Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT M A T A H A R I 2

Status
Please reply by conversation.
Udah di laporin Gan.... Sebenernya Kisanak 87 bisa lapor ke youtube karena si penjiplak melakukan infringement copyright nya penulis asli.... Gimana Ki? Mau laporin?
 
BAGIAN 48
KEJAM


Pop Gagah

Hiuuffttttt.. huuuuu..

Untung disaat – saat seperti ini, aku dikelilingi orang – orang yang menyayangi aku.. Om Panji, Mas Karel dan Bang Badai, memberikan dukungan yang sangat luar biasa.. aku gak tau kalau seandainya gak ada mereka bertiga, dan teman – teman pondok merah lainnya dalam kondisi seperti ini, mungkin kepalaku bisa pecah..

Dukungan lainnya yang membuatku makin tenang adalah dukungan dari Ayah.. Ayah memberikan aku nasehat yang sangat luar biasa dan bisa membuat aku tenang sejenak..

Terus terang kondisi Mas Angger yang semakin parah ini, membuat aku bingung gak karuan.. dan orang – orang terdekat inilah yang membuat kebingunganku, jadi agak berkurang juga..

Satu lagi yang jadi pikiranku.. kenapa Tante Tari mau membayar semua biaya berobat Mas Angger..? apa karena tadi malam kami habis bertabrakan, jadi Tante Tari merasa bersalah..? atau Tante Tari mengira aku ini mahasiswa yang kurang mampu..? ahhhhh.. bikin mumet aja Tante satu itu..

Tapi sudahlah.. aku mau menenangkan sejenak pikiranku dan aku mau mencari angin segar.. aku juga gak mau terlalu lama berlarut – larut, dengan semua kebuntuanku ini.. aku cuman butuh istirahat sejenak dan seruputan kopi susu yang nikmat, supaya pikiranku segar kembali..

Aku sengaja mengajak Bang Badai berjalan kaki dari rumah sakit, menuju kafe yang ada didekat pusat kota sana.. memang jaraknya lumayan jauh dan kondisi cuaca lagi panas – panasnya.. tapi sepanas – panasnya kota ini, angin dari arah gunung sana yang dingin dan sejuk, membuat cuaca yang terik ini tidak terlalu terasa..

Dan diperjalanan ini, tiba – tiba terlintas bayangan seorang wanita yang sekarang telah menjadi mantanku.. siapa lagi kalau bukan Mita.. Mita.. ahhhh.. kenapa lagi wanita itu terbayang dikepalaku..? oh iya.. semalam kan aku telpon dia untuk mengetahui masalah Hegor atau Aldi, tapi terpotong karena Mas Angger yang kesakitan.. kelihatannya nanti setelah sampai dicafe, aku akan telpon Mita lagi..

Hiuuffttt.. huuuu..

Akhirnya perjalanan yang cukup melelahkan inipun, sampai juga dicafe yang kami tuju.. dan setelah duduk dibagian luar café, aku melihat kearah sebuah gedung yang ada disebelah café..

Hegor tattoo..

Bangsatt.. inikan gedung yang dibicarakan teman – teman pondok merah dihari itu..? gedung yang dimiliki anggota BD.. gedung itu terlihat tutup dan sudah lama ditinggalkan.. tapi masa gak dijenguk sama sekali oleh pemiliknya sih..? apa setelah ini aku mencari info tentang siapa pemilik gedung ini, ke orang – orang sekitar ya..? pasti orang – orang sekitar sini tau sedikit informasi tentang siapa pemilik gedung itu..

Setelah memperhatikan gedung itu cukup lama, aku lalu melihat kearah Bang Badai yang lagi asyik dengan rokoknya..

“Bang..” ucapku ke Bang Badai sambil mengarahkan pandanganku kearah gedung Hegor tattoo, dan Bang Badai langsung melihat kearah gedung itu..

“anjing.. itu tempat yang dibicarakan dikosan kita hari itukan..?” tanya Bang Badai dengan terkejutnya dan aku hanya menganggukan kepalaku....

“tapi masih tutup bang..” ucapku..

“bangsaatt.. kok kita masih belum dapat info tentang mereka sih De..? hebat sekali BD itu..” ucap Bang Badai yang terlihat emosi, tapi aku hanya mengalihkan pandanganku kearah dalam café..

Dan didalam café sana, tampak seorang wanita sedang menikmati minumannya.. wanita yang wajahnya terlihat dari arah samping itu, tampak tidak asing bagiku.. aku lalu memperhatikan wanita itu lebih dalam lagi..



Mita Aurela Queensha


Wooo.. wooo.. wooo.. itukan Mita.. kenapa dia ada dicafe ini sendirian..? apa dia ada janji dengan seseorang..? janji dengan siapa..? apa dengan Aldi..? wahhh.. kalau memang Aldi yang janjian sama Mita, aku bisa menuntaskan sedikit permasalahanku ditempat ini..

Tapi ngomong – ngomong, makin cantik aja mantanku satu ini.. wajahnya, tatapan matanya, dan anggunnya ketika dia duduk, membuat hatiku bergetar.. bunga – bunga cinta didalam hatikupun, dengan kurang ajarnya langsung bermekaran ketika aku melihat wajah manis Mita itu.. rasa kangen, rindu, sayang dan juga cinta, menyatu dalam ikatan kebencian dan kemarahan..

Hati dan perasaanku bercampur aduk.. aku sayang wanita ini, tapi aku juga benci melihatnya.. aku cinta wanita ini, tapi aku juga marah dengannya.. perasaan model apa ini..? bajingaannn..

Pandanganku pun langsung tertuju pada sebuah benda yang melingkar dilehernya.. taiikk.. itu kan kalung yang aku berikan kepadanya waktu itu..? kok masih dipakai aja sih..? kami kan sudah mengakhiri semuanya..? taiikk.. taikk..

Kalung itu aku berikan kepadanya, supaya dia mengingatku dan menjaga hatinya selama dikota ini.. tapi dia malah bermain gila dibelakangku.. kurang ajar..

“kelihatannya setelah ini, kita harus cari sendiri info tentang mereka De.. kita tanya aja orang disekitar sini, tentang pemilik bangunan itu.. siapa tau kita dapat infonya dan membuka jalan kita untuk menemukan anggota BD..” ucap Bang Badai, tapi aku tidak menghiraukannya.. pandanganku masih tertuju pada Mita..

Pandanganku yang tajam ini, disertai perasaan yang terombang – ambing dibadai lautan perasaanku.. semuanya terhempas oleh gelombang emosi yang maha dasyat.. entah emosi apa yang bergejolak didalam hatiku ini.. emosi karena cinta atau karena amarah.. yang jelas semua yang ada dikepalaku saat ini ingin aku luapkan.. aku ingin semesta tau, kalau cintaku saat ini berada pada dasar lempeng yang bergeser dan siap untuk mengguncang dunia ini.. guncangan yang menghasilkan gelombang yang maha dasyat dan siap meluluh lantakkan apa yang ada dihadapanku.. bajingaannn..

Dan tiba – tiba.. dua orang laki – laki datang dari arah sebelah café, lalu bergabung dengan Mita.. satu laki – laki aku kenal dan satunya, aku tidak mengenalnya..

Aldi alias Hegor.. orang yang selama ini kami cari dan orang yang pasti menunjukkan jalan kami kepada anggota BD lainnya.. bangsaattt..

Disaat gelombang emosi ini ingin aku tumpahkan, para bajingan itu justru berada dihadapanku dan duduk dengan ‘wanitaku’.. mereka tampak bercanda lalu berbicara dengan serius.. mereka tidak menyadari kalau maut telah mengincar mereka ditempat ini.. mereka tidak tau kalau ada ksatria yang datang dengan membawa bendera perang tanpa pedang, yang siap menghabisi mereka.. mereka tidak paham kalau mereka sebentar lagi akan pergi keneraka jahanam..

Hiufffttt.. huuuu..

Emosiku pun semakin membakar seluruh tubuhku.. kalau tadi hatiku yang bergetar, sekarang giliran seluruh tubuhku yang bergetar dan pandanganku perlahan mulai menghitam, lalu meredup, menghitam lagi dan meredup lagi..

Aku mencoba mengendalikan emosi yang ada dikepalaku, karena aku ingin menghabisi kedua bajingan itu dengan cara yang sangat nikmat sekali.. aku ingin mengorek semua informasi dari mereka, supaya aku bisa menemukan anggotanya yang lain.. selain itu, aku ingin menghajarnya, karena dia sudah mendekati Mita.. aku tau, dia pasti memiliki suatu tujuan yang tidak baik kepada Mita.. bangsattt…

“kita gak usah mencari jalan untuk menemukan anggota BD Bang.. sibangsat itu sudah datang sendiri..” ucapku ke Bang Badai, tanpa menatapnya..

“maksudmu.. dua laki – laki – laki itu..” ucap Bang Badai dengan terkejutnya, sambil menatap kearah dua laki – laki didekat Mita..

“iya..” ucapku dan aku langsung berdiri..

“anjinggg.. kita bantai mereka De.. kita bantai..” ucap Bang Badai dan ikut berdiri juga..

Aku lalu masuk kedalam café dan berjalan kearah mereka bertiga, dengan emosi yang terus membakar seluruh tubuhku.. Mitapun seperti tidak menyadari kehadiranku, karena dia berbicara sangat serius sekali dengan Aldi..

“gak usah menjadi orang yang bajingan, sampai melibatkan seorang perempuan untuk memuluskan angan – angan..” ucapku ketika aku sudah berdiri tidak jauh dari Mita dan aku melihat kearah Aldi dan temannya..

Mita dan kedua laki – laki itupun, langsung melihat kearahku dengan terkejutnya..

“Ga.. Gagah..” ucap Mita yang terkejut dengan kehadiranku..

“kamu bicara sama kami ya..?” tanya Aldi lalu dia menghisap rokoknya..

Aku tidak menjawab pertanyannya dan aku hanya meraih bungkusan rokokku.. aku mengambilnya sebatang dan aku membakarnya lalu menghisapnya perlahan..

“huuuuuu..” aku mengeluarkan asap rokok yang lumayan banyak dari mulutku..

Asap rokokku yang banyak itupun, terlihat emosi dan ingin mencabik – cabik tubuh Aldi dan temannya.. bangsaattt..

“gak usah jadi orang yang bangsat, untuk ambisimu yang sesat..” ucapku lagi sambil menatap kearah Aldi dan temannya..

Keduanya sempat terkejut ketika melihatku tadi.. tapi sekarang mereka berdua terlihat santai, dengan tatapan yang sangat dingin kearahku.. berbeda dengan Mita, aku sempat meliriknya sebentar dan dia terlihat sangat shok sekali..

“siapa bosnya café ini..?” tanya Bang Badai disebelahku dan aku langsung meliriknya..

“aku mas.. ada apa..?” ucap seseorang yang berdiri tidak jauh dari meja kasir..

“suruh semua anak buahmu tutup café ini..” ucap Bang Badai lalu membakar rokoknya..

“maksudnya..?” tanya sipemilik cafe dengan herannya..

“sudahlah.. jangan banyak tanya.. sekarang suruh tutup aja café ini, terus kamu hitung semua inventaris yang ada dicafe ini.. jangan lupa juga, hitung berapa pendapatanmu selama tujuh hari kedepan..” ucap Bang Badai dan orang itu langsung mengerutkan kedua alisnya..

“emang kenapa sih mas..?” tanya sipemilik cafe lagi..

sultanku mau main – main sebentar disini..” ucap Bang Badai sambil melirikku..

Anjingg.. sultan..? siapa sultan maksud Bang Badai..? aku..? emang aku sekaya itu..? aku loh biasa aja.. kurang ajar nih Bang Badai.. aku itu gak pernah pamer sedikitpun tentang hartaku dimedia sosial, untuk mendapatkan pengakuan dari mereka – mereka diluar sana.. lagian harta yang dimiliki oleh keluargaku itu, hasil dari kerja keras.. bukan hasil dari urunan para penonton media social, jadi buat apa dipamerkan..? bajingaann..

“Gah.. kamu mau apa..?” tanya Mita sambil berdiri perlahan.. suaranya terdengar bergetar dan wajahnya terlihat ketakutan sekali..

Aku menatapnya dengan sangat tajam dan dia semakin terlihat ketakutan.. aku tau dia pasti mengerti dengan sikapku yang seperti ini dan dia pasti tidak akan bisa mencegahku..

“pulang Mit..” ucapku singkat sambil membuang muka dan melihat kearah Aldi yang masih duduk dengan santainya..

“ta.. tapi..” ucap Mita terpotong karena aku kembali menatapnya dengan tajam..

“kamu jangan bengong aja.. cepat tutup..” ucap Bang Badai dan kali ini suaranya terdengar sangat tegas sekali, disertai dengan tatapan yang sangat tajam sekali ke bos pemilik café ini..

“turutin aja maunya dua orang ini mas..” ucap seseorang yang tidak jauh dari aku..

Akupun langsung melihat kearah suara itu, dan disana duduk seorang laki – laki dengan santainya sambil menyeruput minumannya..

“tapi Mas Abimanyu..” ucap pemilik café terpotong, karena laki – laki yang bernama Abimanyu itu langsung menatapnya..

“o.. oke..” jawab pemilik café itu terbata..

“tutup.. tutup..” ucap pemilik café kepada para karyawannya..

Para karyawannya langsung memencar dan menutup korden – korden café.. sedangkan beberapa pengunjung didalam café, tampak ketakutan dan langsung keluar café.. pintu – pintu café pun, tampak mulai ditutup oleh sebagian karyawan yang lain..




Abimanyu


“Mit.. aku antar kamu..” ucap laki – laki yang bernama Abimanyu itu kepada Mita..

Bajingaannn.. siapa laki – laki ini..? kenapa bisa dia mengenal Mita dan kenapa pemilik café ini takut kepadanya..? emang dia siapa..? tatapannya begitu santai tapi terlihat mengerikan..

“tapi mas..” ucap Mita..

“kamu mengenal laki – laki ini kan..? kalau dalam kondisi seperti ini, apa bisa dia dibantah..?” ucap Abimanyu kepada Mita, sambil melirikku..

Bangsaatt.. misterius banget laki – laki ini.. dia sepertinya mengenalku, tapi aku tidak mengenalnya sama sekali.. bajingaannn.. siapa dia ini..?

Mita pun langsung berjalan pelan kearah Abimanyu sambil terus melirik kearahku..

“kamu gak usah khawatir.. aku akan mengantar wanitamu ini kekosannya dan kondisinya pasti akan baik – baik saja..” ucap Abimanyu kepadaku sambil berdiri dan tanpa melihat kearahku..

Aku hanya diam saja sambil terus menatapnya.. dan anehnya, aku seakan percaya akan ucapannya dan aku tidak mengkhawatirkan kondisi Mita.. padahal, aku jarang sekali percaya pada orang yang baru aku kenal.. tapi berbeda dengan Abimanyu.. kenapa bisa seperti itu ya..? bajingannn..

Abimanyupun langsung berjalan kearah pintu cafe bersama Mita yang terus melirikku, tapi aku hanya sesekali melihat kearahnya..

“oh iya.. salah satu diantara mereka berdua, kamu pasti sudah mengenalnya.. Aldi alias Hegor.. kalau yang satu lagi bernama Modus.. mereka berdua ini anggota kesatria kegelapan, pasukan khusus dari black death.. hati – hati dengan ucapan mereka dan fokuslah dengan pertempuranmu..” ucap Abimanyu ketika sudah didepan pintu café, sambil melihat kearahku sebentar.. lalu setelah itu dia berbalik lagi dan berjalan meninggalkan café bersama Mita yang terlihat sangat khawatir sekali..

Wooo.. wooo.. wooo.. luar biasa banget Abimanyu ini.. dia bisa mengenali dua bajingan ini sampai sedetail itu..? jadi makin penasaran aku sama dia.. mungkin dia tau siapa aja anggota kesatria kegelapan yang masih hidup.. jadi kalau aku terlalu emosi dan menghabisi dua orang ini, mungkin aku bisa mencari Abimanyu dan mengorek keterangan dari dia..

“ayo De.. gak dimulai kah ini..? pengen aku keluarkan kekentalan dari tubuh mereka..” ucap Bang Badai disampingku..

“hehehe.. salam kental Bang..” ucapku kepada Bang Badai..

Aku lalu melihat kearah Hegor dan Modus yang masih duduk dengan santainya, lalu melihat kearah sekelilingku.. café ini sudah sangat sepi dan tertutup.. semua orang sudah keluar ruangan, termasuk pemilik dan karyawannya..

“akhirnya bisa juga kita duel dengan pangeran – pangeran dari keluarga Jati.. hehehehe..” ucap Hegor kepada Modus dan aku langsung melihat kearah mereka berdua..

“iya gor.. dan kita bisa membalas dendam atas kematian saudara – saudara kita, dengan membunuh kakak dan adek ini.. hehehehe..” ucap Modus lalu melihatku dan Bang Badai bergantian..

Anjing dua orang ini.. mereka mungkin mengiranya Bang Badai itu Mas Angger.. hehehe.. tapi biarlah.. yang penting mereka harus terbantai sekarang juga..

Aku dan Bang Badai pun langsung saling berpandangan, sambil tersenyum dengan sinisnya..

“adek kakak yang berbeda Ibu, tapi satu Ayah.. hahahahaha..” ucap Hegor lalu tertawa dengan kerasnya..

Aku dan Bang Badai langsung melihat kearah mereka berdua lagi, dengan terkejut dan dengan emosinya..

“hahahahaha.. dua anak bajingan lendir.. hahahahaha..” ucap Modus lalu tertawa dengan kerasnya, bersama Hegor..

“HAHAHAHAHA..” mereka tertawa dengan senangnya..

Bangsaattt.. maksudnya apa nih mereka berdua..? aku dan Bang Badai itu saudara tiri..? begitu maksudnya..? bajingaann..

Atau mereka ini berbohong dan hanya ingin memainkan emosi kami berdua, supaya konsentrasi kami buyar dan kami kalah dalam pertarungan ini..? apa ini yang dimaksud Abimanyu tadi, kalau kami harus berhati – hati dengan perkataan mereka berdua..? bangsaaatt..

Tapi kalau dipikir, perkataan dua bangsat ini mungkin ada benarnya.. buktinya aku dan Bang Badai, seperti memiliki ikatan batin yang sangat kuat sekali.. padahal kami berdua tidak memilik ikatan persaudaraan sama sekali.. bagaimana mungkin bisa seperti itu..? apa benar yang mereka ucapkan ini..? apa Ayah pernah berhubungan dengan Bundanya Bang Badai..? hubungan yang seperti apa..? apa Ayah pernah main gila dibelakang Bundaku..? tapi usia Bang Badaikan lebih tua dari Mas Angger..? atau Ayah dulu pernah menikah dengan Bundanya Bang Badai, lalu pisah dan menikah dengan Bundaku..? kok Ayah tidak pernah cerita..? aargghhh.. kenapa pikiranku makin ngelantur seperti ini..?

“De.. ingat kata Abimanyu tadi.. jangan menghiraukan ucapan mereka berdua..” ucap Bang Badai yang terdengar seperti menahan emosinya..

“i.. iya Bang..” ucapku terbata dan rokokku jatuh kelantai..

“mereka tidak menyadari kalau mereka itu adalah saudara tiri.. hahahahaha..” sambung Hegor

“iya gor.. akibat buang buang pejuh sembarangan, sekarang keturunan bajingan lendir itu ada dimana – mana.. hahahahaha..” ucap Modus..

“banyak anak haramnya si Sandi itu, termasuk dia ini.. hahahahaha..” sahut Hegor sambil menunjuk kearah Bang Badai..

Ucapan Hegor dan Modus ini, semakin membuat panas seluruh tubuhku.. nafasku memberat dan pandanganku makin menghitam saja.. kedua tanganku terkepal dengan hebatnya dan keringat mulai keluar dari keningku, karena panasnya seluruh tubuhku..

“herr.. herr.. herr.. herrr..” terdengar nafas yang berat dan mengerikan dari arah sebelahku..

Aku lalu melirik kearah Bang Badai dan dipandanganku yang menghitam ini, tampak dua sinar berwarna merah keluar dari arah kedua mata Bang Badai..

“hahahaha.. satu mendapatkan mata hitamnya bajingan lendir..” ucap Hegor lalu berdiri..

“yang satu dapat mata merahnya bajingan lendir.. hahahaha..” sahut Modus lalu berdiri disebelah Hegor dan tertawa dengan senangnya..

“hahahahaha..” mereka terus menertawakan kami berdua..

“ANJINNGGG..” teriak Bang Badai sambil berlari kearah Hegor dan tangan kanannya bersiap melayang kearah manusia keparat itu..

Dan ketika sudah didepan Hegor..

WUUTTTT..

Kepalan tangan kanan Bang Badai, melayang kearah wajah samping Hegor dan Hegor memundurkan wajahnya dengan santai.. lalu..

BUUHHGG..

Sebuah tendangan didada Bang Badai dari kaki kanan Modus, membuat Bang Badai langsung termundur dengan nafas yang sesak..

“huuppp..” ucap Bang Badai dengan mata yang melotot.. lalu..

BUUHHGG.. BUUHHGG.. BUUHHGG.. BUUHHGG.. BUUHHGG.. BUUHHGG..

Serangan beruntun dengan tangan kanan dan tangan kiri Modus kewajah Bang Badai, membuat Bang Badai kewalahan..

BUUHHGG.. BUUHHGG.. BUUHHGG.. BUUHHGG.. BUUHHGG.. BUUHHGG..

Kedua kaki Hegor bergantian menyerang Bang Badai.. lalu..

BUUHHGG.. BRUAAKK..

Sebuah tendangan balik dari Hegor, mengenai wajah samping Bang Badai dengan telak.. Bang Badai langsung roboh kesamping dan menghantam meja café, sampai meja kayu itu patah dan ambruk bersama tubuh Bang Badai dilantai..

Anjing.. dua orang itu dengan mudahnya membantai Bang Badai..

“BAJINGAANNN..” teriakku lalu aku berlari kearah Hegor..

Aku menghentakan kaki kiriku dilantai dan aku langsung salto sambil mengarahkan tumit kaki kananku, kearah ubun – ubun Hegor..

BUMMMM..

Kaki kananku menghantam lantai dengan keras, karena Hegor menggeser tubuhnya kekanan.. Hegor lalu memutar tubuhnya dan..

BUUHHGG..

Injakan kaki Modus dari arah samping kiriku, mengenai wajah sampingku dengan telak dan membuat aku limbung kearah kanan.. lalu dilanjut hantaman dari arah sebelah kananku oleh Hegor, mengenai rahangku dan membuat aku limbung kekiri.. lalu..

BUUHHGG.. BUUHHGG.. BUUHHGG. BUUHHGG... BUUHHGG..

Mereka berdua menyerangku bergantian dengan cepatnya.. pukulan mereka keras dan sangat terarah sekali..

BUUHHGG.. BUUHHGG.. BUUHHGG. BUUHHGG... BUUHHGG..

Perut, dada, dan kepalaku, bergantian terkena serangan mereka.. lalu..

BUHHGGG..

Injakan yang sangat kuat didadaku, membuat tubuhku terpental sampai aku roboh dan punggungku menghantam lantai dengan kerasnya..

BUUMMMM..

Anjingg.. Hegor dan Modus menghajarku bergantian sampai aku terlentang dan tidak berdaya.. bajingaannn..

Aku yang dikuasai emosi seperti ini, dapat ditaklukkan dengan mudah oleh mereka berdua.. mereka berdua memang sangat kuat dan mereka juga tenang dalam mengeksekusi lawannya.. anjinngg..

“HAHAHAHAHAHA..” terdengar tawa Hegor yang keras sekali..

“ternyata keturunan Sandi sibajingan lendir, sangat lemah sekali.. menang warna mata aja mereka berdua ini.. hahahahaha..” ejek Modus lalu tertawa dengan senangnya..

“iya.. padahal kita belum mengeluarkan tenaga.. hahahaha..” ucap Hegor lalu kembali tertawa..

“anjing..” gumamku pelan sambil berusaha bangun dan duduk dengan bersusah payah..

Seluruh tubuhku terasa sangat sakit sekali dan pandanganku kembali normal seperti biasa.. bangsaatt dua orang ini.. ucapannya memang bikin sakit telinga dan membuat aku tidak focus dengan pertempuran kali ini.. aku memang emosi, tapi entah kenapa aku tidak bisa mengeluarkan lagi semua emosi yang terpendam ini..? bajingaann..

Aku lalu melihat kearah Bang Badai yang juga duduk dengan darah yang keluar dari tepi bibirnya.. wajah Bang Badai terlihat sangat emosi sekali dan matanya masih terlihat memerah.. gilaaa.. rupanya Bang Badai masih dikuasai emosinya..

“kita pemanasan lagi atau kita langsung ke menu utama..?” tanya Modus ke Hegor..

“kita main – main dululah sama para binatang ini.. aku ingin mereka kesakitan dan menderita, seperti saudara – saudara yang telah mendahului kita..” ucap Hegor dan kali ini suaranya terdengar dingin sekali..

“kalian mau main – main dengan Badai..? hehehe..” ucap Bang Badai lalu tersenyum dengan bengisnya..

“pukulan kalian ini ga ada rasanya bagiku..” ucap Bang Badai sambil berdiri perlahan, lalu membersihkan darah yang keluar dari tepi bibirnya..

“hahahaha.. masih angkuh aja anak haram ini..” ucap Hegor dan membuat Bang Badai hanya memiringkan kepalanya kekanan sedikit..

“angkuhnya itu, mungkin nurun bajingan lendir gor.. hahahahaha..” ucap Modus dan Bang Badai langsung menegakkan kepalanya..

Bangsaatt.. kenapa sih mereka berdua bicara seperti ini..? apa yang mereka tau tentang Ayahku dan juga seluruh keluargaku..? apa ucapan mereka ini benar – benar kenyataan, atau memang ini taktik mereka memancing emosi kami, dan mereka bisa mengalahkan kami..? bajinggaannn..

“anak ini gak tau, kalau Ayahnya itu mandul dan dia hasil hubungan gelap.. hahahaha..” ejek Hegor sambil menunjuk Bang Badai..

“iya.. hubungan gelap antara bajingan lendir dan Tiara Wulandari cinta pertamanya.. hahahaha..” sambung Modus..

“A N A K H A R A M..” ucap Hegor pelan dan sangat tegas sekali..

“BANGSAAAATTT..” maki Bang Badai dengan sangat emosinya lalu menyerang Hegor dan Modus..

“ANJIIIIING..” teriakku lalu aku berdiri dan langsung menyerang dibelakang Bang Badai..

WUUTTT.. WUUTTT.. WUUTTT.. WUUTTT..

Bang Badai menyerang Hegor dan Modus bergantian, tapi mereka berdua dapat menghindarinya dengan mudah..

TAPPP.. TAPPP.. TAPPP.. TAPPP.. TAPPP..

Aku menyerang Hegor dan seranganku dapat ditangkisnya.. Bang Badai pun langsung memfokuskan serangannya ke Modus dan aku menyerang Hegor..

WUUTTT.. WUUTTT.. TAPPP.. TAPPP..

WUUTTT.. WUUTTT.. TAPPP.. TAPPP..

Hegor menghindar lalu menangkis seluruh seranganku.. bajingaann.. gesit juga manusia ini.. lalu..

BUHHGGGG..

Pukulan dengan kepalan tangan kanan Hegor, langsung masuk kepelipis bagian kiriku dengan keras dan langsung membuat pelipisku sobek dan berdarah..

“HAHAHAHAH.. lemah..” ucap Hegor meremehkan aku, lalu..

Kepalan tangan kiri Hegor, dengan cepatnya melayang dan menghantam rahang bagian kananku dengan kerasnya..

BUHHGGG..

“ARRGGHHH..” teriakku dengan kepala terdanga dan tubuh limbung kebelakang..

BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG..

Pukulan cepat dan beruntun, langsung diarahkan kedada dan perutku oleh si Hegor..

BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG..

Hegor terus menghantamku, sampai aku terpojok pada sebuah tiang beton kafe..

Taiikkkk.. kalau aku seperti ini terus, bisa hancur babak belur aku.. aku harus bisa menahan serangannya dan membaca serangannya.. setelah itu, aku harus bisa membalasnya dan aku harus merobohkannya..

Dan ketika Hegor mengarahkan kepalan tangannya kearah wajahku, aku langsung menahannya dengan kedua lenganku bergantian..

TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP..

Serangan Hegor yang bertubi – tubi ini, mampu aku redam beberapa saat.. aku memblok semua serangan yang mengarah kekepala, dada, dan perutku..

TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP.. TAPP..

Lututnya pun mencoba naik kearah wajahku yang menunduk, tapi aku membloknya dengan kedua tanganku..

Hegor lalu menjambak rambut belakangku, dan menariknya sampai aku terdanga.. lalu dengan cepatnya, kepalan tangan kanan Hegor menghantam wajahku dan tangan kirinya tetap menjambak rambut belakangku..

BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG..

Mulut, hidung, pelipis, mata dan bagian tengah diantara kedua alisku, menjadi sasaran pukulan yang sangat keras dari Hegor..

BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG..

Darah segarpun mulai keluar dari sekitar wajahku.. sebagian pandanganku tertutup oleh darah dan kelopak mataku mulai membengkak..

BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG..

Serangan Hegor tidak terhenti dan dia justru semakin brutal menghajarku..

BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG..

Anjing.. masa aku hancur seperti ini sih..? masa aku gak berdaya dihadapan sibangsat ini..? ada apa denganku..? apa ini karena provokasi dari Hegor dan Modus..? tapi iya kalau benar segala ucapannya itu..? kalau itu hanya sekedar taktik dari mereka berdua bagaimana..? akukan belum tau kebenaran tentang ucapan mereka ini..? bagaimana bisa pikiranku sudah bisa melebar kemana – mana..? bajingaaannn..

Aku harus melawannya dan aku harus bisa merobohkannya.. tentang segala ucapan dua bajingan ini, mungkin setelah pertarungan ini selesai, baru aku akan mencari kebenaran tentang kabar yang membangsatkan ini..

Tapi aku harus mengalahkannya dulu dan aku harus menumbangkannya.. aku harus menumbangkannya..

BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG..

TAPPP..

Aku memegang pergelangan tangan kiri Hegor yang menjambak rambutku, dan aku menahan kepalan tangan kanannya dengan telapak tangan kiriku.. aku meremas kepalan tangan kanan itu, lalu dengan sekuat tenaga aku mendorongnya..

Tangan kanankupun berusaha melepaskan jambakan rambut ini dengan sekuat tenagaku.. aku memutar pergelangan tangan kirinya, dengan bertumpu pada jempolku yang ada ditulang dipergelang tangannya..

“AARRGGHHHHHH..” teriakku..

Lalu setelah jambakannya terlepas..

JEDUUKKKK..

Aku menghantamkan jidatku tepat ditulang lunak hidungnya, dengan sekuat tenagaku..

“ARRGGGHHHHHH..” teriak Hegor kesakitan, sambil memegang hidungnya yang berdarah..

Tubuh Hegor termundur beberapa langkah dan aku langsung memutarkan tubuhku, sambil melakukan tendangan balik dari atas.. aku mengarahkan punggung kakiku tepat dibagian samping leher Hegor..

BUHHGGG..

Pegangan tangannya dihidungnya terlepas dan dia limbung kekanan, dengan darah mengucur dari hidungnya..

Aku lalu memutarkan kaki kananku dari arah kiri kekanan, tepat diwajahnya yang limbung kearah kiriku.. dan..

BUHHGGG..

Lalu aku angkat lagi kaki kananku dan aku putar lagi dari arah kanan kekiri, kewajah Hegor..

BUHHGGG..

Setelah itu..

BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG..

Aku melakukan tendangan balik, tendangan dari arah kanan, kiri dan dari arah bawah, dengan tehnik capoeraku..

BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG.. BUHHGGG..

Hegor tetap berdiri dengan segala seranganku dan tidak ada tanda – tanda mau roboh.. padahal kepala, leher, dada, pundak dan perutnya, terkena tendanganku dengan berbagai gaya.. bangsaattt..

Dan ketika aku keasyikan dengan seranganku, Hegor lalu menunduk menghindari tendangan balikku yang mengarah kekepalanya.. lalu ketika kedua kakiku sudah menyentuh lantai, Hegor menegakkan tubuhnya sambil mengarahkan kepalan tangannya kearah dadaku..

BUHHGGG..

“huuuuppp..” aku termundur dengan nafas yang sesak.. lalu..

BUHG.. BUHG.. BUHG.. BUHG.. BUHG.. BUHG.. BUHG.. BUHG..

Pukulannya cepat, keras dan semuanya mengarah kedadaku..

BUHG.. BUHG.. BUHG.. BUHG.. BUHG.. BUHG.. BUHG.. BUHG..

“HUEKKKSSSS..” darah segar tersembur dari mulutku, karena kerasnya pukulan yang bertubi – tubi ini.. dan..

BUHHGGG.. JEDUUKK.. BUUMMM..

Sebuah tendangan menggunakan punggung kaki kanan Hegor, menutup serangannya dan mengenai pelipisku yang berdarah tadi.. akupun langsung tumbang, dengan kepala bagian kananku membentur lantai dengan kerasnya..

Darah segar keluar lagi dari mulutku dan seluruh tubuhku terasa remuk sekali.. bangsaattt.. bisa – bisanya aku roboh dua kali oleh serangan sibangsat ini..? sekuat itukah dia..? atau aku aja yang terlalu lemah..? bajingaann..

Pandanganku mulai kabur dengan semua serangan Hegor tadi.. kedua mataku sebagian tertutup karena bengkak dari kelopak mataku.. tetesan darahpun, terasa memenuhi wajahku.. bajingaannn..

“ini pemuda yang punya selogan salam kental..? kental apanya..? pejuhnya.. cuihh…” ucap Hegor lalu ditutup dengan meludah diwajahku..

“ternyata ini gak seperti yang aku bayangkan gor.. si anak haram ini aja takluk dikakiku..” ucap Modus dan aku langsung melirik kearahnya..

Dan dipandanganku yang agak kabur ini, tampak wajah samping Bang Badai diinjak Modus dan Bang Badai melihat kearahku.. wajahnya dipenuhi darah dan matanya tidak memerah lagi.. anjinggg..

“terus apa yang ditakutkan sibos, kalau keturanan bajingan lendir selemah ini..? tidak usah menunggu waktu yang lama, kita aja bisa menghabisi mereka saat ini juga.. pasukan kesatria kegelapan pasti bisa menghancurkan pondok merah sampai tidak tersisa..” ucap Hegor dengan angkuhnya..

“betul juga.. mereka semua bisa kita hancurkan dalam sekejap mata..” ucap Modus sambil menguatkan injakannya diwajah Bang Badai..

Bajingaannn.. rupanya mereka sudah menyiapkan sebuah rencana dan tinggal waktunya saja.. tapi mereka menunggu apa untuk melakukan penyerangan itu..? anjingg..

Kedua sibangsat ini aja kuat sekali, apalagi pimpinan mereka..? tapi masa iya aku akan menyerah dan kalah dalam pertempuran ini..? itu sama aja memuluskan rencana mereka dan kekalahan kami berdua ini, pasti akan menjadi pukulan yang telak bagi Mas Angger dan semua penghuni pondok merah..

Lagipula, tidak ada yang namanya kekalahan didalam kamusnya Gagah Irawan Sandi.. aku harus bangkit dan merobohkan sibangsat ini.. aku tidak boleh menyerah dan cukup sudah darahku mengalir saat ini.. sekarang waktunya aku yang bantai mereka..

Tapi kemana mata hitamku..? kenapa bisa tidak muncul disaat seperti ini..? biasanya kalau darahku sudah keluar, mata hitamku itu akan hadir dengan sendirinya tanpa aku minta.. aahhhh.. persetanlah.. aku tidak butuh bantuan siapapun kali ini.. aku harus bisa mengalahkan siapapun lawanku, dengan kekuatanku sendiri..

“kelihatannya, anak dari selir – selir Sandi ini harus kita habisi secepatnya..” ucap Hegor..

“bukan selir.. mereka berdua ini anak pelacur.. hahahaha..” ucap Modus dan itu langsung membuat darahku mendidih..

Bangsaattt.. cukup sudah dia menghina Ayahku dan Bundaku.. cukup.. semua perkataannya itu, sekarang bukan melemahkanku tapi justru membuat jiwaku terbakar.. para bajingan ini harus aku bantai.. harus aku bantai..

Aku pun langsung mengepalkan kedua tanganku dan aku mencoba untuk bangkit, dengan emosi yang menggila.. dan tiba – tiba, disaat aku sudah setengah berdiri..

BUHHGGG..

Sebuah tendangan diwajahku, masuk dengan telak dan membuat aku roboh lagi.. tubuhku roboh kebelakang dan kepalaku membentur lantai dengan keras..

BUUMMM..

Gelap..

Anjing.. tiga kali aku roboh dan yang ketiga ini, rasanya sangat membangsatkan sekali.. dadaku sakit dan nafasku sesak, serta kepalaku pusing.. kepala ini rasanya sakit sekali karena tendangan sibangsat itu.. terus apa yang terjadi padaku sekarang..? apa aku pingsan..? bajingaann..

Aku masih mencoba mengatur nafasku sambil memejamkan mata.. tapi kalau sambil memejamkan mata seperti ini, sama aja dong.. suasana gelap ini justru semakin membuat aku sulit bernafas dan kepalaku makin berat..

Perlahan aku membuka mataku dan pandanganku tetap gelap.. disekelilingku yang terlihat hanya hitam dan tidak ada warna yang lain.. arrgghhhh.. apa pandanganku sudah kabur sekali..? tapi kalau kabur kan harusnya masih ada sedikit cahaya yang terlihat, walaupun berbayang.. ini gak ada warna sama sekali yang aku lihat, selain warna hitam..? apa aku dikuasai emosi..? tapi kalau emosikan aku masih bisa melihat sedikit, bukan gelap gulita seperti ini..?

Kembali aku memajamkan kedua mataku, lalu aku menekan mataku yang terpejam dengan jari – jariku.. setelah itu aku membuka mataku perlahan dan pandanganku langsung berbayang, lalu sedikit menerang..

Wooo.. wooo.. wooo..

Dimana aku ini..? kok tempat ini seperti memiliki aura mistis yang sangat kuat..? aku yang tertidur terlentang ini, hanya melihat kabut dipandanganku.. aku lalu cepat duduk dan aku menarik nafasku dalam – dalam, sambil memejamkan kedua mataku lagi..

Hiuufftttt.. huuuuu..

Wawww.. kok nafasku enteng dan gak sesesak tadi..? kepalaku juga gak pusing dan berat, ada apa denganku..? kok cepat sekali perubahan didalam diriku..?

Aku lalu meraba wajahku dan tidak ada darah atau bekas luka sedikitpun.. aku merasa wajahku seperti tidak habis berkelahi saja.. gila..

Perlahan aku membuka mataku lagi dan pandangan didepan mataku membuat aku terkejut.. aku berada ditengah hutan tua, dengan pohon – pohon besar yang menjulang tinggi disekelilingku.. hutan ini terlihat sangat angker dan penuh dengan aura mistis.. kabut yang menyelimuti pepohonan itupun, menambah kesan yang sangat mengerikan..

Astagaaa.. ini kan rumahnya..

BOMMMM..

Tiba – tiba salah satu pohon yang besar itu tumbang, lalu datang api yang menyambar pohon tumbang itu dan menyambar pohon – pohon disekitarnya.. api itu dalam sekejab membesar dan membuat tempat ini berkobar dengan hebatnya..

Bajingann.. dari mana datangnya api itu dan siapa yang membakar tempat ini..? terus kenapa juga dibakar..? dibakar atau terbakar..? atau jangan - jangan karena aku terdampar disini, jadi hutan ini dibakar..? anjingg..

Akupun langsung berdiri dan mencoba berlari, untuk meninggalkan tempat yang terbakar dengan hebatnya ini.. tapi ketika aku akan melangkah kakiku, kaki ini seperti berat dan aku tidak bisa berlari..

Bangsatt.. ada apa lagi ini..? kenapa aku tidak bisa berlari..? apa aku ada dineraka dan aku sengaja akan dibakar bersama pohon – pohon tua ini..? gilaaa..

“mahluk lemah sepertimu itu, memang seharusnya ada dineraka dan tersiksa oleh ganasnya api – api yang membara seperti ini..” ucap sesosok mahluk dengan emosinya dan aku langsung melihat kearah suara itu..

Dan disampingku, sesosok mahluk yang menyeramkan melayang dengan senjata ditangan kirinya.. dia melayang diatas api yang berkobar ini dan dia menatapku dengan sangat emosinya..

Tatapannya yang terlihat dibalik jubahnya itu, sangat hitam dan pekat sekali..



Mahluk Mata Hitam Gagah


Gilaaa.. inikan mahluk mata hitam dan tempat ini adalah rumahnya.. tapi kenapa dia membakar rumahnya sendiri dan kenapa dia marah seperti itu kepadaku..? apa salahku kepadanya..?

“salahmu karena kamu mahluk yang lemah dan kamu mempermalukan leluhurmu Ranajaya..” ucap Mahluk itu dan terlihat dia semakin emosi.. mahluk itu melayang lalu mendekat ke arahku..

“apa yang aku permalukan..? terus kamu itu siapa..? kenapa kamu selalu mencampuri urusanku..? lagian buyutku Ranajaya, bukan orang yang emosian seperti kamu.. beliau orang yang bijaksana..” ucapku sambil membalas tatapan mahluk mata hitam yang jaraknya sudah dekat denganku ini..

“Ranajaya itu memang bijaksana, tapi tidak lemah seperti kamu.. tidak ada yang berani menghina keturanan Ranajaya, seperti orang yang membantai kamu.. dasar pecundang..” ucap mahluk itu dan wajahnya sangat dekat dengan wajahku..

Tatapan matanya yang hitam pekat itu, menatapku dengan sangat dalam sekali.. didalam bola matanya yang hitam itu, terlihat bayangan ribuan orang mati terbakar.. tubuhku sampai merinding melihat bayangan - bayangan orang yang kesakitan dan tersiksa itu.. bangsaattt..

“kalau kamu hanya membuat malu leluhurmu, lebih baik kamu mati ditempat ini dan mati bersama mereka – mereka yang pecundang..” ucapnya dengan suara yang berat dan parau..

“kalau kamu mau membunuhku dan menyiksaku dengan apimu ini, silahkan saja.. tapi kalau aku tidak bisa mati..? kamu yang akan aku bantai..” ucapku dengan tegasnya..

“mahluk selemah kamu ini masih bisa angkuh ya..? mahluk yang bisanya cuman bikin malu nama Ranajaya..” ucapnya yang meremehkan aku..

“anjing..” gumamku dan sekarang emosiku mulai naik kekepala..

Mahluk itupun langsung melayang mundur kebelakang, dengan tangan kanannya yang tiba – tiba mengeluarkan bola api yang besar..

“bangsaaatt..” makinya sambil melemparkan bola api itu kearahku..

Aku dengan refleknya menutup wajahku dengan kedua lenganku..

Bluupppp..

Bola api itu mengenai aku sampai tubuhku terlempar jauh kebelakang.. aku terlempar dan tubuhku terlentang ditanah yang mulai terasa panas ini..

Bangsaattt.. panas sekali api itu dan tanganku seperti dibakar saja.. bajingaannn.. selain itu suasana ditempat ini pun semakin panas, karena api disekelilingku yang semakin menjadi..

Anjing.. apa aku akan mati terpanggang ditempat ini..? jangan.. jangan sampai hal itu terjadi.. bukannya aku takut dengan kematian.. bukan.. tapi kalau aku sampai mati, siapa yang akan membantu Mas Angger menyelesaikan semua masalah itu..? aku harus cepat bangkit dan aku harus mengalahkan iblis mata hitam ini..

Aku lalu cepat bangun dan berdiri, sambil menggosok kedua lenganku yang kepanasan ini..

“mahluk lemah..” ucap mahluk bermata hitam itu lagi dan dari tangan kanannya, keluar lagi bola api yang besar..

Dan belum sempat aku siap dengan serangannya..

Bluupppp..

Bola api dilemparkan kearahku lagi dan tepat mengenai dadaku.. kembali aku terlempar kebelakang, dengan rasa panas dan sakit yang sangat luar biasa..

Aku roboh dan terguling – guling ditanah yang panas ini.. dadaku sesak dan sekujur tubuhku terasa seperti dipanggang saja.. bajingaannn..

“AARGGHHHHHHH..” teriakku yang kesakitan, sambil memegangi dadaku dan menatap mahluk itu..

“rasa sakit itu, hanya sebagian kecil saja yang kamu rasakan.. aku akan terus menyiksamu dan pasti lebih menyakitkan lagi ditempat ini.. setiap inchi tubuhmu, pasti akan merasakan sakit dan panasnya apiku ini.. kamu akan menikmatinya.. kamu akan menikmatinya..” ucap mahluk itu lagi dengan tangan kanan yang mengeluarkan bola api yang lebih besar..

“aku ingin melihat kamu kesakitan, dan seluruh keluargamu akan meratapi kematian mahluk hina seperti kamu ini..” ucap mahluk itu dengan sangat emosinya..

Bangsaatt.. aku gak boleh mati ditempat ini.. Ayah, Bunda, Mas Angger dan kedua adik kembarku, pasti akan bersedih sekali.. aku tidak boleh menyerah, apalagi sampai membuat malu nama besar buyut Ranajaya..

Lalu dengan sisa – sisa tenaga dan kesakitan yang luar biasa, aku bangun dan berdiri tegak dihadapan mahluk bermata hitam itu..

“sebesar apapun bola api yang akan kau hantamkan ke aku, aku tidak perduli.. kalau bola api terkahir ini tidak bisa membunuhku, kepalan tanganku ini yang akan membunuhmu.. aku tidak perduli kamu mahluk apa dan tercipta dari apa.. tapi yang jelas, aku yakin kamu adalah mahluk yang paling lemah di alam semsta ini..” ucapku dengan kedua tanganku yang terkepal dengan kuatnya..

“terlalu banyak bicaramu..” ucapnya sambil melemparkan bola api kearahku..

Aku yang berdiri tegak ini, bukannya menghindari bola api yang datang itu.. aku malah mengarahkan kepalan tanganku kearah bola api itu.. lalu dengan sekuat tenaga, aku mengangkat kedua kakiku dan berlari kearah bola api yang menyala itu..

BLUUPPP…

Aku meninju bola api itu, lalu berlari kearah mahluk bermata hitam, dengan melewati bola api yang berkobar..

“ARRGGHHHHHH..” aku berteriak sambil terus berlari..

Dan ketika aku sampai didekat mahluk bermata hitam yang melayang itu, aku meloncat menggunakan tumpuan kaki kanan, lalu mengarahkan kepalan tanganku kearah wajahnya..

BLUUPPPP..

Mahluk itu menghilang dan aku hanya memukul jubahnya saja..

Buhhggg..

kedua kakiku menyentuh tanah, bersama jubah mahluk itu yang juga jatuh ketanah.. dan..

bangsaattt.. kemana menghilangnya mahluk itu..? kenapa tinggal jubahnya saja..?

Aku lalu melihat kearah sekelilingku, mencari keberadaan mahluk bermata hitam itu.. dan tiba – tiba..

Buhhggg..

Sebuah bayangan hitam dari arah depanku, menghantam tubuhku dengan cepat dan kuat, sampai aku terlempar dan roboh ketanah.. lalu

Gelap..


Bajingaannn.. kemana mahluk hitam itu perginya dan dimana lagi aku ini..? kenapa gelap disini..? apa aku sudah terkubur ditanah..? apa aku telah dibunuhnya..? anjinggg..

“jadi kita habisi aja nih anak – anak pelacur..?” samar – samar terdengar suara orang yang ada didekatku..

“kelihatannya seperti itu dus.. mereka berdua sudah tidak bergerak lagi..” sahut seseorang dan itu suara Hegor..

Anjing..aku sudah berada dicafe lagi.. tapi apa maksud ucapan mereka..? apa aku sudah kalah dan tidak berdaya..? terus bagaimana dengan Bang Badai..? apa dia juga kalah dari Modus dan tidak bangun lagi..? bangsaatt..

Aku harus bangun secepatnya dan aku harus membalas mereka berdua.. Modus dan Hegor harus aku buat terkapar ditempat ini.. mereka berdua harus merasakan sakit yang melebihi sakitku dan sakitnya Bang Badai.. bukan hanya karena darah yang sudah mengalir ini, tapi juga karena hinaan mereka berdua kepada orang tua kami.. bajingaannn..

Aku yang dalam kondisi tertelungkup ini, membuka mataku perlahan.. pandanganku kabur dan sebagian tertutup kelopak mataku yang bengkak, serta cairan darah yang menetes dari pelipisku..

“kita kuliti aja tubuh mereka pelan – pelan, sebelum kita menghabisinya..” ucap Modus..

“iya.. terus kita kirim kepulau seberang.. biarkan bajingan lendir dan pelacurnya si Mery itu menangis.. hahahahaha..” ucap Hegor lalu tertawa dengan senangnya..

Taiikkkk.. Bajingaaann.. bangsaatt.. anjingg..

Cukup.. cukup sudah dia menghina kedua orang tuaku.. sekarang aku harus membantai mereka dan mencabut lidah kotor mereka, karena sudah terlalu lancang sekali.. aku akan membuat mereka tersiksa sekali, sampai iblis pencabut nyawa yang akan menjemput mereka, merinding melihatnya..

Emosi yang menggila, langsung membakar seluruh tubuhku.. panas ditubuhku ini, melebihi panasnya api yang membakar hutan tua tadi.. belum pernah aku merasakan kemarahan yang seperti ini dan ini adalah puncak kemarahan yang pernah aku rasakan..

Dengan kedua tanganku yang bergetar dan terkepal, aku mendangakkan kepalaku yang tertidur kesamping.. pandanganku menghitam dan terlihat dua sosok bayangan manusia yang tertawa dengan bangsatnya..

“waw.. bangun lagi ternyata dia..” ucap Modus..

“iya.. si anak haram ini bangkit lagi.. hahahaha..” sahut Hegor..

“matanya memerah gor..” ucap Modus..

Anjing.. apa tatapanku berubah menjadi merah..? tapi kenapa tatapanku berbayang berwarna hitam..? aku lalu melirik kearah sebelahku.. dan disana, terlihat dipandanganku yang berbayang hitam ini, seseorang berdiri dengan warna merah darah dari arah kedua matanya.. warna merah darah itu tidak pernah aku lihat.. warna merah darah itu terlihat sangat mengerikan dan penuh dengan emosi yang menggelora..

Bajingaann.. apa itu Bang Badai..? kenapa bisa tatapannya begitu mengerikan..? apa dia sudah mencapai titik puncak kemarahannya..? gilaaa..

“waw.. anaknya pelacur Mery juga bangun..” ucap Hegor sambil melihat kearahku..

“hahahaha..” Modus melihat kearahku juga, lalu dia tertawa dengan kencangnya..

Bangsaatt.. kalian berdua telah membangkitkan mata merah dan mata hitam dengan sangat sempurna sekali.. dan sekarang kalian akan merasakan nikmatnya pertarungan ini.. anjingg..

Aku lalu berdiri dengan emosi yang terus menggila dan siap untuk ditumpahkan.. dan ketika aku sudah berdiri tegak, aku membersihkan darah yang memenuhi wajahku.. lalu darah yang berada ditelapak tanganku ini aku cium, setelah itu aku menggenggamnya dengan erat..

“darahmu akan tertumpah hari ini.. pasti akan tertumpah.. SALAM KENTALLL..!!!” ucapku pelan lalu berteriak sambil berlari menyerang mereka..

“BANGSAATTTT..” teriak Bang Badai, lalu dia berlari kearah Modus dan..

BUUHHGGG..



Pov Badai

Anak haram.. anak haram.. anak haram.. suara itu terus mendengung ditelingaku dan membuat seluruh tubuhku lemas - selemasnya.. aku tidak bisa memberikan perlawanan yang cukup keras dan aku takluk dikaki sibangsat Modus.. kekuatan ku seolah hilang dan aku seperti anak kecil yang tidak mempunyai tenaga.. jiwaku terguncang mendengar setiap ucapan dua orang binatang itu..

Apa benar aku ini anak Ayah Sandi..? apa benar ucapan mereka itu..? apa ucapan mereka itu hanya untuk melemahkan aku, sehingga mereka bisa mengalahkan aku..? tapi kalau mereka hanya memprovokasi, kenapa bisa aku memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan Ayah Sandi, Angger dan Dede..? ikatan batin ini pun ada sebelum aku ditatto keluarga besar Jati..

Tattoo keluarga Jati..? apa karena aku ini benar anak dari Ayah Sandi, jadi aku ditatto seperti ini..? bohong kalau cuman gara – gara aku diangkat anak saja, aku sampai ditatto seperti ini.. Mas Panji yang memiliki silisilah keluarga besar Jati saja, tidak ditatto seperti aku..

Tapi kenapa Ayah Sandi tidak jujur kepadaku..? kenapa juga Ibu tidak mengungkapkan Ayahku yang sebenarnya..? apa benar Ayahku itu tidak bisa memiliki anak..? apa Ayahku tau kalau aku ini bukan anak kandungnya..? apa benar Ibu telah selingkuh dengan Ayah Sandi..? bangsaattt..

Pertanyaan - pertanyaan ini terus berputar dikepalaku, sehingga aku tidak konsen dengan perkelahianku kali ini.. walapun aku sempat dikuasai emosi dan mengeluarkan mata merah, aku tidak mampu mengimbangi sibangsat Modus.. aku seperti anak rumahan, yang tidak pernah berkelahi saja.. aku dihajar habis – habisan, sampai kelapaku diinjak oleh Modus.. anjing.. anjing..

Aku sekarang tidur tertelungkup dengan mata yang terpejam.. Aku tidak tau, aku masih sadar atau tidak dengan kondisiku sekarang ini.. yang jelas sekarang aku berdarah – darah dan yang aku ingat terakhir kali, kepalaku berada dikaki sibangsat Modus..

Aku sekarang merasa berada didunia lain dan disini sunyi sekali.. tidak ada suara membangsatkan dari Hegor ataupun Modus.. tidak ada juga teriakan kesakitan dari Dede, yang tadi aku lihat dibantai oleh Hegor.. apa aku pingsan atau malah sudah mati..? bajingaannn..

Aku lalu membuka mataku perlahan dan pandanganku agak kabur lalu perlahan terang.. kepalaku agak ringan dan tidak ada kaki si Modus dikepalaku..

Dan ketika pandanganku terang benderang, suasana yang mengerikan terlihat jelas dihadapanku.. banyak sekali manusia yang berdiri tidak jauh dari aku dan aku tidak tau berapa jumlah mereka.. tapi yang jelas, mereka semua telanjang bulat dan tubuh mereka berdarah – darah.. wajah mereka semua dipenuhi darah dan tubuh mereka dipenuhi sayatan luka..

“to.. to.. tolong..” rintih mereka kesakitan..

“sakit.. sakit sekali..” ucap seseorang sambil menangis dan terlihat kedua tangannnya tidak ada.. kedua tangannya seperti habis dipotong dan dia seperti tersiksa sekali..

“aaarrggghhh..” teriak seseorang sambil memegang pahanya yang mengucur darah segar, karena bagian lutut sampai kakinya tidak ada..

Bangsaattt.. tempat apa ini..? apa ini neraka..? apa manusia – manusia dihadapanku ini orang jahat, sampai mereka disiksa seperti ini..?

Tapi entar dulu.. kok aku seperti mengenal tempat ini ya..? ini kan rumahnya..

“AAARRGGGGHHHH..” tiba – tiba terdengar teriakan seseorang dan aku langsung melihat kearah suara tersebut..

“HORRGGGGGGG..” darah segar keluar dari leher orang itu dan kepalanya sudah menggelundung ketanah.. orang itupun langsung roboh dengan bersimbah darah..

Anjiinggg.. siapa yang menebas leher orang itu..? mengerikan sekali tempat ini..? bangsaattt..

Dan belum hilang keterjutanku..

“AARRGGGGGHHHHH..” teriak beberapa orang lagi..

“HORRRRGGGGG..” dan semburan darah keluar dari orang – orang yang berteriak tadi..

Satu persatu orang yang dihadapanku, roboh dengan kepala yang sudah jatuh ketanah lebih dulu.. lalu pandanganku tertuju pada satu mahluk yang berjalan dengan santainya, sambil menebaskan pedang yang ada ditangannya, kesetiap orang yang dilewatinya.. mahluk itu tampak dingin dan sangat mengerikan sekali.. setiap dia sekali menebas, tiga kepala manusia, langsung jatuh ketanah..

Bajingaannn.. apa mahluk itu iblis pencabut nyawa atau dia iblis yang menjaga tempat terkutuk ini..? apa dia yang menyiksa semua orang – orang yang ada ditempat ini..? bangsaaattt..

Belasan, puluhan, bahkan ratusan orang mulai roboh ketanah dan tempat ini langsung dibanjiri oleh darah.. teriakan kesakitan dan permohonan ampun dari orang – orang yang masih bernyawa, tidak membuat mahluk itu menghentikan aksinya.. dia terus membabat leher – leher manusia yang ada dihadapanku.. gilaaa…

Bau amis darah dan teriakan orang – orang yang ada disini, membuat seluruh tubuhku merinding.. aku tidak sanggup berbicara dan aku juga tidak sanggup menggerakkan tubuhku..

Aku masih tertidur dan tengkurap ditanah ini..

JRABB.. JRABB.. JRABB.. JRABB..

Bunyi tebasan pedang mahluk itu, dan itu makin membuat bulu kudukku berdiri.. aku melihat jelas setiap leher orang – orang itu terpotong dan aku bisa melihat jelas, setiap darah yang menyembur dari tenggorokan mereka.. bajingaannn..

Dan setelah mahluk itu menghabisi semua manusia yang ada dihadapanku, mahluk itu berjalan kearahku sambil menghunuskan pedangnya yang tampak dipenuhi darah..

Anjing.. mati aku.. mati.. mungkin sekarang giliran leherku yang akan ditebasnya.. aku akan mati, sebelum aku tau kebenaran tentang siapa Ayah kandungku.. bajingaannn..

Dan setelah mahluk itu berada didekatku, aku laangsung memejamkan kedua mataku dan aku bersiap dengan kematian yang menjemputku ini.. dan..

Jrabbb..

Bangsatt.. apa aku sudah mati..? apa kepalaku sudah terlepas dari leherku..? tapi kenapa tidak sakit..? apa seperti ini rasanya kematian itu..? apa memang tidak terasa sama sekali..? gilaaa..

Aku lalu membuka mataku dan terlihat kilauan mata pedang yang masih diselimuti darah tepat didekat wajahku..

Bangsaatt.. rupanya leherku tidak dipotongnya, tapi dia menusukkan pedangnya ditanah..




Mahluk Mata Merah Badai



“pilihanmu cuman ada dua.. kamu membantai para binatang itu dan mengirimnya kemari, lalu aku akan memenggal leher mereka disini.. atau aku yang akan memenggal lehermu sekarang juga..” ucap mahluk yang berdiri dihadapanku ini, sambil memegang gagang pedangnya, yang bagian ujungnya tertancap ditanah..

“u.. u.. untuk apa aku mengikuti kemauanmu..?” tanyaku yang memberanikan bersuara.. terus terang aku takut dengan situasi ini.. bohong kalau aku tidak takut, melihat manusia – manusia ini dibantai dengan gilanya seperti ini..

“untuk membuktikan kebenaran, bahwa didarahmu ini memang mengalir darah Jati..” ucap mahluk itu dan ucapannya, tiba – tiba membuat sisi lain yang ada didiriku bergejolak dengan hebatnya..

Aku yang awalnya ketakutan, langsung dikuasai emosi yang mulai merambat kekepala..

“maksudmu apa..?” tanyaku sambil mengepalkan kedua tanganku, lalu aku arahkan ketanah dan aku buat untuk tumpuan berdiri..

“kalau kamu memang keturunan Jati, kamu tidak akan mudah dikalahkan dan kamu tidak mungkin sepengecut ini..” ucap mahluk ini.. dan dibalik jubahnya yang menutupi kepalanya, dua sinar berwarna merah dari matanya langsung terpancar dengan sangat mengerikan..

“aku bukan keturunan Jati.. aku keturunan Narendra.. bangsaaattt..” ucapku yang sudah dikuasai emosi ini..

“suka atau tidak suka, kamu harus membuktikannya..” ucapnya dengan suara yang sangat menyeramkan, tapi aku tidak takut seperti tadi lagi..

“untuk apa aku membuktikannya..? tidak ada yang perlu aku buktikan disini.. jadi jangan sekali – kali kamu menyebut nama Jati lagi, atau kamu akan aku bantai.. tidak perduli kamu iblis pencabut nyawa atau iblis penjaga tempat ini.. aku akan membantaimu.. AKU AKAN MEMBANTAIMU..” ucapku lalu aku akhiri dengan berteriak dengan lantangnya, sambil menunjuk kearah wajahnya..

“kenapa kamu berteriak dan kenapa kamu bisa emosi disini..? kenapa kamu bisa seperti itu dihadapanku, sementara kamu dihadapan mereka berdua seperti pengecut.. kamu seperti ini apa hanya ingin menutupi sifat penakutmu..?” tanya mahluk itu..

“kenapa ketika kamu disebut anak haram, tidak ada nyalimu yang keluar..? kenapa ketika Ibumu disebut pelacur, emosimu tidak terlihat..? dasar lemah..” ucap mahluk itu dan suaranya semakin membuat emosiku memuncak..

Emosiku bergejolak dan darahku mendidih.. entah aku marah karena ucapannya, marah karena aku tidak bisa membalas segala hinaan dan serangan dua bangsat tadi, marah karena aku telah dibohongi oleh Ibuku tentang siapa Ayahku, marah kepada Sang Pencipta karena apa yang aku alami, atau marah karena aku memang pengecut.. aku tidak tau.. yang jelas aku sangat marah saat ini dan aku ingin membunuh siapapun yang ada dihadapanku..

“bangsat kamu.. bangsaaaattt..” ucapku sambil mengepalkan kedua tanganku..

“kamu mau bantai aku..?” ucap mahluk itu, lalu dia menghunuskan pedangnya kearahku..

“jangankan pedangmu, senjata apapun yang kamu miliki, tidak akan membuatku gentar sedikitpun.. badai ini akan membunuhmu dan menggulungnya dalam pusaran yang maha dasyat.. kamu akan mati sekarang juga.. kamu akan mati..” ucapku sambil berlari kearahnya dan mengarahkan kepalan tanganku kearah tubuhnya..

WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT..

Dia menghindari segala pukulanku dengan gerakan yang sangat santai sekali..

WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT..

Aku terus menyerangnya, dengan emosi yang memenuhi kepalaku.. dan ketika aku asyik dengan seranganku, dia memundurkan tubuhnya sedikit dan..

BUHHGGG..

Dia menginjak dadaku dengan keras, sampai aku termundur.. lalu..

WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT..

Dia menebaskan pedangnya kearahku dan aku menghindarinya sambil mengarahkan pukulanku kearahnya..

WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT..

Kami berdua saling menyerang, tapi serangan kami berdua tidak ada yang mengenai sasaran.. lalu tiba – tiba dia melayang dan salto diatas kepalaku.. dan ketika sudah dibelakangku, dia menginjak punggungku sampai aku terdorong kedepan..

Kami berdua sama – sama berbalik dan..

SRETTTT..

Tebasan pedangnya mengenai kulit dadaku dan membuat seranganku terhenti.. darah segar menetes dari dadaku dan..

BUHHGGG..

Dia menginjak dadaku lagi, sampai aku terlempar kebelakang..

Anjinggg.. dadaku perih karena sabetan pedangnya dan dadaku juga sesak karena injakannya.. tapi itu tidak menciutkan nyaliku sedikitpun, dan itu justru membangkitkan jiwa membunuhku..

Aku lalu maju lagi dan menyerangnya..

WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT..

Seranganku dapat dihindarinya lagi dan..

WUTTT..

Dia menebaskan pedangnya kearah leherku, tapi aku cepat menunduk.. dan ketika aku menegakkan tubuhku lagi..

BUUHGGG..

Gagang pedangnya berbalik dan menghantam pelipisku, sampai tubuhku oleh kesamping.. darah segarpun langsung mengucur deras dari pelipisku.. bajingaannn..

“tenangkan pikiranmu dan jangan dikuasai emosi.. kalau kamu melawannya dengan emosi, itu sia – sia saja.. kamu tidak akan bisa mengalahkannya dan kamu akan berada ditempat ini selamanya..” tiba – tiba sebuah suara mendengung dikepalaku dan aku langsung menghentikan seranganku, sambil meraba pelipisku yang berdarah..

Anjing.. benar juga.. aku sudah pernah mengalahkan mahluk ini waktu itu, masa sekarang aku tidak bisa mengalahkannya..? walapun sekarang dia memakai pedang, sebenarnya itu tidak terlalu berpengaruh.. aku hanya perlu menenangkan pikiranku sejenak dan membaca gerakannya.. aku harus bisa menumbangkannya lagi dan pergi dari tempat ini.. aku harus membungkam mulut Hegor dan Modus dengan kepalan tanganku, lalu aku akan mencari kebenaran tentang semua ini..

Aku lalu menegakkan tubuhku lagi sambil memejamkan kedua mataku.. aku menarik nafasku dalam – dalam, untuk menenangkan emosi yang menggila ini..

Hiufffttt.. huuuu..

Lalu tiba – tiba aku merasa sebuah benda mengarah keleherku dan aku langsung menunduk sambil tetap memejamkan kedua mataku..

WUTTT..

Lalu benda itu mengarah kekepalaku lagi dan aku memundurkan kepalaku..

WUTTT..

Benda itu datang lagi dan sekarang aku merasa benda itu melayang dari atas kepalaku..

WUTTT..

Aku menghindar kesamping, lalu memajukan tubuhku sambil mengarahkan kepalan tanganku lurus kedepan..

BUHHGGGG..

Pukulanku mengenai sesuatu dan aku merasa itu mengenai dadanya.. lalu..

BUHHGGGG.. BUHHGGGG.. BUHHGGGG.. BUHHGGGG.. BUHHGGGG..

Aku terus memukulnya, sambil tetap memejamkan kedua mataku.. dan setiap serangan yang kurahkan, selalu mengenai bagian tubuhnya.. dan setelah beberapa kali seranganku masuk..

WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT.. WUTTT..

Pukulanku hanya mengenai angin saja.. aku lalu membuka mataku dan terlihat mahluk itu telah melayang tidak jauh dari aku.. mahluk itu melayang sambil menguhunuskan pedangnya kearahku, dengan tatapan yang benar – benar mengerikan.. lalu..

BUHHGGG..

Mahluk itu terbang dengan cepatnya kearahku dan menabrakku, sampai tubuhku terpental kebelakang dan aku jatuh tertelungkup..

Anjingggg..




“jadi kita habisi aja nih anak – anak pelacur..?” tiba – tiba suara seseorang terdengar ditelingaku..

“kelihatannya seperti itu dus.. mereka berdua sudah tidak bergerak lagi..” sahut seseorang lainnya..

Bangsattt.. aku sudah berhasil menaklukan mata merah itu dan sekarang aku sudah kembali ke kafe ini, dengan kondisi tertelungkup..

“kita kuliti aja tubuh mereka pelan – pelan, sebelum kita menghabisinya..”

“iya.. terus kita kirim kepulau seberang.. biarkan bajingan lendir dan pelacurnya si Mery itu menangis.. hahahahaha..”

Bangsattt.. suara mereka ini membuat naluri membunuhku bangkit.. mereka berdua ini telah menghina Ibuku dan Ayahku.. mereka juga telah menghina Ayah Sandi dan juga istrinya.. terlepas Ayah Sandi itu Ayah kandungku atau bukan, mereka telah membangkitkan kemarahanku.. mereka menghinaku dan orang – orang tersayangku dan mereka harus menebusnya sekarang juga..

Emosi ini sudah membakar seluruh tubuhku.. walaupun tadi aku sempat tenang sejenak untuk mengalahkan mahluk mata merah, tapi ketika mendengar dua bajingan ini bersuara, emosiku kembali menggila..

Aku lalu mengepalkan kedua tanganku dan aku buat tumpuan untuk berdiri.. dan ketika aku sudah berdiri, aku membuka kedua mataku perlahan dan pandanganku berubah menjadi seperti merah darah..

Bangsaattt.. sekarang waktunya kalian mati.. kalian akan mati sekarang juga dan kalian akan mempertanggung jawabkan semua ucapan kalian tadi.. anjinggg..

“waw.. bangun lagi ternyata dia..” ucap Modus sambil melihat kearahku..

“iya.. si anak haram ini bangkit lagi.. hahahaha..” Hegor lalu tertawa dengan senangnya..

“matanya memerah gor..” ucap Modus..

Bangsaattt.. aku anak haram..? anjing.. bisa gak kata – kata itu tidak keluar lagi..? kalian sudah mengundang kematian kalian sendiri dan sekarang kalian masih mengucapkan kata – kata itu..? kalian mau mati dengan cara seperti apa sih..? bajingaann..

“waw.. anaknya pelacur Mery juga bangun..” ucap Hegor sambil melihat kearah Dede..

“hahahaha..”

Aku lalu melihat kearah Dede yang masih tertelungkup dan dipandanganku yang memerah ini, terlihat mata Dede menghitam dan sangat mengerikan..

Anjing.. sekarang waktunya.. sekarang waktunya..

“SALAM KENTALLL..!!!” teriak Dede yang sudah berdiri..

“BANGSAATTTT..” teriakku sambil berlari kearah Modus, dengan tangan kanan yang siap menghantamnya..

Moduspun terlihat bersiap dengan seranganku ini.. dan ketika aku sudah didekat Modus, aku menggertaknya dengan tangan kanan dan dia langsung memundurkan wajahnya.. kepalan tangan kananku pun bukan mengarah wajahnya, tapi kearah ulu hatinya..

BUUHHGGG..

“huupppp..” Modus termundur sambil memegang dadanya dan aku langsung memutar kan tubuhku dengan cepat, dan mengarahkan telapak sepatuku kearah wajah Hegor..

BUHHGGGG..

“Arrgghhhhh..” teriak Hegor yang tidak menyangka kalau aku menyerangnya juga.. lalu..

BUHHHGGG..

Modus langsung terjatuh dengan posisi lutut menyentuh lantai, karena ubun – ubunnya dicangkul tumit Dede yang baru saja salto disebelahku..

“Arrgghhh..” ucap Modus sambil memegangi kepalanya.. aku lalu menyepak wajah samping Modus menggunakan punggung kaki kiriku..

BUUHHHGGG..

Dede langsung memutar dibelakangku, sambil melakukan tendangan balik kearah wajah Hegor..

BUUHHHGGG..

Lalu Dede berputar lagi..

BUUHHHGGG..

Dan berputar lagi..

BUUHHHGGG.. BUUHHHGGG.. BUUHHHGGG.. BUUHHHGGG..

Dan diakhiri dengan tendangan balik dari arah bawah, kearah dagu Hegor dan membuat Hegor terdanga lalu roboh kelantai..

BUUHHHGGG.. JEDUUKKK.. BUUMMMM..

Hegor terlentang dilantai, dengan darah keluar dari mulut dan hidungnya..

Aku lalu menginjak wajah Modus yang sedang berlutut dan oleng kearah kanan itu, dengan sekuat tenagaku..

BUUHHHGGG..

Lalu aku memutarkan tubuhku, sambil melakukan tendangan balik dan mengarahkan kearah tulang lunak hidung Modus..

BUUHHHGGG.. KRAKKKK.. BUUMMMM..

Modus roboh dengan kepala belakangnya menghantam lantai dan lututnya tertekuk kebelakang.. dia pun langsung memegangi hidungnya yang patah dan berdarah itu..

“sepertinya pertempuran sudah mulai serius..” ucap Hegor yang sudah duduk sambil membersihkan darah dari hidung dan mulutnya..

“iya..” ucap Modus yang langsung menegakkan tubuhnya dan berlutut, sambil membersihkan darah dari hidungnya yang patah..

Kedua orang itupun langsung menatap kami dan bola mata mereka langsung berubah menjadi hitam.. mereka pun langsung berdiri dan bersiap untuk menyerangku dan Dede..

Dedepun langsung berdiri disampingku..

“persetan kalian juga punya warna mata hitam.. terlambat sudah kalian mengeluarkan itu, karena sekarang waktunya kalian akan mati..” ucap Dede dengan suara yang berat dan parau..

“bangsat..” maki mereka berdua lalu maju bersama – sama, dengan kedua tangan mereka yang terkepal..

PAKKK.. BUUHHGG.. PAKKK.. BUUHHGG.. PAKKK.. BUUHHGG..

Aku menangkis serangan Modus dan Dede menghindari serangan Hegor, lalu Dede menghantam Modus.. akupun langsung berputar kearah Hegor.. dan ketika Hegor melayangkan kepalan tangannya kearahku, aku langsung menangkap pergelangan tangan Hegor.. dan..

BUUHHGG..

Dede mengahntam wajah Hegor sampai dia terdanga dan aku menariknya lagi, lalu..

BUUHHGG..

Giliran aku menghantam wajah Hegor, sambil terus memegang pergelangan tangan kirinya, lalu aku putar kebelakang..

KRAKK..

“ARRGGHHHH..” teriak Hegor dan aku sekarang ada dibelakang Hegor, dengan tangan kanannya aku pelintir sampai dipunggungnya.. lalu aku melayangkan tendangan kearah belakangku, kearah wajah Modus yang ingin menyerangku..

BUHHGGG..

Modus termundur kebelakang dan Dede langsung menyapu kaki Modus dengan kaki kanannya.. dan ketika tubuh Modus melayang mau jatuh kelantai, Dede langsung menyambutnya dengan sapuan kearah wajah Modus, dan wajah Modus terhantam lantai dengan kerasnya..

BUUHHHGGG.. JEDUUKKK.. BUUMMMM..

Aku yang masih memegang tangan Hegor dipunggungnya, langsung menjambaknya rambutnya dengan tangan kiri dan menghantamkan wajahnya ke ujung tembok dengan kuatnya..

BUUHHHGGG.. BUUHHHGGG.. BUUHHHGGG.. BUUHHHGGG..

Garis vertical dari jidat Hegor sampai mulutnya pun, langsung mengeluarkan darah segar.. aku terus menghantamkan wajah sibangsat Hegor ini ke ujung dinding dengan brutalnya..

BUUHHHGGG.. BUUHHHGGG.. BUUHHHGGG.. BUUHHHGGG..

“aargghhhh..” teriak Hegor kesakitan..

Aku lalu menarik rambut belakangnya dan melepaskan pegangan tangan kananku, sampai Hegor melewati aku dibelakangnya.. dan..

BUUHHHGGG..

Aku menghantam wajahnya dengan kepalan tangan kananku, sampai kepalanya terdanga dan dia oleng kebelakang..

Aku lalu meloncat dan menghantamkan lututku kedadanya, sampai dia roboh kebelakang..

BUUHHHGGG.. BUUMMMM..

“Huuuuuppp..” teriak Hergor kesakitan dan dia pun langsung terlentang dilantai.. aku lalu meloncat dan mengarahkan telapak kakiku kearah wajah Hegor..

BUUHHHGGG..

Aku terdorong kedepan, setelah punggungku diinjak oleh Modus.. aku cepat berbalik dan kulihat Dede sudah loncat sambil mengarahkan lututnya kearah wajah Hegor..

BUUUMMM..

“ANJINGGG..” teriak Dede kesakitan karena lututnya menghantam lantai, setelah kaki Hegor ditarik oleh Modus.. aku lalu berlari dan mengarahkan injakan kakiku kearah wajah Modus, yang sedang memegang kaki Hegor..

BUHHGGG..

Modus terjungkang kebelakang, sampai pegangannya terlepas dikaki Hegor.. lalu tiba – tiba Dede sudah berlari sambil mengarahkan tendangannya kearah wajah Modus yang terjungkang..

BUHHGGG.. JEEDDUUKK..

Modus terseret kebelakang sampai kepala belakangnya terhantam dinding Cafe..

“arrrgggghh..” teriak Modus sambil menunduk dan memegangi kepalanya..

Dede pun langsung mendekati Modus yang masih terduduk dan menunduk, dengan kaki bersila..

“bangsaaatt.. mulut ini tadi yang menghina Bundaku..” ucap Dede dengan emosinya, sambil mengarahkan ujung sepatunya kearah dagu Modus lalu mengangkat dagunya..

“memang kamu anaknya pelacurkan..?” ucap Modus lalu tersenyum dengan darah yang keluar dari mulutnya..

“ANJINGGGG..” maki Dede dengan emosinya, lalu..

BUGGHHHH.. KRAAKKKK..

Mulut Modus diinjak dengan kuat dan kepala belakang Modus mengantam dinding café..

“AARRGGGHHHH..” teriak Modus kesakitan..

“BINATANG..” ucap Dede lagi.. lalu..

BUGGHHHH.. BUGGHHHH.. BUGGHHHH.. BUGGHHHH.. BUGGHHHH..

Dede menginjak – injak wajah Modus dengan emosi yang menggila..

“aarrgghhhhh..” Modus kesakitan dengan darah memenuhi wajahnya..

BUGGHHHH.. BUGGHHHH.. BUGGHHHH.. BUGGHHHH.. BUGGHHHH..

Lalu dijambaknya rambut Modus dan dibantingnya wajah Modus kelantai dengan kerasnya..

BUHHGGGG..

Darahpun langsung menggenang dilantai café dan menutupi wajah Modus yang tertelungkup..

Pandanganku pun aku alihkan kearah Hegor yang sudah duduk dan melihat Modus terbantai dihadapannya..

“kamu bilang aku tadi anak apa..?” tanyaku sambil melangkah mendekatinya dan pandanganku masih memerah..

“anak haram.. cuihh..” ucap Hegor lalu meludah dan matanya sudah tampak seperti biasa..

“bangsaattt.. itu adalah kata – kata terakhir yang keluar dari mulutmu, karena setelah ini kamu akan pergi keneraka jahanam..” ucapku sambil menatap matanya dengan tajam sekali..

Hegor tampak terkejut melihat mataku yang makin memerah seperti ini.. tampak terlihat ada ketakutan yang dia pendam dan matanya nanar menatapku..

“antara mulut dan pikiranmu itu, boleh tidak seirama.. tapi tatapan matamu, cukup menjelaskan tentang ketakutanmu dengan ajal yang akan menjemputmu sekarang ini..” ucapku sambil menghentikan langkahku dan berhenti dihadapannya yang masih duduk dilantai..

“a n a k h a r..” ucapnya pelan dengan suara yang bergetar dan sebelum dia menyelesaikan ucapannya..

BUHHGGG.. JEEDDUUKK..

Aku menginjak mulutnya dan dia langsung tumbang kebelakang..

“ARRGGHHHH..” ucapnya kesakitan dengan kepala yang menggeleng pelan..

Buhggg..

Aku menginjak batang lehernya dan dia langsung menahan telapak sepatuku dengan sekuat tenaganya..

“kamu memancing emosiku supaya aku cepat mengambil nyawamu kan..?” tanyaku sambil menguatkan injakanku..

Matanya terlihat melotot dan nafasnya terdengar sesak.. aku lalu mengangkat kakiku dari batang lehernya dan pegangan tangannya terlepas..

BUGGHHHH.. KRAAKKKK.. BUGGHHHH.. KRAAKKKK.. BUGGHHHH.. KRAAKKKK..

“ARRGGHHHH..” teriaknya kesakitan, dengan darah dan beberapa giginya patah, setelah aku menginjak mulutnya..

“enggak.. kamu gak akan semudah itu mati.. orang sebangsat kamu itu, harus menikmati setiap detik ‘kenikmatan’ ini sebelum ‘kenikmatan – kenikmatan’ lainnya yang akan kamu dapatkan dialam sana..” ucapku sambil menundukkan tubuhku, lalu menjambak rambutnya dengan tangan kiriku, sampai dia terduduk..

KRAAKKKKK..

“AAARRGGHHHHHH..” terdengar kesakitan yang sangat luar biasa dari Modus dibelakangku..

Akupun langsung menoleh kebelakang.. terlihat Modus terlentang dilantai, dengan tangan kanannya sudah patah dan tertekuk berlawanan arah.. sedangkan Dede berdiri dan sekarang memegangi tangan kiri Modus..

Tangan kiri Modus ditariknya lurus, lalu..

KRAAKKKKK..

“ARRGHHHHHH..” lengkingan kesakitan Moduspun terdengar lagi, karena sikut bagian luarnya dihantam kedalam sampai patah oleh Dede.. lalu setelah itu Dede melepaskan pegangannya di tangan Modus yang sudah patah itu..

“ARRGGHHHH..” Modus menggelengkan kepalanya kekanan dan kekiri, dengan wajah yang terlihat tersiksa sekali..

“kamu lihat itu..?” ucapku sambil menguatkan jambakanku dirambut Hegor dan Hegor hanya menatapku saja..

“tenang aja.. aku pasti lebih lembut..” ucapku, lalu..

BUGGHHHH.. BUGGHHHH.. BUGGHHHH.. BUGGHHHH.. BUGGHHHH..

Aku menghantam hidung dan mulut Hegor dengan brutalnya..

BUGGHHHH.. BUGGHHHH.. BUGGHHHH.. BUGGHHHH.. BUGGHHHH..

Tangan kiriku menjambak rambutnya, sedangkan tangan kananku terus menghantam wajahnya..

BUGGHHHH.. BUGGHHHH.. BUGGHHHH.. BUGGHHHH.. BUGGHHHH..

Darah terus keluar dari wajah Hegor, sampai mengecap dikepalan tanganku.. dan seteleah Hegor tidak sadarkan diri, aku langsung membanting wajahnya sampai tertelungkup dilantai..

BUUHHHGGG.. BUUMMMM..

Tubuh Hegorpun tidak bergerak dan terlihat dia masih bernafas dengan berat sekali.. aku lalu melangkah kesebelah kanannya dan aku langsung menginjak sikut kanannya..

BUHHGGGGG..

Tubuh Hegor bergerak sedikit dan aku tetap menginjak sikutnya itu.. aku lalu menundukkan tubuhku sedikit dan memegang pergelangan tangan kanan Hegor.. dan..

KRAKKKK..

Aku menarik keatas pergelangan tangan Hegor sampai terdengar bunyi patahan..

“arrgghhhhhh..” rintihan Hegor terdengar pelan..

Aku melakukan hal yang sama terhadap tangan kiri Hegor dan kali ini suara Hegor terdengar lebih keras lagi..

“ARRGGHHHHH..” teriak Hegor ketika tangan kirinya juga patah..

“cukup..” terdengar suara seseorang dipintu samping café..

Aku lalu melihat kearah suara itu, dan terlihat Angger berdiri sambil menatapku dan menghisap permennya.. Angger menatapku dengan sangat tajam dan membuat pandanganku yang memerah ini, perlahan mulai meredup..

Anjinggg.. kapan datangnya dia..? bukannya dia tadi sudah balik dengan Mas Panji dan Karel..? terus bagaimana dia tau kalau aku dan Dede sedang berpesta disini..? gilaa.. dan yang lebih gilanya lagi, emosiku bisa mereda setelah ditatapnya.. bajingaann..

“Mas Angger..” ucap Dede yang terkejut dan pandangan matanya juga tidak menghitam seperti tadi..

“sekarang giliranku..” ucap Angger sambil memegang batang permennya lalu mengemutnya lagi..

“maksudmu..?” tanyaku..

Angger tidak menjawabnya.. dia hanya melangkahkan kakinya masuk kedalam café, sambil menutup pintu samping café itu..

Kurang ajar nih anak, menganggu kesenangan orang aja.. dia gak tau apa kalau sibangsat – bangsat ini telah menghina aku dan Dede, serta menghina keluargaku dan keluarganya..? bajingaannn..

Angger pun langsung jongkok dan melihat wajah Hegor yang terlihat sangat mengenaskan.. lalu Angger berdiri dan berjalan kearah Modus dan dia jongkok juga sambil memperhatikan wajah Modus..

“kedua orang ini, bukan hanya telah menghina keluarga kita.. tapi mereka juga telah memperkosa dan membunuh kekasihku..” ucap Angger sambil memegang batang permennya.. wajahnya terlihat dingin dan tatapannya terlihat mengerikan..

Akupun tidak bersuara dan aku hanya melirik kearah Dede yang juga melihatku..

Angger lalu berdiri dan berjalan kearah dapur Café, yang terlihat dari posisiku berdiri ini.. Angger terlihat sedang merebus air lalu mencari sesuatu dimeja dapur.. dan setelah mendapatkan apa yang dia cari, Angger lalu mengambil pisau dan berdiri dimeja dapur..

Bangsaatt.. dia mau buat minuman..? disituasi seperti ini dia malah mau menikmati minuman..? kurang ajar nih anak..

“tolong telanjangi mereka berdua..” ucap Angger sambil mengiris seusatu yang dicarinya tadi dan itu adalah jeruk nipis..

Astagaaa.. dia lagi mengiris jeruk nipis..? dia mau buat jeruk panas gitu..? bajingaannn..

“i.. iya mas..” jawab Dede dan dia langsung mendekati Modus dan mulai membuka pakaian Modus..

Ini apa lagi..? kenapa manusia bangsat itu harus ditelanjangi..? apa yang mau dilakukan siculun itu..?

“Bang..” ucap Dede memanggilku dan mengkodeku untuk melepaskan pakaian Hegor..

Anjing.. jadi aku harus membuka pakaian Hegor nih..? bangsattt.. bangsatt..

Lalu dengan tidak ikhlasnya, aku membalikkan tubuh Hegor dan aku membuka pakaian Hegor satu persatu sampai telanjang bulat.. tampak dipunggung Hegor terlihat sebuah tattoo bergambar burung pemakan bangkai, sedang menginjak tengkorak kepala manusia.. lalu diatas gambar burung pemakan bangkai, terdapat tulisan.. Black Death.. bangsattt..

Angger yang sudah selesai mengiris jeruk, berjalan kearah tengah ruangan café dan menyusun dua kursi kayu dengan saling berhadapan.. lalu setelah itu Angger berjalan kearah Modus dan menjambak rambutnya.. Angger menyeret Modus kearah kursi sofa dan terlihat Modus kesakitan karena rambutnya dijambak dan diseret dengan paksa..

“cari tali de..” ucap Angger sambil menunggingkan Modus dikursi sofa.. wajah Modus menempel dikursi dengan bertumpu pada kedua lututnya..

“iya mas..” ucap Dede sambil berjalan kearah dapur..

Angger lalu berjalan kearahku dan dia langsung menundukkan tubuhnya didekat Hegor.. Angger lalu menjambak rambut Hegor dan menyeretnya kearah kursi sofa juga, setelah itu menunggingkan Hegor seperti Modus..

Gila nih anak.. apa yang mau diperbuat Angger kepada kedua bangsat itu..? kenapa mereka ditunggingkan seperti itu..?

Angger berjalan lagi kearah meja dapur dan kembali membawa dua botol saus sambel.. lalu setelah itu dia membuka saus sambel itu dan menumpahkan di dibelahan bokong Hegor dan Modus..

“kalian berdua mau tau rasanya dianal itu seperti apa..?” ucap Angger sambil menggesekkan ujung botol saus sambel ke lobang pantat Hegor dan Modus..

“aaaarrrgghhhh..” geliat Hegor ketika botol yang ada ditangan kanan Angger, mulai masuk kedalam lubang pantatnya..

Dan ketika botol itu sudah mulai masuk seperempat, Angger lalu melepaskan pegangannya dibotol dan mundur sedikit.. lalu..

BREEETTTTT..

“AAARRGGHHHHHH..” teriak Hegor yang tertelungkup dikursi, ketika botol itu masuk setengah kelubang pantatnya..

BREEETTTTT..

“AARRGGHHHH..” teriak Hegor lalu dia mengejang dan tidak bersuara lagi..

Bangsaattt.. dua kali injakan Angger ke bagian bawah botol, membuat botol itu masuk seutuhnya kedalam lubang pantat Hegor.. dan botol itu semakin mudah masuk, karena sudah diolesi saus sambel oleh Angger tadi.. gilaaa..

Agger pun melakukan hal yang sama terhadap Modus dan Moduspun sampai tidak sadarkan diri, sama seperti Hegor..

Bajingaannn.. sadis juga Angger ini.. ternyata anak seculun dia, punya jiwa psikopat yang sangat sadis.. anjinggg..

“tolong ikat mereka dikursi kayu dan sumpal mulut mereka..” ucap Angger dengan santainya, sambil berjalan kearah meja dapur..

Aku dan Dede kembali saling berpandangan.. wajah Dedepun terlihat terkejut dengan sikap kakaknya yang sadis itu.. kami berdua lalu mengangguk dan menyerat kedua bajingan ini kekursi kayu..

Kami berdua mendudukan Hegor dan Modus dikursi, dengan botol saus sambel itu masih didalam lubang pantat mereka.. darah bercampur saus sambel pun, terlihat menetes dan membasahi kursi kayu itu.. kami berdua langsung mengikat tangan, kaki dan tubuh kedua bajingan ini dengan posisi saling berhadapan serta berjarak.. mulut mereka pun kami sumpal dengan kain lap yang dibawa Dede.. kedua bajingan ini pun tampak menggeliat dan mulai membuka mata perlahan.. dan dari tatapan mereka, tampak sekali penderitaan yang luar biasa.. mereka mungkin tidak menyangka dan tidak pernah terlintas sedikitpun dipikiran mereka, akan menerima penyiksaan yang begitu nikmat ini..

Setelah kami berdua mengikat Hegor dan Modus, kami berdiri tidak jauh dari kursi kayu itu.. dan beberapa saat kemudian, Angger datang sambil menenteng pisau dengan tangan kanan dan irisan jeruk ditangan kiri..

Angger lalu duduk dihadapan Modus yang kami ikat dengan posisi mengangkang..

“barang ini kan yang menganal kekasihku..?” ucap Angger sambil mengarahkan ujung pisau kekulit batang Modus bagian bawah..

“argghhh..” ucap Modus sambil melotot dan menggelengkan kepala, setelah ujung pisau mulai mengiris kulit batangnya..

Angger lalu dengan santainya menekan sedikit pisau itu, lalu menariknya sampai keujung kepala batang Modus..

“ARRGGGGGHHHH..” teriak Modus dengan mata yang melotot, ketika batang kemaluannya disayat dan mengeluarkan darah..

“ARGGGGHHHHHHH..” teriak Modus dengan deraian air mata yang bercampur darah diwajahnya, ketika Angger terus menyayat – nyayat batangnya..

“air manimu keluar banyak ya waktu itu..?” ucap Angger sambil meremas irisan jeruk itu, tepat diatas batang Modus yang terluka dan berdarah..

“arrghhhhhhhhhh..” rintihan Modus dan tubuhnya langsung mengejang dan dia kembali tidak sadarkan diri..

Hegor yang melihat sahabatnya itu disiksa, langsung meronta dengan hebatnya.. tapi karena ikatan kami begitu kuat, Hegorpun hanya menggoyang – goyangkan tubuhnya..

“kamu takut..?” ucap Angger sambil berdiri dan melihat kearah Hegor.. Angger lalu berjalan kearah Hegor..

“bukannya kamu sudah menikmati tubuh kekasihku..?” ucap Angger sambil menundukkan tubuhnya dan mengarahkan ujung pisaunya kebatang Hegor..

“argghhh.. argghhh.. argghhh..” gumam Hegor sambil menggelengkan kepalanya, dengan mata yang terpejam..

“sudahlah.. nikmati aja ini..” ucap Angger dengan entengnya, sambil menekan pisaunya sampai masuk sedikit diujung bagian bawah batang Hegor..

“AARGGHHHHHHHH..” Hegor menjerit dengan mata yang melotot dan urat – urat dilehernya sampai terlihat..

Gilaaa.. itu pasti sangat sakit dan perih sekali.. anjingggg..

Angger lalu menggerakan pisaunya sampai kekepala batang Hegor dengan sangat pelan sekali..

“Arrgghhhhhhh..” gumam Hegor yang kesakitan..

Angger lalu melanjutkan sayatan – sayatannya, kekulit batang Hegor dibagian samping.. Angger terlihat sangat tenang dan sangat menikmati permaianan yang sangat kejam itu.. tapi lebih kejam permainan Hegor dan Modus terhadap kekasih Angger sih..

“Argghhhhhhh..” Hegor terus mengejang kesakitan..

Lalu setelah puas, Angger meneteskan irisan jeruk itu di batang Hegor yang terluka..

“aaarrghhhhhh..” Hegor mengejang dan melotot kesakitan..

“uuhhhhh.. ini pasti nikmat sekali ya..? sama seperti ketika kamu menumpahkan air manimu, dikemaluan kekasihku..” ucap Angger lalu tersenyum dengan bengisnya..

Tubuh Hegor mengejang lagi, lalu dia tidak sadarkan diri..

“lemah… baru begitu aja mereka pingsan terus..” ucap Angger sambil melihat kearahku dan Dede bergantian..

Bangsaatttt.. dibalik wajah culunnya, dia manusia tersadis yang pernah aku kenal.. gila.. gila..

“bangunkan mereka de..” ucap Angger sambil berdiri dan berjalan kearah meja dapur..

Dedepun langsung kekamar mandi dan kembali lagi dengan membawa air di dalam ember..

Byurr… Byurr… Byurr… Byurr… Byurr… Byurr…

Dede menyiram kedua orang itu sampai mereka bangun dan merintih kesakitan.. dan beberapa saat kemudian, terlihat Angger datang sambil membawa sebuah teko kearah Hegor dan Modus..

“buka sumpalan mulut mereka terus ganjal dengan sesuatu..” ucap Angger kepada Dede..

Anjing.. apa lagi yang mau diperbuat Angger kepada kedua mahluk ini..? sadis banget.. bajingaannn..

Dede lalu membuka sumpalan mulut mereka dan memaksa membuka mulut mereka, lalu mengganjalnya dengan sebuah potongan kayu diantara gigi atas dan gigi bawah mereka..

Dan setelah selesai, Angger menjambak rambut Hegor dan mendangakkannya..

“mulut ini yang telah menghina orang tua kita..” ucap Angger sambil menuangkan air kedalam mulut yang menganga itu..

Cresssssss..

“hoorrggghhhhh..” terdengar rintihan Hegor dan air yang ditumpahkan Angger itu, terlihat asap yang mengebul..

Bangsaattt.. itu air mendidih..? gilaa.. ini sadis.. ini sadis banget.. sejak kapan Angger menjadi sadis seperti ini..? atau memang dia itu sadis dari dulu dan aku tidak mengetahuinya..? bajingannn..

“horrgggggg..” nafas Hegor berat dan tubuhnya mengejang dengan hebatnya, serta kedua matanya melotot seakan mau keluar dari kelopaknya.. air panas yang masuk kedalam mulutnya, sebagian keluar dan membasahi lehernya..

Cresssssss.. Cresssssss.. Cresssssss..

Angger terus menuangkan air panas itu dengan santainya..

“horrgggg.. horrggg.. horrgggg..” nafas Hegor terdengar lemah lalu dia tidak bergerak lagi..

“harrgg.. harrgg.. harrgg..” Modus terlihat ketakutan dan air matanya mengalir dengan derasnya.. dia melihat jelas penyiksaan terhadap Hegor yang mungkin sekarang sudah kehilangan nyawanya itu, tepat didepan matanya..

“kamu tau.. air panas itu, bisa membersihkan kotoran yang melekat pada suatu benda..” ucap Angger sambil melihat kearah Modus yang ketakutan itu..

“harrgg.. harrgg.. harrgg..” Modus menggelengkan kepalanya ketika Angger berjalan mendekatinya..

“mungkin air panas ini bisa membersihkan sedikit kotoran yang menempel didalam mulutmu..” ucap Angger sambil menjambak rambut Modus dan mendangakkannya dengan paksa..

“harrgg.. harrgg.. harrgg..” Modus melotot dan sangat ketakutan sekali..

“tapi kelihatannya gak bisa deh.. noda didalam mulutmu ini, kelihatannya sudah menyatu dengan dagingmu..” ucap Angger sambil menguatkan jambakannya dan menahannya dengan tangan kiri..

“harrgg.. harrgg.. harrgg..” Modus mencoba menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri, tapi Angger manahannya dengan kuat..

“tapi dicoba aja dulu ya.. apa salahnya sih mencoba..” ucap Angger lalu..

Cresssssss..

“AAARGGHHHHHHH..” Jerit Hegor kesakitan dan air matanya mengucur semakin deras..

Cresssssss.. Cresssssss.. Cresssssss..

“HORGGG.. HORGGG.. HORGGG..” tubuh Modus mengejang lalu tidak bergerak lagi, dengan mata yang melotot dan mulut yang menumpahkan sedikit busa dan sisa air panas..

“kelihatannya dia sudah mati..” ucap Angger sambil melepaskan jambakannya dan berjalan kearah dapur lagi..

“mau apa lagi dia..?” tanyaku ke Dede dan Dede hanya menggelangkan kepalanya pelan..

“gak ada bensin ya disini..?” tanya Angger dan aku hanya mengerutkan kedua alisku..

“Mas Angger mau bakar orang ini..?” tanya Dede..

“rencananya gitu.. masa Zidan dan teman – temannya kita bakar, mereka berdua gak dibakar sih..? entar ada kecemburuan sosial lagi diatas sana..” jawab Angger dengan cueknya sambil membawa beberapa kain yang lumayan panjang dari arah dapur..

“gila kamu ngger.. gila.. nanti kalau café ini terbakar bagaimana..?” tanyaku..

“niatku kan bakar dua bajingan ini, bukan membakar café ini.. lagian kalau café ini terbakar, itu salah kalian..” ucap Angger sambil melilitkan kain itu ke Hegor dan Modus..

“kok salah kami mas..?” tanya Dede yang kebingungan..

“siapa suruh bantai mereka ditempat ini.. kan bisa aja kalian bawa ketempat lain..” jawab Angger..

“anjing..” makiku..

“sudah gak usah ngomel aja.. mana korekmu..” ucap Angger kepadaku..

“kamu itu gila ngger.. kamu gila..” ucapku dan aku juga ketularan gilanya, karena aku menyerahkan korekku kepada Angger.. bajingaannn..

“berisik..” ucap Angger sambil jongkok didekat Hegor dan membakar ujung kain yang diikatkan mulai kaki Hegor..

Cessss..

Api mulai merambat pelan dan membakar kain yang melilit Hegor.. lalu Angger membakar kain yang melilit Modus juga..

Cessss..

Bajingaaann..

Api membakar kain dan kulit kedua mahluk yang sudah tidak bergerak itu.. api itupun mulai membesar dan membakar seluruh tubuh mereka.. asap dan bau hangus daging terbakar, mulai memenuhi ruang café ini.. api tidak merambat kemana – mana, karena mereka ditempatkan ditengah ruang café dan tidak ada benda yang mudah terbakar didekat mereka..

“JIANCUUUKKK..” terdengar makian dari arah pintu yang terbuka..

Tampak Om Satria berdiri dipintu samping café, dengan wajah yang sangat terkejut sekali..

“matikan – matikan..” perintah Om Satria kepada orang yang ada dibelakangnya..

Satu orang langsung masuk dan mengambil hydrant tabung yang menempel didinding.. sedangkan satu lagi berlari kearah kamar mandi..

CRESSSSSS…

Orang itu menyemprotkan hydrant tabung kearah tubuh yang mulai hangus terbakar itu, dan satu lagi membawa ember dari arah kamar mandi lalu menyiramkan kearah mahluk yang terbakar itu..

“gak asyik ah..” gumam Angger pelan..

“kamu itu kok bisa gila gini sih ngger..?” tanya Om Satria sambil berjalan kearah kami..

“Bang..” ucap Dede sambil menyerahkan bungkusan rokoknya kepadaku.. aku pun langsung mengambilnya sebatang dan membakarnya..

“kamu tau gak.. pemilik café ini, itu teman kita.. masa mau kamu bakar sih cafenya..?” ucap Om Satria dengan jengkelnya..

“nggak tau..” jawab Angger dengan entengnya, sambil mengeluarkan permennya lalu membukanya dan mengemutnya..

“jiancuukkk..” maki Om Satria sambil menggelengkan kepalanya pelan..

“pulang yuk.. Om Satria marah – marah aja dari tadi..” ucap Anger sambil melihat kearahku dan melihat kearah Dede, lalu setelah itu Angger keluar café dengan santainya..

Aku dan Dedepun langsung mengikuti Angger, sambil menganggukan kepalaku kepada Om Satria..

“asuuu.. asuuu..” gerutu Om Satria dibelakang kami dan kami terus berjalan keluar café ini..

“kita langsung balik kekosan, gak usah kemana – mana..” ucap Angger kepadaku dan Dede..

“TAKSI..” panggil Angger sambil melambaikan tangannya, kearah mobil taksi yang terparkir diseberang jalan sana..

Mobil taksi itupun langsung berjalan dan memutar diujung jalan, lalu berhenti didepan kami.. Angger langsung berjalan kearah depan bagian kiri dan duduk disebelah sopir.. aku dan Dede membuang rokok masing – masing, lalu duduk dibagian belakang.. mobil pun berjalan meninggalkan café ini, dan beberapa mobil berwarna hitam datang lalu berhenti didepan café..

Hiuuffttt.. huuuu..

Bangsatt.. apa yang terjadi denganku hari ini..? begitu banyak kejadian yang membangsatkan yang aku alami hari ini.. mulai duel dengan anggota BD, kedatangan mahluk mata merah yang paling mengerikan, dan pembantai oleh Angger yang sangat menggila.. bajingaaann

Oke.. mungkin kejadian – kejadian lain bisa aku tepiskan sejanak.. tapi bagaimana dengan ucapan Hegor dan Modus tadi, tentang siapa Ayahku yang sebenarnya..? apa benar seperti itu..? kalau memang seperti itu, berarti Ayah Sandi adalah Ayah kandungku dan kedua orang ini adalah saudaraku.. apa benar seperti itu..?

Aku harus mencari tau kebenaran tentang ini semua, dan kunci dari masalah ini adalah Ibuku atau Ayah Sandi.. tapi gak mungkin aku mencari Ayah Sandi.. yang paling memungkinkan adalah aku pulang kepropinsi seberang dan bertanya kepada Ibuku.. aku ingin mengetahui permasalahan ini sejelas – jelasnya, setelah itu baru aku akan memutuskan langkah apa yang aku ambil kedepannya..

Ahhh.. gilaa.. kenapa bisa seperti ini sih..? terus terang aku sekarang ada didalam kebimbangan.. marah, benci dan juga muak, menyatu dalam senang, bahagia dan juga kerinduan.. kerinduan sosok orang yang selama ini aku anggap sebagai Ayah angkat, dan mungkin saja dia Ayah kandungku.. kan gila banget kalau begitu.. arrgghhh..

Suasana didalam taksi yang hening ini pun, semakin membuat pikiranku kacau.. aku dan Dede saling diam dan tidak mengucapkan apapun.. mungkin Dede juga memikirkan apa yang aku pikirkan.. sedangkan Angger duduk didepan, sambil menikmati permennya.. entah dia tadi sudah datang atau belum, ketika para binatang itu berbicara tentang Ayah Sandi dan juga tentang aku.. yang jelas Angger juga tidak bersuara sama sekali..

Suasana ini sangat canggung dan mungkin saja akan berlanjut ketika dikosan, sampai semua kebenaran akan terungkap.. entah hasil akhirnya akan seperti apa nantinya.. apa kami bisa menerima kalau kabar itu memang benar, atau malah akan terjadi keributan yang sangat besar.. atau kabar itu hanya permainan dari Hegor dan Modus, jadi suasana akan tetap seperti biasa.. entahlah.. aku belum bisa berpikir sekarang..

Mobil taksi ini pun terus melaju kearah kampus teknik kita.. dan ketika sampai didepan gang kosan kami, mobil ini berhenti dan Angger membayar taksi ini.. lalu kami bertiga masuk kedalam gang kosan, dengan tetap tidak saling bicara.. aku dan Dede membersihkan darah yang masih ada diwajah kami, sambil terus masuk kedalam gang kosan..

Kami berhenti didepan pintu kosan lalu saling memandang..

“apa kita jujur sama Mas Panji..?” tanya Dede..

“tentang..?” tanyaku..

“perkelahian kita ini..” jawab Dede..

“gak usah bicara, Mas Panji juga sudah pasti tau kok..” jawab Angger..

“maksudmu Mas Panji tau kalau kita habis menghabisi anggota BD..?” tanyaku..

“bukan itu.. Mas Panji pasti tau kalau kita habis berkelahi.. hehe..” jawab Angger dengan cueknya, lalu membuka pintu kosan..

Anjing.. kalau itu juga semua orang pasti tau.. aku dan Dedekan pulang dalam keadaan bonyok.. mungkin maksud Dede itu, apa perlu kita bercerita tentang siapa lawan kita.. ahh.. bajingan juga culun itu..

Aku dan Dede pun langsung masuk mengikuti Angger.. dan betapa terkejutnya aku, ketika melihat semua penghuni pondok merah berdiri di ruang tengah, sementara dua orang duduk diruang tengah dengan santainya..

Dua orang yang duduk itupun, langsung melihat kearah kami dengan tenangnya.. satu orang aku mengenalnya dan satu lagi aku tidak mengenalnya sama sekali..

Gilaa.. kok bisa orang itu ada disini dan kapan datangnya..? apa dia tau kalau kami habis membantai anggota BD..?





#cuukkk.. permainan apa lagi yang akan aku hadapi setelah ini..? tidak cukupkah keletihan fisik dan pikiranku selama pertempuran tadi..? kejam sekali Sang Pencipta kepadaku hari ini.. bangsaaatttt..
 
Selamat soore semuanya..

Updatenya terlambat terus ya..? mohon maaf lagi banyak kesibukan di RL..
Semoga updetan kali ini bisa dinikmati..

Mohon saran dan masukannya..
Salam hormat dan salam persaudaraan,,
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd