Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Men-O-Pause [LKTCP 2021]

pukimaxi

Kakak Semprot
UG-FR
Daftar
10 Apr 2016
Post
174
Like diterima
392
Bimabet
Sekapur sirih, sampurasun untuk seluruh suhu di forum tercinta ini.


Terima kasih tak lupa saya haturkan, terutama kepada panitia yang tetap mau menyelenggarakan kontes akbar tahunan ini di tengah-tengah masa pandemik seperti ini, semoga coret-coretan saya di LKTCP tahun ini bisa sedikit menghibur para pembaca, dan semoga pandemik ini tetap berlalu. Tetap jaga kesehatan, dan selamat menikmati.

Men-O-Pause

Jakarta, 16 April 2022

Seorang pemuda terlihat memacu kuda besi tuanya dengan secepat yang kuda besinya mampu, setelah berjuang ditengah-tengah keramaian jalanan ibukota disekitar kawasan kota, akhirnya pemuda tersebut tiba di tempat yang sudah diimpikannya sejak lama.

Pemuda itu bernama Setyo, seorang pemuda biasa-biasa saja, yang mempunyai hobi untuk membuang tai macan di lapangan tembak yang tersebar di jakarta, sebelum pandemi covid-19 melanda seluruh dunia, hampir tiap minggu dia mengunjungi berbagai lapangan tembak langganannya, namun sejak pandemi covis-19 melanda, 2 tahun sudah Setyo tidak bisa menyalurkan hobi cabulnya itu, memang sih ada forum sejenis semprot yang bisa menjadi alternatif pengganti, namun dia sepertinya pernah terkena zonk, dimana foto dan orang yang datang cukup jauh berbeda, sedangkan untuk lapak-lapak yang premium, dia belum mampu untuk membayarnya,

Setelah menaruh helmnya di jok sepeda motor bututnya, dengan agak terburu-buru, Setyo pun memasuki salah satu lapangan tembak langganannya, yang sudah lebih dari 2 tahun tidak dikunjunginya.

Krinciing...” Suara pintu yang sudah dirindukannya terdengar bagai alunan musik nostalgia yang lama sudah tidak didengarnya, dan dalam waktu bersamaan, aroma khas asap rokok dan AC menyambut indra penciumannya, aroma ini pun membawa Setyo kembali ke 2 tahun yang lalu, saat dunia masih berjalan normal,

“Halo ko, mau yang bagaimana?” Seorang mami pun dengan sigap menyambut Setyo. Sambutan yang sudah tidak didengarnya selama pandemi covid-19 melanda

Setelah berbasa-basi dan prosedur kontes yang masih sama seperti dahulu, akhirna Setyo pun menjatuhkan pilihan pada seorang wanita penghibur yang sesuai kriterianya, cantik, imut, dan masih baru, walaupun untuk kriteria yang paling terakhir, sangat sulit untuk dibuktikannya.

Prosedur pengkontesan wanita seperti inilah yang bagi Setyo suatu proses yang sangat menyenangkan, walaupun di forum-forum bertebaran thread dengan foto yang sangat menggoda, namun jika apes, kadang mendapatkan wanita yang menggunakan terlalu banyak filter, sehingga ketika bertemu langsung, sangat jauh dengan foto yang ada di thread, hal seperti ini tidak mungkin terjadi di lapangan tembak langsung, karena di lapagan tembak, Setyo langsung memilih wanita yang dikonteskan di depan matanya.

Sembari menunggu wanita pilihannya untuk mengambil perlengkapan tempurnya, Setyo pun menyelesaikan urusan administrasi pembayarannya.

“Yuk ko...” Tidak membutuhkan waktu lama, wanita tersebut sudah kembali dengan perlengkapan tempurnya, dan menggelanyut manja di lengan Setyo, dengan mesra wanita tersebut menuntun Setyo ke kamar tempat dimana Setyo akan mampu melepaskan kerinduannya akan tubuh wanita.

“Sebentar ko...” Setibanya di kamar, dengan tidak sabar Setyo berusaha melepaskan celana dalam wanita tersebut

“Sebentar sayang, aku gak sabar untuk lihat memek kamu” Setyo pun membujuk si wanita untuk merelakan celana dalamnya terlepas dari pinggulnya

“Iya ko, tapi mandi dulu ko...”

“Lihat dulu doang sayang, aku sudah lama banget gak liat memek”

Akhirnya si wanita tersebut pun merelakan vaginanya terpampang bebas di mata Setyo

“cuph” dengan lembut Setyo pun mengecup vagina dengan bulu halus tersebut

“Yuk ko mandi dulu...” Kembali wanita tersebut mengajak Setyo untuk bersih-bersih sebelum bercinta

“Yuk, mandi” Kali ini Setyo tidak menolak, dia memang juga sudah tidak sabar untuk menikmati prosesi mandi bersama, yang juga sudah lama tidak dirasakannya

Setelah mereka berdua sepenuhnya telanjang, akhirnya prosesi mandi bersama pun dilakukan

“Ah nikmatnya” bisik Setyo menikmati prosesi dimana wanita imut nan cantik di depannya sedang membersihkan penisnya yang sudah mengacung dengan sangat kerasnya

“Ih... koko kok udah berdiri keras banget sih” Wanita itu pun menggoda sambil melakukan kocokan lembut di penis Setyo

“Iya, siapa yang gak ngaceng, kalo di depan aku ada bidadari begini” Setyo membalas godaan wanita tersebut sambil meremas lembut payudara wanita tersebut yang berukuran sedang, namun sangat pas dengan ukuran telapak tangan Setyo.

“Udah ko, aku bersih-bersih dulu ya” Si wanita mempersilahkan Setyo untuk menunggunya, sementara dirinya melanjutkan mandinya sendiri

“Mau aku mandiin juga ?” Setyo yang sudah sangat bernafsu berniat untuk membantu memandikan wanita tersebut

“Gak usah ko, nanti malah lama, kan koko udah tegang gini, kasihan nanti kalo tambah lama nunggunya...” Dengan halus wanita tersebut menolak tawaran Setyo, sambil tangannya mengusap lembut penis Setyo yang semakin tegang

Setelah mengeringkan tubuhnya dengan ala kadarnya Setyo pun berbaring di ranjang sambil mengusap lembut penisnya ketika melihat wanita tersebut membersihkan vaginanya, oh iya, wanita tersebut tadi mengaku bernama Prilly.

Tidak lama kemudian, Prilly pun menyusul Setyo keatas ranjang tersebut, dengan tersenyum nakal Prilly pun memegang lembut penis Setyo

“Ih, udah tegang banget, udah gak sabar ya?” Goda Prilly

“Iya nih, udah lama banget gak kesini, gara-gara covid”

“Wah, udah lama banget dong ko?”

“Iya, kan sejak covid, aku gak brani main kesini, takut ketularan...”

“Ih.. aduuh,... kasihan banget, udah lama, pantesan keras banget, yang sabar ya, semoga nanti aku bisa puasin kmu” Prilly pun melanjutkan godaannya sambil berpura-pura berbicara dengan penis Setyo

“Mmh...” desis Setyo, ketika Prilly pun memulai servicenya dengan melakukan jilatan di puting dadanya

“Hahahaha...” Setyo tidak mampu menahan tawanya, ketika Prilly berpindah ke puting sebelah kirinya

Sudah dua tahun lebih Setyo tidak menerima service seperti ini, makanya tubuhnya terasa lebih sensitif, namun perasaan geli bercampur nikmat seperti inilah yang sudah sangat dirindukannya.

Dengan lembut jilatan Prilly terus turun kebawah, menuju ke arah pusaka Setyo, sementara tangannya tidak berhenti mengocok perlahan penis Setyo tersebut. Ketika akhirnya tiba di pangkal paha Setyo, Prilly tidak terburu-buru langsung melakukan BJ, dengan sedikit menggoda, Prilly menjilat-jilat lembut pangkal paha, dan buah zakar Setyo, sedangkan penisnya malah seakan-akan dianggurkan.

“Uggh... nikmatnya...” desah Setyo ketika akhirnya Prilly melakukan BJ

Setyo sudah tidak bisa membedakan, apakah karena dirinya sudah 2 tahun tidak merasakan servie blow job dari seorang wanita, atau memang Prilly yang katanya mami dibawah tadi merupakan anak baru, tapi begitu jago melakukan service BJ, namun memang servis BJ Prilly ini dirasa Setyo begitu nikmat, apalagi Prilly dengan ahlinya menggabungkan teknik sedot, hisap, jilat buah zakar, dan bahkan tanpa ragu juga menjilat liang anus Setyo

“Udah... udah sayang...” Setyo pun terpaksa menyerah, dan meminta Prilly untuk menghentikan servicenya, karena bagaimanapun, Setyo ingin juga menikmati hidangan utama, yaitu vagina yang tadi terlihat masih sempit milik Prilly.

“Hihihi... Udah mau masuk ya ko...” Kembali Prilly menggoda sambil menyobek bungkus kondom

“Sebentar sayang, sekarang giliran aku yang servis kamu” Setyo pun mencegah Prilly untuk memasangkan kondom tersebut di penisnya, dia masih ingin untuk gantian memandikucingkan Prilly

“Mmh...” Desah manja keluar dari bibir Prilly ketika akhirnya giliran Setyo yang mengulum puting Prilly

“Mmh.. iya ko... enak ko...” Sambil mengusap lembut rambut Setyo, Prilly terus menggoda Setyo, sedangkan Setyo tidak peduli apakah Prilly berpura-pura atau beneran menikmati perlakuannya di kedua payudaranya, karena bagi Setyo sekarang, hanya ingin menikmati nikmatnya menyusu pada payudara wanita yang masih kencang ini

Sama seperti yang Prilly lakukan tadi, sekarang dengan lembut Setyo pun terus menelusuri lekuk tubuh Prilly hingga tiba di pangkal pahanya, kemudian, ketika sudah tiba di pangkal pahanya, Setyo pun segera membuka lebar-lebar kedua paha Prilly

“Jangan ko, maaf, aku gak suka itu aku dijilatin..” Prilly menutup rapat vaginanya dengan kedua tangannya

“Sebentar aja sayang, aku udah lama banget gak nikmatin memek...” Pinta Setyo

“Jangan ko, maaf, beneran aku gak suka...” Prilly pun masih menolak permintaan Setyo

Setyopun yang tau jika kondisi dipaksakan, maka akan berakhir dengan tidak enak, akhirnya mengalah, kembali Setyo pun memfokuskan jilatannya pada kedua payudara sekal milik Prilly, namun kali ini penisnya digesekkan di bibir vagina Prilly

“Ko...” Prilly agak takut, karena menyadari bahwa pria di depannya ini belum memakai kondom

“Kenapa sayang? Kalo digesek doang gak papa dong?” Setyo berusaha menenangkan Prilly

Setyo pun merasakan bahwa vagina Prilly semakin lembab, kemudian dengan tiba-tiba Setyopun memasukan penis tanpa kondom ke vagina Prilly

“ KO!! kok dimasukin gak pakai kondom?” Prilly berusaha berontak, menyadari bahwa pria yang baru saja dikenalkan beberapa saat yang lalu sedang menikmati jepitan vaginanya tanpa pengaman apapun

“Tenang sayang, tadi kan kamu gak boleh aku jilatin memek kamu, ya aku masukin gak papa dong, aku bersih kok, orang udah 2 tahun ini aku gak main sama siapa-siapa” Setyo berusaha menenangkan Prilly

“Ya kan ko, tapi aku kan ntar bisa hamil...”

“Udah kamu tenang aja, kamu bersih kan?

Prilly hanya menganggukan kepalanya, perasaannya sudah sangat tidak nyaman

“Ntar aku keluarin di luar..”

Namun, baru saja Setyo selesai mengatakan hal tersebut, tiba-tiba

“crot..crot...crot” Penis Setyo memuntahkan tai macannya dengan kencangnya

“KOOO !” Prilly berusaha berontak, namun tubuh mungilnya tidak bisa melawan Setyo yang memeluknya dengan erat... menikmati orgasmenya yang sudah ditahan sekitar 2 tahun

Setyo untuk beberapa saat membiarkan penisnya berada di dalam vagina Prilly mencoba menikmati jepitan vagina Prilly sambil sesekali menarik pelan penisnya untuk kemudian disodokkan kembali dalam-dalam ke vagina Prilly.

Setelah puas, Setyo pun menarik penisnya dari jepitan vagina Prilly dan berbaring lemas, walaupun akhirnya berhasil mengeluarkan tai macannya ke dalam vagina seorang perempuan secantik Prilly, namun dia agak kecewa, karena setelah tertahan 2 tahun, ternyata dirinya mengalami ejakulasi diri, kurang dari 10 genjotan, dan dirinya sudah tidak dapat menahan orgasmenya

“Huft... mungkin ini karena gw sudah terlalu lama gak ngentot kali ya” Pikir Setyo sambil coba menhibur dirinya.

Sementara itu Prilly segera bergegas menuju ke kamar mandi, dan berusaha mengeluarkan sperma tamunya yang memenuhi liang vaginanya

“Ko, koko kok dikeluarin di dalam sih?” Dengan menahan tangis takut, Prilly bertanya kepada tamunya

Setyo yang memasuki periode kenjataimu pun merasa bersalah, maka dengan perlahan Setyo menghampiri Prilly yang masih berjongkok berusaha mengeluarkan semua sperma Setyo

“Maafin aku ya, aku udah lama banget gak begini, tadi aja keluarnya kecepetan, maafin aku ya sayang” Setyo sungguh meminta maaf sambil mengusap lembut kepala Prilly

Prilly pun bangkit, mengetahui bahwa lelaki di depannya ini benar-benar menyesal, Prilly pun merasa bahwa tamu didepannya ini seorang lelaki yang baik

“Iya ko, mungkin karena koko udah lama ditahan ya?” Sambil tersenyum Prilly memaafkan Setyo

“Iya, sekali lagi aku minta maaf ya” Sekali lagi Setyo meminta maaf sambil memeluk Prilly

“Ya udah ko, Prilly ngerti kok”

“Mmh.. Ko, koko kan udah lama gak main, apa koko mau main ronde kedua?” Prilly merasa tamunya ini benar-benar orang baik, dan itu membuat perasaannya sebagai perempuan sedikit menghangat, dan sedikit terangsang juga, akhirnya dia pun menawarkan servis untuk ronde kedua

“Hah? Yang bener sayang?!” Setyo pun ingin memastikan bahwa Prilly benar-benar menawarkan servis ronde kedua

“Iya ko, gak papa kok ko, tadi kan koko baru sebentar, kalo koko mau sekali lagi, gak papa, kan waktunya juga masih panjang ko”

“Mau dong sayang, siapa yang gak mau, tadi aku juga nyesel loh, keluar secepet itu” Bagai kucing diberi ikan asin, tentunya Setyo tidak menolak tawaran dari Prilly

“Yang kedua tapi pakai kondom ya ko” Pinta Prilly

“Iya sayang” Setyo mengiyakan permintaan Prilly sambil mengecup mesra keningnya

Kemudian kedua sejoli yang baru dipertemukan kurang dari 1 jam yang lalu itu, segera bergegas menyelesaikan mandinya, dan beranjak ke ranjang peraduan untuk memulai ronde kedua.

Mirip dengan ronde pertama tadi, di ronde kedua ini pun Prilly yang mengambil inisiatif terlebih dahulu, dimulai dengan menjilati puting Setyo, sambil tangannya mengocok lembut penis Setyo, bedanya kali ini penis Setyo sudah dalam keadaan lemas, karena baru saja beberapa saat yang lalu mencapai orgasme.

“Ih sekarang udah tidur ya... hihihi” Goda Prilly sambil terus mengocok dengan lembut

Masih sama dengan ronde pertama tadi, setelah beberapa saat di dada Setyo, Prilly pun mulai menjilati badan Setyo, dan terus turun hingga ke penis Setyo

“Bangun sayang, kita main lagi yuk...” Goda Prilly sambil berpura-pura berbicara dengan penis Setyo yang masih terkulai lemas

Dengan telaten Prilly pun menjilati dan mengkulum-kulum penis Setyo yang masih tertidur dengan nyenyaknya, sesekali dihisap kepala penis Setyo dengan keras, namun kali ini penis Setyo seperti tidak mau bekerja sama

“Ko... katanya mau dua ronde, kok ini gak bangun-bangun ko?” Tanya Prilly merajuk, merasa sudah mengeluarkan berbagai teknik, tetapi masih gagal membuat penis Setyo dalam posisi siap tempur kembali

“Uggh... iya nih.. mungkin karena udah lama gak main, dan tadi langsung keluar banyak kali ya?” Setyo menjawab sambil sedikit mengerang, karena kocokan Prilly yang semakin kencang, di dalam hati pun Setyo bingung, karena sebenernya dia sudah sangat bernafsu, dan servis dari Prilly pun dirasa begitu sungguh-sungguh dan nikmat, tapi anehnya penisnya masih tetap tertidur dengan nyenyaknya

“Ayo bangun... ayo kamu bisa...” Kembali Prilly menggoda berpura-pura memberi semangat penis Setyo sambil mempercepat kocokannya pada penis Setyo.

Namun sayangnya, sampai telepon di kamar itu berdering, usaha Setyo dan Prilly untuk membangunkan penis Setyo dan bermain dua ronde, masih aja gagal

“Yaah... gak jadi dua ronde deh ko” Sedikit nada kecewa kelaur dari mulur Prilly, sepertinya dia juga sudah cukup terangsang, dan menginginkan main satu ronde lagi.

“Iya, maaf ya sayang, mungkin kecapekan, minggu depan aku datang lagi ya...” Sambil meminta maaf Setyo pun berjanji akan berkunjung lagi, sembari juga memberikan sedikit tips untuk service Prilly yang sebenarnya bisa dikategorikan memuaskan, sayang penisnya yang tidak mau bekerja sama.

Akhirnya dengan langkah gontai dan perasaan campur aduk antara puas mampu berejakulasi di vagina setelah menahan dua tahun, namun juga kecewa, karena tidak mampu main dua ronde, Setyo pun meninggalkan lapangan tembak langganannya itu, dengan harapan minggu depan akan kembali lagi, dan mampu bermain dua ronde

Sementara Setyo meninggalkan lapangan tembak tersebut, Prilly pun kembali ke meja bersama teman-temannya menunggu pelanggan berikutnya

“Eh gw heran deh, kenapa belakangan ini tamu gw cepet keluar semua ya, jadi kentang gw..” Keluh Prilly ke temannya

“Hah? Eh gw juga, entah kenapa gw tuh sebenernya belakangan ini lagi nafsuan, tapi gw juga dapetnya tamu yang cepet keluar..” Ternyata teman Prilly pun menghadapi masalah yang sama

“Ah mungkin karena itu lu lama gak dipakai kali, jadi sekarang sempit, makanya tamu-tamu pada cepet keluarnya “ Timpal temannya yang lain lagi

“Mungkin juga ya... hahahaha”


Sabtu jam 04.42 PM, satu mnggu kemudian di Jakarta


Sudah satu minggu sejak kejadian Setyo K.O melawan Prilly di ronde pertama dan tidak mampu melanjutkan pertandingan ke babak kedua. Beberapa hari sejak itu Setyo berusaha melatih kemampuannya dengan menonton JAV favoritnya, tapi anehnya, penisnya tetap tertidur dengan nyenyaknya, walau nafsu meninggi, namun tidak sedikitpun penis Setyo menunjukkan tanda-tanda kebangkitan.

Maka di hari sabtu ini, selayaknya lelaki pada umumnya, untuk mengobati kekhawatirannya, Setyo pun memutuskan untuk pergi, bukan ke dokter kulit dan kelamin, namun kali ini ke tempat pijat plus-plus, denan harapan, waktu tempur yang lebih panjang, ditambah lagi adanya prosesi pijat dan petik mangga, Setyo berharap, kali ini penisnya bisa bangkit perkasa, tidak lupa agar lebih meyakinkan, Setyo pun mencoba meminum pil obat kuat yang didapatnya di lokapasar daring andalannya.

Setelah memastikan bahwa kedatangannya bersamaan dengan showtime di tempat pijat langgannya, Setyo pun memacu kuda besi tuanya membelah jalanan ibukota. Tidak lama kemudian Setyo pun tiba di tempat pijat langganannya, bertepatan dengan dimulainya show time, dimana terapis-terapis bisa dipilih secara langsung.

Setyo sempat kebingungan diantara bidadari-bidadari yang siap dipilih untuk menemaninya, namun akhirnya Setyo pun menjatuhkan pilihan pada satu bidadari yang memang sesuai dengan seleranya. Setelah menyelesaikan urusan administrasi, dengan bergandengan mesra, sepasang manusia itu pun menuju kamar pertempuran. Setibanya di pintu kamar, sang perempuan meminta Setyo untuk menunggu sebentar, sementara dirinya mengambil peralatan yang akan membuat pertempuran menjadi lebih seru dan asyik.

Setyo pun duduk di tempat ranjang, tidak lama kemudian terdengan suara ketukan di pintu kamar tersebut, Setyo pun segera membukakan pintu tersebut, dan begitu pintu tersebut terbuka, Setyo pun terkejut dengan penampilan perempuan pilihannya, ternyata perempuan tersebut bukan cuma mengambil perlengkapan tempur, namun juga mengganti bajunya dengan lingeria transparan merah, membuat sepasang payudara indahnya terlihat dengan jelasnya

“Kenapa ko, kok bengong?” Goda perempuan yang mengaku bernama Reva tersebut

“Ah, kamu cantik sekali sayang”

“Jadi aku dibiarin di depan saja nih ko” Reva kembali menggoda, setelah melihat Setyo hanya terpaku dipintu tanpa membiarkan dirinya masuk

“Oh iya iya...” Setyo pun segera menarik tangan Reva ke dalam.

“Jadi mau pijet dulu atau langsung saja nih ko?”

“Mmh... pijet dulu deh sebentar” Sebenernya Setyo sudah terpeseona dan terangsang dengan penampilan Reva yang hanya mengenakan lingerie merah transparan tersebut, namun Setyo juga merasa bahwa penisnya sama sekali belum tegang, sehingga dia ingin mencoba mengulur waktu, dengan berharap servis petik mangganya bisa membangkitkan penisnya yang sudah tertidur selama 1 minggu itu.

“Mandi dulu yuk ko”

“Tapi kan mau pijet dulu sayang?”

“Iya gak papa ko, nanti abis pijet, kita mandi dulu lagi, sebelum itu” Reva membalas sambil melakukan lirikan menggoda ke arah selangkangan Setyo

“Ok, kalo gitu”

Segera sepasang manusia tersebut pun menanggalkan seluruh kain yang menutup tubuhnya, dan menuju kotak kamar mandi yang terdapat di dalam kamar tersebut.

“Ih gede banget... tapi masih tidur ya? Nanti Reva kasih enak-enak ya biar bangun” Goda Reva ketika membersihkan penis Setyo yang masih tertidur.

Mendapatkan godaan dari Reva, muncul kekawatiran di dalam hati Setyo, karena sebenarnya saat ini Setyo sudah sangat bernafsu, tapi penisnya masih saja dalam kondisi tertidur pulas. Setyo masih berharap pijatan-pijatan sebelum ke menu utama mampu membangkitkan kembali penisnya.

“OK Ko, udah wangi, koko tunggu bentar ya, aku lanjut bebersih sebentar” Reva mempersilahkan Setyo untuk menunggunya di atas ranjang.

Berbeda dengan seminggu yang lalu, dimana penis Setyo begitu tegang sembari menunggu perempuan yang akan menemaninya, kali ini walauoun Setyo sudah sangat bernafsu, penisnya masih tidak mau berdiri juga.

“OK Ko, jadinya mau pijat dulu kan?” Tanya Reva setelah mengeringkan tubuhnya

“Mmh... Iya dong, pijat dulu ya” Setyo masih berharap mengulur waktu akan membantu penisnya bisa berdiri kembali

“Ya udah, koko silahkan tengkurap disini ya, pakai minyak mau ko?”

“Boleh”

Reva mulai menuangkan sedikit minyak di punggung Setyo, dan memulai memijat, mulai dari bahu Setyo yang memang sedikit pegal juga.

“Mmh..” Gumam Setyo, karena ternyata Reva bukan cuma menarik secara fisik, tapi juga memiliki teknik memijat yang cukup enak juga.

Sambil ngobrol, Reva terus melanjutkan pijatannya, setelah selesai dengan punggung Setyo, Reva berpindah ke kedua kaki Setyo, disini, terkadang, pijatan Reva mulai sedikit menyenggol penis Setyo.

“Ko pantatnya diangkat sedikit ya...” Pinta Reva

“Ok” Ini dia, petik mangga yang ditunggu oleh Setyo, yang berharap bisa membangkitkan penisnya

“Ugh... enak...” desis Setyo, ketika Reva dengan sangat ahli melakukan petik mangga yang dikombinasikan dengan sentuhan ringan di bongkahan pantat, dan juga lubang anusnya.

“Kenapa ko? Sakit ya” Goda Reva

“Gak papa kok sayang... ugh.. enak banget...”

“Enak ya ko? Tapi kok masih tidur?” Reva juga mulai heran, karena penis Setyo tetap tidak mau berdiri

Reva meningkatkan kecepatan kocokannya, namun tetap tidak ada reaksi dari penis Setyo

“Ko udah ko, mandi dulu yuk...” Setelah kurang lebih 15 menit melakukan petik mangga, akhirnya Reva pun menyerah, dan mengajak Setyo mandi, agar bisa melanjutkan ke menu utama

Untuk kedua kalinya, mereka berdua pun mandi

“Ko, ini kok dari tadi gak berdiri ko?” Tanya Reva sambil menyabuni penis Setyo

“Mmh... mungkin aku kecapekan kali ya sayang, aku memang agak kurang enak badan sih” Setyo pun mencoba beralasan

“Mmh.. tapi mau lanjut gak nih ko?”

“Boleh dicoba dulu ya sayang, mungkin kamu emut dulu barangkali pakai emutan kamu, bisa bangun nanti”

“Ok Ko”

Setelah keduanya mengeringkan badannya, Setyo pun segera berbaring, sementara Reva yang penasaran langsung menuju ke penis Setyo

“Ko, langsung aku emut ya?”

“Boleh sayang”

“Ko ini kayaknya koko masih kurang enak badan nih ko, ini daritadi gak bisa bangun” Reva sudah mencoba berbagai teknik untuk membangunkan penis Setyo, namun sayangnya tetap saja belum berhasil

“Ya udah, maaf ya sayang, mungkin aku memang masih terlalu capek, kalo gitu udahan aja deh” Setyo yang menyadari bahwa mungkin memang dirinya mengalami impotensi, mencoba mencari alasan

“Ih, kok udahan ko, aku lagi pengin loh ko” Anehnya, Reva malah terlihat bernafsu dan tidak ingin mengakhiri sesi ini

“Iya sayang, maaf ya sayang, tapi kayaknya aku bener-bener gak bisa hari ini”

“Yaah koko... padahal Reva lagi pengin loh”

Akhirnya keduanya mengakhiri sesi ini dengan perasaan kecewa.


Tempat rahasia, 20 December 2027


POV Setyo


Sudah lebih dari lima tahun sejak terakhir kali aku mengalami orgasme, sejak terakhir kali aku bermain dengan perempuan di lapangan tembak itu, aku tidak bisa lagi mengalami yang namanya ereksi, dan seiring dengan bertambahnya waktu, aku bahkan sudah tidak ingin lagi merasakan berhubungan intim dengan siapapun.

Dan hal ini bukan cuma aku saja yang mengalaminya, ketika tahun 2022, pandemi covid-19 dinyatakan sudah bisa terkontrol, dan segala kegiatan berangsur-angsur kembali ke normal, ternyata munculah suatu virus baru, WHO memberi nama resmi virus ini Sevid-22, singkatan dari Sexual Virus Disease 2022, namun masyarakat umum lebih suka menyebutnya dengan virus men-o-pause, mirip dengan kondisi yang biasanya dialami para perempuan ketika menginjak usia 50 tahun.

Asal-usul virus men-o-pause ini sampai sekarang belum berhasil diidentifikasi, virus ini menular melalui cairan tubuh manusia, baik dari sperma, cairan vagina, maupun air liur. Virus men-o-pause ini menyerang baik lelaki maupun perempuan, pada lelaki, beberapa saat setelah terkena vius ini, lelaki tersebut akan langsung terkena ejakulasi dini, dan setelah itu, perlahan namun pasti, lelaki yang terkena virus men-o-pause ini kan kehilangan nafsu untuk berhubungan lagi.

Sementara itu pada perempuan, gejala yang terjadi justru sebaliknya, perempuan yang terkena virus ini akan menjadi sangat bernafsu, dan lama kelamaan akan kecanduan dengan sperma lelaki, dan menyebabkan sakaw jika tidak berhasil mengkonsumsi sperma. Dengan gejala virus men-o-pause yang seperti ini, virus ini berhasil menyebar dengan cepat, dan terlambat untuk terdeteksi, karena baik lelaki maupun perempuan yang terkena virus ini diawal tidak mau atau malu untuk mengecekan dirinya ke dokter.

5 Tahun sudah sejak pertama kali aku terkena virus men-o-pause ini, dan sekarang keadaan dunia sudah sangat jauh berubah, saat ini dunia dikuasai oleh para perempuan, sedangkan kamu lelaki menjadi kaum yang sekarang sangat tertindas. Untuk para lelaki yang memiliki gen yang terbaik, misalnya berwajah tampan, atau olahragawan, atau ilmuwan, mereka biasanya dipelihara oleh para perempuan penguasa, para lelaki ini diijinkan tinggal di apartemen/hotel mewah, mereka diberi sedikit kebebasan untuk beraktifitas normal, namun, setiap hari mereka dicekoki dengan viagra, dan dalam 1 hari, mereka dipaksa untuk berhubungan dengan wanita-wanita yang mau membayar untuk sperma berkualitas terbaik.

Sedangkam untuk lelaki yang memiliki gen yang biasa saja, mereka dikurung didalam penjara-penjara kumuh, tiap hari, sperma mereka akan diperah menggunakan alat sejenis alat pemerah susu sapi, sperma-sperma dengan kualtias yang biasa saja ini biasa dijual murah untuk para perempuan kalangan menengah kebawah. Namun nasib para lelaki baik yang memiliki gen terbaik maupun yang biasa saja akan berakhir sama, saat kualitas sperma mereka sudah buruk, lelaki ini akan dicampakan begitu saja dijalanan.

Sebenernya selain dua golongan diatas, ada golongan ketiga, yaitu seperti aku dan teman-temanku ini, kami adalah segelintir lelaki yang masih mampu melarikan diri dari kejaran perempuan-perempuan yang sudah tergila-gila dengan sperma para lelaki ini. Saat ini para lelaki seperti kami mampu bertahan dari cengkeraman mereka dengan tinggal berkelompok dalam kelompok-kelompok kecil, hal ini terpaksa dilakukan untuk menjaga kepercayaan antar teman, dan menghindari deteksi dari para perempuan tersebut.

Saat ini aku tinggal berempat: Ardi, ayah kandungku, Dino, dulu adalah tetangga depan rumahku, dan Rizki, seorang lelaki yang dulunya dipelihara oleh para perempuan di salah satu apartemen, namun akhirnya dibuang setelah dirinya dianggap sudah tidak berguna lagi, untung dirinya ditemukan oleh kami ketika digeletakan begitu saja di selokan dekat dengan persembunyian kami.

Sudah 2 tahun ini kami berempat bersembunyi di lokasi yang tidak bisa saya ceritakan, untuk menjaga keamanan kami, sejak 2 tahun ini juga, kami sudah tidak lagi menggunakan alat komunikasi modern seperti telepon genggam, dan gawai-gawai modern lainnya untuk menghindari pelacakan. Kami berempat kembali menggunakan alat komunikasi semanual mungkin untuk saling berkomunikasi antar grup, ya kami berempat juga masih berkomunikasi dengan kelompok-kelompok lelaki yang lain, baik untuk bertukar informasi jika ada rekan kami yang tertangkap, ataupun jika ditemukan lelaki yang baru dibuang, sehingga bisa kami rawat, kami juga saling menginformasikan masalah pasokan makanan dan senjata, namun kami tidak berani untuk membentuk kelompok besar, karena resiko untuk terlacaknya lebih besar.

“Kalian cepat berkemas, kita harus secepetnya pindah tempat, Dino baru saja tertangkap” Ardi ayahku yang baru saja masuk ke tempat persembunyian kami memberi kabar yang begitu singkat, padat, jelas, dan mengerikan, walaupun kami memiliki 1000 pertanyaan yang berkecamuk di kepala kami, namun kami harus segera berkemas dan berpindah, karena kami tidak tahu apa yang bakal terjadi dengan Dino, dan apakah dia bakal membocorkan lokasi persembunyian kami atau tidak.

Segera setelah kami berkemas seperlunya, dengan langkah cepat namun hati-hati kami pun segera bergegas meninggalkan lokasi persembunyian kami yang sekarang ini.

“Setyo, kamu segera kabarin kelompok bang Arya, tanya ke dia, apakah kita bisa menumpang bersembunyi sementara” Perintah ayahku kepadaku

“Ok yah”

`Bang Arya, bisa numpang sementara? Darurat` Kutuliskan pesan disecarik kertas, kemudian kuikatkan kertas tersebut di burung merpati peliharaan kelompokku ini.

Ya kami memang kembali berkomunikasi menggunakan burung merpati, walaupun tradisional dan lambat, namun sedikit lebih sulit terlacak jika dibandingkan dengan menggunakan metode komunikasi modern seperti telepon genggam, dan internet lainnya.

“Sudah yah” Aku pun mengabari ayahku, bahwa pesan sudah dikirimkan

“Ok, sembari kita menunggu, kita tetap harus bergerak dengan cepat namun hati-hati” Perintah ayah kepada kami berdua


POV Rizki


Kata-kata om Ardi yang mengabarkan bahwa Dino tertangkap kelompok perempuan itu tentunya mengagetkan kami semua, memang sejak virus men-o-pause menjangkiti dunia, keadaan dunia sudah berubah 180 derajat dibanding sebelum virus men-o-pause ini menyerang, sekarang perempuan menguasai dunia, kami para lelaki tak ubahnya sebagai hewan ternak yang dipelihara hanya untuk diperas spermanya. Untuk itu, kami para lelaki membentuk kelompok-kelompok kecil untuk bertahan hidup, dan beberapa hari sekali kami bergiliran keluar dari tempat persembunyian kami untuk mencari makan, atau senjata untuk bertahan hidup, dan hari ini adalah giliran Dino untuk keluar mencari makan, dan om Ardi berjaga di sekitar lokasi kami untuk memantau keselamatan kami semua, sayangnya hari ini bukanlah hari keberuntungan buat Dino.

Kabar ditangkapnya Dino ini mengingatkan aku kembali ke masa-masa awal men-o-pause ini menjangkiti dunia.


Jakarta, 10 May 2023


POV Rizki


Sudah sekitar 1 tahun sejak virus men-o-pause pertama kali dilaporkan, dan aku pun sebenernya sudah terkena virus tersebut, namun berkat tubuhku yang atletis, dan wajahku yang tampan, hingga saat ini aku masih bisa menjalankan peranku sebagai pria untuk memuaskan dahaga para perempuan akan sperma.

Ya namaku Rizki, dan sejak sebelum virus men-o-pause ini menyerang, pekerjaanku memang sebagai gigolo untuk perempuan-perempuan high class, berkat servisku yang selalu memuaskan para pelangganku, walaupun aku juga sudah terjangkiti virus tersebut, namun para pelangganku tidak segan-segan untuk membelikan aku pil biru agar staminaku kembali bugar

“Sayang... sudah kamu minum pilnya” Tanya Gisel, salah seorang pelangganku yang saat ini sedang menyewa jasaku

“Sudah dong sayang, sudah siap nih untuk puasin kamu”

“Yakin kamu sanggup puasin aku ?”

“Sanggup dong sayang, kalau gak sanggup, jangan panggil aku Rizki”

“Gitu ya? Tapi kamu tau kan, aku juga sudah terkena virus men-o-pause?”

“Tau dong sayang, malah tambah seru, artinya kamu bakal tambah nafsu kan?”

“Ih, iya dong, siapa yang gak napsu sama cogan keq kamu, apalagi kontolnya gede dan panjang gitu” Goda Gisel sambil memelukku

Tidak butuh waktu lama bagi kami berdua untuk melepas seluruh kain yang melekat di tubuh kami. Gisel yang memang sudah terkena virus men-o-pause pun begitu bernafsu menjilati kedua dadaku, sedangkan penis ku sendiri sudah begitu tegang, bukan karena sudah bernafsu juga, karena sejak aku terkena virus men-o-pause, aku sebenarnya sudah tidak bernafus lagi melakukan hubungan seks, penisku bisa ereksi dengan kerasnya, tak lain karena pil biru yang rajin diberikan oleh para pelangganku.

“Ugh... ini yang aku suka, gede, keras pula” Gumam Gisel sambil mengelus penisku dengan sedikit kasar

“Iya dong sayang, biar kamu puas, kamu kan sukanya yang gede dan keras”

“Ya udah, boleh aku masukin sayang” Tanya Gisel sambil mulai menggesekan penisku di bibir vaginanya yang sudah sangat basah

“Memang kamu sudah siap sayang?”

“Mmh... kamu gak berasa, memek aku udah basah banget begini?”

“Ya udah deh, mine is yours, babe”

Tanpa berlama-lama, Gisel langsung memasukan penisku ke dalam vaginanya sampai mentok, dan langsung menggoyangkan pinggulnya, terkadang maju-mundur, terkadang naik-turun, terkadang juga memutar-mutar pinggulnya.

Sebenarnya jepitan vagina Gisel, dan perempuan-perempuan lainnya masih terasa nikmat, namun ya sekali lagi, gara-gara virus men-o-pause, walaupun terasa nikmat, namun, aku sudah kehilangan nafsu untuk berhubungan seks.

“Aaah.. gw keluar sayang, gw keluar...” Gisel pun menggumam sambil mempercepat ulekan pinggulnya, tidak lama kemudian kurasakan vaginanya berkedut dengan kencangnya, dan cairan hangat terasa mengalir membasahi penisku yang masih terpijat didalam vaginanya.

“Sudah keluar sayang” Tanyaku dengan lembut sambil mengusap kepalanya

“Iyah yang, enak banget kamu”

“Mau lagi?” Godaku sambil menghentak kecil pinggulku

“Mau dong... Bikin aku keluar lagi sayang...”

Aku pun memeluk Gisel, dan berganti posisi ke missionaris.

“Arrgh... aku mau keluar sayaaaang...” Setelah hampir 2 jam, dan berbagai macam gaya akhirnya khasiat pil biru itu pun habis, dan tidak butuh waktu lama, virus men-o-pause segera kembali bereaksi, membuat aku langsung mencapai orgasme dengan cepatnya

“Keluarin yang banyak sayang... aku butuh peju kamu yang banyaaak” Gisel pun menyambut semprotan spermaku di mulut rahimnya sambil sambil menghentak-hentakkan pinggulnya keatas

Setelah mandi bersama, dan kembali berpakaian dengan lengkap, maka transaksi seks ini pun berakhir dengan aku mengecup lembut bibir Gisel sebagai penutup transaksi kali ini.

Ya ini lah aku Rizki, gigolo yang hidup dari menjual kebahagiaan ke para perempuan, terutama para perempuan yang sudah terjangkiti virus men-o-pause yang membuat mereka kehausan dahaga akan seks dan sperma.


Jakarta, 19 September 2025


POV Rizki


Keadaan dunia sudah jauh berubah, sudah 3 tahun sejak virus men-o-pause pertama kali diidentifikasi, dan dunia sekarang sudah benar-benar dikuasai oleh para perempuan, Indonesia sendiri yang di tahun 2024 masih sempat mengadakan pemilu, akhirnya memilih perempuan untuk menjadi presidennya, hal ini terjadi karena di tahun 2024, para perempuan sudah lebih menguasai keadaan, sedangkan kaum lelaki semakin tersingkir, akhirnya calon perempuan yang sejak tahun 2021 sudah sibuk memasang baliho bersayap di seluruh penjuru negeri, akhirnya memenangi pemilu di 2024.

Sekarang keadaan di Indonesia, dan di dunia sudah menjadi seperti neraka bagi para lelaki, aku sih termasuk beruntung, karena aku dianugerahi fisik yang menarik, ditambah pula beberapa pelanggan lama ku sekarang sudah menjadi orang-orang berpengaruh, maka aku pun masih bisa tinggal di apartemen mewah di daerah jakarta selatan, aku juga masih punya sedikit kebebasan berjalan-jalan kemanapun, asal dikawal oleh beberapa perempuan, namun untuk dapat menikmati semua fasilitas ini, aku harus selalu siap jika ada para perempuan yang ingin memanfaatkan jasaku untuk memuaskan mereka.

Dalam keadaan normal, mungkin kalian berpikir hidupku enak, tapi kenyataannya tidaklah seperti itu, seperti yang sudah dikatakan beberapa kali, virus men-o-pause ini pelan-pelan menghilangkan nafsuku untuk bercinta, bahkan efek langsungnya adalah penisku sebenarnya tidak bisa berereksi lagi, namun para perempuan itu terus mencekokiku dengan obat-obatan, agar penisku bisa tegang sempurna, walaupun aku sebenarnya tidak bernafsu sama sekali. Yah apa boleh buat, paling tidak keadaanku masih lebih baik jika dibandingkan dengan para lelaki lain yang tidak seberuntung aku, lelaki yang tertangkap dan dianggap tidak memiliki gen yang lebih baik, mereka akan dikurung di penjara yang kumuh, dan setiap hari spermanya diperah secara paksa menggunakan alat yang mirip dengan alat pemerah susu sapi, bisa dibayangkan betapa ngilu dan sakitnya ketika penis yang sudah tidak bisa berereksi sama sekali, namun tetap dipaksa diperah menggunakan alat, dan akhirnya ketika para lelaki malang ini sudah hampir meninggal, mereka akan dibuang begitu saja seperti sampah yang tidak berguna,.


“Yang.. sudah diminum kan pilnya?” Suara menggoda dari seorang perempuan, yang sekarang terasa menyeramkan di telingaku kembali terdengar, kali ini dari salah satu ibu pejabat yang sudah berusia diatas 40 tahun, namun dengan perawatannya, tubuhnya masih langsing bagaikan perempuan remaja diusia 20tahunan

“Sudah dong sayang...” Terpaksa aku berpra-pura mesra untuk melayaninya, bagaimanapun ini lah cara yang harus aku tempuh untuk bertahan hidup di dunia yang sudah berubah ini.

“Yang kok sekarang peju kamu tambah sedikit sih?” Keluh pelangganku ini ketika akhirnya aku berejakulasi di dalam mulutnya

“Ah, nggak kok yang, perasaan peju aku masih banyak kok seperti biasanya” Aku mencoba mengelak, karena aku takut, jika nasibku akan berakhir sama dengan para lelaki kurang beruntung lainnya, dibuang begitu saja ketika dirasa sudah tidak mampu memenuhi standard sperma yang mereka inginkan

“Tapi ini juga lebih encer deh, gak sekental biasanya juga”

“Nggak lah sayang, itu perasaan kamu saja”

“Hmm... Ya udah, nanti malam aku dateng lagi deh, coba kita liat lagi ya nanti malam”

“Ok sayang”

“Ya udah, aku pulang dulu sayang, siapkan dirimu, dan pejumu untuk nanti malam ya... Dadah...”

“Ok sayang, see you soon” Balasku sambil menutup pintu apartemenku

Sial... Bagaimana ini, sepertinya kualitas spermaku sudah menurun, Aku benar-benar bingung dan ketakuan, apalagi pelangganku nanti malam mau kembali meminta jatah dariku, kalau aku tidak dapat memuaskan dia, dia akan memanggil KPK (Komisi Pemeriksa Kontol) yang akan melakukan tes untuk mengetahuin kualitas spermaku, dan jika memang kualitas sperma, dan gen di dalamnya sudah menurun, maka aku bisa saja kehilangan semua fasilitas yang aku dapatkan sekarang, dan dilemparkan ke penjara, dimana aku akan dikurung disana, adn spermaku diperas hingga habis. Aku juga tidak mungkin melarikan diri dari apartemen ini, apartemen ini dijaga sangat ketat oleh para tentara perempuan, dan kalaupun aku berhasil menyusup keluar, itu artinya lagi-lagi aku akan kehilangan semua fasilitas yang sudah aku dapatkan disini.


Akhirnya aku memutuskan untuk meminum banyak-banyak vitamin, dan berharap nanti malem performaku mampu memuaskan tante Gondho, pelangganku yang tadi.


Jumat 19 September 2025 jam 07:54 PM, di Jakarta


Ting..tong...” bel apartemenku akhirnya berbunyi

“Sayaaang....” disusul suara tante Gondho yang terdengar menyeramkan ditelingaku

“Iya sayang, sebentar” Aku pun dengan lamabt berjalan menuju ke pintu apartemenku

“KEJUTAAAN !!!” teriak 3 orang perempuan ketika aku membukakan pintu apartemenku

“Eh ? Sayang?!” Aku pun terkejut

“Hahaha.... iya nih sayang, aku ajak dua anak kembarku sekaligus, biar mereka juga puas sama kamu, soalnya cowo-cowo langganan mereka sudah tidak bisa lagi memuaskan mereka, malah tadi sebelum kesini, baru aku laporin ke KPK”

“Rina..” seorang perempuan muda mengulurkan tangannya

“Rizki” Sambutku

“Lena..” kembarannya pun menyusul memperkenalkan diri

“Rizki” aku kembali menyambut uluran tangannya

Kedua anak tante Gondho ini benar-benar identik, sama-sama tipe loli, muka yang masih sangat babyface, namun bodynya sudah bak gitar spanyol

“Hayo sayang, bisa bedain, yang mana yang Rina, yang mana yang Lena?” Goda tante Gondho yang menyadari kesulitanku membedakan kedua putri kembarnya

“Susah sayang...Jawabku sambil menggaruk kepala yang sebenernya tidak gatal

“Hahaha... nanti kamu tau sendiri kok sayang... Yuk Rin, Len, malem ini kita bakal puas kok sama Rizki....”

Dalam keadaan normal, apa yang aku alami ini mungkin impian bagi banyak lelaki ya, bercinta dengan tiga orang sekaligus, dimana 2 diantaranya ada perempuan kembar yang masih muda, berawjah loli, berbadan biola, sedangkan 1 lagi adalah ibu kandung dari kedua anak kembar tersebut, yang walaupun sudah berumur 40 tahun lebih, tetapi karena rajin perawatan, maka memiliki fisik yang tidak kalah dengan kedua putri kembarnya. Namun apa yang aku rasakan sekarang adalah ketakutan, aku benar-benar cemas, apakah aku mampu melayani dan memuaskan mereka bertiga sekaligus, karena jika tidak, bukan tidak mungkin tante Gondho akan memanggil KPK, seperti yang terjadi dengan lelaki langganan kedua putrinya, dan mungkin aku akan dijebloskan ke penjara untuk diperah spermaku hingga habis.

Tanpa aba-aba apapun, segera setelah pintu apartemenku tertutup, tante Gondho segera menyosor bibirku dengan ganasnya, diikuti dengan kedua putrinya yang segera berlutut dan berusaha melepaskan penisku dari sangkarnya

“Gede juga ya Mom...” Ujar seorang putrinya ketika melihat penisku untuk pertama kali

“Mmh... mamah gak bohong kan?”

“Pantes mamah langganan, keras banget juga” Timpal putri yang lain sambil mulai mengocok penisku yang sudah sangat tegang, tegang karena obat yang aku minum demi menjaga performaku agar aku masih bisa menikmati hidupku di apartemen ini.

Dengan kompak, tangan Rina dan Lena bergerak ke atas dan ke bawah secara bersamaan. Sambil mengocok perlahan, Rina dan Lena juga mencumbu buah zakar dan paha ku. Sementara aku meremas payudara tante Gondho untuk menaikan birahinya, sehingga aku berharap tante Gondho bisa cepat mencapai orgasmenya.

“ccupp cuuphh cupphh”. Sekujur batang penisku dikecup bertubi-tubi oleh kedua putri tante Gondho

“Ayo, cepat kalian buka baju kalian...” Tante Gondho memerintah kedua putrinya untuk segera membuka baju mereka, agar segera bisa menikmatiku

Sementara kedua putrinya melucuti pakaian mereka, tante Gondho pun melucuti pakaiannya dan juga pakaianku, kemudia menggiringku duduk di tepi ranjangku.

“Rina, Lena, kalian coba berdiri disitu” Tante Gondho memerintah kedua putrinya untuk berdiri di depan ku, dalam keadaan telanjang bulat

“Ayo sayang, sekarang kamu tebak yang mana yang Rina, yang mana ya Lena?” Bisik tante Gondho ditelingaku, sambil tangannya tidak lepas mengocok lembut penisku

“Mmh... yang mana ya sayang...” Aku benar-benar kebingungan, kedua perempuan di hadapanku ini benar-benar kembar identik, bahkan ketika keduanya telanjang bulat, sampai akhirnya aku menyadari di payudara sebelah kiri salah satu perempuan tersebut ada tahi lalat nya, sedangkan di perempuan yang satu lagi, kedua payudaranya putih, bersih mulus, tanpa tahi lalat

“Mmh... mirip banget ya yang, tapi yang satu ada tahi lalatnya di tete sebelah kirinya...” Aku mencoba menemukan perbedaan di keduanya, tanpa berhasil menebak yang mana yang Rina, dan yang mana yang Lena

Tante Gondho beranjak menuju ke kedua anak perempuannya

“Yak, yang ada tahi lalat di tete kanan ini yang namanya Rina sayang” Jelas tante Gondho sambil meremas lembut payudara Rina

“Sedangkan kalo Lena, tahi lalatnya ada di sebelah sini” Tante Gondho menunjukkan lokasi antara paha kanan dalam dengan bibir vagina Lena

“Jadi kamu gampang hafalinnya, Rina, itu right payudara, sementara Lena itu left vagina, hahahaha” Tante Gondho memperjelas tanda yang bisa membedakan kedua anak kembarnya

“Oh iya ya sayang gampang jadinya, hahahaha”

“Ya udah, sana kalian nikmatin dulu kontol Rizki” kata tante Gondho sambil menepuk lembut pantat kedua anak perempuan tersebut

“Loh, mamah gak ikut?”

“Mamah tadi siang kan udah satu kali, kalian kan terakhir kemarin, gak papa kalian dulu aja, nanti kalo udah baru mamah”

Dunia memang sudah gila, sudah berubah 180 derajat sejak virus men-o-pause mejadi pandemi. ketiga perempuan itu membicarakanku, seakan-akan aku hanya dildo pemuas nafsu mereka saja.

Rina dan Lena segera menerjangku yang masih duduk di pinggir ranjang hingga terjengkang di atas kasurku, dengan ganas keduanya segera menjilati kedua putingku, sambil tangannya mengocok penisku dengan keras

“Len, aku duluan ya” Rina meminta ijin ke saudari kembarnya untuk mulai menikmati terjangan penisku di vaginanya

“Ya udah Rin”

“Ooh… aaah….”, erang Rina ketika vaginanya mulai tertusuk penisku.

“Kamu jilatin memek aku ya” Lena tidak mau ketinggalan, segera memposisikan vaginanya diatas wajahku, dan memintaku untuk menjilatinya. Kini aku menghadapi keliaran kedua perempuan kembar ini. Rina dan Lena seolah berlomba mencapai orgasme.

Untuk ronde pertama ini tampaknya Rina yang menang, karena vaginanya dipompa oleh penisku, sementara vagina Lena hanya dijilatin saja. “Eeenngghhh… “, Rina melenguh dan tubuhnya berkelojotan di atas tubuhku.

Lena yang masih belum orgasme, segera mengubah posisinya. Lena menggenggam penisku, dan mulai menurunkan vaginanya, sementara Rina yang baru saja mencapai orgasmenya, menggantikan posisi Lena, sekarang vagina Rina berada tepat diatas wajahku.

“Enak kan sayang?” Tante Gondho entah bertanya ke siapa, karena dia memanggil sayang baik ke aku, maupun ke kedua anak kembarnya

“Iya mah, enak...” Lena yang sekarang sedang menggoyang pinggulnya dengan cepat menjawab pertanyaan ibu kandungnya

“Jago ngejilat juga ya mah...” Rina pun menimpaiinya, memuji teknik jilatanku

“Iya dong, siapa dulu dong yang ngelatih...” Tante Gondho membanggakan dirinya atas kemampuanku menservis kedua putrinya

Mirip dengan kejadian tadi pagi, hampir 2 jam aku berjuang menghadapi dua perempuan cantik nan liar ini, tiap kali salah seorang dari mereka orgasme, mereka segera bertukar posisi, hingga akhirnya

““Hegh… hu… huoooooooh…”, Akupun melenguh, Lena dan Rina dalam posisi 69, sedangkan aku mendoggy Lena, dan Rina sibuk menjilati buah zakar dan juga batang penisku yang masih keluar masuk di vagina saudari kembarnya

“croot...croot... croot..” Akupun menyemprotkan spermaku ke dalam liang vagina Lena, liang vagina yang dalam keadaan normal tentu akan terasa begitu nikmatnya, sayangnya dunia sudah sangat berubah, dan aku menjalani semua ini dalam keadaan tertekan demi bertahan hidup.

Rina yang mengetahui bahwa aku baru saja orgasme di dalam vagina saudari kembarnya malah terus menghisap bola zakarku, membuat sensasi merinding geli yang luar biasa, dan setelah membiarkan penisku agak melemas, Rina pun mulai menghisapi penisku dengan gencar, berharap mampu membangkitkan kembali penisku, karena dirinya belum mendapatkan semprotan sperma di vaginanya, aku pun juga berharap obat yang aku minum mampu membuat penisku kembali ereksi dengan sempurna.

“Mmmh...” Sambil memejamkan mata, aku pun menahan eranganku, ketika Rina terus mengocok dan menghisap dengan gencar penisku, kurasakan lidahnya menjilati memutar batang penisku yang masih berada didalam mulutnya.

“Mah... ini keqnya gak bisa berdiri lagi deh...” Lena yang melihat usaha saudari kembarnya tampak tidak menghasilkan apa-apa melaporkan ke tante Gondho

“Mmh.. enggak kok, bentar lagi ini bisa berdiri lagi, udah enak banget ini” Aku pun memotong, sambil berkonsentrasi agar penisku bisa kembali tegak sempurna

“Mmh.. mamah memang sudah curiga, belakangan performa dia memang agak menurun” ujar tante Gondho

“Eeeh.. ngga kok sayang, masih bisa ini, ini udah berasa mau keras kok” Aku yang panik pun sekarang menggerakan pinggulku, membuat penisku yang masih berada di dalam mulut Rina keluar masuk mulutnya

“Ya udah, kalo memang kamu masih ok, gak masalah dong diperiksa KPK juga” Tante Gondho kulihat mulai mengeluarkan telepon genggamnya dari tasnya

“Eeh jangan sayang...” Kondisiku dengan penis sedang dikulum oleh Rina, ditambah lagi Lena yang sekarang juga mengeroyokku membuat aku tidak dapat mencegah tante Gondho menhubungi KPK untuk memeriksa kesehatan penisku...


Jumat jam 10:44 PM, di Kantor pemeriksaan KPK


Aku terbaring, telanjang, kedua kaki dan tanganku terikat dengan eratnya di ujung ranjang ini, aku lagi-lagi berada di posisi dimana seorang perempuan sedang berusaha membuatku ereksi, tapi sepertinya keadaanku memang sudah sangat kelelahan, sehingga penisku sudah tidak bisa lagi tegak berdiri.

“Hmm... ini sepertinya memang sudah nggak bisa berdiri lagi nih, sayang juga, padahal ganteng sama badan atletik begini” Petugas tersebut melecehkan keadaanku yang memang sudah tidak bisa apa-apa lagi

“Mit, tolong ambilkan obat itu dong, aku mau cek kualitas spermanya” Pinta petugas yang baru saja melecehkan aku tersebut ke rekannya

“Okay”

Tidak lama kemudian rekan petugas tersebut kembali dengam membawa sebuah jarum suntik yang cukup besar.

“Ok, sekarang kita cek kualitas sperma kamu ya, karena sudah tidak bisa berdiri, aku bakal pakai ini untuk bantu biar kamu bisa berdiri tegak lagi, hihihihi” Petugas tersebut mendekatiku dengan jarum suntik besar di tangannya, sementara aku hanya bisa menggelengkan kepala ku

“Arrrghhh...” Jeritku ketika petugas tersebut menyuntikan obat tersebut di perineum ku (area antara buah zakar dan anus)

Ajaibnya, dalam sekejap, penisku berdiri dengan kencangnya, ereksi sempurna. Melihat keadaan penisku yang sudah siap, petugas tersebut segera menurunkan celana dan celana dalamnya, membuat tubuh vaginanya dengan bulu-bulu tipis terlihat dengan bebasnya, petugas tersebut segera naik ke ranjang tempatku terikat. Sempat kulihat nama petugas itu, Putri, di nametagnya.

“Ooh… aaah….”, erangku ketika penisku mulai melesak ke dalam vaginanya.

Memang sudah sering kudengar, para petugas KPK ini memang harus lulus dari pelatihan khusus, dimana mereka diajarkan berbagai teknik untuk membuat para lelaku orgasme lebih cepat, selain itu mereka juga melatih dan merawat vagina mereka secara khusus sehingga sangat sempit, dan mampu memijat penis-penis di dalam vagina mereka.

“Loh kok sudah mau keluar?” Baru sekitar 5 menit penisku di dalam vagina Putri, namun aku sudah hampir mengalami orgasme, dan salah satu kelebihan para petugas KPK yang lain adalah mereka mampu mengetahui kapan lelaku hendak mencapai orgasme, dan mau menjepit penis dengan kuatnya, sehingga menahan orgasme lelaki tersebut

Setelah menjepit sekitar 1 – 2menit, dan dirasa bahwa aku sudah mampu menahan keinginan ku untuk orgasme, Putri kembali menggoyangkan pinggulnya dengan berbagai teknik

Putri terus mengulang proses yang sama, setiap aku hendak orgasme, dia akan menjepit penisku dengan kerasnya, dan ketika tensiku sudah agak menurun, dia akan kembali menggoyang pinggulnya.

“Uoogh.... aahh,...” Dan akhirnya setelah hampir sekitar 2 jam, akhirnya Putri mengijinkanku untuk orgasme. Kusemprotkan spermaku ke langsung ke dalam mulut rahimnya, aku berusaha agar spermaku keluar sebanyak mungkin, agar aku bisa selamat dari pemeriksaan kebugaran ini.

Setelah dirasa aku tidak mampu lagi mengeluarkan sperma, Putri dengan entengnya mencabut vaginanya dari penisku yang mulai melemas, dan beranjak ke meja penilitian yang terletak tepat di sebelah ranjang tempatku terikat. Putri segera jongkok diatas sebuah cawan petri, dan berusaha mengeluarkan spermaku.

“Mari kita cek sperma kamu...” Ujar Putri sambil membawa cawan petri yang berisi spermaku ke mesin pengecek kualitas sperma

Aku hanya bisa pasrah, dan berharap aku masih bisa diijinkan menjalani kehidupanku yang sekarang.


Sabtu jam 07:28 AM, di Kamp Pemerasan Sperma


Brak...” Suara pintu sel ku yang tertutup terasa begitu keras di telingaku.

Ya apa yang dicurigai oleh tante Gondho ternyata terbukti, kualitas spermaku sudah tidak seprima dulu lagi, mungkin akibat sejak sebelum pandemi men-o-pause pun aku memang sudah bekerja sebagai lelaki penghibur, sehingga aku sudah terlalu sering mengeluarkan sperma, sehingga akhirnya kualitas spermaku pun mengencer, dan gen yang dikandung pun sudah dibawah standard yang diterapkan oleh pemerintah, sehingga akhirnya aku harus berakhir disini, sendiri di sel yang kosong ini.

Sudah tidak terhitung kisah yang kudengaar, tentang apa yang terjadi dengan para lelaki yang berakhir di kamp pemerasan sperma seperti ini, sperma mereka akan diperas hingga habis menggunakan alat, yang tentunya bakal terasa sangat menyakitkan, dan jika dirasa sudah benar-benar habis, maka lelaki tersebut akan dibuang begitu saja, seakan-akan seonggok daging yang tidak berguna, jika beruntung, maka mungkin dirinya masih ditemukan oleh kelompok lelaki yang lain dan ditampung, namun jika tidak, maka lelaki tersebut akan dibiarkan hingga mati lemas dijalanan.

Hidup memang bagaikan roda, kemarin aku masih terbangun di apartemenku, menikmati fasilitas yang aku dapatkan sebagai salah satu lelaki terpilih, namun sekarang aku terduduk sendiri di lantai sel yang hanya berupa tikar yang melapisi lantai semen, aku tidak tahu akan berapa lama aku mampu bertahan diperas spermaku, hingga akhirnya aku dibuang.

Lamunanku terputus ketika sebuah piring seng berisi makanan didorong masuk ke dalam selku lewat jeruji. Aku tiba-tiba tersadar bahwa dirinya belum makan dalam waktu 24 jam ini, semenjak ia dipindahkan dari kantor pemeriksaan KPK ke kamp ini. Ketika mengambil piring itu, aku melihat makanannya hanya nasi kering dan sebuah tempe goreng. Tapi karena perutku yang tiba-tiba terasa begitu lapar aku langsung menghabiskan makanan itu dan kemudian dengan terpaksa ku minum air di ember untuk menghilangkan rasa haus.

Baru saja aku menghapus dahagaku, ketika pintu selku tiba-tiba terbuka, dua orang penjaga perempuan memasuki sel tempat aku dikurung.

“Ok ganteng, saatnya kita peras sperma kamu” Salah seorang penjaga tersebut dengan entengnya mengatakan hal yang bagi aku terasa begitu mengerikan

Aku yang masih tidak bisa menerima nasib ini berusaha berlari menerobos kedua penjaga tersebut namun

Bzzt...” Salah seorang penjaga tersebut dengan sigap menarik taser , dan menembakkan ke lenganku, lengan tanganku terasa begitu sakit diikuti oleh pandanganku yang menadi gelap, dan akupun terjatuh tak sadarkan diri.


Sabtu jam 07:51 AM, di Kamp Pemerasan Sperma


Keadaanku kembali sama seperti kemarin malam, kedua kaki dan tanganku terikat erat di keempat sudut ranjang, tempatku berbaring tanpa sehelai benangpun. Namun ada sedikit yang berbeda, jika kemarin aku terbaring seorang diri, saat ini, aku terbaring seperti di sebuah bangsal rumah sakit.

“Aaagh... ampuuun” Terdengar teriakan seorang lelaki dari sebelah kiri ku

“Sudah... sudah... ampun... sudah habis...” Mohon seorang lelaki yang lain

Kengerian sudah sepenuhnya merasuki diriku, saat ini aku berada di bangsal pemerasan sperma, suatu tempat yang selama ini sudah sering kudengar penuh dengan segala kengeriannya, suatu tempat yang selama ini aku coba hindari jauh-jauh, namun akhirnya, saat ini, aku berada di dalam bangsal ini dalam keadaan terikat.

Lamunanku akhirnya terputus ketika 2 orang perempuan berbaju perawat datang mendekatiku

“Sudah sadar dia... hihihihi” Salah seorang perawat tersebut tertawa terkikik

“Iya, ganteng juga, badannya juga sudah bagus”, timpal rekannya

“Iya, ganteng, ganteng sayang jemputnya di gang, eh salah, ganteng- ganteng tapi udah gak bisa tegang, hahahah”

“Bukan cuma gak bisa tegang, tapi katanya kualitas pejunya udah berkurang, gennya juga udah rusak, hahahah”

“Iya yang keq gini, akhirnya paling pejunya kita bagi-bagi gratis aja”

Kedua perawat tersebut terus melecehkanku sambil memasang suatu alat yang berfungsi memerah spermaku di penisku yang sudah terkulai lemas tidak berdaya

“Pertama kali ya ganteng?” Leceh salah seorang perawat tersebut sembari mengelus pipiku

“Ja... jangan...” Aku hanya bisa memohon dengan lirih

“Yak Sar, gas, sedot sampai habis” Perintah perawat tersebut ke rekannya tanpa mempedulikan permohonanku

Dziiing......” Sempat kudengar suara mesin yang berdenging

“ARRRGHH...” Jeritku ketika tidak lama kemudian, perasaan yang begitu sakit tiba-tiba muncul dari selangkangaku, tidak ada sedikitpun rasa nikmat ketika penisku ini berejakulasi akibat diperas dengan paksa oleh mesin tersbut

“Lah, kok dikit amat?” Perawat tersebut memeriksa tabung yang berisi spermaku yang baru saja diperas

“Hosh...hosh...hosh...” Aku hanya bisa terengah-engah

“Sar lagi Sar, dikit banget ini pejunya”

“Okay boss...”

Dziiing....” Kembali mesin tersebut berdenging

“ARRGHH...” Rasa sakit yang kurasakan semakin meningkat, karena baru berapa detik penisku dipaksa berejakulasi, dan sekarang kembali diperas paksa

“Masih terlalu dikit ini, lagi Sar...”

Aku sudah tidak ingat lagi berapa kali penisku dipaksa berejakulasi, sebelum akhirnya aku pingsan.

“Wah.. ternyata lemah banget dia, kalo begini sih, sebentar doang dia disini, udah gitu kita buang...” Dalam keadaan setengah sadar, kudengar percakapan antara dua orang penjaga yang membawaku kembali ke selku, dan melemparkanku begitu saja ke dalam selku.


Jakarta, 20 December 2027


POV Setyo


Dengan cepat namun senyap, kami bertiga bergerak menelusuri jalanan ibukota yang sekarang kondisinya sudah sangat jauh berbeda jika dibandingkan 10 tahun yang lalu.

“Set, sudah ada kabar dari bang Arya?” Tanya ayahku yang memimpin rombongan kami ini

“Belum yah”

“Hmm... Mungkin kita harus siapin plan B, siapa tau keadaan bang Arya juga kurang kondusif, mungkin kita harus mencari tempat persembunyian baru sendiri” Mendengar bahwa bang Arya belum membalas pesan permintaan tolong kami, ayahku pun mulai berpikir dengan cepat untuk mencari tempat persembunyian sendiri

“Ok yah...”

“Ayok cepat, tapi tetap hati-hati”

Tiba-tiba....

“Ouch...” Pekikku, ketika kurasakan paha kananku tersengat sesuatu dari belakang, yang diikuti dengan melemahnya kaki kananku

Bruk...” Aku pun terjatuh, kaki kananku terasa kehilangan tenaga

“Setyo !!!” Ayahku yang tadinya berada di depanku segera berlutut memapahku, sementara Rizki kulihat hanya mematung, kengerian terlihat di kedua bola matanya

“Hahahahaha... Akhirnya dapat lelaki baru lagi....Hahahaha” Kudengar suara perempuan dari belakangku

Aku pun melihat ada 5 orang perempuan, masing-masing membawa senapan bius

“Bajingan !!!” geram ayahku sambil mencabut jarum bius dari paha kananku, sementara akibat efek obat bius itu, tubuhku pun semakin melemah

“Hahahaha... terima kasih, siapa namamu? Rizki bukan? Hahahaha” salah seorang perempuan itu anehnya mengucapkan terima kasih ke Rizki

“RIZKI !!!” Bentak ayahku ke Rizki yang masih berdiri mematung

“Ng ng nggak om....” Rizki tampak bingung

“Hahahaha.... Memang hidup di apartemen itu nyaman ya Rizki sayang, dengan begini kamu akan dapat kembali menikmati kehidupanmu yang dulu, kehidupan yang nyaman di apartemen” Perempuan tersebut terus mengoceh

“Bajingan kamu Rizki !!!” Ayahku melemparkan jarum bius yang dipegangnya ke Rizki

“Nggak om, me mereka bohong om, mereka bohong !!!” Rizki masih berusaha mengelak

Psst...”

“Argh..” Ayahku pun terjatuh berlutut, ketika sebuah jarum bius menancap di lengan kirinya

Sementara itu kesadaranku semakin menghilang, dan hanya kegelapan yang kulihat
 
satu kata :mantap:

Terima kasih hu, semoga bisa menghibur

Mantap cerita nya 🤣🤣

Terima kasih hu, semoga berkenan

Sangatlah menjanjikan sekali.

Terima kasih hu, semoga tidak mengecewakan ya

Wahhh ada cerita baru:hore:sama ini udah 3 orang ya total peserta yg udh post. Tapi seperti yg diduga sebelumnya ya. Pasti ada aja tema soal sexual virus.:pandajahat:
keren hu... Hmm, virus ejekulasi dini ya. :pandatakut:Congrats dan semoga menang hu :beer:

Terima kasih hu, iya bener, premisnya tentang sexual virus, hehehe

Mantapp hu

Terima kasih hu, semoga sesuai harapan
 
Cerita yang menarik. Selamat berjuang!

Terima kasih, doakan saya ya

makasi om

semoga menang

Terima kasih juga om

Hihihi...mantap cerita ye

Terima kasih, semoga cerita saya beneran mantap

Absen di cerita ketiga gelaran LKTCP

Hadir...
Edan sexual virus.. aku bayangin kalo benar terjadi gimana nanti siapa yg Hamilin kaum perempuan kalo kaum pria banyak yg impoten.. 😅
Populasi di dunia makin menipis pastinya..

ada caranya kok hu, di ceritanya dikasih tau gimana perempuan bisa hamil

Bahaya nih KLO ada virus macam kaya gitu, hehehe

Bener hu, semoga nggak ya

Selamat berjuang
Moga sukses di LKTCP 2021

Terima kasih, semoga menghibur
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd