Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT M.E & You

Chapter 4 First Wave (Part 1)


Suasana gedung perkantoran, tempat PT Samson Security tampak ramai. Tak ada bedanya dengan hari yang lain. Hanya cuaca yang tidak mendukung. Gerimis sedari pagi.

Seorang berpenampilan santai, menteng senjata api Baretta 70 dengan beberapa Magazin tergantung di tubuhnya, berjalan menuju lantai dua belas.

Sedangkan Adam berbicara dengan seseorang melalui telepon genggamnya. Wajahnya menunjukkan kekhawatian. Selesai menerima panggilan, dia memasuki ruangan Pet Corner, yang saat ini menjadi kantor Michel.

“"Ya mas Adam, ada yang bisa dibantu..?”" tanya Michel

"“Ya, coba liat ini..",” jawab Adam sambil menunjukkan Handphonenya

"“Hmmm...”."

“"Gimana menurut kamu?”"

Kemudian, jari Michel bergerak lincah mengetikkan sesuatu di chat boxnya.

“Mbak posisi dimana?”

“MBAK...MBAK....?!!!!!”

Michel tampak tersenyum kecut, sambil menggaruk kepalanya. Lalu kembali menulis pada chatboxnya.

“Ya, sayang, lagi dimana?”

Tak lama segera muncul emo senyum dan cinta pada chat box Michel.

“Aku lagi diruang meeting, sayang. Ada apa?”
“Ok sayang, stay there!”

Adam duduk dihadapan Michel yang masih merokok. Lalu adam bertanya "“Gimana..?"”

"“Ya, dia sudah disini",” jawab Michel singkat

"“Yakin..?”" tanya Adam memastikan. Anggukan kepala Michel menjadi jawaban.

“"System udah gua ambil alih, semuanya aman.",” lanjut Michel

Tiba-tiba muncul seseorang dengan pakaian lengkap dengan jas, dan sarung tangan kulit.


cd7025514980270.jpg

Agen Smith


"“Good Afternoon, M.E",” katanya

“"Welcome agen Smith, long time no see",” jawab Michel

Adam segera membalikkan tubuh, mengambil senjatanya dan mengarahkan ke arah suara itu terdengar.

Michel masih duduk dengan santai. Sementara lelaki tersebut berjalan melewati Adam yang masih mengarahkan senjatanya dan Michel yang masih duduk didepan laptopnya.

"“Are going to shot me, Mr Adam?"” tanya lelaki itu

"“Who are you?“", tanya Adam

“"I’m here to invite him",” jawab lelaki itu

"“And if you do not shot me, then i’ll do",” kata lelaki itu

Tiba-tiba Michel sudah berdiri di sampingku dan tangannya berada di depanku, bersamaan dengan itu terdengar suara benturan benda metal.

Adam seperti tersadar dari keterkejutannya. Sejenak menganalisa situasi. Wajahnya tampak pucat setelah melihat sebuah pisau kecil atau biasa disebut “Kunai” tergetak tak jauh darinya.

"“Hahahaha.....",” tawa lelaki itu

"“The Great M.E finally appear."“

“"Are going to makes blood here?"” tanya Michel

“"Of course not. I just want to see my self, the great of M.E",” jawabnya, sambil mencabut pisau kecil di dada bagian atas tubuhnya, dan membuangnya.

"“And the rumors about you is real.",” lanjutnya lagi

"“Then...?”", jawab Michel

“"This is invitation and warning M.E",” kata lelaki itu sambil berjalan mendekati Adam dan Michel

"“The Association wants you to join them, but if you refuse us, you’'ll know what happen next",” lanjut lelaki itu tanpa menoleh dan keluar dari ruangan ini, setelah meletakkan selembar kartu nama dimeja Michel

"“Ja..jadi kamu M...M.E...??”", tanya Adam setelah kepergian sang agent

Michel hanya menjawab dengan senyuman. Lalu kembali duduk.

Adam terdiam dan tampak shock mendengar percakapan lelaki yang dikenal sebagai “Agen Smith”. Dia terhenyak menyadari fakta bahwa Michel yang ternyata adalah pembunuh bayaran legendaris, “M.E”.

Masih dengan berdiri, dengan gugup Adam menyarungkan kembali senjatanya. Sembari mencoba menenangkan diri, Adam berkata kepada Michel, “"Jadi selama ini?”".

“"Ga usah dipikirin mas Adam. Yang pasti mereka pasti bergerak malam ini. Tolong fokus aja sama mbak Song Ji",” jawab Michel

“"Maksudnya gimana?"

“"Mereka ngincar mbak Song Ji, tujuannya supaya dapat akses untuk menghapus data para pejabat korup yang tersimpan di server kita. Jadi tolong jaga mbak Song Ji.”"

"“Terus kamu ga ikut bantu?”"

"“Hehehe, gua mau bales undangan Smith, and gua udah siapin bantuan kok.”"

“"Ok deh.....",” jawab Adam ragu-ragu

"“And... Tolong soal tadi lupain aja ya mas",” kata Michel dengan senyuman

Adam tidak menjawab, hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan Michel yang masih berkutat di laptopnya.



--------------------------------------------------------------------------------




POV Adam

Hari ini ramai seperti biasa, tapi situasi mendadak berubah setelah aku mendapatkan email dari BIN. Yang isinya memberikan warning mengenai pergerakan asosiasi pembunuh yang mereka monitor.

Aku segera mengkonfirmasi email tersebut dengan melakukan panggilan ke BIN yang selama ini menjadi partner perusahaan yang menyewaku saat ini.

Sambil mengkonfirmasi email tersebut, aku menuju ruangan Michel. Yah, Michel seorang laki-laki yang dekat dengan CEO PT Samson Security. Michel pula yang menjadi orang yang dapat diandalkan, info dari informanku di dunia gelap.

Saat bertemu, segera aku tunjukkan email dari BIN. Setelah membaca, Michel justru memberi informasi yang mengejutkan. Orang yang harus kuwaspadai, sekarang ada di sini.

Tiba-tiba aku merasakan hawa pembunuh yang sangat kuat berada di ruangan ini. Segera aku merespon dengan mengambil senjataku dan mengarahkan ke arah hawa pembunuh tersebut.

"“Good afternoon M.E...”", kata lelaki tersebut

“"Welcome agen Smith, long time no see."” jawab Michel seperti kenal dengan lelaki tersebut

Lelaki itu memakai pakaian jas dengan dasi merah, dan tangan yang terbalut dengan sarung tangan dari kulit. Menunjukkan statusnya sebagai pembunuh bayaran. Tatapan tajamnya, membuatku bergetar juga. Imbasnya, aku menjadi tertegun dan lengah.

Ketertegunan yang mungkin akan kusesali seumur hidup. Sikap yang fatal dalam kondisi tegang seperti ini. Diriku menjadi lemah. Hingga aku tak menyadari ketika pembunuh bayaran itu melemparkan pisau ke kepalaku. Beruntung Michel mampu menangkis, bahkan melempar pisaunya ke pundak agen Smith.

Percakapan-percakapan berikutnya membuatku tak kalah tercengang. Setelah melindungiku dengan kecepatannya, Agen Smith malah membuka jati diri Michel. Memberi pernyataan bahwa dialah sang M.E yang legendaris, sekaligus menawarkan kesepakatan dengannya.

Setelah kepergian pembunuh bayaran itu, aku merasa lega. Segera aku sarungkan kembali senjataku, dan menatap penuh tanya kepada Michel.

"“Ja...jadi kamu...M...M.E...?”", tanyaku gugup

Namun Michel tidak menjawab. Hanya tersenyum. Membuatku semakin penasaran dengan jati dirinya.

"“Jadi selama ini...?",” lanjutku bertanya

Michel duduk, menyalakan rokoknya. Pisaunya ditaruh disamping laptopnya. Sambil membuang asap rokok yang baru saja dihisapnya, Michel berkata padaku bahwa apa yang telah terjadi baru saja bukan masalah berarti, karena yang lebih penting adalah mereka akan bergerak menyerang Miss Song Ji malam ini.

Karena PT Samson Security, merupakan perusahaan server dan cloud yang membackup semua data para petingga negara ini. Bahkan semua peralatan eletronik mereka sudah terbackup di server. Membuat semua transaksi dan percakapan yang membahayakan negara ini tersimpan rapi.

Hal ini menjadikan Miss Song Ji selaku CEO PT Samson Security menjadi ancaman utama bagi para petinggi maupun pejabat korup negara ini.

Apalagi hanya Miss Song Ji yang mempunyai akses atau otoritas untuk menghapus data di server. Membuatnya menjadi rentan terhadap ancaman.

Kata-kata Michel mengembalikanku pada kenyataan, bahwa nyawa Miss Song Ji akan semakin terancam. Dengan segera aku menginformasikan situasi terbaru ke team yang selama ini berjaga di rumah Miss Song Ji. Untuk memperketat keamanan dan meminta bantuan kepada pusat dan pihak yang berwajib.

Aku segera naik ke lantai dimana ruangan Miss Song Ji berada. Sesampainya disana, aku disambut oleh Irene selaku sekretaris direksi PT Samson Security.


0d780a514980268.jpg

Irene


“"Ya, mas Adam. Apa yang bisa Irene bantu?”", katanya centil

"“Miss Song ada Ir?",” tanyaku

"“Ohh nyariin Miss Song ya, kirain kangen sama Irene. Hihihihi,",” katanya lagi

"“Ada ga?",” paksaku

“"Belum kelar meeting mas, paling bentar lagi juga balik",” katanya lagi

Irene berdiri dan berjalan mendekatiku. Dia memakai kemeja hitam lengan pendek, dipadu dengan celana pendek dari bahan kain. Memperlihatkan keindahan pahanya.

Irene berjalan mengitariku dengan tangan meraba dada dan punggungku. Ketika sampai di hadapanku, Irene mendorongku dengan kedua tangannya. Aku pun terduduk disofa yang berada di sana.

Irene duduk di pangkuanku. Meletakkan tanganku di atas paha putihnya. Tanpa basa-basi segera aku memeluk dan menciumnya penuh nafsu.

Suasana terasa panas, seiring panasnya pagutan kami. Pada saat tanganku mulai menjelajahi tubuh Irene, terdengar bunyi lift yang berhenti dilantai ini. Terbuka dan keluarlah Miss Song Ji.

Tersentak kaget, maka kami melepaskan diri dan membenahi pakaian yang mulai kusut akibat gesekan tubuhku dan Irene.

“"Hmmm.... masih siang juga Adam...",” kata Miss Song Ji sambil berlalu memasuki ruangannya.

"“Ma...maaf Miss Song...",” kataku gugup

Setelah Miss Song Ji memasuki ruanganya dan menutup pintu. Segera aku berkata pada Irene, "“Huff, kamu sich, jadi ketahuan nich.”"

"“Hihihi... abis kangen...",” jawab Irene centil

“"Udah ah, entar dilanjut lagi. Aku musti ketemu Miss Song",” balasku meninggalkan Irene dan mengetuk pintu ruangan Miss Song.

"“Tok...tok...",” bunyi pintu yang kuketuk

"“Masuk",” terdengar suara dari dalam ruangan, menjawab ketukan pintu yang aku lakukan.

"“Siang Miss Song, maaf tadi kelewatan",” kataku

"“Hihihihi... ga pa pa Adam. Kan udah tau juga kalo kamu sama Irene sering begituan.",” jawab Miss Song Ji

"“Hah.. ma..maksudnya gimana Miss Song?",” tanyaku gugup

"“Hihihihi... Michel yang ngasih tau kalo kamu sama Irene sering making love.",” jawab Miss Song Ji

Mendengar jawabannya, membuat wajahnya terasa panas. Malu. Karena telah ketahuan, apalagi yang memberitahu si Michel.

"“Maaf Miss Song",” kataku lemah

"“Hihihi.... ga pa pa Adam. Aku ngerti soal itu, tapi next time liat tempat ya.”"

"“And by the way, ada apa nyari aku disini?",” lanjut Miss song

"“Hmmm, mau info aja kalo malam ini kemungkinan akan ada serangan lagi."”

"“Serangan...? Maksudnya serangan ke siapa Adam?”", tanya Miss Song dengan suara terkejut

"“Iya, serangan ke Miss Song. Barusan BIN update. Makanya saya info sekarang, and saya minta Miss Song pakai rompi yah, untuk jaga-jaga.”", kataku lugas

“"Ohh... Michel...?",” tanya Miss Song

"“Michel Miss...?"”

"“Ok dech Dam, aku pake sekarang ato gimana rompinya?”", tanya Miss Song memastikan

"“Boleh Miss."”

Miss Song Ji hanya mengangguk.

“"Tambahan ya Miss, untuk komunikasi pakai yang seperti biasanya.”"

"“Ok Dam.”"

"“Baik Miss, saya keluar dulu. Prepare team.”"

"“Ok Dam, thanks ya.”"

Tampak guratan kesedihan dan kekhawatiran di wajah Miss Song Ji, mendengar berita yang aku sampaikan. Tapi tetap harus aku sampaikan, karena ini masalah hidup dan mati.








Sore hari. Hujan gerimis terus membasahi kota ini. hawa dingin mulai menusuk kulit para pengendara kendaraan roda dua. Kemacetan terlihat sejak beberapa waktu yang lalu. Semakin menambah kesemrawutan Ibu Kota negeri ini.

Di salah satu sudut kota ini, sebuah rumah mewah terdiri dari beberapa bangunan. Penjagaan aparat keamanan cukup lengkap. Meliputi mobil lapis baja dengan beberapa penjaga bersenjata lengkap. Tampak tidak terpengaruh oleh gerimis yang berlarut-larut, mereka tetap bersiap siaga mengatasi segala kemungkinan yang terjadi.

Pemandangan berbeda tampak di bagian belakang rumah mewah ini. Asap rokok dan dentuman musik hingar bingar memekakkan telinga. Penuh dengan orang bergoyang mengikuti alunan musik malam.

Di sana, hanya ada satu pria buncit tanpa pakaian duduk menikmati goyangan para wanita berpakaian minim. Pria itu bernama Budi Pramono. Kedudukan sebagai salah satu Jendral angkatan bersenjata negeri ini, dan menjadi salah satu pejabat korup yang datanya tersimpan di server PT Samson Security. Sedangkan diantara para wanita tampak pula satu gadis yang tidak asing lagi, Irene. Hanya memakai bikini bergoyang penuh gairah diatas pangkuan pria buncit.


72a450520103972.jpg

Jendral Budi Pramono


Irene ditugaskan untuk menjadi salah satu mata-mata sang jendral di PT Samson Security. Dengan posisi sebagai sekretaris Direksi, memudahkannya untuk mendapatkan informasi vital. Namun Michel telah mengetahui hal tersebut sejak awal. Bahkan menyadap semua peralatan komunikasinya.

Ya, Michel juga telah berada tak jauh dari rumah mewah sang Jendral. Dia pun juga menenteng Rhizus Granade Launcher, dan Ruger 22/45 Supressed. Persiapan lengkap untuk memulai peperangan.



a99059514980525.jpg
d891f4514980524.jpg

Rhizuz Granade Launcher Ruger 22/45 Supressed


Dengan tubuh yang basah oleh gerimis. Michel terus berkutat dengan laptopnya. Mencoba menembus firewall system keamanan rumah mewah tersebut.

Beberapa saat kemudian, seluruh kendali keamanan telah berada ditangan Michel melalui laptopnya. Michel mengambil denah dan data cctv di seluruh bagian rumah sang Jendral. Setelah menemukan apa yang dicari, Michel mengalihkan seluruh tayangan cctv pada monitor pemantau, ke cctv tempat sang jenderal mengadakan pesta.

Hujan semakin deras. Bunyi guntur mulai bersahutan mengiringi perjalanan Michel menuju gerbang rumah sang Jendral.

Kegaduhan dimulai saat tayangan langsung pesta sex sang Jendral dilihat oleh seluruh penghuni rumah itu. Agent Smith, segera meminta bagian kontrol untuk mematikan, namun tidak bisa dilakukan karena Michel sudah menonaktifkan semua fungsi kontrol keamanan.

Agent Smith mulai memberikan perintah untuk semua keamanan bersiap, "Prepare M.E is coming!!!”"

Tiba-tiba tayangan langsung hilang dan layar monitor menjadi hitam. Muncul tulisan “Good Bye”.

“"Boomm....boommm.....",” bunyi ledakan terdengar memekakkan telinga

Ledakan terjadi dimana-mana. Pos penjagaan, genset yang menjadi pemasok aliran listrik, markas penjaga yang berada disamping parkir mobil pun ikut meledak. Ruang kontrol keamanan yang berada dilantai dua juga ikut meledak setelah sebuah drone menabrak kaca jendela. Membuat Agent Smith yang berada didalam ruang kontrol ikut terlempar.

Teriakan dan jeritan kesakitan terdengar memilukan. Sementara di gerbang rumah mewah ini, sepi. Karena beberapa penjaga yang berjaga sudah tidak bernyawa lagi.

Pintu gerbang rumah mewah ini terbuka, Michel berjalan di antara asap dan mayat yang tergeletak. Menenteng Rhizus ditangan kiri, dan Ruger ditangan kanan.

Michel menembakkan Rhizus ke beberapa tempat, di mana masih ada penjaga yang mencoba melawan.

Michel menghabisi juga penjaga yang masih bergerak kesakitan, meskipun sudah terluka cukup parah akibat beberapa ledakan dan luka bakar. Tidak menyisakan satu orang saksipun.

Michel, memasuki rumah utama. Melihat ada dua penjaga bersenjata lengkap bersembunyi di balik dinding. Michel mengarahkan Rhizusnya dan menembakkannya. "“Boom....!!!",” bunyi ledakan melemparkan dua penjaga yang bersembunyi. Michel menembak kepala kedua penjaga tersebut, memastikan bahwa mereka sudah tewas.

Kembali berjalan menyusuri ruangan demi ruangan, membunuh satu persatu orang yang berada didalamnya. Membunuh tanpa keraguan.

Keluar dari rumah utama dari pintu belakang, Michel ditunggu oleh seorang agen yang menjadi partner agen Smith. Berhenti lalu menyarungkan Ruger, mengalungkan Rhizus dipunggung. Michel berjalan kearah agen yang sudah bersiap untuk pertarungan jarak dekat.

Sang agen mengarahkan pukulan lurus kearah kepala, Michel bergerak kesamping menghindar. Bersamaan, Michel memegang pergelangan tangan sang agen. Menariknya searah gerak tubuh sang agen, dan tiba-tiba terdengar bunyi, ”"Krakk....”.", lengan sang agen patah

Sang agen masih berdiri meskipun lengannya patah. Michel melangkah mendekati agen tersebut. Tiba-tiba sang agen membalikkan badan, mengayunkan tangan kanan dengan pisau digenggaman.

Michel tidak mundur, hanya menggerakkan tubuhnya kesamping kanan sang agen, menangkap dan mencengkram kuat pergelangan tangannya. Tangan kanan Michel memukul leher sang agen. Membalikkan badannya masih dengan memegang pergelangan tangan sang agen. Membuat kuncian dengan memuntir tangan kanan sang agen, hingga sang agen menundukkan tubuh mengikuti kuncian. Michel menahan leher sang agen, menaikkan tangan kanan sang agen yang terkunci hingga terdengar bunyi “"Krakk.."” seiring lepasnya tulang lengan kanan dari kaitan tulang pundak sang agen, dan membantingnya.

Wajah sang agen memucat, setelah kedua tangannya tidak bisa digunakan lagi. Sedangkan Michel masih dengan wajah tenang dan senyumnya. Dengan jarak kurang lebih semeter, Michel bergerak cepat dengan mengayunkan tangannya. Tanpa suara, tanpa perlawanan lebih sang agen terjatuh dengan kepala tertancap pisau. Mati.

Michel membalikkan badan, berjalan menuju rumah bagian belakang. Tempat sang Jendral bersenang-senang.

Sesekali Ruger melepaskan butiran peluru, menghilangkan nyawa.



e3b6a5520104238.jpg

Rumah bagian belakang sang Jendral


Bangunan dengan begitu banyak kaca, gelap dan suram. Tampak bayangan beberapa orang bersembunyi dibalik sofa dan gorden.

“"Agen Smith....",” kata Michel

Pintu kaca terbuka, dan keluarlah sang agen dengan tubuh penuh luka dan darah.

"“You are crazy M.E....?!!!!",” teriak agen Smith

"“Just replaying The Association intivitation....",” jawabnya dengan tersenyum

"“You know the risk with all of this action...?”"

"“Yup...”."

Agen Smith terdiam mendengar jawaban Michel.

"“Then you’ll die....”."

"“After you, agent Smith....”."

Michel menembakkan Ruger beberapa kali dengan secepat kilat. Agen Smith terkejut dengan gerak Michel, namun sebelum tubuhnya bergerak darah segar mengucur deras dari dahinya. Agen Smith tewas dengan lubang di kepala.

Michel berjalan menuju pintu kaca melewati tubuh agen Smith yang tergeletak di lantai porselin. Bunyi Ruger terdengar lagi, membuang isinya memastikan kematian sang agen.

Terdengar tangisan dan teriakan minta ampun dari para wanita, termasuk irene.

“"Michel....hikks..Michel....tolong..tolong...hikss...",” tangisan Irene yang mengenali Michel

Tanpa menjawab, Michel menembakkan Ruger menghabisi semua yang ada dinruangan tersebut, termasuk sang Jendral yang duduk di sofa dengan tubuh telanjang.
 
Wew... Serem jg si evan....
 
Bimabet
Keep up the good writing gan...
Keren nih story, jd inget2 silent rose....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd