Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Maafkan aku mamah sesion 3

Maaf, Hu, besoknya kapan yahh update nya..?
Kemaren lusa kn bilangnya besok..
 
Update...

Jam dinding sudah menunjukkan tepat pukul 22:00, malam kian semakin larut dan suasana dirumah mamah Irma saat itu juga semakin terasa senyap termakan oleh gelapnya malam.

Retno, adik perempuan dari Rio dan juga anak perempuan satu – satunya mamah Irma, Sejak mengetahui tentang hubungan ataupun kegiatan terlarang yang dilakukan antara kakaknya dengan mamahnya, membuat dirinya merasa benci terhadap kakak dan mamahnya. kebenciannya semakin bertambah adalah ketika papahnya memintanya untuk tidak melakukan apapun terhadap apa yang telah mamahnya dan kakaknya lakukan, bahkan papahnya meminta dirinya untuk berpura – pura tidak tau dengan peristiwa itu.

Rasa cinta terhadap papahnya itulah yang membuat kebenciannya terhadap mamah dan kakaknya teramat besar, sehingga seminggu selepas papahnya pergi, ia lebih memilih untuk tinggal di kosan dekat tempat ia kuliah dengan alasan agar tidak terlalu jauh, padahal Retno mengambil sikap itu hanya untuk menghindar dari kakak





SAAT ITU DIKAMAR RIO....

Satu jam sebelum Rio larut dalam tidur lelapnya. Setibanya Rio menghempaskan dirinya diatas pembaringannya, ia sempat merenung dan berusaha mencerna dengan apa yang telah terjadi dengan mamahnya.

“ aneehhh....!!, tidak biasanya mamah begitu bersedih dengan kepergian papah, tapi kenapa kali ini kenapa mamah nampak begitu bersedih seolah – olah mamah nampak seperti orang yang memiliki kesalahan..???”, renung Rio mencoba mencari sebuah jawaban.



“ tidak biasanya mamah selalu menolak ajakanku untuk bersetubuh...., namun sudah tiga minggu ini mamah selalu menolakku secara halus, kenapa mahhh.... kenapa...., padahal sudah tiga minggu ini juga Rio sengaja tidak melakukan onani karena Rio hanya mau membuang pejuh Rio dalam rahim mamah...., akkhh... sitt...”, pikir Rio lebih jauh diakhiri dengan kekesalan karena tak mampu mencerna permasalahan ini.

Sembari menatap tajam langit – langit kamarnya Rio mencoba mengartikan sikap mamahnya akhir – akhir ini, dan sembari melamun telapak tangannya mengusap – usap halus batang kontolnya yang masih ia rasakan sangat tegang dan keras dalam celana boxernya.

“ kamu sabar yahh Rio kecil..., mamah pasti akan memanjakan kamu nanti...”, ucapnya penuh harap hingga beberapa saat kemudian tanpa ia sadari dirinya terlelap dalam tidurnya.



Lain hal yang terjadi pada mamahnya Rio, yang saat itu tiba – tiba tejaga dari tidurnya yang sesaat lalu sempat terlelap. Mamah irma tiba-tiba terjaga saat ia rasakan getaran halus yang berasal dari telephone genggamnya yang saat itu berada dibawah bantalnya.

Mamah Irma coba melihat siapa kiranya malam-malam begini yang mengirimkan pesan kepadanya.

Nampak pada layar telephone genggamnya tertulis sebuah pesan, dan saat mamah Irma melihat dari mana asal pesan itu berasal tiba-tiba berkecamuk perasaan dalam dirinya dan ia berucap,

“ papahh..”.

teringat sesaat sebelum dirinya tertidur tadi, ia sempat mengirimkan pesan kepada mas Adi suaminya untuk menghubunginya ketika sudah senggang.

Kemudian mamah Irma mulai membalas pesan dari suaminya itu.

Suamiku sayang :

“Maaf mahh... papah baru sempat menghubungi mamah, ada apa mahh..??”



Mamah :

bagaimana kabar papah disana?, papah baik-baik saja khan?



Suamiku sayang :

“ alhamdulillah papah baik-baik saja sayang, bagaimana kabar mamah disana”,





Mamah :

“ alhamdulillah mamah juga baik-baik saja pah..., maaf pah..., boleh mamah telp papah..?”





Suamiku sayang :

“ tentu saja boleh mah..., tapi sebentar papah mau cari ruangan dulu agar lebih privasi”



Mamah :

“ iya pahh”



KRIIIING.... KRIIING.... KRIING...



Beberapa saat kemudian bunyi suara panggilan dari telephone genggam mamah Irma berbunyi dan nampak pada layarnya bertuliskan nama si penelephone

suamiku sayang “



Tak menungggu lebih lama mamah Irma kemudian menerima suara panggilan itu.



“ Papah....”, hanya satu kata yang mampu terucap oleh mamah Irma.



“ iya sayang..., ada apa tumben mamah menghubungi papah saat malam begini..?”, jawab papah seraya melemparkan pertanyaan.



“ Mamah kangen papah...., kamu baik-baik saja disana khan pah...?”,



Namun untuk beberapa saat suaminya tak kunjung menjawab.



“ Paahhh..... “, sapa mamah Irma sekali lagi suaranya lembut memanggil suaminya.



Tak lama kemudian suaminyapun menjawab.



“ mahhh... papah baik-baik saja, mamah kenapa..?, tidak seperti biasanya mamah seperti ini..”, jawab suaminya.



“ mamah gak papa pahh..., mamah hanya kangen sama papah..”, jawab mamah Irma.



“ Mahh... kita hidup bersama sebagai suami istri itu sudah lama sayang, janga. Kira papah tidak tau apa yang kamu pikirkan...”, sergah suami mamah Irma hingga membuat mamah Irma sedikit tercekat dan hanya mampu diam mendengarkan ucapan suaminya itu.



“ maahh... papah tau dan sangat yakin kalau perasaan kamu saat ini teramat sangat merasa bersalah pada papah akan apa yang kau lakukan dengan putra kita Rio.., papah harap kali ini mamah dapat memahami apa yang akan ayah katakan, maahh... jujur papah teramat sangat menyayangimu dan tak mau kehilangan dirimu, papah rela melakukan dan berkorban apapun demi kesenangan dan kebahagiaanmu, saat papah kemarin dirumah papah tau kalau mamah meminta jatah nafkah batin yang lama tidak ayah berikan, dan hal itulah yang membuat rasa takut ayah akan kehilangan kamu karena tak mampu melaksanakannya. Namun kini ayah bersyukur kalau kalau posisi ayah telah digantikan oleh putra ayah sendiri ketimbang pria lain yang melakukannya..., maka lakukanlah sayang... papah merestuinya dan maafkan papah karena tak mampu, rahasiakan ini dari putra kita biarkan ia tidak mengetahui kalau papah sudah mengetahui apa yang telah ia lakukan dengan mamah, satu hal lagi yang papah minta..., mamah jangan sampai hamil oleh Rio y mah..., apa kata orang nanti jika tau mamah hamil oleh putranya sendiri..”,



Tak terasa derai air mata turun membasahi pipi mamah Irma mendengarkan ucapan suaminya itu, entah perasaan mana yang lebih mendominasi dalam dirinya. Rasa senang akan restu dari suaminya, rasa bersalah karena ia telah menghianati suaminya, atau rasa takut ia kehilangan sosok suami yang sangat ia cintai itu.



“ tapi pahh... bagaimana dengan perasaan papah... mamah merasa telah menghianati papah...”,Ucap mamah Irma.



“ papah yakin mamah tidak menghianati papah kok sayang..., papah yakin kalau mamah amat sangat mencintai papah...., mahh apa yang mamah lakukan itu bukanlah sebuah peeselingkuhan karena papah yakin hati mamah masih untuk papah, namun apa yang mamah lakukan itu hanyalah perbuatan zinah, dan papah lebih rela mamah lakukan itu dengan putra kita ketimbang dengan orang lain..”, jawab suaminya.



“ Tapi pahh... maafkan mamah sebelumnya karena mamah bingung harus bagaimana karena Rio pernah meminta mamah untuk hamil anaknya...”, ucap mamah Irma lembut disertai perasaan takut.



“ untuk masalah itu papah serahkan pada mamah...., papah tau jalan pikiran putra kita itu..., ia tak pernah tau tentang sakit yang papah alami sehingga ia berfikir kalau mamah hamil seolah-olah hamil oleh papah..., maka biarkan ia tak tau tentang sakit yang papah derita dan untuk masalah itu sekali lagi papah serahkan pada mamah..”, jawaban suaminya itu membuat mamah irma tercengang dan entah kenapa darah dalam tubuhnya menjadi berdesir membayangkan ia mengandung dari benih putranya.



“ mahh... sekali lagi papah rela dan ikhlas, lakukanlah apa yang mamah inginkan..., papah sayang mamah..”, lanjut ucapan suaminya itu.



“ maafkan mamah ya pahh..”, ucap mamah irma pada suaminya itu.



“ sudah malam sayang.. papah mau istirahat karena besok hari akan sangat sibuk, mamah juga istirahat yah... jaga kesehatan mamah...”,



“ Iya pahh... love you pahh... jaga kesehatan papah juga disana..”,



“ I love you to mahh... daah..”, ucap papah dan kemudian memutus sambungan telephone.



Selepas terputusnya sambungan telephone mamah irma merenungkan apa yang tadi telah suaminya katakan, “ maafkan mamah pahh... mamah sayang papah dan hati mamah akan selalu untuk papah, kau memang suami yang sangat penuh perhatian, terima kasih pahh..”.



Rupanya apa yang telah suaminya katakan tadi mampu meredakan rasa gundah yang telah lama ia rasakan. Kemudian mamah Irma mencoba mencari sebuah buku kecil yang terletak diatas meja rianya dan kemudian meraihnya, seaat kemudian ia lihat dalam buku tersebut tercatat bahwa ia sudah telat dua hari masa ia harus kembali menyuntik KB, dan itu artinya ia harus melakukan kembali melakukan suntik KB besok untuk mencegah dirinya agar tidak hamil oleh putranya karena sebenarnya ia sendiri belum siap untuk mengandung dari benih putranya walaipun suaminya sebenarnya telah mengijinkannya.



“ besok pagi berarti aku harus ke dokter kandungan untuk suntik KB”, pikirnya dan melwtakkan kembali buku itu ditempat semula.



Sesaat kemudian mamah irma masuk kedalam kamar mandi dikamarnya untuk buang air kecil yang sedari tadi ia tahan. Namun karena terburu-buru tanpa ia mampu jauh sebelum ia mampu melepas semua celana dalamnya yang membungkus selangkangannya ternyata ia tak mampu menahan rasa ingin buang air kecil itu hingga keluarlah den membasahi celana dalamnya, bahkan ia sendiri belum sempat jongkok sehingga sembari berdiri ia melepaskan air kencingnya dan hanya mengangkat piyama tidurnya kebagian perutnya agar tidak turut basah.



Setelahnya mamah Irma keluar dari kamar mandi namun belum sempat ia mengganti celana dalamnya rasa haus dan lapar mendera dirinya sehingga ia memutuskan untuk menuju ke arah dapur hendak mengambil minum dan makan untuk menghilangkan dahaganya dan sementara membiarkan bagian selangkangannya polos tanpa dibungkus oleh celana dalam.



Tanpa mamah irma ketahui saat itu didalam kamar Rio ternyata putranya itu juga tiba-tiba juga terbangun dari tidurnya.

“ akhh... haus amat sihh...”, ucap rio seraya bangkit dari tidurnya dan menuju ke arah dapur untuk mengambil minum.

Saat Rio telah tiba didapur ia dikejutkan dengan sosok seorang wanita yang saat itu tengah sibuk membuat sesuatu. “ mamah....”, ucapnya.

Nampak jelas saat itu mamahnya hanya dengan berbalut baju piyama tidur yang transparan dan sangat pendek sehingga nampak dengan jelas putih bagian paha mamahnya dan saat mamahnya sedikit membungkuk piyama tetsebut tak mampu menutupi bongkahan pantatnya hingga Rio dapat dengan jelas melihat alur belahan lubang vagina mamahnya diantara jepitan paha.

Pemandangan itu seketika membuat Rio menjadi horny dan gairahnya tiba-tiba memuncak. Namun Rio tak lekas langsung menubruk mamahnya itu, sepertinya ia memikirkan sesuatu, dan peegi meninggalkan mamahnya untuk kembali kedalam kamarnya.

Setibanya dikamar Rio, ia mengambil sebuah botol yang berruliskan minyak zaitun, dan dengan mimik wajah senyam senyum Rio meneteskan minyak tersebut kebagian batang kontolnya yang saat itu telah berdiri tegak dengan sangat sempurna hingga seluruh batangnya nampak berkilat oleh minyak tersebut.

Lepas setelah dikira batang kontolnya telah rata dibaluri oleh minyak zaitun kemudian ia melangkah kembali menuju ke arah dapur yang saat iti ia ketahui mamahnya tengah berada disana, namun kali ini ia berjalan ke arah dapur dengan tanpa mengenakan celana boxer yang sudah ia lepaskan sebelumnya dan membiarkan batang kontolnya terjuntai tegang mengiringi langkahnya menuju ke arah dapur .



Bersambung -
 
Update....

Perlahan Rio mendekati mamahnya dari arah belakang dan tiba-tiba langsung memeluk mamahnya erat, saat itu batang kontolnya yang sudah tegak berdiri dengan kerasnya, sengaja ia tusukkan kedepan hingga membuat batang kontolnya terselip diantara jepitan paha mamahnya, hal itu membuat bagian dari kulit batang kontolnya dapat bersentuhan langsung dengan bibir vagina mamahnya.

“ akhhh... yaa tuhann....”, jerit mamah Irma dalam hatinya terkejut saat ia rasakan ada sosok yang tiba-tiba kini tengah memeluknya erat dari arah belakang.

Dan ia juga merasakan ada sesuatu yang terselip di tengah-tengah selangkangannya dan benda itu ia rasakan menggosok bagian dari bibir memeknya dengan sangat lembut.

“ Rioo....”, ucap mamah Irma sesaat ketika ia menoleh kebelakang dan mendapati ternyata putranya yang saat ini tengah memeluk dirinya.

“ mamah ngapain.., kok belum tudur? “, ucap Rio seraya tersenyum dan melingkarkan tangannya memeluk erat pinggang mamahnya. Dan ia juga menggerakkan pinggulnya maju mundur hingga membuat batang kontolnya turut bergerak, dan kulit dari batang kontolnya menggesek lembut bibir memek mamahnya, ia lakukan seolah tak perduli dengan keterkejutan mamahnya itu.

“ akhh....”, desah mamah irma saat merasakan ada sesuatu yang menggesek bagian bibir memeknya dan ia tau benda apa yang sedang menggosok bagian sensitivenya itu, Karena tadi ia sempat melihat kebawah dan tepat ditengah selangkangannya itu ia melihat kepala dari batang kontol putranya menyembul keluar dari arah belakang pantatnya dan bergerak lembut ditengah jepitan selangkangannya itu.

“ mamah haus dan lapar sayang... makanya mamah ke dapur ingin memasak mie instan..”, jawab mamah Irma dengan coba mengabaikan dan membiarkan saja apa yang putranya perbuat itu.

“ Rio juga terbangun tadi mahh karena haus... eehh malah ketemu mamah disini..”, jawab Rio dan terus menggerakkan pinggulnya memberikan rangsangan pada mamahnya itu.

Tangan Rio masih dengan eratnya memeluk pinggang mamahnya dari arah belakang, dan mamahnya juga terlihat mulai menikmati apa yang putranya perbuat, nampak dari matanya yang mulai sesekali terpejam dan suara desah lembut keluar dari mulutnya “ akhhh.... mhhmmm.....”,

“ Rio kangen mamah.... Rio kangen mahh....”, ucap Rio lembut ditelinga mamahnya itu.

“ mamah khan tiddak kemana-mana shayang... akhh...”, jawab mamah Irma disertai desah lembutnya.

“ mamahhh.... akhhh... mahhh....”, desah Rio pula saat dapat ia rasakan gairahnya yang semakin memuncak.

Cukup lama Rio hanya memeluk mamahnya seperti itu, hingga tak lama kemudian perlahan dengan lengan kirinya yang masih memeluk mamahnya, Rio mulai menarik kebelakang pinggul mamahnya itu sedikit kebelakang, dan dengan tangan kanannya Rio coba menahan serta sedikit mendorong tubuh mamahnya itu agar sedikit membungkuk. Prakstis apa yang telah Rio lakukan terhadap mamahnya itu membuat tubuh mamahnya sedikit membungkuk dan telah menciptakan sudut 75°.

Karena tubuh Rio yang lebih tinggi dari tubuh mamahnya, membuat posisi itu jauh lebih menguntungkan untuk Rio. Perlahan mamah Irma reflek mengikuti arahan putranya itu, ia paham benar apa yang di inginkan putranya itu, bahkan iapun sedikit merenggangkan pahanya agar akses pada lubang memeknya dapat ter ekspose dengan jelas. Sesaat mamah irma melemparkan pandangan sayu pada putranya yang berada tepat dibelakangnya, ia juga merasakan dalam tubuhnya ledakan-ledakan gairah yang kini menjalar sampai ke ubun-ubun menagih penuntasan kepuasan birahi yang telah lama tak ia dapatkan.

Rio membalas senyum mamahnya itu dengan rasa kemenangan, perlahan tubuhnya ia rendahkan dengan sedikit menekuk lututnya, dan dengan tangan kanannya ia mengangkat ujung piyama bagian belakang mamahnya ke atas pinggul mamahnya dan kemudian setelahnya tangannya menggenggam batang kontolnya yang telah ereksi itu, dan kepala kontolnya ia arahkan tepat pada celah lubang memek mamahnya yang terlihat sedikit terbuka serta menampakkan isi bagian dalamnya yang merah merona

Mamah Irma dapat merasakan pada bagian celah lubang memeknya itu telah ditempel oleh sesuatu benda yang ia rasakan sangat hangat, dan ia paham betul kalau itu adalah bagian dari kepala batang kontol putranya yang telah menempel pada celah lubang memeknya. Mamah Irma kemudian kembali menoleh pada putranya dan memberikan isyarat dengan menganggukkan kepalanya.

Rio yang telah mendapatkan ijin dari mamahnya itu segera mendorong pinggulnya perlahan maju kedepan, maka seketika itu juga kepala kontolnya ikut bergerak maju dan perlahan membelah celah lubang vagina mamah Irma.

“ akhhh.... Rio pulang mahhh....”, desah Rio mengiringi melesaknya kepala batang kontolnya yang mulai masuk membelah celah lubang memek mamahnya itu dan terus bergerak semakin dalam memenuhi liang dari lubang memek mamahnya.

Karena batang kontol Rio yang sebelumnya sudah dilumuri oleh minyak zaitun secara menyeluruh, sehingga itu memudahkan batang kontolnya terus bergerak masuk semakin dalam memasuki liang dari lubang vagina mamahnya tanpa hambatan.

“ akkkhhh.... uukhhh.... Rriiooo.... akkhhh.....”, desah mamah Irma mengiringi melesaknya batang kontol Rio menembus celah lubang vaginanya seraya ia perpegangan kuat pada tepi meja dapur. Dan dapat mamah Irma rasakan dimana kepala dari batang kontol putranya itu telah melesak masuk membelah celah lubang memeknya dan perlahan terus bergerak masuk semakin dalam mengisi liang vaginanya, dan dinding pada batang kontol putranya terasa bergesekan lembut dengan dinding liang vaginanya di bagian dalam sana.

Memang pada bentuk batang kontol Rio itu nampak terlihat seperti pena yang kecil mengerucut pada bagian kepala kontolnya dan besar pada bagian batangnya. Dan karena kondisi itu maka memiliki keuntungan pada kepala kontolnya untuk dengan mudah mendobrak batas akhir dari kedalaman liang vagina mamah Irma, yaitu mulut rahim mamah Irma. Sehingga saat kepala dari batang kontol Rio itu telah sempurna masuk dalam rahim mamah Irma, maka dapat dipastikan sperma atau pejuh yang dikeluarkan oleh batang kontol Rio melalui celah lubang pada kepala kontolnya akan langsung tercurah dan memenuhi rahim mamah Irma.



“ akkhhh.... mahhh.... hangatnya liang memek mamah..... , akhhh.... Rio pulang mahhh.... nikmatnya...”, desah Rio dan terus menekan pinggulnya maju perlahan.



“ akkhhh... Rriiooo....., kontolmu enak sayang... teken terus sayang.... akhhh... mamah kangen....!!”, desah mamah Irma dengan tubuh sedikit menegang dan tanpa ia sadari kakinya nampak berjinjit mengimbangi dorongan dari belakang pinggulnya.

Perlahan namun pasti batang kontol Rio terus saja menghujam masuk menembus liang vagina mamahnya, hingga akhirnya dorongan pinggulnya terhenti manakala pada bagian kepala kontolnya membentur sesuatu yang sangat lembut disana, dan ketika ia mencoba menekan pinggulnya untuk lebih merapat pada pinggul mamahnya itu.

“ akhhh... Riiiooo.... Tahhhannn...., uddahh mentok sayang... uddah mentokk....”, desah mamah irma dan dengan reflex tangan kanannya mencoba menahan laju tekanan pinggul putranya itu.



“ akhhh.... mamah....., hangatnya lubang memek mamah.... lembutnya..., Riio pulang mahh...”, desah Rio memeluk ketat pinggul mamahnya dan membiarkan batang kontolnya terendam dalam liang vagina mamahnya yang ia rasakan sangat hangat dan lembut itu.

“ saayyang.... ennak kontolmu akhhh.... besar sekali dan sesak sekali rasanya...”, desah mamah irma menikmati bersatunya kelamin mereka.

Perlahan mamah Irma menggerakkan pinggulnya kekiri dan kekanan hingga ia merasakan nikmat, seolah-olah batang kontol putranya itu mengaduk-aduk dinding vaginanya pada bagian yang paling dalam itu.,

AKKHHHH..... OUKKKHHH...

Desahan-desahan mereka semakin menambah panas suasana persetubuhan haram itu.

“ iyyyaaa mahhh.... terruss goyyang mahhh.... terruss... “, desah rio menikmati goyangan pinggul mamahnya dan membuat batang kontolnya seperti diremas-remas oleh dinding liang vagina mamahnya itu.

Setelah beberapa lama, Rio mulai menarik pinggulnya hingga membuat batang kontolnya yang semula terendam dalam liang vagina mamahnya, mulai bergerak keluar dari jepitan liang vagina mamahnya, hingga tinggal menyisakan sepertiga bagian saja dari batang kontolnya yang masih berada dalam jepitan lubang vagina mamahnya.

“ akhhh.... oufhhh....”, desah mamah Irma merasakan ngilu namun sangat nikmat saat batang kontol putranya itu bergerak keluar dari liang vaginanya.

Seketika setelah sepertiga batang kontolnya masih berada dalam jepitan liang vagina mamahnya, dengan menambah sedikit tenaga Rio kembali menghentakkan pinggulnya ke depan dengan gerakan sedikit cepat dan membuat batang kontolnya kembali melesak masuk menghujam liang vagina mamah Irma, hingga kepala kontolnya kembali membentur dasar liang vagina mamah Irma.

Gerakan itu Rio lakukan terus menerus , pinggulnya bergerak maju dan mundur. Rio kadang menggerakkan pinggulnya dengan sangat cepat dan kadang lambat. Dan saat batang kontolnya menghujam masuk hingga mentok, Rio menggoyangkan pinggulnya kekiri dan kekanan serta sesekali bergerak memutar.

“ OUKHHHH..... AKKHHH.... iyyyaaa sayyyanng.... terrus... akkhhh.... terrusss.....”, desahan-desahan mamah irma mengiringi hentakan-hentakan pinggul putranya dan henjutan batang kontol putranya yang bergerak keluar masuk mengaduk-aduk liang vaginanya, hingga membuat tubuhnya kini semakin jatuh kedepan dan praktis membuat posisinya jadi menekuk 90°.

Suara basah seperti orang yang sedang berjalan pada jalan yang becek mengiringi persetubuhan ibu dan anak itu, terlihat jelas pada bagian liang vagina mamah Irma terlihat semakin banjir oleh cairan yang keluar dari dalam liang vagina mamah Irma yang memang berfungsi sebagai pelumas dari pergesekan kelamin mereka.

Mamah Irma nampak meringis menahan nikmat pada liang vaginanya, dan kadang tubuhnya menjadi kaku serta matanya terbelalak menjadi putih saat putranya menghujamkan batang kontolnya dengan sangat dalam hingga terasa oleh mamah Irma kepala dari batang kontol putranya itu membentur dasar liang vaginanya yaitu mulut rahimnya dan setelah itu putranya memutar pinggulnya dari kanan ke kiri ataupun sebaliknya hingga membuat mamah irma merasakan liangnya seperti diaduk-aduk dengan tongkat yang sangat keras didalam sana.

AKkkhhhhh..... aoufffhhhh.... akkhhhh.... okhhh.....

Desahan-desahan mereka semakin bertambah panas, dan keringat dari tubuh masing-masing juga semakin keluar deras hingga tak terasa mereka sudah hampir satu jam melakukan persetubuhan

“ akkhhh.... Rriiooo... mamah... akkhhh mamah.... uddahhh mau sayangh.... akhhh... terrus sayang.... akhhh...”, desah mamah Irma beberapa menit kemudian dan pinggulnya bergerak semakin tak beraturan, dalam dirinya ia rasakan mulai ada perubahan yang akan meledak sewaktu-waktu.

Rio yang mendengar dan melihat galagat mamahnya itu paham benar jika mamahnya sebentar lagi akan meraih Orgasmenya

“ akhhh.... iyya mahhh.... bareng mahh.... Rrriooo jugga mau kelluar mahhh....”, desah Rio mengejar kenikmatannya dan semakin kencang menggerakkan pinggulnya maju dan mundur.

“ iyya sayang.... iyya... terruss... bareng sayang.... keluarkan... keluarkan....”,

Desah Mamah Irma dan semakin membungkukan tubuhnya serta kakinya turut berjinjit hibgga membuat bulatan pinggulnya terlihat semakin melekit ke atas, desahan serta nafasnya juga sudah semakin menderu mengejar puncak kenikmatannya.

Batang kontol Rio bergerak semakin cepat dengan interval yang pendek. Dan seperti biasa, panjang dari batang kontol Rio tak mampu sepenuhnya tertanam masuk dalan liang vagina mamahnya itu walaupun dirasakan olehnya kepala dari batang kontolnya senantiasa membentur mulut rahim mamahnya di dalam sana dan kini masih menyisakan 3c dari 18cm yang masih belum masuk kedalam liang vagina mamahnya.

Lewat dari 10 menit kemudian sepertinya mereka sama-sama akan meraih puncak kenikmatannya.

Rio yang semula menggerakkan pinggulnya dengan cepat, kini ia rubah dengan gerakan pinggulnya maju dan mundur secara perlahan, namun pada saat ia hujamkan batang kontolnya dalam-dalam, ia menambahkan tekanan pinggulnya dengan lebih kuat menekan kedepan terutama saat ia rasakan kepala batang kontolnya telah membentur mulut rahim mamahnya.

Gerakan itu terus Rio lakukan hingga ia dapat merasakan batang kontolnya semakin bergerak masuk lebih dalam. Dan kedua tangan Rio menarik kebelakang pinggul mamahnya itu kuat-kuat agar dapat lebih merapat pada pinggulnya, gerakkan itu seirama dengan pinggulnya yang juga turut bergerak maju dengan tekanan lebih kuat agar kepala dari batang kontolnya yang telah menyentuh mulut rahim mamahnya dan kini ia rasakan sudah mulai sedikit terbuka dapat ia tembus dengan kepala kontolnya itu.

“ AKKHHH.... OUKKHHH.... Rrriioo.... AKKKHHH..... mamah gakkk kuatt sayangg... akkkahh... terrusss....”,

Desahan mamah irma semakin keras saat dimana mamah Irma dapat merasakan desakan-desakan dari batang kontol putranya yang bergerak perlahan dengan interval yang pendek, namun mamah Irma merasakan tekanan yang kuat hingga membuat perutnya terasa senak namun tidaklah sakit ketika kepala kontol putranya itu dirasa semakin jauh masuk kedalam liang vaginanya, bahkan ia dapat merasakan kepala dari batang kontol putranya itu semakin membuka lebar dari lingkaran lubang mulut rahimnya dan seolah-olah akan mendobrak memasuki rahimnya.

“ Akkkhhh... Rriiooo... mamah mau sampeee sayang.... akkhhh mamahhh sampe.... “, mamah Irma sepertinya tak mampu lagi bertahan dan tiba-tiba pinggulnya menghentak kuat kebelakang, membuat kakinya menjadi kaku, dan tubuhnya tegang menggigil, serta mata terpejam saat puncak kenikmatan persetubuhan itu telah ia raih dan meledakkan setiap urat nadinya. Tubuh mamah Irma kemudian terbaring lemas diatas meja dapur itu.

AAAKKKHHH..... CRRIITT....CRRIITT....CRRIITT..

Rio dapat merasakan liang vagina mamahnya semakin menjepit batang kontolnya dan seperti tersiram oleh cairan hangat didalam sana.

Ia tau kalau mamahnya itu telah mencapai Orgasme, tanpa menunggu lama dan tak membiarkan mamahnya sejenak istirahat dan meresapi sisa-sisa kenikmatan yang telah mamahnya dapat, Rio kini coba mengejar kenikmatannya sendiri. Pinggulnya terus ia gerakkan maju dan mundur disertai tekanan yang semakin kuat dan tangannya turut pula menarik kuat pinggul mamahnya kebelakang hingga membuat batang kontolnya dirasa semakin menghujam jauh melesak masuk kedalam liang vagina mamahnya, dan tinggal menyisakan 2cm saja dari panjang batang kontolnya yang belum turut terendam masuk dalam liang vagina mamahnya itu.

“ Aakkkhhh.... ngiluuu sayang.... akkhhb.... ayyooo cepet sayang akkhhh.... “,

Desah mamah Irma merasakan teramat sangat ngilu pada dinding liang vaginanya setelah sesaat tadi ia telah mendapatkan Orgasmenya dan kini terus saja liang vaginanya itu dihujam keluar masuk oleh batang kontol putranya tanpa memberikan dirinya waktu.

Dan tak lama kemudian mamah Irma tiba-tiba merasakan dimana kedua tangan putranya yang dari tadi memegang erat pinggulnya tiba-tiba bergerak menarik kebelakang dengan sangat kuat, begitu juga ia merasakan batang kontol putranya itu semakin terasa keras didalam jepitan liang vaginanya itu, ia tau kalau putranya itu sepertinya akan meraih Orgasme.

Dan benar saja dengan apa yang mamah Irma kira, tiba-tiba putranya itu menghujamkan batang kontolnya kedepan dengan gerakannya yang lembut namun disertai dengan tekanan yang sangat kuat seolah-olah putranya itu ingin menempelkan pinggul mereka dengan sangat ketat.

Pinggul mamah Irma ditarik kebelakang oleh Rio dengan sangat kuat disertai oleh hujaman kedepan pinggul Rio perlahan namun dengan tekanan yang sangat kuat hingga mamah Irma dapat merasakan kepala dari batang kontol putranya kini telah dapat membuka celah pada mulut rahimnya, namun kali ini mamah Irma tidak merasakan sakit pada perut bagian bawahnya, ia hanya merasakan senak saja pada perut bagian bawahnya itu.

Akibat tekanan kuat dari pinggul Rio itu membuat 1cm dari bagian dari kepala kontol Rio dapat menembus mulut rahim mamahnya, walaupun nyatanya masih ada sisa 1cm pada pangkal batang kontol Rio yang belum turut terendam masuk ke liang vagina mamahnya itu, tidak menjadikan penghalang bagi Rio untuk dapat menembakkan pejuh atau spermanya langsung mengisi ruang dalam rahim mamahnya.

Tidak seperti yang biasa Rio lakukan ketika akan meraih Orgasme saat bersetubuh dengan mamah Irma diwaktu lalu. Biasanya Rio akan menghujamkan pinggulnya dengan sangat cepat dan menekan kuat-kuat pinggulnya untuk merapat pada selangkangan mamah Irma, sehingga dapat dipastikan seluruh panjang dari batang kontolnya akan dapat melesak masuk dengan sempurna dan mengisi liang vagina mamah Irma. Dan saat itu biasanya akan menimbulkan rasa pedih pada perut bagian bawah mamah Irma, dimana saat itu secara paksa kepala kontol Rio akan mendobrak celah lubang dari mulut rahim mamah Irma.

“ OUUKKHHH.... MAMAHHH..... RIOO GAK KUAT MAHH.....”,

Desah Rio seketika setelah dirasa oleh Rio seluruh tubuhnya mulai bergetar dan kantung dari biji kontolnya telah terasa menegang dan telah siap untuk memompa semua isi yang terkandung didalamnya.

Rio berusaha menarik pinggul mamahnya serta menahannya untuk tetap merapat pada pinggulnya, dan kini pinggul Rio sendiri juga telah diam tak bergerak, hanya terus menekan kuat kedepan berusaha mempertahankan posisi kepala kontolnya yang saat itu telah membuka celah dari mulut rahim mamahnya.

“ terrima pejuh Riooo mahhh.... akkkhhh.... mahhh...”,

Desah rio ditelinga mamahnya disertai dengan hembusan nafasnya yang tak beraturan dan gerakan dari pinggul Rio yang semakin menghenjut kuat kedepan guna memastikan pejuh yang ia keluarkan melalui lubang pada kepala kontolnya dapat ia semburkan langsung tepat kedalam ruang kosong pada rahim mamahnya.

CROOTTT....CRROOTT....CRROOTT.... CCRROOTT....

“ akkhhh..... Riiooo.... akkhhh sayanggghhh... keluarkan sayang... akkhhh keluarkan.... isi rahim mamah sayanghh.... aakkkhhh....”,

Desahan mamah Irma saat merasakan kepala kontol putranya telah menembus celah dari mulut rahimnya, walau hanya 1cm saja dari kepala kontol putranya itu yang melesak masuk hingga kedalam rahimnya, tetapi tetap dapat dipastikan putranya itu akan dapat menumpahkan semua cairan pejuhnya secara langsung kedalam rahimnya dan akan memenuhi setiap relung yang ada disana.

Mamah Irma dapat merasakan pada rahimnya. Dimana saat kepala kontol putranya itu melakukan semburan cairan pejuh, tembakannya dirasakan begitu kuat untuk semburan pertama hingga semburan ketiga. Bahkan saking kuatnya semburan itu membuat mamah Irma merasakan tembakan pejuh itu mampu mengenai dinding rahimnya hingga bagian atas dan membuat dirinya kaget serta nikmat yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Namun berbeda pada semburan pejuh yang ke empat hingga kesepuluh, tembakannya tidak lagi sekuat semburan pertama, kedua, dan ketiga.

Pejuh putranya itu juga dirasakan begitu pekat, kental, dan dalam jumlah yang begitu banyak seolah ingin segera membuat penuh ruang dalam rahimnya itu.



“ akkhhh.... Riooo....., oukfhh... akkhhh.... sayang...”,

Desah mamah Irma mengiringi setiap pancutan-pancutan pejuh dari batang kontol putranya yang dirasa begitu hangat mengisi relung dalam rahimnya.

Pejuh yang sudah selama tiga minggu ini ditampung oleh Rio kini telah membuncah keluar begitu banyak dari sarangnya dan telah berpindah ruang kedalam rahim mamahnya.

Setelah dirasa batang kontolnya telah memompa serta menyemburkan seluruh pejuh yang selama ini tersimpan dan kini telah mengisi relung dalam rahim mamahnya hingga tetes terakhir, Rio mulai mengendurkan tekanan pada pinggulnya dan tidak lagi menekan kuat pinggul mamahnya itu, namun membiarkan batang kontolnya yang masih terlihat keras itu untuk tetap menusuk liang vagina mamah Irma yang juga terasa masih menyedot kuat seolah ingin menguras seluruh persediaan pejuh pada batang kontolnya.

Tubuh Rio terasa begitu lemah dan ambruk menimpa tubuh mamahnya yang dari semula sudah rubuh diatas meja dapur.

“ nikmat sekali mahh.... terima kasih mahh....”,

Ucap Rio pada mamahnya seraya mengecup lembut tengkuk mamahnya itu dan tangannya mengusap lembut punggung mamahnya.

“ iya sayang.... mamah juga...”, jawab mamah Irma terasa datar namun sepertinya Rio tak menyadarinya.

Setelah kesadaran mamah Irma berangsur-angsur pulih dan tak lagi dikendalikan oleh hawa nafsu syahwatnya, seketika itu mamah Irma menjadi sangat khawatir karena sesaat tadi sebelum Rio mendapatkan Orgasmenya, semestinya ia tidak boleh membiarkan putranya itu menyemburkan spermanya kedalam liang vaginanya. Namun kini bukan hanya pada liang vaginanya putranya itu menyemburkan benih suburnya, tapi putranya telah menyemburkan benih suburnya dengan jumlah yang sangat banyak langsung mengisi ruang dalam rahimnya. Dimana dalam rahimnya itulah tempat bertemunya sel telur miliknya dengan sel sperma seorang pria, dan di rahimnya pula tempat tumbuh kembang janin hasil pertemuan sel telur dan sperma. Setetes saja sperma yang dapat masuk dalam rahimnya akan mendapatkan peluang 98% untuk membuahi sel telurnya dan kemudian akan tumbuh menjadi janin.

Yang membuat mamah Irma menjadi khawatir adalah ketika semuanya telah terjadi ia baru ingat kalau kini dirinya telah terlambat dua hari untuk periode suntik KB nya. Mamah Irma merasa belum siap kalau sampai ia mengandung janin dari benih putranya, karena kini ia telah tau kalau suaminya sudah tak lagi mampu memberikan nafkah batin padanya karena penyakitnya, dan putranya sendiri juga belum mengetahui keadaan papahnya itu. Mamah Irma hanya dapat berharap semoga benih subur putranya yang saat ini telah mengisi penuh rahimnya tidak akan membuatnya hamil.

“ mamah kenapa melamun...”,

Suara Rio membuyarkan lamunan mamah irma

“ akhhh... gapapa sayang... mamah hanya lemes...”, jawab mamah Irma.

“ titip pejuh Rio dalan rahim mamah ya....”, ucap Rio.

“ pasti sayang...., mamah akan simpan semua pejuh Rio ini dalam rahim mamah sayang...”, jawab mamah Irma tak mau putranya merasa kecewa, namun dalam pikirannya, nanti setelah ini ia ingin mencoba untuk mengeluarkan pejuh putranya yang saat ini telah memenuhi ruang dalam rahimnya.

“ udah cabut kontol kamu sayang... mamah udah cape...”, ucap mamah irma pada Rio.

“ hmm... mamaf mahh.... habis jepitan memek mamah enak banget sihh...., Rio jadi lupa nyabut...”,

Jawab Rio dan kemudian mulai menarik pinggulnya menjauh dari pinggul mamahnya hingga batang kontolnya yang semula masih bertakung dalam liang vagina mamahnya turut ikut tertarik keluar dan lepas dari jepitan memek mamahnya itu.

“ oukfhh. Akhh...”, desah mamah Irma mengiringi tercabutnya batang kontol putranya itu yang semula tadi masih berada jauh dalam liang vaginanya.

Rio kemudian menghempaskan dirinya untuk duduk pada kursi yang terdapat pada ruangan itu. Sementara mamah Irma sejenak masih tetap dalam posisi maringkuk diatas meja dapur dan kakinya yang masih nampak membuka lebar. Mata Rio nampak begitu tajam melihat ke arah lubang vagina mamahnya yang nampak masih terbuka sesaat setelah tadi tersumpal oleh batang kontolnya itu. Rio coba mengamati lobang vagina mamahnya itu, apakah sperma yang baru saja ia semburkan kedalam rahim mamahnya akan kembali keluar setelah batang kontolnya tak lagi menyumbat liang vagina mamahnya.

Tanpa diketahui oleh Rio, mamah Irma yang saat itu masih dalam posisi telungkup diatas meja dapur mencoba untuk mengejan seperti hendak buang air dengan dibantu oleh pinggiran meja dapur itu sebagai alat bantu untuk menekan perutnya.

Namun sekuat apapun mamah Irma berusaha bahkan sampai terdengar suara angin seperti kentut yang keluar dari liang vaginanya, sperma putranya itu tetap tak dapat ia keluarkan.

“ sepertinya pejuhnya sudah bersemayam seluruhnya dalam rahimku”, pikir mamah Irma.

“ rupanya Rio sengaja hanya memasukkan sebagian saja dari kepala kontolnya untuk menembus mulut rahimku, dan semua itu ia lakukan agar kepala kontolnya tak perlu lagi berlama-lama mengganjal pada depan mulut rahimku serta mulut rahimku juga bisa dapat dengan cepat kembali tertutup rapat karena hanya celah kecil saja yang diciptakan oleh kepala kontolnya....”, batin mamah Irma seraya berdiri dan mengulang apa yang telah terjadi sebelumnya. Kini dirinya hanya mampu pasrah dan berharap agar benih putranya itu tidak membuahinya.

Nampak Rio juga sangat puas setelah beberapa saat ia tunggu namun dari lubang vagina mamahnya itu tidak satupun cairan spermanya yang keluar dari dalam vagina mamahnya, dan itu berarti spermanya telah sepenuhnya bersemayam dan tertanam dalam rahim mamahnya.

Rio kemudian bangkit dari duduknya dan menghampiri mamahnya yang saat itu sudah berdiri menghadap ke arahnya.

“ terima kasih ya mahh telah mengijinkan Rio untuk kembali pulang ke kampung halaman, dan terima kasih juga mamah bersedia menampung dan menjaga pejuh Rio dalam rahim mamah yang sudah Rio tahan selama 3 minggu ini, dan Rio berharap benih Rio ini dapat membuat mamah hamil”, ucap Rio seraya mengecup lembut kening mamahnya penuh kasih sayang dan tangannya turut pula mengusap perut bagian bawah mamahnya itu, dimana itu adalah letak dari rahim mamah Irma.

“ Huhh.. dasar anak mamah ini...., mamah sendiri kok dugauli....”, ucap mamah Irma seraya mencubit pinggang putranya itu.

“ ya sudah... mamah mau lanjut bikin makan dulu..., sudah kamu istirahat sana bukankah besok kamu harus masuk kerja...”, lanjut mamah Irma memberi perintah.

“ lahhh bukannya mamah sudah kenyang...., kenapa mamah mesti makan lagi....”, ucap Rio menggoda mamahnya seraya tangannya kembali mengusap perut bagian bawah mamahnya.

“ Inimah kembung karena terisi sama pejuh kamu...”, jawab mamah ketus dan kembali melakukan aktivitas yang sebelumnya tertunda karena melayani syahwat putranya itu.

Dengan tawa menggoda mamahnya, Rio kemudian pergi meninggalkan mamahnya sendiri didalam dapur untuk kembali ke kamarnya.

Sepeninggal putranya itu, tak terasa dari kedua bola matanya, mamah Irma meneteskan air mata saat ia mengingat suaminya dan merasa telah melakukan kesalahan.

“ maafkan aku pahh....”, hanya ucapan itu yang mampu keluar dari mulutnya.

Ia merasa bersalah dan sangat berdosa pada suaminya atas apa yang telah ia lakukan. Tangannya memegang perut bagian bawahnya, dimana itu adalah letak rahimnya yang kini telah dipenuhi oleh benih putranya sendiri. Mamah Irma hanya dapat berharap agar dirinya tidak hamil oleh benih putranya itu. Dan ia merasa jika benih putranya kali ini akan lebih lama bersemayam dalam rahimnya, berbeda dengan benih putranya yang sebelumnya juga pernah menempati ruang dalam rahimnya.

Benih putranya kali ini sangat berbeda dari sebelumnya, karena kali ini sperma putranya itu begitu pekat dan sangat kental serta jumlahnya juga lebih banyak dari biasanya.

Satu hal juga yang mamah Irma sesali, ternyata dirinya tak mampu mengawal nafsu syahwatnya sehingga semua ini bisa terjadi.



-Bersambung-
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd