Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mendung Menggantung di Ambang Cinta

14 Th ama 11th hati hati under age yak,cuman ngingetin ts,jangan baper
makasih Suhu..... sudah diingatkan....

Underage yang dimaksud ialah sex underage.... dan di cerita ini tidak ada sex underage scene.....

usia 14-11 tahun itu merupakan bangunan cerita yang menjadi latar belakang the whole story......

jika hanya bahas masalah cerita ngga akan baperlah...kita diskusi aja... saya pasti jawab... yang bikin baper khan masalah privasi ditanya tanya.... itu baru saya kurang happy.... jika hanya masalah cerita.... ngga ada masalah..... saya pasti jawab dengan penjelasan yg sesuai....
 
Sepertinya masa lalu kelam tentang Tirta yang akan membuat Jef pendiam tapi tegar dan berhasil seperti sekarang, terlebih semua lini usahanya memiliki nama "Tirtasari".

Ijin nenda di taman baru hu :beer:
 
PART IV

ARUS YANG BERUBAH

FLASH BACK : 22 TAHUN YANG LALU


“ampun mama.....ampun.....” suara teriakan beserta tangisan terdengar dari dapur, gagang kemoceng itu berkali kali dipukulkan ke pantatnya anak perempuan itu

“sudah dibilang jagain adiknya malah tidur kamu...” kembali suara sabetan kemoceng terdengar seperti dipecut di pantat anak itu.

Adiknya yang di kamar merasa miris mendengar jeritan kakaknya, dia bisa merasakan apa yang dirasakan kakaknya. Sabetan sapu, sabuk, kemoceng sudah jadi makanan sehari hari untuk mereka berdua, termasuk hari ini kakaknya yang kena sial, hanya karena tertidur, bayi kecil yang merangkak jatuh dari tempat tidur dan kakanya yang jadi sasaran.

Tidak lama kemudian kakanya masuk ke kamar, dia langsung memeluk kakaknya dengan penuh kesedihan.

“sakit De....” ujar Kakanya pelan, perih dan bekas sambitan kemoceng terlihat merah di paha kakaknya. Dia hanya bisa diam melihat itu, ada ketakutan tersendiri di matanya, namun juga rasa sedih melihat kakaknya dipukulin tadi.

Setiap hari pukulan, jeweran dan juga makian sudah jadi makanan sehari hari bagi mereka berdua, ada saja kesalahan yang mereka buat dan selalu kena. Bahkan belakangan ini hukumannya suka ditambah dengan dikurung di kamar mandi belakang atau tidak dikasih makan.

Hanya amah atau nenek yang suka kasihan ke mereka berdua, yang kemudian diam-diam memberi mereka makanan jika papa dan mamanya tidak melihat. Kadang jika badan mereka berdua sakit atau bekas pukulan itu ada tandanya, mereka dilarang sekolah oleh mamanya, karena pasti akan jadi pertanyaan di guru-gurunya atau temannya.

Bulan dan tahun indah diawal mereka datang ke rumah ini nyaris sudah usai.

Semua berawal dari tahun ketiga mereka pindah dari panti asuhan, mereka tadinya tinggal di panti asuhan, kini bisa menikmati rumah dan kehangatan orangtua, papa dan mama yang sangat baik dan perhatian, sekolahnya berjalan dengan baik, dan mereka mendapat tempat tinggal yang jauh lebih layak disini.

Namun di tahun ketiga, siapa sangka Mamanya Alin yang didiagnosa bakal sulit memiliki anak, justru bisa hamil. Tentu berita ini disambut dengan sukacita oleh seluruh keluarga, termasuk oleh dua anak angkat mereka Tirta dan Joanes, karena mereka bakal punya adik.

Tidak disangka justru berita sukacita yang harusnya menjadi awal yang indah, malah berubah jadi malapetaka bagi kedua anak angkat itu. Kelahiran Cecilia Suhendra yang merupakan anak kandung dari Rudi Suhendra dan Marlina Alin Lusiana, membuat semua kasih sayang orangtuanya tertuju ke anak kandung mereka, sedangkan anak angkat mereka, kini mulai tersisihkan.

Kamar Tirta awalnya yang digusur, dia diminta pindah dengan adiknya Joanes karena kamarnya dia akan dipakai untuk adiknya yang bontot. Wajah kecewa Tirta dibalas dengan bentakan Alin. Meski saat hamil juga sudah mulai ada bentakan dan suara keras, namun baru kali itu pertama Alin membentaknya dan memarahinya secara kasar.

Selain kehadiran anak kandung mereka, usaha kedua suami istri ini memang kena imbas lumayan besar, warnet besar milik mereka tutup karena penetrasi ponsel yang baru booming saat itu, dan itu ditambah kebiasaan Rudi yang suka main judi dengan teman- temannya. Semua masalah ekonomi, ditambah ada anak yang baru lahir, jadi pelampiasan kekesalan Alin ke Rudi ialah kedua anak angkatnya itu.

Rudi juga sama, jika pulang kalah judi dan pikirannya kusut, maka kedua anak ini yang suka jadi sasaran dia juga. Apalagi jika Tirta yang kini sudah SMP dan berusia 14 tahun lalai menjaga adiknya atau mengerjakan pekerjaan rumah, tanpa segan tangannya ikut mampir menghajar anak itu. Adiknya juga demikian, karena tidak ada ART, maka pekerjaan rumah dibebankan ke anak angkatnya itu, dan jika tidak beres bekerja, selain ancaman akan diberhentikan sekolahnya, ancaman akan diusir ke jalanan juga sering dilontarkan.

Ketakutan demi ketakutan harus dilalui oleh kedua anak itu. Ada rasa ingin memberontak dari Joanes, karena meski usianya masih 11 tahun, naluri dia sebagai laki-laki yang melihat kakak kandungnya dipukulin juga sering bergejolak, namun tetap saja rasa takut jika diusir membuat dia hanya bisa diam.

Cecil sebenarnya anak kecil yang manis, dia hanya menangis jika haus atau normal sebagai anak bayi yang baru beberapa bulan, dan kedua kakaknya sangat sayang keapdanya. Hanya saja entah kenapa kedua orangtuanya ini selalu aja setiap ada masalah apa, mereka berdua yang jadi sasaran.

Dan malam ini kembali masalah besar terjadi. Gara-gara sore hari Rudi keluar lupa kunci pintu pagar, sepedanya digondol maling. Amarah sang ayah ini meledak luar biasa, kali ini Joanes yang jadi sasaran, dianggap tidak memeriksa pintu. Sabuk pinggangnya menjadi senjatanya kini, betis dan punggung Joanes memar-memar dibuatnya, dia seperti orang kesetanan mengajar anak kecil berusia 11 tahuhn itu, sampai Amah harus memeluk Joanes agak tidak dipukul lagi. Joanes lalu dikurung dikamar mandi sore itu.

Malam harinya, karena kasihan adiknya belum makan, Tirta lalu berinisiatif mengambilkan nasi dan lauk untuk adiknya yang masih dikurung di kamar mandi. Dan ini melanggar aturan yang sudah dibuat oleh Rudi dan Alin. Alin lalu menghajar Tirta dengan kemoceng, hingga Tirta berteriak kesakitan, dan Rudi yang pulang mendengar cerita Alin, bukannya kasihan, malah anak perempuan itu dihajar jidatnya dengan sapu lidi.

Amah yang melihat itu marah ke anaknya, meski itu tidak menyurutkan amarah Rudi, dia tetap menghukum kedua anak itu. Mereka disuruh masuk ke kamarnya, dan besok pagi wajib membersihkan rumah dan loteng atas atas kesalahan mereka. Sambil menangis mereka berdua, amah yang kasihan lalu meberi makan ke anak berdua itu, dia heran melihat perlaku anak dan menantunya belakangan ini sangat kasar, meski dia tahu kondisi ekonomi mereka lagi kurang bagus, tapi menyiksa anak bukanlah solusinya.

*************************

Kesakitan dan pnderitaan mereka berdua rasanya sudah sampai di puncaknya. Malam hari sambil makan mereka berdua berpelukan. Dengan penuh linangan airmata, Tirta membelai kepala adiknya. Obat merah yang diambil diam-diam di box obat-obatan lalu dibaluri ke paha Joanes yang merah dan memar bahkan terluka

“ sakit De..?”

“iya Ka....”

Mereka terisak berdua

“kok papa dan mama sekarang jahat yah ama kita, Ka...”

“ngga tau De.... kita khan bukan anak kandung mereka.... ada Cecil jadi kita sekarang jadi anak buangan...”

Joanes masih menangis pelan

“jangan nangis lagi De... nanti didengar papa atau mama kita dipukulin lagi...”

Bocah itu menganggukan kepalanya

“kaka sakit ngga?”

Tirta menganggukan kepalanya

“yang kemarin belum kering udah dipukul mama tadi, perih lagi....”

Joanes melihat jidat kakanya yang lebam gara-gara digetok papanya

“mereka bukan papa dan mama kita, mereka jahat.....”

Tirta hanya terdiam sambil terpekur dia lalu menyodorkan nasinya ke Joanes.

“abisin De...”

“buat Kaka aja...”

Tirta tersenyum

“kaka udah kenyang...buat kamu aja....”

Joanes diam, lalu dia makan dengan lahapnya, sesekali airmatanya turun. Dia kadang rindu dengan orangtua aslinya yang sudah tidak ada. Jika papa dan mamanya yang asli masih ada tidak mungkin nasib mereka berdua akan seperti ini.

Tiba-tiba Tirta berbisik ke kupingnya pelan

“dek.... kita kabur yuk....”

Joanes terkaget mendengarnya

“ha...kabur kemana Kak?”

“kemana aja, asal kita keluar dari rumah ini...”

Joanes terdiam bingung

“nanti kita makan gimana?”

“kita cari makannya De.... kaka kerja nanti, buat makan kita berdua....”

“kerja dimana?”

“apa aja De...mulung atau ngamen kek... atau cari siapa orang baik yang tampung kita....”

Joanes masih galau mendengar ajakan kakaknya

“daripada kita disini dipukulin terus.... “

“nanti sekolahnya gimana Ka....”

“nanti kita pikirin lagi De, asal kita sudah bisa baca tulis cukuplah. Kaka ngga kuat dipukulin terus”

Joanes diam

“aku juga Ka....sakit....”

Dia memeluk adiknya

“ayo, kita beresin baju kita sama buku-buku yang kita bisa bawa....” ajak dia ke adiknya

Malam itu pelan-pelan mereka masukin baju mereka semampu mereka bawa, dan juga buku sekolah mereka, mereka taruh tas itu disamping garasi depan secara pelan-pelan.

“nanti gimana kita keluarnya, Ka?”

“papa khan jam 12 atai jam 1 pulang, nanti dia pasti mandi dan buang air, baru dia keluar lagi gembok pagarnya, pas dia mandi kita kabur....”

Tirta sudah hapal kelakuan papanya itu. Makanya dia merencanakan dengan matang agar jangan sampai gagal upaya mereka melarikan diri malam ini.

Joanes lalu masuk ke kamar Cecilia. Kamar kakaknya dulu dibuat untuk kamar cecil sekarang, dia memang tidur terpisah dari mamanya, dipasang alarm jika cecil nangis mamanya langsung dengar dari kamarnya. Joanes melihat sejenak wajah pulas Cecil yang sedang tertidur, dia lalu mencium adiknya itu. Dia sangat sayang dengan Cecil, sering diajak main masik masih bayi, dia dan Tirta yang bertugas menjaganya.

“selamat tinggal yah Cici.....” bisik Joanes, sambil mencium kepala Cecil.

Dan kemudian mereka menunggu, Tirta sengaja tidak tidur, dia menunggu sampai papanya pulang. Dan benar saja, jam 00.45 Rudi pulang, pintu pagar terdengar terbuka. Tirta dengan deg-deg an dia mengintip dari pintunya, dan benar saja Rudi langsung masuk ke kamarnya. Dompetnya dia seperti biasa dia letakan di lemari gantung dekat meja makan, kunci motornya juga demikian.

Segera Tirta membangunkan adiknya, Joanes terbangun, lalu ikut kakaknya dari belakang. Tirta lalu menyuruh adiknya, untuk mengambil uang di dompet Rudi. Dan dengan cepat Joanes mengambil uang di dompetnya, tanpa menghitung dia mengambilnya, lalu segera mereka berdua mengendap endap keluar, dan dengan pelan-pelan mereka membuka pagar yang memang belum digembok oleh Rudi, dan dengan membawa tas berisi pakaian dan buku, mereka keluar dari gerbang dan segera berjalan dengan cepat menuju ke jalan depan.

Mereka berdia lalu menyetop bajaj...

“mau kemana De?”

“ke Citra land Pak....”

Segera dia berdua naik bajaj ke Citraland, dan setelah mereka hitung uang yang mereka bawa ada 420 ribu. Sesaat mereka senang, karena mereka bebas dari neraka di rumah tersebut, namun tanpa mereka sadari bahwa diluar sudah menunggu neraka baru untuk anak seusia 14 dan 11 tahun seperti mereka berdua. Mereka lalu mencari emperan toko atau tempat yang agak terlindung untuk mereka bisa beristirahat.
baca part ini bikin merindin
ngeri banget masseeh.
sukses selalu buat @Elkintong
 
PART V

SANTAI, SPORTY, SEX



October 2021



Dari jendela kamarnya, Jef melihat ke taman Griya Tirtasari, dan ada beberapa penghuni nampaks sedang berolahraga di taman. Dia memang saat mengambil alih hotel ini, juga ikut membeli lahan disamping hotel ini juga dan dirombak menjadi taman, sehingga tidak terlihat gersang sama sekali. Dan suka dimanfaatkan oleh penghuni untuk olahraga ataupun sekedar duduk duduk disana.

Ada satu sosok wanita yang sudah hampir seminggu ini suka olahraga, dan setiap pagi jika Jef membuka tirai jendala, sosok itu hampir selalu ada. Sore kira-kira dua hari yang lalu saat dia pulang dari kantor, sempat berpapasan dan dia memberi anggukan hormat.



Jef lalu memulai rutinitas paginya, dia membuka laptopnya, mengecek emailnya, melihat laporan penting dan notes untuk approval dan juga verifikasi dari dirinya, dan tidak lupa mengecek laporan keuangannya yang masuk hari ini dan yang keluar hari ini.

Dia lalu mandi, bersiap karena hari ini dia akan bertemu dengan teman lamanya sekaligus salah satu investornya dari China. Ini investor yang pertama kali ikut membantunya di awal dia membuka bisnis, sosok ini juga yang membawanya untuk bisa mendapatkan dana investasi untuk startup miliknya yang sekarang sedang booming yaitu Bangunan.

Jef kemudian turun dari lift pribadinya di belakang, keluar lewat pintu khusus di belakang bangunan griya ini. Sebelum dia masuk ke mobil, dia ingin membeli jus dan juga roti pita di minimarket di depan griya.

Sesaat begitu dia masuk, dan hendak memesan, didepannya tepat berdiri seorang wanita yang lumayan tinggi dan putih kulitnya. Karena terbalut masker, wajahnya tidak terlihat semua. Dan saat dia hendak memesan, dia membuak maskernya, dan terlihat dari samping bahwa wanita itulah yang sering dilihatnya olahraga.




Jef mengangguk memberi hormat kepada wanita tersebut. Wajahnya cantik dan taksiran Jef ada di usia 25-28 tahun. Selesai wanita itu memesan dan bergeser ke arah pengambilan pesanan, Jef kemudian memesan apa yang dia inginkan.

“roti pita dan Hot Coklat, no sugar....”

Dia lalu membayar dan bergeser juga ke samping. Pesanannya dan pesanan wanita itu hampir bersamaan jadinya, sehingga saat keluar mereka juga bersamaan keluarnya. Jef tersenyum dan menganggukan kepalanya.

“hai..... tinggal disini juga?” tanya wanita itu ramah

“oh iya....”

“di lantai berapa?”

“saya di lantai 3, bagian paling belakang....”

“oh.... saya di lantai 2..”

Mereka berjalan beriringan

“stay lama disini?”

“oh ngga....kebetulan partner aku lagi ke Papua, aku nunggu disini saja...” dia mulai merubah bahasa dirinya “ kalo Mas sendiri?”

“saya kebetulan udah lumayan lama disini...”

“oh begitu.... by teh way aku Liza...” dia dengan ramah meperkenalkan dirinya

“oh.... saya Jef...”

“nice to meet you, Jef....”

“sama-sama Mbak....”

“ini mau jalan?”

“iya.... mau ketemu klien....”

“bisnis di bidang apa, Jef?”

Mereka terhenti di depan pintu lobby

“saya sales untuk property....”

“oh yah...?”

“bisa dong cariin aku properti di Jakarta sini....”

Wajah ganteng dan tubuh yang atletis dari Jef memang suka membius wanita

“bisa Mbak.....”

“aku minta bisnis card nya dong....”

“wah... kebetulan ngga bawa.... tapi boleh save no saya... nanti saya forward ke Mbak apa yang kiran-kira Mbak minat...”

“jangan panggil Mbak dong.... kayaknya kita ngga beda jauh deh usianya....” protes Liza

Jef tertawa

“suka olahraga yah...?” tanya Jef

“suka merhatiin yah...?” balas Liza

Mereka tertawa

“join dong olahraganya... aku suka sendirian soalnya...” ajak Liza

“hmmm... boleh... suka ke fitness..?”

“suka sih, Cuma khan kalau sore atau malam suka penuh... aku jadinya lebih suka di taman saja olahraga ringan”

Badannya putih mulus, dan terlihat memang wanita ini suka menjaga kebugaran tubuhnya dengan berolahraga.

“ di lantai 3 aja...”

“ Emang ada?” Liza terheran

“ada sih.... Cuma ngga sebesar yang dibawah... tapi sepi lah...”

“ih... mau dong....”

Jef tersenyum

“nanti sore atau malam jika Mbak mau yah....”

“kok mbak lagi sih?”

Jef tertawa

“iya maaf.....”

Mereka lalu bertukaran nomor ponsel

“silahkan Liza...” dia mempersilahkan wanita itu untuk masuk

“see you, Jef...” sambil masuk dia naik keatas melalui tangga disamping lift.

Begitu masuk ke kamarnya, dia lalu mengintip dari jendela kamarnya yang memang bisa melihat ke arah lobby, dia melihat Jef berjalan kedepan pintu gerbang, dan sebuah sedan BMW menghampirinya, lalu dengan cepat dia naik lewat pintu belakangnya

Hmmmmm, pikir Liza. Sales? Naik BMW mewah? Not makes any sense sebenarnya. Dari pertama dia melihat wajah ganteng pria itu memang dia sudah penasaran, makanya saat bertemu tadi di minimarket dia langsung inisiatif menegurnya.

Liza lalu bertanya saat ada housekeping service yang masuk merapihkan kamarnya.

“mbak, emang ada tempat fitness di lantai 3?”

“lantai 3?” tanya pelayan wanita itu

“iya....”

“kayaknya ngga ada deh...” Cuma di lantai dasar aja yang dekat parkiran bawah....”

“oh gitu....”

Bohong dong orang itu, pikir Liza

“katanya sih sepi, ngga ada yang fitnes disitu...”

“lantai 3 kamar semua sama ruang laundry, Bu....”

Liza terdiam sesaat

“kalau yang suka naik BMW, orangnya ganteng, tinggi....”

“Waduh.... yang mana yah.....”

“tadi dia bilang sih di lantai 3 dia tinggalnya dan ada fitnessnya....”

“ngga kenal saya Bu....”

Liza bingung sekarang

“permisi Bu....”

“oke, makasih....”

Liza dibuat penasaran dengan sosok Jef ini. Dia lalu mengecek nomor yang dikasih oleh Jef tadi, dan tidak ada gambar display yang muncul di whatsapp dia, maupun di wikipedianya dia. Liza benar-benar penasaran. Rasanya tidak mungkin pria seganteng dan semodis dia bohong, tapi tadi kata si Mbak ngga ada.

Dia lalu turun kebawah lagi, dia ingat tadi ada satpam yang melihat mereka berdua ngobrol.

“pak...nanya dong...”

“oh iya Bu...”

“yang tadi ngobrol sama saya siapa yah namanya...”

“waduh....ngga tau nama beliau siapa... “

“tapi bapak kenal dia khan?”

“kenal Bu.... Cuma nama beliau kita ngga tahu... kita manggilnya bapak atau boss saja ke beliau...”

Liza merasa agak aneh

“dia tinggal disini khan?”

“iya Bu... di lantai 4...”

“oh ada lantai 4 juga?”

“ada Bu...beliau sendirian tinggal disitu...”

“kok bisa?”

Pantas house keeping tadi ngga kenal dia

“iya, aksesnya memang terpisah Bu... yang kerja dengan beliau juga bukan dari griya... beda orangnya...”

“dia sales yah katanya....”

“kurang tau Bu.... ada yang bilang sih dia yang punya tempat ini.... “

“oh.....”

Liza merasa agak aneh

“tapi dia sendiri? Atau ama keluarganya...”

“dia sendiri Bu...kayaknya masih belum nikah.....”

“ada fitnes diatas?”

“belum pernah lihat Bu, Cuma kata yang pernah keatas sih semuanya ada diatas.... kolam renang, fitnes ama bioskop mini juga ada...”

Pantas kata Liza dalam hatinya. Ganteng, berduit, dan sangat tempting banget untuk dicoba. Pikiran nakal Liza bermain di kepalanya, maklum partnernya dia sedang jauh di Papua untuk kepentingan bisnis, dan sudah seminggu dia disini sendirian, dan melihat pria seganteng itu membuatnya merasa jadi ingin nakal.

Sore hari nya

Hi Jef, how’s your day? Liza

Lama banget baru dibalas

Hai Liza, semuanya baik dan lancar, gimana kabarnya?

Baik juga. Syukur alhamdulillah deh kalo begitu. Nanti jadi mau ajak aku fitness?

Boleh, jam 7an mungkin sudah disana

Oke, ditunggu

Liza benar benar excited dengan pertemuan sore atau malam nanti

Jam 7.30 malam ponsel Liza berbunyi

Maaf, baru selesai. Kalau masih minat mau fitnes boleh aku tunggu

Mau dong, kan dari tadi nunggu. Soalnya dibawah rame sekali

Ok, saya tunggu di dekat pos belakang yah

Ok, nanti ada tempat ganti kan?

Ada dong, kamar mandi dan kamar gantinya juga lengkap

Liza tersenyum mendengarnya. Dia lalu membawa tas kecil yang berisi baju gantinya dan perlangkapan mandinya, lalu turun kebawah lewat tangga, dan berjalan ke belakang, dan kemudian dia wa ke Jef bahwa dia sudah on the way ke pintu belakang.

Jef kemudian muncul lewat pintu belakang, tersenyum ke arah Liza dan kemudian mengajak Liza naik, dengan menempelkan kartu di scanning liftnya, segera naik ke atas.

“sudah makan malam?’

“ngga makan malam aku...”

“oh...”

Liza terkagum melihat lantai 4 milik Jef ini

“keren banget...”

“no.... pasti rumah Liza jauh lebih keren....” ujar Jef merendah

Liza sebenarnya pacaran atau tepatnya jadi sugarbabe nya Lukas, yang dia sebut partnernya dia yang sedang ke Papua untuk urusan bisnis. Dia sendiri memiliki toko emas di Semarang, hasil pemberian sugardadynya Lukas. Meski punya rumah yang luamyan bagus di Semarang, namun melihat kemewahan di penthousenya ini dia lumayan kagum juga.

Mereka lalu masuk ke tempat fitnes yang terletak disebelah kiri bangunan, langsung menghadap ke taman outddor dan kolam renang.

“sendirian kamu?”

“iya.....”

“oh.... ngga niat cari teman?”

“ini malam ini ada teman aku....”

Liza tertawa mendengarnya

“kalau mau ganti di kamar aja.... soalnya itu hanya buat powder room...”

“kamar kamu?”

“bukan...buat tamu....”

“emang ada tamu?”

“ngga pernah malah....”

Liza masuk kedalam kamar, mengganti bajunya dengan baju fitness, lalu dia keluar ke ruang fitnes lagi. Disana Jef suka menunggu dengan melakukan pemanasan di sepeda statis.

Penampilan wanita ini memang seksi sekali malam ini, dia tersenyum melihat Jef, dan mulai melakukan pemanasan dan memulai dengan treadmil terlebih dahulu. Jef sempat membantunya untuk menyetel laju dan kecepatan mesin treadmilnya



Sambil sesekali bercanda, mereka berolahraga bersama dan sesekali diselingi dengan melap keringat dan minum sejenak, juga saling membantu menggunakan alat-alat fitness, sehingga tidak terasa hampir satu jam mereka berolahraga bersama.

“pembantu kamu?”

“yang kerja pagi biasanya datang....”

“itu buat beres-beres?”

“iya, laundry, kadang masak....”

“Oh....”

Lalu dia sambil menyeka keringatnya yang membasahi kulit mulusnya, tatapan mata mereka sesekali beradu. Liza kali ini benar-benar dibuat mabuk kepayang dan penasaran dengan Jef, celana pendek dan kaos ketatnya seakan tidak mampu meneymbunyikan ototnya yang terbentuk bagus, dan tonjolan di celana pendek itu benar-benar membuat dia yang sudah seminggu belum tersentuh menjadi memerah mukanya, dan badannya jadi agak hangat.

“Mau mandi?”

“iya.....”

“bawa handuk?”

“ada sih...handuk kecil...”

“aku ada handuk.... aman kok... higenis...”

Liza tertawa mendengarnya

“oke boleh..”

Liza masuk ke kamar tamu, dia membawa perlengkapan mandinya semua dan menerima handuk dari Jef. Sebaliknya Jef lalu masuk ke kamar tidurnya untuk mandi di kamarnya sendiri. Sekitar 15 menit kemudian Jef keluar, dan dia belum melihat Liza keluar dari kamarnya. Wanita mungkin mandinya agak lama.

“Jef... ada kantong plastik ?” suara Liza dari balik pintu kamar

“ada...buat baju kotor...”

“ Iya..... “

Jef lalu menagmbil kantong plastik, mengetok pintunya....

“masuklah.... “ ujar Liza

Jef masuk dan menyodorkan kantong kresek ke Liza.

Melihat Liza hanya dibalut handuk sambil memeunggungi dirinya dan melihat baju kotor dan memasukannya ke dalam kantor kresek, dan kemudian memasukan kedalam tas fitnesnya.



Kini Liza menatap Jef dengan tatapan penuh arti, tatapan seperti mengundang Jef untuk mendekat lebih lagi. Hanya handuk yang membelit tubuhnya, dan tidak ada tali beha yang terlihat di bahu mulusnya, dan tatapan itu seperti mengajak Jef untuk mendekat, semakin dekat dan mendekat.

Mata Jef kini menatap mata Liza, senyuman itu masih tersungging, senyuman mengundang, dan kini wajah mereka hanya berjarak 10 cm saja, wajah liza kini menengadah menatap wajah Jef, tangan Jef kini melingkar di pinggang Liza, kulit mulus, wajah cantik dan bibir menggoda itu menarik Jef untuk menyentuhnya.

Liza kini tersenyum melihat Jef, badanya sangat dekat dan kini dalam pelukan Jef, samar dia bisa mencium parfum wangi khas pria dari tubuh pria maskulin ini, dan laki-laki itu mendekatinya, tangannya masuk diantara kedua lengan Liza, lalu merangkul pinggangnya dan menariknya kedalam pelukannya.

Wajahnya dengan tenang dan dingin menatap Liza, wanita itu seakan terhipnotis dan terdiam saat wajah ganteng penuh pesona lalu menunduk dan mencium bibirnya. Liza pasrah saat bibirnya disentuh, lalu sesaat kemudian dia membuka bibirnya menyambut ciuman dahsyat dari Jef, kini tangannya melingkar naik dari punggung hingga ke belakang kepala Jef, lalu membalas pagutan dengan penuh penghayatan.

Saat bibirnya lepas, Liza lalu membuka kaos Jef, dia kemudian mencium leher dan dada Jef, dia terbius dengan harumnya parfum lembut pria yang menempel di badannya Jef, dan kokohnya dada itu, otot yang keras dan atletis yang dari tadi saat fitnes bersama suka diperhatikannya, membuat Liza semakin bergairah.

Bibirnya dan lidahnya turun ke puting dada Jef, tangannya meremas punggung yang keras, dan kembali bibirnya menjemput dan berpagutan dengan bibir Jef, berciuman penuh gairah, sampai bunyi tautan bibir dan lidah mereka berkecipak.

Tangan Jef kini merayap ke bagian pantat Liza, dengan sekali tarik handuk yang mebelitnya jatuh ke lantai. Kini hanya celana dalam yang transparan yang dipakai oleh Liza, putingnya yang berwarna pink terpampang terbuka, begitu juga pangkal pahanya yang ditumbuhi bulu halus yang tipis yang rajin dicukur, menerawang lewat celana dalam sexy yang juga transparan itu.

Bibir mereka kembali bertautan, tangan Liza melingkar di leher Jef, wanita ini sangat menikmati berciuman dengan saling mendorong lidah dan masuk ke rongga mulutnya, bertukar ludah dengan penuh nafsu, sambil berdekapan dengan erat dan meremas punggung kekar Jef.

Liza seketika serasa terbang saat mulut pria ganteng itu mendarat di pucuk buah dadanya, darahnya kini alirannya bergerak lebih cepat, lumatan dan isapan bibir serta disertai lidah Jef membuat dia semakin tidak karuan, tangannya memeluk kepala Jef agar ditekan ke dadanya, sedangkan Jef bagaikan bayi gede yang sedang kehausan mengisap buah dada yang kenyal dan indah itu kiri kanan bergantian.

Buah dada yang berukuran 34 itu benar-benar keras dan sangat enak untuk dilumat, putingnya juga masih termasuk mungil sehingga membuat lidah Jef sangat menyukai bermain di daerah itu, aerolanya masih kecil emnandakan bahwa puting itu belum pernah dihisap mulut bayi.

Liza semakin terdorong ke puncak birahinya, adrenalinnya benar-benar terpacu kencang, saat pria ganteng misterius dengan badan tegap atletis dan wangi ini memainkan lidahnya di dadanya, cumbuan dan lidahnya yang bermain dengan ganas di puncak payudaranya, membuat erangan dan desisan Liza kini keluar tanpa terkendali, dia sudah lupa dengan rasa malu dan sungkannya lagi kini.

Dia lalu menarik kepala Jef untuk tegak, dan mendorongnya ke tempat tidur. Kini Liza meraih celana pendek sporty Jef, membukanya dan menurunkan celana dalamnya yang menjadi penutup terakhir pria itu.

Batang kemaluan yang besar dan berurat itu keluar dari sarangnya, mencuat dengan gagahnya, seakan menyapa Liza agar menjamahnya segera. Liza terpukau melihat betapa seksinya pria ini. Dengan badan yang berotot, perutnya rata dan terlihat perutnya terbentuk dengan baik, pahanya juga kekar, dan batang kemaluannya kekar berdiri, bersih dan menantang untuk dijamah, dengan bulu yang teratur rapih, sehingga batangnya terlihat indah mengangguk angguk meminta gapaian tangan halusnya untuk kesana.

Liza dengan lembut membelai batang kemaluan yang tegang itu, dia mengocok sambil memandang ke arah Jef yang menatapnya sayu. Lalu Liza mebuka mulutnya, batang kemaluan itu lalu masuk ke mulutnya Liza. Dia seketika lupa dengan partnernya di Papua, dia lupa dengan segalanya, yang dia inginkan ialah melumat batang kemaluan seksi ini.

Wanita itu mengeluarkan kemampuan terbaiknya, dia menjilat batang yang gagah itu, mengulumnya dengan memainkan lidahnya di kepala topi bajanya yang kini basah kena ludahnya, lalu mengulum dengan memasukannya hingga mencapai batas mulutnya menelan. Lidahnya dengan lincahnya bermain di sekeliling batang coklat yang kini menggeliat dan menegang, dan sapuan lidahnya juga kini turun ke bijinya, hingga bagian bawah antara biji dengan lubang mataharinya, membuat Jef terpejam dan terdongak wajahnya, sambil mengelus rambut Liza dan sesekali meremas pundaknya.

Menyaksikan wajah penuh kenikmatan dari laki-laki ganteng ini, Liza semakin bersemangat mengemut batang tegang ini, bibirnya dan lidah nya bermain semakin lincah, sementara tanganya yang kiri ikut mengelus batangnya dan memegangnya dengan lembut , dan yang kanan bertumpu di kasur untuk menjaga keseimbangannya yang asyik menikmati kuluman di batang itu.

Jef lalu menarik bahu Liza, wanita itu bangkit, sambil melempar senyumannya ke Jef, dan Liza sambil menatap Jef dengan pandangan penuh birahi, dia lalu mencopot celana dalamnya yang tersisa di tubuhnya.

Bulu-bulu halus yang tertata rapi tipis diatas pangkal pahanya, membuat pemandangan itu terlihat indah, dengan perut rata dan buah dadanya yang terlihat besar dibanding tubuh rampingnya, badan mulus dan putih milik Liza memang menarik dan mambuat pria manapun pasti tertarik apalagi dengan kondisi telanjang bulat seperti ini.

Jef lalu membenamkan bibirnya dan lidahnya dibelahan vagina yang indah itu, terlihat sekali jika wanita ini snagat menjaga keindahan segitiga hitamnya itu. Bau wangi dan seger keluar dari dalam belahannya, dan itu membuat Jef semakin bersemangat menjilati bibir vagina itu, dan juga masuk ke dalam hingga terjulur ke dalam kelentitnya yang terlihat menegang akibat rangsangan dari Jef.

Liza mendorong Jef agar telentang di kasur, dia mencium bibir Jef dengan penuh nafsu, sementara tangan Jef meremas buah dada indah yang keras dan belum pernah diemut mulut bayi itu, dan tangan Liza lalu menggapai batang kemaluan yang sudah keras, menggosok gosokan ke bibir luarnya yang sudah basah dan terbuka, lalu dia menurunkan badannya sambil menutup matanya menikmati masuknya batang keras itu membela vaginanya, dan kemudian dijepit oleh dinding vaginanya yang basah.

Liza sedikit berteriak lirih saat batang itu masuk, matanya terpejam menikmati penuhnya batang itu dalam vaginanya, dia mendiamkan sejenak, lalu tangannya bertumpu di dada Jef, dia menarik tangan kiri Jef untuk meremas buah dadanya yang sebelah kiri.

Memandang pria keren yang telanjang berbaring diranjang, badannya yang bersih dan atletis, pandangannya yang sayu, membuat nafsu birahi Liza benar-benar terpacu, dia menjadi binal melihat wajah ganteng dibawah tubuhnya, yang batang kemaluannya kini masuk terjepit diantara vaginanya.

Kini pinggulnya Liza bergerak seiring desakan di vaginanya untuk memacu dan menjepit batang keras Jef, dia mulai menggoyang maju dan mundur secara pelan iramanya, sambil menikmati remasan di buah dadanya, tangannya bertumpu di badan Jef, dan dia bisa dengan jelas merasakan batang keras itu seakan mengorek ngorek isi vaginanya yang kini semakin banjir dan basah, dinding vaginanya kini benar-benar mencairkan begitu banyak cairan, yang diimbangin dengan goyangan dan jepitannya ke batang kontol Jef

Pinggul yang beradu, serta dominannya Liza diatas, menimbulkan irama bercinta yang sungguh membawa kenikmatan tersendiri, bercinta dengan pria yang keren dan punya badan menarik, membuat Liza merasa bahwa kenikmatan yang dia rasakan ini kini semakin cepat dan membuatnya tidak mampu berlama lama menahan derasnya arus kenikmatan, ditambah lagi dengan posisinya yang diatas sehingga titik nikmat yang harusnya bisa dikontrolnya, malah menuntunnya untuk semakin mendekat.

Dan goyangan Liza semakin liar dan tidak terkendali, dia semakin cepat menggoyangkannya, dan itu lalu membuat dia seperti lupa diri dan kemudian dia berteriak dengan kencang

Menggeram dengan keras, tangannya seperti meremas dada Jef, pinggulnya berhenti bergoyang, vaginanya menjepit erat dan juga pahanya menekan pinggang Jef dengan kencangnya, dan dia lalu berteriak kecil...... orgasmenya yang sungguh dahsyat akhirnya dicapainya...

Badannya lalu segera tumbang di pelukan Jef , diraihnya wajah Jef dan bibirnya dengan ganas mencium dan melumat bibir Jef, badai orgasme dahsyat yang jarang dia temui, malam ini dia dapati dengan pria yang baru dia lihat dan temui pagi ini.

“maaf....aku ngga kuat, makanya duluan....” ujarnya pelan dan malu

Jef hanya tersenyum, dia seperti menikmati orgasme pertama wanita itu dan dia sangat menikmati liarnya wanita itu dalam bercinta dan terutama saat orgasme.

Liza bangkit mengambil handuk, dia lalu masuk ke kamar mandi membasuh vaginanya, melapnya kembali dengan handuk, lalu kembali ke kamar, kini dia siap kembali.

“ mau aku dibawah? Atau mau posisi yang gimana....?” tanya Liza

“boleh......” ucap Jef

Liza lalu berbaring pasrah dibawah, menunggu Jef naik. Namun bukannya naik, Jef malah mulai menjilat lagi vaginanya dengan memainkan lidah dan bibirnya. Mendapat serangan seperti itu kembali lagi Liza dibuat naik birahinya. Sentuhan lidah dan bibir Jef di titiklemahnya membuat dia mendesah keenakan.

Banjir kembali mulai melanda vaginanya, dan lidah itu tepat sekali bermain di itilnya yang sangat sensistif dengan sentuhan lembut sebuah lidah, dan pantat Liza kini bergerak tidak tentu, dia sakan lupa dia dimana sekarang, yang dia ingat hanyala kenikmatan yang luarbiasa diberikan pria mesterius ini, lidahnya dan bibirnya bergantian menyapa vaginanya, dan remasan tangannya di kedua buah dadanya, membuat dia suilit untuk menahan lagi orgasmenya yang kedua.

Terlalu enak dan nikmat jilatan itu, dan dia dibuat tidak berkutik selain menikmati indahnya jilatan itu, hingga akhirnya

“sayang....aku keluar lagi.......oooouuuuhh.....ahhhhhhh.....” teriak Liza sambil tangannya menekan kepala Jef agar terdiam sejenak, rasa ngilu dan nikmatnya bercampur menjadi satu, membuat badannya serasa lunglai, nafasnya jadi tersengal dan sambil menggit bagian bawah bibirnya, dia meremas lembut kepala Jeff.

“enak banget lidahnya.....” ujarnya, sambil menarik kepala Jef dan melumat bibirnya dengan penuh nafsu. Dia sangat gemas dan menyukai gaya bercinta pria ini.

Liza lalu memposisikan diri sambil membuka lebar pahanya

“masukin sayang......” bisiknya pasrah

Jeff bangkit dan naik ke tubuh Liza, melihat tubuh mulus sempurna yang terbaring didepannya, wajah yang cantik menggoda, buah dada indah terbentang dan perutnya yang mulus tanpa cacat, serta lubang vaginanya yang merah belahannya juga terlihat indah dari atas, membuat batangnya kini kembali tegang sempurna.

Dia lalu menggosokkan batangnya di seputar bibir kemaluan Liza , wanita itu sedikit mengejang saat kepala kontolnya menyentuh bibir vaginanya, dan kemudian dengan diiringi rintihan penuh kenikmatan, batang kemaluan Jef masuk menyusur kedalam vaginanya yang sudah basah dan wajah Liza terdongak seketika saat batang itu masuk.

Sambil memegang dan meremas pantatnya Jef yang naik turun, Liza menggoyang pinggulnya, serta memainkan rem cakram dalam vaginanya untuk meremas batang kemaluan berotot yang keluar masuk di vaginanya itu, dia sedikit memutarkan pantatnya seiring dengan tusukan kontol Jef di lubang kenikmatannya.

Irama dan perpaduan gerakan mereka berdua dalam beradu kenikmatan itu membuat mereka saling berkonsentrasi untuk bisa mencapai puncaknya, sodokan dari dari atas diimbangin dengan perlawanan dan goyangan yang ganas juga, dia yang baru saja menumpahkan tetesan orgasmenya, kini kembali dibuai gairah.

Ciuman bibir, remasan lembut dibuah dadanya, membuat dia mengerang kenikmatan, posisi man on top ini membuat dia bersemangat untuk menggoyangnkan pinggulnya, menyambut sodokan dari belakang, apalagi saat bibirnya dilumat dengan ganasnya, dengan sedikit gaya yang kasar bergairah, membuat dia semakin menggila, birahinya kini kembali bergelora.

Tangan Jef kini meremas buah dadanya Liza, jepitan jarinya diputing dan remasannya yang sedikit gemes dan kadang lembut, membuat wanita kembali seperti dihempas gelombang kenikmatan, sambil menahan sodokan liar di vaginanya, buah dadanya yang sangat sensitif itu disentuh, diremas dan dipilin putingnya, membuatnya kalang kabut.

Ingin rasanya menahan agar sodokan itu berhenti sejenak, namun malah semakin konstan dan tetap

Dia terengah engah, baru kali ini dia bertemu dengan lawan setangguh ini, ditambah dengan membaranya gairah setelah melihat betapa gagahnya Jef, membuat dia lebih bergairah lagi dan harus mengakui kekalahannya kali ini.

Kondisi vagina yang licin memudahkan batang kemaluan Jef untuk masuk, dengan cepat dan dan teratur dia menggoyang dan memompa keluar masuk kontolnya yang kini sangat tegang. Tangannya bertumpu di tempat tidur dengan sikunya, dadanya menempel erat ke dada Liza yang lembut dan teras menekan dadanya.

Tangan Liza melingkar memeluk pundak belakangnya, pahanya terbuka lebar dan matanya terpejam menahan sodokan keras dari kontol Jef. Kadang dia mencium pipi dan bibirnya Jef dengan penuh nafsu, memberi semangat untuk menuntaskan pertarungan malam ini.

“honey..... buang dimana..? “deru nafas Jef membara di kupingnya

“inside, please darling....”

“didalam?”

“iya....”

“are you Ok...”

“iya,,,safe honey.....”

Dan akhirnya Jef berteriak dengan keras, giginya gemertak dan pelukannya erat memeluk Liza, batang kemaluannya kemudian menyemprotkam caitan kenikmatan yang semua ditumpahkan ke vaginanya Liza yang basah dan sudah becek sebelumnya.

Liza merasa sangat bahagia dan senang, lega melihat Jef akhirnya bisa mencapai puncak kenikmatan, begitu kontolnya dicabut, tanpa jeda langsung Liza bangun dan melumat bibir Jef, dengan sangat ganas dia melumat bibir pria seksi itu.

Jef lalu membelai rambut Liza, yang tersenyum manis kearahnya.

“Enak Honey?” tanya Liza.

Jef hanya tersenyum tipis tanpa menjwab.

Liza lalu bangun kembali melap vaginanya yang basah karena banyaknya cairan, lalu kini tanpa malu lagi dia membaringkan badannya disamping Jef. Memeluk Jef tanpa sungkan lagi, lalu mencium bibirnya dengan mesra.

“makasih yah.... nikmat banget...” ujarnya sedikit malu.

Jef hanya tersenyum seperti biasa.

Setelah agak reda nafasnya, Jef lalu bangun hendak ke kamar mandi.

“ada handuk lain?” tanyanya Liza

“oh...ada yang baru, nanti aku ambil ”

Jef lalu ke kamar sebelah, mengambil handuk baru dan menyerahkan ke Liza, karena handuk tadi sudah basah bekas mandi.

Liza menerimanya dan langsung masuk ke kamar mandi, membersihkan dirinya, lalu tidak lama keluar dari kamar mandi, lalu dia berbaring kembali disamping Jef, yang sduah memakai celana dalamnya karena tadi keluar ke kamar sebelah.

“tadi ngga apa-apa aku buang di dalam?” tanya Jef

Liza tersipu malu mendengar itu

“aman kok, aku rajin dan rutin seterilin”

“oke...” jawab Jef sambil membelai pundak Liza

“aku tidur disini malam ini boleh ngga?’

Jef kaget

“ngga dicariin sama partner?”

Liza menggeleng.

“ngga lah.... besok pagi kamu ngantor aku turun....”

“oke....”

“ ART kamu ngga apa2 kan aku nginap disini?”

Jef tertawa mendengarnya

“apa urusan mereka? Mereka turut campur urusan pribadi aku, aku terminate mereka....” ujar Jef tenang dan kalem.

Liza tersenyum, dia lalu menyelipkan kepalanya ke dalam pelukan Jef. Sekian lama baru kali ini dia merasakan kembali one night stand, bercinta dengan pria yang baru di kenal pagi ini, dan malamnya dia harus takluk oleh pesona pria ganteng ini. Meski agak dingin dan jarang bicara, sosok ganteng ini memang ganas di tempat tidur.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd