Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT M A T A H A R I 2

Status
Please reply by conversation.
BAGIAN 47
EMOSI DAN PERASAAN




“disini tertulis Ibu Tari Widya Anggraini..” jawab petugas itu..


#cuukkk.. mulai semalam sampai siang ini, emosi perasaanku seperti dipermainkan saja.. dan sekarang, waktunya aku menggila dan meluapkan amarah yang terpendam.. aku haus darah dan aku butuh pelampiasan.. bajingaannn..
Wah kok mudah muncul ya Tante Tari nya...
Tante Tari cinta pertama Aldo (suami Lia,Ardellia geng nya Sandi)...
dan kok bisa tahu ya keluarga nya Sandi...
pdahal kan yg dikenalnya Si Aldo,,,

jadi makin penasaran nih...
apalagi gimana cerita AngeLIA dan Ibu nya yg harus tak berdaya di dekapan Aldo...


semoga @Kisanak87 sehat selalu
semakin cepat update part nya dan dilancarkan RL nya...
 
BAGIAN 47
EMOSI DAN PERASAAN



Pop Angger


Gerhana Matahari Sandi



Hoaammmm.. nyam.. nyam.. nyam..

Aku menguap sambil merentangkan kedua tanganku dan menggeliatkan tubuhku, lalu setelah itu aku membuka kedua mataku perlahan.. pemandangan yang sangat mengejutkan pun, langsung mengejutkanku dan membuat kedua mataku terbuka dengan lebarnya..

Bajingann.. tempat apa ini..? kenapa aku bisa terbangun ditempat ini dan dengan posisi berdiri..? aku kan semalam tidur dikamarku..? gilaaaa..

“gimana le..?” ucap seseorang yang mengejutkanku dan aku langsung melihat kearahnya..

“Simbah..” ucapku yang terkejut ketika melihat orang tua yang memanggilku itu..

Dan dihadapanku sekarang, sesosok mahluk laki – laki tua berambut panjang serta memutih dan memakai jubah berwarna putih, menatapku dengan tatapan yang sangat tenang sekali.. mahluk ini adalah mahluk yang pernah menemui aku, ketika aku bermimpi tentang kematian Dinda waktu itu..

Gilaa.. kenapa lagi Simbah datang..? apa ada kabar duka lagi..? atau jangan – jangan malah aku yang dijemput.. guendeng ancene og..

“gak usah kaget gitu kenapa sih..?” ucap Simbah sambil mengerutkan kedua alisnya..

“bukan begitu mbah.. Simbah ini biasanya kalau datang, pasti bawa berita duka..” ucapku..

“kurang ajar kamu itu.. aku bawa kabar duka waktu itu, hanya kebetulan aja.. sebenarnya aku gak suka juga bawa berita duka sama kamu..” ucap Simbah lalu beliau mengeluarkan rokok kelobotnya dan membakarnya..

Akupun hanya menatap beliau dengan terheran – heran..

“kamu mau coba rokokku..?” ucap Simbah sambil menjulurkan rokok yang baru dibakarnya itu kepadaku..

“ogah.. kalau ada permen aku mau mbah..” tolakku dan sekarang nada bicaraku kubuat sesantai mungkin..

“hahaha.. keturunan Sandi yang satu ini memang aneh..” ucap Simbah sambil menggelengkan kepalanya, lalu menghisap rokoknya..

“kenapa datang mbah..? dan dimana aku ini..?” tanyaku sambil melihat kearah sekelilingku..

Aku sekarang berada disebuah tempat yang sangat asing dan tidak pernah aku datangi sebelumnya.. aku berada dipadang pasir yang sangat luas, gersang dan tandus sekali.. tidak ada tanaman atau mahluk hidup satupun yang ada disini.. tapi walaupun disini padang pasir, anehnya tidak ada sinar matahari yang sangat menyengat.. padahal sekarang keadaannya sangat terang benderang.. dimana matahari itu..? dan kenapa tidak ada panasnya disini..? guendeng ancene og..

“tempat apa ini ya ..?” ucap Simbah sambil melihat kearah sekeliling juga..

“jiancuukkk.. malah nanya balik..” gerutuku..

“hahahaha.. sudah sangat fasih sekali kamu memaki anak muda..” ucap Simbah sambil menatapku..

“sudah deh mbah.. tinggal jawab aja kok malah mengalihkan pembicaraan..” protesku..

“hahahaha.. sudah mulai terlihat sifat Sandi muda yang ada dikamu ya.. mesum, plin - plan masalah hati, suka memaki, suka berkelahi, emosian dan gak pernah berpikir jernih ketika menghadapi suatu masalah..”

“kurang mabuk sama rokoknya aja.. hahahaha..” ucap Simbah lalu tertawa..

“ha..? maksudnya apa mbah..? emang Ayahku seperti itu..?” tanyaku yang kebingungan..

“hahahaha.. sudahlah, gak usah dibahas..” jawab Simbah dengan entengnya lalu menghisap rokoknya..

“Simbah yang mulai duluan, kok sekarang malah gak usah dibahas sih..?” tanyaku yang sedikit emosi..

“hahahaha.. jangan emosilah..”

“mbah..” ucapku dengan melasnya dan Simbah langsung terdiam sambil menatapku..

Kami berdua saling diam beberapa saat dengan tetap saling berpandangan.. tatapan mata Simbah, makin lama terlihat menakutkan dan menyeramkan saja..

“tempat ini adalah tempat berkumpulnya seluruh mahluk ciptaanNya, sebelum menuju ke alam keabadian kelak le..” ucap Simbah..

“terus apa hubungannya sama aku mbah..? apa aku sekarang sudah mati dan berdiri ditempat ini lebih dulu, sebelum mahluk yang lain akan datang..?” tanyaku dengan herannya..

“ya gak gitu juga le.. kalau begitu cara pemikiranmu, berarti yang sudah mati pasti akan datang dan berkumpul disini duluan.. gak seperti itu dan belum saatnya semua mahluk ciptaanNya berkumpul disini..” ucap Simbah dan aku hanya mengerutkan kedua alisku..

“terus kenapa aku ada disini sekarang ini..?” tanyaku..

“tidak ada yang abadi didunia ini dan semua mahluk hidup akan mati..” jawab Simbah..

“kok gak nyambung gitu sih jawabannya..?” tanyaku yang bingung dengan ucapan Simbah barusan..

“aku sengaja biar kamu makin gila.. hahahahaha..” ucap Simbah lalu tertawa dengan senangnya..

“assuuu.. asuuuu..” makiku sambil menggelengkan kepala, lalu menduduk dan mengangkat wajahku lagi..

Simbahpun langsung tersenyum dengan sangat menggatelkan sekali..

“semua permasalahan kehidupan itu, pasti ada jalan keluarnya.. sama seperti Sang Pencipta yang menciptakan padang pasir seperti ini, pasti ada sumber mata airnya..” ucap Simbah..

Hiuuffttt.. huuuu.. mulai lagi bahas masalah kehidupan.. arrgghhhh.. bikin pusing kepala aja Simbah ini..

“apa orang yang pernah tersesat dan mati dipadang pasir seperti ini tau kalau disini ada mata airnya..? kalau ada yang tau seperti itu, gak ada orang yang mati dehidrasi mbah.. sama seperti orang yang mempunyai banyak permasalahan.. emang mereka semua pasti tau jalan keluarnya atau cara menyelesaikannya..? gak semua kan..? kalau semua mahluk ciptaanNya tau jalan keluar dari semua permasalahan, pasti tidak ada yang membunuh karena lapar.. pasti tidak ada mencuri, karena susu untuk anaknya habis.. pasti tidak ada yang korupsi, untuk mengenyangkan perutnya sendiri.. pasti tidak ada permainan hati yang membuat terbakar emosi..” ucapku dengan nada yang agak tinggi..

“itukan hanya quotes supaya kamu semangat dalam menyelesaikan masalahmu le..” jawab Simbah dengan santainya..

“jiancuukk.. emang orang bisa kenyang kalau dengar quotes yang bijak..? emang tenggorokan yang kering bisa langsung basah mendengar tetesan kata – kata yang manis..? gak akan bisa mbah.. hidup itu gak semudah bacotnya orang yang bisanya cuman bicara.. suruh mereka semua kepadang pasir ini, terus kasih sebotol air aja.. pasti jiwa bajingan mereka akan keluar dengan sendirinya dan mereka pasti akan saling membunuh, hanya untuk seteguk air yang ada dibotol.. dan itu sudah dipastikan, cuman kepalan tangan yang bisa menyelesaikan semua permasalahan..” ucapku dengan tegasnya.

“hanya orang yang otaknya berada disela – sela jari tangan aja, yang bicara seperti kamu itu.. kalau otaknya ada ditempurung kepalanya, pasti kata – kata itu tidak akan keluar.. hanya orang yang nafsunya ada telapak tangannya saja, yang bisa melakukan seperti yang kamu ucapkan itu.. kalau nafsunya itu ada dibawah hati dan pikirannya, gak akan semudah itu tetesan darah keluar dari mahluk seperti kamu..”

“gunakan pikiranmu, akalmu, nafsumu dan hatimu, dengan sebaik – baiknya.. kalau kamu bisa menguasainya, ketenangan akan mengikuti disisa perjalan hidupmu.. itupun kalau kamu punya pikiran, akal, nafsu dan hati.. kalau yang kamu punya cuman jasad yang gak berguna ini, mending kamu mati aja..” ucap Simbah yang langsung membuat gatal telingaku..

“ingatlah.. pikiran adalah caramu memandang segala semua permasalahan yang akan menghasilkan suatu rencana, tujuan dan keingingan.. akal yang akan membedakan mana yang baik dan mana yang benar.. nafsu yang mendorong untuk berbuat kebaikan atau keburukan.. dan terakhir hati, hati yang akan memutuskan mana yang akan kamu pilih..”

“jadi kamu pahamkan sekarang..?” ucap Simbah dan aku hanya menggelengkan kepalaku pelan..

“assuuu.. percuma aku bicara sampai menetes air liurku, tapi otakmu gak nyampai..” ucap Simbah mengomel..

“kok marah sih mbah..?” tanyaku..

“kamu itu polos atau pura – pura polos..? kamu itu punya otak le.. gunakanlah otakmu itu, untuk mencerna perkataanku ini.. kamu jangan seperti penjiplak karya orang yang gak punya otak itu.. orang yang capek – capek berpikir dan mengetik, dia enak tinggal copas terus cari duit dari hasil pikirannya orang lain..” ucap Simbah dan aku makin bingung dengan arah pembicaraan Simbah..

“mbah ini ngomong apa sih..? kok makin bingung aku..?” tanyaku..

“aku gak tau apa yang ada dikepala para penjiplak itu.. bisa ya mereka menikmati uang dari hasil pikiran orang lain.. bisa ya mereka hidup tenang seperti itu, sementara uang yang dihasilkan itu, pasti banyak sumpah serapah dari sang pemilik cerita.. dimana otak mereka itu..?” ucap Simbah yang terus mengomel..

“katanya Simbah tadi, mereka gak punya otak..?” tanyaku sekenanya..

“ya mereka sempat punya otak, tapi otaknya ada diselangkangan.. jadi kalau digosok waktu mandi, otaknya hilang dan hanyut bersama daki yang nempel di sela – sela selangkangannya..” ucap Simbah..

“jiancuukk.. kita ini bahas apa sih mbah..? kok gak jelas gini..?”

“sudahlah.. lupakan pembahasan tentang para penjiplak itu, kita bahas masalah kehidupanmu lagi.. jadi beneran kamu gak mengerti apa yang aku omongin tadi..?” tanya simbah dan aku hanya menggelengkan kepalaku lagi..

“assuuu..” maki Simbah sambil membuang rokok kelobotnya dan membalikkan tubuhnya dengan emosi..

“kok mbah marah..? terus mbah mau kemana..?” tanyaku dan Simbah langsung menoleh kearahku..

“kamu tau.. aku itu jarang berbicara serius seperti tadi, walaupun dengan Ayahmu.. karena aku tau, kamu dan Ayahmu itu sama – sama kepala batu dan susah mendengar omongan orang.. tunggu setelah kalian merasakan sendiri, baru kalian akan sadar.. dan bodohnya aku, kenapa juga aku masih mau bicara serius dan panjang lebar seperti tadi..? buang – buang waktu dan energiku aja.. jiancuukk..” maki Simbah dan aku langsung terkejut mendengar makian Simbah.. aku sampai terbengong menatap beliau pergi sambil menggerutu seperti itu..

Cuukkk.. terus sekarang aku harus bagaimana..? apa yang aku lakukan dipadang pasir yang tandus ini..? apa aku akan disini terus dan menunggu semua mahluk ciptaanNya akan berkumpul disini..? tapi kan kata Simbah tadi masih lama waktunya..? terus aku disini aja gitu..? aku gak pengen cari jalan keluar..? tapi jalan keluarnya lewat mana cuukkk..? bajingaannn..

Kenapa Simbah datang hanya untuk membuatku berpikir keras, tanpa memberikan aku jalan keluar..? kalau hanya untuk memberikan motivasi seperti tadi, sudah bosan aku mendengarnya.. lagian ucapan Simbah itu terlalu tinggi dan aku sulit mencernanya dalam kondisi seperti ini.. dalam keadaan normal saja, aku pasti berpikir keras dengan ucapan Simbah.. apalagi dalam kondisi aku yang banyak pikiran seperti ini.. guendeng ancene og..

Tapi ngomong – ngomong.. gimana kondisi Kak Dana ya..? apa beneran Kak Dana hamil..? terus gimana kondisi Lia..? apa dia beneran bunuh diri..? atau itu semua hanya mimpi saja..? terus padang pasir yang ada dihadapanku ini, beneran atau hanya mimpi juga..? ahhh.. bisa gila beneran aku..

“makanya keluarin pejuhmu itu, jangan dipendam terus.. emang kamu mau membuat batu kristal..? ayolah ngger.. setelah kamu keluarin, pasti agak ringan pikiranmu..” sebuah suara terdengar dari arah belakangku dan aku sangat hafal sekali suara ini.. itu suara Pakde Jago.. bajingaannn..

“astagaaaa.. cobaan apa lagi ini..?” ucapku sambil menggelengkan kepalaku pelan, lalu membalikkan tubuhku dan melihat kearah Pakde Jago..

“halo anak culun yang nafsuan tapi pengecut.. gimana kabarmu..? hahahahaha..” ucap Pakde Jago lalu tertawa dengan suara yang sangat membangsatkan..

“assuuu.. asuuu..” makiku pelan..

“payah kamu itu ngger.. kamu gak seperti abangku yang perkasa dan berjiwa ksatria dihadapan wanita.. apa kamu itu lemah..? kamu itu ejakulasi dini..? atau nafsumu hanya ada dipikiranmu, tapi tidak ada tenaga untuk menyalurkannya..? dasar lemah..” ucap Pakde Jago mengejekku..

“maksudnya Pakde itu apasih..?” tanyaku dengan sedikit emosi..

“sudahlah.. bener kata Simbah tadi.. kamu itu emosian, tapi gak sesuai dengan kemampuanmu..” ejek Pakde Jago lagi..

“jiancuukkk..” makiku..

“woi Stepen.. kamu juga lemah kah..? kenapa kamu gak bisa membimbing mahluk culun satu ini..?” ucap Pakde Jago..

“bukan aku yang lemah Daddy.. masbro satu ini aja yang terlalu pengecut.. masa cuman main sama satu dara aja..? pusing aku Daddy..” jawab Stepen dibalik sempakku..

“banyak dara yang ada disekitarnya, masbro satu ini cuman berani ngecup bibir sama main tipis – tipis aja didada.. payah sekali Daddy.. payah..” ucap Stepen yang mengadu ke Ayahnya seperti anak kecil saja.. assuuu..

“aku juga heran sama siculun ini.. kenapa dia tidak seperti Ayahnya, yang cepat menyambar dan memanfaatkan situasi kalau sudah dekat sama betina.. kok lemah sekali dia..? kalau kamu gak bisa membimbingnya, kamu aku tatar lagi..?” ucap Pak de Jago kepada Stepen..

“aku gak selemah yang Daddy kira.. cuman masbronya aja yang terlalu pengecut..” elak Stepen..

Kurang ajar dua mahluk ini.. berani – beraninya mereka berdua menghinaku dihadapanku..? ingin sekali aku membalas mereka berdua, tapi kepalaku lagi gak bisa diajak berpikir.. jiancuukkk..

“aku juga bosan mendengar suara – suara sumbang para tukang colli yang bisanya hanya teriak Daddy..” ucap Stepen lagi..

“kalau masalah itu, kamu gak usah dengarin mereka.. peliharaan mereka itu sangat kecil sekali, omongan mereka aja yang terlalu besar.. cuekin ajalah..” ucap Pakde jago dengan entengnya..

“ohh.. begitu ya Daddy..? aku jadi punya pantun untuk mereka..”

“apa pantunmu Buddy..? tanya Pakde Jago..

Cukkk’i.. Buddy dan Daddy..? keren kali panggilan dua mahluk ini.. guendeng ancene og..

“moto ngantuk ditinggal mangan, iku manuk opo kuman..?” (mata ngantuk ditinggal makan, itu ‘burung’ apa kuman..?” ucap Stepen memulai pantunnya..

“iya memang seperti itu kenyataannya.. yang bikin kelihatan besar itu, karena jembutnya aja yang tebal.. jadi kalau mau pipis, mereka itu harus memilah – milah jembutnya, supaya ketemu peliharaannya.. hahahahaha..” ucap Pakde Jago lalu tertawa..

“moto ngantuk dipakani roti, iku manuk opo peniti..? hahahaha..” (mata ngantuk dikasih makan roti, itu ‘burung’ apa peniti..?” ucap Stepen berpantun lagi..

“hahahaha.. kamu tau Buddy, pasti punya mereka sekarang lagi kluget - kluget dibalik sempak.. hahahaha..” ejek Pakde Jago lagi..

“moto ngantuk turu jerami, iku manuk opo cacing kremi..? hahahahaha..” (mata ngantuk tidur dijerami, itu ‘burung’ apa cacing kremi..?) ucap Stepen yang pantunnya semakin ngeselin..

“hahahaha.. selain itu, punya mereka gak tahan lama.. terus kalau lagi coli, yang keluar bukan pejuh, tapi angin.. hahahahaha..”

“moto ngantuk ditinggal dolan.. iku manuk opo pentil ban..? hahahahaha..” (mata ngantuk dibawa jalan, itu ‘burung’ apa pentil ban..?”

“hahahahaha.. cukup Buddy.. cukup.. jangan dihina lagi.. biarkan mereka bahagia dengan daging kecil yang tumbuh diselangkangannya.. hahahahaha..”

“moto ngantuk nggowo sutil.. iku manuk opo kutil..? hahahahahah..” (mata ngantuk bawa sutil, Itu ‘burung’ apa kutil..?)

“hahahahaha..” Pakde Jago tertawa dengan senangnya..

Kurang ajar dua mahluk ini.. suka sekali mereka membully orang.. bajingaannn..

“kalian berdua bisa diam gak sih..? berisik banget..” omelku..

“moto ngantuk..” ucap Stepen terpotong..

“tidur pen.. tidur.. kamu ngantuk kok ngomel aja dari tadi..” ucapku..

“gak asyik kamu masbro.. biarkan lah aku berduet sama Daddy sejenak, aku mau menghabisi para tukang coli itu..”

“iya.. ganggu kesenangan orang aja Angger ini..” ucap Pakde Jago..

“kesenangan kan gak harus dengan cara membully Pakde..” ucapku..

“ya supaya tidak ada acara membully kami dan mereka, kamu tunjukan dong kejantananmu masbro..” sahut Stepen..

“aku bukan orang yang ekshibisionis..” jawabku..

“cuukkk.. memang susah bicara sama mahluk culun satu ini..” ucap Pakde Jago lalu membalikkan tubuhnya..

“mau kemana Pakde..?” tanyaku..

“minggat..” jawab Pakde Jago dengan emosinya..

Lalu tiba – tiba, aku merasa tanganku disentuh seseorang.. aku lalu melihat kekanan dan kekiri, tapi tidak ada orang disini.. sentuhan tangan itupun perlahan berubah menjadi seperti mengelus dengan sangat lembutnya..

Bangsaattt.. siapa yang menyentuhku ini..? aku kan disini sendiri..

“siapa kamu..? siapa..?” ucapku sambil menggelengkan kepalaku..

“mas.. mas..” terdengar suara seorang wanita yang sangat merdu sekali dan suara ini agak asing ditelingaku..

“SIAPA KAMU..? SIAPA..?” teriakku lalu tiba – tiba..

Gelap..


Plak.. plak.. plak..

Sebuah tamparan yang sangat pelan sekali terasa dipipiku.. akupun langsung membuka mataku perlahan.. pandanganku pun kabur dan perlahan mulai menerang.. terlihat langit – langit sebuah ruangan yang berwarna putih, tepat dihadapanku yang terbaring dikasur..

“dimana aku ini..?” ucapku dengan nafas yang sedikit agak cepat..

“dirumah sakit mas..” ucap seorang wanita yang ada didekatku dan aku langsung melihat kearah wajah wanita itu..

Cuukkk.. ini kan perawat cantik yang ketemu aku waktu itu, ketika aku mengantarkan Dinda dan juga Bulan..

Bajingaann.. berarti aku beneran dirumah sakit..? tapi kenapa aku bisa dibawa kesini..? aku sakit apa..? terus siapa yang membawa aku kesini..?

“aku sakit apa mba..? kok bisa aku disini..? siapa yang bawa aku..?” tanyaku lalu duduk perlahan..

Loh.. aku sehat dan tubuhku tidak sakit sama sekali, tapi kenapa bisa aku tidur disini..?

“yang bawa kesini adikmu dan teman – teman kosmu..” ucap perawat cantik itu lalu tersenyum dengan manisnya..

“terus aku sakit apa..?” tanyaku..

“belum tau.. hasilnya pemeriksaannya belum keluar..” jawab perawat itu..

“sejak kapan aku disini..?” tanyaku lagi..

“kamu itu kok bawel banget sih..?” ucap perawat itu..

“yang bawel siapa mba..? kan aku tanya aja..” ucapku lalu aku menurunkan kaki kiriku kelantai..

“mau kemana kamu mas..?” tanya perawat itu..

“mau pulanglah.. aku sehat kok..” jawabku..

“kalau kamu sehat, gak mungkin kamu dibawa kerumah sakit ini..” ucap perawat itu pelan tapi tegas.. kedua tangannya pun langsung dilipatkan didadanya, dan tatapannya berubah sedikit tajam kearahku tanpa senyum seperti tadi..

Gilaaa.. walaupun tatapannya tajam, tapi tidak mengurangi kecantikannya sedikitpun.. memang cantik perawat satu ini.. selain wajahnya putih, bibirnya tipis dan kemerahan.. itu kalau sempat aku kecup bibirnya, rasanya gimana ya..? uuhhhh.. pasti nikmat banget.. guendeng ancene og..

Tapi apa bisa aku kecup bibirnya..? mungkin bisa, bisa disuntik mati aku.. assuuu.. assuu..

Tapi entar dulu.. wajah perawat ini kok mirip banget sama Dinda ya..? yang membedakannya cuman kacamata.. Dinda pakai kacamata, perawat ini gak pakai kacamata.. itu saja..

“Angger mba..” tiba – tiba aku dengan kurang ajarnya, menjulurkan tangan kananku dan mengajaknya berkenalan..

Bajingaannn.. nekat banget ya aku..? gak takut disuntik mati nih..? tapi kalau dia mau suntik mati aku, aku ‘suntik’ duluan pakai pusakaku.. hahahahaha..

“eh..” ucapnya langsung terkejut dan menurunkan kedua tangannya, dari lipatan didadanya..

Perawat itu menatapku dengan tatapan yang sayu, lalu perlahan dia mengangkat tangan kanannya dan menyambut telapak tangan kananku dengan sangat lembut sekali..

Tapppp..

Gilaaa.. kulit tangannya lembut banget cuukkk.. selembut tatapan matanya ini.. assuuu..

“Gi.. Gi.. Gita.. Gita Ayu Anggraini..” ucapnya terbata..




Gita Ayu Anggraini



Huuuu.. suaranya merdu banget cuukkk.. suaranya aja enak didengar, apalagi rasa kecupannya.. apa gak langsung meleleh hati ini..?

“kamu cantik..” ucapku dengan refleknya..

“ha..” ucapnya terkejut, lalu melepaskan jabatan tangannya..

Gita terbengong dan terus menatapku.. aku membalas tatapannya dengan sangat dalam dan kulit pipinya langsung bersemu kemerahan.. gilaaa.. cantik banget cuukkk..

“dasar playboy..” ucapnya lalu mengalihkan pandangannya kearah yang lain..

Uhhhh.. kenapa kamu mengalihkan pandangan matamu Git..? kamu terjebak dengan tatapan mata orang ganteng ini ya..? kamu jatuh cinta sama aku kan..? kamu suka aku kan..? sama.. hahahaha..

Sama..? gak salah nih..? masa aku jatuh cinta lagi sih..? apa gak kurang wanita – wanita yang ada selama ini..? Kak Dana, Lia, Kayla, Bulan dan Rani..? belum lagi dengan Mba Ayu.. assuuu.. serakah banget sih aku..

Ini nih yang menambah permasalahan dikepalaku.. mudah jatuh cinta.. gilaaaaaa..

Sebelum jatuh cinta ini benar – benar merambat dan menguasai hatiku, lebih baik aku pergi secepatnya dari rumah sakit ini..

Aku lalu menurunkan kaki kananku juga kelantai, dan berdiri disebelah ranjang..

“kamu mau kemana ngger..?” ucap Gita dan dia sekarang sudah memanggil namaku..

“mau pergi Git.. aku gak mau lama – lama disini..” ucapku..

“hasil pemeriksaanmu masih diambil sama adikmu, jadi kamu jangan pergi dulu..” ucap Gita yang mencoba menahanku..

Jangan Git, jangan kamu tahan aku.. aku takut jatuh cinta beneran sama kamu.. aku mohon Git, biarkan aku pergi dari sini..

“gak apa – apa.. yang penting sekarang aku sehat..” ucapku lalu aku berjalan dengan cueknya, keluar dari ruang perawatan ini..

“ngger.. tunggu ngger..” ucap Gita dibelakangku, tapi aku tidak menghiraukannya..

Aku terus berjalan meninggalkannya, dengan hati yang makin lama makin berbunga – bunga.. gilaa..

Eiittsss.. kalau aku pergi dari rumah sakit ini, apa aku gak ditangkap security..? administrasinya pasti belum dilunasi sama Dede.. duhhh.. gimana ini..? ahhh.. lebih baik aku keruang administrasinya aja dulu dan menunggu disana..

“ngger..” panggil Gita yang terus mengikuti dibelakangku..

Aku terus berjalan dan berhenti dimeja administrasi..

“permisi mba..” ucapku kepada petugas administrasi yang berjaga..

“iya mas..” jawabnya lalu tersenyum..

“saya mau tanya tentang biaya administrasi atas nama..” ucapku terpotong..

“sudah lunas semua..” jawab Gita dibelakangku dan aku langsung terkejut mendengar ucapan Gita itu..

“siapa yang lunasi..? lagian kan hasil pemeriksaanku belum keluar dan pasti biayanya masih dihitung semua..” ucapku sambil menoleh kearah Gita..

“pokoknya sudah lunas..” jawab Gita..

“ya siapa yang lunasi Git..?” tanyaku..

“kakakku..” jawabnya..

“ha..? kakakmu..? kenapa kakakmu yang bayarin..?” tanyaku dengan herannya..

“tadi malam selain adikmu dan teman – temanmu yang mengantar, kakakku juga ikut..” jawab Gita yang makin membuat aku kebingungan..

“kok bisa..? ini gimana ceritanya sih..?” tanyaku lagi..

“ihhh.. kamu itu bawel.. nanti tanya aja sama adikmu..” ucap Gita yang makin membuatku kebingungan..

Ini ada apasih semalam..? kok bikin aku makin bingung seperti ini..? siapa kakak Gita dan kenapa bisa datang kesini, bareng sama Dede..? aahhhh.. bisa gila beneran aku.. assuuu.. assuuu..

Kenapa perasaan emosiku hari ini diputar – putar seperti ini..? bajingaannn..





Pop Badai



Badai Ihsan Narendra

Bangsatt.. kanker yang ada dikepala Angger sekarang sudah naik kestadium dua.. gilaa.. kenapa bisa seperti itu sih..? padahal kalau dilihat dari fisiknya, Angger itu baik – baik saja.. tapi siapa yang menyangka kalau didalam kepalanya, menyimpan suatu penyakit yang perlahan menggerogoti otaknya dan dia bisa meninggal kapan saja.. bajingaann..

Pantas saja kalau dia lagi kumat, kepalanya sampai dibenturkan didinding.. terkecuali tadi malam, dia ga membenturkan kepalanya didinding, tapi langsung pingsan.. aku gak bisa membayangkan bagaimana sakitnya yang diderita Angger, ketika sakit itu tiba.. pasti itu sangat membangsatkan sekali rasanya.. uhhhhh..

Dan entah kenapa aku sangat khawatir dengan kondisi Angger itu sih..? waktu dia pingsan aja, aku langsung reflek membopongnya.. ada apa dengan ku..? ikatan batin apa yang aku miliki sama siculun itu dan sama si Dede..? kenapa aku merasa sangat dekat sekali dengan mereka berdua..? ikatan batin inipun, makin lama makin terasa menguat.. apa ini karena pengaruh tattoo keluarga Jati yang ada didadaku..? bajingaann.. pertanyaan – pertanyaan ini selalu mendengung dikepalaku dan aku gak tau harus mencari kemana jawabannya.. gilaaa..

Sudahlah.. sekarang kita kembali lagi sama siculun itu..

Setelah selesai seluruh pemeriksaan.. suasana tegang kembali hadir menyelimuti kami.. Dede Gagah yang baru keluar dari ruang dokter, membawa kabar yang sangat buruk tentang perkembangan penyakit Angger.. penyakitnya makin berkembang dan naik ke stadium dua.. anjing banget..

Aku, Karel si bule, Mas Panji dan Dede, sampai tidak bisa berkata apa – apa.. kami berempat sekarang masih berdiri didepan ruang dokter, sedangkan semua penghuni kosan pondok merah masih di didepan ruang UGD menjaga Angger..

Kami berempat bingung dengan situasi ini dan kami semua bingung dengan apa yang akan kami lakukan setelah ini.. gila.. gila…




Gagah Irawan Sandi



Karel Van Gerrit


“jadi gimana de..?” tanyaku kepada Dede yang masih memegang dokumen yang diserahkan dokter tadi..

“gak tau aku Bang.. aku gak bisa berpikir..” ucap Dede dengan tatapan yang kosong.. dia masih terlihat sangat shock sekali..

“kalau bisa Angger jangan tau dulu de..” ucap Karel menyahut..

“ya pasti lah Mas..” jawab Dede singkat..

“Ayah sama Bundamu bagaimana..?” tanya Mas Panji..

“hiuufftttt.. huuuuu..” Dede hanya menarik nafas dalam – dalam lalu tertunduk..

“lebih baik kamu beritahu secepatnya..” ucap Mas Panji sambil menepuk pundak Dede pelan..

“aku gak tega Om.. pasti Bunda sedih banget kalau tau ini semua..” ucap Dede dengan mata yang berkaca – kaca..

“kalau Ayah dan Bundamu tau dari orang lain, apa mereka gak makin sedih..?” ucap Mas Panji dan Dede langsung terdiam sambil menatap kearah Mas Panji..

Kasihan sekali aku melihat wajah Dede itu, wajah Dede makin terlihat sedih dan juga bingung.. seandainya aku diposisinya pun, aku pasti tidak akan bisa mengabarkan kabar yang sangat membangsatkan ini.. ahh.. gilaaa..

“iya de.. kabarilah secepatnya..” ucap Karel sambil mengangguk dan mencoba menguatkan Dede..

“hiuufftttt.. huuuuu..” Dede kembali menarik nafasnya dalam – dalam, lalu mengeluarkannya perlahan..

Dede lalu memasukkan tangannya dikantong depan celananya, lalu mengambil Hpnya..

KRING.. KRING.. KRING..

Bunyi nada dering Dede, sebelum dia menelpon Ayahnya..

“A.. A.. Ayah..” ucap Dede terbata dan wajah yang panik, sambil memperlihatkan layar Hpnya ke Mas Panji..

Gilaa.. apa Ayah Sandi tau kalau Angger masuk rumah sakit..? tapi tau dari mana..? kami semua belum ada yang menginformasikan kepada beliau..

KRING.. KRING.. KRING..

“angkat de..” ucap Mas Panji dengan wajah yang terlihat sedikit panic juga..

“load speaker de.. entar aku bantu bicara..” sahut Karel dan Dede langsung menganggukkan kepalanya pelan..

KRING.. KRING.. KRING..

“ha.. ha.. halo yah..” ucap Dede lalu meload speaker Hpnya..

“halo nak..” ucap Ayah Sandi dengan sangat tenangnya..

Hiuuffttt.. huuuu.. kenapa aku mendengar suara Ayah Sandi kok tenang banget ya.. aku yang panic dari tadi malam, sekarang seperti merasa dibuai oleh suara beliau.. suara beliau yang lembut itu, bisa menenangkan dan meneduhkan hati yang gak karuan ini..

Gilaaa.. enak banget ya jadi Angger dan Dede yang mempunyai Ayah seperti Ayah Sandi ini.. bukannya aku tidak bersyukur dengan Ayahku sendiri, tapi jujur aku iri dengan mereka berdua.. bajingann..

“ii.. i.. iya.. yah..” ucap Dede dengan wajah yang makin terlihat panic sekali..

Aku, Mas Panji dan Karel saling berpandangan.. Mas Panji pun langsung mengelus dan menenangkan Dede..

“ada apa nak..? kok Dede gugup gitu..?” tanya Ayah Sandi..

“a.. a.. anu yah..” jawab Dede sambil melihat kami bertiga bergantian..

“tenangkan dirimu nak, Mas mu akan baik – baik saja.. percaya sama Ayah..” ucap Ayah Sandi dan itu membuat kami berempat langsung terkejut..

Ha..? Ayah Sandi beneran tau kalau Angger sekarang lagi dirumah sakit..? tau dari mana..? Ayah Sandi tau juga kah kalau kanker otaknya Angger naik kestadium dua..? tapi kenapa beliau kok bisa tenang dan santai seperti ini..?

“A.. A.. Ayah tau kalau Mas Angger dirumah sakit..?” tanya Dede..

“tau..” jawab Ayah Sandi singkat..

“apa Ayah tau kondisi terakhir Mas Angger..?”

“tau..” jawab Ayah Sandi singkat..

“Ayah tau kalau kanker Mas Angger naik kestadium dua..?” tanya Dede dengan suara pelan dan takut.

“tau..”

“ha..?” ucap Dede yang kebingungan

“tenanglah nak.. jangan panik dan bingung seperti itu..”

“bagaimana Dede ga bingung dan panic yah..? Mas Angger makin parah yah.. makin parah..” ucap Dede dan sekarang terlihat sedikit emosi

“apa kepanikanmu itu bisa menyembuhkan penyakit Mas Angger nak..? apa kebingunganmu bisa merubah semuanya..? apa dengan emosi semua masalah bisa selesai..?” tanya Ayah Sandi dan kami berempat langsung saling berpandangan lalu menunduk..

“nak.. apapun permasalahan yang Dede hadapi, hadapilah dengan pikiran yang tenang.. bukan cuman Dede aja, tapi juga Panji, Karel dan Badai.. kalian itu pemuda yang hebat dan cerdas, jadi gunakan kehebatan dan kecerdasan kalian itu dengan sebaik – baiknya, tanpa emosi yang mempengaruhi..” ucap Ayah Sandi dan kami berempat langsung mengangkat kepala dan saling berpandangan lagi..


Gilaaaa.. luar biasa sekali Ayah Sandi ini.. Beliau bisa tenang walaupun ini bukan kejadian yang biasa.. dan hebatnya lagi, Beliau tau semua kejadian yang ada dikota ini, termasuk kehadiranku, Karel dan Mas Panji yang tidak bersuara sama sekali dari tadi.. wawwww..

“ja.. jadi yah..?” ucap Dede terbata lagi..

“tenangkan pikiranmu nak.. masalah Bundamu, biarkan Ayah yang akan memberitahunya..” ucap Ayah Sandi..

“untuk masalah penyakit Mas Angger, kita berpikiran positif aja.. Masmu itu orang yang kuat dan tangguh.. dia pasti akan bisa melawan penyakitnya itu sendiri dan dia pasti bisa mengalahkannya..”

“Eyang Anjanimu dan seseorang yang akan mendampinginya, pasti akan membantu Masmu untuk kesembuhannya..”


“seseorang yang akan mendampinginya..? siapa yah..?” tanya Dede..

“sudahlah, tidak usah dibahas.. yang penting tenangkan pikiranmu saat ini dan jangan menunjukkan wajah panic didepan Masmu.. Mas Angger sudah berusaha melawan penyakitnya, masa Dede mau melemahkan..?” ucap Ayah Sandi dan terlihat wajah Dede berangsur mulai terlihat tenang..

“jangan patahkan semangat Masmu yang ingin sembuh nak.. tegakkan kepalamu dan berikan senyumanmu untuk menambah kekuatan Masmu..” ucap Ayah Sandi dan mata Dede langsung berkaca – kaca..


“I.. i.. iya yah..” ucap Dede pelan..

“oke.. Ayah tutup dulu ya nak.. salam buat Karel, Panji dan Badai..” ucap Ayah Sandi..

“Iya yah..” jawab Dede dan Ayah Sandi langsung menutup Hpnya..

Kami berempat hanya bengong dan diam beberapa saat.. entah apa yang ada dipikiran kami masing – masing ini.. yang jelas, sekarang suasananya jadi canggung dan bingung..

“ngapain sih kalian ngumpul disini..? lama banget..” tiba – tiba suara Angger mengejutkan kami berempat..

Kami semuapun langsung melihat ke arah Angger yang berdiri tidak jauh dari kami, sambil mengemut permennya..

Bangsat.. sejak kapan Angger ada disini..? apa dia mendengar telpon dari Ayah Sandi barusan..? kalau gitu dia tau dong kalau penyakitnya sekarang makin parah..? tapi ga mungkin dia tau, buktinya dia santai aja dan gak merasa terpukul sama sekali.. gila.. gila..

Dan yang lebih gilanya lagi, dia berdiri dengan santainya.. dia tidak seperti orang yang habis kumat penyakitnya atau tidak seperti orang yang sedang menderita penyakit yang ganas.. bajingaannn..

“loh.. kok mas disini..?” tanya Dede dengan wajah herannya..

“emang aku harus dimana de..? harus tidur diranjang, terus dipasang infusan gitu..?” tanya Angger dan kami berempat hanya bengong saja..

“kalian ini kenapa sih lihatnya begitu..? kayak aku ini penyakitan aja..” ucap Angger dengan entengnya lalu dia mengemut permennya lagi..

“gila kamu itu..” ucap Karel sambil menggelengkan kepalanya pelan..

“anak – anak dimana..?” tanya Mas Panji ke Angger..

“tadi kusuruh pulang mas..” jawab Angger lalu berjalan meninggalkan kami dengan cueknya..

“terus kamu mau kemana..?” tanya Mas Panji lagi..

“mau kekosan lah mas.. emang mau kemana lagi..?” ucap Angger sambil menghentikan langkahnya dan melihat kearah kami, lalu berjalan lagi..

Bajingaannn.. enak banget ya ngomongnya..? kita yang sport jantung dari tadi, dia malah nyantai begitu.. kurang ajar culun ini..

Terus gimana dia bisa keluar dari ruang UGD..? emang dia gak ditahan sama perawatnya gitu..? gila memang manusia satu ini..

“tunggu de.. aku ikut kamu..” ucap Karel memanggil Angger lalu berjalan kearah Angger.. (Karel memanggil Angger dengan sebutan de juga..)

“aku bareng sama Angger ya..” ucap Mas Panji kepada Dede lalu menoleh kearahku..

“iya Om.. aku mau urus administrasinya dulu..” ucap Dede..

“aku temanin Dede mas..” sahutku dan Mas Panji hanya menganggukan kepala lalu menyusul Karel dan Angger..

Aku dan Dede pun berjalan kearah ruang UGD untuk menyelesaikan segala administrasinya..

“permisi mba.. saya mau menyelesesaikan administrasi pasien atas nama Gerhana Matahari Sandi..” ucap Dede kepada petugas administrasi yang menjaga..

“oh iya mas.. duduk dulu..” ucap Petugas jaga itu lalu membuka file yang ada dikomputernya..

Aku dan Dede pun langsung duduk sambil memandang wajah petugas yang terlihat cantik itu..

“biaya administrasinya sudah dilunasi mas..” jawab petugas itu sambil melihat kami bergantian..

“sudah lunas..? siapa yang lunasi mba..?” tanya Dede terkejut sambil melihat petugas itu lalu melihat kearahku..

“masa Ayah Sandi yang bayar de..?” ucapku yang juga terkejut..

“disini tertulis Ibu Tari Widya Anggraini..” jawab petugas itu..

“anjing.. tante Tari yang semalam..?” ucap Dede sambil mengerutkan kedua alisnya..

“kok bisa..?” tanyaku..

“ya bisalah mas.. ini buktinya sudah lunas..” ucap petugas itu lalu tersenyum dengan manisnya..

“astaga..” ucap Dede lalu berdiri..

“terimakasih mba..” ucapku kepada penjaga itu..

“iya mas..” jawab petugas itu..

“oh iya.. terimakasih mba..” ucap Dede lalu membalikkan tubuhnya dan keluar dari ruang UGD..

Akupun langsung menyusul Dede keluar ruangan ini..

“terus mau kemana kita De..?” tanyaku..

“pulanglah Bang.. bisa gila aku kalau lama – lama disini..? ” ucap Dede sambil mengeluarkan bungkusan rokoknya, ketika kami sampai dibagian luar rumah sakit.. Dede lalu membakar rokoknya dan menghisapnya..

“gak cariin tante Tari dulu..?” tanyaku sambil menadahkan tanganku dan meminta rokok Dede..

“untuk apa..?” tanya Dede sambil menyerahkan bungkusan rokoknya, lalu menghisap rokoknya dalam – dalam..

“emang kamu gak mau ngucapin terimakasih..?” ucapku lalu aku membakar rokok yang kuambil sebatang dari bungkusnya tadi..

“terus mau cari kemana kita..?” tanya Dede..

“iya.. ya.. hehehe..” ucapku lalu tersenyum dan menghisap rokokku..

“jadi beneran langsung pulang..? ga cari makan dulu..?” tanyaku..

“iya sudah Bang, kita cari makan aja dulu.. perutku pusing, kepalaku lapar, bijiku bergetar, terus tanganku cenut – cenut..” ucap Dede..

“anjing..” makiku dan memang kami belum sarapan dari pagi tadi..

“kita makannya dicafe yang ada dipusat kota aja ya..” ajakku..

“ayolah.. tapi jalan aja ya bang, sekalian cari udara segar..” ucap Dede..

“bangsat.. jauhnya café itu.. mana ini sudah jam sebelas lagi..” protesku..

“sudahlah Bang.. sekali – kali ngeluarin keringat, masa keluarin pejuh terus sih..?” ucap Dede dengan entengnya, lalu berjalan duluan..

“taik kamu itu de..” ucapku dan aku menyusul Dede berjalan disebelahnya..

Bajingan Dede ini.. kenapa juga mau jalan kaki kekafe yang ada dekat pusat kota..? jaraknya jauh banget dan cuacanya panas benget cuukk.. dan gobloknya aku, kenapa juga aku mau ngikutin jalan kaki..? kenapa aku gak pesan taksi online aja..? pasti Dede naik juga dan gak mungkin jalan sendirian.. anjingg..

Kamipun akhirnya berjalan kaki dengan diiringi sengatan matahari yang ada diatas kepala.. kami tidak terlalu banyak berbicara dan kami hanya berjalan, sambil menikmati hisapan rokok masing – masing..

Dan setelah perjalanan yang cukup melelahkan dan menguras keringat, akhirnya kami sampai juga dicafe yang kami tuju.. kami berdua berdua langsung duduk dibagian luar café dan beberapa saat kemudian, seorang pelayan datang menghampiri kami.. setelah mencatat pesanan kami, pelayanpun itu masuk kedalam café..

“Bang..” ucap Dede sambil mengkodeku, untuk melihat bangunan disebelah café..

Hegor tattoo.. sebuah tulisan tertulis dikaca bangunan itu..

“anjing.. ini tempat yang dibicarakan dikosan kita hari itukan..?” tanyaku dan Dede langsung menganggukan kepalanya..

“tapi masih tutup bang..” jawab Dede dan memang bangunan itu tertutup rapat..

“bangsaatt.. kok kita masih belum dapat info tentang mereka sih De..? hebat sekali BD itu..” tanyaku dan Dede langsung mengalihkan pandangannya kearah dalam café..

“kelihatannya setelah ini, kita harus cari sendiri info tentang mereka De.. kita tanya aja orang disekitar sini, tentang pemilik bangunan itu.. siapa tau kita dapat infonya dan membuka jalan kita untuk menemukan anggota BD..” ucapku dan Dede tidak merespon ucapanku.. Dede seperti sedang memperhatikan sesuatu didalam café ini, dengan sangat serius..

Aku lalu melihat kearah yang Dede lihat.. dan disana, seorang wanita cantik duduk sendiri dan sedang menikmati minumannya..

Bangsatt.. sempat – sempatnya dia memperhatikan wanita cantik dicafe ini.. dan bangsatnya lagi, dia nyuekin aku yang lagi bicara serius.. bajingaannn..

Aku lalu mengalihkan pandanganku kearah Dede.. wajahnya terlihat seperti sedang memendam sesuatu.. tatapannya terlihat menatap penuh dengan cinta, tapi juga ada kemarahan disitu.. ada apa dengan Dede dan siapa wanita yang diperhatikan itu..? apa wanita itu kekasihnya..? tapi gak mungkin.. kalau dia kekasihnya, Dede pasti mengenalkan kepadaku, jauh – jauh hari.. pasti wanita itu mantannya atau pernah dekat dengannya..

Dan tiba – tiba.. tatapan mata Dede terlihat makin tajam dan bola matanya perlahan mulai menghitam seluruhnya, lalu meredup dan menghitam lagi..

Ha..? ada apa ini..? kenapa tatapannya bisa berubah dan kenapa bisa dia emosi seperti ini..? aku lalu melihat kearah wanita itu lagi, dan disana dua orang laki – laki sedang duduk bersama wanita itu..

Bangsattt.. siapa dua laki – laki itu dan kapan dia datangnya..? tadikan wanita duduk sendirian..? pasti dua laki – laki itu yang membuat Dede emosi seperti ini.. Dede pasti lagi cemburu.. dia pasti cemburu sekali..

Waw.. asyik banget nih suasananya.. Kelihatannya enak juga siang – siang begini mematahkan hidung orang.. hehehehe..

“kita gak usah mencari jalan untuk menemukan anggota BD Bang.. sibangsat itu sudah datang sendiri..” ucap Dede kepadaku dengan suara yang berat dan tatapan yang sangat tajam sekali..

“maksudmu.. dua laki – laki – laki itu..” ucapku yang terkejut dan aku langsung melihat kearah dua orang laki – laki tadi..

“iya..” ucap Dede dan langsung berdiri..

Emosipun langsung menyambar kepalaku dan membuat kedua tanganku bergetar dengan hebatnya..







#cuukkk.. mulai semalam sampai siang ini, emosi perasaanku seperti dipermainkan saja.. dan sekarang, waktunya aku menggila dan meluapkan amarah yang terpendam.. aku haus darah dan aku butuh pelampiasan.. bajingaannn..
Wis pacen oye mas bro....kowe jos tenan...
Sing sehat yo
 
Hatur nuhun updatenya @Kisanak87 ... Walopun singkat, Cepat pulih seperti sediakala .. biar bisa update rutin...

Dan untuk para plagiat

aku gak tau apa yang ada dikepala para penjiplak itu.. bisa ya mereka menikmati uang dari hasil pikiran orang lain.. bisa ya mereka hidup tenang seperti itu, sementara uang yang dihasilkan itu, pasti banyak sumpah serapah dari sang pemilik cerita.. dimana otak mereka itu..?”

Cepat Mampus wahai para plagiat... gara2 kalian para penulis jadi males buat cerita
 
Alhamdulillah,,

Soga sehat selalu Ki'
BAGIAN 47
EMOSI DAN PERASAAN



Pop Angger


Gerhana Matahari Sandi



Hoaammmm.. nyam.. nyam.. nyam..

Aku menguap sambil merentangkan kedua tanganku dan menggeliatkan tubuhku, lalu setelah itu aku membuka kedua mataku perlahan.. pemandangan yang sangat mengejutkan pun, langsung mengejutkanku dan membuat kedua mataku terbuka dengan lebarnya..

Bajingann.. tempat apa ini..? kenapa aku bisa terbangun ditempat ini dan dengan posisi berdiri..? aku kan semalam tidur dikamarku..? gilaaaa..

“gimana le..?” ucap seseorang yang mengejutkanku dan aku langsung melihat kearahnya..

“Simbah..” ucapku yang terkejut ketika melihat orang tua yang memanggilku itu..

Dan dihadapanku sekarang, sesosok mahluk laki – laki tua berambut panjang serta memutih dan memakai jubah berwarna putih, menatapku dengan tatapan yang sangat tenang sekali.. mahluk ini adalah mahluk yang pernah menemui aku, ketika aku bermimpi tentang kematian Dinda waktu itu..

Gilaa.. kenapa lagi Simbah datang..? apa ada kabar duka lagi..? atau jangan – jangan malah aku yang dijemput.. guendeng ancene og..

“gak usah kaget gitu kenapa sih..?” ucap Simbah sambil mengerutkan kedua alisnya..

“bukan begitu mbah.. Simbah ini biasanya kalau datang, pasti bawa berita duka..” ucapku..

“kurang ajar kamu itu.. aku bawa kabar duka waktu itu, hanya kebetulan aja.. sebenarnya aku gak suka juga bawa berita duka sama kamu..” ucap Simbah lalu beliau mengeluarkan rokok kelobotnya dan membakarnya..

Akupun hanya menatap beliau dengan terheran – heran..

“kamu mau coba rokokku..?” ucap Simbah sambil menjulurkan rokok yang baru dibakarnya itu kepadaku..

“ogah.. kalau ada permen aku mau mbah..” tolakku dan sekarang nada bicaraku kubuat sesantai mungkin..

“hahaha.. keturunan Sandi yang satu ini memang aneh..” ucap Simbah sambil menggelengkan kepalanya, lalu menghisap rokoknya..

“kenapa datang mbah..? dan dimana aku ini..?” tanyaku sambil melihat kearah sekelilingku..

Aku sekarang berada disebuah tempat yang sangat asing dan tidak pernah aku datangi sebelumnya.. aku berada dipadang pasir yang sangat luas, gersang dan tandus sekali.. tidak ada tanaman atau mahluk hidup satupun yang ada disini.. tapi walaupun disini padang pasir, anehnya tidak ada sinar matahari yang sangat menyengat.. padahal sekarang keadaannya sangat terang benderang.. dimana matahari itu..? dan kenapa tidak ada panasnya disini..? guendeng ancene og..

“tempat apa ini ya ..?” ucap Simbah sambil melihat kearah sekeliling juga..

“jiancuukkk.. malah nanya balik..” gerutuku..

“hahahaha.. sudah sangat fasih sekali kamu memaki anak muda..” ucap Simbah sambil menatapku..

“sudah deh mbah.. tinggal jawab aja kok malah mengalihkan pembicaraan..” protesku..

“hahahaha.. sudah mulai terlihat sifat Sandi muda yang ada dikamu ya.. mesum, plin - plan masalah hati, suka memaki, suka berkelahi, emosian dan gak pernah berpikir jernih ketika menghadapi suatu masalah..”

“kurang mabuk sama rokoknya aja.. hahahaha..” ucap Simbah lalu tertawa..

“ha..? maksudnya apa mbah..? emang Ayahku seperti itu..?” tanyaku yang kebingungan..

“hahahaha.. sudahlah, gak usah dibahas..” jawab Simbah dengan entengnya lalu menghisap rokoknya..

“Simbah yang mulai duluan, kok sekarang malah gak usah dibahas sih..?” tanyaku yang sedikit emosi..

“hahahaha.. jangan emosilah..”

“mbah..” ucapku dengan melasnya dan Simbah langsung terdiam sambil menatapku..

Kami berdua saling diam beberapa saat dengan tetap saling berpandangan.. tatapan mata Simbah, makin lama terlihat menakutkan dan menyeramkan saja..

“tempat ini adalah tempat berkumpulnya seluruh mahluk ciptaanNya, sebelum menuju ke alam keabadian kelak le..” ucap Simbah..

“terus apa hubungannya sama aku mbah..? apa aku sekarang sudah mati dan berdiri ditempat ini lebih dulu, sebelum mahluk yang lain akan datang..?” tanyaku dengan herannya..

“ya gak gitu juga le.. kalau begitu cara pemikiranmu, berarti yang sudah mati pasti akan datang dan berkumpul disini duluan.. gak seperti itu dan belum saatnya semua mahluk ciptaanNya berkumpul disini..” ucap Simbah dan aku hanya mengerutkan kedua alisku..

“terus kenapa aku ada disini sekarang ini..?” tanyaku..

“tidak ada yang abadi didunia ini dan semua mahluk hidup akan mati..” jawab Simbah..

“kok gak nyambung gitu sih jawabannya..?” tanyaku yang bingung dengan ucapan Simbah barusan..

“aku sengaja biar kamu makin gila.. hahahahaha..” ucap Simbah lalu tertawa dengan senangnya..

“assuuu.. asuuuu..” makiku sambil menggelengkan kepala, lalu menduduk dan mengangkat wajahku lagi..

Simbahpun langsung tersenyum dengan sangat menggatelkan sekali..

“semua permasalahan kehidupan itu, pasti ada jalan keluarnya.. sama seperti Sang Pencipta yang menciptakan padang pasir seperti ini, pasti ada sumber mata airnya..” ucap Simbah..

Hiuuffttt.. huuuu.. mulai lagi bahas masalah kehidupan.. arrgghhhh.. bikin pusing kepala aja Simbah ini..

“apa orang yang pernah tersesat dan mati dipadang pasir seperti ini tau kalau disini ada mata airnya..? kalau ada yang tau seperti itu, gak ada orang yang mati dehidrasi mbah.. sama seperti orang yang mempunyai banyak permasalahan.. emang mereka semua pasti tau jalan keluarnya atau cara menyelesaikannya..? gak semua kan..? kalau semua mahluk ciptaanNya tau jalan keluar dari semua permasalahan, pasti tidak ada yang membunuh karena lapar.. pasti tidak ada mencuri, karena susu untuk anaknya habis.. pasti tidak ada yang korupsi, untuk mengenyangkan perutnya sendiri.. pasti tidak ada permainan hati yang membuat terbakar emosi..” ucapku dengan nada yang agak tinggi..

“itukan hanya quotes supaya kamu semangat dalam menyelesaikan masalahmu le..” jawab Simbah dengan santainya..

“jiancuukk.. emang orang bisa kenyang kalau dengar quotes yang bijak..? emang tenggorokan yang kering bisa langsung basah mendengar tetesan kata – kata yang manis..? gak akan bisa mbah.. hidup itu gak semudah bacotnya orang yang bisanya cuman bicara.. suruh mereka semua kepadang pasir ini, terus kasih sebotol air aja.. pasti jiwa bajingan mereka akan keluar dengan sendirinya dan mereka pasti akan saling membunuh, hanya untuk seteguk air yang ada dibotol.. dan itu sudah dipastikan, cuman kepalan tangan yang bisa menyelesaikan semua permasalahan..” ucapku dengan tegasnya.

“hanya orang yang otaknya berada disela – sela jari tangan aja, yang bicara seperti kamu itu.. kalau otaknya ada ditempurung kepalanya, pasti kata – kata itu tidak akan keluar.. hanya orang yang nafsunya ada telapak tangannya saja, yang bisa melakukan seperti yang kamu ucapkan itu.. kalau nafsunya itu ada dibawah hati dan pikirannya, gak akan semudah itu tetesan darah keluar dari mahluk seperti kamu..”

“gunakan pikiranmu, akalmu, nafsumu dan hatimu, dengan sebaik – baiknya.. kalau kamu bisa menguasainya, ketenangan akan mengikuti disisa perjalan hidupmu.. itupun kalau kamu punya pikiran, akal, nafsu dan hati.. kalau yang kamu punya cuman jasad yang gak berguna ini, mending kamu mati aja..” ucap Simbah yang langsung membuat gatal telingaku..

“ingatlah.. pikiran adalah caramu memandang segala semua permasalahan yang akan menghasilkan suatu rencana, tujuan dan keingingan.. akal yang akan membedakan mana yang baik dan mana yang benar.. nafsu yang mendorong untuk berbuat kebaikan atau keburukan.. dan terakhir hati, hati yang akan memutuskan mana yang akan kamu pilih..”

“jadi kamu pahamkan sekarang..?” ucap Simbah dan aku hanya menggelengkan kepalaku pelan..

“assuuu.. percuma aku bicara sampai menetes air liurku, tapi otakmu gak nyampai..” ucap Simbah mengomel..

“kok marah sih mbah..?” tanyaku..

“kamu itu polos atau pura – pura polos..? kamu itu punya otak le.. gunakanlah otakmu itu, untuk mencerna perkataanku ini.. kamu jangan seperti penjiplak karya orang yang gak punya otak itu.. orang yang capek – capek berpikir dan mengetik, dia enak tinggal copas terus cari duit dari hasil pikirannya orang lain..” ucap Simbah dan aku makin bingung dengan arah pembicaraan Simbah..

“mbah ini ngomong apa sih..? kok makin bingung aku..?” tanyaku..

“aku gak tau apa yang ada dikepala para penjiplak itu.. bisa ya mereka menikmati uang dari hasil pikiran orang lain.. bisa ya mereka hidup tenang seperti itu, sementara uang yang dihasilkan itu, pasti banyak sumpah serapah dari sang pemilik cerita.. dimana otak mereka itu..?” ucap Simbah yang terus mengomel..

“katanya Simbah tadi, mereka gak punya otak..?” tanyaku sekenanya..

“ya mereka sempat punya otak, tapi otaknya ada diselangkangan.. jadi kalau digosok waktu mandi, otaknya hilang dan hanyut bersama daki yang nempel di sela – sela selangkangannya..” ucap Simbah..

“jiancuukk.. kita ini bahas apa sih mbah..? kok gak jelas gini..?”

“sudahlah.. lupakan pembahasan tentang para penjiplak itu, kita bahas masalah kehidupanmu lagi.. jadi beneran kamu gak mengerti apa yang aku omongin tadi..?” tanya simbah dan aku hanya menggelengkan kepalaku lagi..

“assuuu..” maki Simbah sambil membuang rokok kelobotnya dan membalikkan tubuhnya dengan emosi..

“kok mbah marah..? terus mbah mau kemana..?” tanyaku dan Simbah langsung menoleh kearahku..

“kamu tau.. aku itu jarang berbicara serius seperti tadi, walaupun dengan Ayahmu.. karena aku tau, kamu dan Ayahmu itu sama – sama kepala batu dan susah mendengar omongan orang.. tunggu setelah kalian merasakan sendiri, baru kalian akan sadar.. dan bodohnya aku, kenapa juga aku masih mau bicara serius dan panjang lebar seperti tadi..? buang – buang waktu dan energiku aja.. jiancuukk..” maki Simbah dan aku langsung terkejut mendengar makian Simbah.. aku sampai terbengong menatap beliau pergi sambil menggerutu seperti itu..

Cuukkk.. terus sekarang aku harus bagaimana..? apa yang aku lakukan dipadang pasir yang tandus ini..? apa aku akan disini terus dan menunggu semua mahluk ciptaanNya akan berkumpul disini..? tapi kan kata Simbah tadi masih lama waktunya..? terus aku disini aja gitu..? aku gak pengen cari jalan keluar..? tapi jalan keluarnya lewat mana cuukkk..? bajingaannn..

Kenapa Simbah datang hanya untuk membuatku berpikir keras, tanpa memberikan aku jalan keluar..? kalau hanya untuk memberikan motivasi seperti tadi, sudah bosan aku mendengarnya.. lagian ucapan Simbah itu terlalu tinggi dan aku sulit mencernanya dalam kondisi seperti ini.. dalam keadaan normal saja, aku pasti berpikir keras dengan ucapan Simbah.. apalagi dalam kondisi aku yang banyak pikiran seperti ini.. guendeng ancene og..

Tapi ngomong – ngomong.. gimana kondisi Kak Dana ya..? apa beneran Kak Dana hamil..? terus gimana kondisi Lia..? apa dia beneran bunuh diri..? atau itu semua hanya mimpi saja..? terus padang pasir yang ada dihadapanku ini, beneran atau hanya mimpi juga..? ahhh.. bisa gila beneran aku..

“makanya keluarin pejuhmu itu, jangan dipendam terus.. emang kamu mau membuat batu kristal..? ayolah ngger.. setelah kamu keluarin, pasti agak ringan pikiranmu..” sebuah suara terdengar dari arah belakangku dan aku sangat hafal sekali suara ini.. itu suara Pakde Jago.. bajingaannn..

“astagaaaa.. cobaan apa lagi ini..?” ucapku sambil menggelengkan kepalaku pelan, lalu membalikkan tubuhku dan melihat kearah Pakde Jago..

“halo anak culun yang nafsuan tapi pengecut.. gimana kabarmu..? hahahahaha..” ucap Pakde Jago lalu tertawa dengan suara yang sangat membangsatkan..

“assuuu.. asuuu..” makiku pelan..

“payah kamu itu ngger.. kamu gak seperti abangku yang perkasa dan berjiwa ksatria dihadapan wanita.. apa kamu itu lemah..? kamu itu ejakulasi dini..? atau nafsumu hanya ada dipikiranmu, tapi tidak ada tenaga untuk menyalurkannya..? dasar lemah..” ucap Pakde Jago mengejekku..

“maksudnya Pakde itu apasih..?” tanyaku dengan sedikit emosi..

“sudahlah.. bener kata Simbah tadi.. kamu itu emosian, tapi gak sesuai dengan kemampuanmu..” ejek Pakde Jago lagi..

“jiancuukkk..” makiku..

“woi Stepen.. kamu juga lemah kah..? kenapa kamu gak bisa membimbing mahluk culun satu ini..?” ucap Pakde Jago..

“bukan aku yang lemah Daddy.. masbro satu ini aja yang terlalu pengecut.. masa cuman main sama satu dara aja..? pusing aku Daddy..” jawab Stepen dibalik sempakku..

“banyak dara yang ada disekitarnya, masbro satu ini cuman berani ngecup bibir sama main tipis – tipis aja didada.. payah sekali Daddy.. payah..” ucap Stepen yang mengadu ke Ayahnya seperti anak kecil saja.. assuuu..

“aku juga heran sama siculun ini.. kenapa dia tidak seperti Ayahnya, yang cepat menyambar dan memanfaatkan situasi kalau sudah dekat sama betina.. kok lemah sekali dia..? kalau kamu gak bisa membimbingnya, kamu aku tatar lagi..?” ucap Pak de Jago kepada Stepen..

“aku gak selemah yang Daddy kira.. cuman masbronya aja yang terlalu pengecut..” elak Stepen..

Kurang ajar dua mahluk ini.. berani – beraninya mereka berdua menghinaku dihadapanku..? ingin sekali aku membalas mereka berdua, tapi kepalaku lagi gak bisa diajak berpikir.. jiancuukkk..

“aku juga bosan mendengar suara – suara sumbang para tukang colli yang bisanya hanya teriak Daddy..” ucap Stepen lagi..

“kalau masalah itu, kamu gak usah dengarin mereka.. peliharaan mereka itu sangat kecil sekali, omongan mereka aja yang terlalu besar.. cuekin ajalah..” ucap Pakde jago dengan entengnya..

“ohh.. begitu ya Daddy..? aku jadi punya pantun untuk mereka..”

“apa pantunmu Buddy..? tanya Pakde Jago..

Cukkk’i.. Buddy dan Daddy..? keren kali panggilan dua mahluk ini.. guendeng ancene og..

“moto ngantuk ditinggal mangan, iku manuk opo kuman..?” (mata ngantuk ditinggal makan, itu ‘burung’ apa kuman..?” ucap Stepen memulai pantunnya..

“iya memang seperti itu kenyataannya.. yang bikin kelihatan besar itu, karena jembutnya aja yang tebal.. jadi kalau mau pipis, mereka itu harus memilah – milah jembutnya, supaya ketemu peliharaannya.. hahahahaha..” ucap Pakde Jago lalu tertawa..

“moto ngantuk dipakani roti, iku manuk opo peniti..? hahahaha..” (mata ngantuk dikasih makan roti, itu ‘burung’ apa peniti..?” ucap Stepen berpantun lagi..

“hahahaha.. kamu tau Buddy, pasti punya mereka sekarang lagi kluget - kluget dibalik sempak.. hahahaha..” ejek Pakde Jago lagi..

“moto ngantuk turu jerami, iku manuk opo cacing kremi..? hahahahaha..” (mata ngantuk tidur dijerami, itu ‘burung’ apa cacing kremi..?) ucap Stepen yang pantunnya semakin ngeselin..

“hahahaha.. selain itu, punya mereka gak tahan lama.. terus kalau lagi coli, yang keluar bukan pejuh, tapi angin.. hahahahaha..”

“moto ngantuk ditinggal dolan.. iku manuk opo pentil ban..? hahahahaha..” (mata ngantuk dibawa jalan, itu ‘burung’ apa pentil ban..?”

“hahahahaha.. cukup Buddy.. cukup.. jangan dihina lagi.. biarkan mereka bahagia dengan daging kecil yang tumbuh diselangkangannya.. hahahahaha..”

“moto ngantuk nggowo sutil.. iku manuk opo kutil..? hahahahahah..” (mata ngantuk bawa sutil, Itu ‘burung’ apa kutil..?)

“hahahahaha..” Pakde Jago tertawa dengan senangnya..

Kurang ajar dua mahluk ini.. suka sekali mereka membully orang.. bajingaannn..

“kalian berdua bisa diam gak sih..? berisik banget..” omelku..

“moto ngantuk..” ucap Stepen terpotong..

“tidur pen.. tidur.. kamu ngantuk kok ngomel aja dari tadi..” ucapku..

“gak asyik kamu masbro.. biarkan lah aku berduet sama Daddy sejenak, aku mau menghabisi para tukang coli itu..”

“iya.. ganggu kesenangan orang aja Angger ini..” ucap Pakde Jago..

“kesenangan kan gak harus dengan cara membully Pakde..” ucapku..

“ya supaya tidak ada acara membully kami dan mereka, kamu tunjukan dong kejantananmu masbro..” sahut Stepen..

“aku bukan orang yang ekshibisionis..” jawabku..

“cuukkk.. memang susah bicara sama mahluk culun satu ini..” ucap Pakde Jago lalu membalikkan tubuhnya..

“mau kemana Pakde..?” tanyaku..

“minggat..” jawab Pakde Jago dengan emosinya..

Lalu tiba – tiba, aku merasa tanganku disentuh seseorang.. aku lalu melihat kekanan dan kekiri, tapi tidak ada orang disini.. sentuhan tangan itupun perlahan berubah menjadi seperti mengelus dengan sangat lembutnya..

Bangsaattt.. siapa yang menyentuhku ini..? aku kan disini sendiri..

“siapa kamu..? siapa..?” ucapku sambil menggelengkan kepalaku..

“mas.. mas..” terdengar suara seorang wanita yang sangat merdu sekali dan suara ini agak asing ditelingaku..

“SIAPA KAMU..? SIAPA..?” teriakku lalu tiba – tiba..

Gelap..


Plak.. plak.. plak..

Sebuah tamparan yang sangat pelan sekali terasa dipipiku.. akupun langsung membuka mataku perlahan.. pandanganku pun kabur dan perlahan mulai menerang.. terlihat langit – langit sebuah ruangan yang berwarna putih, tepat dihadapanku yang terbaring dikasur..

“dimana aku ini..?” ucapku dengan nafas yang sedikit agak cepat..

“dirumah sakit mas..” ucap seorang wanita yang ada didekatku dan aku langsung melihat kearah wajah wanita itu..

Cuukkk.. ini kan perawat cantik yang ketemu aku waktu itu, ketika aku mengantarkan Dinda dan juga Bulan..

Bajingaann.. berarti aku beneran dirumah sakit..? tapi kenapa aku bisa dibawa kesini..? aku sakit apa..? terus siapa yang membawa aku kesini..?

“aku sakit apa mba..? kok bisa aku disini..? siapa yang bawa aku..?” tanyaku lalu duduk perlahan..

Loh.. aku sehat dan tubuhku tidak sakit sama sekali, tapi kenapa bisa aku tidur disini..?

“yang bawa kesini adikmu dan teman – teman kosmu..” ucap perawat cantik itu lalu tersenyum dengan manisnya..

“terus aku sakit apa..?” tanyaku..

“belum tau.. hasilnya pemeriksaannya belum keluar..” jawab perawat itu..

“sejak kapan aku disini..?” tanyaku lagi..

“kamu itu kok bawel banget sih..?” ucap perawat itu..

“yang bawel siapa mba..? kan aku tanya aja..” ucapku lalu aku menurunkan kaki kiriku kelantai..

“mau kemana kamu mas..?” tanya perawat itu..

“mau pulanglah.. aku sehat kok..” jawabku..

“kalau kamu sehat, gak mungkin kamu dibawa kerumah sakit ini..” ucap perawat itu pelan tapi tegas.. kedua tangannya pun langsung dilipatkan didadanya, dan tatapannya berubah sedikit tajam kearahku tanpa senyum seperti tadi..

Gilaaa.. walaupun tatapannya tajam, tapi tidak mengurangi kecantikannya sedikitpun.. memang cantik perawat satu ini.. selain wajahnya putih, bibirnya tipis dan kemerahan.. itu kalau sempat aku kecup bibirnya, rasanya gimana ya..? uuhhhh.. pasti nikmat banget.. guendeng ancene og..

Tapi apa bisa aku kecup bibirnya..? mungkin bisa, bisa disuntik mati aku.. assuuu.. assuu..

Tapi entar dulu.. wajah perawat ini kok mirip banget sama Dinda ya..? yang membedakannya cuman kacamata.. Dinda pakai kacamata, perawat ini gak pakai kacamata.. itu saja..

“Angger mba..” tiba – tiba aku dengan kurang ajarnya, menjulurkan tangan kananku dan mengajaknya berkenalan..

Bajingaannn.. nekat banget ya aku..? gak takut disuntik mati nih..? tapi kalau dia mau suntik mati aku, aku ‘suntik’ duluan pakai pusakaku.. hahahahaha..

“eh..” ucapnya langsung terkejut dan menurunkan kedua tangannya, dari lipatan didadanya..

Perawat itu menatapku dengan tatapan yang sayu, lalu perlahan dia mengangkat tangan kanannya dan menyambut telapak tangan kananku dengan sangat lembut sekali..

Tapppp..

Gilaaa.. kulit tangannya lembut banget cuukkk.. selembut tatapan matanya ini.. assuuu..

“Gi.. Gi.. Gita.. Gita Ayu Anggraini..” ucapnya terbata..




Gita Ayu Anggraini



Huuuu.. suaranya merdu banget cuukkk.. suaranya aja enak didengar, apalagi rasa kecupannya.. apa gak langsung meleleh hati ini..?

“kamu cantik..” ucapku dengan refleknya..

“ha..” ucapnya terkejut, lalu melepaskan jabatan tangannya..

Gita terbengong dan terus menatapku.. aku membalas tatapannya dengan sangat dalam dan kulit pipinya langsung bersemu kemerahan.. gilaaa.. cantik banget cuukkk..

“dasar playboy..” ucapnya lalu mengalihkan pandangannya kearah yang lain..

Uhhhh.. kenapa kamu mengalihkan pandangan matamu Git..? kamu terjebak dengan tatapan mata orang ganteng ini ya..? kamu jatuh cinta sama aku kan..? kamu suka aku kan..? sama.. hahahaha..

Sama..? gak salah nih..? masa aku jatuh cinta lagi sih..? apa gak kurang wanita – wanita yang ada selama ini..? Kak Dana, Lia, Kayla, Bulan dan Rani..? belum lagi dengan Mba Ayu.. assuuu.. serakah banget sih aku..

Ini nih yang menambah permasalahan dikepalaku.. mudah jatuh cinta.. gilaaaaaa..

Sebelum jatuh cinta ini benar – benar merambat dan menguasai hatiku, lebih baik aku pergi secepatnya dari rumah sakit ini..

Aku lalu menurunkan kaki kananku juga kelantai, dan berdiri disebelah ranjang..

“kamu mau kemana ngger..?” ucap Gita dan dia sekarang sudah memanggil namaku..

“mau pergi Git.. aku gak mau lama – lama disini..” ucapku..

“hasil pemeriksaanmu masih diambil sama adikmu, jadi kamu jangan pergi dulu..” ucap Gita yang mencoba menahanku..

Jangan Git, jangan kamu tahan aku.. aku takut jatuh cinta beneran sama kamu.. aku mohon Git, biarkan aku pergi dari sini..

“gak apa – apa.. yang penting sekarang aku sehat..” ucapku lalu aku berjalan dengan cueknya, keluar dari ruang perawatan ini..

“ngger.. tunggu ngger..” ucap Gita dibelakangku, tapi aku tidak menghiraukannya..

Aku terus berjalan meninggalkannya, dengan hati yang makin lama makin berbunga – bunga.. gilaa..

Eiittsss.. kalau aku pergi dari rumah sakit ini, apa aku gak ditangkap security..? administrasinya pasti belum dilunasi sama Dede.. duhhh.. gimana ini..? ahhh.. lebih baik aku keruang administrasinya aja dulu dan menunggu disana..

“ngger..” panggil Gita yang terus mengikuti dibelakangku..

Aku terus berjalan dan berhenti dimeja administrasi..

“permisi mba..” ucapku kepada petugas administrasi yang berjaga..

“iya mas..” jawabnya lalu tersenyum..

“saya mau tanya tentang biaya administrasi atas nama..” ucapku terpotong..

“sudah lunas semua..” jawab Gita dibelakangku dan aku langsung terkejut mendengar ucapan Gita itu..

“siapa yang lunasi..? lagian kan hasil pemeriksaanku belum keluar dan pasti biayanya masih dihitung semua..” ucapku sambil menoleh kearah Gita..

“pokoknya sudah lunas..” jawab Gita..

“ya siapa yang lunasi Git..?” tanyaku..

“kakakku..” jawabnya..

“ha..? kakakmu..? kenapa kakakmu yang bayarin..?” tanyaku dengan herannya..

“tadi malam selain adikmu dan teman – temanmu yang mengantar, kakakku juga ikut..” jawab Gita yang makin membuat aku kebingungan..

“kok bisa..? ini gimana ceritanya sih..?” tanyaku lagi..

“ihhh.. kamu itu bawel.. nanti tanya aja sama adikmu..” ucap Gita yang makin membuatku kebingungan..

Ini ada apasih semalam..? kok bikin aku makin bingung seperti ini..? siapa kakak Gita dan kenapa bisa datang kesini, bareng sama Dede..? aahhhh.. bisa gila beneran aku.. assuuu.. assuuu..

Kenapa perasaan emosiku hari ini diputar – putar seperti ini..? bajingaannn..





Pop Badai



Badai Ihsan Narendra

Bangsatt.. kanker yang ada dikepala Angger sekarang sudah naik kestadium dua.. gilaa.. kenapa bisa seperti itu sih..? padahal kalau dilihat dari fisiknya, Angger itu baik – baik saja.. tapi siapa yang menyangka kalau didalam kepalanya, menyimpan suatu penyakit yang perlahan menggerogoti otaknya dan dia bisa meninggal kapan saja.. bajingaann..

Pantas saja kalau dia lagi kumat, kepalanya sampai dibenturkan didinding.. terkecuali tadi malam, dia ga membenturkan kepalanya didinding, tapi langsung pingsan.. aku gak bisa membayangkan bagaimana sakitnya yang diderita Angger, ketika sakit itu tiba.. pasti itu sangat membangsatkan sekali rasanya.. uhhhhh..

Dan entah kenapa aku sangat khawatir dengan kondisi Angger itu sih..? waktu dia pingsan aja, aku langsung reflek membopongnya.. ada apa dengan ku..? ikatan batin apa yang aku miliki sama siculun itu dan sama si Dede..? kenapa aku merasa sangat dekat sekali dengan mereka berdua..? ikatan batin inipun, makin lama makin terasa menguat.. apa ini karena pengaruh tattoo keluarga Jati yang ada didadaku..? bajingaann.. pertanyaan – pertanyaan ini selalu mendengung dikepalaku dan aku gak tau harus mencari kemana jawabannya.. gilaaa..

Sudahlah.. sekarang kita kembali lagi sama siculun itu..

Setelah selesai seluruh pemeriksaan.. suasana tegang kembali hadir menyelimuti kami.. Dede Gagah yang baru keluar dari ruang dokter, membawa kabar yang sangat buruk tentang perkembangan penyakit Angger.. penyakitnya makin berkembang dan naik ke stadium dua.. anjing banget..

Aku, Karel si bule, Mas Panji dan Dede, sampai tidak bisa berkata apa – apa.. kami berempat sekarang masih berdiri didepan ruang dokter, sedangkan semua penghuni kosan pondok merah masih di didepan ruang UGD menjaga Angger..

Kami berempat bingung dengan situasi ini dan kami semua bingung dengan apa yang akan kami lakukan setelah ini.. gila.. gila…




Gagah Irawan Sandi



Karel Van Gerrit


“jadi gimana de..?” tanyaku kepada Dede yang masih memegang dokumen yang diserahkan dokter tadi..

“gak tau aku Bang.. aku gak bisa berpikir..” ucap Dede dengan tatapan yang kosong.. dia masih terlihat sangat shock sekali..

“kalau bisa Angger jangan tau dulu de..” ucap Karel menyahut..

“ya pasti lah Mas..” jawab Dede singkat..

“Ayah sama Bundamu bagaimana..?” tanya Mas Panji..

“hiuufftttt.. huuuuu..” Dede hanya menarik nafas dalam – dalam lalu tertunduk..

“lebih baik kamu beritahu secepatnya..” ucap Mas Panji sambil menepuk pundak Dede pelan..

“aku gak tega Om.. pasti Bunda sedih banget kalau tau ini semua..” ucap Dede dengan mata yang berkaca – kaca..

“kalau Ayah dan Bundamu tau dari orang lain, apa mereka gak makin sedih..?” ucap Mas Panji dan Dede langsung terdiam sambil menatap kearah Mas Panji..

Kasihan sekali aku melihat wajah Dede itu, wajah Dede makin terlihat sedih dan juga bingung.. seandainya aku diposisinya pun, aku pasti tidak akan bisa mengabarkan kabar yang sangat membangsatkan ini.. ahh.. gilaaa..

“iya de.. kabarilah secepatnya..” ucap Karel sambil mengangguk dan mencoba menguatkan Dede..

“hiuufftttt.. huuuuu..” Dede kembali menarik nafasnya dalam – dalam, lalu mengeluarkannya perlahan..

Dede lalu memasukkan tangannya dikantong depan celananya, lalu mengambil Hpnya..

KRING.. KRING.. KRING..

Bunyi nada dering Dede, sebelum dia menelpon Ayahnya..

“A.. A.. Ayah..” ucap Dede terbata dan wajah yang panik, sambil memperlihatkan layar Hpnya ke Mas Panji..

Gilaa.. apa Ayah Sandi tau kalau Angger masuk rumah sakit..? tapi tau dari mana..? kami semua belum ada yang menginformasikan kepada beliau..

KRING.. KRING.. KRING..

“angkat de..” ucap Mas Panji dengan wajah yang terlihat sedikit panic juga..

“load speaker de.. entar aku bantu bicara..” sahut Karel dan Dede langsung menganggukkan kepalanya pelan..

KRING.. KRING.. KRING..

“ha.. ha.. halo yah..” ucap Dede lalu meload speaker Hpnya..

“halo nak..” ucap Ayah Sandi dengan sangat tenangnya..

Hiuuffttt.. huuuu.. kenapa aku mendengar suara Ayah Sandi kok tenang banget ya.. aku yang panic dari tadi malam, sekarang seperti merasa dibuai oleh suara beliau.. suara beliau yang lembut itu, bisa menenangkan dan meneduhkan hati yang gak karuan ini..

Gilaaa.. enak banget ya jadi Angger dan Dede yang mempunyai Ayah seperti Ayah Sandi ini.. bukannya aku tidak bersyukur dengan Ayahku sendiri, tapi jujur aku iri dengan mereka berdua.. bajingann..

“ii.. i.. iya.. yah..” ucap Dede dengan wajah yang makin terlihat panic sekali..

Aku, Mas Panji dan Karel saling berpandangan.. Mas Panji pun langsung mengelus dan menenangkan Dede..

“ada apa nak..? kok Dede gugup gitu..?” tanya Ayah Sandi..

“a.. a.. anu yah..” jawab Dede sambil melihat kami bertiga bergantian..

“tenangkan dirimu nak, Mas mu akan baik – baik saja.. percaya sama Ayah..” ucap Ayah Sandi dan itu membuat kami berempat langsung terkejut..

Ha..? Ayah Sandi beneran tau kalau Angger sekarang lagi dirumah sakit..? tau dari mana..? Ayah Sandi tau juga kah kalau kanker otaknya Angger naik kestadium dua..? tapi kenapa beliau kok bisa tenang dan santai seperti ini..?

“A.. A.. Ayah tau kalau Mas Angger dirumah sakit..?” tanya Dede..

“tau..” jawab Ayah Sandi singkat..

“apa Ayah tau kondisi terakhir Mas Angger..?”

“tau..” jawab Ayah Sandi singkat..

“Ayah tau kalau kanker Mas Angger naik kestadium dua..?” tanya Dede dengan suara pelan dan takut.

“tau..”

“ha..?” ucap Dede yang kebingungan

“tenanglah nak.. jangan panik dan bingung seperti itu..”

“bagaimana Dede ga bingung dan panic yah..? Mas Angger makin parah yah.. makin parah..” ucap Dede dan sekarang terlihat sedikit emosi

“apa kepanikanmu itu bisa menyembuhkan penyakit Mas Angger nak..? apa kebingunganmu bisa merubah semuanya..? apa dengan emosi semua masalah bisa selesai..?” tanya Ayah Sandi dan kami berempat langsung saling berpandangan lalu menunduk..

“nak.. apapun permasalahan yang Dede hadapi, hadapilah dengan pikiran yang tenang.. bukan cuman Dede aja, tapi juga Panji, Karel dan Badai.. kalian itu pemuda yang hebat dan cerdas, jadi gunakan kehebatan dan kecerdasan kalian itu dengan sebaik – baiknya, tanpa emosi yang mempengaruhi..” ucap Ayah Sandi dan kami berempat langsung mengangkat kepala dan saling berpandangan lagi..


Gilaaaa.. luar biasa sekali Ayah Sandi ini.. Beliau bisa tenang walaupun ini bukan kejadian yang biasa.. dan hebatnya lagi, Beliau tau semua kejadian yang ada dikota ini, termasuk kehadiranku, Karel dan Mas Panji yang tidak bersuara sama sekali dari tadi.. wawwww..

“ja.. jadi yah..?” ucap Dede terbata lagi..

“tenangkan pikiranmu nak.. masalah Bundamu, biarkan Ayah yang akan memberitahunya..” ucap Ayah Sandi..

“untuk masalah penyakit Mas Angger, kita berpikiran positif aja.. Masmu itu orang yang kuat dan tangguh.. dia pasti akan bisa melawan penyakitnya itu sendiri dan dia pasti bisa mengalahkannya..”

“Eyang Anjanimu dan seseorang yang akan mendampinginya, pasti akan membantu Masmu untuk kesembuhannya..”


“seseorang yang akan mendampinginya..? siapa yah..?” tanya Dede..

“sudahlah, tidak usah dibahas.. yang penting tenangkan pikiranmu saat ini dan jangan menunjukkan wajah panic didepan Masmu.. Mas Angger sudah berusaha melawan penyakitnya, masa Dede mau melemahkan..?” ucap Ayah Sandi dan terlihat wajah Dede berangsur mulai terlihat tenang..

“jangan patahkan semangat Masmu yang ingin sembuh nak.. tegakkan kepalamu dan berikan senyumanmu untuk menambah kekuatan Masmu..” ucap Ayah Sandi dan mata Dede langsung berkaca – kaca..


“I.. i.. iya yah..” ucap Dede pelan..

“oke.. Ayah tutup dulu ya nak.. salam buat Karel, Panji dan Badai..” ucap Ayah Sandi..

“Iya yah..” jawab Dede dan Ayah Sandi langsung menutup Hpnya..

Kami berempat hanya bengong dan diam beberapa saat.. entah apa yang ada dipikiran kami masing – masing ini.. yang jelas, sekarang suasananya jadi canggung dan bingung..

“ngapain sih kalian ngumpul disini..? lama banget..” tiba – tiba suara Angger mengejutkan kami berempat..

Kami semuapun langsung melihat ke arah Angger yang berdiri tidak jauh dari kami, sambil mengemut permennya..

Bangsat.. sejak kapan Angger ada disini..? apa dia mendengar telpon dari Ayah Sandi barusan..? kalau gitu dia tau dong kalau penyakitnya sekarang makin parah..? tapi ga mungkin dia tau, buktinya dia santai aja dan gak merasa terpukul sama sekali.. gila.. gila..

Dan yang lebih gilanya lagi, dia berdiri dengan santainya.. dia tidak seperti orang yang habis kumat penyakitnya atau tidak seperti orang yang sedang menderita penyakit yang ganas.. bajingaannn..

“loh.. kok mas disini..?” tanya Dede dengan wajah herannya..

“emang aku harus dimana de..? harus tidur diranjang, terus dipasang infusan gitu..?” tanya Angger dan kami berempat hanya bengong saja..

“kalian ini kenapa sih lihatnya begitu..? kayak aku ini penyakitan aja..” ucap Angger dengan entengnya lalu dia mengemut permennya lagi..

“gila kamu itu..” ucap Karel sambil menggelengkan kepalanya pelan..

“anak – anak dimana..?” tanya Mas Panji ke Angger..

“tadi kusuruh pulang mas..” jawab Angger lalu berjalan meninggalkan kami dengan cueknya..

“terus kamu mau kemana..?” tanya Mas Panji lagi..

“mau kekosan lah mas.. emang mau kemana lagi..?” ucap Angger sambil menghentikan langkahnya dan melihat kearah kami, lalu berjalan lagi..

Bajingaannn.. enak banget ya ngomongnya..? kita yang sport jantung dari tadi, dia malah nyantai begitu.. kurang ajar culun ini..

Terus gimana dia bisa keluar dari ruang UGD..? emang dia gak ditahan sama perawatnya gitu..? gila memang manusia satu ini..

“tunggu de.. aku ikut kamu..” ucap Karel memanggil Angger lalu berjalan kearah Angger.. (Karel memanggil Angger dengan sebutan de juga..)

“aku bareng sama Angger ya..” ucap Mas Panji kepada Dede lalu menoleh kearahku..

“iya Om.. aku mau urus administrasinya dulu..” ucap Dede..

“aku temanin Dede mas..” sahutku dan Mas Panji hanya menganggukan kepala lalu menyusul Karel dan Angger..

Aku dan Dede pun berjalan kearah ruang UGD untuk menyelesaikan segala administrasinya..

“permisi mba.. saya mau menyelesesaikan administrasi pasien atas nama Gerhana Matahari Sandi..” ucap Dede kepada petugas administrasi yang menjaga..

“oh iya mas.. duduk dulu..” ucap Petugas jaga itu lalu membuka file yang ada dikomputernya..

Aku dan Dede pun langsung duduk sambil memandang wajah petugas yang terlihat cantik itu..

“biaya administrasinya sudah dilunasi mas..” jawab petugas itu sambil melihat kami bergantian..

“sudah lunas..? siapa yang lunasi mba..?” tanya Dede terkejut sambil melihat petugas itu lalu melihat kearahku..

“masa Ayah Sandi yang bayar de..?” ucapku yang juga terkejut..

“disini tertulis Ibu Tari Widya Anggraini..” jawab petugas itu..

“anjing.. tante Tari yang semalam..?” ucap Dede sambil mengerutkan kedua alisnya..

“kok bisa..?” tanyaku..

“ya bisalah mas.. ini buktinya sudah lunas..” ucap petugas itu lalu tersenyum dengan manisnya..

“astaga..” ucap Dede lalu berdiri..

“terimakasih mba..” ucapku kepada penjaga itu..

“iya mas..” jawab petugas itu..

“oh iya.. terimakasih mba..” ucap Dede lalu membalikkan tubuhnya dan keluar dari ruang UGD..

Akupun langsung menyusul Dede keluar ruangan ini..

“terus mau kemana kita De..?” tanyaku..

“pulanglah Bang.. bisa gila aku kalau lama – lama disini..? ” ucap Dede sambil mengeluarkan bungkusan rokoknya, ketika kami sampai dibagian luar rumah sakit.. Dede lalu membakar rokoknya dan menghisapnya..

“gak cariin tante Tari dulu..?” tanyaku sambil menadahkan tanganku dan meminta rokok Dede..

“untuk apa..?” tanya Dede sambil menyerahkan bungkusan rokoknya, lalu menghisap rokoknya dalam – dalam..

“emang kamu gak mau ngucapin terimakasih..?” ucapku lalu aku membakar rokok yang kuambil sebatang dari bungkusnya tadi..

“terus mau cari kemana kita..?” tanya Dede..

“iya.. ya.. hehehe..” ucapku lalu tersenyum dan menghisap rokokku..

“jadi beneran langsung pulang..? ga cari makan dulu..?” tanyaku..

“iya sudah Bang, kita cari makan aja dulu.. perutku pusing, kepalaku lapar, bijiku bergetar, terus tanganku cenut – cenut..” ucap Dede..

“anjing..” makiku dan memang kami belum sarapan dari pagi tadi..

“kita makannya dicafe yang ada dipusat kota aja ya..” ajakku..

“ayolah.. tapi jalan aja ya bang, sekalian cari udara segar..” ucap Dede..

“bangsat.. jauhnya café itu.. mana ini sudah jam sebelas lagi..” protesku..

“sudahlah Bang.. sekali – kali ngeluarin keringat, masa keluarin pejuh terus sih..?” ucap Dede dengan entengnya, lalu berjalan duluan..

“taik kamu itu de..” ucapku dan aku menyusul Dede berjalan disebelahnya..

Bajingan Dede ini.. kenapa juga mau jalan kaki kekafe yang ada dekat pusat kota..? jaraknya jauh banget dan cuacanya panas benget cuukk.. dan gobloknya aku, kenapa juga aku mau ngikutin jalan kaki..? kenapa aku gak pesan taksi online aja..? pasti Dede naik juga dan gak mungkin jalan sendirian.. anjingg..

Kamipun akhirnya berjalan kaki dengan diiringi sengatan matahari yang ada diatas kepala.. kami tidak terlalu banyak berbicara dan kami hanya berjalan, sambil menikmati hisapan rokok masing – masing..

Dan setelah perjalanan yang cukup melelahkan dan menguras keringat, akhirnya kami sampai juga dicafe yang kami tuju.. kami berdua berdua langsung duduk dibagian luar café dan beberapa saat kemudian, seorang pelayan datang menghampiri kami.. setelah mencatat pesanan kami, pelayanpun itu masuk kedalam café..

“Bang..” ucap Dede sambil mengkodeku, untuk melihat bangunan disebelah café..

Hegor tattoo.. sebuah tulisan tertulis dikaca bangunan itu..

“anjing.. ini tempat yang dibicarakan dikosan kita hari itukan..?” tanyaku dan Dede langsung menganggukan kepalanya..

“tapi masih tutup bang..” jawab Dede dan memang bangunan itu tertutup rapat..

“bangsaatt.. kok kita masih belum dapat info tentang mereka sih De..? hebat sekali BD itu..” tanyaku dan Dede langsung mengalihkan pandangannya kearah dalam café..

“kelihatannya setelah ini, kita harus cari sendiri info tentang mereka De.. kita tanya aja orang disekitar sini, tentang pemilik bangunan itu.. siapa tau kita dapat infonya dan membuka jalan kita untuk menemukan anggota BD..” ucapku dan Dede tidak merespon ucapanku.. Dede seperti sedang memperhatikan sesuatu didalam café ini, dengan sangat serius..

Aku lalu melihat kearah yang Dede lihat.. dan disana, seorang wanita cantik duduk sendiri dan sedang menikmati minumannya..

Bangsatt.. sempat – sempatnya dia memperhatikan wanita cantik dicafe ini.. dan bangsatnya lagi, dia nyuekin aku yang lagi bicara serius.. bajingaannn..

Aku lalu mengalihkan pandanganku kearah Dede.. wajahnya terlihat seperti sedang memendam sesuatu.. tatapannya terlihat menatap penuh dengan cinta, tapi juga ada kemarahan disitu.. ada apa dengan Dede dan siapa wanita yang diperhatikan itu..? apa wanita itu kekasihnya..? tapi gak mungkin.. kalau dia kekasihnya, Dede pasti mengenalkan kepadaku, jauh – jauh hari.. pasti wanita itu mantannya atau pernah dekat dengannya..

Dan tiba – tiba.. tatapan mata Dede terlihat makin tajam dan bola matanya perlahan mulai menghitam seluruhnya, lalu meredup dan menghitam lagi..

Ha..? ada apa ini..? kenapa tatapannya bisa berubah dan kenapa bisa dia emosi seperti ini..? aku lalu melihat kearah wanita itu lagi, dan disana dua orang laki – laki sedang duduk bersama wanita itu..

Bangsattt.. siapa dua laki – laki itu dan kapan dia datangnya..? tadikan wanita duduk sendirian..? pasti dua laki – laki itu yang membuat Dede emosi seperti ini.. Dede pasti lagi cemburu.. dia pasti cemburu sekali..

Waw.. asyik banget nih suasananya.. Kelihatannya enak juga siang – siang begini mematahkan hidung orang.. hehehehe..

“kita gak usah mencari jalan untuk menemukan anggota BD Bang.. sibangsat itu sudah datang sendiri..” ucap Dede kepadaku dengan suara yang berat dan tatapan yang sangat tajam sekali..

“maksudmu.. dua laki – laki – laki itu..” ucapku yang terkejut dan aku langsung melihat kearah dua orang laki – laki tadi..

“iya..” ucap Dede dan langsung berdiri..

Emosipun langsung menyambar kepalaku dan membuat kedua tanganku bergetar dengan hebatnya..







#cuukkk.. mulai semalam sampai siang ini, emosi perasaanku seperti dipermainkan saja.. dan sekarang, waktunya aku menggila dan meluapkan amarah yang terpendam.. aku haus darah dan aku butuh pelampiasan.. bajingaannn..
 
Matur thank you Ki, semoga tetap semangat sampai tuntas tas tas tas, walaupun karya di plagiat para tong kosong yg nyaring bunyinya. Mantap menu makan siang hari ini, ditunggu kelanjutannya makan sahur nya buat Senin. Lanjutkan sampai tuntas tas tas 👍👍👍
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd