Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Lontang-Lantung

Status
Please reply by conversation.

Carey74

Semprot Kecil
Daftar
10 Mar 2019
Post
57
Like diterima
1.330
Bimabet
Cerita ini 100% Fiksi dan sepenuhnya imajinasi penulis.


Yadi

Sinta
"Grasak... Grusuh..."

Mata Wawan (16 tahun) ke sana kemari mencari buku yang salah letak. Dia yakin tak salah ingat buku itu ada di atas meja belajarnya semalam. Wawan kalang kabut. Ia cemas karena terdesak harus berangkat menuju ke sekolahnya yang memakan waktu kurang lebih setengah jam. Sementara isi buku itu telah menguras tenaga dan pikiran ditulisnya.

Wawan terpaksa berangkat, membiarkan isi kamarnya semrawut tak bertanggung jawab. Pikirnya gampang dibereskan sepulang sekolah, daripada dibikin susah jika terlambat.

"Wan, gak sarapan dulu kamu?!", sahut Papanya memerhatikan Wawan melesat tanpa pamit keluar rumah.

Wawan tak menjawab, Ia justru serampangan membuka pagar rumah, bikin geger orang yang lewat. Wawan tak peduli. Ia mengayuh sepeda sekencang mungkin. Buku itu masih tersangkut di kepala Wawan.

=O=

"Si Wawan tumben gak sarapan?"
"terlambat"
"Bukannya udah biasa begitu?"
"Terlambat kok, biasa?"
"Pemalas!"
"Papa gak pernah teges"
"Mama yang kurang perhatian"

Ulah Wawan jadi bahasan kedua orang tuanya, Yadi (42 tahun) dan Sinta (39 tahun). Sebelum sama-sama berangkat beraktivitas, mereka sarapan bubur ayam dengan sepasang gelas teh hangat. Bercengkrama sedikit, mereka teringat si sulung yang berkebalikan dengan si bungsu, Agung (19 tahun).

Agung masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta. Hari ini, ia memang tak ada jadwal kuliah sehingga lengket dengan tempat tidur. Yadi dan Vina menganggap Agung dan Wawan sebelas-dua belas, nyaris mirip dan susah diatur.

"Ma, kamu coba bangunin Agung"
"Papa aja sana. Mama nyerah sama anak satu itu"
"Jangan begitu"
"Jangan ngomong doang"
"Iya Papa coba"

Ditinggal sejenak istrinya, Yadi menyambangi kamar Agung. Dilihatnya si sulung tidur tak memakai baju. Kamarnya pengap. Seprai bau tak keruan. Yadi tak mempan.

"Apaan si Pah, Agung hari ini libur"
"Kamu sarapan dulu"
"Bisa beli sendiri"
"Kamu harus sarapan bareng"
"Enggak mau"
"Agung!"
"Papa?!"

Keduanya saling bertatap-tatapan. Agung tetap keras kepala dan kembali rebah. Yadi pasrah dan keluar menemui istrinya.

"Apa Mama bilang?!"

=O=

Rumah sepi, Agung baru akan beranjak. Sepertinya dia memang sengaja pura-pura mengantuk tampak menyiasati sesuatu. Perutnya tak lapar, dahaga tak haus. Agung tergesa-gesa menuju kamar orang tuanya.

Dibuka pintu buru-buru. Seluruh sudut ruang Agung jejali. Ia seperti tak mau kalah dengan Wawan. Lemari dibongkar. Bantal dibalik. Laci Meja ditarik mudur. Menunduk ke bawah ranjang. Memeriksa atas lemari.

"Ini dia yang gua cari-cari?!", tangan Agung menggenggam kuat kalung berkantung. Ia pikir itu jimat. Agung mulai berpikir macam-macam.

=O=

"Lo gue perhatiin kusut amat, Wan? Mikir apaan sik?"

"Iya nih, Ben", jawab Wawan yang awet merahasiakan apa yang dipikirkan.

"Ceritalah ke gue.."
"Eh iyak.."
"Hari ini lo ada rencana mau kemana?"

"Ketemu Tante gue"

"Asyik deh ketemu Tante-Tante"

"Jangan ngawur pikiran lo!" tangan Wawan mengeplak kepala Beno.
"Emang kenapa? Lo mau ajak gue kemana?"

"Ketemu Tante-Tante!"

"Bangsat njing!

Wawan menceritakan sesuatu kepada Beno yang sudah dianggap teman dekatnya. Ia bertanya soal perselingkuhan. Beno tak paham. Ia menyarankan Wawan mengulas hal itu kepada orang yang tepat, bukan dirinya. Wawan tak mengapa. Dia merasa apa yang mau diceritakan tidak perlu-perlu amat sehingga Beno pergi, Wawan tak ada sepintas ingin menemui seorang pun di sekolahnya.

Ketika dia hanyut melamun, tiba-tiba getar chat WA memancingnya untuk membaca. Tante Vina yang akan ditemui sore ini mengabarkan jadi atau tidak perjumpaan nanti. Wawan buru-buru membalas, berharap Tante Vina lekas membacanya.

Bagi Wawan, Tante Vina segalanya, idolanya, yang bikin rusak isi otaknya. Tante Vina adalah adik dari Papanya yang bekerja di sebuah perusahaan jasa telekomunikasi. Dengan Tante Vina, Wawan saling bertukar cerita. Apa yang bikin kepalang pusing, begitu juga bagi Tante Vina nya.

Ditengok jam, Wawan menginginkan jarumnya berputar cepat.

"Tante Vina, Wawan datang!".
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd