Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Mahasiswa Tour Leader

Status
Please reply by conversation.

DoyanDolan

Semprot Baru
Daftar
29 Jan 2018
Post
49
Like diterima
2
Bimabet
Salam kenal sebelumnya. Ini adalah thread pertama ane di forum ini. Cerita berdasarkan pengalaman ane beberapa tahun lalu sebagai mahasiswa sekaligus menjadi tour leader freelance. Cerita ini bakal jarang SSnya karena alurnya mengikuti aslinya jadi lebih banyak romancenya nanti.
Semoga cerita ini bisa dinikmati oleh semuanyaa...

Segala macam kritik, saran masukan bisa disampaikan langsung ya. Semoga bisa update setiap Minggu, tapi gak janji ya, tergantung kecepatan dan mood nulisnya.
Oh iya, semua nama, karakter, dsb disamarkan yaa, kalau ada kesamaan cuma kebetulan berarti.

Akhir kata, selamat menikmati.






 
Terakhir diubah:
Kisah Mahasiswa Tour Leader
Chapter 1: Sherin Maharani
Part 1: Trip Pertama Sherin

Foto Ilustrasi

Alarm berbunyi pukul 3 pagi. Walau sebagai Tour Leader diriku sudah terbiasa bangun pagi, namun entah kenapa hari ini terasa berat sekali meninggalkan kasur. Mungkin, karena trip hari ini hanyalah trip study tour SMA ke Jogja, yang sangat sering ku jalani.

Saat akhirnya berhasil bangun dari kasur, aku membuka HP dan menerima whatsapp dari atasanku berbunyi.
"Oh iya gue lupa bilang, hari ini lu sekalian ngajarin anak baru ya, cewek, namanya Sherin, awas aja macem-macem lu."
Yang buat diriku kaget adalah foto Sherin yang juga dikirimkan oleh bang Ardi, bosku itu. Difoto itu dia terlihat sedang berada di Bali. Mengenakan tanktop yang ketat, rambut sebahu, dan wajahnya yang ternyata cantik sekali. Agak aneh ada tour leader cewek yang cantik, karena pekerjaan kami bisa dibilang selalu berpergian terkadang dibawah terik matahari. Modusin bisa nih, batinku.

Baru saja ingin mandi, pesan lain masuk, dari nomor tidak dikenal.
"Kak Mario, ini Sherin, kak Mario kuliah di ** kan? Nebeng dong aku ke garasi busnya. Aku ngekos di apartemen ###"
Wah rejeki ada aja nih pikirku, sekalian kenalan. Akupun berjanji akan menjemputnya didepan apartemennya pukul 5 pagi.

Setelah mandi dan mempersiapkan barang bawaan aku meluncur dengan mobilku untuk menjemout Sherin yang sesampainya disana sudah menungguku didepan. Ternyata aslinya lebih cantik daripada yang difoto. Dia mengikat ekor kuda rambutnya dan mengenakan topi snapback, atasan sweater warna abu-abu dan bawahan jeans panjang.

“Sherin ya? Bawaannya itu aja?” panggilku seraya menawarkan untuk mengangkut tasnya kedalam mobil.

“Eh i-iya kak, ini aja bawaannya” Jawabnya kaget, sambil menatapku, entah kenapa.

Setelah aku membantu memuat ranselnya ke bagasi dan dia duduk didepan, meluncurlah kami ke garasi bus pariwisata yang kami gunakan

“Kamu kuliah di @#& juga?” Aku memulai percakapan dengannya.

“Iya kak, aku ambil manajemen, bentar lagi skripsi, kalau kakak?”

“Aku di teknik, wah kamu gak beda jauh berarti angkatannya samaku kalau udah mau ambil skripsi, gausah panggil kak deh.”

"Ohh gitu, hehe i-iya kalau gitu panggil nama aja ya." Ucapnya sungkan.

"Bolehh, eh iya ini kita udah sampai." Balasku.

Kuparkirkan mobilku dan kami langsung bertemu dengan Bang Ardi untuk briefing. Rupanya rombongan yang kubawa adalah kunjungan anak-anak SMA kelas 11 di Medan ke Jakarta dan Jogja, mereka kemarin tiba dari Medan dengan pesawat dan langsung berwisata ke Monas dan Kota Tua serta mengunjungi sebuah kampus negeri. Sebelum malam harinya berangkat ke Jogja, ternyata hari ini mereka akan berwisata ke Dufan dan Ancol.

Bang Ardi rupanya hanya memandu trip hari pertama mereka di Jakarta. Sementara aku dan Sherin akan memandu di hari kedua dan seterusnya. Setelah menitipkan mobil dan berkenalan dengan supir, aku pun segera naik ke bus dan berangkat. Kami lebih dulu menjemput menuju hotel di daerah Pasar Minggu.

"Ini uang jalan selama di Jogja, perincian, sama itinerarynya. Jagain itu orang, jangan bikin dia kapok bawa orang jalan-jalan." Pesan bang Ardi sebelum bis berangkat.

Sepanjang jalan aku dan Sherin mencoba saling mengakrabkan diri.

"Mar, lu udah lama jadi tour leader?" Tanya Sherin penasaran.

"Gue udah dari sejak lulus SMA sih. Bang Ardi bisa dibilang sepupu jauh gue, karena tau gue selalu jadi panitia studytour di SMA jadilah gue diajak buat ikutan dia. Kalau lu gimana?"

"Gue? Ini trip pertama gue lho. Biasa gue ajak temen jalan-jalan, terus pernah pake jasanya bang Ardi ke Pulau Seribu sama temen-temen kuliah. Terus kok kayaknya asik gitu jadi pemandu wisata, ya jadilah gue nanya-nanya dia dan akhirnya diajak gabung." Jawab Sherin menjelaskan.

"Ohhhh pantes aja itu kulit masih putih mulus gitu, coba kalau udah bolak-balik ngetrip, pasti beda nanti. Hahahaha" Sahutku menggombal.

"Dih, bisa aja sih Marr. Gombalan jomblo nih ya kayaknya? hehehehe"

"Single tau, bukan jomblo. Elu kali yang jomblo." Sahutku membela diri.

"Doooo, single tau, bukan jomblo." Jawabnya protes.

Kesempatan ini Mar, cewek cakep doyan jalan-jalan, single pula. Dan selama 5 hari kedepan lu sama dia terus. Sikaaat Mar, ini kesempatan lu ngilangin titel jomblo lu...
Batinku meracuniku dengan pikiran-pikiran ini, memang tampaknya sudah cukup lama juga ya aku sendiri...

"Mas, udah di hotel nih." Supir membuyarkan lamuanku. Rupanya cukup singkat juga perjalanan kami ke Hotel.

Saat turun dari bus aku mempersilahkan Sherin turun duluan. Lagi-lagi dia melamun, memperhatikanku sambil senyum seperti waktu kujemput tadi pagi.

"Oi, buruan turun, malah bengong." Tegurku ke Sherin

"I-iya iya, sorry habisnya elu ngingetin gue sama mantan sih, hihihi.." Jawabnya jujur.

Jleb, malah sekarang giliran gue yang bengong memperlihatkan dia turun dan jalan menuju lobby hotel.

Setelah sadar, aku langsung menyusul Sherin dan berkenalan dengan guru pembina. Rombongan yang kubawa ini adalah rombongan siswa-i IPS, totalnya 42 orang siswa dan 2 guru. Hanya siswa-siswi kelas 2 yang benar-benar tertarik yang ikut karena biayanya yang mahal dan ditanggung sendiri oleh tiap-tiap siswa. Dari penampilannya memang rombonganku kali ini memang sangat terlihat tajir sih.

"Horas! Namaku Mario, yang akan ajak teman-teman semua study tour di Jakarta dan Jogja gantiin bang Ardi yang berhalangan. Oh ya, awak juga ditemani kawan awak yang cantik ini." Dari depan bis aku memperkenalkan diri dan mencairkan suasana. Dilanjutkan dengan memperkenalkan Sherin.

"Hai kenalin, namaku Sherin Maharani. Panggilan Sherin. Panggil say juga boleh." Sherin memperkenalkan diri disambut seruan dari peserta tour.

Damn, ini cewek didepan orang banyak lebih supel dariku. Terbukti dengan respon peserta tour yang lebih cair daripada saat aku memperkenalkan diri. Tapi ya, akhirnya aku tau nama lengkapnya. Sherin Maharani.

"Gimana? Kayaknya mereka lebih seneng sama gue daripada samalu."

"Yailah, lu kan cewek, gue cowok. Ini rombongan juga kayaknya banyak cowoknya daripada ceweknya."

"Yee.. cemburu?"


"Ya iyalah cemburu, aku kan lebih senior daripada kamu, say."

"Doo, manggil say lagi. Pakai aku kamu segala." Ucapnya keberatan.

"Lho? Katanya boleh manggil say, kalau udah pake panggilan say cocoknya pake aku-kamu lah."

"Iya deh, terserah senior."

Perjalanan menuju Ancol kuisi dengan mengadakan kuis, peserta kujanjikan hadiah diakhir perjalanan nantinya bagi peserta yang aktif menjawab dan terheboh.

"Coba kemarin kan udah dipresentasiin sama kampus ada yang tau disana ada berapa fakultas dan apa aja?"

Semua berusaha menjawab namun belum ada yang menjawab dengan lengkap. Akhirnya yang menjawab dengan tepat dan lengkap justru guru pembimbing mereka.

"Coba gantian gue yang ngasih pertanyaan." Sherin berdiri dari bangkunya dan mengambil alih microphone dariku.
"Disini ada yang tau apa aja wilayah Kabupaten / Kota dibawah DKI Jakarta?"


Semua yang menjawab dianggap kurang lengkap oleh Sherin. 'Barat, Timur, Utara, Selatan, dan Pusat. Ada apalagi?' Batinku.

"Hmm, coba senior, apa jawabannya?" Kelihatannya Sherin bisa membaca wajah bingungku.

"Wah ternyata tour leader senior aja gatau? Daritadi belum ada yang jawab.... Pulau Seribu! Hahaha, masa gitu aja gatau?" Sherin menjawab pertanyaannya sendiri sambil tertawa kearahku. Lagi-lagi kali ini lebih berhasil memecah suasana.

"Gitu caranya ngadain kuis, Seniorr." Ejeknya sambil kembali duduk disebelahku.

"Heh, junior gaboleh kurang ajar sama Senior ya." Balasku disertai cubitan di pipinya.

"Senior gaboleh main fisik ya sama juniornya." Sherin tampak kesal.

"Jangan panggil senior ah, gaenak didenger yang lain." Aku menunjukkan wajah kesal tidak mau kalah dengan Sherin.

"Terus apa? Beneran mau dipanggil say?" Goda Sherin kepadaku.

"Mau" Jawabku semangat.

"Enak aja, gaada usahanya mau banget gue panggil say."

Candaan dan kuis absurd membuat perjalanan ke Dufan, Ancol terasa cepat. Sesampainya disana kusuruh Sherin mengambil tiket pesanan bang Ardi sementara aku mengarahkan rombongan untuk kumpul kembali jam 6 sore.

"Nih, tiket elu." Sherin membagikan tiket ke peserta dan memberiku satu.

"Gak ah, gue udah bosen banget ke Dufan, elu aja masuk" Walau bagi banyak orang dianggap mengasyikan, menjadi tour leader memang terkadang membosankan.

"Yahh, jangan gitu dong. Ikutan masuk lah mumpung disini." Bujuk Sherin sambil menggandeng tanganku ke gerbang masuk.

"Iya, deh ngalah. Tapi aku boleh manggil kamu say ya?" Syarat gombalku menerima ajakannya.

"Hmm, boleh, tapi di Dufan aja ya?"

"Deal. Yuk, say" Kuberanikan diri merangkul pundaknya. Tidak terasa ada penolakan darinya.

Bersambung...

---
 
Terakhir diubah:
terlalu fokus ama si sherin padahal disitu kan banyak2 anak2 sma yang pasti jauh lebih kenceng :pandaketawa:
 
wah ada cerita baru nih...
ayo.... ayo..... ayo.....
manteman merapat semua kesini.
om @kuciah, panggil semua CS kita.
om @Yoed, juga,
om @rad76,
om @jodoaNG,
om @KONTrOL69,
:sos:
Hadir om@RAYxy.

Makasih nih sudah dipanggil nih om@RAYxy, untuk TS ane ijin gelar tiker ya hu.

Semoga lancar updatenya, sampai cerita ini TAMAT.

Salam kenal.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
terlalu fokus ama si sherin padahal disitu kan banyak2 anak2 sma yang pasti jauh lebih kenceng :pandaketawa:

Wah mana berani dia, bisa-bisa digebukin sama cowok seangkatan klo ketahuan, belum lagi kalau gurunya sampai tau. Bisa-bisa diturunin ditengah jalan dia.

wah ada cerita baru nih...
ayo.... ayo..... ayo.....
manteman merapat semua kesini.
om @kuciah, panggil semua CS kita.
om @Yoed, juga,
om @rad76,
om @jodoaNG,
om @KONTrOL69,
:sos:

Terima kasih suhu sudah dibantu panggil suhu-suhu lainnya untuk turun gunung.

----

Buat pembaca yang lain terima kasih sudah sudi mampir, ditunggu kritik sarannya untuk diperbaiki di part selanjutnya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Wah suhunya semua bener-bener dipanggil turun gunung.

Mulustrasinya sih menjanjikan, kalo ceritanya ikut mantau dulu ampe ada yg Hotnya :D

Pelan-pelan ya om, ada di beberapa part kedepan.

Btw kalau sampai ganti page ane masih belum tidur, nanti ane update di post pertama halaman berikutnya deh, mumpung sudah selesai ketikannya.
 
Wah TL sama kayak saya. Tapi jarang sih jalan Jakarta, seringnya jalan Bali jogja.
Salam kenal bang ts, Minggu depan jalan kemana nih? Barangkali satu destinasi
 
siiip..... :jempol:
jangan terburu-buru om, ntar malah jadi banyak typo.
sebelum update coba di cek ulang, baik itu kosa kata maupun tanda baca.
:cendol:

Siaap om, kalau ada kesalahan mohon koreksinya om...

Wah TL sama kayak saya. Tapi jarang sih jalan Jakarta, seringnya jalan Bali jogja.
Salam kenal bang ts, Minggu depan jalan kemana nih? Barangkali satu destinasi

Salam kenal juga om, ternyata ada yang seprofesi, saya sudah gak begitu aktif, saya based di Jakarta next akhir Maret ke Jogja, awal April ke Malang-Bromo, yuk ketemuan hahaha.
 
Ada cerita baru hohho semoga Ampe tamat yaa


Btw boleh tuh Ama guru pembimbing aja hu

Sedikit kripik ya hu kalaukbisa di deskripsikan para peserta nya supaya bisa dikembangkan lagi ceritanya . Jadi gak cuma Sherin dan Mario aja
 
Kisah Mahasiswa Tour Leader
Chapter 1: Sherin Maharani
Part 2: Dia yang Ternyata Berusaha Melupakan

Foto Ilustrasi

Suasana Dufan hari itu sangat sepi. Tidak banyak pengunjung karena hari ini adalah hari Selasa dan bukan musim liburan. Antrian setiap wahana pun terbilang pendek, malah kosong di beberapa wahana.

Saat masuk, Sherin langsung mengajakku untuk naik Turangga-rangga. Wahana carousel berputar dengan kuda yang bisa ditunggangi.

"Naik ini mendingan nanti aja kalau mau pulang, kalau udah gelap lampunya nyala, lebih bagus. Mending naik itu aja." Saranku sambil menunjuk Kora-kora.

"Gamau ah, terakhir aku naik kora-kora kepala jadi pusing banget. Mending naik itu aja. Pemanasan" Sherin gantian menyarankan naik Bianglala. Sarannya kuturuti dan kita langsung mengantri.

Tiba giliran kita, dan karena memang pengunjung yang sepi aku dan Sherin hanya duduk berdua tanpa pengunjung lain. Kami dibawa naik keatas, dan ketika tiba dipaling atas kami disuguhi pemandangan kawasan Ancol dan pantainya, dari jauh terlihat samar-samar kota Jakarta yang tertutup kabut polusi. Disini dia banyak bercerita tentang dirinya.

"Ini baru ketiga kali lho gue ke Dufan. Pertama sama keluarga waktu masih SMP, terus waktu udah SMA. Terakhir bareng mantan 2 tahun yang lalu." Sherin memulai ceritanya

"Belum bisa move on ya dari mantan? Gue sih udah entah berapa kali kesini, hampir 10 kali deh kayaknya."

"Eh, engga kok. Sorry, malah jadi ngomongin mantan gue."

"Gapapa, santai, cerita aja kalau emang mau cerita." Sahutku maklum.

"Jangan lah, gue kan pengen seneng-seneng disini. Habis ini makan aja yuk, gue belum sarapan, udah hampir jamnya makan siang." Usul Sherin.

Kamipun memutuskan makan di Yoshinoya, resto fastfood dari Jepang. Sherin yang memesan makanannya duluan.

"Mas, saya pesen kids meal aja, yang dapet koin ya." Sherin memesan makananya di kasir.

"Hah? Masa cewek 20an tahun pesen kids meal?" Ucapku heran.

"Hehe, gue mau dapet koinnya. Gue suka ngoleksi mainan gacha." Jawabnya sambil menunjuk ke mesin gachapon.

"Saya juga sama deh mas. Kids meal." Akupun memesan makanan yang sama, bermaksud ingin memberikan koin yang kudapat ke Sherin.

"Nih, buat kamu." Ucapku sambil memberikan koinnya ke Sherin.

"Asikk, makasih ya. Yuk, bantuin milih." Sahut Sherin sambil menggandeng tanganku menuju mesin gachapon.

Ada berbagai jenis mainan karakter, semuanya ada didalam kapsul sebesar bola tenis. Dalam 1 mesin terdapat banyak mainan dengan bentuk yang berbeda dari 1 kelompok karakter. Sherin memilih mesin doraemon, untuk sekali putar butuh 2 koin. Setelah memasukan 2 koin dan memutar handle keluarlah 1 kapsul secara acak.

Sambil kami berdua menghabiskan makanan kami, di meja makan Sherin asyik membuka kapsul mainannya. Ternyata yang ia dapat adalah gantungan kunci karakter Giant.

"Wah kok Giant, padahal pengen Doraemonnya" Ucap Sherin kecewa.

"Yahh, belum beruntung ya? Bentar ya aku mau nambah minum." Sahutku beralasan sambil menuju meja kasir. Padahal aku membeli 2 koin, kesempatan Sherin untuk dapat Doraemon yang dia incar.

"Nih, koin lagi." Ucapku sambil memberikan 2 koin yang kubeli.

"Wihh. Langsung ku coba ya." Sherin tampak senang sekali dan langsung meninggalkanku menuju mesin Gachapon.

"Nihh liat gue dapet apa." Sahut Sherin dari kejauhan saat menghampiri meja makanku.

"Tuh, kalau koinnya dari gue bawa hoki kan? Bilang apa dong say." Ucapku berani saat melihat yang Sherin dapat adalah Doraemon.

"Makasih Say" Balas Sherin dengan senyum cantiknya yang gabakal pernah kulupakan.

"Nah, udah puas kan? Yuk jalan lagi." Ajak ku ke Sherin setelah kami berdua menghabiskan makanan kami untuk mencoba wahana lainnya.

Keluar dari Yoshinoya aku langsung mengajak Sherin untuk mencoba naik Halilintar. Salah satu roller coaster di Dufan. Tapi tampaknya Sherin memang bukan tipe 'adrenaline junkie'. Ideku ditolaknya.

"Takut ya naik beginian?" Tanyaku penasaran.

"Engga sih Mar, yang bikin males itu mual sama pusingnya. Apalagi kita kan habis ini naik bis ke Jogja." Ucap Sherin beralasan.

Bener juga sih omongannya, batinku. Naik wahana seperti ini biasanya ada efek samping pusing dan mual yang cuma bisa hilang dengan tidur pulas. Tapi kita kan nanti malam tidur di bus, mana bisa pulas, yang ada malah tambah mabok atau mual.

Pilihan wahana kami selanjutnya adalah bumper car. Setelah mengantri sebentar, tibalah giliran kami. Berkali-kali ku tabrakkan mobilku ke mobil Sherin. Aku yang lebih terbiasa membawa mobil membuat Sherin kalah telak.

Setelah kalah telak, Sherin justru menantangku untuk menjajal wahana perang bintang dan melihat siapa yang dapat mencatat skor paling tinggi. Lagi-lagi hampir tidak ada antrian di wahana ini. Kamipun langsung naik ke sebuah 'ufo' yang didalamnya sudah ada senjata laser dan bergerak diatas rel. Tujuan kami adalah menembak titik-titik sasaran laser sambil ufo ini berjalan.

Bukannya bekerja sama untuk mengalahkan musuh, aku dan Sherin justru berebut sasaran. Kami tidak ada yang mau mengalah, semua sasaran laser yang menyala langsung ditembak dengan senjata kami. Perlahan nilai skor yang ditampilkan naik. Kadang skorku lebih tinggi, namun tidak jarang juga skor Sherin yang lebih tinggi.

Diakhir permainan kulihat skor kami berdua. Ternyata skor Sherin lebih tinggi, walau berbeda sangat tipis dengan skorku. Tidak ingin dikalahkan aku beralasan bahwa hasil skornya salah.

"Halah, paling error itu. Daritadi kan banyakan gue yang nembak." Ucapku kesal.

"Udah, terima aja kalau kalah. Gausah make alasan. Jelas mataku lebih teliti daripada matamu." Balas Sherin sambil tersenyum jahat dan menunjuk-nunjuk wajahku.

"Iya iya, gue kalah. Puas?" Balasku makin kesal sambil mencubit pelan hidungnya.

"Tuhkan, main fisik lagi sama junior". Ucap Sherin protes saatku cubit.

"Ngeselin sih. Yuk jalan lagi." Sahutku mengajaknya untuk menuju wahana lain.

Sebenarnya pilihan wahanaku selanjutnya adalah Arung Jeram. Tapi setibanya disana Sherin tampak keberatan melihat semua pengunjung yang naik basah kuyup. Aku pun sebenarnya sama, malas untuk basah kuyup dan berganti baju.

Sepakat untuk tetap kering, aku dan Sherin akhirnya berpindah ke wahana Alap-alap. Wahana ini mirip Halilintar, sebuah roller coaster, yang membedakan adalah ukurannya. Alap-alap berukuran lebih kecil dan memang dikhususkan untuk anak-anak. Antrian didominasi oleh anak-anak, walau tidak sedikit remaja dan dewasa seumuran kami yang ikut mengantri. Saat keretanya tiba, aku dan Sherin duduk bersebelahan di tengah. Keretapun mulai bergerak dan menanjak naik, kemudian turun dengan kecepatan tinggi meliuk-liuk. Saat kereta meluncur turun dengan kecepatan tinggi, tangan Sherin menggenggam tanganku erat sementara aku biasa saja menikmati wahananya. Setelah berputar beberapa kali wahana pun selesai dan kami dipersilahkan turun.

“Masa baru gitu doang pegang tangannya kenceng amat.” Ucapku saat turun dari wahana.

“Eh, masa sih kenceng amat? Perasaan biasa aja deh.” Balas Sherin

“Yee aku juga tau kali bedanya cewek megang tangan sayang sama megang tangan kalau takut.” Ucapku dengan yakin.

“Hahahaha, yaudah yuk ke Istana boneka aja sekarang. Gak lengkap ke Dufan kalau gak kesana.” Sherin menggandeng tanganku dan kami menuju Istana Boneka..

Lihat indahnya dunia
Milik kita semua
Walau berbeda bangsa
namun satu sodara
Alangkah indah semua
Lautan luas
Angkasa luas
Gemah riang bumi pertiwi
Kamu harapan suci
Bahagia gembira semua
Satu tujuan kita
Milik kita semuanya
Hidup senang bersama
Damai bebas merdeka

Lagu yang sama bertahun-tahun diputar mengiringi pengunjung di wahana ini. Walau bosan, tapi entah mengapa terbawa suasana memperhatikan Sherin yang gembira sekali. Senyum dan tertawanya yang lepas saat mengobrol denganku sepanjang perjalanan dengan perahu. Ditengah perjalanan Sherin menyenderkan kepalanya di bahuku, bukannya luwes, badanku malah kaku karena salah tingkah.

“Mar, lu lagi single kan? Tapi udah pernah punya pacar?” Tiba-tiba keluar pertanyaan itu dari mulut Sherin membuatku semakin salah tingkah.

“Eh, iya single dan udah. Kok aneh tiba-tiba nanya begini? Tanyaku heran.

“Gatau nih, kebawa suasana kali ya gue.” Jawabnya pelan.


“Maksudnya? Keinget mantan lagi?” Tanyaku semakin heran dan penasaran.

“Udah lah jangan ngomongin mantan, nanti malah bikin bete.” Jawabnya sed
ikit kesal.

“Lho, kan elu tadi yang mulai duluan. Kok jadi gue yang salah?” Ucapku protes.

“Hehehe, yaudah sorry gw kebawa suasana nih.” Jawabnya sambil mengangkat kepalanya dari pundakku.


Wahana ini memang suasananya gelap dan udaranya dingin sekali karena indoor dan berAC. Sementara disebelah kanan dan kiri kami penuh dengan boneka robot dengan tema benua dan negara di dunia. Agak creepy memang karena gerakan boneka yang tidak halus dan beberapa diantaranya yang terlihat usang. Entah kenapa wahana ini terasa singkat walau membosankan, mungkin karena ada Sherin yang baru kukenal tapi sudah sangat dekat denganku.

Selesai dari Istana Boneka rupanya diluar sudah mulai gelap. Karena tidak ingin terlambat mengumpulkan rombongan di bis, akupun mengajak Sherin untuk langsung keluar. Dalam perjalanan ke pintu keluar kami melewati wahana Turangga-rangga yang sebelumnya ingin kami naiki. Karena ingat janjiku, Sherin memintaku untuk naik wahana itu. Sekarang lampu-lampunya sudah menyala dan memang terlihat lebih indah.

Kami naik dan langsung memilih kuda yang bersebelahan untuk ditunggangi. Saat mulai berputar Sherin mengeluarkan handphonenya dan mengajakku untuk selfie. Beberapa kali selfie dengan pose yang berbeda-beda. Melihat kami asyik selfie, seorang fotografer Dufan mendatangi kami dan mengajak kami untuk diambil fotonya.

Setelah berhenti kami pun turun. Di pintu keluar Sherin sempatkan mampir untuk membeli cetakan foto hasil bidikan fotografer tadi. Sherin membeli 2 lembar, untukku dan dia.

“Nih di simpen, buat kenang-kenangan.” Ucapnya sambil menyerahkan cetakan fotonya untukku.

“Makasih Rin.” Ucapku berterima kasih.

“Iya makasih juga Mar udah mau nemenin jalan-jalan.” Balasnya.

Saat kembali ke bis rombongan ku sudah hampir lengkap. Tidak berapa lama menunggu kami pun berangkat menuju Jogja. Sekitar pukul 8 malam, bus kami mampir di rest area tol Bekasi. Disini sudah kupesankan makanan prasmanan di sebuah resto. Setelah berhenti makan, bus melanjutkan perjalanan. Terlihat rombonganku sudah terlihat letih, beberapa bahkan ada yang sudah mencoba tidur, maklum seharian bermain di Dufan tak terkecuali Sherin. Kernet bis kami langsung membagikan selimut yang merupakan fasilitas bis untuk tidur.

“Oh ya aku baru inget.” Tanya Sherin sambil menarik selimut dan mencoba memejamkan matanya.


“Apa?” Bisikku.

“Kan deal kita elu mau nemenin gue main di Dufan asal gue bolehin panggil sayang. Tapi perasaan elu engga panggil gue sayang.” Tanya Sherin heran.


“Hhmm, iya ya cuma sekali doang kayaknya di Yoshinoya.” Jawabku sambil mengingat-ingat.

“Payah ah, dikasih kesempatan bukannya manfaatin.” Ucap Sherin pelan sambil kembali menyenderkan kepalanya di bahuku dan berusaha tidur.

“Iya ya, yaudah tidur aja kalau capek.” Sahutku sambil juga berusaha tidur.

Baru saja aku memejamkan mata tiba-tiba, cup!

Aku langsung kaget dan membuka mataku, Sherin tiba-tiba mencium pipiku.

“Makasih ya hari ini, jangan kapok lho jalan sama aku, masih ada besok-besok.” Bisiknya pelan sambil masih menutup matanya.

Aku yang kaget dan tidak tau harus berkata apa cuma mengucapkan sama-sama singkat dan kembali berusaha tidur. Kali ini kuusap rambut Sherin pelan sambil kepalanya bersandar di bahuku.

Wah gila, baru kenal sehari langsung berani nyium aja dia, besoknya berani apa, batinku.

Tak berapa lama termenung, aku langsung tertidur lelap. Zzzzz

Bersambung...

--
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Ada cerita baru hohho semoga Ampe tamat yaa


Btw boleh tuh Ama guru pembimbing aja hu

Sedikit kripik ya hu kalaukbisa di deskripsikan para peserta nya supaya bisa dikembangkan lagi ceritanya . Jadi gak cuma Sherin dan Mario aja

Tks om kripiknya. Tapi ini cerita udah beberapa tahun yang lalu om, dia beneran udah gak inget peserta yang lain. Dunia milik berdua kata Mario.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd