PART II "Andro the pig? Emang gua pikirin "
"Hallo"
Sosok yang sangat tidak asing tersebut ternyata adalah Marcello, teman akrab saya di SD.
Saya: lah, sekolah disini juga? Kok gak kelihatan ya pas orientasi kemarin ?
Marcello: hehehe... waktu orientasi kemarin, aku pas lagi sakit keadaannya. Jadi izin deh sama pihak sekolah
Saya: hoki banget ya. Kalau ikut, pasti bakalan bosan, suntuk, semua hal yang berbau gak menyenangkan ada ketika orientasi.
Marcello: heeee? Emang kenapa? Kata papa aku katanya menyenangkan ikut orientasi
Saya: yaelah, menyenangkan darimana. Aku kasih tau deh gimana orientasi
Setelah itu saya menceritakan kepada Marcello, gimana yang namanya orientasi itu. Mulai dari pakai topi yang terbuat dari bola bola dari plastik, kalung yang dari petai, pakai papan nama dari kertas karton, sampai ke melakukan hal konyol.
Marcello: ahahahaha... Untung aja aku sakit, coba kalau enggak sakit, bisa-bisa aku ikutan buat kayak gituan
Saya: sialan, malah ketawa.
Marcello: hahahaha, maaf mas bro, soalnya gak kebayang kalau lihat kau makai yang begituan, apalagi kalau jalan ditengah kota, bisa-bisa disangka orang gila, hahahahaha
Saya: wuasem, kapan ajalah kau kena hal yang konyol, aku yang bakalan pertama ketawa
Marcello: Oalah, kejamnya jadi teman
======================================================================
Pada saat jam istirahat, banyak teman-teman kelas yang berkenalan dengan Marcello, ya itu karena Marcello tidak ada ketika orientasi sekolah. Salah satunya Reliana, cewek berkacamata yang aku kenal ketika orientasi. Cewek yang pendiam, jarang bicara sama teman-teman yang lain dan lebih suka membaca novel di tempat duduknya. Bahkan ketika berkenalan dengan Marcello pun dia hanya menanyakan nama, SD dulu dimana, dan tinggal dimana, setelah itu dia kembali ke tempat duduknya.
"hmmmm, kenapa dia betah seperti itu ya" (kata saya didalam hati)
======================================================================
Saya dan Marcello punya kebiasaan semenjak SD untuk jalan kaki ketika pulang sekolah, dan selama jalan kaki, biasanya kami berdua banyak cerita atau bercanda.
Saya: gimana? Jadi siswa SMP? Seru?
Marcello: seru??? Biasa aja tuh, paling bedanya cuman pakaian doang
Saya: hahahaha, kirain kau bakalan seperti teman-teman yang lain, yang kelihatan semangat jadi siswa SMP
Pas lagi asik cerita, saya dikagetkan dengan suara Marcello yang memanggil saya dengan tiba-tiba, seperti melihat sesuatu hal yang gak biasa.
Marcello:ndro! ndro! Lihat tuh... si misterius
Saya: si misterius? Siapa sih si misterius?
Marcello: si misterius ndro
Saya: ya siapa? Aku gak tau siapa si misterius kaliiiii
Marcello: ahhhhh, itu... si... aduh lupa gua namanya... si... oh iya... si Reliana
Saya: oh Relianaaaaaa... cewek yang pendiam itu
Marcello: iya, menurut aku dia itu misterius... ya kali ada cewek yang betah baca novel selama jam istirahat atau jam mata pelajaran yang kosong... itu sangat misterius menurutku
Saya: dasar korban film. Itu biasa aja kayaknya dah, bisa jadi dia memang hobi baca novel
Marcello: ya kali cewek seumuran kita ada yang betah baca novel... kalau udah SMA atau kuliah bisa jadi
Saya: lah, memangnya kalau seumuran kita harus yang gimana?
Marcello: ya main bola kasti atau main lompat tali
Saya: hmmmm Marcello
Marcello: apaan?
Saya: udah pernah kena tusuk pedang poweranger belum?
Marcello: belum... emang kenapa?
Saya: pernyataan kau barusan itu bikin jengkel gengs. Seumuran kita udah jarang cewek main yang begituan, adanya diem dirumah
Marcello: sok tau kau mahhhhhh ndro...
Hal itulah yang kami perdebatkan sepanjang jalan, hal yang konyol tapi bisa membuat kami tertawa dengan argumen -argumen yang juga konyol.
"Memang perlu dicari tau sepertinya, kemana teman-temannya yang lain ya? Masa iya jalan sendiri?" (Kata saya didalam hati)
======================================================================
Setiap siswa yang berbadan gemuk, pasti sedikit malas ketika mata pelajaran olahraga. Ya, bagi saya, mata pelajaran olahraga adalah hal yang paling membuat saya cepat capek
Dan yang paling membuat saya malas adalah ketika mata pelajaran olahraga itu mengadakan tanding lari. Baik itu yang lari jarak pendek, menengah, jauh, atau estafet. Semakin membuat saya cepat capek.
Pada saat itu adalah pertandingan lari estafet yang dimana guru akan memanggil nama siswa secara acak yang kemudian dibagikan kedalam 2 grup, yang terdiri dari 4 siswa. Saya dan Marcello masuk kedalam 1 grup yang tentunya ada 2 siswa lainnya.
Marcello: mas bro, semangat, berusaha semaksimal mungkin
Saya: afirmative
Saya adalah pelari estafet pertama dalam grup, dan ketika pertandingan dimulai sudah bisa ditebak seperti apa, benar sekali, saya ketinggalan jauh dengan lawan tanding saya karena masalah berat badan saya ini. Marcello yang merupakan pelari estafet kedua sudah menunggu saya
Marcello: cepat mas bro, kalau udah sampai kau bisa istirahat sambil tiduran
Akhirnya saya sampai di tempat Marcello, yang merupakan pelari estafet kedua, kemudian merebahkan badan karena capeknya.
"Dasar lemah, makanya punya badan jangan terlalu gendut, jadi susah lari, dasar gendut babi,hahahahaha"
Saya kemudian melihat kearah orang yang mengatai saya, yang ternyata adalah Donny, yang merupakan lawan tanding saya
Walaupun saya terlambat memberi tongkat estafet kepada Marcello, akan tetapi entah kenapa grup saya bisa memenangkan pertandingan tersebut.
Donny: Hahaha, beruntung kau punya satu grup yang bagus, tapi sebenarnya mereka sial satu grup sama orang yang gendut kayak babi, ya kau
Itulah perkataan yang keluar dari mulut Donny begitu kembali ke kelas. Hinaan yang sama ketika saya SD dulu. yah, awalnya saya kaget juga karena mendengar kembali hinaan itu. Tapi dua hari kemudian saya sudah terbiasa dengan hinaan yang sering dilontarkan Donny and the geng.
======================================================================
Sudah tiga bulan setelah saya masuk sekolah baru, dan hinaan yang sering dilontarkan ke saya juga sudah biasa bagi saya. Saya anggap semua itu seperti pujian, daripada saya sedih karena hinaan itu.
Pas pulang sekolah, saya dan Marcello kebetulan sekali belum beranjak dari sekolah, kami berdua masih asik makan di kantin di sekolah, sambil ketawa-ketawa dan membahas hal yang konyol lainnya.
Pada saat kami beranjak dari kantin, dan hendak pulang, kebetulan kami melewati satu ruang kelas, tiba-tiba saja...
"Brukkkk" seperti kursi yang terjatuh
Marcello: eh? Suara apa itu mas bro?
Saya: kayak suara kursi jatuh sepertinya
Marcello: kita lihat aja dulu yuk, kali aja ada penampakan, seperti yang belakangan diceritakan teman-teman
Kemudian kami pun menuju asal suara yang berasal dari kelas itu
"Astagaaaaaaa!!! Woi!!!!"
BERSAMBUNG
======================================================================
Maaf jika ceritanya garing dan membosankan, tapi meskipun demikian saya akan tetap melanjutkan ceritanya. Terimakasih