Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT M A T A H A R I 2

Status
Please reply by conversation.
ini lah kehebatan TS dalam memutar balikan perasaan reader, asli mata ini berair dengan sendirinya, perjuangan seorang ayah yang sering kita lupakan, betapa berat beban seorang ayah demi keluarganya, dia bisa tersenyum walaupun hati terluka, dia bisa tegar di depan anak2nya walaupun jiwanya lelah.
Banyak banget manfaat2 yg bisa kita petik dari kisah ini tentang peranan seorang ayah terhadap keluarga

salam sembah kepada TS @Kisanak87 yang telah memberikan gambaran tentang pengorbanan seorang ayah dan juga menjadi laki2 sejati dalam mengarungi kerasnya hidup
 
BAGIAN 50
GETARAN





“jadi..?” tanya Dede yang memecahkan suasana canggung diantara kami bertiga..

Hari ini aku, Dede dan Bang Badai, duduk disebuah tempat sunyi dan sangat tenang sekali.. entah bagaimana bisa, Dede dan Bang Badai menemukan tempat yang seperti ini..

Tempat ini cocok sekali digunakan untuk merenung dan menenangkan diri.. duduk dipinggir jurang dan diatas turap beton, dengan pemandangan Kota Pendidikan dan Kota Apel yang begitu cantiknya dari ketinggian tempat ini.. selain itu tempat ini dikelilingi banyak pohon, sehingga membuat udaranya sangat segar untuk dinikmati..

Gunung – gunung yang mengelilingi dua kota itupun, menambah keindahan pemandangan yang ada dihadapan kami ini menjadi semakin luar biasa sekali.. aku cinta tempat ini dan aku juga cinta kota yang ada dihadapanku ini.. guendeng ancene og..




Kembali lagi ke kami bertiga.. ini pertama kalinya kami mengobrol seperti ini bersama – sama.. karena sudah seminggu semenjak kejadian yang membangsatkan itu, suasana dikosan menjadi sangat canggung..

Aku, Dede dan Bang Badai, jarang sekali berbicara.. aku yang satu kamar dengan Dedepun, sering diam bila ada didalam kamar.. begitu juga ketika diruang tengah kosan, suasananya jadi sangat menjancokkan sekali..

Aku jadi gak enak dengan Mas Panji dan semua penghuni kosan pondok merah.. harusnya ini menjadi permasalahan keluarga kami dan kami menyelesaikannya sendiri, tanpa membuat suasana dikosan menjadi menjacokan seperti itu..

Dan entah kenapa, ketika aku akan mengajak berbicara Bang Badai dan Dede untuk menyelesaikan permasalahan kami, Bang Badai lebih dulu mengajakku ketempat ini bersama Dede..

Hiuffttt.. huuuu..

Bang Badai.. jiancuukkk.. aku ga menyangka kalau dia adalah kakakku dan aku gak menyangka kalau ikatan batin kami, bukan hanya ikatan emosional biasa.. ternyata ikatan batin kami, karena ikatan darah dan persaudaraan satu Ayah..

Sebenarnya aku sangat marah dan emosi sekali waktu itu, ketika Hegor dan Modus menyampaikannya pertama kali.. tapi aku menahannya, karena aku ingin menuntaskan dendamku kepada kedua anggota BD itu sampai tuntas.. dipikiranku waktu itu, setelah dendam itu selesai aku lampiaskan, aku akan pulang kepulau sebrang untuk menemui Ayahku.. tapi justru Ayah yang datang kekosan kami..

Aku yang terkejut dengan kedatangan Ayah bersama Pakde Rendi, mencoba tetap menahan emosi yang ada didalam diriku.. dan ketika aku melihat wajah Ayah waktu itu, hatiku langsung bergetar dengan hebatnya.. aku merasa Ayah menyembunyikan sesuatu yang sangat ingin disampaikan, tapi terhalang tembok tebal yang menghalangi.. apalagi ketika aku menjabat tangan beliau.. ada getaran – getaran hebat yang langsung membuat hatiku menangis sejadi – jadinya..

Aku merasa Ayahku terluka dan Ayahku sangat menderita sekali.. mungkin Ayah berusaha menampakkan wajahnya yang biasa saja, tapi tidak dengan tatapan dan bahasa tubuhnya.. beliau tidak bisa menutupi dari aku, karena ikatan batinku kepada beliau sangat kuat sekali..

Dan semua yang ada dihadapanku waktu itu, akhirnya membuat keyakinanku semakin menguat.. Bang Badai darah daging Ayahku dan Bang Badai adalah kakakku..

Keyakinanku yang menguat langsung membuat beberapa pertanyaan muncul dipikiranku, dan langsung membuat kepalaku berguncang dengan hebatnya.. kenapa Ayah tidak mau jujur selama ini..? tembok apa yang menghalangi, sampai seorang Sandi Purnama Irawan yang terkenal dengan jiwa kesatrianya, bungkam seribu bahasa..? ada apa dengan Ayahku..? apa Ayah merasa sangat bersalah kepada kami anak – anaknya dan kepada Bunda, jadi Ayah memendamnya sendiri dan ingin sakit sendiri..? ada apa ini..? masa Ayahku tidak mau menyelesaikannya sih..?

Tidak mungkin Ayahku takut dengan segala akibat, yang pernah diperbuat dimasa lalunya.. tidak mungkin seperti itu.. Ayah mengajarkan aku dan selalu mengucapkan kata – kata.. ‘apa yang kita perbuat, harus kita pertanggung jawabkan.. apapun akibatnya..’ jadi ga mungkin Ayah lari dari semua masalahnya..

Apa aku harus bertanya dulu, supaya Ayah menghantam tembok yang menghalanginya sampai roboh, lalu berbicara jujur..? jiancuukkk..



Kejadian satu minggu yang lalu..

“terus gimana yah..?” tanyaku kepada Ayah, sambil menguatkan hatiku yang bergetar..

“maksudnya Mas Angger..?” Ayah bertanya balik dengan wajah yang dibuatnya sangat tenang sekali..

Aku lalu menarik nafasku dalam – dalam dan mengeluarkannya perlahan..

“apa benar yang diucapkan Hegor dan Modus dicafe tadi..?” tanyaku dengan sangat berhati - hati..

Duaarrrrrr..

Suara petir tiba – tiba menggelegar dan membuat kami semua terkejut..

Jiancuukkk.. apa pertanyaanku sudah benar..? kalau sudah benar, kenapa ada suara petir yang tiba – tiba terdengar seperti ini..? apa semesta tidak setuju dan belum waktunya semua ini teruangkap..? aarrghhhh.. guendeng ancene og..

Ayahpun hanya menatapku dengan senyuman yang sangat dipaksakan.. beliau tidak menjawab pertanyaanku ini dan membuatku semakin penasaran..

“Ayah pasti tau lah apa yang diucapkan mereka kepada Bang Badai dan Dede..” ucapku dan aku terus memancing Ayah, untuk membuka semua rahasia yang terpendam saat ini..

Cuukkk.. kok aku manggil Badai dengan sebutan Bang sih..? kenapa bisa aku keceplosan seperti ini..? apa hatiku sudah menerima kalau dia itu saudaraku, tanpa penjelasan dari Ayah..? jiancuukkk..

Ayah tetap diam dan tidak menjawab pertanyaanku.. beliau hanya menatapku, lalu menatap Dede, setelah itu menatap Bang Badai yang berdiri didekat pintu kosan.. sementara Pakde Rendi hanya menghisap rokoknya dengan sangat santai dan pandangan yang lurus kedepan..

Gila cuukkk.. Ayahku masih tetap diam dan masih memendam kepedihannya seorang diri, tanpa perlu kami ketahui alasannya.. bajingaannn..

Kenapa yah..? kenapa..? apa Ayah mau disebut laki – laki yang tidak bertanggung jawab dan lari dari permasalahan..? apa tujuannya yah..? jangan seperti ini.. jangan.. ini bukan sikap dari keturunan keluarga Jati yah..

“kamu bukan Ayahku kan..?” tiba – tiba terdengar suara Bang Badai pelan dan sangat emosi sekali.. aku lalu melihat kearahnya dan terlihat Bang Badai menunjuk wajah Ayah dengan tangan kirinya dan dengan mata yang berkaca – kaca.. wajahnya pun terlihat dipenuhi amarah yang menggila..

Ayah tetap diam dan melihat Bang Badai dengan mata yang berkaca – kaca juga, serta ekpresi wajah yang sangat sedih sekali..

Jiancuukkk.. kurang ajar sekali Badai ini.. sikapnya yang sangat tidak sopan itu, tidak pantas untuk aku sebut sebagai Abangku.. aku tau dia marah dan aku tau dia tidak terima dengan sikap Ayah yang seperti ini.. tapi jangan juga dia bersikap seperti itu ke Ayahku.. aku sangat marah ketika ada yang berani kurang ajar dengan Ayahku, dan aku pasti tidak terima.. bangsaatt..

“BADAAAIIIII..” teriak Dede dengan emosinya, didepan pintu kamarnya..

Emosikupun langsung memuncak dan aku tidak berkonsentrasi dengan apa yang ada diruangan ini.. kepalaku mulai terasa sakit dan otakku terasa dicengkram dengan kuatnya..

Pandanganku agak berbayang dan aku merasa sesuatu didalam diriku, bangkit perlahan.. aku mencoba menguasai diriku dan menenangkan pikiranku, agar sakit ini tidak semakin menguasai kepalaku..

Aku menarik nafasku dalam – dalam, lalu mengeluarkannya perlahan..

Dan setelah aku agak menguasai diriku dan pikiranku..

“laki – laki seperti dia itu, tidak pantas disebut sebagai Ayah.. DIA LAKI – LAKI HINA YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB..” suara Badai terdengar dan langsung membuat emosiku yang sudah aku kuasai ini, bangkit lagi dan lebih menggila..

Jiancuukkk.. berani sekali dia menghina Ayahku seperti itu dihadapanku..? orang seperti itu harus aku beri pelajaran, sampai dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata apapun lagi.. atau lebih baik aku bunuh saja dia disini, dengan rasa nikmat yang sangat luar biasa.. persetan dia itu saudaraku atau anak dari Ayahku..

“BADAIIIII..” teriakku dengan emosi yang menggila, sambil berdiri dan menunjuk kearahnya..

“Ngger..” ucap Pakde Rendi dan aku tidak menghiraukannya.. dan ketika aku akan melangkah kearah Badai..

“nak.. duduklah..” ucap Ayah dengan lembutnya kepadaku..

Suara Ayah yang lembut ini, langsung menggetarkan hatiku dan membuat hatiku menjerit..

Jiancuukkk.. Ayahku yang sangat sedih seperti ini, masih bisa bersabar dengan hinaan yang sangat memekan telinga.. aku tidak terima dengan semua ini, tapi ucapan Ayah seperti memegang pundakku dan memaksaku untuk segera duduk kembali..

Aku duduk dengan sangat terpaksa dan emosi yang sangat menggila.. emosi ini kembali membuat pandanganku kabur, sampai aku melepas kacamataku dan menjatuhkannya dimeja..

Pandanganku yang kabur ini, perlahan mulai gelap dan menghitam.. dan..

PAKKK.. BUUHHGG.. PAKKK.. BUUHHGG.. PAKKK.. BUUHHGG..

PAKKK.. BUUHHGG.. PAKKK.. BUUHHGG.. PAKKK.. BUUHHGG..

Terdengar suara baku hantam yang membuat gendang telingaku serasa mau pecah.. entah siapa yang berkelahi, karena aku tidak bisa melihat apa – apa lagi.. hanya hitam dan hitam saja yang ada disekelilingku..

Dan beberapa saat kemudian, sunyi..

Tidak ada suara manusia sama sekali dan tidak ada lagi bunyi baku hantam yang terdengar.. aku merasa seperti tertarik kedemensi yang lain, sehingga tubuh dan pikiranku melayang entah kemana..

Aku lalu menarik nafasku dalam – dalam, sambil memejamkan kedua mataku..

Tiba – tiba terdengar suara gemercik air dan bunyi gesekan ranting dari pepohonan yang tertiup angin.. aku menarik nafasku dalam – dalam lagi, sambil tetap memejamkan kedua mataku..

Segar dan sangat menyejukan sekali yang kurasa.. emosi yang ada dikepalakupun, langsung hilang dan tidak terasa sama sekali.. gilaaa.. dimana aku ini..? kenapa aku bisa setenang ini dalam waktu yang singkat..?

Aku lalu membuka kedua mataku perlahan dan pandanganku langsung terang benderang, walaupun tanpa berkaca mata..

Pemandangan yang sangat menyejukan sekaligus menyeramkan, langsung menyambutku dan membuat suasana hatiku agak kacau.. aku merasakan ketenangan, tapi juga ketakutan..




Cuukkk.. dimana aku ini..? kenapa bisa aku berada ditempat ini..? aku berada ditengah hutan, di pinggir sungai dan dikeremangan senja.. gilaaa.. siapa yang membawaku ketempat yang indah, tapi juga angker seperti ini..? tubuhku sampai merinding dibuatnya..

Bagaimana aku gak merinding, aku ditempat sunyi ini seorang diri dan dalam keadaan mau gelap.. apa gak menyeramkan..?

Suasana hatiku yang agak kacau ini, perlahan mulai diikuti dengan perasaan kengerian yang mulai mengantui diriku.. tempat ini memang indah, tapi tempat ini memiliki aura mistis yang begitu mengerikan.. pohon – pohon dan air yang mengalir, seperti sedang memandangku dengan tatapan yang begitu tajam.. angin sepoi – sepoipun, membelai seluruh kulit tubuhku dan membuat bulu kudukku makin berdiri dengan tegaknya..

“kenapa kamu takut berada dirumahku sayang..?” tiba – tiba suara seorang wanita, terdengar merdu tapi juga menyeramkan..

Aku lalu melihat kearah suara itu dan terlihat seorang wanita cantik berdiri, sambil membawa pedang dengan gagang seperti tombak ditangan kanan.. sedangkan ditangan kirinya, dia memegang sekuntum bunga mawar..

Dia menatapku dengan tatapan mata yang sangat lembut dan menenangkan jiwaku.. tapi dibalik matanya yang lembut itu, tatapannya juga sangat mengerikan..

Suasana yang mulai gelap di tempat inipun, perlahan mulai menerang berwarna hijau karena kedatangan wanita itu..

Jiancuukk.. siapa wanita itu..? apa dia iblis pencabut nyawa..? kenapa tatapannya bisa menenangkan tapi juga mengerikan..? apa dia beneran iblis, tapi dia mencabut nyawa manusia dengan perlahan dan penuh kenikmatan..? memang bisa seperti itu ya..?




Mahluk Wanita berwarna Hijau



“si.. siapa kamu..?” tanyaku dengan terbata..

“hey..kenapa kamu grogi seperti itu sayang..?” ucapnya dengan sangat lembut sekali..

Cuukkk.. kenapa dia selalu memanggilku dengan panggilan sayang sih..? apa dia coba merayuku..? tapi apa tujuannya..?

“jangan bertanya, tapi jawab pertanyaanku dan jangan menatapku seperti itu..” ucapku sambil membalas tatapannya, dengan suara yang kubuat setenang mungkin.. aku menguatkan hatiku dan mencoba melawan ketakutanku ini..

“kenapa kamu takut aku tatap seperti ini..? padahal kamu itu psikopat loh.. hihihihi..” ucapnya dengan lembut lalu tertawa dengan suara yang langsung menciutkan hatiku..

“loh.. kok sayang makin takut sih..? apa perlu aku membuka pakaianku, jadi kamu lebih rileks berbicara kepadaku..?” tanyanya dan aku langsung memperhatikan ujung kepalanya sampai ujung kakinya..

Dia memakai jubah yang berwarna putih, tapi menghijau karena terangnya cahaya disekitarnya yang berwarna hijau.. jubahnya menutup kepalanya sebagian, tapi tetap memperlihatkan wajah cantiknya.. dibalik jubahnya itu, dia memakai dress ketat yang menutupi sebagian besar tubuhnya.. dibagian paha dressnya terbuka, dari ujung kaki sampai bagian atas dekat pinggangnya.. kulitnya yang putih dan muluspun, terlihat dikeremangan malam yang berwarna agak kehijauan ini..

Gilaaa.. selain cantik, tubuhnya juga sangat seksi dan lekukan tubuhnya membangkitkan nafsu siapa saja yang melihatnya.. buah dadanya pun terlihat kencang dan besar dibalik dress ketatnya itu..

Bangsaattt.. pasti enak banget itu kalau diremas.. apalagi kalau sambil mengulum bibir tipisnya yang seksi itu.. uhhhhhh.. gilaaaa..

Jiancuukkk.. kenapa bisa disuasana yang menyeramkan seperti ini, pikiran mesumku bangkit dan nafsu bercintaku bergairah..? ada apa denganku..? dan kenapa kemaluanku pun, dengan bangsatnya berdiri tegak dan siap menghujam kedalam lubang kenikmatannya yang masih tertutup itu..?

Bajingaannn.. ini pasti halusisaniku yang sengaja dibuat oleh wanita itu.. dia pasti mau menjebakku, lalu aku terbuai dengannya dan aku tidur dengannya, setelah itu dia akan memenjarakan aku selamanya ditempat ini.. bangsaattt..

“hihihihihi.. pikiranmu yang mesum, kok malah menuduhku akan berbuat jahat..” ucapnya sambil berjalan kearahku.. jalannya sangat pelan dan begitu menggoda.. pinggulnya meliuk – liuk dan seperti mengundangku untuk menjamahnya.. kurang ajar..

“berhenti.. berhenti.. jangan dekati aku..” ucapku dan aku mencoba mengangkat tangan kananku, untuk menunjuk kearahnya.. tapi seluruh tubuhku kaku dan tidak bisa digerakkan..

“berhenti apa berhenti..?” ucapnya sambil menghentikan langkahnya, tidak jauh dari posisiku berdiri..

Dia pun langsung tersenyum dengan wajah yang sangat menggoda sekali.. dia mencium bunga mawar itu, sambil melirikku dan memainkan kedua matanya..

Gilaaa.. cantik banget cuukk.. cantikkk banget.. assuuu..

“ber.. ber.. berhenti..” ucapku terbata dan aku semakin dikuasai nafsuku..

“beneran..?” ucapnya dengan suara yang centil dan sangat mesra sekali..

Uhhhh.. cukup.. cukupp.. jangan sampai nafsu ini menggila dan cukup sudah bangkitnya.. sekarang aku harus mengendalikan nafsuku dan aku harus bisa menidurkan kemaluanku yang berdiri tegak ini..

“apa bisa ditidurkan, sebelum dikeluarkan..?” ucapnya yang bisa membaca pikiranku yang mesum ini..

Bajingaaannn.. kok bisa seperti itu ya..?

“sepertinya kamu butuh bantuanku, untuk mengelurkan isinya, supaya ‘itumu’ bisa tidur.. hihihi..” ucap wanita itu lalu melanjutkan langkah kakinya lagi kearahku..

“jangan.. jangan.. jangan..” ucapku sambil mencoba menggerakkan tubuhku dan menghindari dia yang makin dekat denganku..

Tapi percuma.. semakin aku menggerakkan tubuhku, semakin kaku juga terasa dan aku seperti dibelenggu..

“huuuu.. aku mencium aroma yang menggairahkan didalam tubuhmu ini..” ucap wanita itu, ketika sudah berdiri dihadapanku..

Wajahnya mendekat kearah wajahku, sampai nafasnya yang sangat harum tercium dihidungku dan membuat nafsuku semakin menggila..

“tenangkan pikiranmu sayang.. tenangkan..” ucapnya sambil berjalan kearah sampingku dan berbisik ditelingaku..

Suaranya yang pelan dan berbisik, terdengar sangat menggairahkan ditelingaku.. wanita itu berbisik, disertai dengan hembusan nafas yang sangat lembut.. suaranya seakan mendesah dan sampai terdengar didalam pikiranku yang terdalam, lalu cepat disambut oleh nafsuku yang menggelora..

Gilaaaa..

Wanita itu berjalan pelan mengelilingi aku dan wangi tubuhnya, terasa menyelimuti seluruh tubuhku dan membuat aku semakin terbuai..

Lalu setelah mengelilingi aku, dia kembali berdiri dihadapanku dengan tatapan yang terus menggoda..

“ka.. kamu mau mau apa..?” tanyaku..

“kamu sudah sangat letih sayang.. terlalu banyak kejadian hari ini yang kamu jalani.. keringat, air mata dan darahmu, banyak mengalir.. tubuh dan pikiranmu, sudah sangat - sangat lelah sekali.. jadi sekarang waktunya kamu mendapatkan ketenangan dan kenikmatan, yang akan meredakan semua amarahmu ini..” ucap wanita itu sambil mengarahkan bunga mawar yang ada ditangan kirinya, kearah wajahku..

Bunga mawar itu disentuhkan dikulit pipiku perlahan, lalu digerakkan pelan kearah daguku dengan sangat lembutnya.. sentuhan bunga mawar dikulitku itu, semakin membuat aku tidak dapat mengasai diriku.. harumnya bunga mawarpun, masuk kedalam hidungku dan membuat gairahku semakin terbakar..

Keringat perlahan mulai mengucur deras dari keningku dan seluruh tubuhku.. gilaaa.. ini baru sentuhan bunga mawarnya.. bagaimana kalau sentuhan tangannya yang lembut itu, juga menjamah tubuhku..? apa aku bisa menolak semua nafsu yang menggelora ini..? apa aku bisa menahan gejolak yang ada didalam pikiranku..?

Bangsaaatt..

Sentuhan ini membuat bibirku terkunci dan aku hanya bisa menikmatinya, tanpa bisa berpikir jernih lagi.. gilaaa.. gilaa..

“pejamkan matamu sayang.. nikmatilah ini semua.. huuuu..” ucapnya pelan sambil mendekatkan wajah cantiknya lagi diwajahku, lalu diakhiri dengan hembusan nafasnya yang sangat harum sekali dihidungku..

Aku makin terbuai dengan kata – katanya dan aku langsung memejamkan kedua mataku perlahan.. aku menikmati setiap sentuhan bunga mawar yang terus bermain disekitar wajahku..

Aku terlena dan aku semakin larut dengan nafsuku yang menggila ini..

“hu.. hu.. hu.. hu.. hu..” nafasku memburu, disertai nafsu yang menggelora..

Belum pernah seumur hidupku, aku merasakan nafsuku bangkit dan menggila seperti ini.. belum pernah aku merasakan kemaluanku tegak maksimal seperti ini.. dan belum pernah aku terangsang begitu hebatnya seperti saat ini..

Gilaaa.. kenapa aku tidak bisa mengendalikan sedikitpun nafsuku dan kenapa justru aku larut didalamnya..? kenapa..? wanita ini hebat sekali dalam memancing gairahku, padahal kami berdua belum bersentuhan sama sekali.. hembusan nafas dan tatapan matanya saja, mampu membuat aku menggila segila - gilanya..

“huuuuuuu..” aku menggidikkan tubuhku, ketika angin sepoi – sepoi menghembus kearahku.. hembusan angin itu seperti mengenai kulit tubuhku dan bukan mengenai pakaian yang aku kenakan..

Ha..? apa bisa seperti itu..? apa hembusan angin itu bisa melewati pakaian yang aku kenakan dan langsung mengenai kulit tubuhku..? mana mungkin lah.. atau aku sudah telanjang bulat..? tapi bagaimana aku bisa telanjang bulat, tanpa aku membuka pakaianku..? apa ini hanya perasaanku karena aku sudah nafsu sekali..?

Dan ditengah kebingungan dan nafsu yang menggila ini, aku merasa kulit dadaku tersentuh dua buah daging kecil dan dua daging kecil itu menggesek seluruh dadaku dengan lembutnya, serta sangat pelan sekali.. tubuhku pun sampai berkidik dibuatnya..

Cuukkk.. apa ini putting..? tapi putting siapa..? putting wanita cantik itu..? tapi bagaimana bisa putting itu menggesek dadaku dan terasa dikulitku, padahal aku masih berpakaian..? guendeng ancene og..

Dan beberapa saat kemudian.. gesekan itu perlahan merapat dan sekarang giliran dua buah daging lembut, kenyal dan besar, merapat kedadaku.. dua daging besar itu menekan dua buah daging kecil yang menyentuhku pertama kali tadi, sampai tergencet didadaku..

Cuukkk.. ini buah dada cuukk, buah dada wanita.. ini pasti buah dada wanita cantik itu.. kalau bukan dia, siapa lagi..? kamikan berdua saja ditempat ini..

Bajingaannn.. apa ini halusinasiku karena aku memejamkan kedua mataku..? apa aku sudah gila..? aku sudah gila cuukk.. aku sudah gila karena nafsuku sendiri.. bangsaattt..

“buka matamu sayang..” bisik wanita itu ditelingaku, sambil mendekap tubuhku dengan eratnya.. kedua tangannya melingkar dipunggungku dan aku tidak bisa membalas pelukannya ini..

Pelukannya yang erat ini, membuat dada kami saling menempel dan dua buah dadanya semakin terasa kenyal dan nikmat didadaku..

Aku membuka mataku perlahan dengan posisi wanita ini memelukku dan wajah sampingnya, menempel didadaku.. rambutnya panjang, hitam, lurus, indah dan sangat harum sekali.. kulit pundaknya berwarna putih, bersih dan juga sangat lembut sekali..

Cuukkk.. rambut dan pundaknya terlihat..? apa wanita ini telah melepaskan jubahnya..? apa wanita ini juga telah melepaskan dress ketatnya..? apa wanita ini memelukku dengan kondisi telanjang bulat..? bangsaattt.. dan yang lebih bangsatnya lagi, aku juga sedang dalam keadaan telanjang bulat cuukkk.. bajingaannn..

“ba.. ba.. bagaimana aku bisa telanjang bulat dan kamu juga telanjang bulat..? siapa yang melepas pakaianku dan kapan dilepaskannya…?” tanyaku dengan suara yang bergetar..

“kasih tau gak ya..?” ucapnya dengan manja sambil mengangkat wajahnya dari dadaku dan melepaskan pelukannya ditubuhku, lalu dia memundurkan sedikit tubuhnya..

Gilaaaa.. dia tenjang bulat cuukkk.. dia cantik banget cuukkkk.. dan dia sangat sempurna sekali.. wajah yang cantik, bibir tipis yang menggoda, kulit yang putih, tubuh yang semampai, buah dada yang lumayan besar dan kencang, putting yang kemerahan, dan kemaluan yang ditumbuhi sedikit rambut, membuat dia terlihat sebagai wanita yang sangat sempurna sekali.. bajingaaannn..

Dia telah melepaskan jubah dan dress yang menutupi tubuh mulusnya tadi dan dia juga tidak membawa senjatanya.. dia berdiri dihadapanku, sambil mencium bunga mawar yang digenggamnya ditangan kiri..

Huuuuu..

“apa yang mau kamu lakukan kepadaku..?” ucapku sambil mencoba menguasai nafsuku yang sedang tinggi – tingginya ini..

“aku cuma mau menenangkan hatimu sejenak dan kamu jangan sampai menutup mata..” ucapnya lalu mencium bunga mawarnya lagi..

“apa perlu dengan telanjang bulat seperti ini..?” tanyaku..

“bebanmu akan berkurang dan hatimu pasti tenang, kalau aku sudah ‘mengeluarkannya..’” ucapnya lalu tersenyum dengan manisnya..

Dan ketika dia mengucapkan kata ‘mengeluarkannya..’, dia menatap kearah kemaluanku yang berdiri tegak ini..

“ja.. jangan.. a.. aku gak mau..” ucapku berbohong dengan terbata..

Aku berbohong karena sebenarnya, aku menginginkan dia menyentuh kemaluanku dan mengeluarkan isinya sampai tetes terakhir.. bohong banget kalau aku menolak ajakan wanita yang sangat cantik ini, dalam kondisi nafsu yang menguasai.. bohong banget..

“beneran kamu gak kamu dikeluarin..” ucapnya, lalu perlahan mengarahkan telapak tangan kanannya dikemaluanku yang berdiri dengan tegaknya ini..

“huuuuu..” ucapku yang mengeluarkan nafas panjangku, karena sentuhannya yang sangat lembut sekali..

Jiancuukkk.. baru disentuh seperti ini saja, rasanya sudah saaangatt nikmat sekali.. tangannya begitu lembut dan sangat halus.. bagaimana rasanya kalau digenggam lalu dikocok..? apa gak lebih nikmat..? terus ditambah dengan lumatan bibirnya di kepala kemaluanku, lalu dilanjut dengan memasukkan kemaluanku dikemaluannya.. bangsaaattttt.. pasti rasanya bisa membuatku melayang terbang tinggi keangkasa.. bajingaannn..

“hu.. hu.. hu..” nafasku memberat dan aku berusaha menahan nafsuku lagi.. akupun berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengeluarkan desahanku..

“cu.. cu.. cukup.. ja.. ja.. jangan dilanjutkan..” ucapku dengan sangat berat sekali..

“cukup..? masa sih..? beneran ini cukup..?” ucapnya sambil membelai kemaluanku dengan sangat pelan sekali..

“hu.. hu.. hu.. hu..” tubuhku masih tidak bisa digerakkan dan anehnya hanya kemaluanku yang bisa bergerak lalu semakin mengeras..

“i.. i.. iya..” ucapku yang terus berbohong dan dia terus membelai kemaluanku, dari ujung bawah sampai kepala kemaluanku..

Bajingaannn.. kalau seandainya kedua tanganku ini bisa digerakkan, mungkin aku akan langsung merangkul tubuhnya itu, lalu aku memeluknya dan melumat bibirnya dengan sepenuh nafsuku..

“oh ya..? kamu gak menyesal kalau ini aku hentikan..” ucapnya dengan suara yang semakin manja dan semakin lembut, lalu perlahan dia mulai menggenggam kemaluanku dengan sangat lembutnya..

“huuuuuuuu..” nafas panjangku aku keluarkan lagi, untuk menutupi desahan nikmatku ini..

“e.. e.. enggak..” ucapku dengan keringat yang semakin banyak keluar dari keningku..

“enggak apanya sayang..” ucapnya sambil memiringkan wajahnya dan menatap kedua mataku dengan sangat dalam sekali..

Wajah wanita itu semakin cantik saja, dan ekpresinya membuat aku mulai hilang kesadaran.. lalu tangan kanannya yang menggengam kemaluanku dengan lembut, perlahan mulai menguat, lalu dia mengocoknya perlahan..

“ahhhhhhhh…” suara desahanku akhirnya keluar juga dan dia langsung tersenyum dengan manisnya..

“enak sayang..?” tanyanya sambil terus mengocok kemaluanku..

Aku diam dan tidak menjawab pertanyaannya, karena aku sangat menikmati kocokan ini.. kenikmatan inipun semakin menjadi ketika kami berdua saling menatap dengan penuh nafsu..

“nikmat sayang..?” tanyanya lagi lalu kembali tersenyum kepadaku..

“aaahhhhhh..” desahku lagi dan aku tetap tidak menjawab pertanyaannya..

Lalu sambil mengocok kemaluanku dengan tangan kanannya, dia menempelkan bunga mawarnya diwajahku dengan tangan kirinya.. lalu perlahan mawar itu digerakan keseluruh wajahku dan itu seperti belaian yang sangat sangat sangat nikmat sekali..

“aaahhhh.. ahhhhh.. ahhhhh..” aku mendesah, karena sensasi kocokan dan belaian mawar yang begitu luar biasa sekali rasanya..

“keluarkan desahanmu sayang.. keluarkanlah..” ucapnya dengan kocokan yang agak melambat.. dan sentuhan mawar diwajahku, sekarang mulai turun keleher, dada, lalu kekedua puttingku bergantian..

Gila.. ini gila banget.. aku benar – benar melayang oleh kenikmatan ini dan aku sudah disambut oleh puncak kenikmatan, yang siap untuk aku keluarkan..

“aahhhhhhhh..” desahku sangat panjang, sampai kedua kaki bergetar..

Aku menimati setiap sensasi yang aku rasakan dan perlahan mataku akan terpejam, untuk menikmati lebih dalam kenikmatan ini..

“jangan pejamkan matamu sayang..” ucapnya sambil menghentikan semua gerakannya..

Mataku kembali terbuka, karena aku sangat kecewa dia menghentikan gerakannya itu.. aku menatapnya penuh dengan kenafsuan, sedangkan dia menatapku dengan tatapan yang datar..

“ingat ya sayang, aku akan melanjutkan ini kalau kamu membuka mata dan menatap kearah mataku..” ucap wanita itu..

“ii.. i.. iya..” ucapku mengikuti kemauannya..

“kalau kamu memejamkan mata, aku akan menghentikannya..” ucap wanita itu lagi..

“i.. i.. iya..” ucapku..

Cuukkk.. kok jadi seperti ini aku..? apa memang aku sudah dikuasai nafsu, jadi aku menyetujui segala perintahnya..? bajingaannn..

Tapi sentuhan wanita itu memang luar biasa dan aku sangat menikmatinya.. dan setiap dia menyentuhku dan kami bertatapan mata, aku semakin larut dalam kenikmataan yang berikan olehnya.. gilaaa..

Wanita itu tersenyum lagi.. lalu perlahan dia menggerakan genggaman tangannya dikemaluanku dengan lembutnya..

“uuhhhhh..” ucapku yang sangat senang lagi, karena kenikmatan ini berlanjut..

“keluarkan sayang.. keluarkan ditelapak tanganku ini..” ucap wanita itu sambil terus mengocokku..

“aaahhhhh.. ahhhhh..” desahku sambil terus menatap matanya..

Clok.. clok.. clok.. clok.. clok.. clok..

Bunyi kocokan dikemaluanku, yang lambat tapi penuh dengan gairah..

Clok.. clok.. clok.. clok.. clok.. clok..

“ahhh.. ahhh.. ahhh.. ahhh..” aku terus mendesah..

Wanita ini benar – benar sangat lembut memperlakukan aku, dan dia seperti selir yang melayani rajanya.. gilaaaa..

Clok.. clok.. clok.. clok.. clok.. clok..

Dia terus mengocok kemaluanku sambil menatapku dengan tatapan yang..

“aahhhhhhh..” dan aku hanya bisa terus mendesah..

Dan ketika air maniku sudah siap keluar dari kemaluanku, mataku sangat berat dan ingin terpejam.. tapi aku tetap menahannya, karena aku ingin merengku puncak kenikmatan ditangan wanita ini..

Clok.. clok.. clok.. clok.. clok.. clok..

Wanita ini makin mempercepat kocokannya ketika mataku akan terpejam..

Clok.. clok.. clok.. clok.. clok.. clok..

“keluarkan sayang.. cepat keluarkan..” ucap wanita sambil memepercepat kocokannya..

Clok.. clok.. clok.. clok.. clok.. clok..

Mata ini semakin berat dan aku tidak sanggup menahannya lagi.. lalu perlahan mata ini terpejam, dan aku terus menikmati kocokan wanita itu..

Dan tiba- tiba.. dikegelapan pandangan mataku yang terpejam ini, wajah Bundaku muncul dihadapanku.. aku yang terkejut luar biasa ini, sampai tidak bisa membuka mataku lagi..

Aku terpaku menatap wajah Bunda yang menatapku, dengan sangat lembut dan sangat dalam sekali.. akupun sampai tidak bisa bersuara, ketika Bunda menatapku seperti itu.. Bundapun tidak mengucapkan apa – apa dan beliau hanya menatapku saja..

Dan anehnya, walaupun Bunda menatapku seperti itu, nafsuku tidak mereda dan kemaluanku masih berdiri dengan tegaknya..

Bajingaannn.. kenapa bisa seperti ini..? apa iya aku akan mengeluarkan air maniku, sambil menatap wajah Bunda..? durhaka sekali aku jadi anak.. masa bisa tetap nafsu ketika ada Bundanya..? bangsaatttt..

Perlahan tatapan mata Bunda yang lembut dan dalam itu, menghijau dan aku kembali terkejut..

Gilaaa.. Bunda memiliki mata warna hijau..? Bunda memiliki warna mata seperti Mayang dan Dinda..? bajingaannn..

Tatapan mata Bunda yang menghijau itupun, langsung menenangkan jiwaku yang dipenuhi nafsu ini.. tapi kemaluanku tetap mengeras dan wanita itu terus mengocok kemaluanku, walaupun aku tidak melihat wajahnya..

Clok.. clok.. clok.. clok.. clok.. clok..

Bunda terus menatapku dengan tatapan yang sangat menenangkan itu.. tapi tetap saja, kemaluanku tegak berdiri walaupun nafsuku berkurang..

Clok.. clok.. clok.. clok.. clok.. clok..

Bunyi kocokan itu terus terdengar digelapan mataku yang terpejam ini..

Lalu tiba – tiba, sesuatu didalam tubuhku terbelah menjadi dua kubu.. setelah terbelah, pertarungan batin yang sangat hebatpun bergejolak didalam hatiku yang terdalam.. dua kubu didalam tubuhku ini bertarung dengan sengitnya.. yang satu ingin meredakan nafsuku sampai tidak tersisa, dan yang satu ingin membangkitkan kembali nafsuku..

Clok.. clok.. clok.. clok.. clok.. clok..

Nafsuku kembali bangkit perlahan dan aku kembali menikmati kocokan wanita itu.. Bunda pun terlihat tidak senang dan tatapan Bunda yang sejuk tadi, perlahan mulai terlihat tajam dengan tetap berwarna hijau..

Tajam, lebih tajam lagi, lalu semakin tajam dan semakin mengerikan.. tatapan mata hijau Bunda, sekarang terlihat mengerikan sekali.. tidak ada kelembutan dan kesejukan yang terlihat.. tatapan mata hijau itu dipenuhi emosi dan amarah yang sangat menakutkan.. tidak pernah kulihat Bunda menatapku seperti itu dan tatapan Bunda ini, melebihi tatapan mahluk terjahat yang pernah aku temui.. bajingaannn..

Nafsuku langsung mereda sereda - redanya, tapi kemaluanku masih tegak berdiri.. lalu beberapa saat kemudian, tatapan Bunda yang menghijau dan mengerikan itu, disertai benda cair turun dari kelopak mata Bunda.. bukan air mata, tapi darah segar yang langsung membuat seluruh tubuhku merinding..

Bunda meneteskan darah dari matanya dengan tubuh yang menggigil.. akupun langsung tersadar dengan semua ini dan aku merasakan kesakitan yang sangat luar biasa, ketika melihat tubuh Bunda yang menggigil seperti itu..

Bunda seperti kesakitan dan sangat tersiksa sekali.. melihat Bundaku seperti itu, emosiku langsung terbakar dan kemaluanku langsung melemas selemas - lemasnya..

Bangsaaattt.. aku tidak boleh membiarkan Bundaku tersiksa seperti ini.. aku harus bisa mengalahkan wanita itu dengan segala hawa nafsunya.. bajingaannn..

Aku lalu menarik nafasku dalam – dalam..

Hiuuuuuuffttttt..

“AAARRGGHHHHHHH..” teriakku sambil membuka kedua mataku sekuat tenagaku..

Dan sekarang, mataku terbuka dengan lebar dan pandanganku lurus kedepan.. tidak ada Bunda dihadapanku, yang ada hanya wanita itu seorang diri.. dia berdiri dengan pakaian yang lengkap seperti tadi dan dia berdiri sambil mengangkat senjatanya.. senjata yang siap untuk menebas batang leherku..

Wanita itu menatapku dengan tajam.. matanya berwarna hijau dan sangat mengerikan..

Akupun kembali terkejut dan ketakutan..

Aku sangat terkejut, bukan karena dia sudah berpakaian lengkap.. tapi aku terkejut karena matanya yang menghijau itu..

Akupun ketakutan.. bukan karena dia yang sedang membawa pedang dan siap ditebaskan.. tapi aku takut, karena tatapan hijaunya sangat mengerikan seperti tatapan Bunda tadi..

Dan belum hilang keterkejutanku dan ketakutanku..

JRAABBBBB..

Senjatanya langsung diarahkan kearah batang leherku dan aku tidak bisa menghindarinya.. aku hanya memejamkan kedua mataku dengan cepatnya.. dan..




BUHHHGGGG.. BUHHHGGGG..

Terdengar sebuah hantaman disekitarku dan aku langsung membuka mataku dengan cepat..

BUUMMMMM..

Badai dan Dede jatuh terlentang ditengah ruangan, dengan wajah mereka dipenuhi luka dan darah..

Lohhhh.. kok aku diruangan ini lagi..? kemana wanita yang menebaskan senjatanya kearah batang leherku tadi..? dan ada apa disini..? kenapa Badai dan Dede bisa terlentang dan wajahya dipenuhi darah..?

Jiancuukkk.. mereka berdua habis berkelahi..? kok bisa..? tidak ada yang memisahkan pertarungan diantara mereka kah..? kenapa..? apa mereka sengaja dibiarkan berkelahi, sampai mereka puas dan mereka roboh sendiri seperti itu..? bajingaannn..

Melihat darah dari kedua saudaraku itu, emosikupun perlahan naik dan pandanganku tiba – tiba berwarna hijau..

Aku lalu melihat kearah Ayahku dan Pakde Rendi bergantian.. beliau tampak menikmati rokoknya dan beliau berdua duduk disini dari tadi, tapi tidak memisahkan pertarungan diantara Dede dan Badai.. kenapa..? beliau senang melihat darah yang mengalir memenuhi ruangan ini..?

Walaupun beliau berdua tidak melihat kearah Dede dan Badai yang terlentang dipenuhi darah seperti itu, tapi dengan membiarkan pertarungan terjadi tadi, sama saja beliau berdua menikmati.. Dede dan Badai itu darah daging Ayah loh..

Dan anehnya.. walaupun Badai sempat kurang ajar seperti tadi, entah kenapa aku tidak se emosi sebelum aku masuk dalam alam bawah sadarku barusan.. aku tidak tega melihat kondisinya seperti itu, apalagi kondisi Dede.. bajingaannn..

Terus terang kuakui, aku memiliki sedikit jiwa psikopat.. tapi bukan dengan cara melihat darah saudaraku sendiri yang mengalir, melainkan darah orang yang berbuat jahat kepadaku atau orang terdekatku.. tapi kenapa beliau berdua ini, justru terlihat menikmati perkelahian dua saudaraku ini..? kejam banget sih..? dan itu lebih kejam daripada jiwa psikopatku.. jiancuukkk..

Emosiku pun semakin memuncak dan kedua tanganku terkepal dengan kuatnya..

“sudah cukup darah yang mengalir ditempat ini.. jangan ada yang dikeluarkan lagi, walaupun itu setetes..” ucapku pelan dengan emosi yang tertahan..

Tidak ada yang mengeluarkan suara sama sekali.. lalu Badai dan Dedepun, sama – sama duduk, sambil membersihkan darah yang memenuhi wajah mereka..

“aku bisa saja membantai siapapun yang ada disini, tapi aku sudah lelah melihat darah seharian ini.. jadi cukup dan jangan sampai darah orang – orang yang aku sayangi tertumpah lagi disini, atau aku akan membunuh siapapun yang ada dihadapanku.. dan aku pastikan tidak ada yang bisa menghentikan ketika itu terjadi..” ucapku pelan dan suaraku sangat berat sekali..

Lagi – lagi tidak ada yang besuara.. mereka tetap diam dan asyik dengan kegiatan masing – masing.. lalu perlahan aku melihat Badai berdiri dengan bersusah payah, setelah itu berjalan sempoyongan kearah pintu kosan.. dia terlihat mau meninggalkan kosan ini, dengan luka – luka disekujur tubuhnya dan didalam hatinya..

Kepergian Badai itupun, menyisakan iba dari dalam hatiku.. aku kasihan dengannya, karena dia pasti membutuhkan seseorang untuk menenangkannya.. tapi justru dia pergi dengan kesendiriannya..

Aku memang sempat marah dengannya, karena dia sangat kurang ajar sekali.. tapi entah kenapa aku baru sadar, kalau aku diposisinya seperti itu, mungkin aku akan lebih menggila dan mungkin aku akan membunuh orang yang ada disekitarku..

Dan semarah – marahnya Badai tadi, ketika dia keluar dari kosan, kami sempat saling menatap dan kedua matanya seperti menyesal dengan keadaan ini.. bajingaannn..

“kenapa yah..? kenapa semua terjadi dan Ayah tidak mencoba menyelesaikannya..?” tanyaku sambil menundukan wajahku..

Aku tidak ingin melihat wajah beliau, karena tatapanku masih menghijau dan hijau ini bukan yang menyejukkan.. ini hijau yang sangat kejam..

“apa yang kita perbuat, harus kita pertanggung jawabkan.. apapun akibatnya..” jawab Ayah dengan suara yang bergetar..

“hehe.. Ayah membiarkan semua akibat perbuatan Ayah, dan Ayah seolah tidak bertanggung jawab dengan semua itu, walaupun darah dari saudara - saudaraku memenuhi ruangan ini..” ucapku pelan tapi dengan nada yang sangat sinis..

“ketika janji sudah terucap dari mulut seorang laki – laki, bukan hanya darah taruhannya.. tapi nyawanya, pasti akan dipertaruhkan..” ucap Ayah dengan tegasnya, lalu beliau berdiri.. dan setelah mengucapkan itu, Ayah meninggalkan ruangan ini, pergi entah kemana..

Duaarrrrrr.. Duaarrrrrr.. Duaarrrrrr..

Suara petir terdengar menggelegar dan diiringi dengan turunnya hujan yang sangat lebat sekali..

Jiancuukkk.. jadi tembok tebal yang menghalangi itu adalah sebuah janji..? janji seorang laki – laki yang akan diam, ketika ada yang pertanyaan tentang permasalahan yang dihadapinya..? bangsaatttt..

Jadi itu yang menyebabkan Ayah diam ketika aku dan Bang Badai bertanya kepadanya, tentang semua permasalahan ini..? walapun beliau sakit dan tersiksa dengan kejadian - kejadian yang ada dihadapannya, beliau tetap diam..? jadi beliau bukan menikmati perkelahian itu, tapi justru tersiksa didalam batin, ketika darah kedua putranya mengalir membasahi tempat ini..? jiancuukkkk..

Aku yang awalnya bisa membaca semua yang ada dihati Ayah, justru tertutup ketika aku dikuasai emosi yang menguasai didiriku.. bangsattt..

Ternyata aku bukan orang yang bijak, ketika aku ada permasalahan.. ternyata aku hanya anak bau kencur, yang masih dikuasai emosi ketika permasalahan itu datang.. bajingaannn..

Rasa bersalah pun, langsung hinggap dikepalaku dan pandanganku perlahan menjadi normal seperti biasa.. dadaku kembali sesak dan air mataku pun perlahan menetes membasahi pipiku..

“darah itu kadang bisa menghadirkan kesakitan dan kebencian yang sangat luar biasa.. tapi kadang darah itu bisa menyelesaikan permasalahan, apalagi darah itu mengalir dan disebabkan oleh perkelahian dengan saudara sendiri.. mereka pasti akan lebih menghargai dan pasti akan ada cinta yang lebih hebat lagi, diakhir tetesan darah itu..” ucap Pakde Rendi dan aku langsung mengangkat wajahku, menatap wajah beliau yang sangat tenang itu.. jiancuuukkk..



“Mas.. Mas Angger.. Mas Angger..” ucap Dede mengejutkanku dan aku langsung melihat kearahnya..

“kurang ajar.. malah ngelamun lagi..” omel Bang Badai kepadaku..

“hehehehe..” ucapku sambil menggaruk kepalaku, lalu membenarkan posisi kacamataku..

“terus gimana..? kok malah ketawa lagi..” ucap Dede menggerutu..

“gimana apanya..?” tanyaku dengan wajah polosku..

“anjingg.. dia ini gila kalau belum ngemut permennya..” ucap Bang Badai lalu berdiri..

“loh kemana Bang..?” tanyaku..

“ambil permenmu, biar kamu gak makin gila..” ucap Bang Badai sambil melangkahkan kakinya kearah maxiku..

Oh iya.. cadangan permenku sudah habis.. aku tadi titip Bang Badai untuk membelinya, waktu Bang Badai keluar kosan sebelum kami ketempat sepi ini..

Bang Badai mengambil sesuatu digantungan maxi, setelah itu berbalik kearahku lagi, lalu duduk diantara aku dan Dede.. Bang Badai meletakkan sekantong plastic yang lumayan besar, ditengah kami yang duduk melingkar bertiga..

“banyak banget isinya.. apa aja itu..?” tanyaku..

Bang Badai hanya melirikku, lalu mengeluarkan satu bungkus permen dan serahkan kepadaku..

“cuukkk.. banyak banget ini.. hehehehe..” ucapku dengan senangnya, sambil membuka bungkusan permen itu dan mengambilnya sebatang, lalu membukanya dan mengemutnya..

“banyak begitu, sehari juga habis..” ucap Bang Badai kepadaku, sambil mengeluarkan satu, dua, tiga dan empat botol minuman vodka gepeng.. lalu Bang Badai mengeluarkan beberapa bungkusan rokok dan terakhir kacang kulit dari tas plastic itu..

“gilaaa.. memang habis minuman sebanyak itu..?” tanyaku sambil menggelengkan kepalaku..

“kamu tanya apa mau nyindir..?” ucap Bang Badai..

“hehehehe.. iya iya.. perut kalian ini kan dari karet.. jangan kan minuman empat botol, botolnya sekalian ditelan, mungkin masih bisa nampung tuh perut..” ucapku lalu tersenyum dan mengemut permenku ini..

“anjingkan De.. dia ini suka betul ngolok kita berdua..” ucap Bang Badai kepada Dede, sambil menyerahkan sebotol minuman kepada Dede.. Dede hanya tersenyum sambil mengambil botol minuman itu lalu membukanya..

Hiuffttttt.. huuuuuu..

Akhirnya suasana bisa cair juga, dengan candaan ringan seperti ini.. aku tau waktu Dede bertanya ‘jadi gimana..?” itu maksudnya gimana tentang kelanjutan, dengan canggungnya kami bertiga didalam kosan seminggu ini..

Dede dan Bang Badai pasti ingin membicarakan tentang masalah itu, tapi mereka bingung harus dimulai dari mana.. mereka aja bingung, apalagi aku.. assuuu..

Terus bagaimana kalau sudah seperti ini..? kami sudah berkumpul bertiga dan kami harus mulai dari mana pembahasan kami ini..? apa kami tangis – tangisan dulu, baru berbicara serius..? aaahhhh.. aku sudah bosan dengan keluarnya air mata ini.. terus kami bertiga berduel, sampai darah kami bertiga mengalir ditempat ini..? aaahhh.. air mata saja aku sudah bosan, apalagi darah.. bangsaattt..

Terus gimana..? peluk - pelukan gitu..? assuu.. entar ada yang protes lagi, dikira kami bertiga ini hom – hom.. bajingaannn..

Jadi harus bagaimana..? arrghhhhhh..

Bang Badai dan Dede tampak asyik dengan minumannya, lalu dilanjutkan dengan membakar rokok masing – masing..

Kami bertigapun akhirnya diam lagi, dengan keasyikan masing – masing.. kan jancuuk banget kalau begitu.. percuma saja kami bertiga ketempat ini, kalau ujung – ujungnya cuman diam juga, lalu asyik dengan lamunan.. ini cuman pindah tempat melamun aja namanya.. jiancuukkk..

Tapi apa yang harus dibicarakan..? kok canggung banget sih suasananya..

Padahal kalau dipikir, semua sudah jelas.. Bang Badai itu anak Ayahku dan Bang Badai itu saudara kami.. aku, Dede, Bang Badai dan Ayah, sudah saling menerima dengan status yang gila ini, walaupun tidak terucap.. terus apa lagi yang mau dibicarakan..? harus diikrarkan dulu dengan ucapan..? gak perlukan..? biarlah ini mengalir dengan sendirinya, dan ucapan itu pasti akan keluar dengan berjalannya waktu.. sekarang biarkan saja semuanya mengalir dan biarkan rasa yang berbicara.. selesaikan masalahnya..? pasti selesailah..

Terus sekarang harus bagaimana lagi..? gak bagaimana – bagaimana lagikan..? tapi kenapa masih canggung begini sih..? guendeng ancene og..

Hiuuffttt.. huuuuu..

“bagaimana rasanya Bang..?” tanyaku untuk memecahkan suasana yang menjancukkan ini.. aku ingin tau bagaimana yang dirasakan Bang Badai, ketika Bang Badai mengetahui kebenaran ini pertama kali..

Bodoh ya pertanyaanku..? padahal itu gak perlu dipertanyakan, karena aku juga merasakannya.. jadi buat apa aku menanyakan pertanyaan bodoh itu, kalau aku tau jawabannya.. bangsaattt..

Dede langsung melihat kearahku lalu melanjutkan minumannya.. begitu juga Bang Badai.. dia hanya melirikku sambil meminum minumannya beberapa teguk, setelah itu dia meletakkan botolnya dan membersihkan sisa minuman yang ada ditepi bibirnya..

“rasanya seperti aku menjadi ironman..” ucap Bang Badai dengan cueknya, lalu dia menghisap rokoknya..

Aku dan Dede langsung mengerutkan kedua alis kami masing – masing, sambil menatap kearah Bang Badai..

“botol vodka gepeng Mbah Gundul, rasanya seperti aku menjadi ironman.. belilah botol vodka gepeng Mbah Gundul, karena kalau gak minum vodka gepeng Mbah Gundul, kamu gak gila seperti saya, bukan teman saya goblog.. ikan hiu minum vodka, goblog kalo gak kesini.. botol vodka gepeng Mbah Gundul, rasanya, anjiiingg banget..” ucap Bang Badai dengan ekspresi yang membangsatkan, sambil menggerakan kepalanya kekiri sedikit, lalu menegakkan lagi seperti semula..

“HAHAHAHAHA..” kami bertiga langsung tertawa dengan lepasnya, sambil melepaskan semua beban berat yang ada dipundak selama seminggu ini.. kami tertawa, lalu merobohkan sekat – sekat yang membuat kecanggungan yang membangsatkan ini.. kami tertawa dengan sangat bahagia dan penuh dengan suka cita..

“HAHAHAHAHA..” Kami tertawa lepas, seolah mengejek semua masalah yang menghantui kami selama seminggu ini dan kami bisa memenangkannya..

“HAHAHAHAHA..” Kami tertawa bertiga dengan kerasnya, seolah menunjukkan keseluruh semesta, bahwa kami bertiga adalah keturanan Jati dan kami tidak akan terpisahkan lagi..

“HAHAHAHAHA..” Dan tawa ini berkat botol vodka gepeng Mbah Gundul, yang rasanya seperti menjadi ironman.. bajingaann..

Semudah itu kecanggungan ini dirobohkan dan segampang itu kekakuan hati kami diluluhkan.. terus sekarang mau bagaimana lagi..? ya kami akan menikmati semua ini, sebagai saudara sedarah dan saudara yang tidak akan terpisahkan, walau maut yang menghadang.. jiancuukkk..

“ironman.. asuuu.. asuuu..” ucapku sambil menggelengkan kepalaku..

“kamu gak mau coba ngger..? kamu gak mau jadi ironman..?” tanya Bang Badai sambil memberikan botol vodka gepeng kepadaku..

“enggak ah.. aku mau jadi kakek sugiono aja..” ucapku lalu aku mengemut permenku, seperti sedang mengemut putting wanita..

“anjing.. hahahahahaha..” Bang Badai dan Dede langsung memaki, setelah itu tertawa dengan lebarnya..

“pengaruh permen itu, lebih menganjingkan dari pada minuman botol vodka gepeng Mbah Gundul.. hahahahaha..” ucap Bang Badai lagi..

“jiancukk.. hehehehe..” ucapku sambil tersenyum..

Kami ini gila ya cukkk..? mungkin.. karena memang otak kami ini sebenarnya sebagian besar, isinya cuman kegilaan.. jadi gak usah kaget lagi.. assuuu..

“terus bagaimana..?” tanya Dede yang langsung membuat aku dan Bang Badai terdiam..

Ini apa lagi sih..? kok bagaimana terus pertanyaannya..? mau canggung lagi kah suasananya..? bajingaannn..

“bagaimana tentang Kak Angelia Mas..?” tanya Dede yang langsung membuat aku mengalihkan pandanganku kearah Bang Badai..

“Clara dimana Bang..?” tanyaku ke Bang Badai dan Bang Badai langsung melihat kearah Dede..

“Mita apa kabarnya De..?” tanya Bang Badai dan Dede langsung melihat kearahku lalu kearah Bang Badai..

“Bulan, Mba Dwi, Mba Ayu, Mba Kaila, Kak Dana, Mba Rani, Mba Laras, Mala dan Gita sang perawat..” ucap Dede dengan refleknya..

“cuukkk.. kenapa kamu sebutin mereka semua De..?” tanyaku..

“aku ngabsen aja Mas.. biar nama mereka teringat di pikiran kita masing – masing.. hahahahaha..” ucap Dede dengan wajah polosnya lalu tertawa dengan senangnya..

“hahahahahaha.. jiancukk..” aku dan Bang Badai tertawa lalu memaki bersama..

Baru saja selesai satu masalah, sekarang malah Dede menyebutkan satu persatu masalah yang belum kami selesaikan.. kan jancuuk banget kalau begitu..

Kami pun melanjutkan candaan kami, dengan wajah yang seperti memikirkan tentang nama – nama yang kami sebutkan tadi.. kami bercanda sambil menghabiskan hidangan kesukaan kami masing – masing..

Lalu setelah sore hari, kami bertiga pun bersiap meninggalkan tempat sunyi ini.. tempat dimana kami sudah menyelesaikan masalah yang berat, dan tempat yang membuat kami berpikir untuk menyelesaikan masalah – masalah yang lain.. kelihatannya setelah ini, aku akan sering berkunjung ketempat ini..

“langsung balik kekosan..?” tanya Bang Badai..

“aku mau keluar sebentar..” ucapku sambal berjalan kearah maxi..

“ketempat Kak Lia ya Mas..? hehehehe..” ucap Dede sambil berdiri didekat sisemok bersama Bang Badai..

“taik..” ucapku..

“hahahahaha..” Bang Badaipun langsung tertawa melihat ekspresiku..

“naik sisemok aja mas.. aku sama Bang Badai naik maxi..” ucap Dede..

“kenapa..?” tanyaku.

“ga enak kalau sama – sama batangan naiknya motor sport.. gesekannya dibokong, mengandung rasa hom – hom..” jawab Bang Badai..

“hahahahaha..” kami tertawa bersama..

“jiancuukk..” makiku sambil berjalan kearah sisemok dan mereka berdua berjalan kearah maxi..

Akupun langsung naik sisemok dan mereka berdua bergoncengan naik maxi.. kami bertiga akhirnya meninggalkan tempat ini dengan segala kelegaan dihati kami masing – masing..

Dan sekarang.. aku menarik gas sisemok menuju kearah rumah Lia.. iya Lia.. Angelia Putri Aldo.. gara – gara Dede menyebut namanya, aku jadi kangen sama cinta pertamaku yang sudah kandas itu.. aku jadi pengen melihat senyum manisnya dan kangen sama ketusnya..

Dan ketika aku sampai didekat gang masuk rumah kakek Lia, sebuah sepeda motor keluar dari gang itu dan dia berbelok kearah berlawanan dari posisiku sekarang..

Aku langsung menghentikan sisemok dan berhenti melihat sepeda motor itu, yang mulai jauh meninggalkan aku.. sepeda itu milik Rogi dan Lia duduk dibelakangnya, sambil memeluk Rogi dengan mesranya.. bajingaaannn..



“hahahaha..” terdengar tawa dari mahluk yang ada diselangkanganku.. siapa lagi kalau bukan stepen sikurang ajar..

“kenapa kamu ketawa pen..?” tanyaku dengan jengkelnya..

“aku lagi bayangkan wajahnya masbro yang cemburu itu.. pasti kelihatan seperti ironman yang habis minum vodka gepeng Mbah Gundul… hahahahaha..” ucap stepen lalu tertawa lagi..

“assuuuu..” makiku..

“pasti merah kan wajahnya masbro.. hahahahaha..” ucap stepen dan terus tertawa..

“bisa diam gak..” ucapku dengan jengkelnya..

“kok masbro marah..? masbro cemburu..?” tanya stepen..

“enggak.. buat aku apa cemburu.. Lia kan bukan kekasihku lagi..” ucapku dengan agak berat..

“Pring bumbung, wet klopo.. wes diambung, dipek konco.. hahahaha..” (pohon bambu, pohon kelapa.. sudah dicium, diambil teman.. hahahaha..) ucap stepen memulai pantunnya yang menjancukkan itu..

“assuuu..” gerutuku..

“Manuk doro mangane telo.. aku gak loro, mek rodo gelo.. bongko..” (burung dara makannya singkong.. aku gak sakit, cuman agak menyesal.. mampus..) stepen melanjutkan pantunnya dan semakin membuat panas telingaku..

“jiancuukkk..” makiku..

“Ngiris bawang, karo kancane.. Wes kadung sayang, kok ditinggal karo liyane.. hehehehe.. (ngiris bawang sama temannya.. sudah terlanjur sayang, kok ditinggal sama yang lain.. hehehehe..) pantun stepen semakin menjadi dan aku semakin jengkel dibuatnya..

Plakk..

Aku menampar kepala kemaluanku pelan..

“assuuu.. beraninya main fisik..” ucap stepen yang langsung emosi..

Plakk..

“cuukkk.. psikopat kamu masbro.. psikopat..” omel stepen..

Plakk..

“iya.. iya.. aku diam.. bajingaann..” ucap Stepen lalu diam dan tidak bersuara lagi..




Cuukkk.. apa Lia pacaran sama Rogi..? apa mereka saling mencintai..? tapi kenapa mereka tidak jujur kepadaku..? apa mereka takut menyakiti perasaanku..? justru dengan diam – diam seperti ini, itu membuat aku sangat kecewa sekali..

Tapi kenapa aku harus kecewa..? aku dan Lia kan sudah tidak ada hubungan lagi.. lagian Rogi itu sahabatku sendiri.. jadi buat apa ada perasaan cemburu seperti ini..?

Aku juga harusnya berkaca, karena aku selalu memberikan kesakitan dihati Lia dengan sikapku yang plin – plan dengan banyak wanita.. hubungan kami putuspun, disebabkan karena dia cemburu ketika melihat aku berciuman dengan Kayla.. kan bangsat sekali aku.. mau enaknya aja, giliran sudah putus seperti ini malah bersikap cemburu yang seharusnya tidak berhak aku keluarkan..

Dulu sebelum jadian, aku sangat bersemangat sekali untuk memiliki hatinya.. ketika sudah mendapatkan hatinya dan kami jadian, aku malah tidak menjaganya dengan baik.. dan sekarang, ketika kami sudah putus, aku malah merasakan kehilangan yang luar biasa.. dan rasa kehilangan itu semakin menjadi, ketika aku melihat dia berasama sahabatku sendiri.. kan jancukk sekali kalau begitu.. asssuu..

Akupun menarik gas semok, meninggalkan depan gang rumah kakek Lia, dengan hatiku yang juga aku tinggal ditempat itu untuk Lia..

Entah kemana arah sisemok ini aku jalankan.. yang jelas aku menarik gasnya terus, dengan mata yang berkaca – kaca..

Dan ketika aku sudah jauh meninggalkan depan gang rumah kakek Lia, aku melihat sebuah mobil berhenti dipinggir jalan dan aku mengenal pemilik mobil itu.. pemilik itu berdiri disamping mobil dan terlihat sangat kesal sekali..

Walaupun wajahnya terlihat kesal, tapi tidak mengurangi kecantikannya sedikitpun diwajahnya.. pemilik mobil itu seorang wanita dan aku sangat mengenalnya.. bukan hanya mengenalnya sih, tapi aku juga menyayangi wanita itu..

Cuukkk.. setelah hatiku kecewa karena Lia, sekarang aku bertemu dengan wanita yang lain lagi.. dan mungkin bukan hanya kecewa yang aku dapatkan dengan wanita itu, tapi kesakitan yang sangat menyiksa..

Jiancuukk.. kenapa hati ini tidak pernah berhenti menerima kesakitan dari berbagai masalah..? baru saja satu masalah selesai, sekarang aku sudah dihadapkan oleh kesakitan – kesakitan yang lain lagi..

Kapan kesakitan ini akan selesai..? apa tunggu nyawa ini terlepas dari raga..? tapi apa setelah nyawa ini pergi ketempat keabadian, apa tidak ada lagi kesakitan lain yang menanti..? begitu banyak tubuh yang aku lukai dan begitu banyak hati yang aku sakiti.. aku belum memperbaiki semua itu didunia ini, dan dosa – dosaku sudah memuncak seperti gunung.. pasti penyiksaan yang berat sudah menantiku dialam keabadaian, kalau aku pergi kesana saat ini.. bajingaann..

Mungkin sekarang lebih baik aku menikmati kesakitan – kesakitan ini, dan mungkin kesakitan itu menunjukkan jalanku untuk memperbaiki semuanya..

Hiffuuttt.. huuu..

Setelah melihat wanita yang ada samping mobilnya itu, aku berhenti tepat dibelakang mobilnya.. gila kan aku..? bukannya menghindari kesakitan hati, tapi aku malah mendatanginya.. gila bangett..

Aku lalu melihat kearah mobilnya dan terlihat ban bagian kiri belakangnya bocor.. mungkin ini yang membuat wanita itu terlihat kesal..

Aku lalu melihat kearah wanita itu dan dia juga melihat kearahku.. wajahnya yang sudah jengkel, sekarang terlihat marah sekali kepadaku.. aku lalu turun dari semok dengan santainya, lalu berjalan kearahnya dan berhenti sebentar dihadapannya..

“ngapain kamu datangin aku..?” ucapnya dengan tatapan yang terlihat begitu membenciku.. tapi dibalik tatapan kebenciannya itu, cinta yang besar bermain dan berlari - lari didalam sana..

Aku diam dan tidak menjawab pertanyaannya.. aku langsung berjalan kebelakang mobilnya dan membuka kap mobil dengan santai..

“kamu mau apasih..?” ucapnya yang mengikuti aku dibelakangku, tanpa menghentikan gerakanku..

Aku mengambil kunci dan dongkrak untuk membuka ban belakangnya, lalu mengeluarkan ban serepnya.. setelah itu aku melepas kacamataku dan meletakkan di kap belakang mobilnya yang masih terbuka..

“aku gak butuh bantuanmu..” ucapnya dengan ketus dan aku tetap tidak menghiraukannya.. akupun tidak melihat kearah wajahnya dan aku langsung berjalan kearah samping mobil bagian kiri, sambil menenteng kunci dan dongkrak..

“Angger.. kamu itu mau ngapain sih..? pergi dari sini sekarang juga..” ucapnya dan suaranya mulai tidak sekeras dan seketus tadi..

Kesakitan hatikupun sedikit terobati, ketika dia menyebut namaku.. sudah lama sekali Bulan tidak menyebut namaku itu, dan aku sangat kangen sekali mendengar suaranya ini..

Ya.. wanita ini adalah Bulan.. Bulan Mahardini Darmawan.. wanita cantik, ketus, emosian, jarang tersenyum dan menjengkelkan.. tapi aku cinta dengannya.. hehe.. asuuu.. asuuu..

Akupun tetap tidak menghiraukan ucapannya dan aku langsung membungkukan tubuhku, untuk memasang dongkrak dibawah mobilnya.. setelah terpasang, aku menaik turunkan dongkrak itu sampai ban mobilnya terangkat..

Aku lalu membuka satu persatu baut velg mobil ini dengan tetap tidak bersuara.. keringatpun mulai membasahi keningku dan seluruh tubuhku.. dan setelah bautnya terlepas, aku lalu melepas ban itu dan menggelundungkannya kearah belakang mobil.. dan setelah memasang ban yang bocor dibawah mobilnya, aku lalu berdiri dan menggelundungkan ban serep kesamping kiri mobil..

Bulan hanya menatapku dan tidak bersuara lagi.. aku membersihkan keringat yang mengalir dikeningku dengan lengan kananku, lalu aku memasang bang serep itu..

Dan pada saat aku memasang baut – bautnya, sebuah sapu tangan mendarat dikeningku dan membersihkan keringatku dengan lembutnya.. aku menghentikan kegiatanku sejenak, untuk menikmati sentuhan sapu tangan orang yang aku sayangi ini..

Kami sempat beradu pandangan beberapa saat, tapi aku langsung membuang wajahku kearah baut – baut yang tinggal aku kencangkan ini.. aku tidak mau bertatapan lama dengan Bulan.. aku takut kalau dia akan meneteskan air matanya, karena menahan gejolak cinta di dalam hatinya..

Bukannya aku kegeeran.. bukan.. tapi ketika kami saling beradu pandang sejenak tadi, aku melihat matanya sudah berkaca – kaca.. kan bangsat banget kalau begitu..

Aku lalu mempercepat menguatkan bautnya, lalu aku menurunkan dongkraknya.. setelah itu aku menyusun lagi kunci dan dongkraknya ditempat semula, sambil mengambil kacamataku..

Dan setelah aku menutup kap mobil belakangnya, aku berbalik dan Bulan berdiri menghalangi jalanku..

Dia menatapku dan aku tidak bisa lagi menghindari tatapan matanya..

“maumu apa sih ngger..?” tanya Bulan dengan mata yang berkaca – kaca..

Kembali aku diam sambil membalas tatapan matanya dengan santai.. tatapan sih boleh santai cuukkk.. tapi hati ini yang berkaca – kaca dan mau meneteskan air mata.. assuuu..

“kamu datang dan pergi sesuka hatimu dikehidupanku.. padahal aku sangat membencimu..” ucap Bulan dengan suara yang bergetar dan mata yang makin berkaca – kaca..

“diammu ini yang semakin membuat aku membencimu..” ucap Bulan pelan sambil menundukan kepalanya, lalu membersihkan kedua air matanya..

Hatiku menangis melihat dia yang menunduk dan bersedih seperti itu.. dan entah setan apa yang menuntunku, sampai aku berani melangkah mendekat kearah tubuhnya..

Bukan itu saja, setan itu menuntun tangan kananku untuk memegang dagunya dan mengangkat pelan sampai wajahnya menatap wajahku.. kedua pipinya membasah, karena dipenuhi air matanya..

Sebenarnya aku ingin membersihkan air matanya, tapi tanganku ini masih kotor setelah mengganti bannya tadi.. dan setan yang ada dikepalaku malah menuntun wajahku mendekat kearah wajah Bulan..

Dekat.. dekat.. dan semakin dekat.. bibir kami sama – sama bergetar dan terbuka sedikit.. kepala kami dengan refleknya memiring kearah yang berlawanan, lalu..

CUUPPPP..

Bibir kami bersentuhan tanpa saling melumat.. bibir kami hanya saling menempel tanpa ada gerakan sama sekali.. aku lalu menurunkan tanganku yang ada didagunya, sambil menikmati sentuhan bibir kami ini..

Getaran – getaran cinta mulai terasa di bibirku, lalu perlahan masuk kedalam tubuhku, dan mengguncang hatiku dengan hebatnya.. getaran cinta ini sangat luar biasa rasanya, sampai mengancurkan bendungan cinta dihatiku dan airnya langsung meluap memenuhi seluruh tubuhku, sampai naik dikelopak kedua mataku dan siap tertumpah..

Kedua tangan Bulan langsung menyentuh pipiku dan menahannya disitu.. dan..

CUUPPPP.. CUUPPPP.. CUUPPPP.. MUAACCHHHH..

Bibir kami saling melumat perlahan, tanpa ada campur tangan nafsu sama sekali.. hanya cinta yang menggelora dan bermain di kuluman bibir kami ini..

CUUPPPP.. CUUPPPP.. CUUPPPP.. MUAACCHHHH..

Kuluman bibir kami ini semakin dalam, dan pipi kami sama - sama basah karena air mataku dan air matanya sama – sama tertumpah..

CUUPPPP.. CUUPPPP.. CUUPPPP.. MUAACCHHHH..

Rasa nikmat, rasa sakit, rasa cinta, rasa marah, rasa rindu dan rasa benci, menyatu didalam kuluman yang basah bercampur air liur dan air mata..

Gilaaa..

Dan tiba – tiba..

Heeemmmmm..

Aku menahan sakit yang sangat luar biasa, ketika Bulan menggigit bibir bawahku dengan sangat kuatnya.. aku merasakan sakit bukan akibat gigitan bibirnya, tapi sakit karena Bulan menahan emosi yang begitu hebat didadanya..

Dia menahan sakitnya itu lalu dikeluarkan dengan cara menggigigit bibirku dengan kuat.. lalu dilepaskannya sambil menatapku dengan penuh kebencian..

“aku benci kamu.. aku benci kamu.. hikss.. hiks..” ucapnya lalu diakhiri dengan tangisan, setelah itu dia berjalan melewati aku dan masuk kedalam mobilnya..

BRAKKKK..

Dia menutup pintu mobilnya dengan sangat kuat lalu menyalakan mesinnya, dan..

BRRUUUUM..

Dia melaju bersama mobilnya, meninggalkan hatiku yang menangis ini.. kami berpisah tanpa saling melihat dan tanpa ada kata perpisahan..






#cuukkk.. begitu banyak getaran didalam hati ini, sampai aku lelah dibuatnya.. entah karena sakit atau juga bahagia.. tapi yang jelas, semua menyatu bersama air mata yang tidak henti – hentinya mengalir.. jiaanncuuukk..


TAMAT YO CUUKKK.. TAMAT...
 
Duhhhh.. kok kepencet lagi sih..
Mana Kepencetnya sampai kata TAMAT lagi..

Arrgghhhh.. gila ya aku..
Assuudahlah.. entar dilanjut lagi di M A T A H A R I 3..
Sampai ketemu di rumah baru dan semoga sabar menanti..

Waktunya istirahat sebantar ya Om dan Tante..

Salam hormat dan Salam Persaudaraan..
:beer::beer::beer:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd