Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG MATA LANGIT

Part 12
Paket Yang Mengejutkan



Gudang tempat Baron disembunyikan tampak sunyi. Mang Odang sedang pergi keluar untuk membeli beberapa bungkus makanan & rokok sebagai persediaan.


"Bang, aku haus.." ucap Baron dengan suara parau.


"Itu di dekat lu kan, ada air. Ganggu orang lagi main aja" kata salah satu mata-mata Zee yang berjaga.


"Tapi tanganku terikat, Bang."


"Haduh, bener-bener mengganggu. Kenapa lu gak
mati aja, sih? Gue jadi susah ketemuan sama cewek
gue yang bahenol itu jadinya" gerutu pria yang biasa dipanggil Kodok itu.


"Eh kodok!! Kalo dia mati sebelum bos datang, pekerjaan kita bakal sia-sia. Mau lu gak dapat bayaran, hah?!" sergah Belut mengingatkan temannya.


Baron menghela napas berat. Dadanya terasa sesak
karena tali melilit di tubuhnya sedikit ketat. Dia
menunduk, seperti orang yang sudah patah semangat. Bagaimana tidak dirinya yang semalam tengah tertidur, tiba-tiba disergap secara mendadak lalu merasakan sesuatu benda keras menghantam kepalanya. Samar-samar dia melihat Badrun loncat ke luar jendela. Setelah itu dirinya tak sadarkan diri, tau-tau sudah terikat seperti ini.
Dia juga tidak tahu sedang berada di mana saat ini. Jadi, dia berpikir kalau tidak akan ada orang lain yang bisa menemukannya.


"Nih!" Kodok menjambak rambut Baron hingga
tertengadah.


Baron meringis karena luka di kepalanya masih terlihat basah, lalu pria dengan sebutan Kodok itu memperlakukannya dengan kasar. Bagaimana tidak dia tak meringis. Wajar, walaupun Baron sering berkelahi, tapi tetap saja dia bisa merasakan sakit jika sudah seperti itu.


"Lu mau minum gak, sih?" Kodok kembali
menjambak rambut Baron lagi.


"lya, Bang. Tapi.. jangan terlalu kasar, Bang. Nanti abang menyesal, karena sudah mengasari geng Arwana." ujar Baron yang hanya semakin memancing kemarahan salah satu mata-mata yang ditugaskan oleh Zee.


"Jangan banyak bacot!" kembali Baron dipukuli hingga hidungnya mengeluarkan darah segar.


"Uhuk! Uhuk!" Baron pun terbatuk-batuk.


"Makanya.. Lu mending diam aja, deh. Gue orangnya
lain, agak kasar," ujar Kodok sambil menyeringai.


Belut yang mendengar perkataan Baron menyebut geng Arwana agak mengerutkan dahinya, mencoba mencerna apa yang didengarnya barusan.


"Sudah dok! Kalo elu pukuli terus bisa mokat dia" seru Belut.


Tak lama, deru mobil terdengar mendekati gudang tersebut. Ternyata Dani sudah kembali, salah satu yang bernama mang Odang menenteng barang belanjaan.


"Kenapa hidungnya berdarah lagi?" tanya Dani.


"Dia kebanyakan bacot. Gue nggak suka" jawab Kodok.


PLAK


"Lu kira-kira, dong. Entar kalau dia mati gimana? Elu dibayar sebagai mata-mata, bukan untuk membunuh! Paham lu!!" tampar dan bentak Dani mencoba terlihat garang. Sebenarnya Kodok dan Belut tak hanya piawai dalam spionase atau mata-mata, mereka berdua juga dibekali kemampuan bela diri. Namun karena posisi Kodok sebagai suruhan, dia tak ada niat untuk melawan.


Kodok terdiam, tetapi dia tak memperdulikan sama
sekali. Yang dia rasa saat ini adalah kemuakan karena tinggal di tempat sesepi ini.


"Dah makan dulu sana, elu mah kalo lapar emosian mulu hawanya" kata Belut menyerahkan sebungkus makanan.


"Yaudah gue ke dalam dulu" sahut Kodok.


"Bikin kopi buat gue sekalian Dok!!" seru Belut.


"Bangke, kau buat sendiri lah!!" ketus Kodok dengan mengacungkan tinjunya.


Dani yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya, apapun kondisinya.. dirinya harus lebih garang dari bawahan. Untung baginya.. semacam ini adalah hal yang biasa, mengingat dia juga seorang supervisor di tempatnya bekerja dulu. Karena faktor kebaikan Zee yang sering membantunya, bahkan kini dia mendapatkan jatah 10 juta/ bln. Kenyataan itu yang membuat Dani untuk mengabdi pada Zee dan meninggalkan pekerjaan terdahulunya.


"Ada informasi yang bisa dikorek dari tahanan kita ini tidak?" tanya Dani.


"Tadi orang ini menyebut geng Arwana, apakah anda pernah mendengar geng tersebut?" tanya balik Belut, namun hanya gelengan kepala Dani yang didapati olehnya.


"Saya mengkhawatirkan bekingan yang dia punya, saya baru mengingatnya lagi bahwa geng Arwana adalah salah satu kelompok jagoan yang sengaja dibentuk di bawah kekuasaan Arwana, dia pemilik perusahaan Arwana Corporation asal kota Bandar" tutur Belut menjelaskan.


Dani tercengang mendengarnya.


"Sepertinya kita dalam masalah besar, pak Dani.." lanjut Belut dengan pemikiran yang menerawang jauh.



------------------------------


Seorang wanita hamil tengah menangis terisak, rontaan tubuhnya tak mampu mengalahkan keempat tenaga pria yang memangkunya, tubuhnya diangkat dengan posisi duduk mengangkang. Mata ke empat pria yang memangkunya ini menahan nafsu melihat bos mudanya asik menggarap sedari tadi.


Lenguhan Arwana mengakhiri lecutan birahinya, lelehan sperma tampak meleleh keluar dari lobang vagina wanita hamil itu, saat dia menarik keluar batang penisnya.


Arwana menerima handuk bersih yang diberikan anak buahnya lalu menghempaskan pantatnya di sofa empuk sambil menghisap rokoknya. Seorang anak buahnya meminta izin untuk meminta jatah seperti biasanya. Mereka saling berebut untuk menggauli wanita hamil yang sudah tampak kelelahan itu.


Setelah menyesap winenya, seorang pengawal pribadi Arwana membisikan sesuatu padanya, "Boss.. salah satu anak buahku tertangkap."


"Bodoh !! Siapa orang kau maksud itu?" tanya balik Arwana.


"Baron" singkat pengawal pribadinya itu yang bernama Haikal.


Sejak lama Arwana ingin sekali melebarkan sayap bisnisnya, targetnya kali ini adalah desa Kroya yang akan disulapnya menjadi desa modern dengan dibangunnya perhotelan dan mall. Namun rencana proyek itu semua mendapati hambatan, karena warga desa Kroya tak ada satupun yang berniat menjual tanah dan rumah mereka.


Baron yang mendengar berita dari kawannya, memberanikan diri bertanya pada Haikal untuk mengkonfirmasi kebenarannya. Setelah mendapati rencana yang bagus dari Baron, Haikal mengabari bos mudanya itu dan langsung disetujui bahkan Baron mendapatkan jaminan keselamatan dalam rencananya itu.


"Benar boss, Baron tertangkap saat sedang tidur. Pada malam itu saat saya buang air kecil, saya mendengar suara ribut dari arah kamar, saya melihat Baron sudah diringkus dan dipukuli, secepatnya saya melompat dari jendela untuk melarikan diri" tutur Badrun menjelaskan.


Mendengar kronologi kejadian itu, Arwana berkata dengan santai, "Bawa beberapa jagoan bersamamu Haikal.. dan selamatkan dia, aku tak ingin rencana proyekku di desa Kroya menjadi gagal".


Haikal yang mendapati perintah itu menganggukan kepalanya tanda mengerti dan langsung pamit undur diri.


Arwana menatap sekilas kepergian Haikal dan Badrun, lalu mengalihkan pandangannya pada seorang wanita hamil yang kini wajah dan payudaranya telah tercecer banyak sperma.


------------------------


"Pakeeet" pekik seorang kurir dari depan rumah setelah menekan bel sebelumnya beberapa kali.


Bu Sulis yang mendengarnya, langsung beranjak dari sofa lalu membukakan pintu.


"Selamat siang Bu, saya mengantarkan paket ini atas nama ibu Sulis" ucap kurir dengan sopan seraya menyerahkan paketnya.


Bu Sulis tak serta merta menerima paket, dirinya hanya menatap kearah paket itu dengan pikiran yang bingung, matanya menyipit membaca tulisan di paket yang tertulis 'penerima atas nama Sulis dengan alamat Perumahan Pondok Labu blok S no. 7'.


"Maaf pak.. memang benar nama saya Sulis, tapi.. saya tidak pernah memesan apapun" ucap bu Sulis menyanggah.


Kurir menggelengkan kepalanya, dirinya tak salah alamat soal mengirim barang, pekerjaannya sudah digeluti sejak tiga tahun yang lalu, jadi dirinya sudah ahli dibidangnya.


"Ibu terima saja paket ini, mungkin ada orang lain yang memesan atas nama ibu, lagian paket ini sudah terkonfirmasi lunas" kata kurir yang disambut bu Sulis dengan ragu-ragu lalu pergi melanjutkan pengirimannya kembali.


Bu Sulis membawa masuk paketnya kedalam rumah, sesekali dia melirik bungkusan berwarna hitam dengan bubble wrap sebagai pembungkusnya.


"Apa itu Lis..?" tanya bi Eroh yang ikut duduk disamping karena ikut tertarik melihatnya.


"Kamu belanja online yah Lis? terus barang apa yang kamu beli?" tanya lanjut bi Eroh yang hanya dijawab 'Enggak' oleh bu Sulis.


"Aku gak pernah beli apapun, lagian aku gak ngerti cara belanja online, apa Zee yang membelikan ini ya?" tutur bu Sulis mengingat dirinya sering sekali dikirimi paket berisi pakaian gamis, jilbab dan juga tas sewaktu masih tinggal di desa.


Bi Eroh tersedak teh yang diminumnya sendiri manakala bu Sulis mengatakan itu, batinya berkata "waduh celaka! jangan sampai tahu oleh Zee, kalau sebenarnya barang itu saya yang pesan."


"Kalau gitu.. buka saja Lis, penasaran saya dengan isi didalamnya" bujuk bi Eroh.


"Saya juga penasaran, sebentar Roh.. saya ambil guntingnya dulu" ucap bu Sulis beranjak mengambil gunting yang berada di dalam laci. Tak ada yang tahu senyuman tersungging dari sudut bibir bi Eroh menatap lekat kearah paket.


Bu Sulis menggunting sebelah sisinya, hingga bubble wrap dan dusnya terbuka, sehingga dirinya tak sempat melihat gambar dari dusnya itu. Pikirnya lebih praktis dan cepat.


Mata bu Sulis terbuka lebar dengan mulut yang menganga saat menarik keluar isi di dalam dusnya itu. Sepersekian detik matanya mengedip-ngedip menatap barang yang kini berada di tangannya lalu tersadar dan membuangnya tiba-tiba, "Astaghfirullah.. apa itu tadi?"


Bi Eroh tertawa terpingkal-pingkal melihat keterkejutan bu Sulis, lalu memungut barang yang dibuangnya tadi.


"Sulis.. sulis.. kamu ini polos sekali, ini namanya Dildo elektrik, berbahan karet yang aman digunakan dan dicuci. Kamu tahu.. sebenarnya Dildo ini saya yang pesankan" kata bi Eroh dengan menekan tombol hingga Dildo yang dipegangnya bergerak-gerak seperti ulat.


"Astaghfirullah.. kamu sudah gila, Roh!! buat apa kamu pesan barang laknat itu?!" pekik bu Sulis terlihat nanar bercampur geli menatap lekat Dildo yang bergerak-gerak di genggaman bi Eroh.


"Ssst.. kamu tidak tahu kan manfaat benda ini" jawab bi Eroh sambil mengedipkan sebelah matanya.


Bersambung…
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd