Part 1
Di taman sekolah, seperti biasa Niva duduk membaca novel sambil mendengarkan musik kesukaannya. Namun, tak lama berselang tiba-tiba ada seseorang mengambil buku yang tengah dibacanya tersebut. Nivapun bangkit dan melepas Earphone ditelinganya.
"Maaf, sopankan mengambil barang orang tanpa permisi ?" tegas Niva pada cowok yang mengambil bukunya.
"Sorry, gue salah. Gue cuma mau tanya dimana, ya. Ruang Kepala Sekolah ?" tanya cowok tersebut.
"Lu tuh, kalau mau tanya pake permisi dulu bisa kan ? Jangan asal ambil buku orang, gak sopan tau gak ?!" Nivapun langsung meninggalkan cowok tersebut.
"Kring ... kring." Bel masuk berbunyi.
"Selamat pagi anak-anak, sebelum kita mulai pelajaran. Bapak, mau kasih tahu kalau kita kedatangan murid baru. Jadi Bapak, minta tolong kalian berteman dengan baik ya, ayo ..., Nak masuk," pinta Pak Feris.
Itu dia Boy murid baru pindahan dari sekolah Light Academic.
***
Setelah perkenalan.
"Silahkan, Nak. Kamu boleh duduk di tempat yang kosong itu." Menunjuk pada bangku sebelah Hilmi.
"Hai, bro kenalin gue Hilmi. Nanti gue ajak keliling-keliling sini deh, biar lu tau sekolah ini," ajak Hilmi pada Boy.
"Oh ..., iya. Hai juga ..., nama gue Boy salken. Ok, nanti setelah istirahat ya."
"Siap-siap," seru Hilmi dengan semangat.
"Oke, anak-anak mari kita lanjutkan pelajaran yang kemarin. Blablabla."
"Kring ... kring." Bel istirahat berbunyi.
"Karena bel istirahat sudah berbunyi, silahkan, kalian boleh istirahat. Sekian terima kasih," ucap Pak Feris.
"Iya, pak," seru anak-anak.
Seperti janjinya tadi, Hilmi mengajak Boy berkeliling sekolah.
***
Setelah berkeliling.
"Eh ..., iya. Hilmi, gue mau tanya ..., lu tau gak cewek yang rambutnya agak kecoklatan, terus tempat duduknya paling belakang di kelas kita tadi ?'' tanya Boy pada Hilmi.
"Oh, maksud lu Niva. Lu suka ma dia ya bro ?" goda Hilmi.
"Jadi, namanya Niva ( dalam hati ), ngaco lu bilang gue suka ma tuh cewek. Dia aja judes plus dingin, mana mungkin gue suka dia," bantahnya pada Hilmi.
"Iya ... iya ..., gue percaya kok bro. Lagi pula gue juga setuju-setuju aja kalo lu sama Niva," celetuk Hilmi pada Boy.
"Udah gue bilang gak ya, gak."
Boypun pergi meninggalkan Hilmi.
"Oi ..., Boy, jangan tinggalin gue napa, gue cuma bercanda kali." sambil berlari ia memanggil-manggil Boy.
Di taman sekolah, seperti biasa Niva duduk membaca novel sambil mendengarkan musik kesukaannya. Namun, tak lama berselang tiba-tiba ada seseorang mengambil buku yang tengah dibacanya tersebut. Nivapun bangkit dan melepas Earphone ditelinganya.
"Maaf, sopankan mengambil barang orang tanpa permisi ?" tegas Niva pada cowok yang mengambil bukunya.
"Sorry, gue salah. Gue cuma mau tanya dimana, ya. Ruang Kepala Sekolah ?" tanya cowok tersebut.
"Lu tuh, kalau mau tanya pake permisi dulu bisa kan ? Jangan asal ambil buku orang, gak sopan tau gak ?!" Nivapun langsung meninggalkan cowok tersebut.
"Kring ... kring." Bel masuk berbunyi.
"Selamat pagi anak-anak, sebelum kita mulai pelajaran. Bapak, mau kasih tahu kalau kita kedatangan murid baru. Jadi Bapak, minta tolong kalian berteman dengan baik ya, ayo ..., Nak masuk," pinta Pak Feris.
Itu dia Boy murid baru pindahan dari sekolah Light Academic.
***
Setelah perkenalan.
"Silahkan, Nak. Kamu boleh duduk di tempat yang kosong itu." Menunjuk pada bangku sebelah Hilmi.
"Hai, bro kenalin gue Hilmi. Nanti gue ajak keliling-keliling sini deh, biar lu tau sekolah ini," ajak Hilmi pada Boy.
"Oh ..., iya. Hai juga ..., nama gue Boy salken. Ok, nanti setelah istirahat ya."
"Siap-siap," seru Hilmi dengan semangat.
"Oke, anak-anak mari kita lanjutkan pelajaran yang kemarin. Blablabla."
"Kring ... kring." Bel istirahat berbunyi.
"Karena bel istirahat sudah berbunyi, silahkan, kalian boleh istirahat. Sekian terima kasih," ucap Pak Feris.
"Iya, pak," seru anak-anak.
Seperti janjinya tadi, Hilmi mengajak Boy berkeliling sekolah.
***
Setelah berkeliling.
"Eh ..., iya. Hilmi, gue mau tanya ..., lu tau gak cewek yang rambutnya agak kecoklatan, terus tempat duduknya paling belakang di kelas kita tadi ?'' tanya Boy pada Hilmi.
"Oh, maksud lu Niva. Lu suka ma dia ya bro ?" goda Hilmi.
"Jadi, namanya Niva ( dalam hati ), ngaco lu bilang gue suka ma tuh cewek. Dia aja judes plus dingin, mana mungkin gue suka dia," bantahnya pada Hilmi.
"Iya ... iya ..., gue percaya kok bro. Lagi pula gue juga setuju-setuju aja kalo lu sama Niva," celetuk Hilmi pada Boy.
"Udah gue bilang gak ya, gak."
Boypun pergi meninggalkan Hilmi.
"Oi ..., Boy, jangan tinggalin gue napa, gue cuma bercanda kali." sambil berlari ia memanggil-manggil Boy.