Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Memperdaya Istri Orang 2 (No Sara)

Episode 6 . Penjahat Atau Pahlawan?


"Uuuhhhhhh... Terus pak, yang dalem. Oooouuhhhhhh... Nikmat sekali kontol pak Bondan..." Nurul sedang merintih dan mendesah merasakan momen pertamanya dikontoli oleh laki-laki perkasa seperti supirnya itu.
"Eeemmmmpphhh.. oooouucchhh... Yaaa.. terus pak, teruuuusss, sodok terus memekku dengan kontol mu Pak." Nurul yang sedang dientot pak Bondan dalam posisi anjing kawin mulai ikut memajukan mundurkan pantatnya ke arah yang seirama dengan genjotan pak Bondan..

[URL=https://www.imagebam.com/view/MET6GVD][/URL]
"Aaaahhh...aahhh..ahhh..Aaaaahhhh... Aaiiiiiccchhhh... Aku mau keluar pak,,, terus pak.. ewe aku.. entot aku... memekku gatel sekali Pak..." Racau Nurul semakin tidak karuan di dalam Paviliun Villa itu.
Nurul yang masih dalam pengaruh alkohol, sudah tidak peduli pada siapa dirinya, dia kini hanya mementingkan kenikmatan yang dia rasakan pada liang memeknya..
"Aaaaaaaaaaaaaaacchhhhhh... Aku muncrat Pak Booohhhnn..dann..." Nurul akhirnya ambruk ke depan setelah mengalami orgasme hebat.


Sementara Pak Bondan belum terlihat mengeluarkan cairan sperma nya malam ini pada tubuh Nurul. Sepertinya dia masih punya banyak stamina. Meski saat ini pak Bondan belum merasa puas bersetubuh dengan Nurul, namun di bibirnya tersirat senyum jahat dan kemenangan.


"Akhirnya,, Akhirnya,,,, AKHIRNYAAA.... Kamu tunduk juga padaku Nona Nurul yang cantik..." Pak Bondan bicara sendiri, merasa telah menang.
"Usahaku sejak setahun lalu tidak sia-sia menahan hasratku untuk menyetubuhimu, kesabaran yang tidak sia-sia."
Lalu dia mendekati telinga Nurul , dan dia berbisik kepada Nurul;
"Kamu tau kenapa kamu masih belum hamil hingga saat ini Nurul? Aku lah yang telah melakukan itu." ,Ucapnya.
Sementara Nurul belum bisa bangkit dan hanya terdengar suara nafasnya yang ngos-ngosan pasca orgasme hebat.


"Sejak setahun lalu, dari mulai Bima menikahimu, dalam kopi yang dia minum aku selalu memasukan obat anti depresan dan obat hipertensi , obat itu efek sampingnya bisa menurunkan libido suamimu. Kamu juga merasakannya bukan, betapa lemahnya syahwat suamimu ketika mencumbu dirimu, NurrruLL...!?" , Pak Bondan terus bicara di telinga Nurul, namun Nurul belum beranjak dari posisinya saat ini, posisi telungkup setelah orgasme dalam posisi doggy style.


"Aku sengaja menggoda syahwatmu dengan terus membiarkanmu merasakan kentang saat bercinta dengan suamimu. Agar kamu mulai merasa bahwa kontol suamimu kurang untuk memuasimu.. hahahahaha... Bukankah itu ide cemerlang??. Bagaimana menurutmu..??" Pak Bondan masih terus mencela Nurul yang masih tertelungkup.


Lalu tiba-tiba Nurul membalikkan wajahnya ke arah Pak Bondan;
"Kurang Ajar.. ccuuuichhhh..." Nurul meludahi muka pak Bondan.. lalu pak Bondan yang tidak terima membalas perbuatan Nurul dengan tamparan keras di pipi Nurul.
"PLAkKKK...".. Nurul ditampar hingga tersungkur.
"Kurang baik apa kami padamu Pak..? KURANG APPAAA.. KURANG APPAA.... PAKK.?" Nurul kembali memalingkan mukanya dan berteriak pada supirnya itu.


"PLAKKK..." Kembali Pak Bondan menamparnya.
"Itu salahmu,,.kamu terlalu menggoda bagiku.." ucap pak Bondan.
"Aku yang sehari-hari berhijab bahkan kadang bercadar, MENGGODA Menurut mu Hah?????" , Jawab Nurul.
"Justru itu yang membuat saya sebagai laki-laki penasaran pada tubuhmu yang selalu kamu tutupi itu Nurulll...!!!" ,Jelas pak Bondan.


Nurul tidak mampu memberikan perlawanan kembali akan kata-kata supirnya itu. Dia malah heran, bagaimana bisa seorang perempuan yang menutupi auratnya hingga memakai niqab malah membuat lawan jenis tertarik.


"Heh, saya belum puas ngewe kamu. Sekarang giliran kamu bikin saya muncrat Nurul.!" Ketika pak Bondan hendak kembali memperkosa Nurul. Tiba-tiba terdengar pintu terbuka dengan cara didobrak..
"Braak.. BRAAAKKK...." Dua dobrakan dari Samuel dan Indra berhasil membuka pintu paviliun.
Namun seketika, ketika mendengar pintu didobrak, pak Bondan meloncat ke arah jendela kaca paviliun untuk melarikan diri. Terlihat goresan darah di pecahan kaca tersebut, menandakan pak Bondan terluka karena aksinya tersebut. Apalagi dia dalam keadaan setengah telanjang.


"NuruuuLLL..." Teriak Sita sahabatnya.
Sita pun menghampiri Nurul yang masih terduduk dan dalam keadaan telanjang. Terlihat dia menutupi bagian payudara dan vaginanya, karena dia melihat ada dua laki-laki di depan matanya.
Sita pun hendak memeluk sahabatnya itu karena merasa senang Nurul tidak apa-apa.
Namun ketika Sita hendak memeluk, "pLaaaakkk.." Nurul malah menampar pipi Sita.


"SiTTA..." Ucap Indra dan Samuel bersamaan.
"Heh cewek gak tau diuntung, sudah ditolongin malah nampar cewek kami kau ya..!?" Gertak Samuel.


Nurul kemudian mulai menangis pelan;
"Tega kamu Sitt.. tega... Sahabat macam apa kamu??? SaHABAT MACAM APPAAA...?????" Teriak Nurul pada Sita sambil mencengkram bahu Sita.


"Ap..apppa maksudmu Nur..?" Jawab Sita gemetar.
"KAMU pikir Aku gak TAU kamu NGEWE sama suamiku SiTAAA...??" Ucap Nurul dengan lantang.
"Kamu pikir tadi aku tidak melihatmu bercinta dengan mas Bima, hah..?" Lanjut Nurul melancarkan pertanyaan pada Sita.
Sita tak bisa berkata-kata, "it..it..ituuu.. akuu..."


"APPAhh..?? Dasar sahabat tidak tau diuntung, aku sudah menolongmu tapi seperti ini balasanmu Hah?" , lanjut Nurul yang tengah marah pada sahabatnya itu.


"Maafin aku Nur.. aku dipaksa pak Bondan melakukan itu..!?" ,Jawab Sita terbata.


"Terpaksa katamu?? Aku lihat sendiri kamu menikmatinya. Suamiku juga yang dari dulu tidak pernah terlihat se bergairah itu ketika bercinta denganku, justru tadi malah semangat ketika bercinta denganmu..!!??"
"Kenapa dari dulu aku selalu kalah darimu Sitaa..? Kenapaaa? kENAPAAA...???" Jerit Nurul yang juga mulai menangis..


"Maafin aku Nurr. Demi tuhan aku tidak bermaksud merebut suamimu. Supirmu memaksaku dengan mengancam akan mencelakaimu jika aku tidak mau menuruti perintahnya." Jelas Sita sambil mulai memeluk Nurul yang kini sudah mau dipeluk oleh sahabatnya itu.


"Huuu..huuhh...huuuuuu..hhuuuu... Kenapa ini terjadi padaku... Huuuu..."""" Nurul menangis di pelukan Sita..
Sita pun menambah erat pelukannya terhadap Nurul yang masih telanjang itu.
Sementara dua orang laki-laki yang ada disitu hanya bisa terdiam menyaksikan dua sahabat yang sedang sedikit ribut barusan.


"Kamu pergi saja dari sini Sit.. aku gak mau melihatmu saat ini. Hatiku sakit kalau terbayang kejadian tadi. Suamiku bercinta denganmu. Itu sakit Sit..pergilah..!! Aku memaafkanmu. Tapi untuk saat ini tolong pergi dari hadapanku." .. aku gak mau melihatmu saat ini. Hatiku sakit kalau terbayang kejadian tadi. Suamiku bercinta denganmu. Itu sakit Sit..pergilah..!! Aku memaafkanmu. Tapi untuk saat ini tolong pergi dari hadapanku." Sita terperangah kaget mendengar sahabatnya itu mengusirnya.
"Tolong jangan seperti ini Nur, aku mohon. Maafin aku." Ucap Sita merayu Nurul.
"Aku maafin kamu,, tapi ku mohon pergilah dariku saat ini. Jika perlu uang untuk pulang, ambillah di tas ku, ada uang cash sejuta. Ambil saja semuanya untukmu." Jawab Nurul.


"Ini bukan soal Uang Nur. Aku gak mau sampai kamu benci sama aku. Aku sudah menganggapmu sebagai saudariku sendiri Nur.. pliiiisssss maafin aku... " ,Sita terus meminta pengampunan dari Nurul.


Namun Nurul kekeuh, ingin Sita pergi dulu dari pandangannya untuk saat ini.
Indra dan Samuel pun membujuk Sita agar mau pergi dari tempat itu.
"Ayolah kita pergi, temanmu sedang tidak ingin melihatmu." Ujar Indra pada Sita.


"Baiklah Nur, aku pergi dulu. Sesuai keinginanmu. Sekali lagi maafin aku. Aku sayang padamu.." kata-kata terakhir Sita kepada Nurul, lalu pergi bersama Indra dan Samuel.


Sementara Nurul masih menangis sendirian di paviliun, dan meratapi nasibnya...

POV Nurul


Kini aku sudah ternoda, sudah tidak suci lagi. Kesucianku sudah bukan untuk suamiku saja tapi sudah dinikmati supirku. Yang ternyata sudah sejak lama mengincarku.


Suamiku juga sekarang sudah merasakan kenikmatan lain dari wanita lain, yang lain dan tidak bukan, wanita itu adalah sahabatku sendiri, Sita, Yang baru saja aku Usir dari sini.
Aku sebenarnya merasa kasihan jika harus mengusirnya seperti ini, tapi hati ini benar-benar sakit. Melihatnya selalu mengingatkanku pada perzinahannya dengan suamiku.


Bukan aku curang karena aku membiarkan tubuhku dijamah orang lain, sementara suamiku aku larang berbuat hal serupa. Tapi melihat ekspresi suamiku ketika menumbuk vagina Sita membuatku cemburu. Suamiku tidak pernah senafsu itu ketika denganku.
Apa benar yang dikatakan pak Bondan, suamiku bernafsu pada wanita yang berpenampilan bak pelacur seperti Sita saat ini.
Terus jika dia suka wanita binal seperti itu, kenapa dia memilih wanita muslimah sepertiku. Bukannya mencari wanita yang memang terbiasa menunjukkan auratnya di muka umum. Kulihat banyak perempuan yang suka berpenampilan terbuka di luar sana.
Kenapa dia memilihku, jikaa dia hanya bernafsu pada wanita seksi.
Padahal kata pak Bondan dia sudah sering memasukkan obat anti depresan untuk melemahkan syahwat suamiku, tapi tadi dia begitu bernafsunya kepada sahabatku Sita.
Apa aku harus berpenampilan seksi dan binal juga seperti Sita agar suamiku bernafsu padaku. Aku tidak mau dan tidak rela jika dia sampai tergoda lagi oleh wanita-wanita seksi di luaran sana. Ya, Aku sepertinya harus mencobanya. Di luar rumah nanti kan aku bisa tetap memakai pakaian syar'i dan berhijab, sementara di rumah, di depan suamiku, aku berpenampilan seperti pelacur murahan.
Begitulah pikirku saat ini.


Beberapa saat aku melamun, aku baru teringat, dimana suamiku, kenapa hanya ada Sita dan dua laki-laki itu yang menolongku ke sini. Dimana Abi..
Aku pun bergegas mencari pakaian yang pantas untukku, hingga kutemukan gamis dan jilbab di paviliun ini..

[URL=https://www.imagebam.com/view/MET6GVF][/URL]
Aku pun mencari suamiku ke dalam Villa, namun suamiku sudah tidak ada di ruangan tempat tadi dia bermadu kasih dengan sahabatku..
kembali aku teringat moment tadi, ya Tuhan kenapa terbayang terus ekspresi suamiku ngewe dengan Sita. Kenapa dari dulu aku slalu kalah dari dia, mulai dari prestasi saat mondok, prestasi di lomba-lomba, dan kini dalam masalah sex pun aku kalah dari sahabatku itu.
Aku iri padanya. Apa dia baik-baik saja ya, aku usir seperti tadi. Pikirku.


Tak berselang lama, terdengar suara air di kamar mandi,
"gejebusss,....gejebusss..." , suara gayung menumpahkan airnya.
Sepertinya suamiku sedang mandi saat ini. Aku pun menghampiri kamar mandi itu, dan mengetuk pintunya;
"Biiii... Abiihhh... Tok tok tokkkkkk... Abi yang di dalem bukan?" Kupanggil suamiku sambil ku ketok pintu kamar mandinya.
Suamiku pun menjawab.
"Iya Miii.. ini Abi." Jawab suamiku.


"Ngapain mandi malem-malem Bi?, gak baik buat kesehatan." Kataku sambil berpura-pura tidak tahu dan tidak terjadi apa-apa.
Aku tidak akan membahas ini dengan suamiku, aku akan berpura-pura kejadian suamiku dengan Sita itu tidak pernah terjadi.. karena suamiku pun juga tidak sempat melihatku, ketika mereka asik bercinta di ruang tengah Villa.


"Ayo Bi, bukannya kita mau nyalain kembang api dan bakar daging..?" Ucapku seolah tidak terjadi apa-apa.
Suamiku pun akhirnya membukakan pintu, dan keluar menyapaku.
"Iya ini juga sudah beres Mi.. Umi darimana saja? Baru kelihatan." Tanya nya.
"Anu bi.. aku habis nganter Sita pulang." .. aku habis nganter Sita pulang." Bohongku.


"Sita pulang Miii? Pulang kemana dia? Apa ke suami biadabnya itu? Bukannya tadi siang umi izin ke abi mau ajak dia di pesta?", tanya suamiku semakin menyulitkan ku untuk menjawabnya.
"Dia anu, ,.ada keperluan mendadak.. iya ,, anu.. keperluan keluarga.." ucapku kembali tidak jujur dengan tidak mengatakan jikalau Sita aku usir tadi.
Sepertinya suamiku memang tidak sadar jika tadi aku sempat melihat apa yang dilakukannya dengan Sita. Dia pun berbuat baik, seperti tidak terjadi apa-apa.


"Terus, kalo pak Bondan kemana Mi? Apa ketiduran di paviliun ya dia?" Kembali suamiku bertanya.
"Gak tau Bi, umi juga gak lihat pak Bondan. Mungkin iya sih tidur di paviliun, kalo enggak ya tiduran di mobil." Jawabku mengiyakan pernyataan suamiku.


Sebenarnya aku juga tidak tau kemana pak Bondan melarikan diri, dan lagi dia sepertinya terluka dilihat dari darah yang yang terlihat di pecahan kaca jendela tadi.


(Padahal faktanya, pak Bondan sedari tadi masih pingsan di luar, di bawah jendela paviliun, karena ketika dia meloncat menerobos jendela tadi, kakinya tersangkut engsel jendela, sehingga kepalanya terbentur ke lantai luar paviliun. Hanya saja belum ada yang memeriksanya sampai saat ini).


***SEMENTARA di tempat Sita berada;


POV Sita
Aku masih dengan kondisi memakai pakaian *******, pergi meninggalkan Villa sahabatku, dan pergi bersama Samuel serta Indra.
Aku duduk di kursi depan, diapit dua laki-laki. Sam yang menyetir dan Indra di sebelah kiri ku.


"Sam, bagaimana kalian bisa menemukanku?"
Tanyaku pada Samuel, karena aku lebih akrab dengan Samuel daripada Indra.
Aku sendiri masih merasa sedikit benci pada Indra yang sudah membuatku menjadi seperti ini. Dia lah awal biang keroknya, meskipun hingga detik ini dia belum menyentuh tubuhku.


"Sebenarnya boss Indra yang mengkhawatirkan mu, dia mulai dari pagi bahkan dari semalam sudah mencari informasi tentangmu, setelah pak Yos bilang kamu hilang." Jelas Samuel.
"Fitnah kau Sam.." timpal Indra terhadap ucapan Samuel.
"Ya elah Boss, gengsi amat boss. Kalo khawatir ngaku aja ke Sita." Ledek Samuel.
"Asal kamu tau Sit,, mencarimu bukan hal yang mudah, dan tidak hanya menghabiskan uang, tapi waktu dan tenaga juga. Tapi menemukanmu kembali hanya sebagian dari keberuntungan kamu saja. Hehe", Tapi menemukanmu kembali hanya sebagian dari keberuntungan kamu saja. Hehe", jelas Samuel.


Perhatian juga si Indra ini padaku, walau sebenarnya dia telat, karena gara-gara dia menyerahkan diri ku pada pak Yos, aku sampai digangbang oleh tiga pemuda yang tidak kukenal. Coba saja kalau kalian lebih cepat datang menolongku, tidak akan sampai terjadi perzinahanku dengan sahabatku dan dengan suaminya juga.
Aku kini masih merasa sangat bersalah pada sahabatku Nurul. Apa dia baik-baik saja sekarang disana.


"Heii lonte, malah melamun kamu.." Indra menyadarkan ku dari lamunanku.
"Sudah aku anggap jadi pahlawan di hidupku, malah manggil aku lonte lagi. Kelihatan lagi kan kalau kamu itu sebenarnya penjahat.", , ucapku pada Indra.
"Ciyeee Bossa, ente sudah dianggap pahlawan tuh sama Sita." Kembali Samuel meledek.


Kulihat Indra hanya tersipu malu, karena memang ketika dulu sempat kulihat dia tengah tertidur juga , kulihat-lihat memang dia manis juga orangnya. Sayangnya sifatnya itu jahat dan cabul. Eh Tapi dia yang menyelamatkan nyawa suamiku, jadi dia itu penjahat apa pahlawan???
Entahlah.
Hubungan antara Samuel dan boss nya ini unik menurutku, daripada terlihat sebagai atasan dan bawahan, mereka malah lebih terlihat seperti seorang sahabat.


Mendadak aku teringat akan suamiku, bagaimana keadaan dia setelah tadi sempat ditangkap pihak berwajib. Apa aku pulang dulu ke rumah ya, untuk menjenguk suamiku.
"Draaa, mau kamu bawa kemana aku?" Tanyaku pada Indra.
"Ciyeee,,, ditanya tuh Bosss.." kembali ledek Samuel. Hingga Indra bereaksi mengeplak kepala Samuel, namun saat tangannya mengarah ke kepala Samuel, tangannya menyenggol toketku..
"Aaaawwww..aahhhh.." ,desahku tanpa sengaja.
"Eh maaf maaf , gara-gara Samuel tuh." , ,Ucap Indra.


"Kamu mau kemana dulu? Apa mau ketemu sama dua satpam Mall dulu ?" Tanyanya dengan sedikit bercanda padaku.
"Ikhh, gak mau.. awas aja kalo kamu bawa aku kesana." ,jawabku.
"Tapi kamu kan memang perlu pakaian ganti, mau beli dimana kalau gak mau di mall itu. Masa kamu mau terus pakai pakaian seksi begitu. Untung kaca mobil ini terlihat gelap dari luar." Indra mengingatkanku dengan kondisi ku saat ini. Ya memang aku baru tersadar kembali kalau aku sedang berpakaian seperti lonte begini.

[URL=https://www.imagebam.com/view/MET6GVE][/URL]

"Ya sudah kamu yang beliin aja, masa aku belanja dengan pakaian seperti ini." Pintaku pada Indra. Sementara Samuel saat ini tetap fokus menyetir. Tidak lagi meledek boss nya.


"Kamu jangan terlalu perhatian padaku ,dra."
"Aku takut jatuh cinta padamu , aku saat ini masih istri orang. Meski kamu cabul dan mesum, tapi beberapa kali kamu membuatku terkesan dengan kebaikan mu." ,,Batinku sambil menatap Indra yang sedang fokus melihat jalan melalui jendela samping mobil.


BERSAMBUNG....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd