Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY - TAMAT Manusia Pilihan Yang Salah Pilih

Apa Yang Anda Pilih Meningkatkan Kemampuan atau Meningkatkan Ketahanan Birahi?

  • Ketahanan Birahi

    Votes: 45 12,7%
  • Tidak Merubah Poin Yang Ada

    Votes: 25 7,0%
  • Kekuatan

    Votes: 11 3,1%
  • Stamina

    Votes: 54 15,2%
  • Kecantikan

    Votes: 6 1,7%
  • Ketampanan

    Votes: 8 2,3%
  • Keberuntungan

    Votes: 97 27,3%
  • Kepandaian

    Votes: 18 5,1%
  • Kelincahan

    Votes: 1 0,3%
  • Panjang Kontol

    Votes: 43 12,1%
  • Diameter Kontol

    Votes: 19 5,4%
  • Daya Cengkram Memek

    Votes: 12 3,4%
  • Kekencangan Payudara

    Votes: 12 3,4%
  • Tinggi Badan

    Votes: 2 0,6%
  • Berat Badan

    Votes: 2 0,6%

  • Total voters
    355
  • This poll will close: .
Pagi itu aku berangkat sekolah dengan hati galau. Khawatir kak Ayu melaporkan ketelanjanganku kepada ibu.

“hei….. kebiasaan melamun” ucap Dimas sambil menepuk pundakku.

“ah tidak, cuma mikir habis ini mau kuliah dimana?” ucapku sambil terus berjalan bersama Dimas.

“bukanya mau kejar beasiswa lagi?” ucap Dimas.

“iya sih, cuman takutnya tidak lolos seleksi penerimaannya nanti” ucapku.

“jangan meragukan kemampuan sendiri, yang penting sudah berusaha dengan keras” jawab Dimas memberikan semangat kepadaku.

Aku sebenarnya berencana untuk menceritakan semua kemampuan yang aku miliki kepada Dimas, namun aku ragu, nanti dikira aku berhalusinasi. Akhirnya beban ini kutanggung sendiri, dan berharap segera mendapatkan petunjuk, untuk apa aku diberikan kemampuan seperti ini?

“ngomong2 selamat ulang tahun ya…?” ucap dimas sambil memberikan aku sebuah kado kecil berbentuk kotak.

“apa ini? Wah trimakasih banget bro…” jawab ku sambil memasukan kado tersebut kedalam tas ku.

“nanti siang makan di kantin kamu yang traktir ya….” ucap Dimas.

“sudah pasti…… ente makan sepuas2nya nanti di kantin……. paling kasbon dulu sama mak aji…..” ucap ku.

“wkwkwkwkwkwkwk……” kami tertawa ngakak bersamaan.

Hari ini aku berencana mencari tahu tentang kemampuan baruku ini, saat ini yang aku ketahui hanya aku bisa menyentuh tubuh pemilik hologram, dengan menyentuh hologramnya. Apakah orang lain disekitar hologram dapat melihatnya juga? Ataukah orang atau benda lain dapat menyentuh hologram juga? Entahlah….. harus dilakukan beberapa experimen agar dapat mengetahuinya.

Hari ini aku akan mencoba melakukannya di kelasku, entah siapa nanti yang akan kujadikan kelinci percobaanku.

Seperti biasa aku dan Dimas selalu duduk bersebelahan pada deret bangku paling belakang, itu pun atas permintaan Dimas, walau Dimas bukan preman sekolahaan, namun semua anak takut dan segan terhadap Dimas. Apa kata Dimas semua murid bahkan preman sekolahan akan mengiyakannya. Jadilah aku dan Dimas duduk di bangku deret belakang, aku di pinggir dekat jendela, sedangkan Dimas meja sebelahku. Sekolah kami satu meja satu bangku, ada 5 deret meja dalam satu kelas, setiap deret ada 6 bangku, total murid ada 27 anak, tersisa 3 bangku kosong pada barisan belakang.

Ada dua primadona di kelas kami, satu anak bernama Shinta, anak orang kaya, pengusaha besar di Ibukota, Shinta selain cantik, tubuhnya seksi dengan payudara yang cukup besar. namun kelemahannya Shinta tipe wanita pesolek, jelas bukan tipeku. Satu lagi bernama Alice, Alice cantik dan juga seksi, namun memakai kaca mata dan payudaranya kalah besar dengan Shinta, Alice juga anak orang kaya, mungkin cuman aku satu2nya anak orang miskin di sekolahaan ini, wajah Alice terlihat polos tanpa makeup, ia termasuk anak yang pandai, ia merupakan peringkat 2 disekolahan ini. peringkat satunya saat ini masih dipegang olehku. Alice adalah wanita yang cantik namun sangat jutek sekali. dia adalah ketua kelas di kelasku.

Haruskah Shinta atau Alice yang menjadi bahan percobaanku? Ataukah teman2 wanita lainnya yang juga lumayan cantik dan seksi2?

4 jam pelajaran pertama selesai, aku belum berani mencoba melakukan experimentku kepada salah satu murid wanita di kelasku. Jam istirahat pertama selesai. Jam belajar ke lima dimulai.

Bu Rosa, adalah guru pelajaran Matematika yang masih muda, cantik dan seksi, usianya baru 26 tahun, satu tahun yang lalu ia menikah dengan seorang pegawai negeri, isunya umur suaminya sudah kepala 5. Keseharian mengajar Bu Rosa suka memakai kemeja dan rok rampel. Ia terkenal termasuk guru yang galak dan jutek. Hampir semua murid membenci mata pelajarannya, tentunya aku tidak termasuk, karena buatku semua mata pelajaran sangat asik untuk dipelajari.

Melihat Bu Rosa, membuat aku kembali teringat tentang rencana experimenku.

Kupandang tubuh Bu Rosa yang sedang menjelaskan materi di papan tulis, dengan kemampuan tembus pandangku, ku buat tubuh Bu Rosa terlihat telanjang bulat di depan kelas. Terlihat payudara Bu Rosa masih kencang dan padat, terlihat ada jembut tipis tercukur rapih diatas memek Bu Rosa, aku hanya dapat melihat garis tipis belahan memeknya saat ini. Gerakan tubuh telanjang Bu Rosa membuat kontol besarku bangun seketika. Payudara besarnya berayun2 saat tangannya bergerak menulis di papan tulis, semua pemandangan indah ini hanya aku yang dapat menyaksikannya. Aku kembali memfokuskan pikiranku, aku mulai membentuk hologram Bu Rosa. Tiba2 terbentuk bayangan Hologram Bu Rosa yang sangat jelas bagai aslinya terbentuk dihadapanku. Gerakan Hologram Bu Rosa tidak terpengaruh dengan meja tulis didepanku. Seolah2 semua factor penghambat hologram bergerak tidak ada sama sekali. namun hal yang menurutku aneh, hologram itu selalu menghadap kearahku, walau Bu Rosa yang asli sedang membelakangiku, dan hologram itu tidak berpindah dari tempatnya, seolah2 berjalan di tempat saat Bu Rosa yang asli bergerak berpindah tempat saat menulis di papan tulis. Jarak hologram dengan aku tidak berubah sama sekali, walau Bu Rosa sempat kembali kemejanya sebelum kembali menulis di papan tulis lagi.

Aku melihat sekitar, barangkali saja ada yang dapat melihat hologram yang aku bentuk selain diriku. Namun semua mata terfokus pada papan tulis, termasuk Dimas disampingku, Dimas sempat menengok kearahku, saat aku menatap dirinya.

“ada apa….?” Tanya Dimas dengan mengerakan mulutnya tanpa mengeluarkan suara.

“tidak apa2” jawab ku juga hanya menggerakan mulut tanpa suara.

Aku kembali menatap hologram Bu Rosa yang telanjang bulat dihadapanku. Tepatnya berdiri di tengah2 meja tulisku, dimana sebagian kakinya tembus meja tulisku.

Aku berfikir bahwa tidak ada factor lain yang menggangu gerakan hologram itu. lalu kucoba sentuh tubuh hologram Bu Rosa dengan ujung penggarisku. Aku gerakan pelan penggaris ku kearah pinggul Bu Rosa yang sangat menggoda. Penggarisku lewat begitu saja pada tubuh hologram itu.

Lalu kucoba dekatkan telapak tanganku pada pinggul Bu Rosa yang terlihat menggoda untuk di remas. Setelah dekat, kuremas pinggul hologram itu dengan remasan pelan. Aku dapat merasakan kekenyalan dan kehalusan pinggul Bu Rosa.

“ehhh……” Bu Rosa yang sedang menulis langsung terkejut. Ia merasakana ada tangan jahil yang meremas pinggul pantatnya. Bu Rosa melihat tidak ada siapa2 dibelakangnya, semua murid menatapnya dengan penuh tanda tanya.

Tiba2 Bu Rosa merasakan bulu kuduknya merinding. Ia menghentikan kegiatan menulisnya dipapan tulis. Ia memanggil ketua kelas untuk melanjutkan menggantikan Bu Rosa menulis materi yang sudah dia siapkan pada buku catatannya.

Bu Rosa kembali ke tempat duduknya yang berada di pojok atas kelas. Jantungnya berdegup dengan kencang, bulu kuduknya masih berdiri. Bu Rosa adalah tipe wanita yang penakut. Sikap juteknya selama ini justru untuk menutupi kelemahannya sendiri.

Hologram dihadapanku terlihat duduk telanjang menghadap kearahku. Sebagian tubuhnya tenggelam di bawah meja tulisku. Namun justru ada keuntungan tersendiri bagiku, karena posisi kaki Bu Rosa sedikit mengangkang, sehingga aku dapat dengan jelas melihat belahan memeknya yang berada di bawah kolong meja tulisku.

Ku bungkukan sedikit tubuhku, lalu kuarahkan tangan kananku ke kolong meja tulisku, kucoba meraba memek hologram Bu Rosa dihadapanku.

Saat memek Hologram Bu Rosa ku elus dengan jari telunjukku, Bo Rosa langsung tersentak kaget dan hendak berdiri, namun segera kucegah dengan menekan bahu hologram itu agar tetap duduk pada tempatnya. Bu Rosa makin terkejut ketika ada tenaga yang sangat kuat menahan tubuhnya untuk bangkit. Bu Rosa hampir menangis, ia langsung menundukan kepalanya diatas meja, menahan dahinyanya dengan kedua lengannya.

Alice yang sedang menulis di papan tulis menghentikan kegiatannya.

“Ibu tidak apa2?” tanya Alice pada Bu Rosa.

“ibu tidak apa2, cuma sedikit pusing, lanjutkan menulisnya, nanti tolong arahkan anak2 untuk menyelesaikan soal2 yang ada di halaman 120” ucap Bu Rosa sambil kembali menundukan kepalanya.

Aku yang melihat Bu Rosa tidak berani meminta tolong, akhirnya membuat diriku semakin nekat. Dengan tangan kiri menahan bahu hologram Bu Rosa, tangan kananku kembali kekolong meja, untuk bermain2 dengan memek guru muda itu.

“huss…. ngapain lu…” bisik Dimas sambil melempar gulungan kertas ke arahku.

“ssttt…. diem aja…” ucap ku sambil mengangkat jari telunjuku melintang diatas bibir.

Dimas bingung melihat tingkah ku, aku tidak perduli sama sekali, kebetulan hanya Dimas yang bisa menyaksikan kegiatanku saat ini, murid yang lain duduk dibarisan depan bangkuku, jadi tidak mungkin dapat melihat aksiku, kecuali mereka menengokan kepalanya kebelakang, itu sangat tidak mungkin mereka lakukan pada jam pelajaran guru yang terkenal galak dan jutek ini.

Aku kembali bermain2 di memek indah Hologram Bu Rosa. Perlahan2 aku rasakan memek hologram itu mulai terasa basah.

Aku yang sudah terlanjur konak akhirnya berbuat semakin nekat, kukeluarkan kontol besarku dari resleting celanaku. Perlahan ku selonjorkan kedua kakiku agar posisi kontolku bisa tidak terlalu jauh dari memek basah Hologram Bu Rosa. Dengan sedikit mengangkat pinggul Hologram Bu Rosa, lalu kuarahkan agar kepala kontolku tepat berada pada celah memek hologram itu yang sudah teramat basah. Lalu dengan dorongan kuat tanganku pada pinggul Hologram Bu Rosa, kudorong pinggul itu agar turun menduduki kontol kerasku.

Blesss……….

“akhhhhhhhh…………..” Bu Rosa teriak pelan sambil, tubuhnya melenting sedikit kebelakang, membuat kedua payudaranya membusung dibalik kemejanya. Kedua tangan bertumpu pada tepian meja gurunya.

Semua murid terkejut termasuk juga Alice dan Dimas.

“ibu tidak apa2………” ucap Alice sambil mendekati Bu Rosa.

“akhhhhh……. akhhhhhh…….. akhhhhh……. akhhhhhh……..” Bu Rosa hanya dapat menjawab dengan desahannya, tubuhnya terlihat naik turun diatas kursi duduknya.

Aku terus menaik turunkan tubuh hologram Bu Rosa dengan kedua tanganku, tubuh hologram itu terasa sangat ringan. Aku merasa seperti mengayun2 balon udara diatas kontolku. Namun kehangatan kulit dan memek hologram itu terasa sangat nyata.

Dimas terkejut melihat aku mengeluarkan kontol besarku dibawah mejaku. Ia terkejut bukan hanya kenekatanku, namun terkejut juga melihat ukuran kontolku yang jauh lebih besar dari kontol yang ia punya.

“akhhhhh……. akhhhhhh…….. akhhhhh……. akhhhhhhhhhhhh……..” tiba2 tubuh Bu Rosa bergetar dengan sangat hebat, Bu Rosa mendapatkan orgasme pertamanya.

Alice semakin khawatir, ia hendak memanggil guru lain untuk menolong Bu Rosa yang ia pikir sedang kesurupan.

“saya panggil pak Narso ya bu…..?” ucap Alice kepada Bu Rosa.

“akhhhhh……. Jangan…..akhhhhhh……..lanjutkan belajar kalian akhhhhh…….atau saya kasih kalian semua nilai C……. akhhhhhh……..” ucap Bu Rosa sambil badannya tidak berhenti naik turun diatas kursinya. Bu Rosa berusaha menutup mulutnya dengan kedua tangannya, agar desahan nikmatnya tidak terlalu keras, ia khawatir suaranya akan terdengar hingga keluar kelas.

Bu Rosa tidak dapat memungkiri, sesuatu yang sedang mengaduk2 memek basahnya terasa sangat nikmat, terasa bagaikan ada kontol besar mengaduk2 memek basahnya, jika itu benaran kontol, maka kontol itu jauh lebih besar dari kontol suaminya yang hanya memiliki panjang 10 cm dengan diameter 2,5 cm. benda yang sedang mengaduk2 memeknya terasa sangat mentok di mulut rahimnya.

Semua murid tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar, menyaksikan Bu Rosa merintih2 bagai kesurupan. Bagi semua lelaki disana langsung berpikiran negative, jangan2 Bu Rosa sedang bermasturbasi dikelas dengan Dildonya. Namun buat Sebagian wanita yang masih polos terutama Alice, Bu Rosa terlihat seperti sedang kesurupan.

“akhhhhh……. akhhhhhh…….. akhhhhh……. akhhhhhhhhhhh……..” tubuh Bu Rosa kembali bergetar hebat untuk ketiga kalinya, disusul suatu rasa semburan peju hangat didalam memek basahnya yang masih tertutup celana dalam putih yang saat ini sudah terlihat basah sekali.

Aku pun langsung menaikan resleting celana panjangku, setelah peju hangat ku muncrat didalam memek basah hologram Bu Rosa itu. setelah hologram itu menghilang pejuku langsung terjatuh dilantai kelas kolong mejaku.

Tanpa aku sadari aksiku dilihat oleh Shinta, yang duduk dibangku kedua didepan Dimas.

Bulir keringat mengalir deras dari tubuh Bu Rosa. Setelah beristirahat sejenak, Bu Rosa langsung bangkit.

“jika ada yang bicara keluar tentang kejadian barusan, ibu akan kasih nilai C pada kalian semua, camkan baik2 itu, kalian lanjutkan tugas yang ibu berikan, ibu sedang tidak enak badan, Alice… tolong awasi teman2mu, kalau ada yang berisik catat namanya lalu laporkan pada ibu besok” ucap Bu Rosa sambil berlalu pergi keluar kelas, masih ada waktu 35 menit sebelum jam pelajarannya berakhir.








Bersambung.....................................
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd