Hari ternyata sudah pagi. Jam menunjukan pukul 10. dikarenakan kondisi badan yang lelah karena aktivitas fisik kemarin, tidur saya pun sangat nyenyak dan ditambah hari ini adalah hari libur. Tidak aja mata kuliah. Saat bangun, yang langsung teringat adalah Dira. Saya ambil handphone. "Dir" saya chat ke nomor Dira. Ternyata ceklis satu. "Mungkin masih tidur". Beranjak dari tempat tidur saya melangkah ke kamar mandi. Selesai mandi saya cek chat saya ke Dira. Belum ada jawaban. Pesan masih belum terkirim. Saya tinggal pergi untuk makan dan main PS, pesan itu masih belum terkirim.
"Apa Dira masih marah yah sama gua". Saya coba cek media sosialnya. Tidak ada update dari dia. "Yaudahalah biarin. Kalopun marah diemin aja dulu sampe 3-4 hari. Nanti juga adem lagi"
Pukul 4 sore, Selesai main PS, saya rebahkan kembali badan saya ke kasur. Saya buka media sosial saya. Ternyata ada DM dari @GeishaAnastasya. Saya lihat profil picturenya ternyata Geisha sepupunya Dira. "Ngapain dia DM DM gua". Saya buka DMnya
"Kak, bisa kerumah gak? Dari tadi pagi Ci Dira gak keluar kamar" isi DM tersebut. Saya terkejut. "Oke sekarang otw" balas saya. Saya langsung mengambil kunci mobil tanpa berganti pakaian lagi. Masih menggunakan kaos oblong dan celana pendek. Tidak ada waktu lagi. Saya kemudikan mobil itu dengan cepat.
"Tok..tok". Saya pun sudah sampai di rumah Dira. Pintu dibuka oleh Geisha. "Ayo kak cepetan" ujar Geisha dengan nada panik.
"Dir.. Diraa. Ini gua Leo." Saya mencoba berbicara dengan Dira dari luar. Tidak ada jawaban. "Diraa.. buka pintunya" jawab saya dengan nada tinggi. Masih tidak ada jawaban. "Dir.. gua dobrak yah pintunya" ancam saya. Tidak lama dari itu terdengar suara kunci dibuka. Saya pun membuka pintu dan masuk bersama Geisha. Kamarnya gelap. Tidak ada 1 cahayapun. Lampu dimatikan, horden masih tertutup. Kamar berantakan. Dira pun tidur tengkurap sambil menutup wajahnya dengan bantal.
"Dir, lo kenapa" tanya saya
"Kalo cici ada masalah bisa cerita ke Geisha. Biasanya juga gitu kan" sambung Geisha.
Dira masih terdiam. Dia pun tiba tiba menangis. Saya cek bantalnya sudah basah oleh air mata. "Dir.. kita kan temen lama. Kalo dari kita berdua ada masalah, pasti kita saling cerita kan" ujar saya sambil mengelus kepalanya. Tiba tiba Dira bangun, lalu menatap saya dan memeluk saya. Dia menangis. Menjerit sekeras kerasnya. Saya pun mengelus - elus punggungnya agar supaya dia tenang. Saya mengisyaratkan ke Geisha untuk ambil air minum.
"Dennis Leo !! Dennis anjing" teriak Dira
"Dennis kenapa Dir" tanya saya
"Dennis bangsat !!" Teriak Dira dengan
kencang berbarengan dengan tangis sesenggukan
Dira memberikan handphonenya ke saya. Saya cek handphone dia dan terdapat pesan dengan nama kontak "Aji teman Dennis" di chat itu dijelaskan bahwa Aji mengirimkan foto Dennis sedang berpelukan & berciuman dengan seseorang wanita. Aji adalah teman kantor Dennis dan wanita yang bersama Dennis adalah teman kantornya. Saya pun syok. Dennis dan Dira berpacaran kurang lebih 1,5 tahun. Saya pun ikut marah dan berpikir Dennis ini memang bajingan. Sudah diberikan Dira yang luar biasa sempurna masih saja selingkuh.
"Dia minta ciuman, gua kasih"
"Dia minta pegang tete gua kasih"
"Dia minta gua kulumin. Gua kasih. Sampe perawan gua aja gua kasih ke dia!!" Pecahlah satu kamar itu dengan suara tangisan dia. Saya biarkan Dira menangis sekencang kencangnya. Melepaskan semua emosinya. Geisha pun datang membawa segelas air, meletakan di meja lalu di keluar. Dia memberikan waktu untuk kami berdua.
"Terus Dennisnya gimana ?" Tanya saya
"Dia ngjelasin ke gua. Alesannya si cewek itu yang ngegodain dia. Yah gitulah. Langsung gua putusin. Gak usah bahas dia lagi" jawab Dira dengan tenang. Sepertinya semua emosi dia sudah terlepaskan. Saya pun melepaskan pelukannya, mengambilkan dia minum.
"Kalo lo udah punya pacar. Jangan selingkuh yah le. Selingkuh itu perbuatan yang udah gak bisa dimaafkan lagi. Ujar Dira sambil menyenderkan kepalanya ke saya
Saya terdiam. Saya memperhatikan Dira. Entah kenapa saya berinisiatif untuk mencium bibir Dira. Dira pun kaget. Saya memulai untuk memainkan bibir dia. Dira pun terbawa suasana. Dia pun mulai memainkan lidahnya ke saya. "Dira gua sayang lo" ucap saya dalam hati. Dilepaslah baju saya oleh Dira. Saya pun tidak mau kalah. Saya masukan tangan saya ke punggung Dira. Ternyata daritadi Dira tidak memakai Bra. Kami pun berpanggutan kembali. Tangan saya diarahkan ke payudara dia. Saya mainkan payudara Dira yang kenyal itu. Saya cubit pentilnya. Saya remas remas. "Hmm..." Suara desahan Dira yang tertahan oleh ciuman kami. Saya buka bajunya. Telanjang lah dia. Terlihat 2 bongkah payudara yang berpentil pink itu. Saya rebahkan dirinya di kasur. Saya ambil posisi diatas sambil lalu mengenyot payudaranya. "Ahh.. leo" Desah dira yang disambung dengan mengacak acak rambut saya. Selesai dengan payudara, saya turun ke perutnya. Saya jilati pusarnya. Dira pun bergelinjang. "Geli.." ucap dira
Saya adalah orang yang tidak sabaran. dalam kondisi ini saya ingin masuk ke menu utama yaitu vagina Dira. Saya lalu menarik celana Dira. Dira paham maksud saya. Dia menaikan pantatnya agar celana dia mudah terlepas. Terbukalah celana Dira dan terpampanglah bukit dengan rambut kemaluan yg lebat yang masih tertutup celana dalam. Saya naikan kaki Dira. Saya ciumi pahanya. Dia pun kegelian. Saya coba untuk menuruni celana dalamnya. Tetapi tangan saya ditahan. Dira menggelengkan kepalanya. Akhirnya saya menuruti kemauan Dira. Saya bangunkan dia untuk duduk bersender di dada. Kami pun berciuman kembali. Kedua tangan saya meremas remas kambali dadanya. Saya mencoba untuk memasukan tangan saya ke dalam celana dalam Dira. Kali ini Dira tidak ada perlawanan. Masuklah tangan saya ke celana dalamnya dan merasahkan vaginanya sudah basah. Saya masukan jari tengah saya. Langsung saya incar klitorisnya. Dira makin menggelinjang. "Aahhh...." Desahan Dira makin kencang. Tangan saya yang satu masih memainkan di payudara Dira. Makin lama, vagina Dira semakin basah dan entah sadar atau tidak, Dira memegang tangan saya dan menggerakannya semakin kencang. "Terus leo. Kencengin ! Buat gua keluar" perintah Dira. Serasa gerakan tangannya sudah kuat, Dira melepaskan tangannya lalu menarik kepala saya agar kami berciuman. "Hhhhmmmm" desah Dira saat berciuman. Dia orgasme. Nafasnya pun tersengal sengal. Saya pun mengeluarkan jari saya dari vaginanya dan membiarkan dia menikmati orgasmenya Ternyata sudah banyak lendir cinta yang dikeluarkan vagina Dira yang menempel di tangan saya. Lalu saya memainkan lendir itu di depan mata Dira dan mengarahkan jari saya yang berlumuran lendir itu ke mulutnya. "Apaan sih" Dira memukul tangan saya. saya tertawa kecil dilanjutkan dengan menjilati jari saya sendiri yang dipenuhi cairan Dira.
Tak lama dari itu, saya mengarahkan kepala saya ke arah paha Dira. Saya mencium aroma wangi yang khas dari vaginanya yang sudah becek. Saya jilati vaginanya dari luar celana dalam. Mencoba berusaha untuk membuat Dira lebih terangsang. Saya coba membuka celana dalamnya menggunakan mulut saya. Saya tarik perlahan-lahan sampai kebawah. Dira merebahkan dirinya. Dia sudah pasrah yang akan terjadi saat ini. Sebelum merebahkan diri, saya meminta Dira meludah ke tangan saya agar bisa melumuri alat kelamin saya. Dia pun menurut. Saya mengambil posisi Missionary. Wajah kami saling bertatapan. Dira tersenyum. Dan "Bless" titit saya masuk ke vagina Dira untuk kedua kalinya
"Hmmm".. Dira menahan eranganya dengan mengigit bibirnya. Saya maju mundurkan pinggul saya dengan tempo lambat, naik ke sedang dan akhirnya saya kencangkan temponya. Akan hal itu Dira terkaget, "aahhh.. ahhh.. ahhh.." desahannya mulai mengencang. Kakinya menjepit pinggang saya dan tangannya mencengkram punggung saya. "Terus leo.." ucapnya dengan mata sayu. Dira mulai terangsang. Saya suka bagian seperti ini. Kadang saya coba permainkan Dira dengan mencoba untuk mengeluarkan titit saya. "Jangan Dikeluarin. Entot gua terus" kata kata dan ekspresinya Dira lah yang membuat saya makin terangsang.
Dira saya berdirikan. Saya arahkan ke Meja Riasnya. "Nungging Dir" suruh saya. Dira pun menurut. Langsung saya masukkan titit saya. Saya sodok vagina Dira langsung dengan ritme yang tinggi. Saya arahkan kepala Dira ke cermin dengan maksud agar dia melihat ekspresi keenakan saat dia disetubuhi. "Plaak!! Saya pukul pantat kirinya. "Plaak" saya pukul pantatnya secara bergantian. Saya remas payudaranya. Saya arahkan tangan ke payudaranya agar dia meremas remas payudaranya sendiri. Tidak lupa saya berikan cupangan di leher Dira
Lelah memberikan pelajaran ke Dira, saya meminta untuk WOT. Saya pun merebahkan diri di kasur. "Gila.. memek gua ditusuk sama titit segede ini" Dira mencoba mengocok titit saya. Dia pun menjilati dan meremas remas biji saya. Saya tidak kuat karena membuat saya kegelian. "Dir Udah.." suruh saya ke Dira. Tetapi itu membuat Dira semakin menjadi jadi. "ahh fuck !! Anjing lo Dira" maki saya. Dira berpindah memberikan blowjob saya. "Mulut lo anget banget Dir. Gua gak kuat" puji saya. Saya balas dendam karena tadi dia mempermainkan biji saya. Saya tahan kepalanya lalu saya tekan titit saya ke dalam dalam. Dira pun kaget. Dia pun memukul paha saya supaya berhenti. "****** lo yah !" dia marah sambil terbatuk batuk. "Kalo gua gak sange aja sama titit lo, udah gua tinggal" lanjut dia dengan singut. Dia lalu memposisikan dan mengarahkan titit saya ke vaginanya. "Slupp..." Vagina dan titit yang basah jadi mudah untuk masuknya. dia pun menggoyang-goyangkan pinggulnya. "Ahhh.. Leo. Titit lo enak" Dira menaikan pantatnya. Saya mengelus elus perutnya, naik ke payudara. Ditahan lagi tangan saya dengan tangan milik Dira. "Remes yang kuat le. Cubit pentil gua yang keras". Dira sudah kerangsang. Saya menarik kepala Dira agar mendekat ke saya. "Memek lo juga enak Dir. Sempit banget" Ujar saya. Dira pun tersenyum dan mencium saya. "Ahh.. gua keluar" Dira mendapatkan orgasmenya.
"Dir, gua mau Doggy lagi" minta saya. Dira pun langsung bangun dan nungging kembali di ujung kasur dengan tenaga yang tersisa. Saya pun langsung menancapkan titit saya lagi. "Lo belom mau keluar juga Le ?" Tanya Dira dengan lemas. "Bentar lagi" jawab saya yang langsung menarik tangannys ke atas. Tidak lama dari itu.
"Dir, gua mau keluar".
"Jangan di dalem yah. Diluar lagi" jawab Dira.
"Croot.. Croott" akhirnya saya keluar juga dan memuntahkan sperma saya diatas bokong Dira
---Bersambung---