Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT M A T A H A R I 2

Status
Please reply by conversation.
BAGIAN 38
‘KESENANGAN HATI’









Wis sakmestine ati iki nelongso (Sudah semestinya hati ini sedih)
Wong seng tak tresnani mblenjani janji (Orang yang kucintai mengingkari janji)
Opo ora eling naliko semono (Apa kau tak ingat waktu itu)
Kebak kembang wangi jroning dodo (Penuh bunga wangi dalam dada)


Kepiye maneh iki pancen nasibku (Bagaimana lagi, nasibku memang seperti ini)
Kudu nandang loro kaya mengkene (Harus menanggung sakit seperti ini)
Remok ati iki yen eling janjine (Hancur hati ini kalau ingat janjinya)
Ora ngiro jebulmu lamis wae (Tak mengira hanya manis di bibir saja)


Gek opo salah awakku iki (Apa ada salah diriku ini)
Kowe nganti tego mblenjani janji (Kau sampai tega mengingkari janji)
Opo mergo kahanan uripku iki (Apa karena keadaan hidupku ini)


Mlerat bondo seje karo uripmu (Miskin harta benda dibanding hidupmu)
Aku nelongso mergo kebacut tresno (Aku merana karena terlanjur cinta)
Ora ngiro saikine cidro (Tak menyangka kini ku terluka)




Pov Gagah..

Alunan lagu The Godfather Of Brokenheart yang aku dengar di desa Jati Luhur ketika akan berangkat tadi, membuat kenangan akan Mita terbayang - bayang dikepalaku lagi.. dan lagu yang terdengar syahdu itupun, membuat ‘kesenangan hatiku’ terusik lagi.. bajingaannn.. wajah Mita seperti menggantikan bintang video klip lagu itu, dan Mita menari – nari dipikiranku selama perjalanan ini..

Anjing.. kenapa bisa aku kepikiran Mita lagi sih..? apa karena emosiku sekarang ini sedang diatas kepala, jadi aku teringat lagi wanita yang pernah dan masih kucintai itu.. bangsaattt..

Dan satu kalimat yang membuat ‘kesenangan hatiku’ kembali bergejolak.. D I S E L I N G K U H I.. uuhhhhh.. setiap mengingat kalimat itu, hatiku selalu deg – degan dan bijiku serasa diremas aja.. bangsaattt.. Aku diselingkuhi bro.. aku diselingkuhi.. anjing ga..? wanita yang aku cintai dengan sepenuh hatiku itu, bermain dibelakangku.. bajingann.. jadi curhat lagi kan akunya.. anjinglah..

Kenapa sih aku harus teringat hal itu lagi..? kenapa..? padahal aku sudah melupakan kejadian itu.. aku melupakannya ketika terakhir bertemu dengannya, di hari terakhir orientasi dikampusku. tapi entah kenapa, ketika aku mendengar lagu cidro tadi, aku teringat lagi kisah yang sangat membangsatkan itu.. bajingaannn..

Wis tak coba nglaliake.. jenengmu soko atiku.. (Sudah tak coba untuk melupakan.. nama mu dari hatiku)

Sak tenane aku ora ngapusi.. isih tresno sliramu.. (Sebenarnya aku tidak menipu.. masih mencintai dirimu..)


Dan sekarang giliran lagu sewu kuto yang bermain dikepalaku.. gilaa.. gilaaa.. dirimu memang ‘gila’ Father.. kenapa kau ciptakan lirik – lirik yang sangat menggatelkan seperti ini Father..? kenapa..? apa dirimu sengaja membuat kami menangis, lalu dirimu tersenyum menggatelkan gitu..? aarrgghhhhhh.. oke.. oke kalau itu memang tujuanmu.. Father akan melihatku mengeluarkan air mata, ketika konsermu digelar dikota ini lagi.. tapi bolehkan menangisnya sambil bergoyang..? aaahhhhh.. gilaaaa..

Sekarang kembali lagi keduniaku.. dari semua kisah cintaku yang membangsatkan ini, satu orang yang harus menanggung semuanya.. siapa lagi kalau bukan Purnama.. aku sudah menantikan kesempatan untuk berduel dengan sibangsat itu.. dan..

Wooo.. wooo.. wooo.. akhirnya kesempatan untuk berduel dengan Purnama datang juga.. semesta seperti membukakan jalan bagiku, lewat kejadian pembantaian Mas Kenzie dan Mas Ian.. kami dari pondok merah harus membalas itu.. terlepas black house itu bagian dari BD atau enggak, enggak ada urusan.. mereka sudah berani mengusik kami dan mereka harus menanggungnya.. dan aku tegaskan sekali lagi.. harus aku yang duel dengan Purnama, tidak boleh yang lain..

Aku sudah gak sabar menunggu hari ini.. aku ingin mengeluarkan kekentalan darah dari mulutnya atau pun dari hidungnya.. kalau perlu dari telinganya juga sekalian.. manusia sekurang ajar dia, harus aku tumbangkan dengan darahnya yang keluar dari seluruh wajahnya.. bangsatt.. aku ingin mengeluarkan ‘kesenangan hatiku’ saat ini juga..

Bagiku ini bukan saja hanya sekedar masalah cinta yang ditelikung, atau masalah persahabatan dan kekeluargaan yang diusik.. bukan hanya masalah itu.. tapi ada masalah yang lebih utama, yaitu harga diri.. harga diri seorang Gagah Irawan Sandi yang dinjak – injak oleh sibangsat itu.. karena bagiku, wanita dan juga sahabatku adalah harga diriku.. kalau wanita itu direbut dan sahabatku disakiti, sama aja dia menghina aku.. anjing banget..

Tapi dibalik semua ini, aku suka sekali Purnama membuat masalah pada saat seperti ini.. dia membuat masalah disaat yang tepat.. disaat kami semua butuh pelampiasan dari emosi yang menggila ini.. dia berani mengusik keluarga pondok merah.. bajingaannn..

Dan satu lagi yang ada dipikiranku, kalau seandainya Purnama dan Black House bener – bener ada hubungannya dengan BD.. bukan hanya darahnya yang akan aku keluarkan dari tubuhnya.. tapi nyawanya juga yang akan aku keluarkan dari tubuhnya.. bangsaatttt..

Aku sudah gak sabar untuk sampai di Pondok Merah.. kalau bukan karena Om Panji menyuruh aku dan Bang Badai kekosan terlebih dahulu.. mungkin kami berdua langsung menuju ke Black House.. anjing.. anjing.. Dan sekarang aku memacu sisemok dengan kencangnya.. Bang Badai pun duduk dengan tenangnya dibelakangku..

Bang Badai.. hiuffttt.. huuuuu.. berbicara masalah Bang Badai, luar biasa banget lah pokoknya.. gilaa.. kenapa Bang Badai jadi misterius banget ya seharian ini..? bukan hanya Bang Badai, sikap seluruh keluarga besarku juga sangat aneh terhadap Bang Badai.. mulai dari Ayah, Mbah Gito, Mbah Darmi, Mbah Pandu, sampai Eyang Anjani juga bersikap sangat aneh sekali.. ada apa sih dengan mereka semua..? apa ada rahasia yang tersimpan dan mereka jaga dari aku..? entahlah… tapi aku yakin pasti ada sesuatu dibalik sikap misterius mereka semua.. entah apa itu..

Dan itu semua bermula ketika Bang Badai bertemu dengan Ayah.. pertemuan itu seperti pertemuan Ayah dan Anak, yang baru bertemu setelah sekian lama berpisah.. gilaaa.. dan aku sangat terkejut dengan kondisi ini.. tapi entah kenapa aku tidak merasakan cemburu ketika Ayah lebih perhatian ke Bang Badai.. aku justru kasian dengan Bang Badai.. dia seperti sangat merindukan pelukan Ayahnya, sampai Bang Badai melampiaskannya kepada Ayahku.. dan Bang Badai seperti larut dengan ‘kesenangan hatinya’..

Dan yang lebih wah lagi, ketika Ayah menyuruh Bang Badai memanggil Ayah dengan panggilan Ayah.. gilaaa.. akupun merasakan kebahagian yang luar biasa.. aku yang ketika pertama kali melihat Bang Badai langsung memiliki ikatan batin, hari ini ikatan itu makin terasa erat sekali.. dan sekarang aku seperti memiliki dua orang kakak.. Mas Angger dan Bang Badai..

Apalagi ketika Ayah meminta Bang Badai untuk ditatto keluarga Jati.. waw.. kaget, dan penuh tanda tanya.. itu yang aku rasakan pertama kali.. bukannya aku gak setuju Bang Badai ditatto, tapi ini hal yang sangat sakral sekali didalam keluarga besarku.. aku sampai mengira Ayah bercanda dengan ucapannya.. tapi setelah beberapa saat dan aku melihat wajah Ayah yang sangat serius sekali, baru aku menyadari kalau itu bukan main – main.. gilaa..

Dan entah kenapa, ketika Ayah sudah masuk keruang tengah.. aku malah menyuruh Bang Badai untuk menyusul kedalam dan ditatto.. lalu dengan wajah yang masih terkejut dan bingung itu pun, akhirnya Bang Badai masuk kedalam..

Beberapa saat setelah Bang Badai masuk kedalam kamar untuk di tattoo Mbah Gito, Ayah keluar dan berpamitan kepadaku untuk kembali ke Pulau Seberang.. duhhh.. kenapa cepet banget sih Ayah baliknya..? sebenarnya aku kecewa sih.. tapi karena itu permintaan Bunda, ya mau di apa.. akupun hanya bisa memeluk Ayah dengan eratnya.. lalu setelah Ayah pergi ke desa Jati bening untuk pamit ke Mas Angger dan Eyang Anjani, Bang Badai keluar dengan wajah yang sangat berbeda.. dia terlihat lebih garang dan tatapan matanya lebih tajam.. anjing.. apa ini karena pengaruh Bang Badai baru di tattoo ya..?

Dan suasana yang berbeda kembali datang.. ketika Bang Badai bertanya dimana Ayah, dan aku menjawab Ayah sudah balik kepulau seberang.. wajah Bang Badai langsung terlihat sangat sedih sekali.. gilaaa.. ini gilaa.. Bang Badai terlihat lebih sedih dibandingkan aku.. hiffuuuutttt… huuuu..

Sudahlah.. aku gak mau membahas masalah kedekatan Bang Badai dengan Ayah.. aku berpikiran positif aja, mungkin Bang Badai membutuhkan sosok figur seorang Ayah seperti Ayahku.. dan biarlah Bang Badai menikmati ‘kesenangan hatinya’.. dah itu aja.. jadi cukuplah aku membahasnya..

BRUMMM.. BRUMMM.. BRUMMM..

Aku menarik gas sisemok dengan kerasnya, ketika kami sudah sampai didepan pintu kosan Pondok merah.. lalu aku mendorong pintu kosan dengan ban depan sisemok..

Pintu kosan pun langsung terbuka.. semua penghuni kosan pondok merah, sedang duduk diruang tengah sambil menerima putaran minuman dari Pace Beni.. lalu dengan diiringi tatapan mereka kearahku, aku memarkirkan sisemok.. dan setelah Bang Badai turun, aku lalu mematikan mesin sisemok dan turun juga dari sisemok.. gilaa… kelihatannya diruangan ini sudah dipenuhi oleh emosi.. teman – temanku ini terlihat sudah tidak sabar untuk melakukan pembalasan dendam malam ini..

Semua penghuni pondok merah terlihat sangat kompak sekali.. mereka menggunakan kaos yang sama berwarna merah, dan bertuliskan “red custle” didada yang mengalir seperti darah.. bercelana jeans lalu bersepatu.. gilaaa.. seperti mau kepesta aja mereka ini.. bajingaannn.. tapi harus aku akui, dandanan mereka semua garang bro.. sangar dan mengerikan sekali.. dan hanya aku dan Bang Badai yang gak memakai kaos berwarna merah..

“SALAM KENTALL..!!!” teriakku dengan tangan kiri terkepal diudara sambil berjalan kearah mereka.. dan mereka semua hanya menggelengkan kepala, lalu mengalihkan pandangan kearah tengah meja lagi..

“Anjing.. kok tambah jelek mukamu zie..?” ucap Bang Badai ke Mas Kenzie yang wajahnya tampak babak belur.. nada bicara Bang Badai pun sedikit bergetar, seperti menahan emosinya..

“anjing..” maki Mas Kenzie sambil meraba bibirnya yang bonyok.. dan disebelah Mas Kenzie, Mas Ian pun tampak bonyok juga.. bangsatt.. jadi makin emosi aja aku lihatnya..

Bang Badai pun langsung menepuk pundak Kenzie pelan, lalu duduk disebelah Kenzie..

“ayo sudah Om.. tunggu apa lagi..?” ucapku ketika aku sudah didekat Om Panji..

“duduk dululah.. tarik nafas dulu..” ucap Om Panji lalu menghisap rokoknya dengan santai..

“bokongku keram dari tadi Om.. duduk terus diatas motor.. jadi sebelum tanganku ikut keram, kita langsung ke black house aja yo.. aku mau menikmati ‘kesenangan hatiku’..” ucapku sambil tetap berdiri..

“balas dendam itu gampang de.. kita nikmati aja dulu emosi dikepala ini, biar enak nanti kalau bantai mereka..” sahut Mas Karel yang duduk tidak jauh dari Om Panji..

Aku lalu mendekati Mas karel sambil mengarahkan tinjuanku kearah Mas Karel.. Mas Karel pun langsung menyambutnya dengan tinjuan yang pelan.. setelah itu aku langsung duduk disebelah Mas Karel..

“kalian berdua kelihatannya haus..” ucap Pace Beni sambil menuangkan minumannya segelas penuh, lalu menyerahkan ke Bang badai..

“bukan haus lagi Pace, tapi kering dan terbakar..” sahut Bang Badai sambil mengambil jatahnya, lalu meminumnya.. setelah minuman digelasnya habis, Bang Badai langsung mengembalikan gelasnya ke Pace Beni.. setelah itu Bang Badai mengambil rokoknya dan membakarnya..

Pace Beni menuangkan minumannya segelas penuh lagi, dan menyerahkan kepadaku.. aku lalu menerima gelas itu sambil menganggukan kepalaku..

“semoga kenikmatan minuman ini, bisa membawa kita kedalam indahnya pertarungan..” ucapku sambil mengangkat gelasnya agak tinggi..

“banyu langit..” ucapku lagi lalu aku meminum minuman itu sampai habis.. setelah itu, aku menyerahkan gelasnya ke Pace Beni.. lalu aku mengambil rokokku dan membakarnya lalu menghisapnya perlahan..

Minuman pun diputarkan lagi keteman – teman oleh Pace Beni..

“ada kabar lagi yang ga mengenakkan de..” ucap Om Panji sambil melirikku..

Anjing.. ada kabar apa lagi ya..? emang ada kabar yang lebih menyakitkan, dibanding dengan kabar tentang hilangnya kekasih hati..? apalagi kabar yang akan mengusik ‘kesenangan hatiku’..? bajingannn.. aku pun langsung melihat kearah Om Panji..

“The Godfather Of Brokenheart, baru aja menuju keabadian..” ucap Om Panji dengan suara yang bergetar..

Akupun langsung terdiam dengan rokok yang masih ada disela jari telunjuk dan jari tengahku.. aku terdiam sambil menatap Om Panji.. aku terdiam dan tidak percaya dengan kabar ini.. aku terdiam dan tidak sanggup berbicara apapun.. aku terdiam.. diam.. dan terdiam..

Nangis batinku nggrantes uripku (Nangis hatiku, pedih hidupku).. Teles kebes netes eluh neng dadaku (menangis tersedu-sedu hingga air mata jatuh ke dadaku)..

Aku gak percaya.. seseorang yang suaranya selalu menemani hari – hariku yang sedang dilanda kesedihan ini, telah tiada..

Aku gak percaya.. salah satu orang menjadi inspirasi dalam kehidupan cintaku, telah menghadap yang kuasa..

Aku gak percaya.. seseorang yang mempunyai mukjizat lewat syairnya, dan mampu membasuh kesedihan hati ini, sekarang gak akan menciptakan hal baru yang bisa membuat hatiku makin melayang..

Hanya lewat syairnya.. aku bisa menikmati kesedihan cinta ini, tanpa berbisik kesemesta..

Hanya lewat lagunya.. hati ini sakit, tapi tubuh ini bisa bergoyang..

Hanya lewat ucapannya.. sakitnya cinta, digoyangin aja..

Dan hanya satu orang yang bisa melakukan hal itu..

The Godfather Of Brokenheart..

Terimakasih telah menemani aku mulai waktu rambutku masih dicukur Kuncung, sampai umurku Wis Cukup untuk menjelajahi Sewu Kuto.. begitu banyak tempat yang Father kenalkan kepadaku lewat suara emasmu.. Pasar Klewer, Stasiun Balapan, Tanjung Perak, Terminal Tirtonadi, Terminal Terboyo, Malioboro, Parangtritis.. serta beberapa tempat lainnya.. dan Father juga sudah jauh membawaku terbang tinggi sampai Ketaman Asmoro, dan Father suguhkan aku dengan Banyu Langit..

Terimakasih Father sudah mengenalkan kepadaku Prawan Kalimantan, dan telah aku beri Kalung Mas yang menjadikan wanita itu Kusumaning Ati.. aku dan wanita itu telah berkelana ke Pantai Klayar lalu naik prau layar sambil mendengarkan layang kangen dari suara indahmu..

Dan akhirnya semua itu hancur di Tanjung Mas Ninggal Janji dan hanya Ninggal Tatu.. hatiku Cidro, apalagi ketika dia Pamer Bojo.. hatiku Ambyar.. tapi aku sangat menikmati semua dan Father selalu Tulung aku dengan alunan nada indahmu..

Kepergianmu terus terang Gawe Gelo.. karena dirimu melarangku Ojo Mudik., tapi nyatanya..? sudahlah.. mungkin ini adalah ‘kesenangan hatimu’ dan mungkin ini adalah jalanmu, Jalan Anyar.. dan sekarang, aku hanya bisa mengenangmu lewat Padang Bulan.. karena aku sudah tidak bisa menangis sambil bergoyang dikonsermu..

Terimakasih Father.. terimakasih untuk ‘kesenangan hati ini’ dan terimakasih untuk Cinta Yang Sempurna..

Aku percaya.. ketika kami berjoget dengan cara kami masing – masing, engkau pasti akan tersenyum diatas sana..

Selamat jalan legenda.. selamat jalan..

Daaa.. dada.. sayaaang.. daaaa.. selamaaat jalan..

Hiuuffttt.. huuuuu..

Akupun langsung berdiri dengan kaki yang agak bergetar.. pandanganku lurus kedepan lalu aku menghisap rokokku dalam – dalam.. setelah itu aku mengeluarkan asapnya perlahan.. lalu..

“begitu banyak kabar yang membuat hatiku menangis dalam satu hari ini Om.. jadi sekarang lebih baik kita berangkat aja.. sudah cukup aku menikmati emosi yang ada dikepala.. sekarang aku mau bantai orang dan aku mau menikmati ‘kesenangan hatiku’” ucapku dengan suara yang bergetar..

“sebenarnya penyerangan malam ini, akan dipimpin oleh Badai.. tapi sepertinya perang ini perangmu de..” ucap Om Panji sambil melihat Bang Badai lalu melihatku..

Bang Badai pun tampak terkejut.. dia melihat kearah Om Panji lalu melihat kearahku.. sedangkan aku, aku gak terlalu perduli siapapun yang akan menjadi panglima perang malam ini.. tapi kalau aku yang dipilih untuk menjadi panglima perang malam ini, aku gak akan menolaknya.. itu akan lebih memuluskan niatku untuk berduel dengan Purnama..

“gak apa – apakan kalau perang kali ini dipimpin Dede dai..?” ucap Om Panji ke Bang Badai..

“aku sepakat kalau perang kali ini, Dede yang memimpin..” ucap Bang Badai dengan pelan tapi sangat tegas..

“oke.. kalau gitu, sekarang ganti kaos kalian..” ucap Om Panji sambil menyerahkan kaos merah kepadaku dan Bang Badai.. dan ketika kami berdua akan ganti baju dikamar..

“ganti disini aja.. ini sudah malam.. sudah waktunya kita berangkat..” ucap Om Panji..

Tanpa banyak kata, aku lalu membuka kaosku dan mengganti dengan kaos merah pemberian Om Panji.. teman – temanku pun tampak santai aja melihat tattoo didadaku.. mereka semua pernah melihat tattoo didadaku ini, waktu hari pertama aku kos dipondok merah ini.. sedangkan Bang Badai agak ragu membuka kaosnya.. dia mungkin masih agak malu menunjukkan tattoo keluarga Jati dihadapan teman – teman yang ada diruangan ini..

“cepat dai..” ucap Mas Agam..

“iya mas.. sabar..” ucap Bang Badai..

Lalu perlahan Bang Badai menarik ujung kaosnya, lalu membukanya.. semua mata yang ada diruangan ini pun langsung terkejut dengan tattoo baru Bang Badai itu..

“kamu baru di tattoo keluarga Jati dai..?” tanya Mas Gibran dengan wajah yang terkejut dan heran..

“anjing.. sangar betul kamu dai..” ucap Mas Bagas..

“jiancuukkk..” maki Pace Beni, Mas Reihan, Mas Barry, Mas Eric, Mas Ian, Mas Simon dan Mas Kenzie..

Sedangkan Mas Karel dan Om Panji hanya melirikku lalu melihat kearah Bang Badai..

“sudahlah gak usah dibahas..” ucap Bang Badai sambil merapikan kaos merah yang sudah dikenakannya lalu berdiri..

“jadi gimana rencana penyerangannya de..?” ucap Mas Karel kepadaku yang ikut berdiri dan mengalihkan pembicaraan..

“datang, senang - senang, terus pulang..” jawabku dengan entengnya..

“cukimai.. sa suka gayamu gah..” ucap Pace Beni lalu berdiri..

“assuuuu..” ucap yang lain lalu berdiri juga..

“oke..” ucap Om Panji lalu berdiri juga..

Kami semuapun berdiri dengan mengitari meja yang ada dihadapan kami..

“malam ini juga kita tunjukan kepada semesta.. pondok merah bukan sekedar nama.. tapi pondok merah adalah cinta dan saudara.. jadi ketika cinta dan saudara telah terluka, hanya dua penawarnya.. darah atau nyawa..” ucapku sambil melihat kearah satu persatu penghuni pondok merah..

“SALAM KENTAL..” ucapku sambil mengepalkan tangan kiri keudara..

“SALAM KENTAL..!!!” sahut semua penghuni pondok merah dengan semangatnya, dan emosi yang terpancar diwajah mereka.. tangan kiri mereka semuapun, mengepal keudara..

Anjing.. aku terbakar oleh emosi yang ada didalam tubuhku, aku terbakar oleh tanggung jawab panglima perang yang ada dipundakku, aku terbakar oleh cinta dan persaudaraan..

Bajingaannn.. mungkin aku panglima perang termuda dalam sejarah pondok merah.. mungkin akan banyak orang yang memandangku dengan sebelah mata.. mungkin akan banyak orang yang meremehkan kekuatan Pondok Merah saat ini..

Tapi persetan dengan tai kucing.. malam ini aku akan membuktikan kepada mereka semua, bagaimana kegarangan pondok merah..

Aku akan membantai mereka dengan ketenangan Om Panji.. aku akan melibas mereka dengan kekuatan Pace Beni, aku akan meluluhlantakan mereka dengan kebrutalan Bang Badai, aku akan menghabisi mereka dengan kepalan tangan Mas Karel, dan aku akan menaklukan mereka dengan semangat seluruh keluarga Pondok Merah.. tapi aku.. aku Gagah Irawan Sandi yang akan memulainya.. bajingaaaannn..

Aku lalu berjalan kearah sisemok.. lalu aku naik dan menuntunnya keluar kosan.. dan setelah Bang Badai naik dibelakangku, aku menyalakan mesin sisemok lalu menarik gasnya pelan.. dan di iringi semua penghuni kosan pondok merah, kami semua menuju kosan black house..

Kami mengendarai sepeda motor dengan beriringan.. tidak ada satupun kendaraan yang berani menghalangi perjalanan kami ini.. mereka semua langsung menepikan kendaraan, ketika tau kami yang berjalan dibelakang mereka..

Dan setelah beberapa saat, kamipun sampai di kosan black house.. kami semua lalu turun dari sepeda motor.. lalu setelah menyalakan rokok masing – masing.. aku dan Om Panji berjalan duluan kearah pintu kosan, sedangkan teman – teman yang lain mengikuti dari belakang..

Om Panji lalu mendorong pintu kosan itu dan kami semua masuk kedalam ruang tengah kosan black house.. dan tampak diruangan tengah ini, puluhan anak kosan black house dengan berpesta.. Purnama pun tampak ada diantara mereka semua..

Mereka semua lalu berdiri ketika melihat kami yang datang tak diundang ini.. hanya Purnama dan satu orang lagi yang tetap duduk ditempatnya.. dan satu orang yang duduk disebelah Purnama itu, kondisinya sangat parah.. wajahnya bonyok dan lebih parah dari Mas Kenzie..

Kurang ajar.. apa orang itu tadi habis berkelahi dengan Mas Ian dan Mas Kenzie ya..? tapi kenapa cuman dia aja yang bonyok..? kenapa ga sekalian semuanya aja yang bonyok..? bajingaannn..

“anjing.. kenapa kalian harus datang kesini sih..? padahal aku baru mau kepondok merah dan membantai kalian semua dimarkas kalian..” ucap Purnama dengan tenang tapi dengan tatapan yang sangat tajam sekali..

“emang kenapa kalau pestanya dimarkas kalian ini..? bukannya lebih enak ya.. kalau kalian tumbang, kalian bisa langsung istirahat dikamar kalian..” ucap Om Panji dengan sangat tenangnya..

“bangsaattt..!!!” ucap seseorang yang babak belur disebelah Purnama sambil berdiri..

“upik.. kamu jatahku..” ucap Bang Badai sambil menunjuk anak yang bonyok itu..

“ANJIINGGGG..” maki orang yang bernama Upik itu sambil menunjuk juga kearah Bang Badai.. lalu..

“SERAANGGGG..” teriak Upik dan semua penghuni black house langsung berlarian kearah kami dengan emosinya..

Om Panji lalu melirik aku.. dan..

“SALAM KENTAL..!!!..” teriakku sambil membuang batang rokokku, kearah salah satu penghuni black house yang sudah agak dekat denganku..

Orang itu pun terkejut ketika rokokku mengenai wajahnya dan aku langsung berlari kearahnya, lalu aku memutarkan tubuhku sambil mengarahkan tendangan balik kearah wajahnya..

BUHHGGGG… BUUMMMMMM…

“AARRGGHHHHH..” orang itu langsung tumbang dengan darah keluar dari mulutnya, setelah tumitku mengenai mulutnya dengan sangat telak…

“SALAM KENTAL..!!!..” teriak semua penghuni pondok merah sambil melempar rokok mereka kearah lawan yang ada dihadapan mereka lalu..

BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK…

BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK…

Perang besar antara pondok merah dan black house pun, langsung pecah diruangan ini.. belasan penghuni pondok merah melawan puluhan orang penghuni black house..

BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK…

BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK…

Bunyi baku hantam yang keras dan brutal, menggema diruangan ini.. suara pukulan, tendangan dan injakan, membuat ngilu siapapun yang mendengarnya.. tidak ada yang membawa senjata apapun.. hanya tangan, kaki dan kepala yang bermain diruangan ini..

BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK…

BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK…

Pondok merah dengan semangat kekeluargaan, menggila dan ingin membalas dendam atas saudara yang tersakiti.. black house pun pun tidak kalah menggila.. mereka seperti harimau yang mempertahankan daerah kekuasaannya, dari serangan kawanan singa pondok merah..

“ANJINGGGGG..” teriak Upik sambil berlari kearahku.. dia berlari sambil mengepalkan tangan kanannya.. dan ketika dia sudah berada didekatku..

BUHHGGG…

“ARRGHHHH..” teriak Upik, setelah wajahnya terkena hantaman Bang Badai..

“kamu itu jatahku pik.. bangsat ini..” ucap Bang Badai dengan emosinya sambil menunjuk Upik..

“taik ini..” ucap Upik sambil membersihkan darah yang menetes dibibirnya..

Bang Badai langsung maju lagi tanpa banyak kata.. dan..

BUUMMMM..

Mereka berdua langsung bertarung dengan sengitnya..

Dan tiba – tiba dua orang berlari kearahku, dari arah depan dan arah sampingku..

WUUTTT..

Aku menghindari pukulan orang yang berlari dari arah samping.. tapi..

BUHHGGG…

Serangan dari arah depanku, mengenai daguku dengan telaknya.. wajahku langsung terdanga dan..

BUHHGGG…

Tendangan didadaku menggunakan punggung kaki dari arah samping, membuat aku terdorong kebelakang dan wajahku maju kedepan..

“HUUUPPPP..” nafasku tertahan.. lalu..

BUHHGGG…

Sebuah kepalan tangan dari arah depan, mendarat mulus dirahangku dan aku langsung oleng kesamping dengan darah menyembur dari mulutku.. anjinggg..

“AAARRGHHHHHH..” ucapku kesakitan dan aku langsung menutup mulutku.. darahpun langsung membasahi telapak tanganku dan keluar lewat sela – sela jemariku.. kurang ajar ini.. lalu..

Dua orang ini menyerangku bersama – sama lagi..

TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP..

Aku menangkis serangan mereka berdua dengan menggunakan kedua lenganku...

WUUTTT.. WUUTTT.. WUUTTT.. WUUTTT.. WUUTTT.. WUUTTT.. WUUTTT..

Aku menunduk dan kadang memundurkan tubuhku, untuk menghindar sekaligus mencari celah membalas serangan mereka berdua..

Dan ketika aku mendapatkan celah menjatuhkan salah satu dari mereka.. aku memiringkan tubuhku kebelakang, sambil menyapu kaki penyerang yang ada didepanku ini..

BUHHGGG… BUUMMMM..

Orang yang ada dihadapanku ini pun, langsung roboh kesamping.. dan aku langsung memutarkan tubuhku, kearah musuh yang satu lagi.. dan dia berdiri disampingku.. lalu..

BUHHGGG…

Sebuah tendangan kaki kananku menggunakan punggung kakiku, mengenai leher bagian sampingnya..

“AARRGGHHHHH..” teriaknya kesakitan.. lalu aku putar lagi kaki kananku dan dengan menggunakan tumitku, aku menghantamkannya kepelipis kanannya dengan telak..

BUHHGGG…

Lalu aku memutarkan tubuhku lagi, dan lagi – lagi dengan menggunakan tumit kananku.. aku menghantamkannya, kewajah sampingnya dengan sekuat tenagaku..

BUHHGGG…

JEDDUUKK..

BUUMMMM..

Diapun langsung tumbang dan tidak bergerak lagi..

Satu orang penyerang yang aku sapu kakinya tadipun, mencoba berdiri lagi dengan bertumpu pada kedua tangannya..

Aku langsung menyapu wajahnya dengan punggung kaki kananku..

BUHHGGG…

“ARRGGGGHHHH..” dia berteriak sambil berguling – guling dilantai dan memegangi wajahnya..

Aku lalu menegakkan tubuhku sambil membersihkan darah yang keluar di ujung tepi bibirku.. dan disekelilingku, pertarungan masih berlangsung dengan sangat meriah.. pondok merah maupun black house sama – sama mengelurkan kemampuan terbaiknya..

BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK…

BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK…

Om Panji dengan ketenangannya dan kecepatannya, membantai mereka dengan wajah yang sangat dingin.. satu persatu lawannya dapat ditumbangkan dengan serangannya yang sangat cepat dan akurat sekali.. bajingaannn..

BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK…

BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK…

Pace Beni dengan kekuatan kepalan tangannya, meninju musuh – musuh yang ada dihadapannya.. tinjuan khas dari daerah paling timur negeri khayangan ini, menjadi andalan Pace bani.. tinjuannya cepat, kuat dan terarah.. pukulan jab, silang, hook, uppercut dan pukulan kombinasi, membuat musuhnya langsung tumbang dengan darah yang keluar dari sekitar wajahnya..

BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK…

BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK…

Bang Badai yang baru saja membantai Upik, sekarang meluluh lantakan musuh lainnya dengan kebrutalannya.. semua anggota tubuhnya digerakan untuk menghabisi lawannya.. tinjuan, tendangan, sikut dan lututnya menggila.. dia bagaikan seekor singa yang mengamuk.. wajahnya buas dan mengerikan..

BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK…

BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK…

Mas Karel menghabisi lawannya dengan kepalan tangan dan kekuatan kakinya.. pukulan kearah lurus kedepan, kesamping, dan pukulan dengan menggunakan tangan bagian dalam, langsung menjatuhkan musuhnya.. kedua kakinya pun, dengan lincahnya merobohkan musuh – musuhnya.. gilaaa..

BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK…

BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK… BUHHGGG… PAAKKK…

Semua penghuni pondok merahpun, tidak kalah gilanya.. Mas Agam, Mas Gibran, Mas Reihan, Mas Bagas, Mas Barry, Mas Eric, Mas Ian, Mas Simon dan Mas Kenzie menggila, segila – gilanya.. satu orang penghuni pondok merah, berhadapan dengan dua sampai empat orang sekaligus..

Dan walaupun semua penghuni pondok merah menggila, black house juga tidak kalah menggila.. pukulan dan serangan mereka juga mengenai semua penghuni pondok merah, tanpa terkecuali.. darah pun berceceran diruangan ini.. erangan kesakitan dari semua orang, bersahut – sahutan menggema diruangan ini.. gilaaa..

Pandanganku lalu kutujukan pada seseorang yang sedang duduk dan menikmati minumannya.. siapa lagi kalau bukan Purnama..

Bangsat nih anak.. teman – temannya lagi bertempur, dia malah menikmati minumannya.. kelihatannya, dia baru berhenti kalau minumannya sudah bercampur dengan darahnya sendiri.. anjing..

Aku pun berjalan mendekati Purnama.. setelah sampai dihadapannya, aku lalu duduk sambil menatapnya..

“aku kira kekuatanmu itu luar biasa, sampai berani menantang aku.. ternyata.. lawan anggotaku aja kamu sampai berdarah – darah..” ucap Purnama dengan sinisnya sambil membuang abu rokoknya diasbak dan tanpa melihat kearahku..

Akupun langsung meraih bungkusan rokokku dikantong belakangku, dan mengambilnya sebatang.. lalu aku membakarnya dan menghisapnya perlahan..

“perkelahian tanpa ada darah itu kurang nikmat.. semakin banyak darah yang keluar, semakin nikmat rasa bertarung itu..” ucapku dengan santainya..

“aku juga menikmati darah dalam setiap duelku.. dan itu bukan darahku sendiri.. tapi darah dari setiap lawanku..” ucap Purnama sambil melirikku..

“kita buktikan aja omong bualmu itu.. siapa nanti yang akan menikmati akhir dari duel kita..” ucapku lalu aku menghisap dalam – dalam rokokku, setelah itu aku mengeluarkannya perlahan.. lalu aku menaruh batang rokokku diasbak..

“oke..” ucapnya lalu dia menghisap rokoknya juga lalu mematikan rokoknya diasbak..

Aku pun langsung berdiri sambil menatapnya.. perlahan Purnama berdiri sambil menunduk.. lalu..

BUHHGGG…

“HUUPPPPP…” ucapku dengan nafas yang sesak, dan aku langsung termundur dengan kedua kakiku tersandung kursi dibelakangku.. dan itu membuatku jatuh terkungkal kebelakang..

BRRUKKKKK.. DUUKKKK..

Bangsaattt.. Purnama menghantam dadaku tanpa aku duga.. bajingaannn..

“itu belum setengah dari tenagaku..” ucap Purnama sambil berjalan mendekati aku.. akupun langsung berdiri sambil mengelus dadaku yang dipukulnya tadi..

“banyak bicaramu..” ucapku lalu aku memutar tubuhku sambil mengarahkan tendangan balik andalanku, kearah wajahnya..

TAAPPPP..

Purnama membloknya menggunakan lengan kirinya, lalu mendorongnya.. dan..

BUHHGGG…

Sebuah tinjuan dari kepalan tangan kanannya, mengarah dirahangku dan membuatku oleng kekanan.. lalu..

BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG…

Purnama menyerangku dengan kedua kepalan tangannya, secara beruntun dan bergantian.. pukulannya pun sangat kuat dan cepat..

Rahang, pipi, pelipis, dan wajah sampingku.. terkena pukulannya yang sangat luar biasa itu..

BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG…

Dia terus menghajarku tanpa memberikan aku kesempatan untuk membalasnya.. aku mencoba menangkisnya dengan kedua tanganku sambil berjalan mundur.. tapi pukulan Purnama selalu mendapat celah dan selalu mengenai wajahku..

BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG…

Selain pukulannya kuat.. tatapan Purnama sangat tajam menatapku.. pandanganku mulai berbayang karena kerasnya pukulan Purnama.. Darahpun mulai menetes dari sekitar wajahku..

BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG…

Dan sekarang perut dan dadaku yang dijadikan sasaran.. lalu sesekali wajahku pun kembali ditinjunya..

Bajingaaannn.. kuat juga manusia satu ini.. aku sampai dibuatnya ga bernafas dan aku berdarah – darah.. anjing.. ini adalah lawan terberatku selama aku duel dengan lawan – lawanku..

Lalu..

BUHHGGG…

Sebuah injakan nya didadaku, membuat aku termundur kebelakang dan aku langsung tersandar didinding.. bangsaaatttt..

Dan Purnama tidak menghentikan serangannya.. dia maju dan menyerangku lagi..

TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP..

Aku agak menunduk dan melindungi kepalaku dengan kedua lenganku.. bajingaannn.. brutal sekali cara bertarungannya Purnama ini.. anjingg.. kalau seperti ini terus, bisa mati kehabisan darah aku.. bangsaattt..

Aku pun terus melindungi kepala belakangku dan wajah sampingku.. lalu tiba – tiba..

BUHHGGG…

Lutut Purnama naik kewajahku yang menunduk, dan mulutku terkena lutut Purnama dengan telaknya..

“AARRGHHHHH..” aku terdanga dengan darah yang keluar dari mulutku..

Lalu Purnama memutarkan tubuhnya dan melakukan tendangan balik kearah wajah sampingku..

BUHHGGG…

JEDDUUKK..

BUUMMMM..

Aku roboh kesamping dengan kepala bagian sampingku, membentur lantai dengan kerasnya.. pandanganku pun langsung gelap sekali.. bangsaattt.. kenapa bisa aku seperti ini sih..? kenapa aku tidak bisa lepas dalam duel kali ini..? kenapa aku seperti anak baru belajar berkelahi..? anjingggg..

Gerakan capoeira andalanku pun seperti setengah – setangah saja keluarnya.. aku gak bisa menikmati pertempuran ku kali ini.. kenapa ini..? kenapa..? apa memang Purnama terlalu kuat untuk aku..? enggak.. enggak mungkin seperti itu.. dia manusia seperti aku dan dia makan nasi juga.. jadi gak mungkin kalau dia gak bisa aku kalahkan..

“hehe.. segitu aja ya kemampuanmu..?” terdengar suara Purnama mengejekku..

Dan dalam kegelapan pandanganku ini, aku memejamkan kedua mataku dengan kuat.. lalu aku buka kedua mataku perlahan.. kabur dan berbayang.. bajingaaaannn..

Aku lalu menekan kedua mataku.. bangsaaattt.. kelihatannya banyak darah diwajahku sampai terkena mataku.. kurang ajar..

“pertahanan terbaik itu menyerang.. semakin kuat kamu menyerang, semakin kuat juga pertahananmu..” ucap suatu mahluk yang mendengung dikepalaku..

Bangsaatt.. betul juga ya.. kalau aku terus bertahan, bisa hancur aku.. tapi bagaimana cara cari celah untuk menyerangnya..? hiufff.. huuuu.. aku lalu membersihkan wajahku dari darah yang mengalir dengan telapak tanganku..

Setelah itu perlahan aku mulai menegakkan tubuhku dan berdiri sambil menggoyangkan kepalaku.. wajah Purnama pun sedikit – demi sedikit terlihat dihadapanku..

“Hiuufftttt.. huuuuuuu..” aku menarik nafasku dalam – dalam lagi dan mengeluarkannya perlahan.. lalu kedua tanganku pun aku kepalkan didepan dadaku..

“masih bisa berdiri kamu..?” ucap Purnama yang meremehkan aku..

“anjing..” ucapku lalu aku maju dan menyapu kaki Purnama dengan kaki kananku, sambil aku memutarkan tubuhku

WUUTTTT..

Sapuanku dapat dihindari dengan mudah oleh Purnama.. kedua tanganku pun masih terkepal didada dan Purnama berdiri dengan santainya.. aku lalu maju lagi sambil mengarahkan tendanganku kearah wajahnya, sambil aku memutarkan tubuhku lagi..

WUUTTTT..

Lalu aku membungkukan tubuhku dan memutarkan tubuhku, sambil mengarahkan tendangan balik dari arah bawah ke atas, ke arah dagunya..

WUUTTTT…

Purnama hanya memundurkan wajahnya tanpa memundurkan langkahnya.. bajingaaaann..

Aku lalu menggoyangkan tubuhku kekanan dan kekiri untuk mencari celah menyerang Purnama lagi.. Purnama hanya melirikku dan memperhatikan kedua kakiku yang bergerak kekanan dan kekiri..

Lalu aku memutarkan tubuhku kearahnya tapi tidak menyerangnya.. aku menundukkan tubuhku dan menggertaknya.. Purnama lalu mengangkat tangannya dan mencoba menyerangku.. lalu dengan cepat aku memutarkan tubuhku lagi dan..

BUUMMM…

Sebuah tendangan balik menggunakan punggung kakiku, mengenai wajah sampingnya dengan sangat telak.. Purnama oleng kekanan dan aku putar lagi tubuhku..

BUHHGGG…

Sebuah tendangan balik menggunakan telapak sepatuku mengenai wajahnya..

Lalu aku maju dan mengarahkan kepalan tangan kiriku diwajahnya..

BUHHGGG…

Purnama termundur dengan darah keluar dari hidung dan mulutnya.. lalu aku salto kedepan dengan bertumpu pada tangan kananku dan..

BUHHGGG…

Ujung telapak sepatuku mendarat dikeningnya dan bagian bawahnya, mendarat dimulutnya..

“AARGGHHHH..” Purnama langsung terdunduk dan berlutut dihadapanku..

Darahpun langsung menetes dilantai, dari wajah Purnama.. dan..

BUHHGGG…

JEDDUUKK..

BUUMMMM..

Aku sapu wajah sampingnya dengan punggung kakiku dan Purnama langsung roboh kesamping, dengan darah menggenang diwajah sampingnya.. bangsaaaatt..

Purnama tergeletak dilantai sambil memandangku..

Huu.. huu.. huu.. huu.. hu.. hu..

Akhirnya.. bisa juga aku tumbangkan dia.. bajingaannn..

Huu.. huu.. huu.. huu.. hu.. hu..

Nafasku memburu dan aku membersihkan wajahku lagi, dari darah yang masih menetes diwajahku.. aku memejamkan mataku dan menikmati semua darah yang keluar dari wajahku ini.. bangsaattt.. gila juga Purnama ini..

“cukup sudah kita mainnya ya..” ucap Purnama yang mengejutkan aku..

Aku langsung membuka mataku dan kulihat Purnama sudah duduk dan menunduk.. anjinggg.. masih bisa dia bangun.. gilaaa.. padahal tadi aku menyerangnya dengan sekuat tenagaku.. bajingaannn..

Lalu perlahan Purnama berdiri sambil mengangkat wajahnya.. wajahnya yang berdarah – darah, terlihat menyeramkan.. dan yang lebih menyeramkan, matanya berwarna merah seperti darah..

Anjinggg.. mata Purnama bisa berwarna merah..? gilaaa.. aku kira hanya Bang Badai aja yang memiliki mata yang berwarna merah seperti itu, tapi Purnama juga punya.. bangsaattt.. apa mata merah Purnama dan Bang Badai ini ada saling berkait..? bajingaannn..

Tatapan mengerikan Purnama itu sempat membuat bulu kudukku berdiri.. tapi aku langsung menenangkan diriku dan aku langsung memasang kuda – kudaku, untuk menyerang Purnama lagi..

Dan ketika Purnama melangkahkan kakinya kedepan, aku langsung maju sambil mengarahkan pukulanku kearah wajahnya..

WUUTTT.. WUUTTT.. WUUTTT.. WUUTTT..

Purnama menghindari pukulanku lalu..

JEDDUUKKK..

Purnama menghantamkan keningnya dikeningku, dengan keras sampai kepalaku termundur kebelakang.. lalu..

BUHHGGG…

Sebuah hantaman keras Purnama, mengenai mata sebelah kiriku sampai aku terdanga dan..

BUHHGGG…

Injakan kaki Purnama diperutku, membuatku tubuhku membungkuk dan..

BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG…

Wajahku dihantamnya menggunakan lututnya.. dan kepala belakangku pun ditahannya sambil terus wajahku dihantamkan lututnya..

BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG…

Anjinggg.. mati aku.. mati.. aku harus menyerangnya lagi, supaya aku gak mati konyol kalau seperti ini terus.. bajingaannn..

BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG…

Lalu setelah puas menghantamkan wajahku dilututnya, rambut belakangku ditariknya sampai aku terdanga dan wajahku tepat dihadapannya..

“kamu akan mati disini bersama cintamu.. dan ‘cintamu’ akan bersanding dengan cintaku..” ucap Purnama dengan suara bergetar dan terdengar sangat menyeramkan.. tatapannya pun sangat mengerikan sekali kedalam mataku.. mata merahnya itu seolah mencoba menguasai diriku dan aku dari dalam diriku.. bajingaannn..

Apa aku takut mendengar suara menyeramkan dan tatapan yang mengerikan itu..? engga.. justru emosiku naik keatas kepalaku, karena ucapannya itu.. bangsaattt.. dia mau membunuhku dan mengambil ‘cintaku’..? ngga.. ngga akan aku biarkan.. aku yang akan memunuhnya dan aku yang akan menguburkannya di ruangan ini.. bajingaaaannnn..

Pandanganku pun mulai menghitam.. hitam dan hitam.. hanya bayangan berwarna hitam dan warna merah dimata Purnama yang ada dihadapanku saat ini.. emosiku sudah menguasai seluruh tubuhku dan siap aku tumpahkan sekarang juga..

“bantai dia le.. bantai..” bisikan dari alam lain pun langsung memenuhi kepalaku..

Purnama yang melihat perubahanku, tidak takut sama sekali.. matanya makin berwarna merah dan nafasnya memburu..

“hu.. hu.. hu.. hu..” suara nafasnya seperti harimau yang ingin memangsa lawannya.. lalu..

BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG…

Dia memukul wajahku sambil terus menjambak rambut belakangku.. walaupun pukulannya keras, tapi aku tidak merasakan sedikitpun rasa sakit.. yang ada justru aku semakin emosi dan ingin menggila....

BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG… BUHHGGG…

Dia terus memukul wajahku dan..

Dan..

“AAAARRGGGGGHHHHHH..” aku berteriak sekeras – kerasnya..

Tangan kirinya yang menjambak rambutku, membuat bawah ketiaknya terbuka dan aku langsung memukulnya dengan kuat sekali..

BUHHGGG..

“ARRGGHHHH…” teriak Purnama sambil melengkungkan tubuhnya kearah kanan sampai jambakannya terlepas dari rambut belakangku..

Lalu..

BUHHGGG…

Kepalan tangan kiriku menghantam dagunya dari arah bawah, sampai dia terdanga.. lalu aku memutarkan tubuhku, sambil mengarahkan tendangan balik menggunakan tumitku..

TAPPPPP..

Purnama membloknya dengan kedua tangannya.. dan aku langsung menyambutnya dengan kepalan tangan kiriku..

WUTTTTT..

Purnama menunduk sambil mengarahkan tinjuannya kearah perutku..

BUHHGGG…

“HUUPPPP…” aku langsung membungkuk dan..

BUHHGGG…

Sebuah injakan kakinya mendarat diwajahku dan aku langsung terjengkang kebelakang..

BUHHGGG…

BUUMMMM..

Aku terpental dan roboh terlentang.. Purnama langsung mendatangi aku dan langsung menginjak dadaku dengan kuat..

BUHHGGG…

Kepalaku sampai terangkat lalu..

BUHHGGG…

JEDUUKK..

Kepala belakangku menghantam lantai dan Purnama langsung menginjak wajah sampingku dengan kuatnya..

“mata hitammu mau melawan mata merahku..? bajingangaaaaannnn..” ucap Purnama sambil menguatkan injakannya diwajah sampingku..

KRETTTTT.. KREETTTT..

Purnama makin meninjakku dengan kuatnya.. lalu sambil terlentang, aku memegang telapak kaki Purnama untuk menahan injakannya.. tapi Purnama makin menguatkan injakannya..

KRETTTTT.. KREETTTT..

“MAS PURNAMAAAAAA..” terdengar teriakan seorang wanita dari arah pintu kosan.. dan suara itu adalah suara Mita.. anjingggg..





280505980b14c98dbe4fbc7b69ce5b6f1f569dcb.jpg

Mita Aurela Queensha



Purnama langsung melihat kearah Mita sambil terus menginjak wajah sampingku.. dan dari pandanganku yang berbayang hitam ini, aku dapat melihat bayangan Mita disana..

Anjing.. kenapa dia harus datang pada saat seperti ini sih..? apa dia sengaja mau mendatangi Purnama..? bajingaannn..

“cukup mas.. cukup..” ucap Mita dengan suara yang bergetar..

“cukup apa Mit..? cukup apa..? ini kah laki – laki lemah yang pernah menjadi kekasihmu..? pantaskah laki – laki lemah ini bersanding denganmu..?” ucap Purnama dengan emosinya..

“mas..” ucap Mita dengan suara yang terbata..

“diam disitu dan lihatlah laki – laki lemah ini, yang akan aku bantai..” ucap Purnama lalu..

BUUHGGG..

Purnama menginjak wajah sampingku dengan kuatnya.. lalu dia membungkukan tubuhnya dan menjambak rambutku sampai berdiri.. lalu..

BUUHGGG..

BUUMMMM..

Kembali aku roboh dan terlentang, setelah tinjuan Purnama menghantam wajahku dengan sangat kuat.. kepala belakangku menghantam lantai dengan kerasnya dan membuat pandangnku berbayang..

“GAGAH..” samar – samar terdengar teriakan Mita.. lalu

Gelap..



Bajingaaaannn.. kenapa aku bisa bisa roboh lagi..? apa kekuatan mata hitamku kalah dengan mata merah Purnama..? gilaaaa.. dan apa sekarang aku sudah mati..? anjinggggg.. aku lalu membuka mataku dan terlihat dipandanganku ini, gelap dan cahayanya samar – samar..

Aku lalu duduk dan melihat sekelilingku.. gelap dan berkabut.. tempat ini seolah tidak ada tanda – tanda kehidupan..

Iya.. mati sudah aku ini.. tempat ini sangat menyeramkan dan seperti neraka yang terdalam.. bajingaannn.. dan itu berarti.. Purnama sudah menang dan dia sudah bisa merebut cinta Mita dari aku.. anjing..

Ternyata aku gak sekuat seperti yang aku pikirkan dan segagah yang aku bayangkan.. aku hanya laki – laki lemah yang bisanya hanya berlagak yang paling perkasa.. bangsaaaattt..

“iya.. kamu itu memang lemah.. dan kamu itu gak pantas menyandang nama Irawan ataupun Sandi.. apalagi nama besar Jati.. hehe..” ucap seseorang dengan sinisnya..

Aku lalu menoleh kearah samping dan melihat sesosok mahluk yang menyeramkan, menggunakan jubah hitam dengan senjata ditangannya..







28395883e4f71561f50438a60fa65a7a9062a19b.jpg

Mahluk Hitam (Gagah Irawan Sandi)



Anjinggg.. inikan mahluk yang mendatangi aku, ketika aku pingsan setelah melawan Haris..? terus kenapa sekarang dia datang lagi dan kenapa membawa senjata seperti itu..? apa dia hari ini mau mencabut nyawaku..? ha.. mancabut nyawaku..? dia ini malaikat pencabut nyawa..? gilaaaaa.. dan seluruh tubuhku pun langsung merinding dibuatnya.. apalagi tatapan matanya sangat hitam pekat sekali.. bajingaannn..

“ternyata kamu memang lemah dan hanya bisa melawan yang lemah juga.. percuma aku masuk kedalam tubuhmu selama ini, kalau kamu hanya bisa melawan paklek bakso, anak SMP, anak SMK, dan preman – preman kelas teri aja.. asssuuu..” ucapnya dengan sangat emosi sekali..

Dan aku hanya terdiam.. karena memang seperti inilah keadaanku sekarang ini.. kalah dan terhina.. emosiku pun sudah lenyap dan tidak berbekas sama sekali..

“mahluk bermata merah aja, bisa mambuatmu babak belur begini.. jadi baguslah kalau kamu mati..” ucap Mahluk itu lagi..

“mati lalu cintamu direbutnya.. mati dengan harga dirimu diinjak – injak.. mati dengan kondisi yang sangat memalukan.. dasar manusia lemah yang gak punya harga diri..” ucap mahluk itu dan emosiku langsung bangkit lagi.. tubuhku bergetar dan kedua tanganku terkepal..

Bajingaannn.. boleh aku kalah dan boleh dia menghinaku.. tapi jangan sampai ada ucapan kalau aku tidak punya harga diri.. bisa kulibas siapapun yang berkata seperti itu.. tidak perduli manusia, iblis, jin atau setan sekalipun.. itu adalah kata – kata terhina yang pernah aku dengar..

Aku lalu berdiri dan menatapnya dengan sangat tajam sekali..

“aku memang kalah.. tapi bukan berarti aku tidak punya harga diri..” ucapku dengan emosinya..

“kamu itu ngomong apa..? kalau kamu itu kalah, berarti kamu gak punya harga diri.. paham ga..? bodoh..” ucap mahluk itu dan emosiku pun, makin memuncak mendengar hinaannya ini..

“bangsaatttt kamu..” ucapku sambil menunjuk wajahnya.. sudah tidak ada ketakutan sedikitpun didalam diriku kepada mahluk satu ini.. yang ada hanya emosi dan emosi saja.. bajingaannn..

“bisamu hanya berteriak lalu sembunyi dibalik kelemahanmu.. manusia terlemah dan menjijikan yang pernah aku temui..” ucap mahluk itu lagi..

“anjinggggg..” makiku sambil berlari kearahnya.. lalu ketika sampai didekatnya, aku langsung loncat dan mengarahkan pukulanku kearah wajahnya..

WUTTTTT..

Dia langsung menghilang dari hadapanku..

Hu.. hu.. hu.. hu.. hu..

Bajingaaaannn.. dia pakai ilmu menghilang lagi.. kurang ajar.. kelihatannya aku harus menenangkan diriku suapaya aku bisa mengalahkannya.. aku sudah pernah menghadapinya dengan emosi, dan itu hanya sia – sia serta membuang tenagaku saja..

Aku lalu memejamkan mataku dan berkonsentrasi dengan pikiranku..

“lemah..”

“bodoh..”

“gak punya harga diri..”

“menjijikan..”

Ucapan – ucapan mahluk itu terus menganggu pikiranku.. tapi aku tidak menghiraukannya dan tetap berkonsentrasi.. aku merasakan mahluk itu mengelilingi aku dengan segala hinaannya..

“lemah..”

“bodoh..”

“gak punya harga diri..”

“menjijikan..”

Aku lalu menanrik nafasku dalam – dalam.. dan ketika aku merasakan mahluk itu dihadapanku, aku langsung memutarkan tubuhku dan mengarahkan tendangan balikku kearah kepalanya..

BUHHHGGG..

Mahluk itu terkena tendanganku.. lalu aku putar lagi tubuhku dan mengarahkan tendangan balik lagi secara beruntun..

BUHHHGGG.. BUHHHGGG.. BUHHHGGG.. BUHHHGGG..

Tendangan balikku kuarahkan dari arah atas dan bawah secara bergantian.. aku melakukannya pun sambil memejamkan kedua mataku..

BUHHHGGG.. BUHHHGGG.. BUHHHGGG.. BUHHHGGG..

Kedua kakiku menari dan melakukan serangan kepadanya.. lalu.. aku salto kedepan dan mengarahkan injakan keubun – ubun kepalanya dengan sekuat tenagaku..

BUHHHGGG..

Lalu aku membuka mataku dan mahluk itu tidak ada dihadapanku.. aku memutarkan tubuhku lagi dan mencari mahluk itu.. dan tiba – tiba dari arah atas, mahluk itu terbang dan menabrakku.. kepalanya pun menabrak kepalaku sampai aku jatuh terlentang..

BUHHHGGG..




“BANGSAAAATTTTT..!!!!!” teriakku sambil menegakkan tubuhku dan berdiri dengan kepala tertunduk..

Anjinggg.. aku diruangan tengah black house lagi..? bangsaattt.. dan kenapa tubuhku sangat ringan seperti ini..? aku merasa tubuhku lebih kuat dari sebelum – sebelumnya.. bajingaannn.. kenapa tubuhku bisa seperti ini..? apa mahluk itu mengusai tubuhku lagi..?



“kita bantai le.. kita bantai manusia bermata merah itu.. kamu sudah mencapai kesempurnaan mata hitam jati bening.. dan mata merah itu, bukan tandinganmu.. menarilah.. menarilah dengan tarian kematian.. tunjukan kekuatanmu sekarang..” ucap mahluk itu dengan suara yang parau..



“Mit.. masih bisa bangun dia.. sekarang aku akan membuatnya tidur selamanya..” ucap Purnama kepada Mita..

“jangan Mas.. cukup… cukup.. hikss.. hikss..” ucap Mita sambil menangis..

“jangan banyak bicara kamu pur.. kita selesaikan duel kita kali ini..” ucapku sambil mengangkat wajahku dan memutarkan kepalaku, kekanan dan kekiri.. pandanganku kali ini pun, lebih menghitam dan emosiku lebih memanas..

Lalu samar – samar aku mendengar alunan suara yang membuat kepalaku mengangguk pelan.. kedua tanganku pun langsung aku rentangkan dan aku tekuk sedikit.. setelah itu aku menggoyangkan tubuhku kekanan dan kekiri mengikuti irama music itu..






Woooo.. lagu ini benar - benar membangkitkan emosiku dan membuat tubuhku bergoyang dengan gilanya.. lalu beberapa saat kemudian.. aku belari sambil salto dan mengarahkan tendangan balikku dari arah atas, kearah ubun – ubun Purnama..

TAPPP..

Purnama membloknya dengan kedua tangannya.. lalu ketika kakiku menyentuh lantai, Purnama langsung menyapu kakiku sampai aku terjatuh..

BUHGGGG..

Akupun langsung roboh dan aku langsung memutarkan kedua kakiku keudara dan dengan bertumpu pada pinggulku, aku mondorongnya sampai aku berdiri lagi..

Dan kembali aku menggoyangkan punggungku kekanan dan kekiri.. lalu aku maju lagi sambil mengarahkan lututku kearah dada Purnama..

TAPPPP..

Purnama kembali memblok lututku.. lalu aku merabahkan tubuhku kesamping dengan bertumpu pada tangan kananku, sambil mengarahkan tendangan dari arah atas, menggunakan punggung kaki kiriku kearah ubun – ubun Purnama..

BUHGGGG..

Ubun – ubunnya terkena tendanganku, dan aku langsung mendorong tangan kananku sampai aku berdiri tegak lagi.. lalu..

BUHGGGG..

Sebuah pukulanku mengahantam rahang Purnama dengan sangat kerasnya.. lalu aku menginjak wajahnya sambil salto kebelakang..

BUHGGGG..

Kakiku diwajahnya dan tubuhku melayang kebalakang.. lalu ketika kedua kakiku sudah ditanah, kepalan tangan kananku dari arah bawah menghantam dagu Purnama.. lalu dilanjut kepalan tangan kiri kearah pelipisnya..dan begitu seterusnya..

BUHGGGG.. BUHGGGG.. BUHGGGG.. BUHGGGG.. BUHGGGG.. BUHGGGG..

Purnama termundur kebelakang dengan seranganku yang bertubi – tubi ini..

“Gagah.. hentikan gah.. hentikan.. cukup gah.. cukupp..” ucap Mita, tapi aku tidak menghiraukannya..

BUHGGGG.. BUHGGGG.. BUHGGGG.. BUHGGGG.. BUHGGGG.. BUHGGGG.

Aku menghajar Purnama menggunakan kepalan tangan dan lututku bergantian..

BUHGGGG.. BUHGGGG.. BUHGGGG.. BUHGGGG.. BUHGGGG.. BUHGGGG..

Aku sangat menggila dan aku sangat dikuasai emosiku.. tapi aku belum puas melihat Purnama yang sudah terlihat lemas itu.. aku lalu koprol kedepan dan aku arahkan kaki kananku dari bawah keatas kearah dagunya..

BUHHHHGGGG..

BUUMMMMMM..

Tendanganku masuk dengan telaknya.. kepala Purnama terdanga dengan tubuhnya sedikit melayang, lalu terhempas kebelakang dan kepala belakangnya membentur lantai dengan sangat keras.. Purnama langsung terlentang dilantai, dengan bayangan cairan berwarna hitam memenuhi wajahnya..

Aku lalu menegakkan tubuhku dan berjalan kearah Purnama yang lemah dan terlentang itu..

“gah.. cukup gah.. cukup.. hikss.. hikss..” mohon Mita dengan tangisannya yang menyayat hatiku..

Aku yang masih emosi dan pandanganku masih menghitam, langsung melihat kearah Mita.. Mitapun terlihat ketakutan dengan tatapanku ini.. lalu aku berjalan kearah Purnama.. setelah aku berdiri didekatnya, aku langsung mengangkat kaki kananku dan aku arahkan kewajahnya.. dan ketika sedikit lagi telapak sepatuku mengenai wajah Purnama..

“GAGAH..” teriak seorang wanita dan aku langsung melihat kearah suara wanita itu..




28249722307c4cde81448e93eafda7e6f56c86a0.jpg

Nirmala Allisya Maheswari



Bangsaaattttt.. itu Mala.. itu Mala.. bajingaaannn.. kenapa datang lagi satu wanita yang sudah menghancurkan hatiku..? kenapa..? terus apa tujuannya datang kesini..? apa dia mau mendatangi aku atau tunangannya kos ditempat ini..? anjiiingggg..

Kakiku yang sudah aku angkat ini pun, aku turunkan lagi.. tapi emosiku masih memuncak dikepala.. aku lalu melihat kearah disekelilingku, dan sudah tidak ada pertarungan lagi.. semua penghuni kosan Black house, sudah terkapar dan bersimbah darah.. sementara semua teman – teman dari pondok merah, pandangannya tertuju kearahku..

Lalu kembali aku menatap Mala dengan emosi dikepalaku..

“harus beginikah caramu bersenang – senang..? sampai lupa diri..? atau sampai mana sih caramu bersenang - senang..? sampai ada yang mati..?” ucap Mala sambil berjalan mendekati aku.. sedangkan Mita hanya menangis sesenggukan..

“la.. aku sakit, sakit sendiri.. jadi kalau aku lagi senang, jangan bilang aku lupa diri.. dan kamu jangan mengganggu kesenanganku.. biarkan aku menikmati kesenanganku, seperti kamu membiarkan aku menikmati kesakitanku.. paham..” ucapku dengan suara yang parau dan berat..

“ke.. ke.. kenapa kamu seperti ini gah..?” ucap Mala dengan suara yang bergetar dan mata yang berkaca - kaca..

“diamlah la.. jangan bersuara lagi..” ucapku sambil menahan emosiku..

Ruangan tengah black house ini pun langsung sunyi dan senyap.. tidak ada yang berani bersuara satupun.. hanya suara sesenggukan dari Mita dan Mala yang terdengar..

Aku lalu mengangkat kakiku lagi dan aku arahkan kewajah Purnama..

“De..” tiba – tiba terdengar suara dari arah pintu kosan.. aku lalu melihat kearah pintu kosan.. dan disana Mas Angger berdiri dengan menggunakan jaket kebesaran pondok merah, sambil mengemut permennya.. akupun sampai terkejut karena kehadiran Mas Angger disini..

Gilaaaaaa.. Mas Angger yang masih diselimuti duka, hadir disini.. bagaimana bisa..? dan keduka’an Mas Angger itu, membuatnya terlihat sangat dingin dan menakutkan..

Tatapan mata Mas Angger yang dingin itu pun, langsung meredakan emosiku yang sedang menguasai kepalaku.. pandangan mataku yang berbayang hitam, berangsur – angsur kembali seperti biasa..

“Mas.. Mas Angger..” ucapku terbata sambil menurunkan kakiku lagi..

Mas Angger lalu berjalan mendekati aku dan berdiri dihadapanku.. Tatapan matanya pun tidak terlepas dari mataku..

“cukup sudah emosimu kamu lampiaskan.. sekarang kita balik..” ucap Mas Angger sambil memegang batang permennya dengan tangan kiri, dan tangan kanannya membersihkan darah yang ada diwajahku..

“tapi ini tentang BD mas.. BD.. BD yang telah menyakiti mba Dinda. Mas Angger dan kita semua..” ucapku sambil melirik kearah Purnama yang masih terlentang..

“gak ada hubungannya black house dengan BD.. sekarang kita balik semua..” ucap Mas Angger sambil menatapku, lalu melihat kearah Om Panji dan seluruh penghuni kosan pondok merah..

Om Panji langsung berjalan mendekati aku dan menepuk pundakku pelan dan berganti menepuk pundak Mas Angger.. sedangkan yang lain hanya terdiam dan tidak ada yang menyahut.. Mas Angger lalu melihat kearahku lagi..

“janji bisa ingkar, pasangan bisa tak setia, teman bisa menghilang, dan rasa bisa berubah.. tapi kalau semua berasal dari sini, dia akan selalu ada dan tidak akan meninggalkan kamu dengan kondisi apapun..” ucap Mas Angger sambil menunjuk kearah hatiku..

Akupun langsung menunduk dan Mas Angger langsung merangkulku.. setelah itu Mas Angger mengajakku keluar dari kosan ini, diikuti seluruh penghuni pondok merah..







#cuukkk.. gilaaaa.. kata – kata Mas Angger ini seperti menyadarkan aku, tentang ‘kesenangan hati’ yang aku bicarakan dengan Mala tadi.. dan ternyata, ketika sesuatu itu berasal dari hati.. pasti akan memiliki ikatan yang sangat kuat, melebihi apapun.. dan ketika ‘kesenangan hati’ itu diusik.. dia akan lebih menggila dan lebih mengerikan.. bajingaannn…
 
Selamat siang Om dan Tante..
Updatenya tipis - tipis ya..

Selamat menikmati coretan yang sederhana ini..
Maaf kalau saya belum bisa menyapa dan membalas komen yang masuk..
Maaf kalau ceritanya gak sesuai dengan harapan Om dan Tante..
Maaf kalau banyak Typo..
Maaf kalau kurang greget..
Maaf kalau kemampuan updetanya hanya sekali dalam seminggu

Terimakasih atas semua saran dan masukannya yang sangat luar biasa..
Semoga masih berkenan untuk membuat saran dan masukan..
:ampun::ampun::ampun:

Untuk updaten selanjutnya, belum bisa memastikan..
Tapi diusahakan seminggu sekali updatennya..

Semoga semua diberi kesehatan dan bencana ini cepat berakhir..
Salam hormat dan salam persaudaraan..
:beer::beer::beer:


#DiRumahAja
#UntukKebaikanBersama
#SedihGaBisaMudik
#TetapSemangat
#BencanaPastiBerlalu
 
Selamat siang Om dan Tante..
Updatenya tipis - tipis ya..

Selamat menikmati coretan yang sederhana ini..
Maaf kalau saya belum bisa menyapa dan membalas komen yang masuk..
Maaf kalau ceritanya gak sesuai dengan harapan Om dan Tante..
Maaf kalau banyak Typo..
Maaf kalau kurang greget..
Maaf kalau kemampuan updetanya hanya sekali dalam seminggu

Terimakasih atas semua saran dan masukannya yang sangat luar biasa..
Semoga masih berkenan untuk membuat saran dan masukan..
:ampun::ampun::ampun:

Untuk updaten selanjutnya, belum bisa memastikan..
Tapi diusahakan seminggu sekali updatennya..

Semoga semua diberi kesehatan dan bencana ini cepat berakhir..
Salam hormat dan salam persaudaraan..
:beer::beer::beer:


#DiRumahAja
#UntukKebaikanBersama
#SedihGaBisaMudik
#TetapSemangat
#BencanaPastiBerlalu
Izin koment dulu, baru baca suhu
Hehehe
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd