Update....
Perlahan Rio mendekati mamahnya dari arah belakang dan tiba-tiba langsung memeluk mamahnya erat, saat itu batang kontolnya yang sudah tegak berdiri dengan kerasnya, sengaja ia tusukkan kedepan hingga membuat batang kontolnya terselip diantara jepitan paha mamahnya, hal itu membuat bagian dari kulit batang kontolnya dapat bersentuhan langsung dengan bibir vagina mamahnya.
“ akhhh... yaa tuhann....”, jerit mamah Irma dalam hatinya terkejut saat ia rasakan ada sosok yang tiba-tiba kini tengah memeluknya erat dari arah belakang.
Dan ia juga merasakan ada sesuatu yang terselip di tengah-tengah selangkangannya dan benda itu ia rasakan menggosok bagian dari bibir memeknya dengan sangat lembut.
“ Rioo....”, ucap mamah Irma sesaat ketika ia menoleh kebelakang dan mendapati ternyata putranya yang saat ini tengah memeluk dirinya.
“ mamah ngapain.., kok belum tudur? “, ucap Rio seraya tersenyum dan melingkarkan tangannya memeluk erat pinggang mamahnya. Dan ia juga menggerakkan pinggulnya maju mundur hingga membuat batang kontolnya turut bergerak, dan kulit dari batang kontolnya menggesek lembut bibir memek mamahnya, ia lakukan seolah tak perduli dengan keterkejutan mamahnya itu.
“ akhh....”, desah mamah irma saat merasakan ada sesuatu yang menggesek bagian bibir memeknya dan ia tau benda apa yang sedang menggosok bagian sensitivenya itu, Karena tadi ia sempat melihat kebawah dan tepat ditengah selangkangannya itu ia melihat kepala dari batang kontol putranya menyembul keluar dari arah belakang pantatnya dan bergerak lembut ditengah jepitan selangkangannya itu.
“ mamah haus dan lapar sayang... makanya mamah ke dapur ingin memasak mie instan..”, jawab mamah Irma dengan coba mengabaikan dan membiarkan saja apa yang putranya perbuat itu.
“ Rio juga terbangun tadi mahh karena haus... eehh malah ketemu mamah disini..”, jawab Rio dan terus menggerakkan pinggulnya memberikan rangsangan pada mamahnya itu.
Tangan Rio masih dengan eratnya memeluk pinggang mamahnya dari arah belakang, dan mamahnya juga terlihat mulai menikmati apa yang putranya perbuat, nampak dari matanya yang mulai sesekali terpejam dan suara desah lembut keluar dari mulutnya “ akhhh.... mhhmmm.....”,
“ Rio kangen mamah.... Rio kangen mahh....”, ucap Rio lembut ditelinga mamahnya itu.
“ mamah khan tiddak kemana-mana shayang... akhh...”, jawab mamah Irma disertai desah lembutnya.
“ mamahhh.... akhhh... mahhh....”, desah Rio pula saat dapat ia rasakan gairahnya yang semakin memuncak.
Cukup lama Rio hanya memeluk mamahnya seperti itu, hingga tak lama kemudian perlahan dengan lengan kirinya yang masih memeluk mamahnya, Rio mulai menarik kebelakang pinggul mamahnya itu sedikit kebelakang, dan dengan tangan kanannya Rio coba menahan serta sedikit mendorong tubuh mamahnya itu agar sedikit membungkuk. Prakstis apa yang telah Rio lakukan terhadap mamahnya itu membuat tubuh mamahnya sedikit membungkuk dan telah menciptakan sudut 75°.
Karena tubuh Rio yang lebih tinggi dari tubuh mamahnya, membuat posisi itu jauh lebih menguntungkan untuk Rio. Perlahan mamah Irma reflek mengikuti arahan putranya itu, ia paham benar apa yang di inginkan putranya itu, bahkan iapun sedikit merenggangkan pahanya agar akses pada lubang memeknya dapat ter ekspose dengan jelas. Sesaat mamah irma melemparkan pandangan sayu pada putranya yang berada tepat dibelakangnya, ia juga merasakan dalam tubuhnya ledakan-ledakan gairah yang kini menjalar sampai ke ubun-ubun menagih penuntasan kepuasan birahi yang telah lama tak ia dapatkan.
Rio membalas senyum mamahnya itu dengan rasa kemenangan, perlahan tubuhnya ia rendahkan dengan sedikit menekuk lututnya, dan dengan tangan kanannya ia mengangkat ujung piyama bagian belakang mamahnya ke atas pinggul mamahnya dan kemudian setelahnya tangannya menggenggam batang kontolnya yang telah ereksi itu, dan kepala kontolnya ia arahkan tepat pada celah lubang memek mamahnya yang terlihat sedikit terbuka serta menampakkan isi bagian dalamnya yang merah merona
Mamah Irma dapat merasakan pada bagian celah lubang memeknya itu telah ditempel oleh sesuatu benda yang ia rasakan sangat hangat, dan ia paham betul kalau itu adalah bagian dari kepala batang kontol putranya yang telah menempel pada celah lubang memeknya. Mamah Irma kemudian kembali menoleh pada putranya dan memberikan isyarat dengan menganggukkan kepalanya.
Rio yang telah mendapatkan ijin dari mamahnya itu segera mendorong pinggulnya perlahan maju kedepan, maka seketika itu juga kepala kontolnya ikut bergerak maju dan perlahan membelah celah lubang vagina mamah Irma.
“ akhhh.... Rio pulang mahhh....”, desah Rio mengiringi melesaknya kepala batang kontolnya yang mulai masuk membelah celah lubang memek mamahnya itu dan terus bergerak semakin dalam memenuhi liang dari lubang memek mamahnya.
Karena batang kontol Rio yang sebelumnya sudah dilumuri oleh minyak zaitun secara menyeluruh, sehingga itu memudahkan batang kontolnya terus bergerak masuk semakin dalam memasuki liang dari lubang vagina mamahnya tanpa hambatan.
“ akkkhhh.... uukhhh.... Rriiooo.... akkhhh.....”, desah mamah Irma mengiringi melesaknya batang kontol Rio menembus celah lubang vaginanya seraya ia perpegangan kuat pada tepi meja dapur. Dan dapat mamah Irma rasakan dimana kepala dari batang kontol putranya itu telah melesak masuk membelah celah lubang memeknya dan perlahan terus bergerak masuk semakin dalam mengisi liang vaginanya, dan dinding pada batang kontol putranya terasa bergesekan lembut dengan dinding liang vaginanya di bagian dalam sana.
Memang pada bentuk batang kontol Rio itu nampak terlihat seperti pena yang kecil mengerucut pada bagian kepala kontolnya dan besar pada bagian batangnya. Dan karena kondisi itu maka memiliki keuntungan pada kepala kontolnya untuk dengan mudah mendobrak batas akhir dari kedalaman liang vagina mamah Irma, yaitu mulut rahim mamah Irma. Sehingga saat kepala dari batang kontol Rio itu telah sempurna masuk dalam rahim mamah Irma, maka dapat dipastikan sperma atau pejuh yang dikeluarkan oleh batang kontol Rio melalui celah lubang pada kepala kontolnya akan langsung tercurah dan memenuhi rahim mamah Irma.
“ akkhhh.... mahhh.... hangatnya liang memek mamah..... , akhhh.... Rio pulang mahhh.... nikmatnya...”, desah Rio dan terus menekan pinggulnya maju perlahan.
“ akkhhh... Rriiooo....., kontolmu enak sayang... teken terus sayang.... akhhh... mamah kangen....!!”, desah mamah Irma dengan tubuh sedikit menegang dan tanpa ia sadari kakinya nampak berjinjit mengimbangi dorongan dari belakang pinggulnya.
Perlahan namun pasti batang kontol Rio terus saja menghujam masuk menembus liang vagina mamahnya, hingga akhirnya dorongan pinggulnya terhenti manakala pada bagian kepala kontolnya membentur sesuatu yang sangat lembut disana, dan ketika ia mencoba menekan pinggulnya untuk lebih merapat pada pinggul mamahnya itu.
“ akhhh... Riiiooo.... Tahhhannn...., uddahh mentok sayang... uddah mentokk....”, desah mamah irma dan dengan reflex tangan kanannya mencoba menahan laju tekanan pinggul putranya itu.
“ akhhh.... mamah....., hangatnya lubang memek mamah.... lembutnya..., Riio pulang mahh...”, desah Rio memeluk ketat pinggul mamahnya dan membiarkan batang kontolnya terendam dalam liang vagina mamahnya yang ia rasakan sangat hangat dan lembut itu.
“ saayyang.... ennak kontolmu akhhh.... besar sekali dan sesak sekali rasanya...”, desah mamah irma menikmati bersatunya kelamin mereka.
Perlahan mamah Irma menggerakkan pinggulnya kekiri dan kekanan hingga ia merasakan nikmat, seolah-olah batang kontol putranya itu mengaduk-aduk dinding vaginanya pada bagian yang paling dalam itu.,
AKKHHHH..... OUKKKHHH...
Desahan-desahan mereka semakin menambah panas suasana persetubuhan haram itu.
“ iyyyaaa mahhh.... terruss goyyang mahhh.... terruss... “, desah rio menikmati goyangan pinggul mamahnya dan membuat batang kontolnya seperti diremas-remas oleh dinding liang vagina mamahnya itu.
Setelah beberapa lama, Rio mulai menarik pinggulnya hingga membuat batang kontolnya yang semula terendam dalam liang vagina mamahnya, mulai bergerak keluar dari jepitan liang vagina mamahnya, hingga tinggal menyisakan sepertiga bagian saja dari batang kontolnya yang masih berada dalam jepitan lubang vagina mamahnya.
“ akhhh.... oufhhh....”, desah mamah Irma merasakan ngilu namun sangat nikmat saat batang kontol putranya itu bergerak keluar dari liang vaginanya.
Seketika setelah sepertiga batang kontolnya masih berada dalam jepitan liang vagina mamahnya, dengan menambah sedikit tenaga Rio kembali menghentakkan pinggulnya ke depan dengan gerakan sedikit cepat dan membuat batang kontolnya kembali melesak masuk menghujam liang vagina mamah Irma, hingga kepala kontolnya kembali membentur dasar liang vagina mamah Irma.
Gerakan itu Rio lakukan terus menerus , pinggulnya bergerak maju dan mundur. Rio kadang menggerakkan pinggulnya dengan sangat cepat dan kadang lambat. Dan saat batang kontolnya menghujam masuk hingga mentok, Rio menggoyangkan pinggulnya kekiri dan kekanan serta sesekali bergerak memutar.
“ OUKHHHH..... AKKHHH.... iyyyaaa sayyyanng.... terrus... akkhhh.... terrusss.....”, desahan-desahan mamah irma mengiringi hentakan-hentakan pinggul putranya dan henjutan batang kontol putranya yang bergerak keluar masuk mengaduk-aduk liang vaginanya, hingga membuat tubuhnya kini semakin jatuh kedepan dan praktis membuat posisinya jadi menekuk 90°.
Suara basah seperti orang yang sedang berjalan pada jalan yang becek mengiringi persetubuhan ibu dan anak itu, terlihat jelas pada bagian liang vagina mamah Irma terlihat semakin banjir oleh cairan yang keluar dari dalam liang vagina mamah Irma yang memang berfungsi sebagai pelumas dari pergesekan kelamin mereka.
Mamah Irma nampak meringis menahan nikmat pada liang vaginanya, dan kadang tubuhnya menjadi kaku serta matanya terbelalak menjadi putih saat putranya menghujamkan batang kontolnya dengan sangat dalam hingga terasa oleh mamah Irma kepala dari batang kontol putranya itu membentur dasar liang vaginanya yaitu mulut rahimnya dan setelah itu putranya memutar pinggulnya dari kanan ke kiri ataupun sebaliknya hingga membuat mamah irma merasakan liangnya seperti diaduk-aduk dengan tongkat yang sangat keras didalam sana.
AKkkhhhhh..... aoufffhhhh.... akkhhhh.... okhhh.....
Desahan-desahan mereka semakin bertambah panas, dan keringat dari tubuh masing-masing juga semakin keluar deras hingga tak terasa mereka sudah hampir satu jam melakukan persetubuhan
“ akkhhh.... Rriiooo... mamah... akkhhh mamah.... uddahhh mau sayangh.... akhhh... terrus sayang.... akhhh...”, desah mamah Irma beberapa menit kemudian dan pinggulnya bergerak semakin tak beraturan, dalam dirinya ia rasakan mulai ada perubahan yang akan meledak sewaktu-waktu.
Rio yang mendengar dan melihat galagat mamahnya itu paham benar jika mamahnya sebentar lagi akan meraih Orgasmenya
“ akhhh.... iyya mahhh.... bareng mahh.... Rrriooo jugga mau kelluar mahhh....”, desah Rio mengejar kenikmatannya dan semakin kencang menggerakkan pinggulnya maju dan mundur.
“ iyya sayang.... iyya... terruss... bareng sayang.... keluarkan... keluarkan....”,
Desah Mamah Irma dan semakin membungkukan tubuhnya serta kakinya turut berjinjit hibgga membuat bulatan pinggulnya terlihat semakin melekit ke atas, desahan serta nafasnya juga sudah semakin menderu mengejar puncak kenikmatannya.
Batang kontol Rio bergerak semakin cepat dengan interval yang pendek. Dan seperti biasa, panjang dari batang kontol Rio tak mampu sepenuhnya tertanam masuk dalan liang vagina mamahnya itu walaupun dirasakan olehnya kepala dari batang kontolnya senantiasa membentur mulut rahim mamahnya di dalam sana dan kini masih menyisakan 3c dari 18cm yang masih belum masuk kedalam liang vagina mamahnya.
Lewat dari 10 menit kemudian sepertinya mereka sama-sama akan meraih puncak kenikmatannya.
Rio yang semula menggerakkan pinggulnya dengan cepat, kini ia rubah dengan gerakan pinggulnya maju dan mundur secara perlahan, namun pada saat ia hujamkan batang kontolnya dalam-dalam, ia menambahkan tekanan pinggulnya dengan lebih kuat menekan kedepan terutama saat ia rasakan kepala batang kontolnya telah membentur mulut rahim mamahnya.
Gerakan itu terus Rio lakukan hingga ia dapat merasakan batang kontolnya semakin bergerak masuk lebih dalam. Dan kedua tangan Rio menarik kebelakang pinggul mamahnya itu kuat-kuat agar dapat lebih merapat pada pinggulnya, gerakkan itu seirama dengan pinggulnya yang juga turut bergerak maju dengan tekanan lebih kuat agar kepala dari batang kontolnya yang telah menyentuh mulut rahim mamahnya dan kini ia rasakan sudah mulai sedikit terbuka dapat ia tembus dengan kepala kontolnya itu.
“ AKKHHH.... OUKKHHH.... Rrriioo.... AKKKHHH..... mamah gakkk kuatt sayangg... akkkahh... terrusss....”,
Desahan mamah irma semakin keras saat dimana mamah Irma dapat merasakan desakan-desakan dari batang kontol putranya yang bergerak perlahan dengan interval yang pendek, namun mamah Irma merasakan tekanan yang kuat hingga membuat perutnya terasa senak namun tidaklah sakit ketika kepala kontol putranya itu dirasa semakin jauh masuk kedalam liang vaginanya, bahkan ia dapat merasakan kepala dari batang kontol putranya itu semakin membuka lebar dari lingkaran lubang mulut rahimnya dan seolah-olah akan mendobrak memasuki rahimnya.
“ Akkkhhh... Rriiooo... mamah mau sampeee sayang.... akkhhh mamahhh sampe.... “, mamah Irma sepertinya tak mampu lagi bertahan dan tiba-tiba pinggulnya menghentak kuat kebelakang, membuat kakinya menjadi kaku, dan tubuhnya tegang menggigil, serta mata terpejam saat puncak kenikmatan persetubuhan itu telah ia raih dan meledakkan setiap urat nadinya. Tubuh mamah Irma kemudian terbaring lemas diatas meja dapur itu.
AAAKKKHHH..... CRRIITT....CRRIITT....CRRIITT..
Rio dapat merasakan liang vagina mamahnya semakin menjepit batang kontolnya dan seperti tersiram oleh cairan hangat didalam sana.
Ia tau kalau mamahnya itu telah mencapai Orgasme, tanpa menunggu lama dan tak membiarkan mamahnya sejenak istirahat dan meresapi sisa-sisa kenikmatan yang telah mamahnya dapat, Rio kini coba mengejar kenikmatannya sendiri. Pinggulnya terus ia gerakkan maju dan mundur disertai tekanan yang semakin kuat dan tangannya turut pula menarik kuat pinggul mamahnya kebelakang hingga membuat batang kontolnya dirasa semakin menghujam jauh melesak masuk kedalam liang vagina mamahnya, dan tinggal menyisakan 2cm saja dari panjang batang kontolnya yang belum turut terendam masuk dalam liang vagina mamahnya itu.
“ Aakkkhhh.... ngiluuu sayang.... akkhhb.... ayyooo cepet sayang akkhhh.... “,
Desah mamah Irma merasakan teramat sangat ngilu pada dinding liang vaginanya setelah sesaat tadi ia telah mendapatkan Orgasmenya dan kini terus saja liang vaginanya itu dihujam keluar masuk oleh batang kontol putranya tanpa memberikan dirinya waktu.
Dan tak lama kemudian mamah Irma tiba-tiba merasakan dimana kedua tangan putranya yang dari tadi memegang erat pinggulnya tiba-tiba bergerak menarik kebelakang dengan sangat kuat, begitu juga ia merasakan batang kontol putranya itu semakin terasa keras didalam jepitan liang vaginanya itu, ia tau kalau putranya itu sepertinya akan meraih Orgasme.
Dan benar saja dengan apa yang mamah Irma kira, tiba-tiba putranya itu menghujamkan batang kontolnya kedepan dengan gerakannya yang lembut namun disertai dengan tekanan yang sangat kuat seolah-olah putranya itu ingin menempelkan pinggul mereka dengan sangat ketat.
Pinggul mamah Irma ditarik kebelakang oleh Rio dengan sangat kuat disertai oleh hujaman kedepan pinggul Rio perlahan namun dengan tekanan yang sangat kuat hingga mamah Irma dapat merasakan kepala dari batang kontol putranya kini telah dapat membuka celah pada mulut rahimnya, namun kali ini mamah Irma tidak merasakan sakit pada perut bagian bawahnya, ia hanya merasakan senak saja pada perut bagian bawahnya itu.
Akibat tekanan kuat dari pinggul Rio itu membuat 1cm dari bagian dari kepala kontol Rio dapat menembus mulut rahim mamahnya, walaupun nyatanya masih ada sisa 1cm pada pangkal batang kontol Rio yang belum turut terendam masuk ke liang vagina mamahnya itu, tidak menjadikan penghalang bagi Rio untuk dapat menembakkan pejuh atau spermanya langsung mengisi ruang dalam rahim mamahnya.
Tidak seperti yang biasa Rio lakukan ketika akan meraih Orgasme saat bersetubuh dengan mamah Irma diwaktu lalu. Biasanya Rio akan menghujamkan pinggulnya dengan sangat cepat dan menekan kuat-kuat pinggulnya untuk merapat pada selangkangan mamah Irma, sehingga dapat dipastikan seluruh panjang dari batang kontolnya akan dapat melesak masuk dengan sempurna dan mengisi liang vagina mamah Irma. Dan saat itu biasanya akan menimbulkan rasa pedih pada perut bagian bawah mamah Irma, dimana saat itu secara paksa kepala kontol Rio akan mendobrak celah lubang dari mulut rahim mamah Irma.
“ OUUKKHHH.... MAMAHHH..... RIOO GAK KUAT MAHH.....”,
Desah Rio seketika setelah dirasa oleh Rio seluruh tubuhnya mulai bergetar dan kantung dari biji kontolnya telah terasa menegang dan telah siap untuk memompa semua isi yang terkandung didalamnya.
Rio berusaha menarik pinggul mamahnya serta menahannya untuk tetap merapat pada pinggulnya, dan kini pinggul Rio sendiri juga telah diam tak bergerak, hanya terus menekan kuat kedepan berusaha mempertahankan posisi kepala kontolnya yang saat itu telah membuka celah dari mulut rahim mamahnya.
“ terrima pejuh Riooo mahhh.... akkkhhh.... mahhh...”,
Desah rio ditelinga mamahnya disertai dengan hembusan nafasnya yang tak beraturan dan gerakan dari pinggul Rio yang semakin menghenjut kuat kedepan guna memastikan pejuh yang ia keluarkan melalui lubang pada kepala kontolnya dapat ia semburkan langsung tepat kedalam ruang kosong pada rahim mamahnya.
CROOTTT....CRROOTT....CRROOTT.... CCRROOTT....
“ akkhhh..... Riiooo.... akkhhh sayanggghhh... keluarkan sayang... akkhhh keluarkan.... isi rahim mamah sayanghh.... aakkkhhh....”,
Desahan mamah Irma saat merasakan kepala kontol putranya telah menembus celah dari mulut rahimnya, walau hanya 1cm saja dari kepala kontol putranya itu yang melesak masuk hingga kedalam rahimnya, tetapi tetap dapat dipastikan putranya itu akan dapat menumpahkan semua cairan pejuhnya secara langsung kedalam rahimnya dan akan memenuhi setiap relung yang ada disana.
Mamah Irma dapat merasakan pada rahimnya. Dimana saat kepala kontol putranya itu melakukan semburan cairan pejuh, tembakannya dirasakan begitu kuat untuk semburan pertama hingga semburan ketiga. Bahkan saking kuatnya semburan itu membuat mamah Irma merasakan tembakan pejuh itu mampu mengenai dinding rahimnya hingga bagian atas dan membuat dirinya kaget serta nikmat yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Namun berbeda pada semburan pejuh yang ke empat hingga kesepuluh, tembakannya tidak lagi sekuat semburan pertama, kedua, dan ketiga.
Pejuh putranya itu juga dirasakan begitu pekat, kental, dan dalam jumlah yang begitu banyak seolah ingin segera membuat penuh ruang dalam rahimnya itu.
“ akkhhh.... Riooo....., oukfhh... akkhhh.... sayang...”,
Desah mamah Irma mengiringi setiap pancutan-pancutan pejuh dari batang kontol putranya yang dirasa begitu hangat mengisi relung dalam rahimnya.
Pejuh yang sudah selama tiga minggu ini ditampung oleh Rio kini telah membuncah keluar begitu banyak dari sarangnya dan telah berpindah ruang kedalam rahim mamahnya.
Setelah dirasa batang kontolnya telah memompa serta menyemburkan seluruh pejuh yang selama ini tersimpan dan kini telah mengisi relung dalam rahim mamahnya hingga tetes terakhir, Rio mulai mengendurkan tekanan pada pinggulnya dan tidak lagi menekan kuat pinggul mamahnya itu, namun membiarkan batang kontolnya yang masih terlihat keras itu untuk tetap menusuk liang vagina mamah Irma yang juga terasa masih menyedot kuat seolah ingin menguras seluruh persediaan pejuh pada batang kontolnya.
Tubuh Rio terasa begitu lemah dan ambruk menimpa tubuh mamahnya yang dari semula sudah rubuh diatas meja dapur.
“ nikmat sekali mahh.... terima kasih mahh....”,
Ucap Rio pada mamahnya seraya mengecup lembut tengkuk mamahnya itu dan tangannya mengusap lembut punggung mamahnya.
“ iya sayang.... mamah juga...”, jawab mamah Irma terasa datar namun sepertinya Rio tak menyadarinya.
Setelah kesadaran mamah Irma berangsur-angsur pulih dan tak lagi dikendalikan oleh hawa nafsu syahwatnya, seketika itu mamah Irma menjadi sangat khawatir karena sesaat tadi sebelum Rio mendapatkan Orgasmenya, semestinya ia tidak boleh membiarkan putranya itu menyemburkan spermanya kedalam liang vaginanya. Namun kini bukan hanya pada liang vaginanya putranya itu menyemburkan benih suburnya, tapi putranya telah menyemburkan benih suburnya dengan jumlah yang sangat banyak langsung mengisi ruang dalam rahimnya. Dimana dalam rahimnya itulah tempat bertemunya sel telur miliknya dengan sel sperma seorang pria, dan di rahimnya pula tempat tumbuh kembang janin hasil pertemuan sel telur dan sperma. Setetes saja sperma yang dapat masuk dalam rahimnya akan mendapatkan peluang 98% untuk membuahi sel telurnya dan kemudian akan tumbuh menjadi janin.
Yang membuat mamah Irma menjadi khawatir adalah ketika semuanya telah terjadi ia baru ingat kalau kini dirinya telah terlambat dua hari untuk periode suntik KB nya. Mamah Irma merasa belum siap kalau sampai ia mengandung janin dari benih putranya, karena kini ia telah tau kalau suaminya sudah tak lagi mampu memberikan nafkah batin padanya karena penyakitnya, dan putranya sendiri juga belum mengetahui keadaan papahnya itu. Mamah Irma hanya dapat berharap semoga benih subur putranya yang saat ini telah mengisi penuh rahimnya tidak akan membuatnya hamil.
“ mamah kenapa melamun...”,
Suara Rio membuyarkan lamunan mamah irma
“ akhhh... gapapa sayang... mamah hanya lemes...”, jawab mamah Irma.
“ titip pejuh Rio dalan rahim mamah ya....”, ucap Rio.
“ pasti sayang...., mamah akan simpan semua pejuh Rio ini dalam rahim mamah sayang...”, jawab mamah Irma tak mau putranya merasa kecewa, namun dalam pikirannya, nanti setelah ini ia ingin mencoba untuk mengeluarkan pejuh putranya yang saat ini telah memenuhi ruang dalam rahimnya.
“ udah cabut kontol kamu sayang... mamah udah cape...”, ucap mamah irma pada Rio.
“ hmm... mamaf mahh.... habis jepitan memek mamah enak banget sihh...., Rio jadi lupa nyabut...”,
Jawab Rio dan kemudian mulai menarik pinggulnya menjauh dari pinggul mamahnya hingga batang kontolnya yang semula masih bertakung dalam liang vagina mamahnya turut ikut tertarik keluar dan lepas dari jepitan memek mamahnya itu.
“ oukfhh. Akhh...”, desah mamah Irma mengiringi tercabutnya batang kontol putranya itu yang semula tadi masih berada jauh dalam liang vaginanya.
Rio kemudian menghempaskan dirinya untuk duduk pada kursi yang terdapat pada ruangan itu. Sementara mamah Irma sejenak masih tetap dalam posisi maringkuk diatas meja dapur dan kakinya yang masih nampak membuka lebar. Mata Rio nampak begitu tajam melihat ke arah lubang vagina mamahnya yang nampak masih terbuka sesaat setelah tadi tersumpal oleh batang kontolnya itu. Rio coba mengamati lobang vagina mamahnya itu, apakah sperma yang baru saja ia semburkan kedalam rahim mamahnya akan kembali keluar setelah batang kontolnya tak lagi menyumbat liang vagina mamahnya.
Tanpa diketahui oleh Rio, mamah Irma yang saat itu masih dalam posisi telungkup diatas meja dapur mencoba untuk mengejan seperti hendak buang air dengan dibantu oleh pinggiran meja dapur itu sebagai alat bantu untuk menekan perutnya.
Namun sekuat apapun mamah Irma berusaha bahkan sampai terdengar suara angin seperti kentut yang keluar dari liang vaginanya, sperma putranya itu tetap tak dapat ia keluarkan.
“ sepertinya pejuhnya sudah bersemayam seluruhnya dalam rahimku”, pikir mamah Irma.
“ rupanya Rio sengaja hanya memasukkan sebagian saja dari kepala kontolnya untuk menembus mulut rahimku, dan semua itu ia lakukan agar kepala kontolnya tak perlu lagi berlama-lama mengganjal pada depan mulut rahimku serta mulut rahimku juga bisa dapat dengan cepat kembali tertutup rapat karena hanya celah kecil saja yang diciptakan oleh kepala kontolnya....”, batin mamah Irma seraya berdiri dan mengulang apa yang telah terjadi sebelumnya. Kini dirinya hanya mampu pasrah dan berharap agar benih putranya itu tidak membuahinya.
Nampak Rio juga sangat puas setelah beberapa saat ia tunggu namun dari lubang vagina mamahnya itu tidak satupun cairan spermanya yang keluar dari dalam vagina mamahnya, dan itu berarti spermanya telah sepenuhnya bersemayam dan tertanam dalam rahim mamahnya.
Rio kemudian bangkit dari duduknya dan menghampiri mamahnya yang saat itu sudah berdiri menghadap ke arahnya.
“ terima kasih ya mahh telah mengijinkan Rio untuk kembali pulang ke kampung halaman, dan terima kasih juga mamah bersedia menampung dan menjaga pejuh Rio dalam rahim mamah yang sudah Rio tahan selama 3 minggu ini, dan Rio berharap benih Rio ini dapat membuat mamah hamil”, ucap Rio seraya mengecup lembut kening mamahnya penuh kasih sayang dan tangannya turut pula mengusap perut bagian bawah mamahnya itu, dimana itu adalah letak dari rahim mamah Irma.
“ Huhh.. dasar anak mamah ini...., mamah sendiri kok dugauli....”, ucap mamah Irma seraya mencubit pinggang putranya itu.
“ ya sudah... mamah mau lanjut bikin makan dulu..., sudah kamu istirahat sana bukankah besok kamu harus masuk kerja...”, lanjut mamah Irma memberi perintah.
“ lahhh bukannya mamah sudah kenyang...., kenapa mamah mesti makan lagi....”, ucap Rio menggoda mamahnya seraya tangannya kembali mengusap perut bagian bawah mamahnya.
“ Inimah kembung karena terisi sama pejuh kamu...”, jawab mamah ketus dan kembali melakukan aktivitas yang sebelumnya tertunda karena melayani syahwat putranya itu.
Dengan tawa menggoda mamahnya, Rio kemudian pergi meninggalkan mamahnya sendiri didalam dapur untuk kembali ke kamarnya.
Sepeninggal putranya itu, tak terasa dari kedua bola matanya, mamah Irma meneteskan air mata saat ia mengingat suaminya dan merasa telah melakukan kesalahan.
“ maafkan aku pahh....”, hanya ucapan itu yang mampu keluar dari mulutnya.
Ia merasa bersalah dan sangat berdosa pada suaminya atas apa yang telah ia lakukan. Tangannya memegang perut bagian bawahnya, dimana itu adalah letak rahimnya yang kini telah dipenuhi oleh benih putranya sendiri. Mamah Irma hanya dapat berharap agar dirinya tidak hamil oleh benih putranya itu. Dan ia merasa jika benih putranya kali ini akan lebih lama bersemayam dalam rahimnya, berbeda dengan benih putranya yang sebelumnya juga pernah menempati ruang dalam rahimnya.
Benih putranya kali ini sangat berbeda dari sebelumnya, karena kali ini sperma putranya itu begitu pekat dan sangat kental serta jumlahnya juga lebih banyak dari biasanya.
Satu hal juga yang mamah Irma sesali, ternyata dirinya tak mampu mengawal nafsu syahwatnya sehingga semua ini bisa terjadi.
-Bersambung-