Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Membantu Ayah

Shanglegend3

Suka Semprot
Daftar
6 May 2020
Post
16
Like diterima
465
Bimabet
Namaku Kiki, aku adalah seorang ibu rumah tangga yang berumur 31 tahun, sudah 8 tahun aku menikah dengan suamiku . Dari pernikahan ini kami mempunyai 2 orang anak dan anak-anakku semuanya sudah bersekolah.

Suatu hari ayah datang berkunjung kerumah kami. Dia meminta menginap beberapa hari kerana tengah bertengkar dengan emakku.

Aku dan suamiku tidak berkeberatan dengan Kehadiran ayah menginap dirumah kami. Bahkan Suamiku senang karena ia juga akan berangkat dinas ke Jakarta selama 3 hari.

“Syukurlah ada ayah di sini karena saya harus berangkat ke Jakarta besok. Biar ada teman Kiky dan anak-anak di rumah” Kata suamiku.

“ Ia yah … takut lho kalau malam.” Sambungku.

“ Ayah lagi tak ingin pulang kerumah! Untuk sementara ayah numpang di sini.” Jawab ayah.

Ayah telah berusia 50 tahun, tetapi badannya masih tegap, maklumlah orang kampung banyak minum ramuan alaminya.

“Kenapa ayah bertengkar dengan mak?” Tanyaku.
“Entahla…mak kau tu sudah tak ada lagi perhatiannya.” Jawab ayah dengan nada agak sedih.

Kesian juga aku mendengar keluhan ayah walaupun sebenarnya aku telah lama tau tentang sikap acuh tak acuh emak dalam memberikan perhatian terhadap ayah.

Malam itu kami tak banyak bercerita kerena kesian melihat ayah yang masih kecapean lagi pula suamiku akan berangkat ke Jakarta esok.

Keesokan harinya selepas suamiku terbang ke Jakarta, aku melakukan aktivitas harianku sebagai ibu rumah tangga seperti biasa.

Kedua anakku telah berangkat ke sekolah, jadi tinggallah aku dan ayah di rumah. Aku melihat ayah asik termenung, mungkin tengah memikirkan masalahnya. Aku pikir kali ini telah terjadi pertengkaran yang serius antara keduanya.

Malam itu aku coba bersikap biasa dengan ayah, ketika aku menyiapkan makan malam, ayah dan anak-anakku berada di ruang tamu menonton tv. Selesai makan malam, lebih kurang pukul 10 malam anak-anakku semuanya aku suruh tidur kerena besok mereka bersekolah. Aku sibuk di dapur mengemas piring mangkuk, ayah berada di ruang tamu dan masih termenung.

“Hai ayah… menung aja, teringat mamak di rumah ya?” Tegurku memecah kesunyian.

“Ishh… takda lah kak, kalau ayah ingatpun kepadanya juga dapat apa. mak kau sudah tak sayang ke ayah.” Dengan nada terkejut ayah menjawab.

“Eh ayah ni, tak baik ngomong begitu… dari mana ayah tau mak dah tak sayang ayah lagi?” Tanyaku.

“Kalau mak kau masih sayang dengan ayah, seharusnya dia macam kau ni haa… makan minum disediakan, laki dilayani dengan baik, ni tidak asik ngomel aja kerjanya.” Jawab ayah.

“Manalah tau… biasanya juga selalu tidur berdua, malam ni ayah menyendiri pulak.” Tambah ku dan ayah ketawa kecil mendengarnya.

“Apa sebab ayah dan mak bertengkar, coba kasih tau Iky?.” Tanyaku.

“Takda apa la kak, masalah sepele aja.” Jawab ayah.
“Kiky tau pasti ini masalah besar, sebelum ni ayah tak pernah merajuk kayak ni… ngomongla ayah… kasih tau Iky, Iky ni kan anak ayah…” Pintaku.

“Kalau kau nak tau nian, baiklah… ayah ni dah hampir 6 tahun tidur sendiri, sejak adikmu lahir sampai sekarang, mak kau tak pernah melayani keinginan batin ayah lagi, tiang bendera ayah ni masih kuat menegang, kalau dah tegang mestilah perlu tempat untuk disalurkan, kemana lagi kalau tidak ketubuh mak kau, tapi mak kau selalu menolak bila diajak bersama, sebab itulah ayah marah.” Kata ayah.

Aku agak terkejut dan sedikit malu mendengar cerita dari ayah, namun aku faham sebab aku sudah berkeluarga.

“Ala ayah… mak kan dah tua, sebab tu la dia tak mau melayani ayah.” Jawabku.

Walaupun ada perasaan malu untuk bicara soal seks dengan ayah, aku terpaksa karena aku yang memaksa ayah agar memberitahu masalahnya padaku.

“Ayah tahu, tapi ayah kan masih punya nafsu… masak ia sekali-sekali pun tak boleh. Ayah pun tua juga… terus ayah harus kek mana, tak kan ayah nak cari pelacur….” Ayah berkata dengan nada geram, aku terkejut mendengar kata-kata ayah, aku tidak meyangka ayah berkata sedemikian.

“Sabarla ayah…” Aku cuba menyabarkan ayah, baru aku tahu kenapa ayah bertengkar dengan emak. Ternyata karena lagi kemaruan memek. Sudan lama tak dapat jatah dari emak.

Pantas saja saat makan malam tadi kulihat ayah diam-diam menatapi buah dadaku yang terbuka dibalik t-shirt tipis yang aku pakai. Sudah menjadi kebiasaanku bila dirumah, aku hanya berbaju t-shirt dan berkain batik tanpa memakai BH dan celana dalam. Tapi aku juga merasa kesian dengan masalah yang di hadapi ayah.

“Kau ni kak, jangan jadi seperti mak kau… jaga hati dan perasaan suamimu. penuhi keinginan suamimu karna itu memang kewajiban seorang isteri.” Kata ayah lagi.

“Ya pastilah ayah, Iky tau… tapi suamiku manalah, pengen aja ngak lagi ke Iky ni, tubuh dah gemuk. Sibuk dengan pekerjaannya, tak ada waktu untuk di rumah.” Jawabku.

“Eh…mana ada gemuk, apa la Dan tu… kau yang cantik ni di abaikan. Kalau ayah jadi dia, setiap waktupun ayah mau di samping isteri cantik macam kau ni.” Kata ayah memujiku.

“Ala ayah, Iky ni manalah cantik … anak dah dua, tubuh pun tak menarik lagi… makanya abang Dan tak betah di rumah.” Aku menjadi sedikit bangga dengan pujian ayah.

“Betul kak… kau ni masih cantik, tubuhmu pun masih bagus dan mengiurkan lelaki memandang… persis seperti makmu waktu muda dulu.. tapi mak kau tu perangai agak lain dikit.” Ayah memujiku lagi, aku menjadi gembira mendengar pujian dari ayah.

“Tak apa lah ayah, sabar aja lah, dah perangai mak seperti itu… Iky nak selesaikan kerjaan dapur tu dulu, nanti kita sambung bercerita.” Kataku sambil bangun dan terus ke dapur.

Ketika aku tengah merunduk menyusun piring, mangkok diraknya, tanpa aku sadari ayah berada tepat dibelakangku. Saat bangun tanpa sengaja pantatku mendorong tubuhnya bagian depan dengan cukup kuat membuat ayah hampir terjatuh. Spontan ia bergantung ditubuhku membuat kami sama-sama jatuh terduduk, aku jatuh tepat dipangkuannya.

Aku kaget! Tak sengaja aku merasakan batang kontol ayah mengeras dibelahan pantatku. Mungkin batang ayah mengeras ketika kami tengah bercerita tadi atau bisa jadi terangsang karena tengah memangku tubuhku. Aku tak tau pasti tetapi yang jelas dengan kondisinya yang sedang kemaruk nafsu itu akan cepat terangsang.

Aku juga merasa sedikit terangsang merasakan batang kontol ayah menekan belahan pantatku, Aku cepat terangsang barangkali kerana sudah beberapa minggu suamiku tidak menyetubuhiku.

“Ayah ni… terkejut Iky…” Tegurku sembari bangkit melapaskan diri dari pelukannya.

“Maafkan ayah kak, ayah tak sengaja… tak mengira pulak Iky kan bangun. Ayah mau cuci tangan ni…” Jawab ayah tersenyum.

“Tu la ayah ni, untung yang kesenggol pantat Iky, kalau yang kesenggol benda lain, entah apa akan terjadi.” Tak sadar kata-kata itu keluar dari mulutku. Barangkali kerana aku mulai bernafsu, memekku terasa berdenyut-denyut kerana merasakan batang kontol ayah yang menempel pada pantatku tadi. Sungguh tak meyangka aku akan terangsang dengan ayahku sendiri. Mungkin karena sudah lama aku tak berhubungan.

“Ayah nak kopi… tunggu Iky buatkan?” Cepat-cepat aku bertanya kerana aku merasa malu dengan kata-kataku tadi.
“Kopi apa…” Tanya ayah.
“Kopi tangkat ali campur madu.” Kataku sambil mengambil gelas untuk membuat kopi.
“Eh tak usah repot-repotlah kak, tapi kalau dah dibuat ya sudah ayah minum jugalah.” Kata ayah.
“Ayah ni… nah…” Aku mengulurkan air itu kepada ayah dan ia terus meminumnya.

“Kalau sudah minum kopi tongkat ali ni alamatlah tongkat ayah ni tak bisa di ajak kompromi, entahlah… sejak akhir-akhir ni malam-malam asik bangun aja tongkat ayah ni, nak di cucuk ke mak kau, dia tak mau ngasih.” Kata ayah lagi.

Aku hanya tersenyum dan faham apa yang dimaksudkan oleh ayah, aku makin terangsang mendengar kata-kata mesum ayah tapi aku tetap bersikap biasa.
“Kalau dah tengang, ayah yang susah, tak bisa tidur dibuatnya, mau diapakan, mak kau tak mau melayani.” Ujar ayah lagi. ucapan ayah makin menyentuh soal seks, sepertinya ia memang sudah tak tahan ingin berhubungan intim.
Aku menjadi merasa kesihan melihat ayah, jika boleh ingin rasanya aku menolongnya.

“Ayah mintalah baik-baik dengan mak, sampaikan ke mak… melayani suami tu wajib hukumnya kalau tidak berdosa” Kataku.

“Dah berbusa mulut ayah menceramahi mak kau tu, malah ayah pula dituduhnya orang tua gatal tak sadar diri. Mak kau tak faham kalau ayah sangat pengen nak bersetubuh” Jawab ayah. Mendengar ucapan ayah memekku mulai terasa basah karena terangsang nafsu berahi.

“Iky kesianlah melihat ayah tapi tak tau harus gimana mau menolongnya, Iky fahamlah kalau lelaki dah terangsang tu pasti tak akan berhenti sebelum dapat apa yang diinginkannya, samalah dengan abang Dan tu.” Kataku lagi.

“Apa boleh buat kak, tak mungkin pula ... kau ni anak ayah… kalau bukan dah dari tadi ayah peluk-peluk tubuh seksi kau.” Jawab ayah membuatkan aku makin tergoda.

“Ala ayah ni… emang tubuhku seksi apa?…” Tanyaku.
“Eh kau ni kak… ayah tak bohong, kalau ayah dapat perempuan seperti kau ini seminggu tak makan tak apa-apa.” Jawab ayah.

“Sebenarnya Iky tak sampai hati melihat ayah kayak gini, tapi Iky tak tau harus bagaimana menolongnya, tak mungkin pula Iky melayani ayah ... apa kata orang nanti. Iky dah ngantuk ni, Iky tidur dulu ya ayah.” Kataku sambil berlalu ke dalam kamar tidurku meninggalkan ayah.

Aku terjaga dari tidur ketika merasakan ada tangan yang meramas-ramas buah dadaku, aku terkejut dan dalam gelapnya malam kupegang tangan tersebut.

" Kiky… ayah ni, maaf la kak, ayah dah tak tahan melihat tubuh Iky yang menghairahkan ni….” Bisik ayah di telingaku.
“Ehh… ayah, terkejut Iky… apa yang ayah lakukan ni , Iky ni kan anak kadung ayah” Jawabku.

“Tolongla kak… kasihani la ayah, sekali ini aja. Ayah lagi pengen bet... tak kan rusak tubuhmu ayah pakai, Kau pun bukannya anak gadis lagi, tolong la ayah sekali ini … Anngaplah ayah pinjam tubuhmu malam ni” Rayu ayah.
“Tapi Ani takut yah…” Kataku.
“Boleh la kak, ayah tau kau anak baik… apa yang harus ditakutkan! Tak kan ada yang tau kecuali kita berdua. Anggap sajalah kau membalas jasa ayah… boleh ye kak…” Renggek ayah sambil tangannya meraba dan meramas kembali buah dadaku.

Rabaan dan ramasan ayah di buah dadaku makin merangsangkan nafsuku. Aku hanya diam membiarkan tangan ayah terus bermain-main di dadaku. Melihat aku diam dan membiarkannya meramas-ramas buah dadaku, ayah semakin berani. Kurasakan jari tangannya mulai mengusap- usap permukaan memekku yang telah basah.

“Kak… ayah dah tak tahan lagi ni, ayah nak masukkan kontol ayah ke dalam ni ya…” Bisik ayah sambil menekan-nekan belahan memekku. Aku yang sudah terangsang hanya diam dan mengangguk lalu menarik tubuh ayah supaya menindihi tubuhku.

Ayah naik menindihi tubuhku lalu memeluk erat tubuhku. Ditariknya bajuku ke atas melepaskannya. Lalu dilucutinya kain batik yang menutupi tubuhku bagian bawah bingga aku bugil dalam pelukannya.

Buah dadaku diramas-ramas lalu ayah melepaskan celana pendeknya. Ayah yang tidak berbaju itu lalu menganggkangkan kakiku, aku mengerang ketika merasakan ayah mulai mengesek-gesek kepala kontolnya dibelahan memekku yang sudah licin dengan air berahiku.

“Ayah masukkan ya…” Bisik ayah lagi. Aku hanya diam sambil memejam mataku menanti tusukkan kontol ayah. Aku mengerang keras ketika bibir memekku mulai terbuka menerima tusukan batang kontolnya ke dalam memekku. Ayah melenguh kenikmatan ketika batangnya mulai menguak masuk, setelah separo kontol ayah memasuki liang memekku, di tariknya keluar dan ditekannya masuk kembali dengan lebih dalam sehingga keseluruh kepanjangan batang ayah tenggelam di dalam rongga liang kewanitaanku.

Aku menjerit menahan rasa silu, Terasa begitu ketat kontol ayah diliangku. Beda sekali, terasa begitu mengganjal menyentuh ke dasar rahimku.

Ayah membiarkan batangnya terendam didasar memekku beberapa saat. Lalu mulai mengayunkannya keluar masuk. Aku memejamkan mataku menikmatinya, terasa begitu geli dan nikmat, aku gerakkan liangku mencengram batang kontolnya.
 
mirip cerita melayu....tapi lanjut lah sampai hamil
 
kalau di remake ke bahasa indonesia kyaknya lebih seru ne
 
Enak nih cerita, nitip sendal dimari dulu nanti mampir again
 
"Ahhh nikmat sekali pepekmu Iky, sempit sangat masih ni ...". Ucapnya
"Iya yahh nikmat ... Tapi apa ngak salah kita melakukan kek gini?".tanyaku.

"Ays .. tak apa-apalah, bukannya kita aja macam ni, banyak juga orang melakukannya, lagian apa salahnya menyenangkan ayah sesekali". Jawabnya.

Aku tak ragu lagi melayaninya, aku merem melek dalam tindihan ayahku, Kontolnya memang besar dan panjang, sehingga terasa begitu mengganjal diliang kewanitaanku. Ketika digerakkan begitu terasa, membuatku serasa melayang-layang kenikmatan.

Dengan gagahnya ayah terus mengenjotkan batang kontolnya keluar masuk diliang memekku. Perlahan tapi pasti sesekali dihentakkannya dengan agak kasar sehingga terasa menyentuh dasar liangku yang paling dalam.

Gesekan kepala kontol ayah yang menyentuh pintu rahimku dengan bulu-bulu dipangkal batangnya yang lebat terasa menggesek-gesek kolistorisku sambil ayah meramas dan mehisap puting buah dadaku membuat aku semakin terangsang. Tak lebih dari sepuluh menit saja, aku mengerang keras melepaskam orgaismeku yang pertama.

Tubuhku terasa lemas.Liangku terasa ngilu, tapi tetapku kuatkan menahan tujahan batang kontol ayah di liang memekku. Setiap kali digerakkan keluar- masuk terasa menyentuh dasar rahimku.

Cukup lama ayah mengenjot memekku, ternyata ia masih begitu kuat, diumurnya yang sudah tak muda lagi itu, tapi batangnya masih gagah menghujam diliang memekku.

Lima belas menit kemudian aku kembali mengejang dengan mengerang panjang, aku klimaks untuk kedua kalinya. Luar biasa persetubuhan kali ini, sangat jarang aku berhubungan sebirahi saat itu. Entahlah akupun tak faham. Barangkali karena jarang disentuh suamiku.

Walau pun sudah klimaks dua kali, rasa geli dan nikmat masih terasa setiap kali batang ayah keluar masuk dari rongga kewanitaanku.
Aku membalas tusukan batang ayah dengan memeluk erat tubuhnya, aku gerakkan liangku mengemut erat batang kontolnya. kakiku kusilangkan di pinggangnya menbuat kontol ayah tertanam rapat di dalam memekku.

Aku mendesah-desah menahan rasa geli dan kenikmatan akibat hentakan batang ayah di liang memekku, kusambut setiap tusukannya dengan memutar pantatku ke kiri dan kekanan sambil aku gerak-gerakkan liangku menjempit batang kontolnya.

Ayah mulai mengerang keenakan mulutnya meracau memuji-muji tubuhku. Batang kontolnya terasa mulai berdenyut-denyut mengembang siap melepaskan maninya.

" Ani ... Ayah tak tahan lagi, ayah numpang keluar di dalam ya ...?. Bisiknya kepadaku.
" Janga keluar di dalam ayah ... Ani lagi subur masalahnya, entar jadi ...". Cegahku.
" Alaa ... Jadipun tak akanlah ada yang tau kalau itu anak ayah ...". Balasnya pula.

Aku selalu kalah berdebat dengannya, ia lalu mengerang kencang melepaskan spermanya menghanggatkan rahimmu. Aku juga melepaskan air klimaksku yang ketiga. Tubuhku terkulai lemas kecapean. Terasa batang kontol ayah berkedut-kedut masih memuntahkan air maninya memenuhi setiap rongga rahimku. Setelah itu iapun terkulai lemas di atas tubuhku beberapa menit dan aku minta ia mencabut kontolnya karena ingin ke kamar mandi membarsihkan diri.

Saat menghidupkan lampu kamar aku terkejut
melihat besar dan panjangnya batang kontol ayah yang masih setengah tengang itu. Hampir dua kali lipat bila dibandingkan dengan milik suamiku. Pantas saja aku merasa begitu nikmat saat disetubuhinya.

Ayah mengucapkan banyak terima kasih kepadaku dan memuji pelayananku dengan menyabutku sebagai anak yang berbakti. Dan juga mengatakan aku sudah membalas jasanya sebagai seorang anak. Aku hanya tersenyum bangga mendengar pujiannya itu.

“Kita selesai disini ajalah ayah, setelah ni anggaplah tak pernah terjadi sesuatu di antara kita.” Kataku. “Ye lah Ani, ayah harap juga begitu, tapi kalau ayah pengen lagi… bolehkan?” Tanya ayah. , “ Sudah ni kalau kepengen lagi, ayah bujuklah mak.” Jawabku.
“Kalau mak tak mau ngasih, ayah mintak dengan Ani bolehkan? Karena memang lebih nikmat punya Ani." Tanya ayah.
“Tengoklah nanti, kalau bisa Ani kasih… demi ayah Ani rela.” Jawabku sambil tersenyum.
Aku masih penasaran tepanya mulai ketagihan dengan kontol besar ayah, apa lagi suamiku sangat jarang menyetubuhiku.

“Terima kasih sayang… Ani memanglah anak kesayangan ayah. Anak yang baik, paling mengerti sanggup berkorban demi ayah.” Kata ayah sambil berlalu dari kamarku.

Mungkin besok malam aku akan menjadi tempat pelampiasan nafsu ayah lagi. Aku pun tak tau sampai kapan aku harus memuaskan napsu ayahku. Tapi mupung beberapa hari ini suamiku tak dirumah, dalam pikiranku apa salahnya aku memberikan kepuasan kepada ayahku yang tengah kesepian itu. Hitung-hitung untuk membalas jasanya telah membesarkan aku.

Bersambung.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd