo nolak, semua fasilitas dan tempat tinggal lo gue tarik. Dan kelakuan lo gue sebar orang tua lo, mertua dan pasti nya ama suami lo."


"Baik pak." Yeti terlihat pasrah.

Aku yakin ada perang batin yang kuat saat ini. Terserah kamu Yet, kalo kamu mau terus kamu akan terikat dan tinggal waktu hancurmu, tapi kalau kamu mau lepas, aku janji akan melepaskan mu.


"Ayo, puaskan saya sekarang, jangan kerjaan mu jadi alasan, aku bisa emosi."

"Ya pak. Bapak diam saja. Nikmatin ya pak."

Aku mengarahkan kamera ku ke Agus Mercon. Dia sedang di blow job sambil terlentang di kursi panjang oleh Rahmi dan tampak merem melek. Penis ukuran standard itu keluar masuk mulut Rahmi, sambil ia meremas-remas payudara Rahmi yang besar, kenyal dan tegak itu. Jelas saja, payudara Rahmi sedang penuh dengan susu. Anak nya masih 4 bulan. Tampak susu bermuncratan ke paha Agus. Tidak lama kemudian agus menarik kepala Rahmi. Dan bangkit.

"Udah-udah ntar gue keluar. Sini lo tidur, gue mau entot lo sekarang."

Posisi Agus yang menghadap kamera, mempermudah aku mengambil gambar nya. Lebih aku zoom lagi sehingga jelas muka nya. Dia mulai menindih Rahmi yang sudah terlentang dan membuka pahanya siap untuk dimasuki. Tampak vagina Rahmi yang tebal tanpa bulu. Agus mulai menusuk penis nya dan segera tenggelam pada vagina Rahmi. Agus mulai mengoyang dan mengocok penis nya sambil mulutnya menyedot-nyedot payudara Rahmi dan memeras nya saling bergantian. Rahmi tampak mendengus pelan sedang Agus mengerang kenikmatan. Tidak sampai 5 menit, Agus tersungkur di atas Rahmi.
Hah, cuma segitu ternyata.

Aku menyorot ke Fajri. Fajri sedang tidur terlentang sedang ce Ismi menunggangi nya. Tidak tampak penis nya sebab tertanam di vagina ce Ismi. Terdengar samar-samar dia menyebut nama Chelsea (Islan). Sepertinya dia terobsesi pada artis cantik itu. Tiba tiba dia duduk dan menghisap dada ce Ismi. Lalu dia menarik tubuh ce Ismi agar menunduk, lalu sambil menyusu, Fajri ganti menyodok-nyodok vagina Ismi dari bawah. Terlihat pinggul nya mengocok cepat, dan tak lama dia melenguh ke atas melepas payudara ce Ismi dan tampak orgasme bersamaan keduanya.

Di pasangan lain, pak Harris yang paling santai. Saat ini dia sedang di kulum penis nya oleh Natmi. Dia mengelus rambut Natmi sambil tetap memperhatikan Natmi. Tangan Harris beraksi di vagina Natmi. Mengelus dan menusuk-nusuk vagina Natmi dengan jari tengah nya. Natmi tampak meringis kenikmatan sambil tetap sekarang menjilati kantung pelir Harris. Penis Harris lebih besar dari ke dua pejabat BC ini. Tapi gak tau tahan lama atau tidak nya. Mungkin Harris tidak buru-buru agar tidak cepat keluar juga. Lelah menghisap, Natmi bangun maju menghadap Harris yang setengah duduk, lalu mengangkangi kaki Harris dan mulai memasukkan penis itu pada vagina nya yang berbulu halus dan rapih. Setelah pas, Natmi menekan pantat nya dan penis masuk perlahan dan amblas. Setelah diam.sesaat, Natmi mulai menggoyang naik turun di pangkuan pak Harris. Natmi langsung menggoyang cepat seperti ingin menyelesaikan dengan cepat. Tak sampai 2 menit, pak Harris sudah teriak. Dia ambruk ke senderan kursi. Dan tersenyum puas. Natmi bangkit dan pergi menjauh.

Yang paling akhir dan masih berpacu adalah Yudha dan Yeti. Saat ini mereka sedang di posisi doggy style. Yudha mengeluar masukkan penis nya dengan cepat, Yeti menggoyang pantat nya ke depan belakang menyambut sodokan Yudha. Yeti teriak kecil kenikmatan dan Yudha menggeram. Satu menit kemudian ke dua nya sama orgasme yang dashyat. Yeti tersungkur ke bale. Yudha terduduk di bangku. Nampak senyum puas di wajah nya.




Bersambung lagi ya suhu....
 
Terakhir diubah:
Si anto bakalan kegoda gaa yaa sama mojang sukabumi...

Tapi kayanya si penulis bakalan bikin si anto dijebak buat diperkosa sama teh yeti sama kawan2nya pake obat perangsang secara teh yeti kurang puas;)

Makin seru aja lanjut hu :mantap::semangat:
 
two weeks at sukabumi ... Siip bro di lancrottttzz..tengkyu
Si anto bakalan kegoda gaa yaa sama mojang sukabumi...

Tapi kayanya si penulis bakalan bikin si anto dijebak buat diperkosa sama teh yeti sama kawan2nya pake obat perangsang secara teh yeti kurang puas;)

Makin seru aja lanjut hu :mantap::semangat:
Makasih udah mampir suhu.. petalangan 2 minggu saja hu... kecantol sih... mungkin...
 
Mulustrasi....

Teh Yeti






Ce Ismi




Rahmi




Natmi




P2 BC





Winda





Lanjut lagi ya suhu...



*Chapter dua belas, hari empat dan lima


Di sisi dalam kolam yang berada di area terbuka hanya di beri atap spandek rangka baja tanpa dinding, tampak 2 orang penjaga itu diam memperhatikan semua persetubuhan tersebut. Tampak kedua nya gelisah dengan beberapa kali mondar mandir tanpa tujuan. Jelas seperti nya terangsang juga. Sama seperti aku yang melihat hal tersebut. Tapi nafsu ku seperti sedikit tertahan mengingat kejadian ku dengan Yeti tadi sore di ruko nya.

Aku sadar sepertinya Yeti sangat terpaksa melakukannya.

Mereka semua saat ini berkumpul dalam meja bulat besar. Tampak seorang pelayan tadi masuk dan menyajikan minuman. Seperti nya ber alkohol terlihat dari botol botol anggur dan beberapa red label dan black label yang di bawa.

Seperti nya mereka ingin pesta. Aku lihat Yeti seperti menuju tas nya, dia masih dalam keadaan bugil hanya memakai handuk menutup tubuh nya.

Aku segera mengambil hp ku, dan mengirim pesan.

"Teh, maaf ganggu. Tadi aku sempat lihat teteh ke rumah pak Harris, sama temen temen yah? wah asyik nih.."


"Anto kok tau. Aduh jadi malu. Maaf yah tadi teteh ketiduran. Ah, teteh malu, teteh lepas semua nya. Tolong jangan di sebar ya, teteh mohon."

"Iya teh, Anto janji. Tapi besok cerita ama Anto yah ngapa in aja. Buar teteh lega, jangan di simpan sendiri teh, nanti teteh sakit."

Tiba tiba sebuah telp masuk, teh Yeti. Aku lihat di teropong, dia sudah tidak ada di tepi kolam. Kemana dia?

Aku ragu, angkat atau tidak. Baik lah aku angkat.

"Hallo teh... kok telpon. Memang boleh?"

"Teteh lagi di wc. Ya diam-diam ini. Eh, tadi liat teteh dimana?"


Wah aku harus jawab apa? kalau mengada ada bisa ketahuan ini..

"Tadi di gerbang teh, Anto liat dari jauh, kebetulan baru datang juga. Anto turun di depan karena temen mau lurus ke kulon, Anto bilang turunin di simpang biar jalan aja."


"Kok bicara nya bisik-bisik juga. Lagi dimana?"

"Dirumah cuma udah pada tidur takut ganggu."

"Jadi ini gak ada yang dengar?"

"Gak ada cuma Anto aja."

"Teteh bisa minta tolong gak? tapi teteh gak tau cara nya dan gak tau musti minta ke siapa. Teteh udah capek pisan hidup begini. Teteh mau hidup bener, tapi aahhh, gak tau... teteh juga gak tau kenapa percaya aja ama kamu."

"Teh, Anto janji bantu teteh keluar dari masalah teteh, tapi teteh bantu Anto juga yah."

"Apa yang bisa teteh bantu?"

"Cukup dengarkan semua pembicaraan mereka ber empat, dan besok ceritain ke Anto. Hanya itu aja teh."


"Hanya itu?"

"Iya hanya itu, cukup mudah kan teh.."

"Iya gampang itu teh, tapi buat apa?"

"Buat cari cara ngelepas teteh dari sana. Kalau gak ada info, Anto bisa tau gimana cari jalan nya?"


"Oh iya, teteh paham. Oke teteh akan dengerin semua bicara mereka dan besok teteh cerita ke kamu."

"Oke teteh, nuhun yah cantik. Tapi jangan kentara ya teh, nanti curiga yang disana."

"Iya ganteng. Teteh gak tau musti gimana, yang pasti tadi teteh lega pisan habis nangis."

"Semangat ya teteh, jangan lemes kitu, nanti Yudha marahi lho."


"Kok tau tante lemes di marahi Yudha?"

Wah aku kelepasan

"Eee.. filling aja. Kan teteh harus semangat mainnya. Kalo lemes ya diomelin."


"Teteh udah males layanin mereka. Teteh... aahhh.. mau nangis kalo ingat semua.."

"Hei teh, jangan nangis. Bahaya.. udah cepet balik nanti ketahuan."

"Kok teteh merasa, kamu tau kondisi teteh sekarang. Sebenarnya kamu siapa Anto? teteh merasa kamu bukan orang biasa."

"Sudah teh, nanti saja dibahas nya. Aku orang biasa, tapi ada waktu nya akan kelihatan semua nya. Percaya ama Anto kan?"

"Iya, teteh percaya bener ama Anto. Sangat percaya."

"Hati-hati yah cantik. Sampai ketemu besok."

"Iya mas, hatur nuhun."

Lalu aku putus hubungan telpon ini. Lalu aku kembali mengamati keadaan disana melalui kamera ku. Tak lama Yeti keluar dari wc dan bergabung dengan yang lain yang sedang bercengkrama sambil minum dan makan makanan kecil tampak nya. Seperti nya tidak ada yang curiga dengan Yeti. Aku harus memastikan Yeti aman dulu baru aku tinggal.

Lima belas menit kemudian terlihat mereka mulai mabuk. Tertawa lepas dan mulai saling meremas. Aku melihat Yeti saat ini di peluk Agus mercon, Natmi di pangku Fajri, ce Ismi di Yudha, Rahmi di pangku Harris. Mereka saling tukar. Aku merasa cukup, karena aku merasa tidak tega melihat nya. Aku segera mematikan peralatan ku. Lalu meluncur turun dan melesat ke gubuk kosong tadi. Setelah disana, aku segera memakai baju kerjaku lagi, merapihkan dan segera meluncur keluar gubuk. Tujuan ku rumah kakek Ridwan. Tidak sampai 10 menit, aku sudah tiba di halaman rumah. Tampak lampu dalam masih hidup. Aku ketuk..

"Assalamualaikum.. "


"Wa'alaikumsalam." ada jawaban dari dalam

Tampak pintu terbuka, kakek dan Ridwan masih bangun.


"Dari mana lo bro? gue teleponin gak dijawab sih?"

"Maaf kek, Wan, Anto repotin lagi. Tadi Anto ada urusan ama Surya sampai malam. Eee.. mau cari informasi. Tapi informasi apa, maaf Anto belum bisa cerita. Ini masih menyangkut kejadian yang terjadi pada Anto kek, Wan."

"Tuh Wan, bener kan kata kakek. Nak Anto gak apa-apa, lagi urusin masalah kemarin."

"Tapi memang nih bocah bikin senewen. Ridwan yang ajak dia kek, ntar kalo dia lecet, wah bisa di amuk keluarga nya, dia kan anak kesayangan babeh nya kek. Gak boleh lecet, kemaren malah dah bonyok, untung udah baik kan?"


"Nggak, gue gak akan bonyok lagi. Janji.."

"Alah, yang penting lo hati-hati nyuk. Daerah ini masih kekuasaan si Yudha. Gue belom ada timing yang pas aja, kalo dapet gue bonyokin bener dia."

"Udah, udah malem. Istirahat sana, besok kerja kan? kakek ngantuk, udah lega nak Anto sudah balik sehat gak kurang apapun. Ya udah yah."


"Ya kek." sahut kami bersamaan

Kakek masuk kamarnya.


"Heh, lo emang dari mana sih? habis pulang kantor ngibrit, tiba-tiba balik eh ngabur lagi. Ngurusin apa sih lo?"

"Gue tadi ke cibadak. Eh satu angkutan ama teh Yeti. Gue mau nyari flask disc, eh jadinya ngobrol ama teh Yeti. Ternyata enak juga diajak ngobrol. Dan, ... dia bilang jangan omong-omong ama kang Ridwan yah kalo kang Ridwan suka dateng ke tempat teteh godain temen-temen teteh si Rahmi, Natmi dan ce Ismi." kataku mengarang cerita.

"Hah? teh Yeti omong gitu? eee.. bukan gitu bro..." Ridwan tiba-tiba panik seperti orang sedang asyik ngintip ketangkep.

"Bukan gitu, tapi gini? apa nya? kaga jelas amat?"

"Ngobrol nya di kamar nyuk.."

"Ayo.. tapi jelasin yah. Gue mau tau juga."

Kamipun berpindah ke kamar.

"Jadi sebenarnya cuma becanda aja gue ma teh Yeti. Gue mau cari yang seger-seger. Cuma godain doang kok. Eh ama teh Yeti di kenalin ma temen nya. Gue kaget, kok mirip banget kaya artis. Langsung gemeteran gue, keringat dingin. Gue langsung ciut man. Habis itu kapok gue. Padahal gue dikasih tau teh Yeti, temen nye bispak. Makanya itu hari gue tawarin ke lo, siapa tau lo mau."

"Beneran nih gitu doang?"

"Sumpah, beneran."

"Iye gue percaya aja deh."

"Kaya gak niat amat percaya nya?"

"Gue kudu konfirmasi ke teh Yeti dulu baru percaya penuh."

"Ya udah, konfirmasi ajah."

"Trus tadi usaha lo gimana? sukses gak si Winda?"

"Hehehe... akhir nya gue berani nembak man. Gue tembak Winda."

"Gimana? dapet?"

"Anjritt, nanya nya gitu mulu. Gue disuruh nunggu 1 minggu man. Ah, stress gue. Gimana besok yah ketemu dia?"

"Profesional dong nyuk. Urusan pribadi jangan di bawa kekerjaan."

"Iya, pusing gue. Malah satu ruangan lagi."

"Dia mau nilai lo pastinya lebih detil. Selama ini kan cuma temen, sekarang mau ada komitmen, ya kudu diliat in, jangan sampe salah pilih. Udah lo sholat tahajud dah, puasa sunnah kalo perlu. Biar doa lo makin khusyuk. Jangan bikin yang aneh-aneh lagi pake acara cari jablay. Perbaikin deh sifat lo dalam minggu ini, tunjukin keseriusan lo."

"Yoi man. Pasti gue ikutin nasehat lo. Lo dari dulu paling bisa nasehatin, ngomporin sama nyela gue. Tapi lo tetep baik ama gue. Thanks ya man, mau jadi sahabat gue."

"Thanks juga bro, mau jadi kabid kesenian gue dulu."

"Kaga nyambung nyet. Mandi sono lo, dah mau subuh nih."

"Iye.. iye.."

Ridwan ngeloyor ke ruang tengah, mungkin mau periksa pintu-pintu sebelum ditinggal tidur. Aku segera mengambil baju untuk tidur. Kamera dan alat ku lainnya aku amankan. Malam yang cukup melelahkan besok akan jadi hari yang cukup panjang lagi sepertinya.

Pagi nya, aku bangun jam 5 subuh. Aku lihat Ridwan ternyata telah selesai makan sedang mencuci piring.


"Lo kelaperan man, subuh-subuh dah nggayem aja."

"Habis sahur gue tadi jam 4. Trus bis itu langsung sholat."

"Hah? gak salah?"

"Ngehe, kan lo yang nyuruh gue puasa."

"Eitt... kaga boleh marah.. batal lo."

Ridwan ngedumel kecil karena aku cela. Hehehe... selamat berjuang sobat.

Aku ngacir ke toilet karena panggilan alam. Setelah lega, aku menuju pintu depan. Aku segera peregangan sejenak. Aku ingat rekaman ku tadi malam, dimana tempat aku bisa analisa gambar ini? Ah liat nanti lah.

Ridwan setelah cuci piring, masuk lg ke kamar, ini mungkin saat yang tepat. Aku masuk kamar kami, aku lihat Ridwan kembali membaringkan tubuh nya. Aku mengambil laptop ku dan juga kamera ku. Aku mau pindahkan hasil photo dan rekaman ke laptop agar aku bisa kirim bukti ke komandan.

Aku meluncur ke bale depan, mengerjakan nya dan tak lama, aku pilihkan yang jelas dan kompeten. Sip.. sekarang aku email semua foto, video dan rekaman pembicaraan. Sukses. Tugas clear, tinggal tunggu jawaban. Aku lihat udah jam 6.15, segera aku sudahi dan kembali ke dalam.

Ridwan tidur dengan lelap nya. Kasihan dia, perjuangan cintanya ternyata berat juga. Tapi aku harus bangunkan dia untuk kerja.


"Wan.. bangun Wan.. dah pagi."

"Eeehhh.. bentar.. masih ngantuk banget nih."

"Telat lo nanti nyuk. Ayo bangun jangan males."

"Iya iya..bentaran lagi kenapa sih.."

"Lo gak bangun gue telpon Winda nih biar bangunin lo."

"Ehh.. apa? jangan... jangan.. iya gue bangun. Lo jangan pake ngancem dong. Lo gak ngerasain sih." Ridwan panik dan langsung lompat bangun.

"Nah gitu dong, udah mandi sana biar seger badan jadi gak ngantuk lagi."

"Oke lah." Ridwan segera menyambar handuk dan masuk kamar mandi. Aku pun masuk kamar mandi samping.

Kami selesai hampir bersamaan. Sambil bertemu di lorong..


"To, lo gak beneran mau telpon Winda kan?'

"Iya, memang enggak."

"Kenape gak beneran?"

"Nomor nya aja gue gak tau."

"Anjing... gue di kerjain si kampret lagi.."

"Eitsss.. gak boleh marah." Ridwan seketika diam bungkam. Aku tersenyum geli. Ridwan... dia dongkol.. hehehe...

Kami lalu berangkat ke koperasi setelah meminta izin kakek dan nenek Ridwan. Jam 8.00 kami sudah di koperasi dan langsung beraktivitas. Beberapa staff sudah berkumpul, hanya teh Yeti belum.datang. Aku belum berpikir yang buruk, tapi bisa saja terjadi sesuatu. Tiba-tiba ibu Pratiwi masuk dan mengatakan tadi Yeti telepon ia izin tidak masuk karena sakit.

Kami kembali beraktivitas seperti biasa. Ridwan kali ini tampak cukup pendiam, begitu juga Winda. Aku geli tapi aku tahan seolah tidak tahu. Aku sms Yeti menanyakan keadaan nya.


"Teh, hari ini gak masuk? sehat kan teh?"

"Eh si ganteng, perhatian pisan. Teteh hanya kelelahan."

"Iya yah.. habis enak-enak euy. Pantes kecapean. Wah, jadi gak enak nih mau ajak ketemu."

"Gak apa-apa. Buat si ganteng tetep bisa. Kan udah janji ama kamu. Sok, datang aja ke tempat teteh, teteh seharian di rumah. Free kok."

"Baik teh, kita ketemu siangan yah. Anto ada kerjaan dulu teh."

Aku lalu mulai menegerjakan skripsi Ridwan. Aku juga sesekali mengawasi pengintaian via aplikasi ku. Terlihat Yudha, Pak.Harris, Agus mercon dan Fajri Dono masih di rumah pak Harris. Ibu haji sepertinya diluar, bandung. Neng, itu lokasi panti asuhan, aki di rumah nya. Yeti iya dia di ruko nya. Oke, seperti nya suasana biasa saja. Aku cek email, masih kosong belum ada jawaban. Aku lanjutkan kerja ku. Tak terasa sudah masuk jam istirahat. Aku rencana jam 3 akan izin menuju cibadak. Aku mau istirahat, saat ada telp masuk. Aku liat..

Neng..

"Hallo, iya Neng.."


"A.. tolong a. Neng di datangin anak buah nya Yudha ke panti. Mereka ajak Neng, Neng takut a, Neng gak mau. Katanya Neng terlibat pengeroyokan, harus ikut ke kantor polisi, kata nya sama aa disana."

"Tenang neng, jangan mau. Neng bertahan buang waktu, Anto segera kesana. Neng omong Anto udah di lepas?

"Nggak a, nggak ngomong. Neng diam aja."

"Neng, tenang jangan panik. Tenaaangg... ya geulis.. "

"a.. cepetan a."


Aku matikan hape, langsung aku temuin Ridwan.

"Man, ada motor yang bisa gue pinjem gak? Darurat ini, pliss.."

"Kenapa sih lo? darurat apaan?"

"Tolong nanti aja gue jelasin. Ada gaak.. penting banget."

"Bentar.. ah.. udeh pake mobil gue aja. Gak enak gue minjem. Teh Yeti gak ada, die yang deket ama bapak yang punya motor. Nih.." Ridwan melempar kuncinya.

"Thanks man"

"Hei, ada apa? jangan bikin gue stress. Lo gue yang bawa kesini."

"Udah tenang aja, gak apa-apa...doain yah"


Aku langsung meluncur ke mobil Ridwan. Hp ku sudah kubawa dan senjata khusus ku dan topeng. Ini gak mainan seperti nya.

Berdasar peta di applikasi, aku meluncur ke arah panti. 10 menit kemudian aku sampai. Ku parkirkan agak jauh. Aku lihat sebuah mobil Terios hitam terparkir di halaman panti. Langsung aku masuk halaman, sepi, tidak ada orang. Kemana semua? aku ambil pisau lipat, ku tusuk ke empat ban mobil terios. Aku pakai topeng segera ke dalam. Ternyata ada 4 orang yang sedang mencoba mendobrak pintu. Sedang yang di dalam kamar bertahan sekuat tenaga.

"Heh Bangsaatt.. lepasin.. jangan berani nya ama anak kecil" aku terpancing emosi

Seketika mereka berhenti menarik pintu dan melihat padaku.

"Saha maneh, mau jadi jagoan?"

"Buka topeng lo. Sebelum gue hajar."
ternyata ada orang Jakarta. Ternyata dia memakai kostum BC, ada tulisan custom didadanya.

"Ooo... cecunguk BC. Toni dan Lukman. Anjing suruhan ternyata."

"Siapa lo? kenapa lo kenal kita?"

"Gak usah tau. Usaha lo bawa si Neng akan percuma selama gue ada disini. Di luar kita beresin."

"Loba congor sia..."



Bersambung lagi ya suhu....
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd