Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Maafkan aku mamah 2

Status
Please reply by conversation.
Update…

Nampak saat itu seorang pria paruh baya tengah tertunduk lesu dengan perasaan yang berkecamuk dalam dadanya, apa yang harus ia perbuat atas apa yang telah ia saksikan sendiri. Pergumulan antara istrinya dengan putranya sendiri telah ia saksikan begitu panas dan menyayat hatinya. Dadanya begitu terasa panas ia rasakan,
" okhhh.. Tuhan..., apa yang terjadi...., mengapa harus seperti ini...., apa salahku tuhan..., apa yang harus aku lakukan?? ", kata hatinya dan tak terasa butiran - butiran air mata mengalir dari pelupuk mata pria paruh baya itu.

" haiii...!!, pria tak berguna..., jangan kau salahkan anak dan istrimu..., salahkan dirimu yang lemah dan tak berguna itu..., masih bagus istrimu tidak selingkuh dengan orang lain..!!!", kalimat itu timbul dalam pikirannya sebagai bentuk penyesalannya.

" tapi aku harus bagaimana...???", lirih batinnya hingga tak terasa air mata mengalir dari matanya dan membuat ia menangis sesegukan.

Sesaat kemudian dengan tubuh lunglai pria paruh baya itu yang tak lain adalah Adi Purwanto, suami dari mamah Irma dan ayah dari Rio, mencoba berdiri dari duduknya serta melangkahkan kakinya yang gontai dan berusaha untuk menguatkan hatinya.

" harus kemana aku saat ini..?, apa yang harus aku lakukan..? ", pikirnya dalam kebimbangan dan terus saja ia ikuti alur langkah kaki yang membawanya entah kemana.

Hingga tanpa ia sadari langkah kakinya telah membawanya pada sebuah lokasi yang cukup ramai, sejenak ia mencoba meraba dimana saat itu ia berada, “ dimana aku..??”, pikirnya.

“ taman ini…. Owh iya aku tau….”,
Ternyata langkahnya telah membawanya pada sebuah taman yang memang masih berada tak jauh dari kediaman rumahnya namun berada diluar dari komplek rumahnya.

Setelah beberap saat kemudian pria itu telah menempati sebuah kursi taman di bawah pohon yang rindang lalu kemudian kembali termenung dalam pirkirannya hingga ia tak memperhatikan ada sesosok yang tengah memperhatikannya dan kemudian berusaha mendekatinya.

“ papah….!!”, suara itu memanggilnya dan membuatnya menoleh ke arah datangnya suara tersebut.

“ Retnooo…. “, ucap Adi purwanto setelah ia mengenali sesosok yang telah memanggilnya.

“ papah kenapa..?”, Tanya Retno pada papahnya yang saat itu ia lihat Nampak papahnya terlihat murung dan sedih.

“ akhhh… tidak apa sayang…, sini duduk disamping papah…”, jawab pria itu pada putrinya.

“ papah kenapa terlihat sedih..??”, lanjut Retno ketika dirinya sudah duduk disamping papahnya itu.

“ tidak apa – apa sayang…., kamu sedang apa disini sayang..?”, menjawab pertanyaan putrinya dan kemudian mencoba membelokkan topik pembicaraan dengan sebuah pertanyaan.

“ aku dengan teman – teman sekolahku disini setelah belajar kelompok tadi di salah satu rumah temanku…”, jawab Retno masih dengan tatapan matanya yang tajam mengarah pada mimik wajah papahnya itu seolah ingin mencari tau apa yang tengah terjadi dengan papahnya itu.

“ papah kenapa..?”, sekali lagi Retno bertanya pada papahnya itu.

Adi Purwanto hanya diam dan menghela nafas panjang tak mampu menjawab pertanyaan putrinya itu, karena ia sangat tau putrinya itu tidak mudah untuk dibohongi. Namun ia juga tak tau harus menjawab apa, dan hanya mampu diam serta menghela nafas panjang.

“ apakah papah sudah bicara dengan mamah mengenai penyakit papah..?, dan apakah mamah tidak bisa menerima perihal sakit papah..?, Retno terus memberondong papahnya dengan pertanyaan.

Sejenak Adi purwanto menatap tajam wajah putrinya itu beberapa saat sebelum ia bicara, “ Retno…, putri ayah yang cantik…”, ucapnya.

Retno tak menjawab dan tetap diam menatap wajah papahnya serta menanti apa kiranya yang akan papahnya katakan.

“ papah belum bicara perihal penyakit papah dengan mamah sayang…, papah belum sanggup untuk mengatakannya…”, ucapnya.

“ tapi pahhh…!!”, ucapan Retno terhenti ketika jari telunjuk papahnya menutup bibir mungil Retno.

“ papah pasti akan mengatakannya nanti ketika ayah akan pergi untuk dinas lagi sayang, itu pasti ayah lakukan…., namun ada sesuatu yang mungkin akan papah katakan sama kamu, dan papah harap kamu dapat menuruti kemauan papah demi kebaikan serta keutuhan keluarga kita..”, ucapan Adi purwanto dan membuat Retno menjadi bingung dan tak mengerti apa maksud dari kalimat yang papahnya katakan itu.

“ tentu kamu tak ingin khan kalau papah dan mamah bercerai…??”, lanjut Adi purwanto yang kemudian membuat putrinya terkejut dengan ucapannya itu.

“ apa maksud papah…??”, Tanya Retno tak mengerti mengapa papahnya berkata seperti tiu.

“ papah hanya tak ingin kalau mamah berselingkuh dibelakang papah dan kemudian meninggalkan papah hanya karena papah sudah tak mampu lagi memberikan nafkah batin terhadap mamah kamu sayang, papah terlalu cinta dan sayang dengan mamah kamu…, dan papah rasa kamu sudah cukup dewasa untuk memahaminya.. “ tambahnya dan semakin membuat putrinya itu mengkerutkan dahinya karena semakin bingung.

“ apa maksud papah…? “, Tanya Retno dalam kebingungannya.

Dengan mencoba sedikit tersenyum Adi purwanto kemudian berkata, “ papah rela dan ikhlas kalau mamah bisa mendapatkan kebutuhan biologisnya dengan kakak kamu sayang..”,

Retno Nampak terkejut mendengarnya namun tak mampu berkata apa – apa saat papahnya berkata demikian, dalam pikirannya kemudian ia teringat kejadian diwaktu lalu, dimana ia telah melihat mamahnya dengan kakaknya tengah melakukan persetubuhan layaknya sepasang suami istri saat itu.

“ apa papah tau apa yang telah mereka lakukan..?”, Tanya Retno dalam hatinya.

“ apa maksud papah…, Retno tidak mengerti…? “, tanyanya pada papahnya mencoba mencari keterangan lebih jelas atas ucapan ayahnya itu karena takut apa yang ia pikirkan itu salah.

“ papah akan menceritakan apa yang tengah terjadi sayang…., namun papah minta sekali lagi kamu bisa mengikuti keinginan papah… setelah papah ceritakan semuanya..”, jawab Adi purwanto pada putrinya itu.

Kemudian Adi purwnto mulai menceritakan semuanya dengan begitu detail kejadian yang bermula ketika ia mencuri dengar saat putranya dan istrinya berbicara malam itu di dapur rumahnya hingga sampai saat – saat ia mulai merencanakan untuk memata – matai mereka untuk mengungkap rasa penasarannya dan kemudian ia sendiri melihat semua yang telah terjadi antara istrinya dan putranya itu.

“ apaaa…., apakah yamg papah katakana itu benarr…?”, Tanya Retno pada papahnya dengan suara yang cukup keras dan seraya bangkit dari duduknya dengan tatapan penuh amarah yang tertuju pada mamah serta kakaknya itu.

Adi purwanto mencoba menggapai lengan putrinya itu dan memintanya untuk kembali duduk disampingnya dan kemudian mengelus – elus lembut kepala putrinya itu. “ jangan marah sayang…., jangan marah…, papah yang salah bukan mamah…”, tambahnya.

“ apa maksud papah… jelas mamah yang telah menghianati papah, tapi kenapa malah papah yang merasa bersalah….? “, ucapnya penuh kekesalan.

Satu hal yang sangat membuat kesal Retno adalah karena kejadian yang telah dilakukan antara mamah dan kakaknya itu diketahui oleh papahnya dan pastinya ia berfikir kalau papahnya saat itu pasti sangat merasa terpukul dengan kejadian itu. Padahal ia sendiri mencoba menyembunyikan peristiwa itu agar tidak diketahui oleh ayahnya, serta janji kakaknya terhadap dirinya yang tak akan berbuat hal seperti itu lagi terhadap mamah namun ternyata telah dilanggar hingga itu membuatnya semakin kesal.

“ jangan marah sayang…., papah mencoba untuk mengerti semua ini, dan kamu harus tau pada usia seperti mamah kamu saat ini, seorang wanita sedang mengalami masa puber sayang dan membuat gairah serta libido sex nya semakin tinggi…”, ucapnya mencoba menjelaskan pada putrinya itu.

“ namun apa sayang….!!, papah tak mampu lagi melayani mamah kamu…”, tambahnya.

“ tapi pahhh…”,

“ tidak sayang…”, ucap Adi purwanto memotong ucapan putrinya itu.

“ mungkin akan lebih baik jika mamah kamu melakukannya dengan kakak kamu dari pada harus berselingkuh atau bahkan mencari gigolo untuk memuaskan hasratnya..”,
Ucapnya mencoba memberi pengertian terhadap putrinya itu.

Retno tak dapat berkata apa – apa dan hanya mencoba menalar apa yang telah papahnya katakan itu dan membuat dirinya semakin bangga dan sayang terhadap papahnya dengan keikhlasan serta kesabaran yang dimiliki papahnya itu.

“ dan kini ayah minta sama kamu sayang…., berusahalah untuk seolah – olah kamu tidak mengetahui atas apa yang mamah dan kakak kamu lakukan, karena papah juga akan bersikap demikian…, papah mohon kamu bisa melakukan itu…”,

“ tapi pahhh… apakah papah rela dengan itu semua, apakah papah ikhlas dengan apa yang mamah lakukan… apakahhh….!!!”, kalimat retno tak mampu lagi ia lanjutkan karena kemudian ia tertunduk menangis meratapi nasib papahnya itu.

“ tidak ada seorang suami yang dapat rela saat istri yang ia cintai dan sangat ia sayangi dijamah oleh lelaki lain sayang….., tidak ada….!!!”, jawab Adi purwanto pada putrinya itu.

“ tapi kenapa papah malah seolah membiarkan semua ini terus terjadi pahhh… hikss… hikss….”, ucap Retno tertunduk menangis.

“ itu papah lakukan karena papah sangat mencintai dan menyayangi mamah kamu sayang…., papah rela apapun papah lakukan asal mamah kamu bahagia… walau itu sangat menyakitkan..”, lirihnya.

“ papah harap kamu mau mengikuti apa yang papah minta sayang…., pura – puralah kamu tidak tau dengan apa yang mereka lakukan.., papah tidak mau kehilangan mamah kamu…”, tambahnya.

“ Retno akan berusaha pahhh…. Hiksss… papahhh….”, jawab Retno dan sejurus kemudian memeluk erat papahnya dan menangis di pundak papahnya.

Dalam hatinya ia berharap suatu hari kelak ia bisa mendapatkan seorang pria seperti papahnya itu.

Adi purwanto turut memeluk erat putri kesayangannya itu seraya berucap, “ terima kasih sayang, kamu mau melakukan apa yang papah mau…., terima kasih….”, ucapnya.

Disaat Adi purwanto dan putrinya itu masih berpelukan, tiba – tiba terdengar suara panggilan yang membuat mereka terkejut, “ papahhh…. Retnooo….!!!”,

Adi purwanto juga Retno seketika terkejut dan menoleh ke arah datangnya suara tersebut dan mendapati siapa yang telah memanggil mereka.

Saat itu terlihat didalam sebuah mobil, mamah Irma dan Rio yang sedang melintas di area taman itu, tak sengaja melihat Papah dan Retno disana, kemudian mamah memanggil mereka.

“ mamah…!!”, ucap Retno melihat siapa yang telah memanggilnya.

Nampak didalam mobil terdapat mamah Irma dan Rio yang kemudian mengarahkan mobilnya untuk berhenti dipinggir taman itu. Melihat itu Retno dan papahnya itu kemudian beranjak dari duduknya untuk mendekati mereka, namun sebelum mereka melangkah ke arah mobil itu, kembali tangan Adi purwanto menggenggam erat tangan dari putrinya seraya berkata, “ papah harap kamu bisa mengikuti apa yang papah inginkan dan berusahalah seolah tak terjadi apa – apa…!!”, ucap Adi purwanto pada putrinya itu.

Retno menatap ayahnya seraya menjawab, “ iya pahh…, aku paham…”,

“ terima kasih sayang…”, jawab Adi purwanto pada putrinya itu seraya tersenyum.

Dan kemudian mereka bersama – sama melangkah mendekati mobil yang dimana saat itu mamah Irma dan Rio telah menunggu mereka di tepi jalan.







***
Jauh sebelum mamah Irma dan Rio bertemu dengan Adi purwanto serta Retno, mamah Irma mandi serta membersihkan diri setelah persetubuhan dengan putranya tadi, dan setelah selesai dari kamarnya mamah Irma melangkahkan kakinya menuju kamar putranya.

Dan sesampainya dikamar putranya itu, “ Riooo….!!”, ucapnya terkejut saat ia lihat putranya yang saat itu masih saja terbaring diatas tempat tidur dan terlihat sedang mengocok batang kontolnya yang sudah Nampak menegang begitu kerasnya.

“ mamahhhh….”, kejut Rio saat tanpa ia sadari mamahnya kini telah berada didalam kamarnya dan melihatnya sedang mengocok batang kontolnya itu.

“ ya ampun sayang…., apa masih belum puas Rio…?”, Tanya mamah Irma.

“ Rio gak ngerti mahh…. Tiba – tiba batang kontol Rio kembali tegang mahh…”, jawabnya.

“ tapi mamah sudah lelah dan juga sudah mandi sayang….”, ucap mamah Irma seraya menghampiri putranya itu dan duduk disebelahnya. Matanya tak lepas dari pandangannya melihat gagahnya batang kontol putranya itu hingga membuat ia juga merasakan dari lubang memeknya keluar cairan yang kemudian membuat selangkangannya menjadi becek serta membuatnya merasakan getaran birahi, namun ia sudah tak sanggup untuk meladeni kembali putranya itu karena ia rasakan cukup lelah tubuhnya.

“ Rio tau mahhh… makanya Rio tidak mau mengganggu mamah…”, jawab Rio dengan tangannya yang masih terus bergerak mengocok batang kontolnya itu.

Mamah Irma merasa iba dengan yang dilakukan oleh putranya itu, “ mamah bantu keluarin pakai mulut mamah aja ya sayang…., mamah merasa bersalah kalau membiarkan kamu mengelurkan pejuh kamu sendirian…”, ucapnya.

“ boleh mahhh…., terima kasih….” Ucap Rio.

Tak lama kemudian mamah Irma mulai menjalankan aksinya, kepala kontol putranya itu kini sudah berada didalam mulutnya dan kemudian ia coba memasukkan batang kontol putranya itu hingga batas dari kedalaman lubang mulutnya untuk mencoba menampung dari panjang batang kontol putranya itu. Namun yang terjadi batang kontol putranya itu tetap tak mampu sepenuhnya ia telan semua dan masih menyisakan setengah dari panjangnya walaupun ia coba paksakan hingga mentok dan membuat mamah Irma mengeluarkan suara seperti orang yang akan muntah karena tersedak,
“ Hoeekk..”

“ akhhhh… mahhh… jangan terlalu dalam mahhh….”, desah Rio menikmati kuluman mulut mamahnya pada batang kontolnya itu, dan tak tega melihat mamahnya tersedak oleh batang kontolnya.

“ Hmmmm… akhh…”, hanya itu yang mampu mamah Irma ucapkan karena mulutnya penuh dengan batang kontol putranya itu.

“ aakkkkhhhh…. Mahhhh, mau kelluarrr mahhh….’, desah Rio menahan Orgasmenya.

Sambil tetap mengulum batang kontol putranya itu mamah Irma menatap tajam mata putranya itu seolah dengan isyarat matanya itu ia berkata, “ iya keluarkan sayang… keluarkan semua dalam mulut mamah.., ayoo sayang…”,

Semua memang tidak berlangsung lama karena sebelumnya sudah cukup lama Rio mengocok batang kontolnya seraya membayangkan dirinya sedang menyetubuhi mamahnya hingga akhirnya mamahnya datang kedalam kamarnya dan kini tengah mengulum batang kontolnya dengan lumatan – lumatan mulutnya yang membuat Rio tak mampu menahan lebih lama menahan gelombang Orgasmenya.

“ aakkhhhhh….. Oooukkkhhh… mammahhhhh…. Kelluarrr mahhh…. Aaakhhh…”, jerit nikmat Rio seraya tangannya menahan gerakan kepala mamahnya yang berada di selangkangannya dan, CROOTTTT…… CCROOOTTTT…. CROOTTT…., keluarlah pejuh yang masih saja kental dan cukup banyak tersembur dari batang kontolnya dan segera memenuhi mulut mamahnya itu.

“ hmmmm…. Akhhhmmm….”, hanya itu suara yang mampu mamah Irma keluarkan saat ia rasakan bagaimana pejuh putranya itu menyembur dengan derasnya didalam mulutnya itu. Dan mamah Irma berusaha untuk dapat menampung seluruh pejuh yang dikeluarkan putranya dimulutnya dengan jumlah yang terbilang masih cukup banyak walau sebelumnya sudah dua kali batang kontol putranya itu menyemburkan pejuhnya dan mengisi rahimnya pada persetubuhan yang belum lama telah mereka lakukan.

Rio memperhatikan dengan seksama saat mamahnya berusaha menampung semua pejuh yang ia keluarkan didalam mulut mamahnya itu. Melihat itu ia semakin marasa cinta dan sayang terhadap mamahnya yang kini telah berubah dari cinta, kasih, dan sayang seorang anak terhadap mamahnya. Namun kini telah menjadi rasa cinta, kasih, dan sayang seorang pria terhadap pasangan wanitanya.

“ hmmmm….., enak pejuh kamu sayang….”, ucap mamah Irma sesaat setelah ia sudah menelan habis pejuh putranya itu tanpa tersisa sedikitpun, bahkan ia juga membersihkan batang kontol putranya itu dari pejuh yang masih saja keluar dari ujung mulut kepala kontol putranya itu. Dan kini pejuh putranya itu telah mengalir melalui tenggorokannya dan sesaat lagi akan masuk mengisi perutnya.

“ terima kasih mahhh…., mamah emang the best… “, ucap Rio seraya bangkit dan mengecup lembut kening mamahnya itu.

“ untuk anak mamah yang ganteng ini akan selalu mamah berikan yang terbaik..”, jawab mamah Irma seraya melemparkan senyum genitnya.

“ udah puaskan….?, sekarang lekas mandi sayang, setelah itu tolong antar mamah ke super market, mamah mau belanja kebutuhan dapur…”, lanjut mamah Irma.

“ oke mamahku sayang….”, jawab Rio dan kemudian masuk kedalam kamar mandinya untuk membersihkan diri.

Tak lama setelah mereka telah siap, kemudian mereka pergi meninggalkan rumah itu dengan menggunakan mobil yang akhirnya mempertemukan mereka dengan papah dan Retno di taman.

Dan saat mereka sudah berada didalam mobil, papah dan Retno mencoba bersikap seolah mereka tidak mengetahui skandal yang terjadi antara mamah dan Rio. Dan dalam setiap obrolan yang berlangsung disepanjang jalan menuju supermarket tetap berusaha papah dan Retno tanggapi dengan sikap serta prilaku seperti biasanya.

Namun tanpa diketahui oleh mamah Irma dan Rio, diam – diam Retno sesekali menatap tajam ke arah mamah dan kakaknya itu melalui sepion dalam mobil dengan pandangan penuh kebencian. Hal itu tak luput dari perhatian papah dan cukup memaklumi perasaan yang dialami putrinya itu.

Satu jam sudah akhirnya mereka tiba di super market yang menjadi tujuan mamah Irma untuk belanja kebutuhan dapur, dan saat keluar dari mobil mamah Irma kemudian menggandeng suaminya itu dan mengajaknya masuk kedalam supermarket. Sedangkan Retno mengikuti kedua orang tuanya dan turut masuk kedalam supermarket tersebut dengan tetap berusaha bersikap normal ketika nanti mereka sudah di dalam sana.

Namun Rio tidak turut masuk mengikuti papah, mamah, serta Retno ke dalam supermarket, ia memilih mencari warung terdekat dari lokasi itu untuk mencari kopi dan sekedar menikmati beberapa batang rokok.

“ Rio tidak ikut masuk ya mahhh…., Rio tunggu diluar saja, mau cari kopi…”, ucap Rio sebelum mamah, papah, dan Retno masuk kedalam supermarket itu.

“ owhhh ya sudahh…”, jawab mamah.

“ jangan jauh – jauh Rio…”, ucap papah lebih lanjut.

“ oke pahhh….!!”, jawab Rio seraya mengacungkan jempolnya kea rah papahnya itu.

Dan Retno tetap dalam sikapnya seperti biasanya, yaitu hanya dengan diam.






Hari yang telah ditentukan telah tiba, dimana malam itu, adalah malam terakhir Adi purwanto, suami dari mamah Irma berada dirumahnya untuk kembali berangkat untuk dinas untuk waktu yang cukup lama.
Dan dimalam itu, saat ia dan istrinya telah berada dikamar serta berada diatas pembaringan mereka, dengan papah yang sedang memeluk istrinya dari arah belakang, kemudian papah mulai membuka sebuah pembicaraan.

“ mahhh…., sebelumnya papah ingin minta maaf sama mamah…”, ucap papah memulai sebuah obrolan dimalam itu.

“ minta maaf kenapa pahh….”, Tanya mamah sedikit bingung.

“ papah minta maaf…, Karena selama selama papah berada dirumah papah tak pernah memberikan hak kamu sebagai istri…”, jawab papah.

Mamah Irma masih dengan diam mencoba menunggu apa yang akan suaminya sampaikan padanya itu.

“ papah hanya mau jujur sama mamah…, dari kemarin ayah mau katakana ke mamah, tapi papah masih takut…”, tambahnya lebih lanjut.
Mamah Irma masih tetap diam dan menunggu dan tak bertanya apapun, namun kini ia sudah beranjak dari tidurnya dan ia sandarkan dirinya pada dinding kamar serta tajam matanya menatap suaminya itu.

Kini papah turut bangkit dari tidurnya dan mengarahkan dirinya berhadapan tepat dengan istrinya itu seraya menatap tajam wajah istrinya dan dengan sedikit bergetar ia mengatakan, “ papah kini telah menjadi laki – laki yang lemah mahh…, yahhh… pria yang lemah…, yang tak mampu memberikan pelayanan syahwat pada istrinya..”,
“ maksud papah…???”, ucap mamah istrinya terkejut mendengar ucapan suaminya itu.

“ papah minta maaf karena papah tak mengatakannya kemarin – kemarin…, papah minta maaf mahh…., kini papah telah mengalami impotensi permanent..”, ucapnya dan membuat mamah irma terkejut tak percaya.

“ kenapa pahhh….!!, kenapa papah tidak mengatakannya dari kemarin…., kenapa papah tidak jujur sama mamah, apa yang papah lakukan ini membuat mamah menjadi berfikir buruk dengan diri papah…., hikss…, kalau dari kemarin papah ngomong kita bisa coba cari obatnya pahh…”, tak terasa air mata berlinang dari mata mamah Irma.
“ maafkan papah mahh…, papah tau papah salah…., penyakit papah sudah tak dapat disembuhkan menurut dokter mahh…”,
Mamah Irma kemudian memeluk erat suaminya seraya berkata, “ maafkan mamah juga pahh…., mamah telah berfikir buruk tentang papah…”, ucapnya dan mencium kening suaminya itu.
“ mamah tidak salah kalau berfikir seperti itu…., papah hanya takut kehilangan mamah…”,
“ mamah tidak akan kemana – mana pahh…, mamah akan tetap ada untuk papah…, nanti setelah papah pulang kita coba cari obat untuk penyakit papah ya…”, ucap mamah Irma.
“ papah hanya takut mamah mencari kepuasan ditempat lain atau dengan pria lain, dan akhirnya papah akan mamah tinggalkan…”, kalimat yang di ucapkan papah terasa oleh mamah Irma menusuk dalam hatinya, mengingat apa yang telah ia lakukan dengan putranya.
“ tidak pahh…., mamah janji demi cinta mamah ke papah, mamah tidak akan berselingkuh dan mencari kepuasan ditempat lain…, dan satu lagi mamah akan selalu ada untuk papah dan tak akan meninggalkan papah…”, ucap mamah Irma dengan segudang perasaan bersalah atas apa yang terjadi atas dirinya dengan putranya saat mengatakan janji itu.
“ papah percaya sama mamah…., terima kasih mahh…, tunggu papah kembali pulang, nanti kita coba cari obatnya ya mahh…”, ucap papah.
“ iya pahhh… kita usahakan senjata papah berfungsi kembali, apapun jalannya…”, jawab mamah Irma seraya mengajak suaminya kembali berbaring dengan berpelukan mesra.



“ maafkan aku pah…., maafkan mamah karena mamah telah berselingkuh dengan anak kita sendiri…., maafkan aku…”, kata hati mamah Irma merasa berdosa terhadap suaminya atas apa yang ia lakukan bersama putranya itu.

Namun berbada dengan apa yang ada dalam pikiran Adi purwanto sebagai suami dari mamah Irma, “ maafkan papah mahh…., dengan begini mamah punya alasan untuk mencari kepuasan dengan Rio anak kita…., papah akan berusaha untuk ikhlas mahh…”, kalimat itu terucap dalam batinnya walau terasa membuat dadanya sesak.

Bagi Adi purwanto yang seorang pria normal pada umumnya, tak pernah terlintas sedikitpun pikiran – pikiran ataupun fantasi sex yang menyimpang yang nyatanya kini malah terjadi dalam kehidupan rumah tangganya. Dan kejadian itu cukup membuatnya menjadi shock. Namun kini apalah daya, tidak ada yang dapat ia lakukan walau dengan rasa sakit yang ia rasakan, ia berusaha untuk belajar mengikhlaskan istrinya disetubuhi, dicampuri, atau mungkin dikotori oleh putranya sendiri. Dan ia berfikir masih lebih baik yang menyetubuhi istrinya itu adalah putranya sendiri sehingga keutuhan rumah tangganya akan tetap masih bisa bertahan, tapi akan berbeda bila yang dilakukan istrinya itu adalah perselingkuhan dengan pria lain yang baru ia kenal. Dan bila itu terjadi, maka bisa dipastikan rumah tangganya akan berantakan nantinya.




----

Tiga hari setelah Adi purwanto suami dari mamah Irma berangkat dalam dinasnya, pagi itu mamah Irma tampak merenung, “ maafkan mamah pahh…”, batinnya berkata manakala ia merasa sangat berdosa terhadap suaminya itu, karena telah menghianati janji suci pernikahannya dengan melakukan perbuatan yang tak pantas dilakukan tanpa ikatan suami istri, apalagi yang ia lakukan bersama dengan putranya sendiri, buah hati dari pernikahan dia dan suaminya itu. “ maafkan aku pahh…”, lagi – lagi kalimat itu yang ada dalam pikirannya dan membuatnya larut dalam persaan berdosa hingga tak terasa matanya meneteskan air mata.
“ mahhh…., mamahhh….!!”, terdengar suara panggilan terdengar dari dalam rumah.
Mamah Irma nampaknya tak menyadari suara panggilan itu karena tengah larut dalam lamunannya. Ia tak menyadari kalau putranya tengah memanggil – manggil dirinya. “ kenapa papah belum memberikan kabar yahh…”, dalam lamunannya ia tengah menanti kabar dari suaminya yang tak kunjung memberinya kabar tentang dirinya diluar sana sejak pergi meninggalkan dirinya untuk mengemban sebuah tugas. “ papah sudah sampai belum yahh…??”, terus pertanyaan – pertanyaan dengan perasaan khawatir menghantuinya.

“ mamahh…., kok diam saja sih Rio panggil…?”, sapa Rio yang kemudian membuat mamah Irma tersadar dari lamunannya.

“ ekkhhh… Rioo…, bikin mamah kaget aja…!!”,

“ lagi mamah kenapa sih melamun aja….??”, Tanya Rio yang masih belum ditanggapi oleh mamah Irma.

Sesaat Rio kini sudah duduk disamping mamahnya seraya kembali bertanya, “ mahh… kenapa akhir – akhir ini mamah terlihat merenung, dan seperti menghindari Rio…?”,

“ bahkan mamah terkesan menolak ketika Rio ingin mencumbu mamah…, kenapa mahh…, apa salah Rio sama mamah…?”, lanjut Rio.

Mamah Irma menatap putranya itu seraya berkata, “ maafkan mamah sayang…., mamah hanya merasa bersalah terhadap papah…”,
“ maaf mahh… tapi kenapa baru sekarang mamah baru merasa bersalah terhadap papah…”,
“ itu karena mamah telah berfikir buruk tentang papah sayang…”, jawab mamah.
“ maksud mamah apa…?’, Tanya Rio lebih lanjut tak mengerti.
“ mamah kira papah berselingkuh Rio…, tapi ternyata papah mengalami impotensi, maka dari itu mamah tak pernah disetubuhi oleh papah ketika papah kamu pulang, dan papah baru ngasih tau ke mamah pada malam sebelum papah kembali berangkat..”, jawab mamah menjelaskan.

“ hahhh…., serius mahh…”, kejut Rio.
“ maafkan aku mahh…., semua karena salah Rio juga…”, tambahnya.
“ ini bukan salah kamu sayang…., dari awal ini semua kesalahan mamah…”, ucapnya tak ingin menyalahkan putranya itu.
“ mamah hanya minta sama kamu sayang, untuk tidak melakukan lagi apa yang pernah kita lakukan.., itu saja…, apakah kamu bisa mengabulkan permintaan mamah…”,
Mendengar itu sebenarnya membuat Rio menjadi kecewa, karena sudah beberapa hari ini sengaja ia tak melakukan onani agar semua pejuhnya dapat terkumpul dalam jumlah yang sangat banyak dan kemudian akan ia semburkan tepat didalam rahim mamahnya itu. Namun mendengar apa yang telah mamah katakana ia tak mampu untuk menentangnya dan hanya dapat berkata, “ ia mahhh… Rio akan berusama mengabulkan permintaan mamah…”,

“ terima kasih sayang…., “, ucap mamah dan kemudian mengecup lembut kening putranya itu.

“ ya sudah mahh… Rio mau ke kamar dulu…, Rio mau mandi….”, ucapnya seraya berdiri dan menuju ke kamar mandi di kamarnya.
“ pantes masih bau…”, ucap mamah meledek putranya itu.

Rio hanya membalas ucapan mamahnya itu dengan meleletkan lidahnya keluar seraya meninggalkan mamahnya yang saat itu masih berada di halaman belakang rumahnya.





Satu jam setelah Rio putranya itu meninggalkan dirinya, tiba – tiba terdengar dari handphonenya nada pesan masuk yang membuat mamah Irma menjadi harap – harap cemas akan pesan yang masuk itu.
Saat ia perhatikan pesan yang masuk itu, jelas terlihat asal dari pesan itu adalah dari seseorang yang ia beri nama dalam kontak nomer telponnya itu adalah My Husband. Melihat itu mukanya seketika menjadi cerah dan mamah Irma segera membuka isi pesan itu dan segera ingin membaca isi pesan yang dikirim oleh suaminya itu.

My Husband
Maaf sayang papah telat memberi kabar ke mamah, Alhamdulillah papah telah sampai dengan selamat. Maaf telah membuatmu khawatir sayang.


Membaca pesan itu hati mamah Irma menjadi tenang kembali dan kemudian ia membalas pesan dari suaminya itu.

Mamah
Alhamdulillah papah telah sampai dengan selamat, papah jahat baru ngabarin mamah sekarang, ya sudah sayang jaga kesehatan disana ya dan jangan suka telat makan ya pah. Love you pahh…

My Husband
Iya sayang love you too…., maafkan papah membuat kamu khawatir.

Mamah
Iya pahh gpp,
My Husband
Owh iya mah ada sesuatu yang mau ayah katakana, dan sengaja ayah baru mau mengatakannya ketika setelah papah berada di tempat kerja.

Mamah
Apa sih pahh… papah mahh bikin mamah kepoo aja deh, kebiasaan buruk
My Husband
Maafkan papah mahh…, ayah hanya mau bilang ke mamah, ayah ikhlaskan dan rela jika mamah memang ingin melakukannya, papah paham pastinya dalam kondisi saat ini cukup sulit untuk mamah dalam menahan hasrat serta libido mamah yang sedang menggebu – gebu, jadi papah ikhlas dan rela jika mamah ingin menyalurkannya.

Melihat serta membaca isi pesan itu sesaat membuat mamah Irma tak memahami arti dari pesan yang suaminya kirimkan itu.
“ apa maksudnya ini…., apa mas Adi menyuruh aku untuk selingkuh..?”, pikir mamah Irma mencoba mencerna dari isi pesan suaminya itu, dan kemudian ia coba membalas pesan suaminya itu meminta kejelasan dari maksud pesan yang suaminya kirimkan itu.

Mamah Irma
Apa maksud papah….., papah menyuruh mamah untuk berselingkuh dengan pria lain, apakah papah sadar dengan apa yang telah papah katakana..!!!!!

My Husband
Maafkan papah mahh…., papah tidak meminta mamah untuk berselingkuh dengan pria lain diluar sana, bukankah di dalam keluarga kita ada seorang pria gagah hasil dari buah cinta kita sayang. Dan papah ikhlas serta rela dengan apa yang telah mamah lakukan dengannya ketimbang mamah melampiaskan hasrat mamah dengan pria lain diluar sana.maafkan papah karena tak mampu melaksanakan tugas papah itu, dan maafkan papah karena tanpa sengaja papah mendengar apa yang telah mamah dan Rio bicarakan di dapur di malam.percayalah itu tidak akan mengurangi sedikitpun rasa cinta dan sayang ayah sama mamah. Maka lakukanlah sayang jika kau menginginkannya dan jangan biarkan orang lain tau tentang hal ini. Tunggu ayah pulang yah sayang love you…


“ Degg…!!!”, rasanya jantung mamah Irma sejenak berhenti ketika ia membaca pesan terakhir dari suamiku. “ suamiku berarti telah tau apa yang telah aku lakukan dengan Rioo….”, entah harus bagaimana dan apa yang akan mamah Irma lakukan selanjutnya. Kemudian mamah Irma mencoba memberanikan diri membalas pesan suaminya itu.


Mamah Irma
Mamah minta maaf dengan apa yang telah mamah lakukan bersama putra kita, sungguh semua terjadi diluar kendali mamah, aku mengakui dengan apa yang telah kami lakukan dan maafkan aku suamiku, ini pasti membuatmu sangat sakit. Aku janji tak akan mengulangi kesalahan itu lagi… maafkan aku karena tak mampu menjaga kesetiaan. Sungguh aku kini telah menjadi wanita yang kotor dihadapanmu.

Sungguh dengan perasaan yang campur mamah Irma dengan permasalahan ini, sungguh kini ia telah sukses menjadi penghianat bagi kesetiaan suaminya. Dan Ia tak tau harus berbuat apa. Kiranya saat ini suaminya ada dihadapannya, sepertinya ia akan bersimpuh di kaki suaminya untuk memohon maaf dari suaminya itu.
Setelah pesan yang ia kirim, cukup lama ia menunggu balasan pesan dari suaminya itu, hingga ia sempat berfikir kalau kini suaminya sudah tak perduli lagi dengannya. Tapi sesuatu yang dinanti akhirnya datang juga, tak lama kemudian telpon genggamnya mengeluarkan sinyal pertanda pesan masuk. Tak menunggu lama mamah Irma kemudian membuka pesan itu dan membacanya.

My Husband
Sayang…, sungguh sedikitpun papah tidak mengaggap kamu hina dan kotor, dan dengan apa telah kamu lakukan atau akan kamu lakukan nanti dengan putra kita, sedikitpun aku tidak akan menyalahkan kamu ataupun putra kita, semua ayah lakukan semata – mata untuk menebus kesalahan papah dan percayalah papah hanya ingin agar keluarga kita tetap utuh karena papah takut kehilangan kamu mahh…., maka jangan ragu, lakukanlah jika kau menginginkannya dan papah merestuinya tapi dengan satu syarat ketika papah pulang nanti papah melarang hal itu untuk dilakukan. Pecayalah sayang… I Love You So Much…


Mamah
Maafkan aku pahh…., sungguh aku semakin sayang kepadamu dan membuatku bangga kepadamu mas atas kebaikanmu.

My Husband
Terima kasih sayang…, jangan ragu lakukanlah karena aku mengijinkan, karena aku menyayangimu, dan percayalah. Ya sudah sayang… papah pamit undur diri karena masih banyak yang harus papah lakukan.

Mamah
Baik pah… hati – hati kerjanya, dan terima kasih atas pengertian papah.

Itu menjadi pesan penutup percakapan mereka, dan sesaat kemudian mamah Irma bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke kamar tidurnya. Setibanya dikamarnya ia rebahkan dirinya dengan posisi telungkup melesakkan wajahnya kedalam bantal dan sedetik kemudian ia hanyut dalam tangis dengan membawa bermacam – macam perasaan yang berkecamuk dalam hati dan pikirannya.
“ maafkan aku pahh…, dan terima kasih kau begitu bijaksana…”, ucapan dalam kata hati mamah Irma.
Tak terasa tangisnya itu membawa dirinya tertidur hingga tak sadar hari sudah beranjak sore dan tepatnya waktu telah menunjukkan pukul 15:00. Kaget karena waktu telah beranjak sore ia kemudian bangkit serta melangkah keluar dari kamarnya untuk menuju dapur.
Hari itu adalah hari sabtu, dan setiap hari sabtu dan minggu asisten rumah tangganya tidak masuk untuk bekerja karena waktu libur. Sedangkan saat itu retno juga tidak ada sejak hari jumat pergi ke salah satu sanak saudara mereka hingga minggu malam baru kembali, praktis saat itu hanya mamah Irma dan Rio yang berada dirumah.
Saat mamah Irma hendak menuju dapur ia melihat Rio saat itu tengah asyik duduk diruang tengah dan menonton siaran televisi. Melihat itu mamah Irma yang semula hendak mangarah ke dapur malah merubah haluan dan kini telah duduk tepat disamping Rio putranya itu.
“ ehhh… mamah…”, kejut Rio saat mendapati mamahnya telah berada disampingnya.
“ kenapa… kamu tidak suka mamah kalau mamah disini….”, ucap mamah Irma sengaja dibuat ketus.

“ ikhhh…. Mamah sensi banget sihhh…. “, ucap Rio malah meledek mamahnya itu.
“ mamah kenapa…?, kok kelihatan seperti habis menangis…”,lanjut Rio bertanya saat ia perhatikan wajah mamahnya yang tampak habis menangis.

“ gpp… kangen aja sama papah..”, jawab mamah singkat dan tak mau cerita tentang apa yang terjadi sebenarnya. Sengaja mamah Irma tak cerita perihal suaminya yang terang – terangan telah mengijinkan dirinya jika memang ia menghendaki untuk melakukan persetubuhan dengan putranya itu, hal itu ia lakukan agar nantinya putranya tetap dapat bersikap sebagaimana mestinya seorang anak terhadap ibunya ketika papahnya nanti kembali.

“ ikhhh… mamah…, baru juga sebentar…, udah kangen aja…”, goda Rio pada mamahnya, seraya ia berkata dalam hatinya, “ huhhh… orang impoten aja pake dikangenin…”, namun sesaat kemudian ia sadar bahwa kata – katanya itu adalah salah karena telah menghina papahnya sendiri hingga kemudian dalam hati ia berkata, “ maafin Rio ya pahh…”,

“ yeee… terserah mamah dong…, ntr juga kamu bakal merasakan kalau jauh dari istri kamu…”, timpal mamah menggoda Rio lagi.

“ nonton apa sayang….”, Tanya mamah kemudian.
“ acara kuliner mahh…”, jawab Rio
Kemudian mereka sama – sama focus menonton acara tersebut hingga tuntas dan tak disadari hari mulai beranjak malam, tepatnya sebentar lagi waktu maghrib akan tiba.

“ udahh ahhh… mamah mau mandi dulu…”, mamah Irma kemudian bangkit dan meninggalkan Rio yang masih asyik mengikuti acara televisi tersebut.
Namun tak lama mamah Irma pergi, Rio juga turut bangkit dan berjalan menuju kamar mandi di kamarnya dan juga untuk membersihkan diri.

Satu hal yang mamah Irma suka dari putranya itu, yaitu Rio mampu menahan hasrat birahinya dan tak memaksakan kehendak terhadap dirinya jika memang ia tak menginginkannya. Walaupun sebenarnya mamah Irma tau betul kalau putranya kini sudah beberapa hari tidak menggauli dirinya dan ia juga tidak melakukan onani untuk menghilangkan hasrat birahinya itu. Putranya itu lebih memilih menimbun deposit pejuhnya di dalam kantung spermanya hingga akhirnya nanti baru akan ia buang seluruhnya pada tempat yang semestinya, yaitu tepat di dalam rahimku. Buktinya tadi saat ia duduk berduan dengan putranya itu, tak sedikitpun putranya mencoba untuk menggoda dirinya dan menghormati permohonannya untuk tidak melakukan lagi perbuatan itu.

Namun saat mamah Irma sedang mandi ia membayangkan batang kontol putranya itu yang mengaduk – aduk lubang memeknya, dan ia rasakan begitu panjang, keras, dan besar, serta dengan jumlah pejuh yang setiap kali menyembur tepat kedalam rahimnya dan terasa begitu panas dengan jumlah yang bukan main sangat banyak pada setiap kali batang kontolnya menyemburkan pejuh.
Bayangan – bayangan akan hal itu sontak saja membuat tubuhnya menjadi bergairah dan menuntut untuk di tuntaskan hingga setan berbisik ditelinga mamah Irma, “ udahhh… tuntaskan dengan anakmua…, toh suami kamu juga sudah mengijinkan…, “, bisikan setan bergema dalam pikirannya. Dengan telapak tangannya mamah Irma mencoba memainkan kelentit yang ada tepat dibelahan lubang memeknya guna merangsang dirinya sendiri. “ akkhhh… oukfhhh…”, desahnya lembut saat jari – jemarinya ia gosokkna di permukaan lubang memeknya.
Namun sudah cukup lama kegiatan itu ia lakukan belum juga membuahkan hasil, dirinya masih terbelenggu oleh ikatan tali birahi yang belum mampu ia lepaskan, sehingga membuat ia berada cukup lama di dalam kamar mandi dan membuatnya mamah Irma menjadi kesal dan memutuskan menyudahinya walaupun belum mendapatkan kepuasan dari jari – jemarinya.
Ketika ia keluar dari kamar mandi ia lihat jam sudah menunjukkan pukul 07 : 30, itu menandakan ia sudah berada selama satu jam di kamar mandi dengan tanpa mendapatkan penuntasan yang ia inginkan. Mamah Irma sendiri juga sudah cukup lama tidak melakukan persetubuhan dengan Rio.



Rio tampak sudah berada kembali di ruang televisi dengan mengenakan kaos dan celana boxer, saat itu ia tengah asyik menonton film action dan menunggu mamahnya keluar dari kamarnya untuk makan malam bareng.

Tak lama kemudian terdengar langkah kaki dari arah kamar mamahnya, dan sejenak Rio mengarahkan pandangannya ke sumber bunyi yang tiba – tiba membuatnya terpana dengan apa yang ia lihat. Saat itu ia lihat mamahnya tengah mengenakan baju daster transparent dengan lengan buntung, hingga Rio mampu melihat isi di dalam daster tersebut yang begitu polos tanpa ada celana dalam serta BH yang dikenakan oleh mamahnya itu.

Mamah Irma yang melihat sikap putranya yang memandang dirinya itu ikut tertawa dalam hatinya, dan dia yakin nafsu birahi putranya itu akan terpancing ketika melihat dirinya dengan busana yang ia pakai kini.

“ ayoo makan sayang….”, ucap mamah membuyarkan lamunan Rio saat itu.

“ ehh.. iya mahh.. ayoo…”, ucap Rio dan melangkah mendekati meja makan.

“ kamu kenapa lihat mamah kok begitu banget sayang…”, ledek mamah Irma saat ia perhatikan mata putranya itu tak luput mengawasi tubuhnya.

“ ekhhh… nggak mahh… gpp..”, jawab Rio kikuk

“ udahh makan dulu….’, perintah mamah Irma.

Sambil menyantap makanan yang di hidangkan oleh mamahnya itu, mata Rio tak pernah luput memperhatikan tubuh mamahnya yang ia lihat begitu menggairahkan hingga mampu memancing nafsu birahinya.


Tak lama akhirnya mereka menyudahi acara makan malam itu, dan kemudian mamah Irma membawa beberapa piring kotor bekas makan mereka ke arah dapur dan kemungkinan sepertinya akan segera di cuci oleh mamah Irma.
Namun selepas makan malam dan mamah Irma beranjak ke dapur, berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Rio, selepas makan malam Rio seperti terburu – buru menuju ke kamarnya seperti hendak mengambil sesuatu. Dan benar saja, setibanya Rio di dalam kamarnya ternyata ia mengambil minyak berupa pelumas seperti lubricant khusus untuk orang yang sudah tak mampu lagi memproduksi pelumas lagi secara alami pada saat melakukan persetubuhan dikarenakan vaktor sudah menopause pada wanita .
Namun ia menggunakan minyak lubricant itu bukan dikarenakan mamah Irma yang sudah menopause, melainkan ia berharap proses penetrasi penisnya ketika menmbus lubang memek mamahnya tidak terlalu lama dan menyakitkan karena batang kontolnya yang teramat besar dan panjang.

Sambil menuruni anak tangga Rio mengarah ke dapur dimana saat itu mamah Irma sedang mencuci piring setelah makan malam tadi, dan turut menurunkan celana boxernya hingga sebatas lututnya hingga batang kontolnya yang sudah tegak begitu kerasnya telah mengacung keluar dari sarangnya.
Cairan lubricant yang semula ia ambil dari kamarnya itupun kemudian ia oleskan dengan rata pada seluruh batang kontolnya hingga ke pangkalnya, dengan terus ia berjalan menyusul mamahnya di dapur.

Rio sudah tiba di dapur dan melihat kini mamahnya benar sedang mencuci piring bekas makannya tadi, namun yang aneh padahal bekas piring yang kotor itu semuanya hanya 5 buah, namun ia perhatikan mamahnya tidak segera menyelesaikan acara mencuci piring itu, hingga ia seperti memahami sesuatu yang mamahnya inginkan.

Perlahan Rio mendekati mamahnya dari belakang dan sepertinya mamah Irma belum menyadari kehadiran putranya itu dibelakangnya, namun tiba – tiba mamah Irma dikejutkan oleh dua telapak tangan yang tiba – tiba memeluk erat pinggangnya dari belakang.
“ Riooo….”, hanya itu yang mamah Irma ucapkan ketika ia sempat menoleh ke belakang dan melihat siapa yang telah memeluk pinggangnya itu.
“ iya… ini Rioo mahhh….’, ucapan Rio terdengar begitu lembut ditelinga mamah Irma disertai kecupan – kecupan kecil bibir Rio yang mengecup lembut tengkuk dan bahkan hingga ke telinga mamah Irma hingga membuat mamah Irma terasa bergidik merinding dibuatnya.
“ kamu mau ngapain Rioo….,, sshhh….”, ucapan mamah Irma disertai desah yang terdengar sangat lembut itu.
“ Rio mau pulang mahh….”, jawab Rio dan terus menjalankan aksinya memeluk erat pinggang mamahnya dan terus mengecup bagian belakang leher mamahnya itu.

Dapat dirasakan oleh mamah Irma pada bagian pantatnya yang saat itu masih tertutup oleh baju daster transparan, dimana ia rasakan ada benda yang menyundul – nyundul bongkahan pantatnya dan sesekali melesak ke tengah – tengah jepitan pahanya. Dan karena terlalu panjang dari batang kontol anaknya itu sehingga dapat menyembul hingga ke depan dan mampu menyentuh kelentitnya.

“ akkhhh… Riooo…. “, desah mamah Irma saat dimanaia rasakan kelentitnya yang terjepit ditengah – tengah lubang memeknya mampu bergesekan dengan kepala kontol putranya itu dengan sodokan yang terus menerus hingga menambah becek lubang memeknya itu.
“ Riooo… kamu sudah janji khan sam mamah tadiii… akhh…”, ucap mamah Irma mengingatkan putranya akan janji yang baru tadi pagi ia ucapkan untuk tidak menyetubuhinya lagi.

“ maafkan aku mamah….”, hanya itu yang Rio ucapkan menjawab mamahnya.
Serta dibarengi dengan ia tarik kebelakang pinggul mamahnya itu serta mengarahkan mamahnya untuk lebih membuka kakinya lebih lebar. Mamah Irma tak berkata apa – apa dan hanya mengikuti apa yang di inginkan anaknya itu, hingga kini Nampak posisi mamah Irma yang sedikit menungging dengan tangan tetap bertumpu pada pinggir westafel tempat mencuci piring.
Rio sedikit berjongkok dan dengan ujung batang kontolnya ia meraih ujung dari daster mamahnya yang masih terjuntai kebawah, hingga ketika ia beranjak berdiri membuat daster mamahnya pada bagian belakang, turut tersangkut pada ujung batang kontolnya dan ikut terangakat seiring Rio berdiri. Hal itu praktis membuat batang kontolnya kini telah berada dibalik daster mamahnya pada bagian dalam dan kepala kontolnya telah bergesekan dan menempel pada belahan lubang memek mamahnya itu.
“ akkhhhh… rrriooo… akkhhh….’, desah mamah Irma saat ia rasakan kepala kontol putranya itu menyundul – nyundul serta menggesek belahan lubang vaginanya dari belakang tanpa ada lagi penghalang yang membatasinya.
Yang semula Rio hanya menggesekkan kepala kontolnya pada belahan lubang memek mamahnya dari arah belakang, kini dengan sedikit menurunkan pinggulnya hingga batang kontolnya menjadi mengacung ke atas dan dapat dirasakan oleh mamah Irma atas apa yang dilakukan oleh putranya itu menyebabkan kini kepala kontol putranya itu telah tepat berada di depan gerbang pintu masuk lubang vaginanya.
Dengan wajah tegangnya mamah Irma tau apa yang akan dilakukan oleh putranya kemudian dan menantikan saat – saat sebentar lagi dimana putranya itu akan mendorong dan melesakkan kepala kontolnya untuk menembus pintu masuk kedalam liang peranakannya.
Batang kontol Rio yang terlihat sudah sangat keras dan mengkilat karena dibaluri oleh minyak lubricant sepertinya sudah siap menembus liang peranakan mamahnya itu. Dan setelah Rio rasakan kepala kontolnya telah tepat pada lubang masuk kedalam liang peranakan mamahnya itu, dengat sedikit tenaga Rio mulai menekan pinggulnya merapat pada bongkahan pantat mamahnya hingga menyebabkan kepala kontolnya terdorong masuk dan seketika melesak memasuki liang peranakan mamahnya itu.

“ OUKKKHHHH…. RRIOOO… AAAKKHHH…. SSSHHH…. “, desah mamah Irma tegang meraskan bagaimana kepala kontol putranya menerobos lubang peranaknnya dan terus ia rasakan bergerak semakin dalam memenuhi liang peranakannya.
Peristiwa itu sebenarnya sudah beberapa kali ia rasakan, namun karena besarnya batang kontol putranya itu hingga selalu membuatnya merasakan nyeri pada saat pertama kali liang peranakannya ditembus.
“ akhhhh…. Mamahhhh…. Aoukkhhh…”, desah rio masih terus menekan pinggulnya merapat pada bongkahan pantat mamahnya itu, hingga membuat batang kontolnya terus bergerak masuk semakin dalam mengisi relung kosong di dalam liang peranakan mamahnya itu.

“ OUKHHHH….. AAKKHHHH….., RIOOO….. AKHHH… MENTOK … AKHHH MENTOKK…”, desah mamah Irma sedikit menjerit saat dirasakan kepala kontol putranya telah berhasil menyundul mulut rahimnya di dalam sana.

‘ AAKKHHH… MAMAHHH… OUFHHH…. RIOOO PULANG MAHHHH….”, desah Rio saat ia rasakan kepala kontolnya telah menyundul mulut rahim mamahnya itu. Dan sejenak ia diamkan batang kontolnya menikmati hangatnya dan lembutnya dinding dari liang peranakan mamahnya itu.
“ rio sudah kembali pulang mahhh…”, ucapnya ditelinga mamahnya yang saat itu terpejam menikmati proses penyatuan kelamin mereka dengan sempuran, dan mamah irma mencoba memberikan kenikmatan dengan meremas lembut batang kontol putranya yang saat itu terjepit di dalam liang peranakannya dengan remasan – remasan lembut dinding vaginanya.
“ iyya sayang… kamu sudah kembali ke tempat asalmu…”, jawab mamah Irma dan menoleh kebelakang untuk berciuman mesra dengan putranya yang kemudian disambut oleh Rio dengan pagutan – pagutan yang cukup panas.
Cukup lama juga mereka membiarkan kemaluan mereka tetap diam saling mengikat, seolah sedang melepas rindu karena lama tak jumpa. Dan seperti biasa panjang dari batang kontol Rio masih tetap tersisa beberapa centi yang belum terendam dalam hangatnya liang peranakan mamah Irma, dan baru akan dapat melesak masuk sepenuhnya ketika kepala kontol Rio mendobrak masuk lubang dari mulut rahim mamahnya itu ketika lubang mulut rahim mamah Irma sudah semakin terbuka dan saat Rio mengalami orgasme nanti.

Sudah cukup lama mereka membiarkan kemaluan mereka saling mengikat ketat, hingga beberapa waktu kemudian Rio meminta mamah Irma kembali menundukkan tubuhnya kedepan saat sebelumnya mamah Irma sedikit tegak badannya untuk bercumbu mesra dengan putranya itu.

Sesaat mamah Irma sudah dengan posisi membungkuk ke depan dan membentuk sudut 90 derajat, dan Rio dengan kedua tangannya menggenggam erat pinggul mamahnya seraya menarik kebelakang perlahan pinggulnya hingga membuat batang kontolnya yang semula terendam dalam lubang peranakan mamahnya itu turut tertarik keluar dan serta merta menimbulkan kenikmatan pada saat dinding liang peranakan mamah Irma bergesekan dengan ketatnya oleh kulit dari batang kontol putranya itu.
Saat batang kontol Rio bergerak keluar dari liang peranakan mamah Irma, dan ketika masih sebatas kepala kontolnya yang masih terjepit oleh liang peranakan mamah Irma, Rio kembali menghujamkan batang kontolnya kembali menembus dan mengisi ruang dalam liang peranakan mamah Irma hingga kepala kontolnya kembali membentur mulut rahim mamahnya itu.
“ oukkhhh…. Akkhhh… iyya rrioo…. Terrusss… goyang terruusss…, enak sayang… akkhhh….”, desah mamah Irma menikamti hujaman – hujaman batang kontol putranya pada kemaluannya serta turut mengimbangi gerakan pinggul putranya itu.
Dikala Rio menghujamkan dalam – dalam batang kontolnya dan menekan sedikit kasar dari dasar liang peranakannya, mamah Irma menyambutnya dengan meliuk – liukkan pinggulnya kekiri atau kanan hingga membuat Rio merasakan batang kontolnya bagai diremas – remas di dalam sana.
“ Oukkhhhh… maahhhh…. Iyyyaa mahhh… oaukhhh memek mamah ennak mahhh…”, desah rio merasakan empotan – empotan liang peranakan mamahnya itu.

“ akkhhh iyyyaaa sayangg… kontol kamu gak ada duanya sayang… akkhhh terusss tekan sayang… yang dalam sayang.., akhhh Riooo… akkhhh…”, desah mamah Irma semakin terdengar binal dab membuat Rio semakin bersemangat menggerakkan pinggulnya maju dan mundur semakin cepat.

Hampir 30 menit mereka terus bergoyang saling memberikan kenikmatan pada lawan mainnya, hingga semakin lama goyangan pinggul mamah semakin terasa tidak beraturan, pertanda mamah sebentar lagi akan segera mendapatkan Orgasmenya.
“ Aakkhh… Rrriooo… mamah.. uddahhh mauu sayanggg… akkhhh… RRRiiooo…”,
Jerit desah mamah Irma mulai mendekati puncak kenikmatan persetubuhan itu.

Melihat hal itu Rio segera menghentikan hujaman – hujaman batang kontolnya pada liang peranakan mamah Irma. “ kenapa berhenti sayang… akkhhh…mamah uddah mauu…”, protes mamah Irma marasakan kenikmatannya yang tertunda.
“ maaf mahh… ganti posisi…, kalau posisi seperti ini nanti kita kesulitan untuk menahan pejuh Rio agar tetap bersemayam dalam rahim mamah..”, menjawab protes mamah.
Dan terpikir juga oleh mamah Irma, pada posisi itu dan pada saat dia orgasme nanti belum tentu kakinya mampu menopang berat tubuhnya karena lemas, dan jika ia terjatuh itu bisa berakibat batang kontol putranya itu akan tercabut dari liang peranakannya dan itu akan membuat mulut rahimnya menjadi menganga sehingga pejuh yang semula tersembur di rahimnya akan kembali meluber keluar.
“ mamah nungging ajah di lantai mahh…, dan Rio tetap dibelakang mamah…”, perintah Rio dan mamah Irma juga paham maksud putranya itu.
Tanpa membuang waktu lagi, mamah Irma mulai merendahkan tubuhnya yang kemudian pinggulnya ditopang oleh lututnya serta kepalanya ia letakkan menempel pada lantai dapur. Posisi itu membuat pinggul mamah Irma terangkat tinggi ke atas hingga dapat dipastikan itu posisi yang ideal untuk dapat menampung dengan sangat sempurna seluruh pejuh yang akan putranya semburkan tepat di dalam rahimnya itu.
Saat merubah posisi itu Rio sama sekali tidak mencabut batang kontolnya pada jepitan liang peranakan mamahnya itu, dan hanya mengimbangi gerakan mamahnya hingga kini ia telah bersimpuh dengan lututnya tepat dibelakang pinggul mamahnya itu.

“ ayooo sayangg… genjot lagiii… mmah udah sebentar lagi Rioo…”, pinta mamah Irma pada putranya untuk kembali mengobrak – abrik liang peranakannya dengan batang kontolnya, karena dirasa tak lama lagi ia akan mencapai puncak kenikmatannya.
“ okehh mahhh….”, jawab Rio seraya mulai mengayunkan pinggulnya maju mundur dengan cukup cepat dan kuat.
“ akkhhhh… iyya sayangg… RRiooo… terrusss sayang.. lebih dalam sayang….”, desah mamah Irma semakin menapaki puncak kenikmatannya.
“ oukkhhh.. adduhhh sayangg….”, pekik mamah Irma saat dirasakan kepala kontol putranya itu terlalu keras menabrak mulut rahimnya.
“ akkhhhh… maaf mahhh… nggak sengaja… Rio terlalu bersemangat..”,
“ oukkhhh… jangan dipaksa dulu sayang… sssakiit…”, keluh mamah Irma.
“ ohhh… mahhh…, iyya maaaf mahhh…”,

Tak lama berselang, “ Rriooo…akhhh… mamah…mamah… kelluar sayang… keelluarr… akkhhh… RRRiioooo….”, CRITTTT…. CRIITTT…. CRIITTT….
Jerit mamah Irma di iringi dengan pinggulnya yang berguncang hebat, serta dapat Rio rasakan jauh di dalam liang peranakan mamahnya itu sebuah semburan hangat yang menyiram hangat kepala kontolnya beserta batangnya oleh cairan cinta yang mamahnya semburkan ketika mamahnya itu mendapatkan orgasmenya. Dinding liang peranakan mamahnya juga ia rasakan begitu ketat meremas batang kontolnya.
Sejenak Rio membenamkan batang kontolnya dalam – dalam di liang peranakan mamahnya itu, dan memberikan waktu mamahnya untuk menikmati orgasmenya.
Beberapa menit kemudian, “ akkhhh… nikmat sayang… terima kasih sayang…”, ucap mamah Irma pada putranya.
“ iya mamahku sayang… Rio senang bisa memberikan kenikmatan ini untuk mamah…”, jawab Rio dan masih tetap diam tanpa menggerakkan pinggulnya, padahal sepertinya sebentar lagi juga ia akan mendapatkan orgasmenya, karena terasa sekali olehnya dimana kantung penyimpanan spermanya sudah memompa isinya yang dirasakan sudah mencapai batang kontolnya hingga mungkin sesaat lagi ia juga akan mendapatkan orgasmenya.

“ kamu masih lama sayang…??”, Tanya mamah Irma pada putranya itu.
“ sepertinya Rio juga sebentar lagi mahh…”, jawab Rio
“ okehh sayang… ayoo genjot lagi… mamah sudah siap,,,”, perintah mamah Irma tak ingin menunda lebih lama kenikmatan yang akan diraih oleh putranya itu.
“ bukannya lubang vagina mamah masih merasakan ngilu mahh…”, Tanya Rio lebih lanjut.
“ tidak apa sayang… mamah bisa tahan,ayooo cepatt…”, perintah mamah Irma lebih lanjut pada putranya.
Tanpa membuang waktu Rio mulai menggerakkan lagi pinggulnya, namun kini dengan gerakan yang sedikit berbeda. Yang semula Rio berada tepat dibelakang pinggul mamahnya dan bergerak maju mundur, namun kini dengan posisi sedikit berdiri dengan seperti setengah berdiri ia kembali menghujam – hujamkan batang kontolnya mengaduk lubang peranakan mamahnya itu. Gerakannya kini terlihat menghujam dari arah atas karena posisi pinggul Rio yang kini lebih tinggi dari pinggul mamahnya. Dan dengan posisi itu maka kepala kontol Rio akan tepat liang dari mulut rahim mamahnya.
“ aouukkkhhh… akkkahhhh…. Akkhhhh….”, desah mamah Irma menahan rasa ngilu pada dinding liang peranakannya saat bergesekan dengan ketat oleh kulit pada batang kontol putranya itu.
“ aouukkkhhh mahhh…. Mamahhhh…. Ammamahhh….”, gerakan pinggul Rio mulai dengan interval yang pendek dan menghujam dasar dari liang peranakan mamah Irma dengan dorongan yang dapat dirasakan oleh mamah Irma semakin menekan kuat.
“ iyya sayang… ayyooo… terrusss… ayoo.. kelluarkannn.. Oukkhh… RRioo..”,
Mamah Irma berusaha menahan rasa ngilu pada liang peranakannya, mamah Irma sudah dapat mengetahui kalau sebentar lagi putranya itu akan segera mendapatkan orgasmenya, ia tau dari perubahan yang terjadi pda batang kontol putranya itu.dimana Ia dapat merasakan batang kontol putranya menjadi semakin keras, begitu juga besar dari diameter batang kontol putranya itu juga dirasa semakin bertambah besar, dan yang paling dapat ia rasakan adalah hujaman yang dilakukan oleh putranya itu semakin kuat mendesak hingga kepala kontol putranya itu menekan keras ujung dari batas kedalaman liang peranakannya, yang bila mana ujung dari kedalaman liang peranakannya itu ditembus oleh kepala kontol putranya itu, maka itu menyebabkan kepala kontol putranya telah menembus dari mulut rahimnya serta membuat kepala kontol putranya berada didalam rahimnya.

Mengetahui hal itu mamah Irma segera mempersiapkan dirinya untuk menerima hujaman terakhir yang sangat keras oleh batang kontol putranya pada liang peranakannya, dan tentu saja itu akan menyebabkan rasa nyeri yang dirasakan hingga ke perut bagian bawahnya.

“ OOUUUKKKHHHH…. MAMAHHHHH….. MAMAHHHHHH…. AAAAKKKHHHH…”,

Tak meleset dugaan mamah Irma, tak lama setelah hujaman – hujaman kasar dengan interval yang pendek, Rio kemudian menarik pinggulnya hingga batang kontolnya ikut tertarik keluar dari jepitan liang peranakannya hingga masih meninggalkan setengahnya saja dari kepanjangan batang kontolnya yang masih terjepit oleh liang peranakannya itu. Secara tiba – tiba dengan sangat cepat dan kuat Rio kembali menghujamkan kembali batang kontolnya hingga membuat pinggul Rio menempel sangat ketat dengan pinggulnya.

“ MAMAAAAHHHHHH…… AAAKKHHHH……”, jeritan kenikmatan Rio mengiringi orgasme yang ia Rasakan dan ia dapatkan dari liang peranakan mamahnya itu.

“ AADDDDUUUHHHHH…. AAAKKHHHHH….. HEEKKK… AAKKHH…”,
Jerit tertahan mamah Irma merasakan nyeri hingga ke perut bagian bawahnya itu, manakala dengan paksa putranya telah menghujamkan dengan sangat kuat batang kontolnya melesak serta mendobrak lingkaran mulut rahimnya itu, hingga salah satu tangannya mencoba meremas perut bagian bawahnya itu guna mengurangi rasa nyeri yang ia rasakan. Dan kini terasa benar olehnya dimana kepala kontol putranya itu telah benar – benar masuk dalam rahimnya.

CROOTTTT….. CROTTTT…. CROTTT….. CROTTTT….. CROOTTTT….. CROTTT….
Sangat terasa oleh mamah Irma di dalam rahimnya itu, ketika kepala kontol putranya itu menyemburkan muatannya berupa pejuh yang ia rasakan begitu pekat dan sangat kental, bahkan ia rasakan kontol putranya itu seolah tiada hentinya dan terus saja menyemburkan muatan pejuhnya yang dirasakannya begitu hangat mengisi rahimnya.
“ oukkhhh…. Akkhhh…. Aduuhh… sayang.. akhhh.. akkhhh…”, desah mamah Irma mengiringi setiap pancutan hangat pejuh putranya itu yang dirasa langsung mengisi relung yang ada dalam rahimnya.
“ oukkhhh… gila banyak banget pejuhnya….”,desis mamah Irma.
“ oukhhh… mahhh… ennak mahhh… akkhhh…”, desah Rio masih menekan kuat pinggulnya merapat pada bongkahan pantat mamahnya itu.
“ terima semua mahhh… tampung semua pejuh Rioo mahhh…”,

“ akkhhh… iyya sayang… mamah terima… mamah terima semua pejuh kamu…, ayoo keluarkan semua pejuh yang selama ini kamu tampung sayang… keluarkan semua sekarang di rahim mamah sayang..”, mamah Irma dibuat takjub oleh putranya itu, sudah lewat lebih dari semenit namun ia rasakan di dalam sana batang kontol putranya masih saja berkedut dan masih juga mengeluarkan pejuhnya dan terus mengisi ruang dalam rahimnya itu. Dan sepertinya dalam satu permainan ini saja rahimnya sudah dibuat penuh dengan pejuhnya.

Setelah beberapa menit kemudian Rio mencabut batang kontolnya yang masih saja tegang dengan gagahnya.dengan perlahan sekali Rio menggerakkan pinggulnya menjauh dari bingkahan pantat mamahnya, hingga membuat batang kontolnya yang semula bersarang dalam liang peranakan mamahnya tercabut keluar dan meninggalkan sisa lubang yang menganga pada lubang peranakan mamahnya itu.
“ oukkhhh… sayangg… adduhh ngiluuu…” desah mamah Irma saat ia rasakan batang kontolnya bergerak keluar meninggalkan ruang dalam liang peranakannya itu. Apalagi saat lubang mulut rahimnya yang semula menjepit bagian kepala kontol putranya itu bergesekan, itu membuat ia merasakan begitu ngilu di dalam sana.

“ kok dicabut semua sayang…”, Tanya mamah heran ketika putranya itu telah mencabut semua batang kontolnya.
“ iya gpp mahh… Rio minta mamah tetap dalam posisi seperti ini hingga setengah jam nanti, dengan posisi ini pejuh Rio tidak akan keluar lagi dari dalam rahim mamah, kecuali mamah mengejan..”,
Mamah Irma sepertinya mengerti dan paham apa yang disampaikan oleh putranya itu. Yang kemudian Rio kini sudah berbaring disamping nya dengan posisi terlentang serta mengecup lembut bibir mamahnya itu dan praktis membuat akhirnya mereka berpagutan dengan mesra. “Hmmm… aukhh… ahhmmm..”, desahan mamah Irma terpejam menikmati lumatan – lumatan lembut putranya itu pada bibir tipisnya.
“ mamah jangan mengejan…”, ucap rio mengingatkan mamahnya yang Nampak sedikit terlihat mengejan.
“ owhhh.. iya maaf sayang…”, ucap mamah Irma.


“ pejuh Rio yang kemarin – kemarin sudah meninggalkan rahim mamah khan…”, Tanya Rio.
“ ya sudahlah sayang…., setelah ini paling dalam waktu 3 hari nanti pejuh kamu sudah mulai merembas keluar sedikit – sedikit dari mulut rahim mamah dan menetes keluar sampai lubang memek mamah sayang…”, jawab mamah menerangkan.
“ itu tidak akan terjadi kalau Rio rutin selalu mengisi rahim mamah dengan pejuh Rio…”, ucapnya.
“ huhhh… maunya kamu…”, goda mamah Irma.
“ ini aja rasanya pejuh kamu yang keluar sudah banyak banget sayang…, rasanya rahim mamah langsung dibuat penuh…., mana kentel banget lagi rasanya..”,
Rio senag mendengar ucapan mamahnya itu, dan tak sia – sia dia sudah menahan pejuhnya dalam waktu yang cukup lama dalam kantung spermanya dan kini telah ia tuang di tempat yang semestinya, “ makasih yah mahhh…., mamah is the best...”,
“ iya sayang… mamah juga senang bisa menampung pejuh kamu ini…”,

30 menit sudah waktu bergulir, Rio kemudian berdiri dan melihat ke bongkahan pinggul mamahnya dari belakang dan ia lihat lubang peranakan mamahnya sudah mulai menutup rapat, namun masih dalam penasaran Rio kembali menempatkan dirinya dibelakang mamahnya dan mngarahkan kepala kontolnya tepat pada lubang masuk peranakan mamahnya itu. Perlahan kepala kontolnya ia tempel dipermukaan lubang memek mamahnya.
“ kamu mau apa sayang…. Udahh Rioo… mamah sudah lelah sayang…”, kejut mamah Irma saat ia rasakan ada benda lembut yang menempel tepat pada lubang memeknya itu. Dan ia juga tau sedari tadi batang kontol putranya itu masih saja mengacung berdiri walau tak sekeras tadi namun psti cukup untuk menembus ke dalam lubang memeknya itu.

“ tidak mahhh… Rio hanya ingin ngecek aja kok…”, jawabnya dan mulai mendorong batang kontolnya untuk kembali menembus msuk dalam liang peranakan mamahnya itu.

“ OUKKKHHH…. RRIOOO… AAKKHHH….”, kembali mamah Irma mendesah saat merasakan bagaimana batang kontol putranya kembali menerobos masuk ke dalam liang peranaknnya itu dan terus saja melesk masuk semakin dalam hingga akhirnya.

“ AAKKHHHHH…. OUKKHHH… RIOOO…”, ia rasakan kepala kontol putranya itu sudah membentur kembali dasar liang peranakannya, yaitu tepatnya sudah membentur lubang mulut rahimnya lagi.

“ Oukkkhhh… mamahhhh… akkhhhh….”, desah Rio sesaat ia coba kepala kontolnya menekan lembut mulut rahim mamahnya itu.
“ oukkhhh… gak bisa sayang… akhhh sakit Riooo… akkhhh…’, pekik mamah Irma saat ia rasakan Rio menekan kepala kontolnya untuk menembus mulut rahimnya itu.

Namun ternyata tujuan Rio tidak seperti itu, ketika dirasa kepala kontolnya tak mampu melesak menembus lubang pada mulut rahim mamahnya, pertanda mulut rahim mamahnya kinisudah menutup rapat serat dapat dipastikan kini pejuhnya telah dengam sempurna bersemayam dalam rahim mamah.
Seketika itu juga Rio mencabut batang kontolnya dari jepitan liang peranakan mamahnya itu denga gerakan yang cukup cepat, “ PLOPP”,suara itu terdengar seperti klep saat batang kontolnya tercabut dari liang pernakan mamahnya itu.
“ Ouffhhh… Riooo…”, pekik mamah Irma merasakan ngilu pada liang peranakannya saat Rio mencabut batang kontolnya dengan cepat meninggalkan liang peranakannya.

“ sekarang mamah sudah bisa berdiri mahh…”, ucap rio pada mamahnya.

Sesaat kemudianmamah Irma mulai bangkit berdiri dari posisi yang semula menungging di lantai dapur. Dan setelah mamah Irma telah berdiri ia mengangkangkan kakinya lebar untuk melihat apakah pejuh putranya ada yang beranjak keluar dari lubang peranakannya itu.
Namun setelah ditunggu hingga beberapa saat tak setetespun pejuh yang keluar dari liang peranakannya.
“ sempurna sayang…. Pejuh kamu 100% bersemayam semua dalam rahim mamah…”, ucap mamah Irma.
“ betull mahh… suksess…., terima kasih mamah sayang…., titip pejuh Rio di dalam yah mahh…”,
“ Okeh sayang… mamah akan tampung semua sayang…”, ucap mamah dan mendapat ciuman hangat dari putranya itu.
Tak terasa hari sudah beranjak malam hingga kini waktu telah menunjukkan pukul 10 : 00 malam, denga rasa lelah kemudian mereka pasangan ibu dan anak kembali membersihkan diri mereka dari sisa pertempuran tadi. Dan kemudian dengan penuh kepuasan mereka tidur dalam satu kamar yang sama namun tak lagi melakukan persetubuhan karena rasa lelah yang mereka rasakan. Dan hanya berpelukan penuh kemesraan layaknya sepasang pengantin baru.

TO BE CONTINIUE
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd