Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Malaikat Paling Sempurna Diantara Lima Malaikat (by : meguriaufutari)

EPISODE 12 : Just Like Old Times


Valensia Klara

“Lu sih ko, pake belagak segala. Bukannya itu cowok brengsek dihajar aja. Sekarang lu malah memar-memar begini kan badan lu.” Kata Valensia sambil merawat luka-lukaku yang memar akibat ditendangi oleh cowoknya Martha yang bernama Arvin itu.

“Gimana gw mao ngelakuin itu, Val. Gitu-gitu dia itu cowoknya Martha. Gimana kalo Martha tuh emang bener-bener sayang ama dia? Lagian lu tau gw lah, Val. Gw itu kan lebih suka kemenangan yang artistik, daripada menang tonjok-tonjokan. Kalo gw maen ngehajar tuh cowok sampe babak belur, gimana nanti perasaan si Martha?” Jawabku.

“Udahlah, ko! Martha tuh nggak pantes dapet cowok kaya gitu. Gw jauh lebih rela deh kalo Martha jadian sama koko.” Kata Valensia.

“Jauh lebih rela? Berarti ada ga relanya dong?” Tanyaku.

“Iyalah, lu mesum gitu, ko.” Kata Valensia.

“Ah, rese lo emang, Val. Lo niat ngedukung ato kaga sih.” Kataku.

“Yah, tapi anyway, Martha tuh bener-bener nggak pantes lah jadian ama cowok itu. Lu rebut aja ko si Martha dari cowoknya. Kita berempat dukung kok.” Kata Valensia.

“Yah sekarang dari luar emang keliatan gitu, Val. Gw juga ngeliat tuh cowok tuh anjing abis. Masa itu si Martha didorong sampe jatoh, terus rambutnya ditarik-tarik buat narik Martha dari tempat itu. Tapi kan kita nggak tau Val perasaan Martha yang sebenernya. Yang namanya cinta itu aneh bin ajaib, Val.” Kataku.

“Tapi kan yah kita-kita yang nggak diliputi cinta yang aneh bin ajaib itu bisa bantuin orang-orang yang kepincut ama itu, ko.” Kata Valensia.

“Yah tapi kita kan cuma ngeliat dari luar, Val. Kita ini bahkan bukan cenayang. Gimana kalo kita salah?” Tanyaku.

“Haaahh... Koko mah, selalu aja gitu. Terlalu logis, kaya mesin aja.” Kata Valensia.

“Lah, akuin aja, Val. Kamu juga setuju kan sama pendapatku? Inget Val, otak kita itu bagaikan dua penyimpanan memori yang saling terhubung satu sama lain.” Kataku.

“Haah, dasar. Iya sih, ko.” Kata Valensia.

“Karena itu, kita cocok satu sama lain, Val. Bahkan dulu pas kuliah, orang-orang tuh ngeliat kita udah kaya pacaran aja saking klop nya kita kan.” Kataku.

Valensia pun tersenyum mengingat hal itu, kemudian ia mengangguk pelan sambil tetap mempertahankan senyumannya.

“Nah, senyum kaya gitu kan cantik. Lu cantik loh Val kalo senyum kaya gitu.” Kataku.

Are you trying to seduce me with your silly words? (Apa koko lagi ngegoda gw pake kata-kata koko yang konyol?)” Tanya Valensia sambil tersenyum.

Well, yes... Is it enough to seduce you? (Yaah, iya... Apakah cukup untuk membuat lo tergoda?)” Tanyaku.

No. (Tidak.)” Kata Valensia.

We’ll see about that. (Kita lihat saja.)” Kataku.

Kemudian, aku berdiri di hadapan Valensia. Lalu, aku memegang dagunya, kemudian aku memajukan wajahku hingga bibirku bersentuhan dengan bibirnya. Dengan kondisi bibirku yang sudah menempel dengan bibirnya, aku mulai melumat bibirnya dan menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Valensia tidak berusaha mengelak, malahan ia membalas lumatanku dan juga ikut menjulurkan lidahnya, sehingga kini aku merasakan lidahnya yang begitu hangat dan kenyal.

See? It works. (Tuh kan? Berhasil rupanya.)” Kataku.

Unfortunately, it seems that way. (Sialnya aku, sepertinya begitu.)” Kata Valensia.

Kemudian, aku menangkat tubuh Valensia, kemudian merebahkannya di tempat tidur.

“Tunggu, ko. Sebelum gw nggak sadar, janji dulu ya, ko. Jangan ambil keperawanan gw.” Kata Valensia.

You can count on me. Just like old times. (Tenang aja. Kaya yang dulu-dulu kan.)” Kataku.

Kemudian, Valensia merebahkan tubuhnya dengan pasrah. Aku segera menindihnya, kemudian memeluk tubuhnya dengan erat dan kembali melumat bibirnya. Valensia pun kembali aktif melumat bibirku juga. Kini, bibir dan lidah kami saling berpagutan. Napas kami berdua pun semakin memburu. Lama kelamaan, ciuman kami pun semakin liar.

Di tengah-tengah napas kami yang semakin memburu, aku mulai membuka baju terusan Valensia yang berwarna putih, sehingga kini ia hanya mengenakan BH putih dan celana dalam berwarna putih. Ah, pemandangan yang sudah lama tidak kulihat.

“Val, udah lama aku ga liat penampakan badan kamu begini.” Kataku sambil tersenyum.

“Udah berapa lama ya? Lima tahun yah?” Tanya Valensia.

“Ah, udah berapa lama mah ga penting. Yang penting mah sekarang, Val.” Kataku.

“Halah, bisa aja lu, ko.” Kata Valensia sambil tersenyum dan mencubit pipitku.

Ia pun juga berganti melepaskan kemeja yang kukenakan, disusul dengan celana jeans yang kukenakan, sehingga kini aku hanya mengenakan celana dalam saja. Batang kontolku yang sudah mulai menegang pun tampak menonjol dari balik celana dalamku.

“Dan udah berapa lama yah aku nggak megang batang koko begini?” Tanya Valensia sambil mulai memasukkan tangannya ke dalam celana dalamku.

“Hmmm, harusnya ya sama, Val. Lima tahun.” Kataku.

Sekarang, tangan Valensia pun sudah menggenggam batang kontolku yang sudah mengeras itu. Ough, gelinya betul-betul menjalar seperti aliran listrik ke seluruh tubuhku.

“Yah, sebenernya udah berapa lama itu nggak penting, ko. Yang penting mah sekarang, iya nggak?” Tanya Valensia sambil tersenyum.

That’s right. Let’s do it like the old times. (Betul. Yuk kita lakuin kaya waktu-waktu dulu.)” Kataku sambil merebahkan tubuhku diatas dadanya.

Dengan kepalaku diatas dadanya, aku mulai menciumi seluruh tubuhnya, dari dada bagian atas, bahu dan pundak, ketiak, tangannya, dan kembali naik ke lehernya. Tangannya yang sudah masuk ke dalam celana dalamku, terus mengelus-elus batang kontolku dengan penuh perasaan. Aku mulai menjilati lehernya, dan turun ke dada bagian atasnya, sementara tanganku mulai menelusup masuk ke dalam BH putihnya, dan merasakan buah dadanya. Ah, wangi tubuhnya betul-betul sama seperti dulu, betul-betul menggairahkan. Mendapat perlakuanku, Valensia mulai mendesis-desis, yang kemudian menyebabkan napasnya menjadi terengah-engah. Akibatnya, tangannya pun mulai tidak terkontrol, yang tadinya hanya mengelus-elus batang kontolku, sekarang mulai meremas-remas batang kontolku.

Aku yang sudah dibakar nafsu birahi pun sudah tidak tahan ingin melihat apa yang ada dibalik BH putih ini. Walaupun dulu aku sudah berkali-kali melihatnya, tapi lima tahun tidak melihatnya, membuatku sangat bernafsu untuk melihatnya sekarang ini. Maka, aku segera melancarkan aksiku dengan meraih tali kait BH-nya, dan membukanya dengan satu tangan, sementara tanganku yang satu lagi masih meraba-raba buah dada kirinya dari balik BH-nya.

Sekarang, BH-putih yang melindungi kedua buah dada Valensia itu terbuka sudah, sehingga kini tampak buah dadanya yang cukup bulat dan menggoda berwarna coklat keputihan itu seperti warna kulitnya. Puting susunya yang berwarna coklat gelap itu pun cukup menggoda. Meski begitu, aku tidak pernah tahu ukuran jelas buah dadanya, yang kutaksir mungkin sekitar 34B. Aahh, sudah lama aku tidak melihat kedua bukit kembar yang indah ini.

“Ga berubah, Val. Masih tetep imut kaya dulu.” Kataku.

“Nggak perlu gombal, laki-laki kaya koko tuh bertindak, kaga pake omongan manis.” Kata Valensia sambil tersenyum.

You asked for it, eh? (Kamu yang memintanya, ya?)” Tanyaku.

Tanpa meminta persetujuannya, aku mulai membenamkan wajahku di buah dada kanannya. Kini, wajahku yang sudah menempel dengan buah dada kanannya, mulai mengulum dan melumat puting susu buah dada kanannya, sementara tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya sambil memainkan puting susunya. Rasa kulitnya yang kurasakan dalam mulutku membuat nafsu birahiku semakin menanjak saja. Aku merasakan Valensia mulai melenguh karena kenikmatan yang kuberikan, sementara tangannya kini mulai mengocok-ngocok batang kontolku dengan telaten. Rasa nikmat yang kudapatkan ketika melumat puting susu buah dadanya, ditambah dengan kocokan tangannya, betul-betul menguasai diriku.

Valensia yang sudah terangsang pun mulai membuka celana dalamku, sehingga kini aku betul-betul telanjang. Tidak mau kalah, aku juga mulai menciumi perutnya, sambil membuka celana dalam putihnya sehingga kini kami sama-sama telanjang. Aku yang sudah telanjang sepenuhnya, merebahkan diriku di tempat tidur. Valensia pun mulai merangkak keatasku. Ia memposisikan wajahnya menghadap selangkanganku, sementara ia juga mengarahkan lubang vaginanya kehadapan mulutku.

Aku merasakan ia mulai menjilat-jilat ujung batang kontolku. Rasanya sungguh geli dan nikmat. Batang kontolku semakin tegang dan terus semakin tegang setiap kali lidahnya menyentuh ujung batang kontolku. Maka, aku pun mulai menjulurkan lidahku dan melumat lubang vaginanya yang kini ada dihadapan wajahku. Rupanya, aksiku ini berhasil membuatnya makin terangsang lagi. Aku bisa merasakan seluruh tubuhnya menggeliat kegelian, sementara desahan yang cukup panjang keluar dari mulutnya. Akibat kenikmatan yang melanda dirinya, kini mulutnya pun mulai mengulum batang kontolku sepenuhnya. Aku pun juga tidak mau kalah. Aku semakin liar melumat dan menjilati lubang vaginanya.

Selama bermenit-menit, kami terus berada pada posisi 69 yang sungguh nikmat ini. Makin lama, gerakan naik turun kepala Valensia di batang kontolku semakin cepat, sehingga kenikmatan yang kurasakan semakin menggila lagi. Aku pun juga semakin liar menjilati dan melumat lubang vaginanya. Napas kami berdua semakin tidak teratur, sementara desahan-desahan mulai keluar dari mulut kami.

Setelah beberapa menit kemudian, aku merasakan lubang kemaluan Valensia mulai menegang. Ia mendorong pantatnya kebawah dengan kencang, sehingga kini wajahku betul-betul ditekan oleh selangkangannya. Aku segera menyadari bahwa ia sudah hampir mendapatkan klimaksnya. Maka, aku terus melumat lubang vaginanya dengan semakin liar. Setelah itu, aku merasakan adanya semburan cairan dari dalam lubang vagina Valensia. Maka, aku semakin kuat menjulurkan lidahku ke lubang kemaluannya, sementara cairan kenikmatan yang disemprotkan oleh lubang vaginanya kutampung semua dimulutku.

“Ggghh... Gghuuaaahhhhhh....” Erangan Valensia langsung membahana di kamar tidur Valensia tempat kami berada sekarang.

Aku merasakan seluruh tubuhnya mengejang. Akan tetapi, ia kemudian makin keras menaik-turunkan kepalanya hingga batang kontolku semakin terbenam dalam mulutnya. Aku yang merasakan kenikmatan yang sungguh nikmat itu, tahu bahwa sebentar lagi, batang kontolku akan sampai pada puncaknya.

“Vaaalll... Gww maoo keluaarr niihh...” Erangku.

Tahu bahwa aku akan keluar, ia terus menaik turunkan kepalanya dengan mengulum batang kontolku. Lidahnya pun juga ikut bermain menggelitiki batang kontolku. Akibatnya... Croott croottt crooootttt... Aku merasakan kenikmatan puncak yang begitu indah dan murni. Sementara itu, batang kontolku terus memuntahkan sperma didalam mulut Valensia. Valensia pun tampak melakukan gerakan menghisap dengan sangat kuat, sehingga batang kontolku makin kuat menyemprotkan sperma dalam mulutnya akibat kenikmatan yang kurasakan dari gerakan menghisap itu.

Akhirnya, kenikmatan klimaksku reda sudah. Aku merasakan Valensia mencabut mulutnya dari batang kontolku, kemudian ia menelan seluruh sperma yang tertampung dalam mulutnya. Kemudian, ia merebahkan kepalanya di dadaku dekat kepalaku, kemudian kami saling berciuman di bibir.

As expected, your skill ia always superb. (Seperti yang diharapkan, kemampuan kamu sungguh hebat.)” Kataku.

Just like old times, eh? (Yah, seperti waktu-waktu yang sudah lalu, kan?)” Kata Valensia sambil tersenyum.

Ya, di masa lalu, aku memang sangat dekat dengannya. Tidak jarang, kami melakukan hal seperti ini untuk memuaskan hasrat seks masing-masing. Akan tetapi, kita sudah berjanji satu sama lain agar tidak mengambil keperawanan dan keperjakaan masing-masing, sehingga aku belum pernah memasukkan batang kontolku ke dalam lubang vaginanya. Ya, aku tidak akan memasukkan batang kontolku ke lubang vaginanya, sampai dia sendiri yang mengizinkannya. Meskipun begitu, hubungan kami berdua tetap sebagai sahabat saja, sahabat baik. Yah, aku tidak tahu sih, apakah persahabatan itu akan berubah menjadi rasa sayang satu sama lain, apalagi sekarang jalan kami berdua kembali dipertemukan di tempat kerja kami sekarang.

Kemudian, aku segera merebahkan kepala Valensia di tempat tidur. Kemudian aku berdiri, dan mengenakan seluruh pakaianku.

Going already? (Sudah mau pergi?)” Tanya Valensia.

Yep, we never spent time together sleeping in the same bed. Just like old times. (Yap, kita tidak pernah melewatkan waktu untuk tidur bersama dalam satu ranjang. Seperti waktu-waktu yang sudah lalu.)” Kataku.

Heh, just like old times. I really missed those times. (Heh, seperti waktu-waktu yang sudah lama. Aku sangat merindukan masa-masa itu.)” Kata Valensia.

Well, it’s being paid now, isn’t it? (Yah, sekarang rasa kangenmu sudah terbayar kan?)” Kataku.

“Iya.” Kata Valensia.

“Oke, Val. Aku pulang dulu. Met bobo ya.” Kataku.

“Gud nite, ko. Hati-hati di jalan.” Kata Valensia sambil tersenyum.

“Ya, thanks.” Kataku sambil berjalan menuju pintu kamar.

“Ko.” Kata Valensia.

“Hmmm?” Kataku sambil menoleh kearah Valensia yang sedang berbaring dengan tubuh telanjang di ranjangnya.

Thank you. (Terima kasih.)” Kata Valensia.

No. Thank you. (Tidak. Aku yang terima kasih.)” Kataku.

Valensia hanya tersenyum mendengar jawabanku. Sementara aku keluar dari kamarnya, kemudian menuju mobilku yang terparkir di garasi rumahnya untuk pulang ke rumahku. Sekarang, sudah jam dua subuh.

BERSAMBUNG KE EPISODE-13
 
Beh, nanggung lagi ni updatenya suhu... jadi ngegantung ni perasaannya. Hahah.. ditunggu cerita selanjutnya:thumbup:semangat:
 
A right time to be new fans of @meguriaufutari handstories.. :ngeteh:

Langsung dapet updatean terbaru.. Hahaha..

2 stories done read.. 2 more to goes..

Overal, cerpan base on sci-fi nya nubi suka banget hu.. Wlopun nuansa dunia underground nya gk terlalu kental (ato mungkin bukan point yg mau diangkat) its okay.. Nubi suka pas dunia programming dijadiin bumbu cerita..

Sdikit banyak jd tambahan wawasan.. :ampun:
 
Ketinggalan banyak kayaknya nubie...

Kejaaaarrr dari palembang dulu
 
Pendek amat hu updateannya, alur ceritanya gak ada kemajuan lagi. Tapi SSnya hot. Keren. jangan lama2 ya hu updatenya lagi
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ceritanya mantap, ane menghayati banget suhu, berasa diri ane si jay.. hahaha
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd