Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Lorem Ipsum Dolor Sit Amet (All I Wanna do is Keep on Loving You) END

Status
Please reply by conversation.
Episode 17ex

Confused Man Extended (Odd Couple Story pt 2)



Apa yang kemudian dijelaskan oleh Boy sungguh diluar akal sehatku. Aku hanya bisa menggeleng mendengarnya.

“You’re really fucked up this time, Boy.”


.

.

.

Dua hari kemudian, tepat di akhir pekan, aku pun bertemu dengan Boy dan Lala. Kami semua sekarang berada didalam mobil yang sedang kukendarai menuju rumah Bang Ahmad.

Selama perjalanan, baik Lala maupun Boy terlihat saling bermesraan satu sama lain. Mereka terus bercumbu mesra, saling mencium satu sama lain. Bahkan terlihat sesekali tangan Boy meremas nakal payudara Lala yang langsung dibalas erangan olehnya.

“Sorry, Jan …” ucap Boy yang menyadari saat aku menatap ke spion tengah. “Ntar gue cuman bisa ngeliatin doang, kan? Gue pengen maen bentar dulu ama Lala.”

“Lakukan saja apa yang kau inginkan, Boy,” balasku sembari menatap kedepan jalan. “Yang pasti, aku tak ingin ada noda apa pun di mobil ini.”

Beruntung, belum sempat mereka bermain lebih jauh, kami tiba di tempat tujuan. Sebuah rumah yang berada di dalam kompleks perumahan di daerah pantai reklamasi Jakarta. Rumah ini merupakan salah satu rumah milik Bang Ahmad di Jakarta.

Kali ini, Boy memintaku untuk menggangbang Lala bersama teman-temannya. Namun, Seperti biasa, dia hanya ingin menonton. Boy sendiri menyerahkan sepenuhnya pemilihan partner seks kami kali ini. Aku pun memilih Bang Ahmad yang langsung antusias ketika diajak. Dia pun menawarkan salah satu rumahnya yang berada di kawasan pantai reklamasi sebagai tempat gangbang kali ini.

Gerbang rumah Bang Ahmad langsung dibuka oleh salah satu pembantunya saat kubunyikan klakson. Aku langsung memarkirkan mobilku disebelah Lamborghini biru milik Bang Ahmad.

Kami pun masuk langsung diminta masuk kedalam rumah oleh pembantu yang membukakan pintu tersebut. Didalam, Bang Ahmad langsung menyambutku dengan antusias.

“Datang juga elu kemari, Jan. Gue kira elu cuman boongan.” Bang Ahmad langsung menyalamiku. Dia pun melirik kearah Lala dan Boy. Entah kenapa, senyuman Bang Ahmad terlihat berwibawa saat bertemu pandang dengan Lala. Lala pun seperti terkesima dibuatnya.

“Perkenalkan, Bang … Ini Boy dan Lala,” ucapku memperkenalkan mereka berdua kepada Bang Ahmad. Mereka berdua pun lantas bersalaman dengan Bang Ahmad.

Tiba-tiba saja seseorang yang kukenal muncul dari arah dapur sembari membawa berbagai minuman bersama dengan pembantu Bang Ahmad. Dia pun langsung tersenyum lebar begitu melihat kearahku.

“Randi?” ucapku kaget.

“Hehehe …. Halo, Jan,” jawab Randi cengengesan. Aku pun lantas menoleh kepada Bang Ahmad. “Apa yang dia lakukan disini, Bang?”

“Kasian die, Jan …. Die lagi ada masalah sama Aurel. Gue ajakin aja sekalian biar dia agak kehibur,” jelas Bang Ahmad kepadaku. “Elu berdua juga kagak ada masalah, kan?” Tanya Bang Ahmad kemudian kepada Boy dan Lala. Mereka pun menggelengkan kepala.

“Ya sudah. Memangnya kamu ada masalah apa dengan sepupuku, Di?” Tanyaku kepada Randi. “Sepertinya aku belum pernah mendengar tentang hal ini sebelumnya.”

“Ntar gue cerita, deh. Sekarang mending fokus ngegarap yang ada aja,” seloroh Randi sembari memandangi Lala dengan tatapan mesum. Jelas, hal tersebut membuat Lala terlihat risih.

“Elu biasa aja liatnya, tot!” bentak Bang Ahmad sembari memukul kepala Randi. Randi pun langsung mengaduh. Dia pun mengelusi kepalanya sembari terlihat kesakitan.

“Ada-ada saja kamu, Di.” Aku hanya menggelengkan kepala sembari tertawa kecil. “Maafkan temanku … Boy, La.”

Boy dan Lala hanya tertawa melihat kelakuan kami. “It’s okay. Gue sendiri juga aneh, kan?” ucap Boy sembari ikut tertawa. Aku hanya mengangguk mengiyakan perkataannya.

“Tapi bener, Dah. Jarang-jarang gue ketemu ama pasangan muda yang fantasynya liar kek kalian berdua,” ujar Bang Ahmad sembari terkekeh.

“Gue cuman suka yang agak beda aja, Bang,” jawab Boy sembari tersenyum. Kami pun mengobrol ringan sembari menikmati jamuan yang disajikan oleh Bang Ahmad. Boy yang memang cepat akrab dengan siapapun terlihat mengobrol asyik bersama Bang Ahmad dan Randi.



Lala sepertinya sudah larut dalam percakapan mereka. Dia pun sudah agak mabuk sehabis meminum suguhan dari Bang Ahmad. Pipinya yang bulat terlihat merona. Dia pun terdengar meracau tidak jelas. Lala yang sudah setengah sadar pun terlihat menggelayut mesra didalam rangkulan Boy.

Bang Ahmad tiba-tiba menarik Lala untuk duduk diatas pangkuannya. Sepertinya, acara utama dari pertemuan ini akan segera dimulai. Bang Ahmad pun lantas mencium bibir Lala. Awalnya, Lala terlihat kaget. Namun, kelamaan dia mulai membalas ciuman pria yang berumur hampir dua kali lipat darinya. Lala pun nampak menikmati seluruh belaian tangan Bang Ahmad terhadap tubuhnya.

“Cuuphh … sllrripp … nngghh!”

Belaian tangan Bang Ahmad kini mulai berubah menjadi remasan ketika tiba di payudara Lala. Lala yang kaget akan remasan tersebut kemudian memejamkan mata sembari melenguh cukup kencang. Namun, lenguhannya kembali tertahan akibat bibirnya kembali menjadi sasaran cumbuan Bang Ahmad.

Lala sendiri malah semakin bernafsu, kini kembali membalas cumbuan dari Bang Ahmad. Nafasnya terdengar sangat memburu. Mereka berdua saling memagut bibir seakan ingin melahap satu sama lain. Terlihat lidah mereka pun ikut bermain, menambah gairah percumbuan panas tersebut.

Bang Ahmad yang semakin tidak sabar kini mulai membuka pakaian yang digunakan oleh Lala. Tangannya menarik turun kaus hitam berbelahan lebar yang Lala gunakan. Hal tersebut membuat payudara Lala yang masih berbalut bra hitam terlihat.

Tangan Bang Ahmad pun terlihat bersemangat menggerayangi payudara Lala. Tangan kirinya terus meremasi dada kanan Lala, sedangkan tangan kanannya mulai mencari kaitan bra yang terdapat di bagian punggung Lala.

Lala sendiri seakan membantu Bang Ahmad untuk melucuti bra yang dia gunakan. Kedua puting Lala yang berwarna coklat terang langsung terlihat saat Bang Ahmad menarik cup bra Lala hingga terlepas.

“Cpph … ahhmmpp … mmmhhh ….”

Lala terus mendesah di sela cumbuannya dengan bang Ahmad, saat tangan kekar bang Ahmad terus mencengkram dan memijati bongkahan payudara miliknya. Payudara Lala yang kenyal terlihat begitu empuk, bergerak mengikuti arah remasan dari Bang Ahmad.

Bang Ahmad yang melepaskan ciumannya langsung menyasar payudara Lala. Mulutnya langsung mengulum puting Kanan Lala dan memainkannya dengan lidah. Lidah Bang Ahmad terlihat mencolek puting Lala dengan tempo yang cepat, membuat Lala terus mendesis kencang. Kepalanya pun terlihat menghentak ke sandaran sofa yang ada dibelakangnya.

“Elu juga sama, Jan, Di? Mo nonton doang kek si Boy?” tanya Bang Ahmad sambil melirik kearah kami yang masih menonton permainan mereka. Kulihat Boy sendiri hanya asik memperhatikan. Lala sendiri langsung menatap kearahku dengan pandangan yang sayu.

Aku dan Randi saling bertatapan. Seakan sepakat, kami berdua mendekat kearah pergumulan panas Bang Ahmad dan Lala. Tanpa basa-basi kuraih dagu Lala agar dia menoleh kearahku, kemudian langsung kucium bibirnya. Tangan Lala terasa kuat meremas rambutku dan semakin menekan kepalaku kearahnya agar cumbuan kami menjadi lebih dalam. Remasannya terasa menjadi lebih kencang beberapa kali. Mungkin akibat rangsangan yang ditimbulkan dari kuluman Bang Ahmad kepada putingnya.

Randi pun ikut menciumi leher Lala dengan ganas. Hampir seluruh bagian kiri leher Lala hingga belakang telinga dia jilati. Tangannya kini bergerilya meremasi payudara Lala yang tidak dijamah oleh Bang Ahmad. Lala yang merasa kegelian beberapa kali menghela nafas dan mendesah disela ciumanku dengannya.

Rangsangan Bang Ahmad terus turun menuju selangkangan Lala. Seluruh pakaian yang digunakan oleh Lala kini sudah berhasil dilucuti, hingga akhirnya Lala telanjang bulat dihadapan kami. Bang Ahmad terus menciumi seluruh tubuh Lala. Direntangkannya kedua Kaki Lala olehnya, sehingga kini dia mengangkang dihadapan Bang Ahmad.

Randi sekarang mulai menjamah payudara bulat Lala dengan mulut dan tangannya. Cumbuanku pun kini beralih kearah leher Lala. Kujilati area leher yang mulus tersebut hingga benar-benar basah oleh campuran keringat dan liurku. Payudara bulatnya yang menganggur kini kuremasi, tak lupa kedua putingnya pun kupilin dan cubit dengan cukup kencang. Lala sendiri terus meronta, desisnya yang sudah tak tertahan kini berubah menjadi desahan-desahan lirih.

“Aaahhmmppp!”

Lala mendesah cukup kencang sebelum dia menggigit bibir bawah, saat Bang Ahmad mulai merangsang bibir vaginanya menggunakan mulut. Bang Ahmad sendiri terlihat sangat bersemangat menjilati vagina Lala. Dia pun memegangi kedua paha Lala agar tetap stabil, karena Lala sendiri terus menggelinjang keenakan.

Nafsuku terus membuncah melihat Lala menggelinjang seperti ini. Aku pun melepaskan celana, membebaskan penisku yang sudah sangat tegang. Kuarahkan penis tersebut ke mulut Lala sembari membuka kemeja. Lala yang mengerti langsung menggenggam gemas penis tersebut dan langsung memasukan kemulutnya.

Tak jauh berbeda, Randi pun ikut melucuti pakaian dan langsung mengarahkan penisnya yang tegang kepada Lala. Lala langsung menggenggam penis yang paling kecil diantara kami itu.

“Aahh … enak banget anjing!” Desah Randi saat tangan halus Lala mulai mengurut dan mengocok penisnya. Saat tangannya sibuk mengocok penis Randi, mulutnya penuh mengulum penisku. Kepalanya bergerak maju mundur seakan mulutnya mengocok penis yang ada didalamnya. Beberapa kali kepalanya berhenti bergerak, saat jilatan Bang Ahmad mengenai titik sensitifnya. Saat itu pula dia berganti mengulum penis Randi sembari tangannya mulai mengocok penisku.

Kuluman mulut dan kocokan tangannya kepada penisku dan penis Randi dia lakukan secara bergantian. Selang beberapa lama, terdengar Lala seperti mengerang namun tertahan oleh penisku yang masih berada didalam mulutnya. Pinggangnya menegang. Terlihat tangannya pun meremas erat penis Randi hingga dia meringis.

“HNNGGHH!!”

Lala orgasme. Tubuhnya menggelinjang. Pantatnya pun sepertinya ingin terangkat namun ditahan oleh Bang Ahmad yang terus menjilati dan merangsang vaginanya. Terasa dia pun seperti ingin menolehkan wajah agar kuluman penisnya terlepas. Namun aku yang masih ingin merasakan kehangatan mulutnya berhasil menahan sehingga kulumannya tak terlepas.

“Ngghh fuck!” Tiba-tiba saja Lala menghisap penisku dengan kuat hingga pinggulku mengejan. Aku yang tak tahan lantas menarik penisku hingga kulumannya terlepas. Lala sendiri langsung merebahkan kepalanya ke sandaran sofa. Lidah Lala menjulur keluar diantara bibirnya yang belepotan liur. Terlihat dia mencoba mengambil nafas melalui mulutnya yang terbuka.

Nafas Lala yang awalnya memburu selepas orgasme kini sudah mulai kembali normal. Bang Ahmad pun sudah menghentikan seluruh rangsangan kepada vagina Lala seraya bangkit.

“Elu berdua duluan, dah,” ujar Bang Ahmad seraya mengambil sebotol minuman dan duduk di disofa. Aku hanya tersenyum sembari menggendong tubuh Lala menuju ranjang. Kurebahkan tubuh lemas Lala yang menatapku sayu diatas ranjang tersebut. Sambil duduk berlutut, kurenggangkan kedua paha Lala sehingga dia mengangkang dihadapanku.

Kuarahkan penis yang sudah menegang menuju liang vaginanya. Randi yang mengalah kini mengarahkan penisnya kearah mulut Lala. Dia pun langsung meraih penis Randi dan mengulum penis tersebut dengan mulutnya. Dibawah, penisku yang sudah menyentuh bibir vagina Lala sudah siap menembus liang yang merekah itu.

“Nggh! Hhmmpp ….”

Tanpa ada halangan berarti penisku berhasil menembus liang yang terasa hangat tersebut. Mungkin saat orgasme tadi, vaginanya memproduksi cairan yang cukup banyak sehingga melancarkan penetrasiku. Mata Lala mengerjap saat penisku menghentak liang terdalamnya.

Randi yang sudah sangat bernafsu kini memegangi kepala Lala agar tetap bergerak mengocok penis yang ada dimulutnya. Aku pun langsung menggenjot vagina Lala sembari memegangi kedua pahanya. Lala yang terlihat menikmati genjotanku hanya mendesah dan melenguh sembari memejamkan matanya. Tubuhnya tersentak-sentak seirama dengan genjotan penisku yang mencoba menghujam vaginanya dalam-dalam.

Lala yang kewalahan menahan kenikmatan dari genjotanku terkadang menghentikan kuluman mulutnya kepada penis Randi. Randi lantas menjambak rambut Lala yang sudah lepek berantakan. Dia pun menggerakkan kepala Lala maju mundur, seakan Lala lah yang aktif mengulum penisnya.

“Mmmhh … nngghhh ….”

Vagina Lala terasa berkedut memijati penisku. Sepertinya dia akan kembali orgasme. Pinggulnya kembali menggelinjang saat mulutnya yang masih dijejali penis Randi seperti mendesah lebih kencang. Selang beberapa sodokan penisku, pinggul Lala mengejan kuat.

“NNGGHH!!”

Lala kembali orgasme. Cairan hangat membasahi penisku yang berada didalam vaginanya. Aku lantas memelankan sodokanku, mencoba menikmati hangatnya kontraksi dinding vagina Lala yang seperti memijati penisku.

Tak lama, kucabut penisku dari vaginanya. Randi pun langsung mencabut kuluman mulut Lala. Dia pun menarik pinggul Lala sehingga sekarang dia merangkak membelakangi Randi. Terlihat Lala seperti kepayahan menopangkan tubuhnya dengan tangan.

Randi kemudian menggenggam pantat Lala. Dia pun langsung mendorong pinggulnya hingga seluruh penisnya masuk kedalam rongga vagina Lala. Lala sendiri mendongkak sembari mendesah lemas. Tubuhnya kembali terhentak akibat sodokan-sodokan penis Randi yang sangat bernafsu menggenjot vaginanya.

“Elu beneran gamau join?” Tanya Bang Ahmad kepada Boy yang hanya duduk memperhatikan kekasihnya disetubuhi Randi. Boy sendiri hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. “Lanjut aja … Bang, Jan, Di.”

Bang Ahmad pun bangkit dari duduk dan berjalan kearah ranjang. Dia bergabung denganku yang sekarang sedang diblowjob oleh Lala. Dia sudah pasrah menerima dua sodokan yang saling menekan kearah tubuhnya itu.

Bang Ahmad meraih tangan Lala dan langsung dia arahkan untuk memegang penisnya. Lala langsung mengocok penis tersebut sembari tetap mengulum penisku. Tubuhnya terhentak-hentak akibat sodokan penis Randi yang semakin lama terus semakin intens. Aku sendiri mulai memegangi kepala Lala, sembari mencabuli mulutnya seakan menyodok vagina.

Selang beberapa lama, Lala berganti mengulum penis besar milik Bang Ahmad. Tangannya sekarang sibuk mengocok penisku yang basah oleh liurnya. Tubuh Lala yang berkeringat kini mulai kami gerayangi. Kuremasi payudaranya yang berguncang bebas, Bang Ahmad sendiri terlihat memainkan puting Lala yang semakin mengeras. Lala hanya bisa mendesah pasrah walau mulutnya tertahan oleh penis besar yang keluar masuk mulut tersebut. Beberapa kali punggungnya tersentak sembari menggumam lemah saat pantatnya ditampar oleh Randi.

Punggung Lala kembali menegang. Pantatnya pun terlihat menghentak beberapa kali. Sepertinya dia kembali orgasme. Matanya mengerjap hingga memutih.

“Aaahh …. Anjing enak bener NNNGGHH!!!”

Randi mempercepat genjotannya. Nafasnya terdengar sangat memburu. Tak lama, dia pun menancapkan penisnya dalam-dalam sembari menggeram. Dia pun menyusul Lala yang sudah merasakan puncak kenikmatan terlebih dahulu. Bang Ahmad menembakan spermanya didalam vagina Lala saat berejakulasi.

“Nngghh! Mmhh!!”

Randi terlihat meneruskan sodokannya dengan tempo lambat, seperti ingin merangsang semprotan sperma berikutnya. Meski lambat, dia menghentakan penisnya begitu keras hingga Lala mendesah ditengah kulumannya terhadap penisku.

Melihat mereka berdua yang bercinta begitu panasnya, membuat nafsuku membuncah. Sperma yang sudah banyak mengumpul diujung penisku seakan ingin berhamburan.

Kujambak rambut Lala sembari mempercepat sodokanku terhadap mulutnya. Rasa gatal yang sangat nikmat akhirnya memuncak. Kutahan kepala Lala saat penisku berajukulasi didalam mulutnya. Nikmat sekali rasanya. Lala sendiri seakan ingin melepaskan kuluman tersebut, namun kutahan sehingga dia hanya bisa diam sembari mencoba menelan seluruh sperma yang ada didalam mulutnya.

“NNGGHH!! Fuck!”

Lala yang sedang menelan pelan sperma tersebut seakan mengemut penisku, memberikan kenikmatan tambahan sampai membuatku tak sadar melenguh kencang. Kubiarkan penis tersebut melemas didalam mulut Lala. Kucabut penis yang sudah setengah tegang itu dari mulut Lala yang kini belepotan antara liur dan sperma.

Lala pun ambruk saat Randi mencabut penis dan genggaman tangannya. Sama halnya dengan Randi yang seperti kelelahan dan langsung merebahkan diri.

“Jiah, udah pada ngecrot lagi. Lemah elu pada,” olok Bang Ahmad kepada kami. Aku hanya bisa tersenyum tipis mendengar ejekannya tersebut.

Bang Ahmad kembali menarik tubuh Lala yang terlihat lemas sembari berbaring diatas ranjang. Melihat perlakuan kasar Bang Ahmad kepada Lala, aku lantas melirik kearah Boy. Namun, Boy sendiri kembali hanya menyeringai. Dia nampak menikmati segala perlakuan Bang Ahmad terhadap kekasihnya itu. Sepertinya, aku tak perlu khawatir kepadanya.

“Elu sekarang goyang diatas gue, ya.”

Lala hanya mengangguk mendengar permintaan Bang Ahmad. Dia lantas duduk diatas selangkangan Bang Ahmad dan memposisikan bibir vaginanya tepat diatas penis Bang Ahmad. Penis yang besar berurat itu dia tuntun untuk masuk kedalam liang vaginanya.

“Aahhhmmpphh ….”

Perlahan, Lala menurunkan pantatnya hingga penis Bang Ahmad semakin lama semakin terbenam didalam liang vaginanya. Tak perlu menunggu lama, Lala yang kembali bernafsu langsung menggenjot Bang Ahmad.

Lala menggoyangkan pinggulnya dengan liar diatas selangkangan Bang Ahmad. Awalnya dia terlihat kerepotan, namun semakin lama dia mulai menikmati seluruh genjotannya. Desahannya terdengar semakin kencang seiring dengan cepatnya tempo pergumulan mereka berdua.

Lala pun menundukan tubuhnya seraya melingkarkan lengannya di area kepala Bang Ahmad. Bang Ahmad yang seakan disodori payudara Lala yang memang cukup besar langsung mencumbu dada dan mengulum putingnya. Lala terlihat mengeratkan lengan saat Bang Ahmad mengulum putingnya, mencoba mengencangkan seluruh rangsangan yang diberikan kepadanya.

“Aahh … ssshhh … mmm enak omhhh ….”

Bang Ahmad pun kini ikut menggenjot vagina Lala dari bawah. Mereka seakan terus memburu, saling merangkul mencoba mengejar puncak kenikmatan mereka masing-masing. Bang Ahmad terus meremasi dan menjilat payudara Lala. Lala sendiri mendesah sembari sesekali mencium kening Bang Ahmad. Mereka seperti menikmati pergumulan panas tersebut.

“Nng … AAAHHH!!!”

Lala melenguh kencang ditengah genjotan Bang Ahmad. Pinggulnya mengejan. Dia kembali orgasme. Lala merabahkan tubuhnya yang kembang-kempis diatas tubuh Bang Ahmad. Bang Ahmad pun mulai menghentikan genjotannya. Terlihat cairan bening merembes membasahi penis Bang Ahmad yang masih tertancap di vagina Lala.

Penisku kembali berdiri tegak seiring dengan nafsuku yang mulai naik. Tiba-tiba saja terbersit dalam benakku untuk menikmati lubang milik Lala yang lainnya.

“Bang, punya lubricant?” tanyaku kepada Bang Ahmad yang sedang asyik mengelusi rambut Lala.

“Noh ada di laci itu,” jawabnya sembari menunjuk kesalah satu lemari didekat Boy duduk. Aku pun langsung menuju lemari dan membuka laci yang dimaksud.

“Elu mau ngapain, Jan? Jangan bilang elu mau nyodomi Lala?” tanya Boy. Aku pun menganggukan kepala. “Kau keberatan?” tanyaku kembali.

Dia menggelengkan kepalanya. “Justru itu yang gue mau, Jan,” jawabnya sembari tersenyum lebar. Aku pun tak ragu lagi, kekasihnya sudah mengijinkan. Langsung kupegangi pantat Lala sembari membalurkan lubricant di area pantatnya.

“Dingin, Kak …. Mau ngapain?” lirih Lala sembari menoleh lemas kearahku. Dia terbelalak saat aku mulai mengorek lubang pantatnya, mencoba membasahi lubang yang sempit tersebut.

“Aakkk Sakiiitt Kaakk!!” teriak Lala. Dia pun mencoba memberontak. Namun, tubuhnya yang masih lemas tak kuasa melawan tenagaku yang memang berkali-kali lipat lebih besar darinya.

“Jangan dilawan, La. Nikmatin aje,” ujar Bang Ahmad sembari membelai rambut Lala. Lala pun pasrah sembari mengangguk. Matanya terlihat berkaca-kaca. Bang Ahmad pun kini mulai mencium bibir Lala, mencoba membuatnya lebih tenang.

Dirasa cukup, aku pun mulai memasukkan kepala penisku kedalam liang anusnya. Kaki Lala yang meregang cukup lebar membuatk penetrasiku menjadi semakin mudah.

“AAAKKKHHH!!”

Lala kembali berteriak saat kudorong penisku lebih dalam. Tubuhnya bergetar seraya semakin dalamnya penisku mempenetrasi lubang anusnya yang terasa sangat sempit. Wajahnya terlihat meringis.

Aku pun mulai menggerakkan pinggulku maju mundur, terus mencabuli lubang pantat Lala yang terasa sangat sempit. Lala sendiri hanya melenguh pelan dan mendesah, entah karena sakit atau karena merasakan kenikmatan. Aku sendiri tak terlalu memperdulikan hal tersebut dan hanya terfokus menggenjot lubang pantatnya yang rapat.

Bang Ahmad pun ikut melanjutkan genjotannya. Kini, baik lubang vagina maupun anal Lala terisi penuh oleh dua penis yang berukuran cukup besar. Tubuh Lala yang mungil sekarang menghentak-hentak diantara tubuh besarku dan Bang Ahmad.

Randi yang yang terlihat kembali bertenaga kini kembali mendekati pergumulan kami. Dia lantas menyodorkan penisnya yang sudah mengacung tegak kearah mulut Lala yang terbuka. Lala yang sudah tak berdaya lantas mengulum penis tersebut. Sambil menjambak rambut pendek Lala, dia pun menggerakkan pinggulnya, mempenetrasi mulut Lala seakan-akan sedang menyetebuhi vaginanya.

Dibawah, Bang Ahmad pun sibuk menggenjot vagina Lala dengan penisnya. Buah dada Lala yang menggantung bebas tak luput dari ciuman dan jilatannnya. Aku pun semakin lancar menyodomi lubang pantat Lala yang terasa sangat nikmat. Seluruh lubang kenikmatan Lala kami setubuhi sekaligus.

“Anjing! Kurang kerasa gue kalo kek gini, ganti!” protes Bang Ahmad. Kami pun menghentikan seluruh permainan seraya berganti posisi. Kali ini, Aku memposisikan tubuh Lala diatas tubuhku yang terlentang diranjang. Lala sendiri menopangkan tubuhnya agar setengah merebah sembari memunggungiku. Kembali, kuarahkan penisku untuk masuk kedalam lubang anusnya.

“Pelan, Kakh ….”

Lala pun sepertinya sudah pasrah lubang pantatnya kembali disodomi olehku. Pinggulnya bergerak naik turun sesuai dengan tarikan tanganku, yang membuat pantatnya menggenjot penisku dengan nikmat.

Bang Ahmad kini duduk berlutut dihadapan Lala. Dia pun mulai mempenetrasi vagina Lala. Dia terlihat bersemangat menggenjot vagina Lala dari atas. Genjotan Bang Ahmad membuat tubuh Lala semakin menekan kebawah. Penisku pun semakin mempenetrasi anusnya kian dalam.

“Aahhh … sshhh awwhh ….” Lala terus meringis dan mendesah secara bersamaan ditengah sodokan kami kepada dua lubangnya. Bang Ahmad terlihat memainkan tempo sodokannya. Dengan pengalamannya, dia sepertinya berhasil membuat Lala nyaman dalam double penetration ini.

Randi pun kembali menyodorkan penisnya dan langsung dikulum oleh Lala. Lala yang sepertinya sudah cukup lelah hanya pasif mengulum penis tersebut didalam mulutnya. Namun, terlihat pipi Lala seperti mengempot, seperti menghisap penis tersebut sehingga Randi mengerang keenakan.

Beberapa saat kemudian, Bang Ahmad mulai mempercepat genjotannya. Nafasnya sudah terdengar memburu. Sepertinya dia mulai mengejar puncak kenikmatan yang sebentar lagi akan tiba. Bang Ahmad pun memegangi pinggul Lala agar genjotannya tetap stabil.

“Aahh … aahhhh om awwhh ….”

“Bentar … lagiihh … gueenngg ….”

Lala hanya bisa mendesah saat vaginanya dihujam dengan cukup kencang oleh Bang Ahmad. Selang beberapa menit, Bang Ahmad pun menekan pinggul kemudian mencabut penisnya dari vagina Lala.

“Awas Di!”

Bang Ahmad dengan tergesa mendorong Randi hingga penisnya terlepas dari mulut Lala. Dia lantas mengocok penisnya yang berkedut dihadapan wajah Lala. Sambil melenguh, dia pun menembakan spermanya kearah wajah Lala yang hanya bisa memejamkan mata menerima cipratan sperma tersebut.

“Anjing! Enak bener, dah.”

Setelah beberapa tembakan, Bang Ahmad mendekatkan penisnya ke mulut Lala. Lala pun langsung mengulum penis tersebut, menghisap seakan ingin meminta sperma Bang Ahmad untuk keluar lagi.

Tanpa menunggu Lala membereskan kulumannya terhadap penis Bang Ahmad, Randi sekarang mulai mengarahkan penisnya untuk masuk kedalam vagina Lala. Lala sedikit menggumam dalam kulumannya saat Randi mulai memompa penisnya keluar masuk liang kenikmatan Lala yang terdengar becek.

“Ngghh … nggak sabaran amat ni bocah …” gerutu Bang Ahmad saat kuluman Lala sedikit terganggu oleh sodokan Randi yang cukup kasar kepada Lala. Dia pun berhenti dan menjauh dari ranjang.

Randi yang sudah leluasa kini semakin liar memompa vagina Lala. Tangannya pun mulai menggerayangi payudara bulat milik Lala yang terus berguncang hebat. Lala pun hanya bisa mendesah pasrah. Dia bahkan tidak bisa membuka mata karena tertutupi oleh sperma yang berceceran hingga kelopak matanya.

Tubuh Lala sendiri menghentak-hentak akibat genjotan Randi membuat penisku ikut keluar-masuk liang analnya yang terasa sangat sempit. Nikmat sekali rasanya. Meski demikian, aku pun masih tetap menggoyangkan pinggul, membantu penisku keluar-masuk dengan lebih cepat lagi.

“Aahhh … uuhhh … awhhh …. NNGG!!!”

Tiba-tiba saja tubuh Lala menegang dan menggelinjang cukup kuat. Lala kembali orgasme dikala Randi menggenjot vaginanya. Kepalanya medongkak hingga kearah belakang.

“Aaah ANJING ENAK BENER!!”

Randi menekan kuat penisnya kedalam vagina Lala. Dia lantas mencabut penis tersebut dari vagina Lala. Dikocoknya sebentar sembari diarahkan ke mulut Lala. Kembali, wajah cantik Lala dihujani oleh semburan sperma, kali ini dari penis milik Randi. Sama dengan Bang Ahmad, penis Randi pun Lala kulum beberapa saat setelah ejakulasinya mulai menurun.

“Hhh … hhh ….”

Sambil menghela nafas, Randi menyodokan beberapa kali penisnya kedalam mulut Lala. Dia pun langsung merebahkan diri di samping kami saat badai orgasmenya selesai. Dia menatap kearahku sembari tersenyum puas.

Lala pun ikut ambruk karena sikutnya sudah tidak kuat menopang tubuhnya yang sekarang kembang-kempis diatas tubuhku. Pinggulnya mengejam hingga penisku yang berada didalam anusnya kemudian terlepas. Dia nampak kesulitan menarik nafas karena didepan hidungnya berceceran sperma, entah milik Randi atau Bang Ahmad. Atau mungkin milik keduanya yang sudah bercampur.

Sambil beranjak, aku mulai memposisikan tubuh Lala agar menungging membelakangiku. Sepertinya permainan ini harus segera diselesaikan. Setidaknya, untuk sesi pertama. Aku yakin setelah ini Boy akan ikut masuk kedalam permainan kami.

Lubang pantat Lala terlihat merekah akibat sodomi yang kulakukan tadi. Meski sudah cukup meregang, sepertinya aku harus menggunakan lubricant jika ingin kembali menggenjot lubang tersebut. Kuolesi penisku dengan lubricant tersebut seraya membalurkan ke seluruh batangnya.

“Masih mau ngentotin pantatnya ae, Jan?” Tanya Bang Ahmad sembari terkekeh. Aku hanya bisa tersenyum tipis mendengar ucapannya.

“Ngg … Kaak Januu … pliiss, jangaan kesana ….” Lala memelas sembari menoleh ke belakang saat lubang pantatnya ikut kuolesi menggunakan lubricant. Mata Lala sekarang sudah dapat membuka karena dia menyeka sebagian wajahnya dengan sprei.

Tak kugubris protesnya. Kutahan pinggulnya agar dia tidak sempat memberontak pergi. Perlahan, kuarahkan penisku untuk masuk kembali kedalam lubang anusnya.

“AAHHH!!”

Lala berteriak cukup kencang saat penisku perlahan mulai menerobos masuk kedalam lubang pantatnya. Terlihat kedua tangannya meremas kuat sprei yang berada diatas ranjang, dan semakin kuat seiring dengan semakin dalamnya penisku masuk kedalam liang pantatnya.

Aku pun mulai menggenjot penisku dengan mudah. Lala sendiri sekarang kembali pasrah lubang pantatnya kusodomi. Semakin lama, liang anusnya yang sempit semakin terasa mudah untukku genjot. Aku pun semakin cepat menyodok hingga selangkanganku menghentak langsung ke pantatnya yang sintal.

Lirihan kesakitan Lala kini berganti dengan desahan yang terdengar lebih sendu. Dia sepertinya sudah mulai terbiasa dan menikmati permainan kali ini. Mungkin karena sekarang, selain menyodomi pantatnya, jariku mulai aktif menggosok klitoris Lala dan meremasi payudaranya yang bergantung bebas.

Selang beberapa lama, rasa gatal kembali memuncak di ujung penisku. Aku sepertinya akan segera orgasme. Kedua tanganku kembali memegangi pinggulnya dan langsung menggenjot pantatnya dengan cepat. Sontak hal tersebut membuat Lala kembali mengaduh kesakitan.

“NNGGHH!!”

Aku menggeram saat penisku berejakulasi didalam anus Lala. Beberapa tembakan keluar dari penisku yang sekarang berkedut dan seakan dipijat oleh dinding anusnya. Cukup nikmat rasanya bisa berejakulasi dalam lubang yang sempit tersebut.

Setelah beberapa lama kucabut penisku dari lubang anusnya. Terlihat spermaku masih sedikit mengalir dari ujungnya. Kusodorkan penis tersebut kearah mulut Lala yang sekarang meringkuk diatas ranjang.

Baru saja Lala memasukkan kepala penisku kedalam mulutnya, dia terlihat seperti ingin muntah. Lala pun langsung mengeluarkan penis tersebut sembari memalingkan wajahnya.

“Huek! Ga enak, Kak! Bau!” Protes Lala.

“Gila elu, Jan …. Masa bekas pantat orang elu mau masukin ke mulut?” tukas Bang Ahmad kepadaku. Aku hanya terkekeh menjawabnya.

“Biar kucuci dulu ini, ya.” Aku pun langsung masuk bergegas masuk kedalam kamar mandi yang berada didalam kamar ini. Tiba-tiba saja terbersit dalam pikiranku, tentang semua kegilaan yang terjadi hari ini. Aku sama sekali tak habis pikir tentang Boy yang senang sekali kekasihnya disetubuhi orang lain. Dan juga Lala, yang masih saja mengakomodir keinginan kekasihnya itu.

Benar-benar pasangan yang tidak biasa. Semoga saja semua ini tidak menjadi blunder di kemudian hari.

.

.

.

tbc
 
update lagi, kakak-kakak semua.

update kali ini masih rangkaian cerita kemaren,
eh, kayanya malah 2 episode sebelumnya.
masih berkutat sama Lala, yang sepertinya bakal jadi salah satu kunci pesta di kemudian hari.
ehehe'

yah, semoga kakak-kakak semua berkenan.
kalo bisa didatengin juga ya yang di WP, biar disana rame juga.
 
Klo gankbang ma asek aja, tp klo lu punya pacar, sakit jiwa tuh😁😁
 
Minn ada part anin lg ga? Mau bayangin sambil coli💦💦💦
Anin enak banget buat bacol stiap hariiii....fuckkkk
Mantap kak.
ati-ati lutut lemas.

Dedek Lala di gangbang.....
Nunggu Nadila Ama Anin juga biar dapet giliran 🤭
Dedek Lala di gangbang.....
Nunggu Nadila Ama Anin juga biar dapet giliran 🤭
satuin aja kali ya, langsung bikin sex party
ehehe'
Abis lala anin lg sih nih pasti lanjut terus hu
Di gas terus yah kak.
wkwkw'
Ntap anal krimpai lala
Mantap
nyari genre apaan lagi ya?
Mantapppp om suhu
Makasih kak, semoga berkenan sama updatenya.
Klo gankbang ma asek aja, tp klo lu punya pacar, sakit jiwa tuh😁😁
justru itu yang mau digali, kak.
ada juga yang sukanya seperti itu, soalnya.
 
Bimabet
update lagi, kakak-kakak semua.

update kali ini masih rangkaian cerita kemaren,
eh, kayanya malah 2 episode sebelumnya.
masih berkutat sama Lala, yang sepertinya bakal jadi salah satu kunci pesta di kemudian hari.
ehehe'

yah, semoga kakak-kakak semua berkenan.
kalo bisa didatengin juga ya yang di WP, biar disana rame juga.
Judul sama kah?
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd