Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 2

Selamat pagi momod, king, pertapa, pendekar, guru besar, senpai, maha guru, master, dan para suhu terhormat. Selamat hari minggu. Semoga sukses dan bahagia selalu...
Selamat hari Minggu juga kang balak ....:beer:
 
Selamat pagi momod, king, pertapa, pendekar, guru besar, senpai, maha guru, master, dan para suhu terhormat. Selamat hari minggu. Semoga sukses dan bahagia selalu...
Pagi jg suhu...:beruang:
D tuggu updatex untuk klborsix pertrugan neng dea n aiko...:ampun:
Semangat:semangat:
 
Selamat pagi momod, king, pertapa, pendekar, guru besar, senpai, maha guru, master, dan para suhu terhormat. Selamat hari minggu. Semoga sukses dan bahagia selalu...
Pagi.... Met akhir pekan
 
Mulustrasi...


Aiko Nakazawa




P2 BC serbu




Deandra Handayani Suryadi





Lanjut lagi suhu....



*Chapter tiga puluh satu, hari ke sebelas




•••©©©•••


Ini bukan mainan, dia belum mengeluarkan semua nya, tapi sudah sangat dashyat. Si Jepang tua berapa lama dapat bertahan?

Aku tadi nya ingin bantu calon istri ku, ternyata sudah tidak perlu lagi. Lebih baik aku cari Agus Mercon. Istriku...??hehehe... mereka sudah saling bantu. Mudah-mudahan akan terus sampai jadi nenek.


Pov 3rd

Bang Manik setelah menumpas 4 orang moro, bergerak ke belakang rumah. Dia telah meledakkan gudang walau tidak besar tapi membakar barang selundupan, jadi itu tidak mungkin bisa di pakai lagi kecuali di buang.

Di belakang rumah ada bangunan rumah kecil, mungkin untuk penjaga atau asisten rumah tangga tinggal. Bang Manik mulai membuka pintu dan masuk ke dalam. Dia menemukan 2 orang ART perempuan, satu muda satu sudah 50 tahunan. Duduk diam sambil menangis di sebuah kursi di tengah ruangan dalam rumah itu. Disamping nya ada dua kamar yang sama terbuka. Kedua perempuan itu melihat ke bang Manik yang masih memakai topeng loreng. Tampak ketakutan di wajah dua perempuan itu walau terlihat sedikit rasa khawatir.

Bang Manik tadi nya hendak maju dan menghampiri kedua nya. Tapi dia tahan. Segera dia keluarkan pistol revolver nya. Seutas senyum muncul sedikit di wajah perempuan tua. Itu cukup meyakinkan bang Manik. Insting gerilya nya bicara, ada seseorang lain disini. Segera bang Manik merapat ke dinding.

Tampak ketegangan disana. Bang Manik memberi isyarat pada dua perempuan itu untuk tenang. Bang Manik diam, siaga, menunggu, tanpa suara. Ini adu strategi tingkat tinggi dan adu sabar. Selama lebih 1 menit tidak ada suara sama sekali. Tenang tapi sangat amat mencekam... ini pertarungan hidup mati, siapa yang coba lengah, mati. Bang Manik segera tau, ini aksi khas tentara, bukan preman. Jika ini preman tentu sudah berkoar-koar sejak tadi. Dan menantang sana-sini. Ini tentu musuh juga mengenali bahwa yang ini sedang dihadapi nya juga mempunyai jenis kemampuan perang yang kurang lebih sama. Sekarang tinggal kesabaran dan kejelian membaca situasi.

Masih diam, tidak ada yang bergerak, tenang. Bang Manik tetap diam di posisi. Patokan bang Manik adalah mata si ibu. Tanpa di sadari si ibu, bang Manik telah menggunakan mata si ibu untuk petunjuk nya. Saat mata si ibu melirik ke arah sisi kamar, bang Manik langsung bergerak secepat kilat bertiarap, dan sesosok tubuh bergerak menyergap, tetapi dia ........
kehilangan sasaran..

Dorr.. dorr.. dorr...

Tiga tembakan menghantam dada dan perut si tentara moro. Bang Manik dengan tiarap, menghilangkan sasaran si moro sesaat, tapi itu cukup untuk bang Manik menyarangkan tiga peluru nya.

Si Moro terjungkal. Bang Manik bangkit hendak menghampiri kedua perempuan itu, tapi sekonyong-konyong, dari kamar satu nya melompat keluar seorang moro lain memukul bang Manik di tengkuk sehingga terjerembab telungkup. Bang Manik segera memutar badan, si moro melompat hendak menikam dada bang Manik dengan belati. Tangan si moro ditangkap bang Manik pergelangan tangan nya, dan menahan tikaman si moro yang menggunakan ke dua tangan nya. Tekan menekan terjadi. Moro terus menekan sekuat tenaga dan memanfaat kan berat tubuh nya. Beban yang sangat berat di rasakan bang Manik karena ia posisi di bawah dan menjadi berlipat tekanan yang bang Manik dapat.

Bang Manik tetap bertahan terus sekuat tenaga. Keringat keluar dengan deras. Tiba-tiba..

"Dugg..."

Si Moro ambruk menimpa bang Manik.

Tubuh pingsan Moro dorong ke samping, nampak si ibu tua terlihat amat ketakutan sebab dia memukul tengkuk si moro itu dengan batu gilingan untuk memasak (cobek) yang sebenarnya sedang di per gunakan si ibu saat memasak, dan tiba-tiba di sandera orang moro itu. Hah.... sekali lagi, kerjasama rakyat dan TNI, memang sangat terbukti ampuh sejak dulu, dalam mempertahankan negara kita tercinta. Si ibu merasa terpanggil membantu tentara nya saat terancam oleh musuh.

Bang Manik bangkit, dan langsung menyalim tangan si ibu dengan hikmat. Terima kasih ibu telah menolong saya kata bang Manik, sambil juga iya membuka topeng loreng nya. Bang Manik menjelaskan kalau ia tentara yang mau menumpas para tentara penyusup dari negara lain. Ibu tua mengangguk dan tersenyum lega. Air mata nya tumpah tak tertahan, tapi air mata bahagia dan kelegaan. Bang Manik menawarkan mengantar sang ibu keluar dari sana. Dan si ibu dan wanita muda itu setuju. Si ibu diminta lebih dulu keluar, setelah si ibu keluar, bang Manik segera mengeksekusi tentara moro itu, dan menyusul ibu dan wanita muda itu keluar rumah kecil itu dan terus bergerak arah keluar rumah besar itu. Rencana nya, si ibu mau di serahkan pada petugas kepolisian yang berjaga diluar untuk di amankan.


Pov 3rd

Bang Saiful setelah menewaskan si moro yang di balik gorden, balik arah. Dia lalu menemukan sebuah lorong yang menuju arah serambi samping rumah. Ya, rumah ini ada serambi nya walau di lantai dua. Dia menelusuri serambi itu. Tiba-tiba terdengar suara tembakan. Dari ruangan ada di ujung serambi. Bang Saiful segera mengeluarkan pistol nya. Mendekat, perlahan selangkah demi selangkah. Ada ruangan penuh kaca, ternyata tempat fitness. Banyak terdapat alat-alat untuk olahraga. Bang Saiful mengintip ke dalam, kosong. Suara tembakan dari mana? Bang Saiful masuk ruangan fitness. Ternyata ada pintu lagi di dalam ruangan fitness itu. Orang moro yang belum mati masih empat orang, dari empat itu pasti ada pemimpin tim ini dan... ada uang yang di bawa untuk membayar barang selundupan itu.


Bang Saiful mendapat kabar dari Anto, dia masih belum mendapat salah satu pentolan yang dia cari dan masih banyak anggota BC yang belum dia temukan. Kemana mereka?

Terdengar masih ada tembakan beruntun berganti-ganti. Seperti perang di balik pintu ini.


Pov Anto

"Siap bang, saya kesana.."

Aku langsung naik ke lantai dua. Aku melihat banyak orang bergelimpangan. Preman dan ada BC serbu juga. Aku terus mencari tempat yang dimaksud oleh bang Saiful. Oh, iya ada pintu samping itu ..... mungkin.

Aku temukan sebuah serambi bentuk memanjang ke belakang. Hah, apa ini? aku cabut pistol ku. Bergerak ke arah ruangan di ujung serambi. Ku lihat ke dalam, ada bang Saiful disana.

"Anto, seperti ada perang di luar. Ruangan apa yah?"

"Iya bang, orang BC serbu masih delapan orang yang belum mati, yang BC P2 biasa masih dua puluhan bang. Apakah mereka disini semua?"

"Siapa yang mereka tembaki?" tanya bang Saiful

"Mungkin orang moro bang, karena orang moro ada uang nya. Tapi orang moro itu tentara bang, gerilyawan, tidak mungkin mudah dikalahkan oleh orang BC serbu sekalipun." jawab aku

"Ya mungkin, mereka saling bentrok berarti."

"Kemungkinan bang. Sebab si gila Agus Mercon, mantan BC serbu yang menjadi kanwil medan, belum terlihat bang."

"Oke, kita serbu ke dalam, lo siap?"

"Siap bang.."

Aku dan bang Saiful membuka pintu, ternyata di sana ada sebuah halaman terbuka yang menjadi taman. Dan disana ada saling tembak. Ku lihat BC serbu baku tembak dengan orang moro. Orang moro berlindung di dalam sebuah ruangan di seberang taman sedangkan para BC serbu mengepung kamar itu. Sedang di sisi kiri pintu masuk ini, terlihat banyak orang P2 dan beberapa memegang pistol, mereka membantu menembaki dari jauh.

Tass..

Sebuah peluru hampir mengenai kepala ku, dan menghantam pintu di belakang ku. Aku menunduk, tapi emosi ku naik.

"Balak, urusan lo BC, gue orang moro. Pastikan tidak ada yang lolos."

"Siap bang.."

"Awas... mundur..."

Bang Saiful menarik pin dan melempar sang granat sekaligus dua ke arah para kumpulan BC P2. Mereka tidak sempat menyadari kematian nya..

Duaarrr....

Duaaaarrr...

"aaaa.... aaaaaa......

"bangsaatttt... anjiiinnnggg....


Kumpulan BC P2 yang berjumlah 10 orang, tewas seketika dan 5 orang lainnya terpisah beberapa anggota badannya tapi masih hidup. Tembakan berhenti total seketika.

Aku segera menyambung dengan magnum ku.

duaarr... duarrr... duarrr...

Tiga kali terlontar, tiga orang terlempar dengan badan bolong. Aku tukar lagi...

Dor... dorr... dorr... dorr..

Empat kali baretta ku menyalak. Empat orang P2 terjerembab, dada dan perutnya di lobangi. P2 sisa 3 orang dan memegang pistol. Dan yang luka-luka 5 orang tadi, aku lompat dan berguling mendekat, satu demi satu aku bereskan. Beberapa tampak ketakutan dan teriak, tapi maaf, tugas adalah tugas. Anda harus musnah..

P2 yang memegang pistol gemetar sangat ketakutan. Terbayang maut yang sudah di depan matanya. Pistol memang tetap dia punya, tapi lebih dominan rasa takut nya. Kesombongan dan keangkuhannya yang selama ini yang membuat aku muak, hilang dari mukanya. Hanya terlihat rasa ketakutan yang amat sangat.

"Hei.. oknum Bea dan Cukai P2, bangsat, jahanaaaam.. anjing serakah, penipu rakyat.. Aku lawan mu. Bukan orang moro itu."

P2 BC serbu yang delapan orang segera berpaling padaku, yang tadinya mereka melihat orang moro, begitu ada dua kali ledakan dan dua kali rentetan tembakan, mereka sadar, saat ini mereka lah yang sasaran nya. Mereka segera mengepung aku dan meninggal kan orang moro

Bang Saiful segera mendatangi kamar seberang. Tempat orang moro.

"Siapa lo, mulut lo kaya tai.. belom pernah gue sodok linggis? Gue masukin kepala lo ke jamban. Lo menghina aparat negara.."

"Aparat bangsat lo semuaaaa. Lo semua pencuri uang negara. Lo lah penyeludup yang sebenarnya. Perampok, ngentot lo semua..."

"Tunjukin muka lo, anjing... jangan cuma koar-koar kaya anjing... biar gue puas injak-injak bacot lo." jawab BC serbu lain.

Hmmh, aku tau suara ini.. Dia.. yang aku cari..

Segera ku buka topeng hitam ku..

Terlihat BC serbu yang terakhir bicara terkejut. Aku melihat tajam ke mata nya.
Langsung aku tunjuk

"Pertanggung jawab kan perbuatan lo 20 tahun lalu pada aparat Denny Suryadi di Tanjung emas semarang. Sekarang lo juga harus bertanggung jawab lebih dulu atas hal yang lo lakukan pada gue, Agus bom Mercon." jawabku pelan dan tajam

Terlihat dia sangat terkejut. Dan mulai panik.

"Kepung dia. Bunuh.."

Agus Mercon mundur. Tujuh orang BC serbu mengepung ku dan satu orang P2 biasa. Ternyata 1 orang yang tidak bertopeng itu adalah anggota BC Serbu, mungkin pakaian nya yang saat ini di pakai Agus Mercon.

Aku bersiap.. tidak akan aku sungkan lagi. Aku tau, mereka pun berniat akan membunuh ku.

Aku terjang yang terdekat, pukulan beruntun kanan kiri ku ke arah muka dan dada nya. Dia mundur dua langkah. Aku melompat tinggi, menendang kaki kanan ke kanan dan menyusul dua kali kaki kiri menghajar perut dan kepala, kena kepalanya. Terdorong ke belakang, hidung nya berdarah. Ku lompat lagi menyerang yang di sebelah kiri dengan tangan menghajar kepala nya, si BC melompat mundur. Tapi ku kejar terus dengan sebat tanpa ampun. Aku yang seperti banteng terluka, akan memburu sampai dapat.


Aku terus buru dia, tendangan ku di tangkis, tangan nya terpental... patah.. ku lompat dan sebuah pukulan mendarat telak di leher nya..

Krekk...

Leher patah, ambruk, diam

Pukulan melayang ke kepala ku dari belakang, aku dapat merasakan dengan jelas. Aku menunduk, dan gerak memutar badan langsung aku sambut dengan pukulan tangan kanan ke dadanya. Dia terkejut langsung mundur sambil coba menendang pinggang ku. Aku kena. Aku rasakan sedikit sakit. Mereka melihat satu kesempatan saat aku terkena, pikirnya aku sedang kepayahan. Lalu seorang lagi menghujani aku dengan pukulan yang beruntun, aku tangkis semua pukulan itu. Lalu ada tendangan lagi dari kanan ke arah kepalaku. Aku di serang beruntun tanpa di beri kesempatan jeda. Benar ..... mereka ingin aku mati.

Aku benar-benar sibuk menghadapi 7 orang terbaik BC sergap. Aku merasakan ada dua yang mempunyai energi. Ini mungkin pimpinan nya. Serangan dari mereka datang mengalir seperti air bah, menghantam aku. Aku layani, dan aku menarik nafas, dan mengalirkan energi ku ke perut sambil aku menangkis semua pukulan dan menendang balik sehingga orang yang menyerangku menarik balik serangan susulan nya. Energi ku naik ke dada dan terus aku alihkan ke tangan. Pukulan dari depan ke arah muka, aku diam, sesaat tangan nya sudah hampir menyentuh mukaku, saat itu juga tangan ku menangkap tangannya. Aku tangkap tangan kanan nya. Aku lemparkan tubuh menghajar tembok dengan sekuat tenaga. Dua tewas. Sisa lima.

Melihat dua temannya mati, mereka berteriak marah. Pukulan sekalian dengan tendangan dilancarkan secara bersamaan dua orang berbeda ke arahku. Aku elak kan pukulan nya dan tangkis tendangan nya. Ya dia yang punya energi itu. Aku kejar dia. Aku menambah daya kecepatan serangan ku, sampai titik ini merasa semua gerakan bertambah amat ringan, tapi gerakan ku sangat senyap. Tanpa ada angin. BC yang punya energi ini juga mulai mengalirkan energi nya pada ke dua tangan dan kaki nya.

Ku buru terus sampai pada satu titik tertentu dia sangat terdesak. Aku lompat ke depan nya, tendangan kaki kiri ku mengincar dada. Dia tangkis dan balas menyusul memukul perut ku dan Aku juga bersiap, sebuah pukulan ke arah dada. Dan aku membenturkan pukulan ku pada nya..

Bugggh..

Dugghhh..


Dua pukulan sama menemui sasaran.
Si BC serbu tersungkur berlutut. Dia lalu tergolek di lantai dan mati. Aku sangat sesak akibat benturan ini. Tapi aku masih merasa alur darah ku tidak terganggu. Beda dengan kondisi sebelumnya. Aku diam membatu. Melihat pimpinan utama mereka ambruk, 3 orang BC serbu yang bertopeng dan 1 orang BC serbu tanpa topeng ini semua terdiam. Nyali nya jelas terguncang. Tapi...... saat tanpa ada yang menyadari, tiba-tiba aku merasa sesuatu punggung ku sakit sekali. Sebuah belati tertancap di punggung atas kiri dekat bahu. Darah langsung mengalir keluar dengan deras. Aku di bokong. Dan Aku memutar tubuh, aku lihat Agus Mercon melangkah mundur dan bergerak agak menjauh, sambil teriak..

"Bunuh dia... ayo.. tunggu apa lagi..? Dia sudah luka itu, ayo gobloook... "

Para BC serbu itu belum ada yang mulai bergerak. Mereka sepertinya ingat akan sesuatu.

"Bang, bagaimana dengan uang yang abang janjiin? kami pada mati satu per satu. Apa hasil nya?"

"Sudah, jangan pikirin uang, bunuh saja dia dulu. Nanti baru kita ambil uang si moro, gimana pun caranya."

"Bang kita tinggal berempat sama, dua P2 biasa dan abang. Tadi kita tiga puluh orang lebih saja tidak bisa menerobos orang moro. Apalagi ini hanya berempat. Abang sama yang lain itu bisa apa? kita mau begini karena di janji uang sama abang, ingat itu.. dan ini sudah di luar perjanjian."


Aku yang mendengar perdebatan mereka, segera sadar. Ada sedikit waktu untuk aku mencoba memulihkan diri.

Aku alirkan energi pada tempat yang luka, seketika darah berhenti. Ku coba meraba pisau nya, aku tidak dapat men jangkau. Tapi rasa sakit jauh berkurang. Aku terus mengalirkan energi ku, energi dingin mulai mengalir dari bawah pusar, memutar dan membesar, naik ke perut. Segera aku duduk bersila. Energi ini naik sungguh besar, dia terus naik ke dada, dadaku penuh jelas terasa bertambah kekuatan ku. Aku alirkan energi dingin ini ke punggung yang luka. Aku tekan rasa sakit itu, dan tiba-tiba rasa sakit itu hilang. Badan ku pulih normal tenaga ku bertambah. Darah ku berhenti total. Energi aku turunkan lagi ke perut, lalu bawah perut untuk disimpan disana. Aku bangkit, terasa ada yang jatuh dari balik tubuhku. Aku lihat, belati tergeletak di bawah kaki ku. Hah belati ini lepas jatuh sendiri. Aku raba lukanya, masih ada tapi seperti kebal tidak terasa sakit apa pun.
Bangkit amarah ku, aku ambil belati itu.

"Agus bom bangsaaat.. (aku marah besar) lo harus terima akibat nya. Dari dulu lo udah merancang yang jahat ke gue. Gue gak pernah gak ikuti peraturan, kenapa lo jahatin gue ANJING? kenapa lo sekongkol pake izin gue? lo gak sadar akibat dari perbuatan lo ini? Banyak yang tidak bersalah dan gak tau apa-apa akan tewas karena keserakahan lo ama anjing-anjing geng lo itu. Dan gue harus musnahkan lo semua, ini perintah. Tidak ada yang keluar hidup dari sini, lo semua orang Bea dan Cukai anjiiiingg, bangsaaat..."

Aku melompat tinggi, ku sabet kan belati ku ke arah para keparat itu. Disusul lagi tendangan dua kali beruntun, belum selesai, aku terjang, belati melayang di udara seperti elang yang meliuk-liuk mengejar merpati. Mereka berlompat an mundur, dan tercerai berai. Aku tidak kendur, aku kejar Agus Mercon, aku kerahkan semua kekuatan ku, apa yang aku latih selama ini termasuk yang aku latih di lapangan kosong tersembunyi itu, aku praktekkan saat ini.

Agus Mercon bukan orang sembarangan. Dia juga mantan anggota BC serbu yang telah mendapat promosi dan terus naik sampai di posisi saat ini.

Dia meladeni ku ternyata, aku sangat senang. Aku serang dan serang. Maju dan terus terjang. Pisau belati seperti sudah mempunyai 10 mata, menyerang sampai 10 sasaran dalam sekali gebrakan. Agus Mercon menangkis dan menyerang ku balik. Teman-teman nya juga ikut mengeroyokku. Aku mau memberekan yang lain, baru Agus Mercon. Dia adalah menu utama. Tapi kalau bisa, biar dia aku lumpuhkan dulu seperti para sahabat nya yang lain.

Tak terasa, lebih 10 menit terus menerus bergebrak. Aku di keroyok 5 orang BC serbu dan dua orang P2 biasa. Sasaran ku aku rubah, P2 yang akan musnahkan lebih dulu. Seorang dari P2 ada di sisi samping kiri ku, aku terjang dengan kaki kiri, dia mundur, ku susul tendangan melompat melingkar ke kepala, dia terjungkal ke kiri, ada temannya maju, melancarkan pulukan melingkar, aku tangkis dan aku hajar hidung nya dengan tapak tangan kanan ku, terjungkal kebelakang. Sisa 5 termasuk Agus "bom" Mercon. Ya, dia juga di panggil agus bom di sesama lingkungan nya, dia sangat suka senjata dan motor. Hah, aku tau juga kebiasaan nya ini. Sayang dia tidak bisa memegang amanah dari departemen nya.

Aku terus maju menyerang Agus Mercon. tanpa kendur malah aku rasa energi dingin mulai naik lagi, gerakan ku sebat tapi tak bersuara. Tanpa ampun, kemana dia bergerak, kesana aku gebrak. Tampak keringat dingin mulai membasahi kening dan badannya. Aku harus bisa memukul nya. Harussss...

Saat satu kesempatan dia sudah mati langkah, tidak sempat melompat mundur, aku sudah menerjang maju. Dia panik, ada rekannya di samping nya yang siap, tapi dia tidak menduga, Agus Mercon menarik baju rekannya, manarik badan nya dan menjadikan tameng hidup buat nya. Melihat tindakan pengecut bangsat yang amat sangat, aku teruskan laju hantaman ku, tepat mengenai kepala si BC serbu rekan Agus Mercon sendiri.

Kraakkhh...

Kepala nya rengkah.. darah memuncrat kemana-mana. Aku tidak berhenti, kembali aku buru dia seperti harimau, aku kejar kemana pun dia menghindar. Tampak nafas nya sangat memburu tanda lelah dan sangat ketakutan. Dia sadar saat ini bahwa maut sudah di depannya dan sedang tersenyum menghampiri nya. Dia cabut pistol kesayangan nya yang selalu dia tunjukkan di photo-photo yang dia share di media sosial nya. Dia menembak ku..

Dorr... dorr.. dorr...

Tiga tembakan, tidak ada satupun yang mampu mengenai ku. Tampak frustasi yang amat sangat di muka nya. Anak buah nya atau rekan nya pun seakan enggan membantu akibat dari tindakan pengecut nya tadi, mengorbankan rekan seperjuangan nya sendiri. Pistolnya itu berhasil ku tendang dan terlempar lepas.
Dia melompat mundur, muka nya pucat, badannya sangat gemetar ketakutan, terlihat cairan keluar dari celana nya. Aku tahan serangan. Aku berjalan kearah nya. Dia pasrah. Hebat memang orang ini, kalau orang lain, dia segera akan sujut minta ampun atas tindakannya. Sedang orang ini tidak, hati nya tidak mau untuk tunduk walaupun sudah hampir tidak ada harapan lagi. Lebih baik dia pasrah, dari pada minta ampun.

Aku cekal kerah leher nya...

"Kamu sadar akan akan terjadi sesaat lagi? kamu tau siapa yang kamu hadapi? Aku juga aparat, aku bagian dari TNI aku tau tugas dan juga wewenang ku. Dan kamu saat ini bukan berhadapan dengan polisi yang sering kamu ajak koordinasi, bukan jaksa yang sering kamu ajak entertaint dan pesta. Juga bukan orang dari terminal kontener pelabuhan dan kepala dari orang Otoritas Pelabuhan yang sering kamu bagi-bagikan uang. Kamu saat ini sedang berhadapan dengan Julian Raja Hatorangan, pemilik PT. Garuda Inti Nusantara, pemilik izin yang sah atas barang-barang yang akan kamu jual ke orang moro itu. SAAT INI TUGAS KU ADALAH ...... MEMUSNAHKAN MU..."



Berlanjut lagi suhu...

Mohon kritik dan saran suhu.. maaf lama.. ada tambahan ketikan...

Selamat hari minggu semua...
 
Terakhir diubah:
:aduh:

Kaya minum aer garem ini mah makin dibaca makin nuntun terus:getok:

Keren suhu cuma pengaman granat itu namanya pin bukan klep:bata:
 
saran saya, nanti kasih adegan sedih"nya gan, tp ga sampe ada yg mati, jadi biar feel romance.nya juga berasa ... :D
 
Bimabet
Luar biasa hu
Makin tambah penasaran akan kisah selanjutnya nch
Di lanjut
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd