Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mencoba berbagi keindahan istri

Bimabet
"Btw papa kenapa kemarin waktu vc sama pak beni cuma ijinin mama liatin sebagian payudara mama aja?"
"Jadi gini ma, papa gak mau kalo kita atau mama keliatan gampangan"


"Lha kan kemarin pak beni jg udah liat tubuh mama" kejar wf.
"Beda ma kalo kita ketemu langsung, bisa aja kita kasih liat tubuh kita karena terbawa suasana atau gampangnya bisa ikut horny karena perlakuan langsung dari lawan kita, nah kalo lewat vc kan kita gak selalu bisa ikutan horny, ya kan?"


"Ya sih pa"
"Jangan2 mama kemarin pingin kasih liat semua ya sama pak beni?" Godaku.


"Gak gitu jg pa, kan bisa aja kalo kasih liat lebih papa jd lebih panas"
"Mama pingin ya?"
"Mama seneng aja kalo papa makin panas" Jawab wf malu2
"Lha kok gak bilang kalo mama pingin pamer?"


"Lha kan papa udah bilang gak usah kasih semua cukup sedikit dada aja"
"Kenapa gak bilang sih ma... Gini ya, kita ini suami istri, fantasi kita harus jalan berdua, gini ya papa berhak minta juga berhak nolak, mama juga berhak minta juga berhak nolak, intinya fantasi kita harus kita nikmati bersama gak boleh ada yg terpakasa, kalo mama pinginnya gimana bilang aja nanti kalo papa ok kita bisa lanjut, jangan cuma nurutin papa aja, papa juga perlu tau mama maunnya gimana"


"Ya tapi mama juga gak mau ambil keputusan sendiri. mama ini milik papa, tubuh mama inipun juga milik papa, jadi mama gak mau kalo mau 'berbagi' tanpa persetujuan papa"
"Ya sudah kalo gitu lain kali mama pinginnya gimana bilang sama papa ya, mama pingin seperti apa, jangan diam saja kita harus nikmati ini bersama"

Dialog kami berhenti disini karena ada pelanggan yg datang ke toko kami.


Beberapa hari ini kita jadi lebih sering cudlling, kita saling meraba, saling cium, saling memuaskan dan saling menikmati, hingga kami sama2 terpuaskan tanpa ada penetrasi.


Kita jadi lebih sering bermesraan saling belai, saling ungkapkan kata2 sayang, karena semenjak kejadian itu rasa sayang dan cintaku pada wf semakin menjadi, aku merasa semakin memiliki istriku seutuhnya, hingga dia rela memberikan tubuhnya kepada pria lain untuk memenuhi fantasiku, sedangkan wf merasa lebih di cintai dan diperhatikan karena dia merasa lebih 'diinginkan' dengan fantasiku ini.


Orang2 terdekatku tidak ada yang tau kehidupan percintaan kami, tentu saja jangan sampai ada yang tau.


Satu hari kita ada acara bersama anak2 bengkel, emang kadang setahun 1x atau 2x kita jadwalkan liburan bersama atau paling tidak makan2 bersama, kadang di rumah kami, kadang juga kita sewa villa dekat sini.


Sekalian syukuran proyek baru, malam ini kita sewa 1 villa karena kita berdua ingin sekalian berlibur. Para karyawan kami sangat baik2 dan loyal, mereka ada yg datang sendiri, bersama keluarga, bahkan ada yang bersama pacarnya, memang kita bebaskan untuk mereka mengajak keluarganya.


Acara malam ini sangat gayeng, saya dan wf bisa bercanda bersama dg mereka, mereka pun jg tidak sungkan2 untuk bercanda, bahkan kadang mereka jadikan saya jadi bahan candaan mereka. Seperti tidak ada batasan bos dan karyawan.


Selesai acara bersama kami tidak langsung pulang, dengan sendirinya mereka membuat kelompok kecil2 yang asik dengan topik obrolannya masing2.


"Pa dingin masuk aja yuk"
Aku mengerti kondisi wf, emang disini daerah pegunungan tentu semakin malam akan semakin dingin. Dan wf hanya memakai rok panjang plisket yg kainnya sangat tipis, dipadu dengan atasan crop top yg tidak mampu menutupi sempurna bagian perutnya karena terangkat dg gundukan payudaranya.


Emang sejak sore wf sudah minta ijin ingin sedikit tampil seksi, tp aku bilang kalo ini acara circle dekat kita, kalo bisa jangan terlalu terbuka. Jadi itulah yang terjadi, tanpa ada CD balik roknya udah cukup bikin wf ngerasa seksi dan jadi bikin dia makin kedinginan karena udara pegunungan.


"Ya udah yuk ma"
Saya pun pamit pada temen2 untuk masuk dulu, dan saya berpesan kalo masih mau kumpul2 silahkan yg mau pulang dulu silahkan.


Sampai dikamar wf langsung memeluk erat tubuhku.
"Mama sebenarnya gak kedinginan kok pa, mama cuma pingin dipeluk papa aja"
"Ya udah sini peluk papa yg erat" sambil kucium kepalanya yg tepat di bawah daguku.


"Ke balkon aja yuk ma, sambil liat pemandangan kota dari atas sini bagus kayaknya"
"Ya udah yuk pa" jawab wf


Kupeluk tubuh wf dari belakang di pagar bibir balkon.
Sambil ngobrol santai kami banyak mengenang masa-masa kita awal kenal, pacaran hingga sampai saat ini.


Ditengah obrolan kita aku coba membuka pembicaraan mengenai pak beni.
"Ma gimana pak beni? Gak pernah vc mama?"
"Apa sih pah... Kali ini mama gak mau kita bicarain diluar kita ya, mama lagi pengen mesra2an sama papa aja, mama pingin malam ini hanya kita berdua"
"Ya udah..." Sambil kupeluk mesra tubuhnya dari belakang dan kucium lembut lehernya.


Aku sadar di bawah balkon masih banyak temen2 bengkel yg lagi kumpul2, dan mungkin saja bagi mereka melihat kami bermesraan di atas sini,


Merekapun sepertinya sudah biasa melihat kemesraan kami, karena waktu di bengkel pun saya sering tiba-tiba peluk wf atau cium pipinya di depan mereka.


"Pa liat anak2 yg bawa keluarga dgn anaknya yg kecil gitu papa gak pingin?"


Tumben tanya gini? batinku, karena biasanya wf gak terlalu perhatiin dgn 'keluarga kecil' karena mungkin kita jg masih hitungan pengantin baru jadi belum terlalu kepikiran anak


"Ya... Pingin sih... Kenapa? Mama pingin hamil?"
"Kayaknya enak ya pa ada anak kecil gitu"
"Bikin yuk mumpung dingin" jawabku setengah bercanda.
"Ih maunya"


Hampir 1 tahun pernikahan kami memang belum di beri momongan, kami sadar karena aku sendiri lebih sering Keluar tidak pada "tempatnya".


Semakin malam satu persatu teman2 mulai pamit hingga hanya tersisa beberapa orang montir2 senior rekrutan ayahku dulu saat bengkel ini masih di pegang ayah.


"Masuk yuk ma, papa mau temenin di bawah dulu, gak enak kalo di tinggal tidur"
"Ya udah pa"


Aku pun turun kelantai bawah ikut ngumpul sama mereka, karena umur mereka rata2 juga jauh di atas saya jd gak enak kalo gak ikut nemuin.


Obrolan kita semakin malam semakin seru dari bahas masalah otomotif sampe masalah agama, emang kalo cowokw semakin malam obrolannya semakin dalam 😃


"Ting!!"
Di tengah obrolan tiba2 ada chat masuk dari wf.
Ternyata dia kirim 1 ss
Kulihat chat dari pak Beni.


"Malam Ris... Udah tidur?"
"Belum pak ada apa ya?"
"Gak ada apa2 cuma mau tau kabarmu aja"
"Oh ya... Saya baik2 aja kok pak hehe, ini lagi ada acara di villa pak"
"Lho acara apa kok gak ajak2"
"Acara sama temen2 bengkel kok pak, biasa rutinan"
"Oh... Bisa kirim pap gak ris? Kangen nih"


Hanya sampai sini chat mereka berdua, lalu wf kirim foto menampakkan bagian bawah tubuhnya yg sudah polos dengan paha yg menyilang. Dg caption "bikin dedek yuk pah..."


Aku langsung berdiri pamitan pada mereka untuk ke kamar dulu, "saya mau ke kamar dulu ya bapak2 udah ngantuk, kalo bapak2 mau nginep dulu disini silahkan kalo mau pulang jg silahkan nanti kuncinya taruh di jendela saja"
"Siap mas bos" jawab mereka.


Di dalam kamar aku langsung peluk tubuh polos wf, langsung kucumbu dan kucium i bagian leher dan payudaranya.
"Ah pah... Pelan2 aja donk..." Rintih wf sambil senyum-senyum.
"Dah gak tahan ma kalo pelan2" segera kubuka seluruh bajuku. Langsung ku tindih wf dgn posisi 69, kita saling mengulum dan saling menjilat, lidahku bermain main di klitorisnya, hingga wf menggelinjang mengangkat angkat pinggulnya menahan kenikmatan, mulutnya tidak mampu untuk mengeluarkan rintihannya karena tertahan dengan penisku.


Namun kurasakan kuluman wf kali ini berbeda sangat ganas, kadang sambil di kocok dan diremas remas bolanya.


"Ah... Mah... Enak bgt ma..." Rintihku.
"Emh... Emh... Emh..." Balas wf.


Mendengar aku mengerang keenakanwf semakin menjadi jadi merangsang penisku.


"Ahhh.... Mah... Udah ma... Papa gak kuat mau keluar"


Mengetahui aku hampir orgasme wf segera memeluk tubuhku dan di tekannya penisku lebih dalam kedalam mulutnya.


"Ah...." Badanku bergetar pinggulku menghentak menghujamkan penisku lebih dalam lagi.


Kurasakan tangan wf meremas2 kulit punggungku seirama dengan semprotan air maniku di dalam mulutnya. Hingga kurasa air maniku sudah masuk habis. Akupun merobohkan tubuhku di sampingnya, kulihat mata wf berkaca kaca mungkin menahan nafas dan tersedak dengan semprotan air maniku.


Sambil menunggu nafas kami teratur kuambilkan wf segelas air untuk mendinginkan tenggorokannya.


"Katanya mau bikin dedek, kok papa dikeluarin dulu"
"Hehehe ya pa, mama gemes bgt"


Wf menyandarkan tubuhnya pada tubuhku, hanya selembar selimut yang menutupi tubuh polos kami berdua dari dinginnya malam pegunungan.


"Mah gimana pak beni minta pap tadi?"
"Ya itu pa, td mama sebenarnya mau tanya papa enaknya di kasih gak? Soalnya mama jg lagi gak pake baju"
"Kalo gt sekarang blm mama balas?"
"Belum lah pa"
"Ya udah coba aja bilang kalo lagi gak pake baju, coba gimana responnya ma"
"Ya udah mama bales gitu ya?"


"Buat apa pak minta pap segala, Risa lagi gak pake baju nih males mau ganti2 lagi"
"Wih... Boleh dong minta pap polosannya?" Balas pak beni.
"Janganlah pak malu Risa"
"Malu kenapa aku kan udah pernah liat tubuh km"
"Ya bedalah, itu kan Risa juga terbawa suasana"
"Lha km sekarang gak pake baju terbawa suasana apa?"
"Lagi nunggu mas Gigi, hehe" ledek wf
"Enak ya jadi suamimu, tiap hari bisa liatin wajah cantikmu, liatin tubuh seksimu yg mulus, bisa meluk2 km sepuasnya"
"Apa sih pak... Biasa aja kali"
"Minta papnya dikit aja deh ris... Buat obat kangen nih"


Nafsuku yg sudah turun karena sudah "dikuras" oleh wf td perlahan naik kembali karena membaca chat dari pak Beni, yg mengagumi keindahan istriku.


"Gimana nih pah..." Wf mulai luluh, tangan kirinya mulai meremas2 lembut penisku tanda dia sudah mulai terangsang.
"Gini aja deh, malam ini aku bebasin mama, mau sejauh apa mama sama pak beni, papa hanya liatin aja" akupun sebenarnya juga udah penasaran sejauh apa keberanian dia, aku sendiri juga mulai di landa nafsu membayangkan kalo sampe wf sex chat ato bahkan vcs dengan pak beni


"Hah? Gimana pa? Beneran?"
"Ya bener, apa mama mau chat berdua aja sama pak Beni? Biar papa keluar kamar dulu? Pokoknya malam ini tubuh mama papa kasih bebas buat pak beni, sekarang terserah mama mau gimana"
"Emhhm... Gimana ya pa??"
"Ya udah deh papa mau ke dapur dulu, mama lanjut aja sama pak beni"


Aku segera berdiri memakai celana pendek untuk menuju dapur sekalian bikin teh hangat untuk kita berdua.


Wf menatapku bingung saat aku pergi keluar kamar, mungkin dia sendiri juga bingung harus gimana, memulainya seperti apa? Tapi aku yakin kali ini wf gak akan "mundur" karena dia udah horny daritadi dan belum "terselesaikan", aku masih penasaran sejauh apa "kenakalannya" jika aku ijinkan, dan aku tau wf gak akan bisa memulainya jika ada aku karena dia menghargai keberadaanku.


Saat menuju dapur aku lewat ruang tengah tempat temen2 kumpul tadi, ternyata mereka gak pulang, beberapa mereka putuskan untuk tidur disini.


"Lho mas belum tidur?" Sapa mereka.
"Belum nih, mau bikin teh hangat dulu dingin bgt disini"
"Kita nginep disini aja ya mas? Mau pulang nanggung udah malam bgt"
"Ya santai aja, toh besok juga Minggu"


Setelah selesai bikin teh aku ikutan kumpul sama mereka, ngobrol lagi sambil mengulur waktu agar wf bisa lebih leluasa dan punya waktu yg panjang "berduaan" dengan pak Beni.


Setelah kurang lebih setengah jam aku menyusul wf kedalam kamar.


Kulihat wf hanya berbaring dengan selimut menutup sebagian payudaranya, sambil senyum-senyum sendiri dengan layar HP-nya.


Langsung kususul masuk kedalam selimut dan kupeluk tubuh polosnya wf hanya senyum2 geli.


"Gimana ma? Udah main2nya sama pak beni?"
"Hehehe ada deh" wf langsung menyambar mulutku, melumatnya dengan ganas
"Emh emh..." Aku berusaha mengimbanginya.
Tangan kirinya mulai meremas2 penisku yg sudah mulai tegang.


Seperti kesetanan, Tanpa melepas ciumannya wf menindih tubuhku diarahkannya penisku yg sudah tegang memasuki lubang vaginanya yang sudah sangat basah.


Bless...!


"Emhh..." Lenguh wf tanpa melepas sedikitpun ciumannya.
Tanganku di tuntunya untuk memeluk tubuhnya.
Dan kupeluk erat tubuhnya, goyangan wf semakin cepat di iringi dengan rintihannya yg semakin menggebu di dalam mulutku.


"Apa yg mereka lakukan tadi hingga wf bisa sangat bernafsu seperti ini?" Batinku penasaran.


"Emh... Emhh...."


Dan...


Tiba2 paha wf mengejang menjepit pinggangku, badannya bergetar hebat, tanda wf sudah mencapai puncaknya, tangannya memegang erat kepalaku seolah tidak mau melepas ciuman kami, hingga beberapa saat terasa ada cairan meleleh keluar dari vaginanya.


Kupeluk tubuhnya sambil ku elus punggungnya, menunggu wf menikmati sisa2 orgasmenya, yang kadang masih datang mengejutkan pinggulnya.


Hingga akhirnya ciuman kita terlepas wf merobohkan tubuhnya di sampingku, meninggalkan penisku yg masih berdiri tegak karena aku belum orgasme.


Sambil mengipasi sendiri tubuhnya dg tangannya wf mencoba mengatur nafasnya yg masih memburu.


"Gimana ma pak Beni?" Ku coba membuka pembicaraan.
"Nih papa liat sendiri aja" hpnya di sodorkan padaku karena tenaganya sudah habis bahkan untuk sekedar bercerita.


Aku semakin penasaran dan segera ku scroll chatnya dg pak Beni.
Benar perkiraanku tadi ternyata wf udah berani chat sex.


(foto wf hanya menampakkan mukanya)
"Nih pak udah..."
"Ya gitu donk cantik, makasih ya... Bisa buat teman tidurku malam ini"
"Ya pak sama2"
"Hehe minta lagi boleh?"
"Minta foto apa sekarang? punggung?" Canda wf
"Yg depan punggung donk..."
(foto wf dgn setengah payudaranya tertutup selimut)
"Nih pak... Segera hapus ya, Jangan di simpen?"
"Wih... Gini donk cantik, kalo gini kan aku gak jadi ngantuk"
"Nah, gak jadi tidur emang mau ngapain pak?" Wf coba memancing.
"Mau kelarin 'masalah' dulu donk biar ngantuk"
"Masalah gimana pak?" Wf masih terus memancing.
"Ya itu yg masalah enak2 ris, btw kirim pap lg donk ris buat bahan nih" pak Beni sudah semakin berani mungkin terbawa nafsunya.
"Lha itu tadi emang kurang?"
"Kurang lah, plis kasih yg polosan donk... Aku kan juga udah pernah liat tubuhmu, jd kurang puas kalo liat yg masih setengah2 gitu, plis... Ris..."
(foto penis pak beni yg sudah mengkilat di kepalanya karena cairan precum-nya sendiri)
"Nih ris gak selesai2 masalahnya kalo cuma liat pap gitu doang"


Deg! Wih berani bgt nih pak beni, udah konak bgt nih dia kayaknya.


(foto selfie wf menampakkan tubuh polosnya dari pinggang ke atas, dg jarinya menutupi kedua putingnya)


Wah! Wf sendiri gak kalah berani kirim fotonya, aku sendiri juga semakin terangsang melihat istriku sendiri dengan sadar membagikan indahnya tubuh polosnya kepada pria lain.


Jantungku berdegup antara nafsu dan cemburu yg menguasaiku.


Ku scroll lebih bawah hanya di balas foto penis pak Beni yg penuh dengan lelehan spermanya sendiri dgn caption makasih ya cantik.


Kulihat wf sudah mendengkur halus sepertinya sudah tertidur pulas, aku sendiri sekarang berusaha mengocok penisku, nafsuku sudah memuncak membaca obrolan wf dgn pak beni, sedikit butuh perjuangan untuk memuaskan diriku sendiri, karena aku gak mau membangunkan wf lagi kasian, dan aku juga baru saja orgasme tadi, akhirnya aku kocok sendiri dengan melihat foto wf yg dikirim pada pak beni dan membaca ulang chat mereka lagi.


"Shit aku harus memuaskan diriku sendiri dengan foto istriku sendiri" batinku. Sebenarnya bukan fotonya sih yg jadi bahanku buat ngocok, tp lebih ke apa yg wf lakukan dg pak Beni dalam chatnya.


Setelah beberapa saat penuh perjuangan akhir aku hampir sampai puncaknya.


Lalu ku berpindah ke bawah, di tengah2 selakangan wf, ku kocok lebih cepat penisku dan kubasahi dg pelumas yg sering kita bawa kemana mana, saat kurasa spermaku akan menyembur segera kubenamkan penisku ke dalam vagina wf.


"Ah..." Lenguhku.
Akhirnya aku orgasme untuk kedua kalinya malam ini.
"Emhhhm..." Wf hanya melenguh merasakan spermaku yang memenuhi vaginanya.
Setelah puas ku robobhkan tubuhku di samping wf, kami berdua pun tertidur dengan rasa puas masing-masing.


Saat pagi ku terbangun, kulihat disampingku masih ada wf dengan tubuh polosnya.


"Sepertinya dia sangat lelah" batinku, karena biasanya dia bangun lebih dahulu untuk menyiapkan sarapanku dll"


Ku kecup keningnya, ku pandangi wajahnya,
"Kamu cantik sekali, pantas saja banyak pria yang tergila-gila padamu" batinku mengagumi kecantikannya.


Ku beranjak dari tempat tidur, untuk mandi dan pesan sarapan untuk kita. Saat ku melewati ruang tengah ternyata temen2 masih pada tidur, tinggal 3 orang yg menginap disini.


Selesai mandi dan bebersih kulihat wf masih tidur dengan nyenyak. Sambil menunggu wf bangun ku beberes merapikan segala barang bawaan kita agar wf bangun sudah segar dan rapi semua.


Saat ku bereskan tas bawaan wf, kulihat lihat baju2 yang dibawanya, ada rok jeans mini, kaos lengan pendek, handuk, baju tidur dan beberapa pasang CD dan bra, yg paling aku notice adalah lingerie, warna merah marun.


Akhirnya muncul sedikit ide nakalku, semua baju aku umpetin di mobil kecuali, rok mini, kaos, handuk, lingerie dan beberapa skincare nya saja.


Sambil menunggu wf bangun aku duduk2 di balkon sambil ngopi dan menyalakan beberapa batang roko, sungguh nikmat sungguh indah pemandangan pegunungan dari atas balkon sini, suasana yg sangat romantis.


Sambil duduk2 ku coba scroll2 chat wf, aku termasuk jarang dan hampir tidak pernah membuka chat wf dengan dengan siapa saja. Kulihat ada beberapa cowok yang entah itu siapa, mungkin fans2 wf, rata2 mereka hanya chat seperti biasa, tanya lagi apa, udah makan belum, ya chat pada umumnya anak PDKT, ada beberapa chat yg panggil wf dg kata sayang, cantik, bebi dll tp sepertinya wf membalasnya dg biasa saja tidak terlalu antusias. Yg paling menarik perhatianku adalah dari pak Beni, dia gak pernah panggil sayang atau kasih kata2 romantis pada wf.


"Bener2 profesional nih orang" batinku. Pak beni benar2 mengagumi wf tp dia masih menghormati kehidupan pribadi wf yg notabene sudah bersuami, paling sering tanya kabar, masalah kerjaan, aktivitas. Dia hanya mengeluarkan kata2 rayuannya saat bener2 lagi "pengen".


"Baguslah sepertinya ada kesempatan untuk lebih jauh lagi" pikirku.


Tapi sampai sejauh ini aku masih sering ovt, bagaimana kalo sampe aku berhasil memberikan "semua" tubuh istriku pada pak beni? Bagaimana nanti hubunganku dengan istriku? Apakah ada kemungkinan nanti dia "bermain" di belakangku? Karena bagaimanapun aku sangat sayang dengan istriku, tapi aku juga penasaran dan nafsu membayangkan tubuh seksi istriku dijamah dinikmati oleh pria lain.


Tapi bagaimana nanti jika pak beni jadi lebih "menguasai" istriku dengan alasan dia juga sayang dg istriku.


Tapi disisi lain aku juga ingin melihat lebih jauh bagaimana pria lain tergila-gila menikmati tubuh istriku, dan bagaimana istriku memberikan "servis" terbaiknya menjadikan aku bangga memilikinya.


Tapi bagaimana untuk memulainya? Karena pak beni pun mungkin juga masih asing dengan fetish seperti ini, dan yang paling memungkinkan kita untuk mewujudkan fantasi ini hanyalah pak beni, dari sekian pria yang mendekati istriku.


Mau mundur sepertinya juga tidak mungkin karena sudah sejauh ini, dan wf pun juga dengan "sadar" sudah memberikan separuh tubuhnya pada pak beni.


"Pagi pah..." Wf memelukku dari belakang membuyarkan lamunanku pagi itu.
Dengan tubuh mulusnya yg hanya tertutup sebagian dg kain selimut itu menambahkan keindahan pagi itu.


"Entahlah... sepertinya aku masih perlu komunikasi lebih jauh dg istriku, atau mungkin perlahan waktu yang akan mengatur semuanya" Aku menghela nafas
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd