Malam harinya kembali kak Ayu memanggilku untuk menemani tidur malamnya.
“tapi kak, Aji mau belajar. Kalau lampu kamar dimatikan kayak kemaren Aji gak bisa belajar” ucapku sambil berharap malam ini terbebas dari tugas menemani tidur kak Ayu.
“ya sudah…. Nanti lampu kamar tidak kakak matiin, biar kamu bisa belajar…” jawab kak Ayu sambil berlalu pergi menuju kamar tidurnya.
Dengan lesu aku kembali harus menemani kak Ayu tidur dikamarnya.
Aku pun mulai belajar diatas kasur gulung disamping ranjang kak Ayu. tubuhku belajar sambil menghadap cermin lemari besar dihadapanku. Dari posisiku aku dapat melihat kak Ayu sudah terlelap dibalik selimutnya, meringkuk membelakangiku.
Sudah dua jam aku belajar didalam kamar kak Ayu, sebelumnya aku juga sudah belajar didalam kamarku sendiri.
Jam sudah menunjukan pukul 12 malam. Namun aku masih terus memaksakan diri untuk belajar walau mata sudah terasa berat. Tanpa aku sadari, aku telah tertidur dengan posisi bersandar pada pinggir ranjang kak Ayu.
Tuing…………………….
“wahai anak muda…….” Ucap seorang lelaki tua dihadapanku.
“siapa kamu……” ucapku sambil melihat suasana gelap disekeliling tubuhku. Hanya ada aku dan bapak tua itu di kegelapan ini. namun aku dapat melihat wajahnya dan janggut putih yang panjang menjuntai, dengan baju berwarna putih dengan sangat jelas.
“perkenalkan aku adalah Pertapa Semprot, aku datang untuk mengembalikan semua kemampuan yang sebelumnya telah engkau miliki” ucap lelaki tua itu dengan nada berwibawa.
“tidak mau…….. enak saja kemaren main ambil kekuatan itu…. lalu sekarang mau dikasih lagi…… entar ente ambil lagi sesuka ente…..” jawabku dengan nada jengkel.
“ehhh……… kamu yakin tidak mau kekuatan itu kembali….?” Tanya Pertapa Semprot terkejut dengan jawabanku.
“iya yakin…… sudah sana pergi…….. jangan ganggu lagi……” jawabku dengan jengkel.
“baiklah………………”
Bersambung………………………………..